Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Kota Medan

(1)

SKRIPSI

PERANAN KOPERASI DALAM MEMBERDAYAKAN

EKONOMI MASYARAKAT DI KOTA MEDAN

OLEH

PURNAMA ELISABETH

100523046

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN

Nama : Purnama Elisabeth

NIM : 100523046

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul : Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan

Ekonomi Masyarakat di Kota Medan Tanggal : ……….. Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP. 19710503 200312 1 003

Tanggal : ……….. Ketua Departemen

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec NIP. 19730408 199802 1001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Purnama Elisabeth

NIM : 100523046

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul : Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan

Ekonomi Masyarakat di Kota Medan

Tanggal : ……….. Pembimbing

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP. 19710503 200312 1 003

Tanggal : ……… Dosen Pembaca Penilai

Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak NIP. 19750909 200801 1012


(4)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangandi bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan

Ekonomi Masyarakat Di Kota Medan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2014

Purnama Elisabeth NIM. 100523046


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah perkembangan kredit yang diterima anggota koperasi yang dapat meningkatakan/memberdayakan ekonomi keluarga dan kendala apa yang dialami oleh para anggota koperasi yang memperoleh kredit.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden yang sudah tergolong anggota koperasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari anggota koperasi khususnya Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), Koperasi Keluarga Besar Universitas Sumatera Utara (KKB USU), Koperasi SMP Negeri 1 Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat menggunakan jasa koperasi adalah pelayanan, lokasi, serta keinginan masyarakat untuk menambah pendapatannya. Untuk menjalankan prinsip koperasi, koperasi harus terus meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, permodalan guna membangun citra koperasi sebagai koperasi simpan pinjam yang lebih baik kedepannya.

Kata kunci : Peranan Koperasi, Kredit, Simpan Pinjam, Pelayanan, Pendapatan Keluarga


(6)

ABSTRACT

This Study, entitled The Role of Cooperative in Economic Empower Communities In Medan. The Pupose of this study was to determine the number of credits earned development of cooperative members who can to greater / economic empowerment of families and what constraints experienced by the members of the cooperative credit.

This study took a sample of 100 respondents who have been classified as members of the cooperative. The data used in this study is primary data obtained from cooperative members especially Cooperative Republic of Indonesia (KPRI), the Family Cooperative North Sumatra University, Cooperative SMP Negeri 1 Medan.

The results showed that the factors that encourage people to use the services of the cooperative is the service, the lovation, as well as people’s desire to increase its revenue. To run the cooperative principle, the cooperative must continue to improve the quality of performance, service, capital to build the image of cooperatives as credit unions better future.

Keywords : Role of Cooperative, Credit, Savings and Loans Services, Income Families.


(7)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Kota Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Orang tua penulis, Ayahanda G. Marpaung, SH dan Ibunda S. Dolok Saribu, S.Pd serta kakak, abang, serta adik tercinta yang selalu menjadi penyemangat di dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum, SE, M.Ecn AC AK selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE,M.Ec., selaku Ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara yang juga sebagai pembimbing penulis yang dalam penyelesaian skripsi ini banyak membantu dan memberikan masukan dan didikan yang bermanfaat bagi penulis. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si., selaku Ketua dan


(8)

Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi terkhusus Departemen Ekonomi Pembangunan atas pengajaran, bimbingan, dan bantuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Seluruh staf Administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan

7. Teman-teman yang setia membantu penulis disaat-saat sulit . 8. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis.

Penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam penyusun penelitian ini. Tetapi penulis merasa semuanya ini belumlah sempurna. Akhir kata, penulis berharap agar kiranya penelitian ini dapat berguna bagi para pembacanya. Terima kasih.

Medan, Maret 2014

Penulis

Purnama Elisabeth NIM. 100523046


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah... 6

1.3.Tujuan Penelitian... 6

1.4.Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1.Koperasi ... 8

2.1.1. Pengertian dan Fungsi Koperasi ... 8

2.1.2. Mekanisme Pendirian Koperasi ... 11

2.1.3. Pengurus Koperasi ... 12

2.1.4. Perangkat Organisasi Koperasi ... 13

2.1.5. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ... 15

2.1.5.1 Kepengurusan KPRI ... 15

2.1.5.2 Struktur Permodalan KPRI ... 16

2.1.6. Koperasi SMP Negeri 1 Medan ... 17

2.1.6.1 Kepengurusan Koperasi SMP Negeri 1 Medan .. 18

2.1.7. Koperasi Keluarga Besar USU ... 19

2.1.7.1 Kepengurusan Koperasi Keluarga Besar USU ... 20

2.1.8. Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi ... 21

2.2.Pendapatan ... 26

2.2.1. Pengertian Pendapatan ... 26

2.2.2. Teori Pendapatan ... 28

2.3.Modal ... 30

2.3.1. Pengertian Modal ... 30

2.4.Kredit Modal Kerja ... 32

2.4.1. Pengertian Kredit Modal Kerja ... 32


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Jenis Penelitian ... 37

3.2. Lokasi Penelitian ... 37

3.3. Batasan Operasional ... 37

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.5. Jenis Data ... 40

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.7. Metode Pengolahan Data ... 41

3.8. Metode Analisis Data ... 41

3.9. Definisi Operasional ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Deskripsi Umum Kota Medan ... 43

4.1.1. Letak Geografis Kota Medan ... 43

4.1.2. Luas Wilayah Kota Medan ... 44

4.1.3. Jumlah Penduduk Kota Medan ... 45

4.2. Tenaga Kerja Kota Medan ... 46

4.3. Perkembangan Perekonomian Kota Medan ... 48

4.4. Gambaran Umum Responden ... 49

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

4.5.1.Hasil Daftar Pertanyaan Yang Diberikan Kepada Anggota Koperasi Mengenai Peranan dan Manfaat Kredit ... 53

4.5.2. Latar Belakang Meminjam Pada Koperasi ... 70

4.5.3. Kendala-Kendala Yang Di Hadapi Para Anggota Koperasi 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Koperasi Menurut Sektor ... 4

3.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Jenis Koperasi ... 39

4.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 44

4.2 Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2001 - 2010 ... 46

4.3 Jumlah Penduduk Kota Medan Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2006 - 2010 ... 47

4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan ... 48

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 50

4.8 Tabulasi Silang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan ... 51

4.9 Lama Jadi Anggota Koperasi ... 53

4.10 Jawaban Responden Tentang Jumlah Kredit Yang Diterima Oleh Anggota Koperasi ... 54

4.11 Tabulasi Jenis Kelamin, Lama Anggota dan Jumlah Kredit ... 55

4.12 Jawaban Responden Tentang Tingkat Pendapatan Mereka ... 58

4.13 Tabulasi Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan ... 59

4.14 Jawaban Responden Tentang Tingkat Pendapatan Setelah Peroleh Kredit... 60

4.15 Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendapatan Setelah Peroleh Kredit ... 61

4.16 Jawaban Responden Tentang Jangka Waktu Pengembalian Kredit 62 4.17 Jawaban Reponden Tentang Penggunaan Kredit Koperasi Yang Diperoleh ... 63

4.18 Jawaban Responden Tentang Jenis Pengembangan Usaha ... 64

4.19 Jawaban Responden Tentang Kondisi Pendapatan Sesudah Memperoleh Kredit ... 65

4.20 Jenis Kelamin, Penggunaan Kredit dan Kondisi Pendapatan Setelah Peroleh Kredit ... 66 4.21 Jawaban Responden Tentang Manfaat Yang Diperoleh Adanya Kredit 69


(12)

4.22 Jawaban Responden Tentang Alasan Meminjam Pada Koperasi . 69 4.23 Jawaban Reponden Tentang Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada

Koperasi ... 70 4.24 Jawaban Responden Tentang Anggota Koperasi Yang Mendapat

Kredit Dari Koperasi Diberikan Bunga Rendah ... 71 4.25 Jawaban Responden Tentang Anggota Koperasi Membantu

Memberdayakan Ekonomi Keluarga ... 71 4.26 Jawaban Responden Tentang Apakah Peminjaman Kredit Dari

Koperasi Dapat Memberdayakan Ekonomi Keluarga ... 72 4.27 Jawaban Responden Tentang Manfaat Kredit Untuk Meningkatkan

Peminjaman Berikutnya ... 72 4.28 Jawaban Responden Tentang Hambatan Bunga Kredit Yang

Dibebankan Dalam Pelunasan Tepat Waktu ... 73 4.29 Jawaban Responden Tentang Kendala Utama Dalam Penggunaan

Kredit... 74 4.30 Jawaban Responden Tentang Sukarnya Peningkatan Ekonomi

Walaupun Telah Menerima Kredit ... 75 4.31 Jawaban Responden Tentang Agar Terjadi Peningkatan Pemberdayaan

