HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE DENGAN MINAT MEMBELI Hubungan Antara Sikap Terhadap Merek Handphone dengan Minat Membeli.

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE DENGAN MINAT MEMBELI

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

DISUSUN OLEH:

DANI ARIBOWO F 100 060 192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012


(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE DENGAN MINAT MEMBELI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammaddiyah

Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam

Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

DISUSUN OLEH:

DANI ARIBOWO F 100 060 192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012


(3)

(4)

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE

DENGAN MINAT MEMBELI ABSTRAKSI

Dani Aribowo Mohammad Amir

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Minat membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan keseharian (keluarga), kebutuhan studi, pekerjaan, status ekonomi, status sosial, dan kebutuhan lainnya. Dalam hal ini adalah handphone berteknologi Android dengan merek Samsung yang mana sangat diminati oleh masyarakat dunia, dari tahun 2011-2012 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 17.2 % menjadi 43.4 %. Oleh karena itu setiap konsumen dalam memilih handphone

tidak terpaku pada satu merek (samsung android) namun di berbagai merek misalnya Nokia, Sony Ericcson, Blackberry dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Hubungan antara sikap terhadap merek handphone

dengan minat membeli. 2) Tingkat minat membeli seorang konsumen terhadap

handphone. 3) Tingkat sikap konsumen terhadap merek handphone. 4) Peran sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli. Rancangan dari penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah pengunjung Singosaren Plaza Surakarta sejumlah 100 orang untuk digunakan sebagai subyek penelitian.Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara quota non random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala psikologi yaitu skala sikap terhadap merek dan skala minat membeli, teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar = 0,421, p = 0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukan ada

korelasi positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap merek handphone

dengan minat membeli. Artinya semakin tinggi sikap terhadap merek handphone

maka semakin tinggi pula minat membeli pada subjek penelitian. Nilai koefisien determinan (Rsquare) sebesar 0,178 menunjukan bahwa sikap terhadap merek

handphone memberikan sumbangan terhadap minat membeli sebesar 17,8%. Sikap terhadap merek handphone pada subjek penelitian tergolong tinggi ditunjukan oleh mean empirik (ME) = 74,53 dan mean hipotetik (MH) = 60. minat membeli berada pada kategori tinggi, ditunjukkan oleh Mean Empirik (ME) = 97,61 dan mean hipotetik (MH) = 82,5


(6)

2 I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya kemajuan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat, salah satunya adalah handphone. Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, dewasa ini penggunaan handphone meningkat pesat.

Motif seseorang untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan, sangat bervariasi. Biasanya sulit untuk mengetahui motif yang sesungguhnya, ada berbagai motif membeli yang, kebanyakan motif pembelian berkisar antara mencari kekayaan dan pangkat. Minat membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan keseharian (keluarga), kebutuhan studi, pekerjaan, status ekonomi, status sosial, dan kebutuhan lainnya. Minat membeli pada konsumen merupakan alat motivasi seseorang untuk memiliki suatu barang yang diinginkan. Minat dan perilaku konsumen penting bagi perusahaan karena hal itu menunjukkan program pemasaran perusahaan. (Ferrinadewi. 2008)

Berbagai macam promosi dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi secara menguntungkan pikiran maupun perasaan publik supaya mendapatkan tanggapan yang baik pula dari konsumen, sehingga konsumen akan mempunyai penilaian atau minat untuk membeli terhadap merek barang atau jasa. Apabila konsumen memiliki minat dan sikap positif terhadap produk tersebut, berarti konsumen mempunyai kesan yang baik pada produk tersebut. Sikap konsumen yang positif terhadap suatu produk akan mendorong konsumen untuk membeli produk


(7)

3 tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila konsumen mempunyai sikap dan minat negatif tehadap produk tersebut berarti konsumen mempunyai kesan yang jelek sehingga akan menurunkan minat untuk membeli produk tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia dari tahun 2001 sampai 2005 terus meningkat dari 5,1 – 11,8 juta orang. Dari data dibawah terlihat pada tahun 2001, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia telah berjumlah 6,3 juta. Pada tahun 2002, jumlah pengguna telepon seluler telah bertambah 5,1 juta orang yaitu mencapai 11,4 juta orang dan kemudian bertambah menjadi 19 juta orang di tahun 2003. Tahun 2004 jumlah penggunanya mencapai 29,8 juta orang dan tahun 2005 pengguna telepon seluler telah bertambah 11,8 juta orang yaitu mencapai 41,6 juta orang, serta diprediksi akan terus bertambah pada tahun-tahun yang akan datang, kondisi ini membuat para produsen telepon seluler harus selalu mengembangkan inovasi produk telepon selulernya, karena produk

telepon seluler harus dapat mengetahui selera konsumen dan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi ( Didik. 2006).

