PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT.

(1)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berlatarbelakang adanya pinjaman UP2K di PKK pada masyarakat yang berwirausaha menengah, PKK yang merupakan gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat dengan perempuan sebagai motor penggerakannya menuju terwujudnya keluarga yang sejahtera. Program tersebut bernama penguatan manajemen wirausaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai (1) Alur program penguatan manajemen wirausaha yang diselenggarakan oleh kader PKK, (2) Langkah-langkah pelatihan manajemen wirausaha (proses penguatan) yang diselenggarakan oleh kader PKK, (3) Hasil yang didapat oleh masyarakat setelah mengikuti program penguatan manajemen wirausaha. Landasan teori yang digunakan yaitu konsep pemberdayaan masyarakat, konsep pelatihan, konsep penguatan dan manajemen, konsep kewirausahaan, konsep pembelajaran dan konsep kader PKK. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi,dan triangulasi. Subjek peneliti terdiri atas Kader Khusus, TP PKK, dan Warga Belajar yang bertempat di PKK desa Malangbong. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu (1) Alur program penguatan manajemen wirausaha yang diselenggarakan oleh kader PKK dalam mmberdayakan masyarakat sudah baik dilihat dari, sudah sejalannya dengan perencaaan program yang baik yang telah mencapai beberapa acuan tentang pengukurannya (2) langkah-langkah pelatihan manajemen wirausaha (proses penguatan) yang diselenggarakan oleh kader PKK sudah dikatakan cukup baik dilihat dari sistematisnya kegiatan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian (3) Warga belajar mendapatkan ilmu pengetahuan tentang ekonomi dan sosial, adanya perubahan sikap seperti percaya diri, tanggung jawab dan kepemimpinan dan memiliki keterampilan pemecahan masalah, berfikir inovatif dan kreatif, dan membuat keputusan. Rekomendasi untuk (1) Kader Khusus agar menetapkan kualifikasi latar belakang pendidikan kader PKK yang sesuai dengan program penguatan manajemen wirausaha, (2) TP PKK lebih kreatif dalam kegiatan penguatan manajemen wirausaha, (3) Warga Belajar tetap pertahankan konsistensi mengikuti kegiatan penguatan manajemen wirausaha, tingkatkan capaian perubahan yang telah diperoleh dari program ini. (4) Peneliti lain, terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas.


(2)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research has a background because the loan UP2K in PKK occurring to the cadre medium, PKK who is a national movement that grew out of, by and for people through women as an activator towards the realization of a happy, prosperous, advanced and independent family. The starting point of the study is in strengthening entrepreneurship management by the PKK cadres in empowering the society. The purposes of this study are to obtain an overview of (1) A groove strengthening programs management entrepreneurial traits that held by pkk volunteers, (2) Steps training in management entrepreneurial (any process strengthening ) held by PKK volunteers, (3) Of the obtained by the residents study after participating in strengthening programs entrepreneurial management. The basis theory of this study is community empowerment concept, strengthening and management concept, entrepreneurship concept, and the pkk’s movement concept. The study uses qualitative descriptive method and the data collection techniques are through interview, observation, documentation studies, and triangulation. The subject included special cadres, TP PKK, and Citizen Learning which take place in a village of PKK Malangbong. The conclusions of the study are: strengthening the entrepreneurship management activities have been providing knowledge and skills, both hard skill and soft skill towards the society. Suggestions for (1) Special Cadres to appoint qualified educational background for cadre PKK according to the strengthening entrepreneurship management activities, (2) TP PKK more creatively in strengthening entrepreneurship management activities, (3) Citizens Learning still maintain consistency to participate in the strengthening entrepreneurship management, improve achievement that have been obtained from this activity. (4) Another researcher, keep improving science and extensive knowledge.


(3)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

hlm

ABSTRAK ……….. i

ABSTRACT……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ……...……… vi

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR BAGAN ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ………..… 1

B.Rumusan Masalah ………... 5

C.Tujuan Penelitian ………..… 6

D.Manfaat Penelitian ……… 6

E. Struktur Organisasi ……….. 6

BAB II LANDASAN TEORETIS A.Konsep Pemberdayaan Masyarakat ……….………...….. 8

1. Pengertian Pemberdayaan ……….…………...………… 8

2. Tujuan Pemberdayaan ………... 10

3. Pendekatan dan Strategi Pemberdayaan ………. 12

4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ………... 15

B. Konsep Pelatihan ………..… 15

1. Pengertian Pelatihan ……… 15

2. Tujuan Pelatihan ……….. 16

C.Konsep Penguatan dan Manajemen..………... 16

1. Konsep Penguatan ……… 17

2. Konsep Manajemen ………..… 18

D.Konsep Kewirausahaan ……… 28

1. Pengertian Kewirausahaan ………..……… 28

2. Ciri-ciri Wirausaha ………...…… 29

E. Konsep Pembelajaran ………...… 31

1. Pengertian belajar……….……… 31

2. Pendekatan Pembelajaran ……….… 32

3. Metode Pembelajaran ……… .. 32

F. Konsep Kader PKK ...……… 33

1. Pengertian PKK ………..……….... 33


(4)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Syarat Kader PKK ………...….… 36