Ekonomi Keluarga, maka Setelah Menerima Kredit Koperasi

Seharusnya ... 76 4.32 Jawaban Responden Tentang Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

4.1 Jenis Kelamin, Usia, dan Pendidikan Responden Laki-Laki ... 52 4.2 Jenis Kelamin, Usia, dan Pendidikan Responden Perempuan ... 52 4.3 Jenis Kelamin, Lama Anggota dan Jumlah Kredit Responden

Laki-Laki ... 56 4.4 Jenis Kelamin, Lama Anggota dan Jumlah Kredit Responden

Perempuan ... 57 4.5 Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan Responden ... 60 4.6 Jenis Kelamin, Penggunaan Kredit, dan Kondisi Pendapatan Setelah

Peroleh Kredit Responden Laki-Laki ... 67 4.7 Jenis Kelamin, Penggunaan Kredit, dan Kondisi Pendapatan Setelah


(14)

DAFTAR SINGKATAN

BPS = Badan Pusat Statistika KKB = Koperasi Keluarga Besar KMK = Kredit Modal Kerja

KPRI = Koperasi Pegawai Republik Indonesia KUD = Koperasi Unit Desa

SHU = Sisa Hasil Usaha UKM = Usaha Kecil Menengah USU = Universitas Sumatera Utara


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Peranan Koperasi Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah perkembangan kredit yang diterima anggota koperasi yang dapat meningkatakan/memberdayakan ekonomi keluarga dan kendala apa yang dialami oleh para anggota koperasi yang memperoleh kredit.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden yang sudah tergolong anggota koperasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari anggota koperasi khususnya Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), Koperasi Keluarga Besar Universitas Sumatera Utara (KKB USU), Koperasi SMP Negeri 1 Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat menggunakan jasa koperasi adalah pelayanan, lokasi, serta keinginan masyarakat untuk menambah pendapatannya. Untuk menjalankan prinsip koperasi, koperasi harus terus meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, permodalan guna membangun citra koperasi sebagai koperasi simpan pinjam yang lebih baik kedepannya.

Kata kunci : Peranan Koperasi, Kredit, Simpan Pinjam, Pelayanan, Pendapatan Keluarga


(17)

ABSTRACT

This Study, entitled The Role of Cooperative in Economic Empower Communities In Medan. The Pupose of this study was to determine the number of credits earned development of cooperative members who can to greater / economic empowerment of families and what constraints experienced by the members of the cooperative credit.

This study took a sample of 100 respondents who have been classified as members of the cooperative. The data used in this study is primary data obtained from cooperative members especially Cooperative Republic of Indonesia (KPRI), the Family Cooperative North Sumatra University, Cooperative SMP Negeri 1 Medan.

The results showed that the factors that encourage people to use the services of the cooperative is the service, the lovation, as well as people’s desire to increase its revenue. To run the cooperative principle, the cooperative must continue to improve the quality of performance, service, capital to build the image of cooperatives as credit unions better future.

Keywords : Role of Cooperative, Credit, Savings and Loans Services, Income Families.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, terutama di negara-negara Eropa yang menerapkan sistem perekonomian kapitalis, kaum buruh sedang berada pada puncak penderitaannya. Untuk membebaskan diri mereka dan tindasan sistem perekonomian kapitalis, serta dalam rangka ikut serta meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat disekitarnya, kaum buruh bersepakat untuk menyatukan diri mereka dengan membentuk koperasi (Baswir, 2000:11). Untuk pertama kalinya Inggris mendirikan toko koperasi di Brighton, dan menerbitkan publikasi bulanan yang dapat digunakan untuk mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.

Hal itu membuat Inggris membangun koperasi pada tahun 1844. Berdirinya koperasi di Inggris dianggap dapat memajukan perekonomian dan menginginkan agar tumbuhnya koperasi dapat berperan sebagai penghilang dampak negatif, selanjutnya perkembangan koperasipun semakin terlihat di negara-negara lainnya seperti Jerman yang mendirikan koperasi simpan pinjam, Prancis, dan Denmark. Karena keberhasilan Denmark menggembangkan ekonominya melalui koperasi, negara Eropa semakin mendapatkan kemajuan ekonomi. Eropapun mulai mengembangkan pemasarannya dalam hasil industri dan mencari bahan mentah untuk menggembangkan perindustriannya. Kemajuan koperasi di Eropa akhirnya meluas ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.


(19)

Di Indonesia koperasi diperkenalkan oleh Raden Aria Wiraatmaja, seorang Patih di Purwokerto bermula pada abad 20. Koperasi tersebut diperuntukkan bagi pegawai rendahan kemudian berkembang kearah koperasi untuk sektor pertanian. Kehadiran koperasi di tengah-tengah masyarakat merupakan usaha atau badan yang sangat membantu kelangsungan hidup. Koperasi dianggap modal yang cocok bagi mereka yang ekonominya lemah. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara tidak sadar mempersatukan diri untuk menolong diri sendiri dan manusia sesamanya. Mengingat sifat dari koperasi itu, maka tidaklah mengherankan jika pergerakan koperasi amat pesat berjalannya didaerah-daerah bahkan sampe kepedesaan dimana banyak terdapat pertanian-pertanian yang sedang atau kecil.

Kesejahteraan masyarakat luas dan bersama merupakan dasar dari pengembangan koperasi Indonesia. Suatu keyakinan yang muncul bahwa koperasi yang dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat luas, tetapi tak selamanya sesuatu usaha selalu berjalan lancar sesuai dengan harapan. Demikian juga koperasi sebagai badan usaha masih memiliki berbagai kendala dalam pengembangannya. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih dalam pembangunan koperasi dilihat dari peranan koperasi sebelumnya.

Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dilihat dari: Pertama, kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor. Kedua, penyedia lapangan kerja. Ketiga, pemain penting dalam


(20)

pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kelima, sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor (herdy92.wordpres.com). Kelima peranan koperasi ini ada dalam perekonomian Indonesia guna untuk meningkatkan kemakmuran. Usaha ini tidak mudah akan tetapi harus dilakukan terus untuk masa datang. Masyarakat membangun koperasi, untuk mencapai kemakmuran. Tetapi tak selamanya sesuatu usaha berjalan lancar sesuai dengan harapan demikian juga koperasi.

Berbagai kelemahan diperbaiki agar sesuai dengan tujuan koperasi dalam memegang peranan yang besar dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan hal tersebut eksistensi koperasi dalam kondisi globalisasi / liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, terutama dalam upaya penyembuhan perekonomian nasional, upaya untuk mendorong dan meningkatkan koperasi adalah hal yang sangat penting. Keikutsertaan semua pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Perekonomian koperasi di wilayah Sumatera Utara beberapa tahun ini mengalami peningkatan. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan kontribusi besar dalam peningkatan perekonomian suatu daerah, besarnya peranan koperasi dan UKM Sumut dapat terlihat dengan jumlah yang cukup besar yakni mencapai 187.580 unit (Burhani Antara News, 6 Januari 2012).

Penghasilan yang minim, membuat seseorang selalu berpikir bagaimana cara mendapatkan kehidupan yang layak, sehingga tidaklah mengherankan seseorang rela meminjam dana meskipun dengan bunga tinggi. Keinginan yang


(21)

semakin tinggi untuk meminjam dikalangan masyarakat secara tidak sadar meningkatkan pertumbuhan koperasi di kota-kota, termasuk Kota Medan.

Dengan bantuan peranan koperasi di lingkungan masyarakat Kota Medan serta UMKM sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya golongan menengah kebawah, tidak menutup kemungkinan bantuan yang diberikan koperasi banyak digunakan untuk memberdayakan ekonomi keluarga. Koperasi yang berdiri disekolah-sekolah negeri maupun swasta dapat mendorong perkembangan koperasi dan secara tidak langsung mengajarkan seorang anak didik untuk terjun langsung dalam keanggotaan koperasi. Hal tersebut dapat mengajarkan arti kemanusiaan dan kerjasama bagi anak didik sejak dini. Tidak hanya disekolah, baik PNS, BUMN lainnya juga menggunakan jasa koperasi. Data tabel 1.1 berikut ini terlihat dari data perkembangan jumlah koperasi menurut sektor.

Tabel 1.1

Jumlah Koperasi Menurut Sektor

SEKTOR 2008 2011

KUD 552 387

Perkebunan Rakyat 70 153

Perikanan 73 82

Peternakan 36 101

Industri Kerajinan 64 -


(22)

Golongan - 1400

Konsumsi - 1119

Lain-lain 7198 464

Sumber data : BPS Kota Medan Tahun 2010

Terlihat dari tabel 1.1 diatas bahwa koperasi di Kota Medan dipergunakan oleh semua golongan. Pertambahan jumlah Koperasi Simpan Pinjam yang meningkat ini menandakan bahwa banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa koperasi simpan pinjam. Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) ikut serta dalam kegiatan dan pelatihan mendukung kegiatan perkoperasian di Kota Medan. Bidang usaha yang lebih utama dilakukan yaitu Usaha Simpan Pinjam, mengingat bahwa masih banyaknya keperluan-keperluan yang ingin dipenuhi maka koperasi simpan pinjam diyakini dapat memenuhi pinjaman kredit. Pinjaman tersebut dipergunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, modal usaha ataupun kebutuhan lainnya dimana dapat memberdayakan ekonomi masyarakat.