Table 1

Pengguna telepon seluler di Indonesia Tahun 2001-2005 Tahun Jumlah

(juta orang)

Pertumbuhan (juta orang)

2001 6,3 -

2002 11,4 5,1

2003 19 7,6

2004 29,8 10,8 2005 41,6 11,8

(Didik. 2006) Studi yang dilakukan pada tahun 2007 oleh lembaga penelitian ROA (Research On Asia) Group mengungkapkan perkembangan pasar ponsel Indonesia yang terus tumbuh pesat. Diprediksikan juga angka pertumbuhan tahun 2007 sampai 2010. Disebutkan, pengguna ponsel di Indonesia tercatat sebanyak 68 juta pada akhir tahun 2006 dan akan tumbuh menjadi 94,7 juta pada tahun 2007. Pada tahun 2010, angka pengguna ponsel di Indonesia pun diprediksikan mencapai angka 133 juta. Sekitar separuh dari seluruh populasi negeri ini yang diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, merupakan pengguna ponsel. Indonesia pun menempati peringkat ketiga pasar


(8)

4 ponsel terbesar di Asia setelah Cina dan India (Kristo F,Y. 2010).

Berdasarkan hasil studi tentang perilaku pengguna telepon seluler yang telah dilakukan lembaga riset AC NIELSEN di kota Jakarta pada tahun 2005, konsumen lebih memiliki teknologi, modal, kemudian penggunaan dan fitur-fitur (antara lain kamera/video, radio/mp3, games, kapasitas memori internal yang besar, layar warna,

polyponic ringtone, akses data, dll) sebagai faktor utama dalam menggunakan telepon seluler. Faktor penting lainnya adalah harga, ukuran handset, serta daya tahan dari telepon seluler. Para produsen telepon seluler harus lebih kreatif menciptakan fitur-fitur dan model yang baru karena semakin beragam merek telepon seluler dengan berbagai fitur-fitur yang ditawarkan kepada setiap merek dapat membuat pengguna telepon seluler berganti merek. Hal tersebut harus dilakukan agar konsumen tidak berpaling ke merek pesaing. Oleh karena itu, para prudusen telepon seluler harus menciptakan strategi agar dapat terus bersaing di pasar, salah satunya adalah dengan

membuat konsumen menjadi loyal (Didik. 2006).

Berdasarkan data perusahaan riset teknologi Gartner, prosentase penjualan smartphone Android mencapai 43.4 persen dibanding kuartal kedua tahun lalu. Menyusul setelahnya yakni perangkat OS Nokia, Symbian, dengan prosentase 22.1 persen. Sementara itu, Apple iOS yang dianggap sebagai pesaing Android justru menempati posisi ketiga dengan perolehan 18.2 persen. Di bawah Apple diantaranya Research in Motions dan OS yang dikembangkan Samsung Bada-a. Microsoft kembali merosot turun dari minggu lalu dengan prosentase 1.9 persen karena perangkat OS Windows Phone pada tahun lalu masih bertahan dengan prosentase 4.9 persen (Gartner, 2012).