4. Program Pokok PKK ……….………...…… 36

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ……….. 37

B.Metode dan Pendekatan Penelitian ……… .. 38

C.Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 40

D.Teknik Pengumpulan Data ……… 41

E. Analisis Data ………. 42

F. Triangulasi Penelitian ……… 43

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Penelitian ……….… 45

1. Profil PKK Desa Malangbong ………..… 46

2. Struktur Organisasi ………..….… 46

3. Latar Belakang ……….… 46

4. Waktu Penyelenggaraan ………...… 47

5. Identitas Informan ……….…… 47

B.Hasil Penelitian ……….….… 49

1. Alur Program Penguatan Manajemen Wirausaha……....………..….... 49

2. Langkah-langkah Pelatihan Manajemen Wirausaha (Proses Penguatan ) yang diselenggarakan oleh Kader PKK………...… 53

3. Hasil Program Penguatan Manajemen Wirausaha …….………..… 59

C.Pembahasan Analisis Data ……… 68

1. Alur Program Penguatan Manajemen Wirausaha……....………..…… 68

2. Langkah-langkah Pelatihan Manajemen Wirausaha (Proses Penguatan) yang diselenggarakan oleh Kader PKK………...… 73

3. Hasil Program Penguatan Manajemen Wirausaha …….………..… 79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan ……….. 84

B. Rekomendasi ………. 85 DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN


(5)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel hlm

4.1 Identitas dari Informan ……….. 47

4.2 Analisis Fakta dan Keadaan Program…..………... 50

4.3 Pemilihan Masalah……….. 41

4.4 Tujuan Program……….. 52

4.5 Evaluasi Proses dan Hasil Identifikasi ………... 52

4.6 Adanya Identifikasi Kebutuhan ………. 53

4.7 Cara Mengidentifikasi Kebutuhan .……….... 54

4.8 Tujuan Kegiatan ………... 55

4.9 Materi Kegiatan……….. 55

4.10 Sarana dan Prasarana Kegiatan….……….. 56

4.11 Pendekatan dan Strategi Pembelajaran ..……….… 57

4.12 Metode Pembelajaran ….……….... 57

4.13 Bahan Ajar………..……….... 58

4.14 Jenis Penilaian ………..………...… 58

4.15 Teknik penilaian……….. 59

4.16 Bentuk penilaian……….. 59

4.17 Pertambahan Pengetahuan Warga Belajar..………..……. 60

4.18 Pengetahuan dari Berbagai Segi Rumpun Ilmu ……… 60

4.19 Pemahaman………..……… 61

4.20 Aplikasi………..………..……….... 61

4.21 Respon warga belajar………..………. 62

4.22 Percaya Diri Warga Belajar………..……… 63

4.23 Bentuk Rasa Percaya Diri………..……….. 63

4.24 Tanggung Jawab ………..……….….. 64

4.25 Kepemimpinan………..………... 65

4.26 Bentuk Sikap Memecahkan Masalah………..………..….. 66

4.27 Berfikir Inovatif dan kreatif……….……… 67

4.28 Membuat keputusan ……… 67 vii


(6)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

No. Judul Bagan hlm


(7)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN No Judul Lampiran

1. Surat Keterangan Bebas Plagiat

2. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian

4. Surat Keterangan Penelitian dari Lembaga 5. Lembar Bimbingan Skripsi

6. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian a. Kisi-kisi Penelitian

b. Pedoman Wawancara c. Pedoman Observasi

d. Hasil Wawancara Informan

e. Rekapitulasi Hasil Wawancara Informan f. Rekapitulasi Hasil Wawancara Akhir g. Hasil Observasi

7. Dokumentasi


(8)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan yang terjadi di masyarakat sering dikaitkan dengan beberapa orang yang ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang diikuti dalam berbagai pembelajaran yang diadakan oleh lembaga-lembaga yang berada disekitarnya. Kegiatan-kegiatan yang sering dilaksanakan pada proses pemberdayaan yaitu masyarakat memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Tujuan dari pemberdayaan biasanya dapat memperkuat kekuasan masyarakat yang memiliki kondisi tidak mampu dalam ekonomi, keterampilan serta dalam hal pendidikan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Masyarakat tersebut yaitu masyarakat yang belum memiliki kekuatan yang lebih atau pengalaman yang lebih dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan.