Untuk itu, pembangunan koperasi di kota Medan maupun daerah-daerah lainnya perlu diteruskan, karena pembangunan adalah proses, memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam pelaksanaan, berkesinambungan untuk mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah kemiskinan, jumlah pengangguran yang semakin banyak. Dengan berkembanganya koperasi, bukan hanya para anggota koperasi saja yang dapat menikmati peningkatan taraf hidup,


(23)

melainkan juga anggota-anggota masyarakat umumnya, terutama yang terasa sekali yaitu pada masyarakat di pedesaan dengan terselenggaranya pembangunan masyarakat desa, dimana KUD dan koperasi-koperasi produksi lainnya telah memperlihatkan peranannya yang penting. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Peranan Koperasi Dalam memberdayakan Ekonomi Masyarakat di Kota Medan”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah

1. Sejauhmana perkembangan kredit yang diterima anggota koperasi dapat meningkatkan/memberdayakan ekonomi keluarga?

2. Kendala apa yang dialami oleh para anggota koperasi yang memperoleh kredit dlaam peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat/keluarga?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah:

1. Untuk mengetahui jumlah perkembangan kredit yang diterima anggota koperasi yang dapat meningkatkan/memberdayakan ekonomi keluarga. 2. Untuk mengetahui kendala apa yang dialami oleh para anggota koperasi

yang memperoleh kredit. 1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi pelaku Koperasi penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam rangka melakukan peningkatan kinerja usaha


(24)

2. Memberikan wawasan dan pandangan, khususnya bagi peneliti sendiri untuk memahami secara mendalam bagaimana peranan koperasi dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di Kota Medan.

3. Memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai peranan koperasi dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di Kota Medan

4. Sebagai bahan studi atau tambahan literature bagi mahasiswa/i fakultas ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan serta sebagai referensi dan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

5. Sebagai masukan bagi kalangan akademis, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Koperasi

Dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 secara tegas menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian integral perekonomian nasional. Koperasi Indonesia lahir dengan nilai-nilai dan prinsipnya sendiri yang sangat ideal, yang tidak memfokuskan pada individu dan keuntungan yang maksimal, melainkan pada kebersamaan dan untuk kesejahteraan anggota. Hal ini wajar, karena koperasi merupakan perkumpulan orang (anggota), sehingga anggotalah sebagai pemilik sekaligus pengguna koperasi.

Dengan demikian tidak ada keraguan yang mungkin timbul dalam upaya mengajak warga untuk mulai berusaha lewat perkumpulan koperasi. Terlihat dari peranan koperasi sebagai badan usaha dalam rangka membangun ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan (Sudarsono, 2000:19), yaitu:

1. Koperasi sebagai lembaga ekonomi dimaksudkan koperasi berupaya memenuhi kepentingan kelompok masyarakat yang menjadi anggotanya. 2. Koperasi sebagai sarana pendidikan dimaksudkan sebagai upaya turut

mengubah sistem nilai yang ada dalam masyarakat kepada suatu kebersamaan.


(26)

3. Koperasi sebagai sarana pendemokrasian masyarakat dimaksudkan sebagai upaya yang ingin dicapai melalui masalah-masalah yang akan dihadapi koperasi dalam kehidupan masyarakat.

4. Koperasi sebagai wahana pengimbang dimaksudkan sebagai suatu pengimbang terhadap badan usaha non koperasi seperti BUMN maupun BUMS.

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip-prinsip koperasi, yaitu sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian.

6. Pendidikan perkoperasian. 7. Kerjasama antar koperasi.

Dilihat dari prinsip koperasi ini, secara nyata dalam kehidupan masyarakat berjalan dengan baik, terlihat pada prinsip pertama keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, hal ini berarti koperasi dapat digunakan oleh semua kalangan. Pada prinsip ke tujuh tentang kerjasama antar koperasi harus lebih ditingkatkan agar dapat mengembangkan konsep kewirakoperasian yang mampu


(27)

memperbanyak anggota, pengelola (manajer), birokrat menciptakan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan pertumbuhan koperasi

Kewirausahaan adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan kepentingan kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama (Kusnadi 2005:207). Besarnya berbagai keperluan dan bermacam-macam cara untuk memperoleh keperluan hidup pula maka lahirlah jenis-jenis koperasi. Jenis-jenis koperasi menurut Anoraga & Ninik (2007:19).

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual –beli yaitu menjual barang konsumsi. 2. Koperasi Kredit (Koperasi Simpan Pinjam)

Koperasi Kredit adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

3. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi adalah koperasi yang beranggotakan para pengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.


(28)

4. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggotanya.

5. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah Unit Desa. Beberapa peranan koperasi berjalan sesuai dengan jenis koperasi seperti membantu memenuhi kebutuhan konsumen, menyediakan beberapa sarana produksi kepada petani dan perusahaan, menyediakan bahan baku dari industri besar, menghimpun tabungan dan modal, menyalurkan kredit, baik dari pemerintah maupun dari dana yang dapat dihimpunnya sendiri, memasarkan hasil produksi anggota, atau membantu pemerinta dalam penyediaan bahan pangan dan komoditi perdagangan untuk ekspor atau untuk industri dalam negeri.

2.1.2 Mekanisme Pendirian Koperasi

Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari berbagai tahap, yaitu :

1. Pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota.

2. Para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi (ketua, sekretaris, dan bendahara).

3. Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi tersebut. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan benar.


(29)

2.1.3 Pengurus Koperasi

Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota bagi koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi. Masa Jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun tentang persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar (Sumarsono, 2003:38)

Dengan pengertian seperti itu, tentu tidak sembarang anggota koperasi dapat dipilih menjadi pengurus. Walaupun setiap anggota koperasi memiliki hak untuk itu, tapi hanya anggota yang memenuhi persyaratan tertentulah yang layak memikul tanggung jawab tersebut. Bahkan adakalanya rapat anggota tidak berhasil memilih seluruh anggota pengurus dari kalangan anggota yang ada. Hal ini terjadi jika calon-calon pengurus yang ada tidak atau belum memenuhi persyaratan untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Sehubungan dengan itu maka menjadi kewajiban koperasi untuk secara terus-menerus mengingkatkan keterampilan para anggotanya agar memiliki kemampuan dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi. Tugas pengurus koperasi, adalah sebagai berikut : 1. Mengelola dan organisasi dan usaha koperasi.

Koperasi harus mampu menjalankan atau mengelola organisasi koperasi dengan tertib, sehingga organisasi koperasi dapat berkembang menjadi organisasi maju dan profesional.


(30)

2. Memelihara buku daftar anggota, pengurus dan pengawas.

Pengurus berkewajiban menyelenggarakan administrasi yang teratur dan sistematis mengenai segala hal yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh koperasi.

3. Menyelenggarakan Rapat Anggota

Pengurus harus mampu menyelenggarakan Rapat Anggota koperasi dengan sebaik-baiknya.

4. Mengajukan laporan pelaksanaan tugas dan laporan keuangan koperasi.

Pertanggungjawaban kinerja usaha dan organisasi koperasi harus dilakukan dengan membuat laporan secara terinci mengenai perkembangan usaha dan organisasi koperasi dan pertanggungjawaban keuangan koperasi dilakukan dengan laporan keuangan koperasi

5. Mengajukan rencana kerja dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

Pengurus koperasi harus dapat merumuskan rencana kerja dan rancangan pendapatan dan belanja koperasi agar dapat menentukan strategi pengelolaan usaha koperasi secara tepat.

2.1.4 Perangkat Organisasi Koperasi

Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari : 1. Rapat Anggota

Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi. Dimana rapat merupakan cara dan sarana komunikasi yang sedemikian penting untuk mengatur dan mengelola tata kehidupan koperasi (Ninik, 2002:23). Keputusan rapat dapat


(31)

menjamin untuk mengatasi masalah yang timbul didalam organisasi, mempertemukan pendapat-pendapat yang bertentangan didalam organisasi seperti pimpinan dan bawahan, antara pengurus dengan Anggota koperasi. Rapat dapat menjamin keselarasan kerja sehingga merupakan sarana koordinasi yang baik. 2. Pengurus

Pengurus adalah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin organisasi dan usaha koperasi untuk suatu periode tertentu. Penguruslah yang akan menentukan apakah program-program kerja yang telah disepakati oleh rapat anggota benar-benar dapat dijalankan. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota (Arifin, 2001:37). Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1967, persyaratan untuk menjadi pengurus koperasi ditetapkan sebagai berikut :

a. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja.

b. Syarat-syarat lain yang ditentukan dalam Anggaran Dasar; 3. Pengawas

Pengawas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. Untuk maksud kerahasiaan dan penyusunan yang sistematik dari laporan Pengurus, koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik (Tiktik Sartika, 2009:36).