Tabel 2

Worldwide Smartphone Sales to End Users

by Operating System in 2012 (Thousands of Units)

Opera ting System 2012 (Units ) Mar ket Sha re (%)

2011 Mar ket Sha re (%) Andro id (Sams 46,77 5.9

43.4 10,65 2.7


(9)

5 ung) Symbi an (Nokia ) 23,85 3.2

22.1 25,38 6.8

40.9

iOS 19,62 8.8

18.2 8,743 .0 14.1 RIM (BB) 12,62 5.3

11.7 11,62 8.8

18.7 Bada 2,055.

8

1.9 577.0 0.9 Micro

soft

1,723. 8

1.6 3,058 .8

4.9

Others 1,050. 6

1.1 2,010 .9

3.3 Total 107,7

40.4 100. 0 62,05 8.0 100. 0

Source: Gartner (August 2012)

Fenomena yang terjadi pada tahun 2011-2012 adalah bahwa minat beli handphone Samsung berteknologi Android sangat diminati oleh masyarakat dunia, dari tahun 2011-2012 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 17.2 % menjadi 43.4 %. Hal tersebut membuat handphone berteknologi android menduduki peringkat pertama di dunia. Harapan dari kenyataan diatas adalah minat beli konsumen terhadap handphone tidak hanya terpaku pada satu merek (samsung android) namun di berbagai merek misalnya Nokia, Sony Ericcson, Blackberry dan lain-lain. Dengan demikian dengan

meningkatnya minat beli konsomen terhadap merek handphone Android, hal ini menyebabkan merek-merek

handphone dari perusahaan lain menjadi menurun dalam segi penjualan.

Melihat kenyataan di atas maka penulis tertarik untuk melihat lebih jauh mengenai hal tersebut. Permasalahan ini akan dilihat dalam hubungan dengan minat membeli pada konsumen, sehingga rumusan masalah yang akan diteliti adalah “apakah ada hubungan antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli?. Dari rumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “hubungan antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli

LANDASAN TEORI A. Minat Membeli

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999) mengenai minat beli : minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang


(10)

6 hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.

Menurut Kotler dan Keller (2003), “customer buying decision – all

their experience in learning,

choosing, using, even disposing of a

product”. Yang

kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

Menurut Kotler dan Keller (2003) “the consumer may also form an intention to buy the most preffered

brand” yang berarti bahwa

konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah merek.

B. Sikap terhadap Merek

Sikap terhadap merek menurut Assael (dalam Suwito, 2007) adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak

mendukung (negatif) secara konsisten. Evaluasi konsumen terhadap merek tertentu ini di mulai dari sangat jelek sampai sangat bagus.

Sikap terhadap merek menurut Rossiter & Percy (dalam Ferrinadewi, 2008) merupakan evaluasi konsumen secara menyeluruh terhadap merek dan membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam keputusan dan perilakunya. Obyek yang dievaluasi oleh konsumen adalah pada persepsi konsumen akan kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Evaluasi yang menyeluruh ini akan menghasilkan pemikiran dan perasaan yang berbeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Perbedaan ini tak lepas dari fakta bahwa evaluasi terhadap merek ini diaktivasi oleh kesesuaian antara merek dengan konsep dirinya (self

congruity) dengan kepribadian


(11)

7 C. Dinamika Hubungan antara

Sikap Terhadap Merek

Handphone dengan Minat Membeli

Suatu produk handphone yang mempunyai nama merek, kemasan dan iklan yang menarik akan mempengaruhi perhatian (kognitif) dari konsumen. Adanya perhatian dari konsumen menimbulkan ketertarikan (afektif) dan rasa ingin tahu tentang produk handphone

tersebut tentang apa saja kelebihannya, berapa kapasitasnya fasilitas-fasilitas apa yang ditawarkan oleh handphone tersebut. Hal itu menimbulkan keinginan dari konsumen untuk memiliki

handphone tersebut (Minat).

Konsumen mempertimbangkan manfaat dari produk handphone

dengan harga yang ditawarkan produsen. Setelah yakin dan sesuai dengan kebutuhan, konsumen akan mengambil keputusan (Konasi) yang akan mempengaruhi minat membeli.