Masyarakat Indonesia masih belum bisa terlepas dari klasifikasi lingkungan sekitar. Seperti karakteristik masyarkat kota yang cenderung gaya hidupnya lebih modernisasi, dan individualis karena kebutuhan untuk diri sendiri lebih diutamakan dibandingkan kebutuhan orang lain sedangkan berbeda pada umumnya masyarakat yang berada di desa dengan kehidupan yang masih kental dengan adat istiadat dan dalam berkehidupan sehari-hari selalu bersama-sama dan bergotong royong,

Menurut Undang-undang desa No. Tahun 2014 hlm.4 :

Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran dari masyarakat desa tersebut cenderung belum memiliki kebutuhan yang menjadi dominan. Karena pola pikir mereka masih sangat sederhana walaupun memiliki bebrapa kekayaan sumber daya alam disekitarnya (seperti lahan tanah berkebun, sawah-sawah, dll). Pendidikan yang seharusnya menjadi


(9)

2

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tolak ukur tingkat pengetahuan serta keterampilan masyarakat itu belum mempengaruhi secara keseluruhan masyarakat desa.

Keterbatasan akses dan mutu pendidikan dipedesaan menjadikan pendidikan merupakan hal yang tidak penting. Mereka berfikir dengan bisa membantu berladang akan terpenuhi kebutuhan hidupnya, karena di desa masih banyak menyediakan lahan yang cukup untuk bertani. Akan tetapi kondisi masyarakat desa sekarang dapat beralih menjadi wiraswasta atau wirausaha karena keuntungan pendapatannya menjadi dua kali lipat keuntungan dari pada mereka berladang. Seperti yang terjadi di lingkungan masyarakat desa Malangbong.

Tentunya dalam berwirausaha tersebut seorang wirausaha pun perlu keberanian dan kepribadian yang tinggi untuk meningkatkan pendapatannya tersebut. Wirausaha menurut Schumpeter (dalam Buchari, 2009) mengatakan dia orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang beriwirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Untuk mencapai itu semua diperlukan pendidikan yang harus dipupuk pada masyarakat tersebut, namun dari segi pendidikan masih belum begitu menjadi prioritas utama.

Pemahaman tentang pendidikan dikemukakan oleh Eitzen dan Maxine (dalam Marzuki, 2009, hlm.88) menyatakan bahwa di setiap masyarakat ada kekuatan terstruktur yang bekerja untuk mengadakan perubahan dan ada pula yang mengusahakan stabilitas. Keduanya diperlukan untuk kelangsungan masyarkat itu sendiri. Misi pendidikan adalah perubahan tingkah laku, perubahan nilai seseorang yang terjadi melalui pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap oleh para pendidik. Perubahan yang terjadi pada individu akan berdampak pada perubahan kelompok dan masyarakat secara keseluruhan.

Penyelenggara pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan daya pengetahuan bagi peserta didik sehingga pesera didik memiliki lebih banyak dalam kehidupannya, baik pilihan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya, pilihan bekerja untuk mengembangkan dirinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu


(10)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan bekal dasar kemampuan kesanggupan dan keterampilan kepada peserta didik agar mereka siap menghadapi berbagai kehidupan nyata.

Upaya-upaya tersebut bukan tidak berhasil sama sekali dalam meningkatkan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan dalam hidup, akan tetapi kehidupan yang memiliki ciri untuk berubah untuk menghadapi tantangan hidup. Pendidikan luar sekolah selalu memberikan pengetahuan dan pendidikan untuk peserta didiknya dalam pembelajaran yang bersifat menuntut kebutuhan dari peserta didik yaitu melalui beberapa program diantaranya pelatihan yang dimaksud yatu pendidikan kecakapan hidup, yang sudah dipaparkan sebelumnya yaitu meningkatkan relevansi pendidikan dengan kehidupan nyata.

Pada saat ini ada upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh salah satu aparat desa yaitu kader PKK desa Malangbong. Kader PKK ini membantu masyarakat menengah keatas dari segi pemahaman tentang berwirausaha. Sasaran dari kegiatan pemberdayaan ini yaitu bertempat di RW 02. Alasan yang menjadi dasar salah satu sasarannya yaitu wilayah RW 02 desa Malangbong Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut yaitu Kecamatan Malangbong merupakan daerah yang sebagian besar didominasi oleh pemukiman penduduk dan sebagian lagi merupakan kawasan perdaganagn, pertanian, dan pendidikan.

Penduduk di kecamatan Malangbong khususnya desa Malangbong RW 02 mayoritas adalah masyarakat dari kalangan menengah ke atas. Sehingga menyebabkan beberapa kecemburuan sosial dan kebanyakan penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang dan buruh. Pendidikan pun belum menjadi prioritas yang utama bagi masyarakat desa Malangbong ini, karena mereka lebih mementingkan kebutuhan ekonomi. Selain itu di desa Malangbong masih merasakan kegelisahan karena tingkat kriminalitasnya akhir tahun 2014 kemarin pun meningkat menjadi 60% dari sebelumnya yang hanya 45%.