(32)

2.1.5 Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) cabang Medan

Koperasi Pegawai Republik Indonesia dibentuk pada tahun 1983 supaya seluruh pegawai negeri menjadi anggota koperasi dan koperasi yang belum berbadan hukum. Kegiatan usaha koperasi ini adalah melakukan kegiatan simpan pinjam.

Keanggotaan Koperasi Pegawai Republik Indonesia berjumlah 34.653 anggota dengan rincian jumlah anggota laki-laki 24.630 dan anggota perempuan 10023. Wilayah keanggotaan koperasi meliputi semua pegawai negeri dan pegawai BUMD dan menjadi anggota koperasi karyawan ini adalah warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum dan tidak berada dalam perwalian.

b. Bertempat tinggal di Kotamadya Medan dan sekitarnya c. Mata pencaharian/pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil

d. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan koperasi yang berlaku

2.1.5.1 Kepengurusan Koperasi Pegawai Republik Indonesia

Susunan pengurus Koperasi Pegawai Republik Indonesia periode 2010 s/d 2014 adalah:

1. Ketua I : Drs.H.M.Yunus Lubis 2. Ketua II : Drs.Jumiadi.AW,Ak,M.Si 3. Ketua III : G. Panggabean


(33)

5. Sekretaris I : Drs.H.Simanjuntak 6. Sekretaris II : H.Tarmizi Lubis,BA 7. Sekretaris III : Ramenna Tambunan,S.Pd 8. Bendahara I : Drs.T.P.Malau

9. Bendahara II : Adi Susanto,SE

Ketentuan-ketentuan untuk menjadi pengurus di KPRI adalah:

1. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota serta bertanggungjawab kepada rapat-rapat anggota.

2. Pengurus dapat dipilih jika mereka yang memenuhi syarat-syarat mempunyai jiwa kepemimipinan, sifat kejujuran dan keterampilan kerja serta mempunyai pengertian tentang perkoperasian.

3. Pengurus sebelum melakukan tugas kewajibannya lebih dahulu mengucapkan sumpah atau janji menurut ketentuan atau keputusan rapat anggota.

2.1.5.2 Struktur Permodalan Koperasi Pegawai Republik Indonesia Modal Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia terdiri dari modal sendiri dan modal luar (pihak ketiga)

a. Modal Sendiri bersumber dari : 1. Simpanan Anggota

2. Modal Donasi 3. Cadangan 4. Dana Stabilisasi


(34)

b. Modal Luar/Hutang bersumber dari :

1. Dana-dana kewajiban lain yang belum dibayar 2. Pinjaman Modal

3. Jasa (dari SHU) 4. Hutang Pajak

2.1.6 Koperasi SMP Negeri 1 Medan

Koperasi SMP Negeri 1 Medan dibentuk pada tahun 1992, koperasi ini didirikan oleh kepsek dan guru-guru SMP Negeri 1. Koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota koperasi dengan jalan memberikan pelayanan pinjaman kepada semua anggotanya. Kegiatan usaha koperasi ini antara lain:

1. Kegiatan Simpan Pinjam 2. Unit Penjualan Alat-Alat Tulis 3. Unit Toko

Keanggotaan koperasi SMP Negeri 1 Medan berjumlah 73 anggota dengan rincian jumlah laki-laki 25 dan anggota perempuan 48 anggota. Anggota koperasi ini adalah warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum dan tidak berada dalam perwalian.

2. Mata pencaharian/pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil/guru honorer di SMP Negeri 1


(35)

3. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan koperasi yang berlaku

2.1.6.1 Kepengurusan Koperasi SMP Negeri 1 Medan

Susunan pengurus koperasi SMP Negeri 1Medan Periode 2010 s/d 2014 adalah:

1. Ketua I : Syahril Harahap, S.Pd 2. Ketua II : Drs. J.P Daulay, MPd 3. Sekretaris I : Maragoti Siregar, S.Pd 4. Sekretaris II : Anita Nilam S. Silalahi, S.Pd 5. Bendahara : Sintha Dolok Saribu, S.Pd

Ketentuan-ketentuan untuk menjadi pengurus di Koperasi SMP Negeri 1 adalah:

1. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota serta bertanggungjawab kepada rapat-rapat anggota.

2. Pengurus dapat dipilih jika mereka yang memenuhi syarat-syarat mempunyai jiwa kepemimipinan, sifat kejujuran dan keterampilan kerja serta mempunyai pengertian tentang perkoperasian.

3. Pengurus sebelum melakukan tugas kewajibannya lebih dahulu mengucapkan sumpah atau janji menurut ketentuan atau keputusan rapat anggota

Adapun sumber dana koperasi adalah dari simpanan-simpanan para anggota koperasi, dan penggunaan dana koperasi selama ini digunakan untuk pembiayaan operasional misalnya untuk dipinjamkan kepada anggota


(36)

koperasi, pembelian inventaris koperasi, menggaji karyawan operasional, tunjangan anggota, dan lain sebagainya.

2.1.7 Koperasi Keluarga Besar USU

Koperasi Keluarga Besar Universitas Sumatera Utara (KKB USU) didirikan pada tanggal 19 April 1982. Koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan tatanan perekonomian dalam rangka untuk meningkatkan kesejateraan anggota yang berdasarkan prinsip koperasi. Kegiatan usaha koperasi ini antara lain:

1. Divisi Asrama Mahasiswa/Wisma 2. Divisi Simpan Pinjam

3. Divisi Goserba 4. Divisi Kantin

Keanggotaan KKB USU berjumlah 439 anggota dengan rincian jumlah anggota laki-laki 159 dan anggota perempuan 280 anggota. KKB USU sebagian dananya diperoleh dari Bank Bumi Putera dimana Bank Bumi Putera sudah menjadi anggota koperasi ini dan yang menjadi anggota koperasi ini adalah warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum dan bertindak berada dalam perwalian.

b. Bertempat tinggal di Kotamadya Medan dan sekitarnya.

c. Mata pencaharian/pekerjaan: Mahasiswa, staf Dosen, Karyawan, Keluarga Besar Universitas Sumatera Utara.

d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok sebagai dimaksud dalam pasal 33 ayat 1.


(37)

e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku.

2.1.7.1 Kepengurusan Koperasi Keluarga Besar USU

Susunan pengurus KKB USU periode 2011 s/d 2013 adalah: 1. Ketua : Hery Husni

2. Wakil Ketua : Sriwati, SP

3. Sekretaris : Herianto Nasution 4. Bendahara : Ayurani Lubis 5. Anggota pengurus : Redy Dalimunthe

6. Badan pengawas : Anto Tarigan, M. Aliansyah

Ketentuan-ketentuan untuk menjadi pengurus di Koperasi Keluarga Besar USU adalah:

a. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota b. Dalam keadaan luar biasa rapat anggota dapat mengangkat pihak ketiga

menjadi Pengurus dengan maksimum tidak boleh lebih 1/3 dari jumlah pengurus

c. Mempunyai sifat kejujuran dan ketrampilan kerja d. Mempunyai pengertian tentang perkoperasian

e. Pengurus sebelum melakukan tugas kewajibannya lebih dahulu mengucapkan sumpah/janjii sesuai dengan keputusan rapat anggota. Adapun sumber dana koperasi adalah dari simpanan-simpanan para anggota koperasi dan penggunaan dana KKB USU selama ini digunakan untuk pembiayaan operasional.


(38)

2.1.8 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

Dalam prakteknya apabila terjadi sisa hasil usaha, maka sisa itu tidak dikembalikan seluruhnya kepada anggota. Seperti yang telah dijelaskan sebagian perlu ditahan untuk dijadikan cadangan. Selain itu koperasi boleh melupakan, bahwa sesunggunya ada orang-orang yang bekerja tetapi belum diberi penghargaan dari uang persediaan ongkos pelayanan itu. Mereka itu adalah pengurus dan karyawan-karyawan ynag setiap hari menjaga toko, mengerjakan pembukuan, mengatur gudang dan sebagainya. Oleh sebab itu sebagian lagi ditahan untuk orang-orang tersebut.