Stimulasi berupa sikap konsumen terhadap merek

handphone akan tinggi bila merek

handphone tersebut merupakan

merek handphone yang sedang

booming atau menjadi tren saat ini seperti Samsung Galaxy Series sehingga hal tersebut mempengaruhi minat membeli konsumen yang tinggi pula terhadap merek

handphone tersebut. Begitupula

sebaliknya sikap terhadap merek handphone itu rendah bila merek handphone tersebut merupakan merek handphone yang tidak terkenal seperti Motorola, Nexian, dan lain-lain sehingga hal tersebut membuat minat membeli konsumen menjadi rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peyrot dan Van Doren (dalam Ferriandewi, 2008), disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek dengan minat beli konsumen. Hal ini terjadi ketika konsumen merasa puas terhadap produk/jasa yang di terima dari suatu perusahaan penyedia barang/jasa tersebut maka sangat besar kemungkinan bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Bentler dan Spencer (dalam Ferriandewi, 2008) yaitu adanya perilaku masa lampau yang dapat


(12)

8 mempengaruhi minat secara langsung dan perilaku mengkonsumsi ulang pada waktu yang akan datang. Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Howard dan Seth (dalam Ferriandewi, 2008) memperlihatkan adanya variabel tanggapan (response variabel) yaitu keputusan untuk membeli, dimana konsumen yang puas akan melakukan konsumsi ulang pada waktu yang akan datang dan memberitahukan orang lain atas kinerja produk atau jasa yang dirasakannya.

D. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis yang dapat diajukan adalah “Ada hubungan positif antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli”. Artinya, semakin tinggi sikap terhadap merek

handphone maka akan semakin

tinggi pula minat membeli. Begitupula sebaliknya, semakin rendah sikap terhadap merek

handphone maka semakin rendah pula minat membeli.

II. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif

Identifikasi Variabel

.Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas : Sikap Terhadap Merek Handphone, dan

Variabel tergantung : Minat Membeli

Subjek Penelitian

Bentuk sampel ini adalah

quota sample. Sampel dalam

penelitian ini adalah pengunjung Singosaren Plaza Surakarta sejumlah 100 orang untuk digunakan sebagai subyek penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara quota non random sampling,

karena tidak semua anggota populasi mempunyai peluang atau kesempatan yang sama untuk dapat dipilih menjadi sampel penelitian.

Metode pengumpulan data

Menurut Hadi (2000) metode pengumpulan data adalah suatu cara


(13)

9 yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inventori.

Alat pengumpulam data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yaitu skala sikap terhadap merek dan skala minat membeli. Bentuk pernyataan bersifat tertutup, artinya subjek hanya memilih satu diantara beberapa alternatif jawaban yang disediakan yang sesuai dengan keadaan dirinya, yaitu dengan memberikan tanda silang. Penyusunan aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan menjadi aitem

favourable dan aitem unfavourable

dibuat dalam empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)

Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas skala sikap terhadap merek dan skala minat membeli dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari

Pearson (Hadi, 2000) dan dikoreksi kembali dengan menggunakan korelasi part whole.

Uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik analisis varians yang dikembangkan oleh Hoyt (Azwar, 2001).

Metode Analisis Data

Hadi (2000) mengemukakan bahwa metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis hasil penelitian untuk dijadikan dasar penarikan kesimpulan. Maka teknik analisis statistik yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson

III. ANALISIS DATA

Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 28 desember 2012 di Singosaren Plaza Surakarta. Subyek yang digunakan sebagai sampel penelitian berjumlah 100 orang. Dari 100 subyek yang telah dibagikan skala didapat data yang akan dihitung validitas dan reliabilitas.

Uji validitas skala sikap terhadap merek dari 30 aitem yang


(14)

10 diujikan terdapat 24 aitem yang valid dan 6 aitem yang gugur yaitu nomor 4, 12, 14, 16, 18, dan 19. Aitem yang valid mempunyai nilai corrected item-total correlation bergerak dari 0.207 sampai 0,469 dan koefisien reliabilitas alpha (a) = 0,802. Sedangkan Uji validitas skala minat membeli dari 40 aitem yang diujikan terdapat 33 aitem yang valid dan 7 aitem yang gugur yaitu nomor 2, 5, 8, 13, 22, 31, dan 37. Aitem yang valid mempunyai nilai corrected item-total correlation bergerak dari 0,254 sampai 0,575 dan koefisien reliabilitas alpha (a) = 0,865.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2012 sampai dengan 3 September 2012 di Singosaren Plaza Surakarta dengan jumlah sampel 100 orang. Dari 100 subyek yang dibagikan skala, di dapat berupa data yang akan digunakan untuk uji asumsi dan uji hipotesis. Hasilnya yaitu 1. Uji normalitas didapat variabel sikap terhadap merek handphone diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z) Sebesar 0,729; p = 0,663 (p>0,05) yang berarti sebarannya normal. Variabel minat membeli diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z) Sebesar 0,678; p = 0,747 (p>0,05) yang berarti sebarannya normal. 2. Uji Linieritas diperoleh nilai Fhitung =

0,824 < Ftabel = 3,682 dan

probabilitas = 0,692 > 0,05 yang berarti sikap terhadap merek

handphone dengan minat membeli mempunyai korelasi linier.