Desa Malangbong pada tahun 2013 sebanyak 8.035 jiwa yang terdiri 4.712 laki- laki dan 3.990 jiwa perempuan. RW 02 desa Malangbong yang terletak di daerah Pasar Malangbong, hal tersebut tidak terlepas dari berbagai persoalan sosial yang terjadi. Mata Pencaharian warga RW 02 desa Malangbong yaitu sebagaian besar adalah orang yang berwirausaha menengah dan pedagang yang berada di dalam pasar dan tingkat pendidikan sebagian besar SMP/SMA. Latar


(11)

4

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belakang warga RW 02 tidak lain salah satu faktor penyebabnya yaitu rendahnya tingkat pendidikan, sehingga sulit untuk mencari atau mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat untuk menerima hal-hal yang baru, sehingga banyak masyarakat yang berada di desa Malangbong yang tetap bekerja dengan berpenghasilan yang tinggi tanpa pendidikan yang tinggi. Seperti halnya pada wirausaha yang berada di sekitar desa Malangbong yang memiliki beberapa penghasilan yang tinggi akan tetapi hanya cukup mengetahui untung-rugi saja pada tahap kewirausahaan. Ini pun mengakibatkan perekonomian di masyarakat desa Malangbong masih belum stabil dan merata.

PKK merupakan salah satu gerakan desa yang timbul dari, oleh dan untuk masyarakat. Berperan dalam pemberdayaan masyarakat disini kader PKK di desa Malangbong tidak hanya memberdayakan kepada satu orang keluarga saja karena diharapkan dapat memberdayakan seluruh keluarga tersebut. Sehingga program-program PKK diharapkan menjadi pengaruh bagi masyarakat desa Malangbong.

UPPK atau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga adalah program yang diperuntukan untuk membantu pemodalan dan penambahan keuangan untuk keluarga. Peminjaman dana tentunya memberikan bantuan kepada para kader PKK bertujuan untuk membantu penambahan pendapatan keluarga, akan tetapi kader PKK memberikan keringanan untuk memberikan pinjaman kepada mereka yang ingin dan sudah berwirausaha. Salah satu yang menjadi sasaran dari kader PKK ini yaitu orang yang berwirausaha dengan tempat tinggal di RW 02. Adanya program penguatan manajemen wirausaha ini yaitu program yang dihkususkan untuk mengatur keuangan UPPK. Adapun kegiatan program penguatan manajemen wirausaha tersebut yaitu kegiatan pemberian pelatihan-pelatihan pada masyarakat pengangguran diantaranya pelatihan memasak membuat aneka hidangan, pelatihan manajemen wirausaha, sehingga masyarkat tersebut memiliki kegiatan yang positif, hal tersebut dilihat dari aspek keterampilan, dan pengetahuan tentang berwirausaha.

Masyarakat desa Malangbong khususnya di RW 02 ini yang bermayoritas pedagang di pasar atau pedagang kaki lima, mereka memiliki sebuah keinginan


(12)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memajukan sebuah usahanya agar tidak terlalu monoton dan pendapatannya bertambah sehingga mereka dapat membantu perekonomian dari keluarganya. Mereka melakukan pinjaman dana kepada kader PKK yang dikordinir menjadi program penguatan manajemen wirausaha. Sehingga disini pada tahapan peminjaman tersebut dilakukannya kegiatan-kegiatan yang khusus kepada mereka, yaitu adanya pembelajaran mengenai penguatan dalam manajemen wirausaha.

Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan dan latar belakang masalah

tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Penguatan

Manajemen Wirausaha Oleh Kader PKK Dalam Memberdayakan Masyarakat”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, dan berdasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, maka sebelum merumuskan permasalahan peneliti melakukan identifikasi masalah diantaranya sebagai berikut:

1. Wilayah RW 02 desa Malangbong berada di daerah yang karakteristik lokasinya dekat dengan pusat bisnis dan pemerintahan membuat wilayah ini menjadi tempat ideal untuk berwirausaha.

2. Sekitar 39,8% mata pencaharian masyarakat Malangbong yaitu sebagai pedagang di pasar, belum sepenuhnya memiliki jiwa wirausaha, karena masih banyak ketakutan akan rugi dalam hal pendapatan.

3. Adanya keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan taraf hidup menjadi lebih baik dengan menjadi warga belajar pada program penguatan manajemen wirausaha

4. Dana pinjaman yang digulirkan oleh PKK kepada masyarakat berasal dari UPPK (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga)

Sehingga hasil identifikasi yang telah di uraikan diatas maka peneliti

merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Penguatan Manajemen Wirausaha Oleh

Kader PKK Dalam Memberdayakan Masyarakat?”. Berikut beberapa pertanyaan

penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana alur program penguatan manajemen wirausaha yang diselenggarakan oleh kader PKK?


(13)

6

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana langkah-langkah pelatihan manajemen wirausaha (Proses Penguatan) yang diselenggarakan oleh kader PKK?

3. Bagaimana hasil yang didapat oleh masyarakat setelah mengikuti program penguatan manajemen wirausaha?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai alur program penguatan manajemen wirausaha yang diselenggarakan oleh kader PKK.

2. Untuk mengetahui gambaran mengenai langkah-langkah pelatihan manajemen wirausaha (Proses Penguatan) yang diselenggarakan oleh kader PKK.