Masih ada lagi yang harus diperhatikan, yaitu untuk pendidikan. Ternyata bahwa anggota pengurus dan karyawan-karyawan selalu harus diberi pendidikan atau latihan agar mengerti, paham dan terampil melayani anggota koperasi. Koperasi juga tidak boleh lupa akan fungsi sosialnya pada masyarakat, kalau di daerah tersebut ada bencana yang menimpa. Selain itu koperasi pun wajib meningkatkan kemajuan daerah di mana koperasi bekerja.

Di dalam tiap-tiap koperasi seharusnya sudah ditentukan bagaimana cara membagi sisa hasil usaha itu. Dengan demikian pembagian sisa hasil usaha (SHU) koperasi dilakukan menurut anggaran dasarnya. Sesungguhnya bukan anggota koperasi saja yang membayar ongkos pelayanan dan memberi keuntungan-keuntungan itu, tetapi juga untuk bukan anggota. Hal ini desebabkan karena koperasi juga melayani masyarakat. Akan tetapi karena pelayanan kepada bukan anggota sangat sukar dicatat maka sisa usaha yang mestinya harus


(39)

dikembalikan dengan cara lain. Dalam perhitungan dengan menggunakan angka menurut Kartasapoetra (2000:57)

1. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari penjualan barang kepada para anggota sebagian besar (45%) akan dibayarkan kembali kepada para anggota

2. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari penjualan barang kepada para anggota masyarakat bukan anggota, sebagian besar (50%) akan digunakan untuk kepentingan masyarakat/pembangunan daerah, uang cadangan (±25% dari sisa hasil) merupakan kekayan koperasi yang tidak boleh dibagikan kepada anggota.

3. Biasanya sekitar 20% dari sisa hasil usaha yang disediakan untuk dibagikan kepada para anggota sebanding dengan uang simpanannya, sedang sekitar 25% untuk dibagikan kepada para anggota sebanding dengan jasa masing-masing.

4. Bagi pengurus beserta para anggota pengurus disediakan sekitar 10% dari sisa hasil usaha dan dana kesejahteraan karyawan biasanya diberikan 5% dari hasil usaha.

5. Minimal sekitar 5% dari hasil usaha disediakan untuk dana pendidikan, dana ini biasanya disetrokan kepada Departemen Koperasi perwakilan setempat. 6. Bagi dana pembangunan daerah yang disisihkan dari hasil usaha, maksimal

5% untuk para anggota dan minimal 50% untuk masyarakat umum. 7. Dana sosial disediakan sekitar 5% dari sisa hasil usaha.

Sistem pembedaan SHU ini akan menimbulkan dampak pikiran negatif terhadap para anggota koperasi karena merasa dirugikan, karena tidak semua SHU


(40)

yang diperoleh koperasi dapat dinikmati oleh anggota, bila terjadi kerugian, simpanan pokok anggota akan diikutsertakan didalamnya.

Apabila koperasi tersebut juga melayani bukan anggota, maka jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh dari bukan anggota dibagi sebagai berikut :

- 30% untuk cadangan. - 10% untuk dana pengurus. - 5% untuk dana karyawan. - 5% untuk dana sosial.

- 50% untuk dana pembangunan kerja.

Pembagian dalam % diatas hanyalah berupa pedoman dan dapat diubah menurut keputusan rapat anggota, dengan mengingat ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sebagai lembaga ekonomi, maka koperasi juga melakukan berbagai kegiatan usaha dalam rangka pelayanan kepada anggota-anggotanya. Usaha-usaha tersebut juga harus dikelola secara profesional dan efisien agar dapat menghasilkan barang-barang yang bermutu dengan harga yang layak sehingga anggota dapat merasakan manfaatnya. Selain itu perusahaan tersebut juga harus dapat mendatangkan keuntungan, sehingga perusahaan koperasi dapat mengembangkan usahanya, serta manfaat yang dirasakan anggota juga semakin besar.

Sehubungan dengan keuntungan usaha ini, ada orang yang berpendapat, bahwa koperasi tidak boleh mengambil untung. Koperasi harus menjual barang-barangnya lebih murah daripada harga di pasaran umum kepada anggotanya, meskipun hal ini akan mengakibatkan kerugian. Pendapat tersebut berkaitan


(41)

dengan ungkapan, bahwa koperasi itu tidak berorientasi pada upaya mencari keuntungan (bukan profit oriented) melainkan berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Benar memang semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi harus bertujuan memberi manfaat kepada para anggotanya, terutama dalam bentuk kesejateraan materiil. Tapi bukan berarti, jika manfaat yang diutamakan, kemudian keuntungan tidak diperhatikan. Keuntungan dalam usaha koperasi tetap penting bahkan suatu keharusan, sama halnya dengan perusahaan bukan koperasi, sebagai pertanda perusahaan koperasi juga dikelola secara profesional dan efisien. Dalam koperasi keuntungan itu biasa disebut dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada pasa 34 ayat (1) UU No. 12/67 dinyatakan :

“Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh di dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan”.

Sesuai dengan salah satu sendi-sendi dasar koperasi, yang menyatakan pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, maka pembagian SHU dibedakan antara yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota.

a. SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk:

1. Cadangan Koperasi.

2. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya. 3. Dana Pengurus.


(42)

4. Dana Pegawai/karyawan. 5. Dana Pendidikan Koperasi. 6. Dana Sosial.

7. Dana Pembangunan Daerah Kerja.

b. SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota dibagi untuk :

1. Cadangan Koperasi. 2. Dana Pengurus.

3. Dana Pegawai/karyawan. 4. Dana Pendidikan.

5. Dana Sosial.

6. Dana Pembangunan Daerah Kerja.

Besarnya pembagian masing-masing bagian diatur dalam Anggaran Dasar. Seperti terlihat pada pembagian SHU diatas, maka bagian SHU yang diperoleh dari pelayanan terhadap pihak ketiga atau bukan anggota, tidak boleh dibagikan kepada anggota, karena bagian pendapatan ini bukan diperoleh dari jasa anggota. Dengan demikian hanya SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggotalah yang dapat diabaikan kepada anggota. Hal ini sesuai dengan salah satu sendi dasar koperasi seperti telah disebutkan disebutkan di atas.

SHU harus dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing anggota. Jika jasa seorang anggota besar, yaitu jumlah transkasi yang dilakukan dengan koperasi besar maka dia juga akan menerima pengambilan SHU yang


(43)

besar. Namun jika transaksinya kecil, penerimaan dari SHU akan kecil. Hal ini sesuai dengan prinsip keadilan.

Untuk mendapatkan angka transaksi ini, maka koperasi harus selalu mencatatnya dalam suatu buku belanja anggota. Dapat pula sebaliknya anggota mengumpulkan kwitansi belanjanya untuk setelah Rapat Anggota Tahunan (RAT) nanti ditujukan kepada pengurus untuk menentukan jumlah pengambilan SHU yang diterima. Jumlah SHU untuk dibagikan kepada anggota ini umumnya dalamn anggaran dasar ditetapkan sebesar 10% dari seluruh SHU.

Dalam koperasi, anggota tidak hanya menerima bagian keuntungan tetapi juga ikut menanggung kerugian, dalam hal kerugian tidak bisa ditutup dengan cadangan. Tanggungan anggota terhadap kerugian ini dapat bersifat terbatas (dengan menetapkan suatu jumlah uang yaitu berapa kali jumlah simpanan pokok), dapat pula bersifat tidak terbatas (meliputi harta pribadi anggota, jika ternyata kekayaan koperasi tidak mampu menutup kerugian pada waktu koperasi dibutuhkannya). Tentang sifat tanggungan ini diuraikan dalam Anggaran Dasar koperasi yang bersangkutan.

2.2 Pendapatan

2.2.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan koperasi adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya koperasi, maka apabila SHU positif berarti kontribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan atau biaya riil koperasi (Titik Sartika, 2009:52)


(44)

Dengan kata lain, pendapatan dapat juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama dia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi atau pendapatan selama dia bekerja atau berusaha. Setiap orang yang bekerja akan berusaha untuk memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimum agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maksud utama para pekerja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang cukup baginya, sehingga kebutuhan hidupnya ataupun rumah tangganya akan tercapai.

Penduduk perkotaan umumnya dan golongan keluarga berpenghasilan rendah khususnya mempunyai berbagai sumber pendapatan. Pendapatan yang dimaksud dalam hal ini adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan, yaitu berupa pendapatan dari pekerjaan, pendapatan yang diterima dari profesi yang diterima sendiri, usaha perseorangan dan pendapatan dari kekayaan, serta dari sektor subsisten, yaitu untuk bertahan hidup secara wajar dan didapatkannya suatu jaminan kebutuhan primer. Apabila suatu perekonomian berproduksi dengan kapasitas penuh, maka ia akan menghasilkan pendapatan yang besarnya cukup untuk membeli semua barang yang dihasilkan. Jika semua pendapatan yang diterima oleh para pekerja dan para investor itu dibelanjakan, secara langsung ataupun tidak langsung, untuk membeli barang-barang, maka terciptalah pasar bagi output total (Charles, 1970:14).