IV. PEMBAHASAN

Hasil perhitungan teknik analisis product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi korelasi (rxy) sebesar = 0,421, p =

0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukan ada korelasi positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli, dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa variabel sikap terhadap merek handphone dapat dijadikan sebagai prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur minat membeli. Semakin tinggi sikap terhadap merek handphone maka semakin tinggi pula minat membeli pada subjek penelitian. Sebaliknya semakin rendah sikap terhadap merek handphone maka semakin


(15)

11 rendah pula minat membeli pada subjek penelitian.

Hasil Penelitian ini sesuai pendapat yang dikemukakan Rossiter & Percy (dalam Ferrinadewi, 2008) sikap terhadap merek merupakan evaluasi konsumen secara menyeluruh terhadap merek dan membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam keputusan dan perilakunya. Obyek yang dievaluasi oleh konsumen adalah pada persepsi konsumen akan kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Evaluasi yang menyeluruh ini akan menghasilkan pemikiran dan perasaan yang berbeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Perbedaan ini tak lepas dari fakta bahwa evaluasi terhadap merek ini diaktivasi oleh kesesuaian antara merek dengan konsep dirinya (self

congruity) dengan kepribadian

mereknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Howard dan Seth (dalam Ferriandewi, 2008) pun menyatakan jika suatu merek mampu memberikan kepuasan, maka potensi merek dalam memenuhi alasan

keinginan membeli tersebut pasti akan meningkat, dengan demikian kemungkinan pembeli membeli merek tersebut juga akan meningkat. Pembelian yang berulang kali terhadap satu atau lebih merek dan merek tersebut memuaskan maka kemungkinan besar pembeli tersebut akan menunjukkan satu proses keputusan pembelian yang rutin, yang dalam tahap-tahap pembelian selanjutnya akan terstruktur dengan baik, sehingga mendorong percepatan proses pengambilan keputusan membeli.

Nilai koefisien determinan (Rsquare) sebesar 0,178 menunjukan

bahwa sikap terhadap merek

handphone memberikan sumbangan terhadap minat membeli sebesar 17,8%, sedangkan sisanya 82,2% disumbangkan oleh faktor lain misalnya faktor produk (harga dan kualitas), sosial , psikologis, ekonomi (trend terkini), dan budaya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui variabel sikap terhadap merek diperoleh mean empirik (ME) = 74,53 dan mean hipotetik (MH) = 60, menunjukan sikap terhadap merek handphone pada subjek


(16)

12 penelitian tergolong tinggi. Mean empirik pada variabel minat membeli yaitu ME = 97,61 dan mean hipotetik yaitu MH = 82,5 nilai menunjukkan minat membeli berada pada kategori tinggi. Kondisi sikap terhadap merek

handphone dan minat membeli yang tergolong tinggi dapat diinterpretasikan aspek-aspek yang terdapat pada sikap terhadap merek

handphone yaitu aspek kognitif (perhatian), afektif (perasaan) dan konatif (tindakan membeli) hampir sepenuhnya dimiliki subjek. Begitu pula aspek variabel minat membeli yang terdiri dari keinginan, ketertarikan, keyakinan, perhatian dan keputusan hampir sepenuhnya menjadi bagian dari karakter subjek penelitian.

V. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan, yaitu :

1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli. Hal ini ditunjukan dengan hasil korelasi product

moment diperoleh hasil 0,421, p = 0,000 (p<0,01)

2. Hasil kategori sikap terhadap merek handphone tergolong tinggi dengan nilai rerata empirik 74,53. 3. Hasil kategori minat membeli

kategori tergolong tinggi dengan rerata empirik 97,61.