3. Untuk mengetahui gambaran mengenai hasil yang didapat oleh masyarakat setelah mengikuti program penguatan manajemen wirausaha.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu : 1. Secara teoritis, dapat mempertajam kemampuan peneliti didalam bidang

penulisan karya ilmiah dan menambah khasanah peneliti tentang penguatan manajemen wirausaha oleh kader PKK dalam memberdayakan masyarakat desa.

2. Secara Praktis, menjadi bahan informasi dan keilmuan dapat diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti lain tentang penguatan manajemen wirausaha oleh kader PKK dalam memberdayakan masyarakat desa.

E. Struktur Organisasi

Penyusunan skripsi ini sesuai dengan sistematika penulisan yang ditetapkan dalam pedoman karya tulis ilmiah UPI 2014, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan pemaparan yang didalamnya berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.


(14)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan beberapa konsep-konsep, teori-teori, hukum-hukum, model-model, dan rumus-rumus utama serta posisi teoritis yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menyampaikan alur penelitian dari mulai pendekatan yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan-tahapan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, sampai langkah-langkah untuk menganalisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Membahas tentang temuan penelitian dari hasil penelitian yang dilakukan, dengan hasil pengolahan dan menganalisis data, dan pembahasan hasil temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi simpulan dan rekomendasi yang disajikan dari hasil menganalisis dari beberapa temuan penelitian dan memberitahukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil peneliti.


(15)

37

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Penelitian deksriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya sesuai yang dikemukakan West (dalam Moleong 2004, hlm.119).

Penggunaan metode deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat terjadi sekarang. Selanjutnya desain penelitian merupakan rancangan dalam melakukan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian. Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada 4 tahap, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moleong (2004, hlm.85) yaitu :

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahapan pra lapangan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun rancangan penelitian dengan melakukan observasi secara langsung ke lokasi penelitian yang berlokasi di Jl.Gudang RW 02 Desa Malangbong, hal tersebut supaya peneliti memperoleh perumusan masalah yang berada di desa tersebut. Serta peneliti melakukan perijinan ke pemerintahan setempat dengan mengenali keadaan yang berada dilapangan diantaranya memahami gaya hidup yang berada disekitar RW 02 Desa Malangbong serta memilih informan, pemilihan informan pun yaitu ia yang memiliki pengalaman tentang latar peneltian.

Tahapan ini juga peneliti menentukan objek penelitian dan menyusun persiapan pisik serta persiapan yang lainnya yang diperlukan. Setelah itu barulah peneliti berdiskusi dengan dosen pembimbing dan kader PKK untuk mengkaji dan menganalisi fokus permasalahan yang akan diambil dan apakah berkaitan dengan displin ilmu yang peneliti kaji atau tidak.


(16)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahapan ini peneliti melakukan pendekatan dengan menjalin hubungan akrab pada pihak-pihak yang terkait, agar peneliti dengan subjek penelitian dapat bekerjasama dengan saling bertukar informasi. Setelah itu mulai memfokuskan pada informasi yang didapat dari hasil observasi pertama dengan melakukan wawancara langsung dengan kader PKK hal ini dilakukan untuk memfokuskan suatu permaslaahan, kemudian disusul dengan pemilihan narasumber dan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti serta menentukan siapa yang menjadi objek dalam penelitian yang dilaksanakan, selain hal itu pada tahapan ini peneliti melakukan penyusunan instrumen penelitian, dan dilakukanlah pengumpulan data di lapangan, dan terakhir membuat kesimpulan hasil data yang diperoleh dari hasil perolehan data yang berada dilapangan.

3. Analisis Data

Analisis data dalam pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama lapangan dan setelah selesai dilapangan. Analisis data dalam penelitian ini berlangsung secara induktif dan dilakukan secara terus menerus. Kegiatan analisis data ini dilakukan dengan memulai mengumpulkan data dan informasi yang dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen resmi. Kemudian data yang terkumpul diolah sesuai dengan kaidah relevansi pengolahan data dalam penelitian kualitatif.

4. Penulisan Laporan

Pada tahap penulisan laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun laporan dari hasil penelitian secara sistematis dan laporan penelitian ini berkaitan dengan uraian-uraian mengenai proses yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Tahap penulisan laporan ini merupakan tahapan akhir penyusunan hasil penelitian. Setelah itu peneliti berkonsultas kepada pembimbing kemudian laporan disajikan dengan penulisan yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Proses dalam melakukan penelitian ilmiah tidak terlepas dari cara-cara ataupun teknik yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti.


(17)

39

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti berusaha memahami bahasa dan tafsiran sumber data serta berinteraksi dengan mereka. Hal ini pun sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm.15) bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan). Secara keseluruhan mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan kumpulan data empiris-studi kasus, pengalaman pribadi, intropeski, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil pengamatan, historis, interaksional, dan visual yang menggambarkan saat dan makna keseharian dan problematis dalam kehidupan seseorang.

Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang hendaknya menjadi pedoman oleh peneliti, sebagaimana yang dikostantir oleh Nasution (dalam Sugiyono 2008, hlm.307-308) bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tiada satu instrumen berupa tes atau angket yang dapat mengungkap keselurhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakan, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan untuk menetes hipotesis yag timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan. Metodologi berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti jalan sampai. Sedangkan logos berarti ilmu. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa metodologi


(18)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mengadakan sebuah proses baik itu penelitian ataupun yang lainnya. Metodologi yang dimaksud disini adalah cara atau teknis penelitian di PKK Desa Malangbong. Penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm.3) yaitu diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu.

Dapat diartikan bahwa metode penelitian merupakan suatu rangkaian atau tahapan kerja atau kegiatan yang harus ditempuh untuk dijadikan landasan melaksanakan kegiatan penelitian yakni untuk memperoleh suatu jawaban atau kesimpulan tentang suatu objek yang diteliti. Selanjutnya dalam bab ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, langkah-langkah penelitian, pengolahan dan analisis data.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitan ini dilakukan di lembaga PKK Desa Malangbong, yang menjadi fokus utamanya yaitu warga belajar yang mengikuti program pelatihan manajemen wirausaha.

Subjek Penelitian ini ditentukan secara purposive, “artinya subjek penelitian sebagai sumber data dipilih dengan pertimbangan tertentu.” (Sugiyono, 2013, hlm.52). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh komponen dari kegiatan pembelajaran mengenai penguatan dalam program yang ada di lembaga PKK Desa Malangbong. Subjek penelitian merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan dalam suatu penelitian, karena didalam subjek penelitian ini terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti karena penulis bermaksud meneliti lebih jauh mengenai penguatan manajemen wirausaha oleh kader PKK dalam memberdayakan masyarakat.

Maka yang menjadi subjek penelitan dalam penelitian ini yaitu kader khusus PKK adalah seorang kader yang melaksanakan 10 program PKK bisa disebut sebagai pengelola. Kader yang berperan sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak dalam pelaksanaan kegiatan di PKK Desa Malangbong dan warga belajar yaitu Masyarakat RW 02 di Desa malangbong yang menjadi sasaran kegiatan manajemen wirausaha ini.


(19)

41

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah melihat, mengkaji dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dan menemukan makna yang ada di dalamnya. Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk menghimpun data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Untuk pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan keadaan di lapangan. Setiap teknik pengumpulan data baik itu angket, wancara, observasi maupun dokumentasi, semuanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka dari itu untuk memperkecil kemungkinan ketidakakuratan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang digunakan oeleh peneliti antara lain :

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini. Dengan berobservasi diharapkan dapat diperoleh data yang benar-benar alami mengenai bagaimana kegiatan PKK Desa dalam memberdayakan masyarakat. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti sendiri memilih menjadi partisipasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti dating ke tempat kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiaan tersebut.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian naturalistic merupakan teknik pengumpulan data yang tidak dapat ditinggalkan, dan harus selalu digunakan secara terpadu dengan observasi. Wawancara yang dikemukakan oleh Natsir (2003, hlm.193) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh keleangkapan dan kejelasan informasi yaitu untuk


(20)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkap keterangan mengenai kelengkapan dan kejelasan informasi yaitu untuk mengungkap keterangan mengenai hal-hal yang ada di belakang prilaku responden yang dijaring lewat pengamatan langsung.

Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada beberapa responden, yaitu: (a) Bu Ai selaku Ketua PKK, (b) Bu Mariah selaku Tim Penggerak PKK, Bu Yani selaku Tim Penggerak PKK, dan (c) Kang Heru, Bu Dedeh selaku Warga Belajar. Pada saat wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara dilakukan dengan face to face atau tatap muka langsung dengan informan. Sehingga terjadi kontak pribadi dan melihat langsung kondisi informan.

3. Studi Dokumentasi

Walaupun dalam penelitian kualitatif pada umumnya data diperoleh dari sumber manusia melalui observasi dan wawancara, tetapi ada pula sumber bukan manusia, diantaranya dokumen. Penelitian dengan dokumen dapat dijadikan bahan trianggulasi untuk mencek kesesuaian data. Pada saat pengumpulan data ini, instrumen utama adalah peneliti sendiri karena peneliti memiliki fleksibelitas yang tinggi dibanding alat pengumpul data yang lain.

Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitiandalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Terdapat dua jenis dokumen yang digunakan dalam studi dokumentasi yaitu:

a) Dokumen primer yaitu, dokumen yang ditulis langsung oleh orang yang mengalami peristiwa

b) Dokumen sekunder yaitu, dokumen yang ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung mengalami peristiwa beradasarkan informasi yang diperoleh dari orang yang langsung mengalami peristiwa.

E. Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan biasanya berbentuk data deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menurut peneliti terkait fokus penelitian, setelah data terkumpul dan dari fenomena yang diamati. Pengolahan dan analisis dilakukan sesuai dengan


(21)

43

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpertasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah mengikuti apa yang telah dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm.91), secara rinci prosedur kegiatan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Pada tahapan ini dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting yang berhubungan dengan fokus penelitian. Laporan-laporan terperinci tentang data yang diperoleh di lapangan sebagai bahan mentah disingkirkan, direduksi, disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Display Data

Display data mempermudah melihat gambar secara keseluruhan dari sekian banyak yang tertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk mempermudah melihat gambaran keselurhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Display data dapat disajikan dalam berbagai matriks, grafik, network dan charts.