(45)

Pendapatan masyarakat dapat berasal dari bermacam-macam sumbernya, yaitu: ada yang di sektor formal (gaji atau upah yang diterima secara bertahap), sektor informal (sebagai penghasilan tambahan dagang, tukang, buruh, dan lain-lain) dan di sektor subsisten (hasil usaha sendiri berupa tanaman, ternak dan pemberian orang lain).

2.2.2 Teori Pendapatan

Dalam ilmu ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori pendapatan termasuk dalam lingkup ekonomi makro, yaitu teori-teori yang mempelajari hal-hal sebagai berikut :

1. Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen 2. Investasi dunia usaha, dan

3. Pembelian yang dilakukan pemerintah

Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Richardo, distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga klas sosial yang utama: Pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju, para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan para kapitalis (pemilik modal) menjadi lebih buruk keadaannya (Sumitro, 1991:29).

Seluruh penerimaan pendapatan koperasi harus dilaporkan atau dipertanggungjawabkan oleh pengurus koperasi kepada Rapat Anggota, pendapatan koperasi bisa berasal dari hasil-hasil investasi di luar pelayanan langsung terhadap anggota. Menurut Tiktik Sartika (2009:49) Pendapatan


(46)

koperasi bersumber dari selisih antara harga pelayanan koperasi dengan harga pokok barang/jasa koperasi yang dimanfaatkan oleh para anggota koperasi, akan semakin besar pula jasa anggota koperasi tersebut terhadap pembentukan pendapatan koperasi.

Dalam ilmu ekonomi, untuk meningkatkan profit dari suatu aktivitas ekonomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit maximization.

Yaitu usaha yang dilakukan untuk memaksimalkan profit dengna berkonsentrasi pada penjualan yang lebih banyak untuk meningkatkan pendapatan. Untuk mengingkatkan volume penjualan tersebut dapat dilakukan dengan cara marketing mix, yaitu kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran pengusaha yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.

2. Pendekatan meminimumkan biaya atau cost minimization.

Yaitu usaha kegiatan pelaku ekonomi yang mengkonsentrasikan kepada alokasi biaya yang telah dilakukan dapat diminimalkan. Upaya-upaya peminimuman biaya ini akan menciptakan alokasi biaya yang akan lebih efisien atau lebih kecil dibandingkan dengan alokasi biaya yang sebelumnya. Dengan demikian biaya alokasi yang turun tersebut akan berpengaruh terhadap profit atau laba, misalnya jumlah alokasi biaya pada suatu bidang kerja tertentu yang selama ini dikerjakan oleh banyak orang dapat dikerjakan oleh lebih sedikit orang. Ini berarti ada minimalisasi penggunaan biaya untuk gaji atau upah karyawan.


(47)

Dengan demikian total biaya berkurang dengan turunnya total biaya ini, profit secara otomatis meningkat.

2.3 Modal

2.3.1 Pengertian modal

Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman (Arifin, 2001:84).

1. Modal Sendiri

Modal sendiri bersumber dari : a. Simpanan Pokok Anggota

Yaitu Sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok ini bersifat permanen, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

b. Simpanan Wajib

Yaitu sejumlah uang simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang nilainya untuk masing- masing anggota tidak harus sama. Dengan demikian anggtoa yang lebih mampu dari segi keuangan dapat memberikan lebih kepada koperasi dibanding anggota lainnya sebagai simpanan wajibnya. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil kembali oleh anggotanya, selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi tersebut.


(48)

c. Dana Cadangan

Yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha (SHU) dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan

d. Donasi atau Hibah

Yaitu sejumlah uang atau barang yang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu kewajiban untuk mengembalikannya.

2. Modal Pinjaman

Modal pinjaman atau modal luar bersumber dari : a. Anggota

Yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan.

b. Koperasi Lainnya atau Anggotanya

Yaitu pinjaman dari koperasi lainnya atau anggotanya didasari dari perjanjian kerjasama antar koperasi.

c. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Yaitu pinjaman dari Bank dan Lembaga Keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

d. Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang Lainnya

Yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


(49)

2.4 Kredit Modal Kerja

2.4.1 Pengertian Kredit Modal Kerja

Salah satu usaha dari koperasi adalah memberikan fasilitas kredit kepada nasabah. Kredit modal kerja merupakan salah satu dari jenis-jenis kredit yang diberikan koperasi kepada nasabah. Menurut Sugiyarso (2011:50) permodalan koperasi meliputi seluruh sumber pembelajaran koperasi yang berasal dari anggota maupun luar anggota, yang dapat bersifat permanen ataupun sementara. 2.4.2 Jenis-jenis Kredit

Pengelompokan jenis-jenis kredit menurut Kasmir (2003:99-102) dapat dilihat dari :

A. Jenis Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Kredit :

1. Kredit jangka pendek (short term credit) yaitu suatu bentuk kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.

2. Kredit jangka menengah (intermediate term credit) yaitu suatu bentuk kredit yang berjangka waktu satu tahun sampai tiga tahun.

3. Kredit jangka panjang (long term credit) yaitu suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

B. Jenis Kredit Berdasarkan Lembaga yang Menerima Kredit :

1. Kredit untuk baadan usaha pemerintah/daerah, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

2. Kredit untuk badan usaha swasta, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.


(50)

3. Kredit perorangan, yaitu kredit yang diberikan bukan kepada perusahaan, tetapi kepada perorangan.

4. Kredit untuk bank korespenden, lembaga pembiayaan dan perusahaan asuransi.

C. Jenis Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya :

1. Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku, piutang, dan lain-lain.

2. Kredit investasi, yaitu kredit (berjangka menengah atau panjang) yang diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitas, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik.

3. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.

D. Jenis Kredit berdasarkan Sektor Ekonomi :

Kredit menurut sektor ekonomi didasari atas kebutuhan utnuk menentukan kebijakan pengarahan kredit koperasi secara kualitatif yang dititikberatkan pada sektor ekonmi yang diutamakan dalam pembiayaan dengan kredit koperasi itu. Sektor ekonomi yang dimaksud antara lain adalah sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, konstruksi, jasa sosial, jasa dunia usaha dan lain-lain.


(51)

E. Jenis Kredit Berdasarkan Sifat :

1. Kredit atas dasar transaksi satu kali (eenmalig), yaitu kredit jangka pendek untuk pembiayaan suatu transaksi tertentu.

2. Kredit atas dasar transaksi barulang (revolving), yaitu kredit jangka pendek yang diberikan kepada nasabah untuk usaha yang merupakan suatu seri transaksi yang sejenis.

3. Kredit atas dasar plafon terkait, yaitu kredit yang diberikan dengan jumlah dan jangka waktu tertentu tujuan untuk dipergunakan sebagai tambahan modal kerja bagi suatu unit produksi atas dasar penilaian kapasitas produksi/kebutuhan modal kerja dimana maksimum kredit yang diberikan tidak terikat pada kapasitas produksi normal atau realisasi penjualan. 4. Kredit atas dasar plafon terbuka, yaitu kredit untuk kebutuhan modal kerja

dimana maksimum kredit yang diberikan tidak terikat pada kapasitas produksi normal atau realisasi penjualan.

5. Kredit atas dasar penurunan plafon secara berangsur (aflopend plafond), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah yang pelunasannya harus dilaksanakan secara berangsur sesuai dengan jadwal pelunasan yang telah disetujui/ditentukan oleh bank.

F. Jenis Kredit Berdasarkan Sumber Dana : 1. Kredit dengan dana koperasi sendiri

2. Kredit dengan dana bersama-sama dengan koperasi lain 3. Kredit dengan dana dari luar negeri


(52)

G. Jenis Kredit Berdasarkan Bentuk :

1. Cash Loan, yaitu pinjaman uang tunai yang diberikan oleh koperasi kepada nasabahnya sehingga dengan pemberian fasilitas ini, koperasi telah menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan ketentuan yang ada dalam perjanjian kredit.

2. Non Cash Loan, yaitu fasilitas yang diberikan koperasi kepada nasabahnya, tetapi atas fasilitas ini bank belum mau mengeluarkan uang tunai.

H. Kredit Berdasarkan Wewenang Pemutusan :

Berdasarkan wewenang putusannya, kredit dibedakan atas wewenang kantor pusat dan wewenang kantor cabang (kepala divisi dan direksi wilayah). I. Kredit Berdasarkan sifat Fasilitas :

1. Commited Facility, yaitu suatu fasilitas yang secara hukum, koperasi

diperjanjikan kecuali terjadi suatu peristiwa yang memberikan hak kepada koperasi untuk menarik kembali atau menangguhkan fasilitas tersebut sesuai surat atau dokumen lainnya.