4. Hasil analisis data diperoleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,178 sehingga sumbangan sikap terhadap merek handphone

terhadap minat membeli sebesar 17,8% yang berarti masih terdapat 82,2% variabel lain yang mempengaruhi.

Saran-saran

1. Bagi konsumen disarankan untuk mempertahankan minat membeli dengan memperhatikan kualitas barang seperti banyaknya fasilitas yang dimiliki setiap produk, hasil gambar yang dihasilkan bagus atau handphone dapat bertahan lama sehingga hasil produk yang berkualitas dapat diterima oleh konsumen.

2. Bagi pemilik toko disarankan untuk mempertahankan dalam


(17)

13 menjual barang yang berkualitas, dengan cara sebagai berikut : a. Pemilik toko memberikan

rasa perhatian dan kepedulian terhadap keluhan

konsumen yang

membutuhkan merek-merek tertentu.

b. Pemilik toko meningkatkan fasilitas-fasilitas yang memberi keyakinan pada konsumen bahwa hasil barang yang dijual adalah barang yang berkualitas

sehingga dapat

meningkatkan minat konsumen untuk membeli. c. Pemilik toko dalam

mengiklankan hasil produk secara menarik sehingga konsumen berminat untuk membeli handphone yang ditawarkan.

3. Bagi peneliti lain disarankan sebagai berikut :

a. Penelitian selanjutnya, khususnya dalam sifat terhadap merek handphone

lebih difokuskan pada suatu merek tertentu atau dapat juga dikembangkan melalui

perbandingan dari beberapa merek handphone.

b. Diharapkan menggunakan referensi dari buku terkait dengan teori-teori yang anda kaji bukan dari skripsi. c. Diharapkan dalam validitas

alat ukur menggunakan korelasi part whole yaitu 0,3. Karena angka tersebut adalah sangat sempurna untuk sebuah validitas alat ukur.

VI. Daftar Pustaka

Azwar. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha

Didik. 2006. Jumlah Pemakai Handphone di Indonesia Tahun

2001-2005 diperoleh dari

http://harianBerita.com, diakses pada tanggal 30 september 2011, jam 15.45 WIB.

Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan

Psikologi Konsumen.


(18)

14 Gartner. 2012. Penjualan Perangkat

Berbasis Android Meningkat di Kuartal Kedua 2012. diperoleh dari http://wowkeren.com diakses pada tanggal 28 Februari 2012, jam 19.45 WIB. Hadi, S. 2000. Metodologi Research. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.

Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J. 1999. Marketing for hospitality and tourism (2nd ed). Upper Saddle River, NJ : Prentice-Hall, Inc.

Kotler, P. & Keller, KL. 2003.

Marketing Management

Analysis, Planning,

Implementation and control. 8th ed. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall, Inc.

Kristo F,Y. 2010. Pengguna Ponsel

Indonesia Capai Separuh

Populas. diperoleh dari

http://detikinet.com, diakses pada tanggal 30 september 2011, jam 15.45 WIB.

Suwito, Alfiant. 2007. Pengaruh Sikap Terhadap Merek Dan

Sikap Tehadap Iklan Pada

Minat Membeli Konsumen.

Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Mahammadiyah Surakarta.


(1)

9 yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inventori.

Alat pengumpulam data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yaitu skala sikap terhadap merek dan skala minat membeli. Bentuk pernyataan bersifat tertutup, artinya subjek hanya memilih satu diantara beberapa alternatif jawaban yang disediakan yang sesuai dengan keadaan dirinya, yaitu dengan memberikan tanda silang. Penyusunan aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan menjadi aitem favourable dan aitem unfavourable dibuat dalam empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)

Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas skala sikap terhadap merek dan skala minat membeli dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari

Pearson (Hadi, 2000) dan dikoreksi kembali dengan menggunakan korelasi part whole.

Uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik analisis varians yang dikembangkan oleh Hoyt (Azwar, 2001).

Metode Analisis Data

Hadi (2000) mengemukakan bahwa metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis hasil penelitian untuk dijadikan dasar penarikan kesimpulan. Maka teknik analisis statistik yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson

III. ANALISIS DATA

Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 28 desember 2012 di Singosaren Plaza Surakarta. Subyek yang digunakan sebagai sampel penelitian berjumlah 100 orang. Dari 100 subyek yang telah dibagikan skala didapat data yang akan dihitung validitas dan reliabilitas.