3. Verifikasi Data

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm.99) adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi”. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat kabur, dan diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu akan lebih lengkap. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasikan selama penelitian berlangsung hingga akhirnya mencapai kesimpulan akhir.

F. Triangulasi Penelitian

Moleong (2004, hlm.178) menyatakan triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yan lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (dalam Moleong, 2004, hlm.178) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik


(22)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini digunakan penggunaan sumber sebagai teknik pemeriksaan. Triangulasi dengan sumber berarti membanfingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif menurut Patton (dalam Moleong, hlm.178). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. dalam hal ini jangan sampai mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran.


(23)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Sumber Buku

Alma, B. (2009). Kewirausahaan untuk mahasiswa. Bandung: Alfabeta Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta

Daulay, M.T. (2011). Inspirasi Bagi Peserta Didik dalam memasuki Dunia Bisnis. Medan : Univ Pembangunan Panca Budi

Djamarah, B.S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Adi mahsyata Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: PT. Erlangga

Indrawan, Isa. M. (2013). Pelatihan Kewirausahaan Mandiri dalam Meningkatkan Perilaku Entrepreneurship Remaja Surau. Disertasi

Kamil, Mustofa. (2011). Pendidikan Non Formal, Pengembangan melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah terapan pembelajaran dari kominkan Jepang). Bandung : PT Alfabeta

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta : Pustaka Cidesindo

Kasmir. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada

Kindervatter. (1979). Nonformal Education As An Empworing Process Unprited In Unite State Of America

Latif, Abdul. (2009). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung : PT Refika Aditama

Mardikunto, T dan Soebiato, P. (2012). Pemberdayaan Masyarakat : Dalam Perspektif Kebijakan Publik . Bandung : PT Alfabeta

Marzuki, M. Saleh. (2012). Pendidikan Nonformal. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset

Moleong, Lexy, J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar. Bandung : PT Alfabeta

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Patalima, Hamid. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Alfabeta Siswanto, B. H. (2005). Pengantar Manajemen . Jakarta : PT Bumi Aksara Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagafindo Rosada:


(24)

Annisa Tresna Utami, 2015

PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. PT Alfabeta : Bandung

Suharto, Edi. (2008). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial & pekerja sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Suryana, Y dan Bayu, K. (2010). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Prenada Media Group

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang perseroan yang didalamnya mencantumkan tanggunjawab sosial dan lingkungan oleh penanam modal/perseroan.

Sumber Artikel :

Utari, Retno. 2010. Taksonomi Bloom (apa dan bagaimana kegunaannya?). Pusiklat KNPK

Sumber Internet :

Krishmades. (2010). Pengertian PKK . (online). Tersedia : http://pkkrt08-09tanubayan.blogspot.com/2010/05/pengertian-pkk.html . 29 Januari 2015

PKKJogja. (2010). Kegiatan Kesatuan Gerakan PKK. (online). Tersedia : https://pkkjogja.wordpress.com/ . 12 Juni 2015

Fitrika. (2012). Teori Belajar Penguatan Skinner.(online). Tersedia : http://fitrika1127.blogspot.com/2012/05/teori-belajar-penguatan-bf-skinner.html. 18 Juni 2015


(1)

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah melihat, mengkaji dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dan menemukan makna yang ada di dalamnya. Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk menghimpun data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Untuk pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan keadaan di lapangan. Setiap teknik pengumpulan data baik itu angket, wancara, observasi maupun dokumentasi, semuanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka dari itu untuk memperkecil kemungkinan ketidakakuratan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang digunakan oeleh peneliti antara lain :

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini. Dengan berobservasi diharapkan dapat diperoleh data yang benar-benar alami mengenai bagaimana kegiatan PKK Desa dalam memberdayakan masyarakat. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti sendiri memilih menjadi partisipasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti dating ke tempat kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiaan tersebut.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian naturalistic merupakan teknik pengumpulan data yang tidak dapat ditinggalkan, dan harus selalu digunakan secara terpadu dengan observasi. Wawancara yang dikemukakan oleh Natsir (2003, hlm.193) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh keleangkapan dan kejelasan informasi yaitu untuk


(2)

42

mengungkap keterangan mengenai kelengkapan dan kejelasan informasi yaitu untuk mengungkap keterangan mengenai hal-hal yang ada di belakang prilaku responden yang dijaring lewat pengamatan langsung.

Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada beberapa responden, yaitu: (a) Bu Ai selaku Ketua PKK, (b) Bu Mariah selaku Tim Penggerak PKK, Bu Yani selaku Tim Penggerak PKK, dan (c) Kang Heru, Bu Dedeh selaku Warga Belajar. Pada saat wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara dilakukan dengan face to face atau tatap muka langsung dengan informan. Sehingga terjadi kontak pribadi dan melihat langsung kondisi informan.