2. Uncommited facility, yaitu suatu fasilitas yang secara hukum, koperasi

tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang telah diperjanjikan.

J. Kredit Berdasarkan Akad :

1. Pinjaman dengan akad kredit adalah pinjaman yang disertai dengan suatu perjanjian kredit tertulis antara koperasi dengan nasabah, yang antara lain


(53)

mengatur besarnya pinjaman kredit, suku bungan, jangka waktu, jaminan, cara pelunasan dan sebagainya.

2. Pinjaman tanpa akad kredit adalah pinjaman yang tidak disertai suatu perjanjian tertulis.

Berdasarkan uraian diatas, maka kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan koperasi kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual. Maka, simpanan koperasi diartikan sebagai modal sendiri atau dapat disamakan dengan saham perusahaan.

Menurut Sugiyarso (2011:53), “Pihak-pihak yang mempunyai klaim terhadap

sumber daya koperasi terdiri atas kreditur, anggota/pemilik, dan badan usaha koperasi itu sendiri”. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi mempunyai eksistensi sendiri, terpisah dengan anggota-anggotanya.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat studi kasus yang mengambil obyek Anggota Koperasi. Penelitian kasus (case study) adalah penelitian yang bersifat mendalam terhadap suatu lembaga tertentu dan penelitian yang dirancang khusus untuk mempelajari secara rinci dan mendalam sebuah kasus khusus. Studi kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. (Mohammad Nazir, 2005:57)

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Medan pada 3 Koperasi yaitu, Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Jalan Kampung Durian, Koperasi SMP Negeri 1 Medan, Koperasi Universitas Sumatera Utara (USU). 3.3 Batasan Operasional

Batasan penelitian ini adalah para anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia, Koperasi SMP Negeri 1, Koperasi Universitas Sumatera Utara. Dengan membatasi periode yaitu tahun 2004-2011 dari data SHU, simpanan anggota, modal, perkembangan kredit para anggota dan laporan keuangan koperasi sesuai dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh diolah kembali sehingga dapat diketahui peranan koperasi dalam memberdayakan perekonomian masyarakat di Kota Medan.


(55)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Singgih Santoso (2003:5) menjelaskan bahwa “populasi merupakan sebagai kumpulan dari semua elemen yang sedang diteliti dan daripadanya akan diambil kesimpulan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (1998:115) menjelaskan “populasi merupakan subyek penelitian”. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia, Koperasi SMP Negeri 1 Medan, Koperasi Universitas Sumatera Utara.

Singgih Santoso (2003:5) berpendapat bahwa, “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi”. Sedangkan penelitian menurut Arikunto (1998:117) menyatakan bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dan lebih tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dana, dan wilayah. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti

Untuk menentukan sampel mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel berdasarkan jenis koperasi yang telah ditetapkan. Dengan rincian sebagai berikut:


(56)

Tabel 3.1

Pengambilan Sampel berdasarkan Jenis Koperasi No Jenis Koperasi Jumlah Anggota Sampel

1 KPRI 34.653 50

2 Koperasi SMP Negeri 1 73 20

3 Koperasi Keluarga Besar USU

439 30

JUMLAH 35029 100

Sumber: Data Sampel

Dalam menentukan ukuran sampel dari populasi, penulis menggunakan rumus Slovin sebagai berikut.

Rumus: 2 1 Ne N n Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = nilai kritis (batas kesalahan) persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 5%, 10%.

2 ) 1 , 0 ( 209 . 35 . 1 209 . 35 n 353 209 . 35 n


(57)

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan chaster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan, disebabkan karena obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas.

3.5 Jenis Data 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya (responden). Cara memperoleh data primer ini adalah memberikan kepada responden pertanyaan tentang kredit yang diterima/diperoleh dari koperasi karyawan. Pertanyaan yang harus diisi anggota koperasi tersebut secara tertulis yang berbentuk kuisioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data penunjang yang dipakai sebagai pelengkap data primer berupa literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Literatur-literatur yang digunakan adalah arsip-arsip perusahaan, buku pedoman atau buku bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, jurnal yang didapatkan dari internet dan skripsi terdahulu.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan pengumpulan data primer dimana penulis langsung berhubungan dengan responden terpilih sebanyak 100 responden yang merupakan pelaku Koperasi. Penulis akan melakukan wawancara personal (personal interviewing) yang diartikan sebagai wawancara antar orang, yaitu antar pewawancara dengan responden, yang diarahkan oleh pewawancara


(58)

dalam pengisian daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti dengan tujuan mendapatkan informasi atau data yang relevan.

3.7 Metode pengolahan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan program Microsoft Office

Word 2007 disamping itu penulis juga menggunakan program Microsoft Excel

2007 sebagai program pembantu di dalam perhitungan data. 3.8 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis peranan koperasi dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di kota Medan secara deskriptif peningkatan pendapatan masyarakat kota Medan.

Tahapan dalam analisis data sebagai berikut:

a. Tabulasi Data, hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka, tabel-tabel dari jawaban responden ke masing-masing aspek yang ada pada Koperasi b. Reduksi Data, merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, memperhalus data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan caara sedemikian rupa hingga finalnya menyakinkan untuk dapat ditarik kesimpulan.

c. Analisis Deskriptif, analisis yang digunakan antara lain dengan grafik, tabel sederhana, tabel silang, tabel perbandingan, dll.


(59)

3.9 Defenisi Operasional

1. Jumlah Simpanan Anggota adalah sejumlah uang yang disimpan oleh anggota pada Koperasi untuk disalurkan ke sektor produktif dalam bentuk pembiayaan yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

2. Pendapatan Anggota adalah keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama dia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi atau pendapatan selama dia bekerja atau berusaha yang dinyatakan dalam satuan rupiah.


(60)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Kota Medan 4.1.1 Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 Km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara (BPS Kota Medan) Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota

Medan terletak pada 3˚30’-3˚43’ Lintang Utara dan 98˚35’-98˚44’ Bujur Timur.

Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.


(61)

4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan

Medan, kota berpenduduk 2 juta jiwa memiliki areal seluas 26.510 hektar yang secara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Medan

No Kecamatan Luas (Km²)

1 Medan Tuntungan 20,68 2 Medan Selayang 12,81

3 Medan Johor 14,58

4 Medan Amplas 11,19

5 Medan Denai 9,05

6 Medan Tembung 7,99

7 Medan Kota 5,27

8 Medan Area 5,52

9 Medan Baru 5,84

10 Medan Polonia 9,01

11 Medan Maimum 2,98

12 Medan Sunggal 15,44 13 Medan Helvetia 13,16

14 Medan Barat 6,82

15 Medan Petisah 5,33

16 Medan Timur 7,76

17 Medan Perjuangan 4,09

18 Medan Deli 20,84

19 Medan Labuhan 36,67 20 Medan Marelan 23,82 21 Medan Belawan 26,25

Total 265,1

Sumber : BPS Kota Medan 2010

Dari hasil data tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa adanya wilayah Kota Medan yang terluas terdapat pada Medan Labuhan yaitu 36,67 Km², dimana masih banyak terdapat lahan kosong berikutnya adalah wilayah Medan Belawan yaitu 26,25 Km², dimana wilayah ini adalah wilayah pelabuhan kemudian wilayah Medan Marelan yaitu 23,82 Km², dimana wilayah ini juga terdapat banyak lahan


(62)

yang masih kosong dan wilayah yang paling kecil adalah Medan Maimum yaitu 2,98 Km².

4.1.3 Jumlah Penduduk Kota Medan

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Kota Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk kota Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Kota Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.

Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk.

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.


(63)

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2001 – 2010

Tahun Penduduk % Naik / Turun

2001 1.926.052 9,45%

2002 1.963.086 9,63% Naik

2003 1.993.060 9,78% Naik

2004 2.006.014 9,84% Naik

2005 2.036.018 9,99% Naik

2006 2.036.018 9,99% Tetap

2007 2.083.156 10,22% Naik

2008 2.102.105 10,31% Naik

2009 2.121.053 10,40% Naik

2010 2.109.339 10,35% Turun

Sumber: BPS Kota Medan 2011

Dari hasil tabel 4.2 diatas dapat dilihat jumlah penduduk Kota Medan dari tahun 2001 – 2010 cenderung naik.

4.2 Tenaga Kerja Kota Medan

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya manusia yang dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, dan dibedakan sebagai Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja.