Uji validitas skala sikap terhadap merek dari 30 aitem yang


(2)

10 diujikan terdapat 24 aitem yang valid dan 6 aitem yang gugur yaitu nomor 4, 12, 14, 16, 18, dan 19. Aitem yang valid mempunyai nilai corrected item-total correlation bergerak dari 0.207 sampai 0,469 dan koefisien reliabilitas alpha (a) = 0,802. Sedangkan Uji validitas skala minat membeli dari 40 aitem yang diujikan terdapat 33 aitem yang valid dan 7 aitem yang gugur yaitu nomor 2, 5, 8, 13, 22, 31, dan 37. Aitem yang valid mempunyai nilai corrected item-total correlation bergerak dari 0,254 sampai 0,575 dan koefisien reliabilitas alpha (a) = 0,865.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2012 sampai dengan 3 September 2012 di Singosaren Plaza Surakarta dengan jumlah sampel 100 orang. Dari 100 subyek yang dibagikan skala, di dapat berupa data yang akan digunakan untuk uji asumsi dan uji hipotesis. Hasilnya yaitu 1. Uji normalitas didapat variabel sikap terhadap merek handphone diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z) Sebesar 0,729; p = 0,663 (p>0,05) yang berarti sebarannya normal. Variabel minat membeli diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z) Sebesar 0,678; p = 0,747 (p>0,05) yang berarti sebarannya normal. 2. Uji Linieritas diperoleh nilai Fhitung =

0,824 < Ftabel = 3,682 dan

probabilitas = 0,692 > 0,05 yang berarti sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli mempunyai korelasi linier.

IV. PEMBAHASAN

Hasil perhitungan teknik analisis product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi korelasi (rxy) sebesar = 0,421, p =

0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukan ada korelasi positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli, dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa variabel sikap terhadap merek handphone dapat dijadikan sebagai prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur minat membeli. Semakin tinggi sikap terhadap merek handphone maka semakin tinggi pula minat membeli pada subjek penelitian. Sebaliknya semakin rendah sikap terhadap merek handphone maka semakin


(3)

11 rendah pula minat membeli pada subjek penelitian.

Hasil Penelitian ini sesuai pendapat yang dikemukakan Rossiter & Percy (dalam Ferrinadewi, 2008) sikap terhadap merek merupakan evaluasi konsumen secara menyeluruh terhadap merek dan membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam keputusan dan perilakunya. Obyek yang dievaluasi oleh konsumen adalah pada persepsi konsumen akan kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Evaluasi yang menyeluruh ini akan menghasilkan pemikiran dan perasaan yang berbeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Perbedaan ini tak lepas dari fakta bahwa evaluasi terhadap merek ini diaktivasi oleh kesesuaian antara merek dengan konsep dirinya (self congruity) dengan kepribadian mereknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Howard dan Seth (dalam Ferriandewi, 2008) pun menyatakan jika suatu merek mampu memberikan kepuasan, maka potensi merek dalam memenuhi alasan

keinginan membeli tersebut pasti akan meningkat, dengan demikian kemungkinan pembeli membeli merek tersebut juga akan meningkat. Pembelian yang berulang kali terhadap satu atau lebih merek dan merek tersebut memuaskan maka kemungkinan besar pembeli tersebut akan menunjukkan satu proses keputusan pembelian yang rutin, yang dalam tahap-tahap pembelian selanjutnya akan terstruktur dengan baik, sehingga mendorong percepatan proses pengambilan keputusan membeli.