3. Studi Dokumentasi

Walaupun dalam penelitian kualitatif pada umumnya data diperoleh dari sumber manusia melalui observasi dan wawancara, tetapi ada pula sumber bukan manusia, diantaranya dokumen. Penelitian dengan dokumen dapat dijadikan bahan trianggulasi untuk mencek kesesuaian data. Pada saat pengumpulan data ini, instrumen utama adalah peneliti sendiri karena peneliti memiliki fleksibelitas yang tinggi dibanding alat pengumpul data yang lain.

Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitiandalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Terdapat dua jenis dokumen yang digunakan dalam studi dokumentasi yaitu:

a) Dokumen primer yaitu, dokumen yang ditulis langsung oleh orang yang mengalami peristiwa

b) Dokumen sekunder yaitu, dokumen yang ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung mengalami peristiwa beradasarkan informasi yang diperoleh dari orang yang langsung mengalami peristiwa.

E. Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan biasanya berbentuk data deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menurut peneliti terkait fokus penelitian, setelah data terkumpul dan dari fenomena yang diamati. Pengolahan dan analisis dilakukan sesuai dengan


(3)

ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpertasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah mengikuti apa yang telah dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm.91), secara rinci prosedur kegiatan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Pada tahapan ini dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting yang berhubungan dengan fokus penelitian. Laporan-laporan terperinci tentang data yang diperoleh di lapangan sebagai bahan mentah disingkirkan, direduksi, disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Display Data

Display data mempermudah melihat gambar secara keseluruhan dari sekian banyak yang tertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk mempermudah melihat gambaran keselurhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Display data dapat disajikan dalam berbagai matriks, grafik, network dan charts.

3. Verifikasi Data

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm.99) adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi”. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat kabur, dan diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu akan lebih lengkap. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasikan selama penelitian berlangsung hingga akhirnya mencapai kesimpulan akhir.

F. Triangulasi Penelitian

Moleong (2004, hlm.178) menyatakan triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yan lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (dalam


(4)

44

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini digunakan penggunaan sumber sebagai teknik pemeriksaan. Triangulasi dengan sumber berarti membanfingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif menurut Patton (dalam Moleong, hlm.178). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. dalam hal ini jangan sampai mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran.


(5)

DAFTAR RUJUKAN

Sumber Buku

Alma, B. (2009). Kewirausahaan untuk mahasiswa. Bandung: Alfabeta Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta

Daulay, M.T. (2011). Inspirasi Bagi Peserta Didik dalam memasuki Dunia Bisnis. Medan : Univ Pembangunan Panca Budi

Djamarah, B.S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Adi mahsyata Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: PT. Erlangga

Indrawan, Isa. M. (2013). Pelatihan Kewirausahaan Mandiri dalam Meningkatkan Perilaku Entrepreneurship Remaja Surau. Disertasi

Kamil, Mustofa. (2011). Pendidikan Non Formal, Pengembangan melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah terapan pembelajaran dari kominkan Jepang). Bandung : PT Alfabeta

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta : Pustaka Cidesindo

Kasmir. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada

Kindervatter. (1979). Nonformal Education As An Empworing Process Unprited In Unite State Of America

Latif, Abdul. (2009). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung : PT Refika Aditama

Mardikunto, T dan Soebiato, P. (2012). Pemberdayaan Masyarakat : Dalam Perspektif Kebijakan Publik . Bandung : PT Alfabeta

Marzuki, M. Saleh. (2012). Pendidikan Nonformal. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset

Moleong, Lexy, J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar. Bandung : PT Alfabeta

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Patalima, Hamid. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Alfabeta Siswanto, B. H. (2005). Pengantar Manajemen . Jakarta : PT Bumi Aksara Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagafindo Rosada:


(6)

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. PT Alfabeta : Bandung

Suharto, Edi. (2008). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial & pekerja sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Suryana, Y dan Bayu, K. (2010). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Prenada Media Group

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang perseroan yang didalamnya mencantumkan tanggunjawab sosial dan lingkungan oleh penanam modal/perseroan.

Sumber Artikel :

Utari, Retno. 2010. Taksonomi Bloom (apa dan bagaimana kegunaannya?). Pusiklat KNPK

Sumber Internet :

Krishmades. (2010). Pengertian PKK . (online). Tersedia : http://pkkrt08-09tanubayan.blogspot.com/2010/05/pengertian-pkk.html . 29 Januari 2015

PKKJogja. (2010). Kegiatan Kesatuan Gerakan PKK. (online). Tersedia : https://pkkjogja.wordpress.com/ . 12 Juni 2015

Fitrika. (2012). Teori Belajar Penguatan Skinner.(online). Tersedia : http://fitrika1127.blogspot.com/2012/05/teori-belajar-penguatan-bf-skinner.html. 18 Juni 2015