Berdasarkan hasil Sensus, angkatan kerja di Kota Medan tahun 2010 mencapai 1.647.634 jiwa. Dengan angka ini, tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Kota Medan tercatat sebesar 61,94%. Sedangkan angka pengangguran terbuka di Kota Medan relatif kecil, yaitu sebesar 13,11%. Bila dibedakan menurut status pekerjaan utamanya, buruh/karyawan sebesar 51,26%. Status pekerjaan ini lebih besar dibanding status pekerjaan lain. Sedangkan berusaha


(64)

sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap, berusaha sendiri dibantu buruh tetap dan pekerja lainnya masing-masing tercatat sebesar 26,18%, 8,87%, 4,84% dan 8,84%. Sektor tersier dimasuki sekitar 76,37% pekerja dan merupakan sektor terbanyak menyerap pekerja. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan khusus. Sektor lainnya yaitu sektor primer dan sektor sekunder, masing-masing menyerap tenaga kerja sebesar 3,22% dan 20,41%.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Kota Medan 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2006-2010

No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian 38.096 33.299 37.141 33.271 27.255 2 Pertambangan 2.948 594 0 566 1.287 3 Industri 113.760 98.046 103.151 120.008 116.682 4 Listrik, gas, air 5.367 3.014 2.292 636 4.004 5 Bangunan 63.872 50.725 59.532 61.131 60.290 6 Perdagangan 270.152 246.031 318.805 312.625 335.846 7 Pengangkutan 132.960 82.417 95.945 92.896 92.362 8 Keuangan 36.585 36.621 25.782 25.478 30.789 9 Jasa 92.143 179.145 191.184 177.639 218.291 Jumlah 755.882 729.892 883.832 824.250 886.815 Sumber : BPS Kota Medan 2011

Tabel 4.3 dapat memberi gambaran mengenai Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2006 – 2010, Lapangan Usaha Pertanian, Industri, Bangunan, Perdagangan, Pengangkutan, Keuangan tahun 2006 – 2010 mengalami fluktuasi, sedangkan Lapangan Usaha Pertambangan dan Listrik, gas, air mengalami penurunan dan Lapangan Usaha Jasa mengalami peningkatan.


(65)

4.3 Perkembangan Perekonomian Kota Medan

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membawa pada pertumbuhan ekonomi nasional negatif. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap perekonomian Kota Medan, dimana pada periode tahun 1998 laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan mengalami penurunan hingga 18,11%. Namun pada tahun 1999 Pemerintah Kota Medan dengan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh berhasil memulihkan kondisi perekonomian Kota Medan hingga mengalami pertumbuhan mencapai 3,44%.

Pada tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan terus meningkat hingga mengalami pertumbuhan sebesar 7,7%. Walaupun belum pulihnya perekonomian nasional, para pelaku ekonomi sudah mulai melakukan perbaikan dan antisipasi dibidang ekonomi dan didukung dengan suku bunga bank yang telah menurun, sehingga kegiatan ekonomi sektor riil mulai bergerak menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Medan mengalami kenaikan positif.

Tabel 4.4

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan

Wilayah 2006 2007 2008 2009 2010

Kota Medan 7,7 7,7 6,8 6,5 7,7 Propinsi 6,20 6,90 6,39 5,07 6,3 Nasional 5,5 6,3 6,0 4,5 6,0 Sumber : BPS Kota Medan 2011

Dari hasil tabel 4.4 Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan wilayah tahun 2006 – 2010 mengalami fluktuasi.


(1)

LAMPIRAN

Kuesioner Penelitian

Responden yang terhormat,

Nama saya Purnama Elisabeth, saya seorang mahasiswi Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan. Saya dalam proses penyelesaian skripsi saya, oleh sebab itu saya memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu agar sudi kiranya membantu saya dalam menjawab pernyataan dan pertanyaan yang tertera pada kuisioner ini. Pertanyaan dan pernyataan yang ada dalam kuisioner ini ditujukan untuk melengkapi data penelitian saya dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul, “PERANAN KOPERASI DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI MASYARAKAT DI KOTA MEDAN”

A. Identitas Responden

1. Umur : Tahun

2. Pendidikan Terakhir : a. Tidak Tamat SD b. SD

c. SMP d. SMA e. Diploma/S1 f. Pasca Sarjana c. Pekerjaan : a. Kepala Sekolah


(2)

d. Lain-lain : d. Pendapatan/Bulan : a. < Rp 1.000.000

b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 c. Rp 2.100.000 – Rp 3.000.000 d. Rp 3.100.000 – Rp 4.000.000 e. > Rp 4.000.000

e. Tahun berapa dapat kredit : f. Berapa lama jadi anggota koperasi :

B. Variabel-variabel Penelitian

Petunjuk: Pilihlah jawaban dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

N : Normal S : Setuju

SS : Sangat Setuju

NO VARIBEL STS TS N S SS

1 Anggota koperasi yang mendapatkan kredit dari koperasi diberikan bunga rendah

2 Persyaratan meminjam dikoperasi lebih mudah daripada dilembaga keungan lainnya


(3)

keluarga

4 Setelah Bapak/Ibu mendapatkan manfaat kredit, apakah Bapak/Ibu ingin meningkatkan peminjaman berikutnya?

5 Pendapatan rata-rata meningkat setelah mendapat pinjaman kredit dari koperasi

6 Pemberdayaan Ekonomi keluarga dapat dilakukan melalui pinjaman kredit dari koperasi

7 Dengan adanya kredit yang diberikan oleh koperasi maka anggota koperasi merasa terbantu untuk mendapat kebutuhan keluarganya

8 Jumlah kredit yang diberikan koperasi sesuai dengan yang diharapkan

9 Bunga kredit koperasi dapat menghambat pelunasan tepat waktu

Petunjuk Pengisian:

1. Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan atau pendapat Bapak/Ibu


(4)

Daftar Pertanyaan

1. Berapa jumlah kredit yang Bapak/Ibu terima dari koperasi? a. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000

b. Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000 c. Rp 10.100.000 – Rp 15.000.000 d. Rp 16.000.000 – Rp 20.000.000 e. > Rp 20.000.000

2. Berapa lama jangka waktu pengembalian pinjaman (kredit) Bapak/Ibu ke koperasi?

a. 1 tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. 5 tahun

3. Kredit koperasi yang Bapak/Ibu peroleh digunakan untuk? a. sebagai pengembangan usaha

b. dana pengobatan c. sebagai konsumsi

d. lain-lain, sebutkan: ………..

4. Jika sekiranya kredit digunakan untuk pengembangan usaha, maka jenis usahanya adalah

a. usaha percetakan b. usaha rumah makan


(5)

c. usaha agen pulsa

d. lain-lain, sebutkan: ………

5. Bagaimana pendapatan Bapak/Ibu sesudah memperoleh kredit koperasi? a. naik drastis

b. naik

c. biasa saja/tidak berubah d. turun

6. Dengan adanya kredit, maka manfaat yang Bapak/Ibu peroleh adalah a. pendapatan meningkat

b. memperluas pengetahuan tentang kredit karyawan c. sebagai cara untuk membina hubungan dengan teman d. lain-lain, sebutkan: ………

7. Berapa rata-rata tingkat pendapatan Bapak/Ibu perbulan ………. (rupiah)

8. Berapa rata-rata tingkat pendapatan perbulan setelah menggunakan kredit koperasi ………. (rupiah)

9. Mengapa Bapak/Ibu meminjam pada koperasi? a. bunga kreditnya kecil

b. syarat-syaratnya mudah c. pelayanan yang ramah

d. lain-lain, sebutkan: ………..

10.Menurut Bapak/Ibu, pelaksanaan pemberian kredit pada koperasi? a. telah efektif dan efisien


(6)

b. belum efektif dan belum efisien c. perlu pembenahan dan perbaikan

Beberapa pertanyaan mengenai kendala-kendala yang dihadapi para anggota koperasi

1. Dalam penggunaan kredit yang diperoleh kendala apa yang utama dihadapi a. saya dalam mengelolanya tidak professional

b. angsuran bulan terlalu besar

c. cicilan pertama terlalu cepat dimulai sejak kredit cair d. muncul saingan baru terhadap usaha yang saya jalankan

2. Peningkatan pemberdayaan ekonomi setelah menerima kredit, sulit dilakukan, karena:

a. kurang sokongan ahli keluarga

b. kredit yang diterima ternyata terlalu sedikit

c. kredit yang diperoleh terpaksa digunakan untuk tujuan lain/menyimpang dari rencana awal

d. tidak ada bimbingan usaha dari pihak manapun

3. Agar terjadi peningkatan pemberdayaan ekonomi keluarga, maka setelah menerima kredit dari koperasi seharusnya ……

a. koperasi memberikan bantuan teknis

b. koperasi menambah kredit jika ternyata kurang c. koperasi menunda pembayaran cicilan

d. anggota koperasi saling membantu

4. Peningkatan pemberdayaan ekonomi keluarga setelah menerima kredit ……

a. dapat saya buktikan b. sukar saya buktikan c. tidak dapat saya buktikan d. no. comment