Nilai koefisien determinan (Rsquare) sebesar 0,178 menunjukan

bahwa sikap terhadap merek handphone memberikan sumbangan terhadap minat membeli sebesar 17,8%, sedangkan sisanya 82,2% disumbangkan oleh faktor lain misalnya faktor produk (harga dan kualitas), sosial , psikologis, ekonomi (trend terkini), dan budaya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui variabel sikap terhadap merek diperoleh mean empirik (ME) = 74,53 dan mean hipotetik (MH) = 60, menunjukan sikap terhadap merek handphone pada subjek


(4)

12 penelitian tergolong tinggi. Mean empirik pada variabel minat membeli yaitu ME = 97,61 dan mean hipotetik yaitu MH = 82,5 nilai menunjukkan minat membeli berada pada kategori tinggi. Kondisi sikap terhadap merek handphone dan minat membeli yang tergolong tinggi dapat diinterpretasikan aspek-aspek yang terdapat pada sikap terhadap merek handphone yaitu aspek kognitif (perhatian), afektif (perasaan) dan konatif (tindakan membeli) hampir sepenuhnya dimiliki subjek. Begitu pula aspek variabel minat membeli yang terdiri dari keinginan, ketertarikan, keyakinan, perhatian dan keputusan hampir sepenuhnya menjadi bagian dari karakter subjek penelitian.

V. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan, yaitu :

1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli. Hal ini ditunjukan dengan hasil korelasi product

moment diperoleh hasil 0,421, p = 0,000 (p<0,01)

2. Hasil kategori sikap terhadap merek handphone tergolong tinggi dengan nilai rerata empirik 74,53. 3. Hasil kategori minat membeli

kategori tergolong tinggi dengan rerata empirik 97,61.

4. Hasil analisis data diperoleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,178 sehingga sumbangan sikap terhadap merek handphone terhadap minat membeli sebesar 17,8% yang berarti masih terdapat 82,2% variabel lain yang mempengaruhi.

Saran-saran

1. Bagi konsumen disarankan untuk mempertahankan minat membeli dengan memperhatikan kualitas barang seperti banyaknya fasilitas yang dimiliki setiap produk, hasil gambar yang dihasilkan bagus atau handphone dapat bertahan lama sehingga hasil produk yang berkualitas dapat diterima oleh konsumen.

2. Bagi pemilik toko disarankan untuk mempertahankan dalam


(5)

13 menjual barang yang berkualitas, dengan cara sebagai berikut : a. Pemilik toko memberikan

rasa perhatian dan kepedulian terhadap keluhan

konsumen yang

membutuhkan merek-merek tertentu.

b. Pemilik toko meningkatkan fasilitas-fasilitas yang memberi keyakinan pada konsumen bahwa hasil barang yang dijual adalah barang yang berkualitas

sehingga dapat

meningkatkan minat konsumen untuk membeli. c. Pemilik toko dalam

mengiklankan hasil produk secara menarik sehingga konsumen berminat untuk membeli handphone yang ditawarkan.

3. Bagi peneliti lain disarankan sebagai berikut :

a. Penelitian selanjutnya, khususnya dalam sifat terhadap merek handphone lebih difokuskan pada suatu merek tertentu atau dapat juga dikembangkan melalui

perbandingan dari beberapa merek handphone.

b. Diharapkan menggunakan

referensi dari buku terkait

dengan teori-teori yang anda

kaji bukan dari skripsi.

c. Diharapkan dalam validitas alat ukur menggunakan korelasi part whole yaitu 0,3. Karena angka tersebut adalah sangat sempurna untuk sebuah validitas alat ukur.

VI. Daftar Pustaka

Azwar. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha

Didik. 2006. Jumlah Pemakai Handphone di Indonesia Tahun 2001-2005 diperoleh dari http://harianBerita.com, diakses pada tanggal 30 september 2011, jam 15.45 WIB.

Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu


(6)

14 Gartner. 2012. Penjualan Perangkat

Berbasis Android Meningkat di Kuartal Kedua 2012. diperoleh dari http://wowkeren.com diakses pada tanggal 28 Februari 2012, jam 19.45 WIB.

Hadi, S. 2000. Metodologi Research. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.

Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J. 1999. Marketing for hospitality and tourism (2nd ed). Upper Saddle River, NJ : Prentice-Hall, Inc.

Kotler, P. & Keller, KL. 2003. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and control. 8th ed. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall, Inc.

Kristo F,Y. 2010. Pengguna Ponsel Indonesia Capai Separuh Populas. diperoleh dari http://detikinet.com, diakses pada tanggal 30 september 2011, jam 15.45 WIB.

Suwito, Alfiant. 2007. Pengaruh Sikap Terhadap Merek Dan

Sikap Tehadap Iklan Pada Minat Membeli Konsumen. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Mahammadiyah Surakarta.