MANAJEMEN FOLLOW UP DALAM PENGUATAN PROS

SUB-TEMA : PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP

MANAJEMEN FOLLOW-UP DALAM PENGUATAN PROSES
PEMBELAJARAN BERBASIS DATA DI ERA GLOBALISASI PADA
RANAH PENDIDIKAN FORMAL
Jarkawi
Email - jarkawi010462@gmail,com
Abstrak
Anak memiliki berbagai ketrampilan dan kepandaian didapat dari pembelajaran
di dalam kelas,tetapi perlu disadari anak sebelum masuk sekolah membawa berbagai
ketrampilan dan kepandaian didapat di luar kelas dengan berbagai pengalaman
kehidupan serta pembawaan aktivitas alamiah, diungkapkan Hughes (2012) 1)
kreatif dan Rutin; 2) tertawa dan marah; 3) takut; 4) rasa ingin tahu; 5) rasa jijik; 6)
berkawan dan menyendiri 7) penegasan diri; 8) patuh; 9) membangun; 10)
mengmpulkan; 11) menangis dan tertawa; 12) meniru; 13) bermain dan naluri anak
juga merupakan suatu potensi untuk berkembang melalui pengalaman dan
pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak berada digaris depan dalam dunia
pendidikan formal berpengaruh dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu
pendidikan di era golabaliasi, dikatakan Indrajat (2006) ada empat aspek globalisasi
yakni perdagangan, pergerakan modal, pergerakan orang, penyebaran ilmu

pengetahuan dan teknologi.
Data hasil visitasi dan klarapikasi di sekolah melalui akriditasi sekolah tahun
2016 pada beberapa sekolah di Barabai (HST) terlihat bahwa kepala sekolah dan
pengawas sudah melakukan supervisi akademik akan tetapi menjadi permalahasan
adalah tindaklanjut (follow up) data hasil supervisi kurang diperhatikan sebagaimana
hasil visitasi dan klaripikasi yang dilakukan asesor tergambar dari lima buah sekolah
tidak melakukan tindaklanjut (follow up) terhadap data.Proses pembelajaran di dalam
kelas pada suatu sekolah merupakan anak tangga dari semua proses pendidikan
seumur hidup untuk mengembangkan semua aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
yang memungkinkan siswa dapat menggunakan dan memberdayakan hasil
belajarnya di dalam kelas untuk belajar sendiri (self-learning) dan membina dirinya
(self-direction)serta dapat menggunakan apa saja yang telah dipelajarinya, kapan saja
dan dimana saja untuk mencapai kualitas kehidupan pribadi, social, dan profesi
seoptimal mungkin di era globaliasi dimana kehidupan manusia penuh tantangan dan
persaingan.
Kesimpulan 1) Pembelajaran di dalam kelas merupakan ujung tombak
peningkatan dan pengembangan pendidikan formal di era globalisasi yang penuh
dengan tantangan dan persaingan penting mendapatkana perhatian (formal
educationinthe era of globalization), 2) Data hasil supervisi akademik oleh kepala
sekolah dan pengawas serta pengambil kebijakan baik ditingkat mikro, meso mapun

makro perlu ditindak lanjuti(follow-up) untuk peningkatan dan pengembangan
pendidikan formal modern di era globaliasi (factual be follow up), 3) Follow-up
merupan suatu yang orgen untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
dan pembelajaran formal diera globalisasi di maneg dengan baik dan bijaksana
dengan berbasiskan data (management ofreal-based follow-up), 4) Data memiliki
nilai dan makna yang sangat dalam guna pendidikan seumur hidup bagi siswa dalam
pendidikan dan pembelajaran formal di era globaliasi (haverealvalue and meaning)

Kata kunci :Follow Up, Penguatan Proses Pembelajaran, Data di Era Globaliasi
A. Pendahuluan
Pagi hari yang cerah matahari bersinar di upuk Timur dengan suatu rotasi
yang selalu berputar sehingga terjadilah pergantian siang dan malam dimana
fenomena ini merupakan proses alamiah yang telah ditentukan.di dalam suatu
sunantullah. Manusia yang hidup di permukaan bumi persada inipun mulai
melakukan aktivitas kehidupannya masing-masing termasuk anak-anak calon
penerus bangsa di era globaliasi dengan pakaian seragamnya pergi kesekolah
dengan suatu cita-cita yang terkadung dalam diri anak masing masing serta
diiringi dengan doa’ dari keluarga yakni kedua orangtua dengan harapan menjadi
anak yang menguasai ilmu pengetahuan, cerdas, berkepribadian serta berakhlak
yang mulia, ta’at dengan orang tua bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan

negara kelak dikemudian hari setelah dia dewasa.
Anak-anak dengan waktu yang telah ditentukan tepat sesuai aturan sekolah
memasuki ruang kelas untuk menerima pelajaran dari seorang guru yang akan
mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberikan pendidikan akan kepribadian
serta akhlak mulia tentunya dengan corak dan warna anak masing-masing baik
secara fisik, psikologis, sosiologisnya yang pada kasad mata sepertinya sama akan
tetapi kalau kita cermati dan selami lebih dalam maka setiap anak memiliki
kemampuan dan kepribadian serta etnik yang berbeda beda sebagaimana
diungkapkan oleh Hughes (2012) anak-anak bukan patung yang hanya memiliki
bentuk dan warna yang berbeda, mereka adalah pribadi yang hidup, dan masingmasing memiliki sipat sendiri yang ditampakkan kepada kita melalui prilaku yang
khas seperti gerakkan dan ekspresi wajah muka. Anak-anak memiliki berbagai
ketrampilan dan kepandaian setelah mendapatkan proses pembelajaran di dalam
kelas namun perlu disadari bahwa anak-anak sebelum masuk sekolah juga telah
membawa berbagai ketrampilan dan kepandaian yang didapatnya diluar kelas dan
anak-anak juga memeiliki pembawaan aktivitas alamiah sebagaimana
diungkapkan Hughes (2012) seperti 1) kreatif dan Rutin; 2) marah; 3) takut; 4)
rasa ingin tahu; 5) rasa jijik; 6) berkawan dan menyendiri 7) penegasan diri; 8)
patuh; 9) membangun; 10) mengmpulkan; 11) menangis dan tertawa; 12) meniru;
13) bermasin dan Naluri anak juga yang merupakan suatu potensi dimana untuk
berkembang melalui pengalaman dan pembelajaran.

Perbedaan ini tentunya bukan halangan bagi seorang guru untuk
menyikapinya akan tetapi merupakan uji profesi seorangguru sebagaimana yang
diamanatkan dalam undang undang no 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan
nasional pasal 28 kemampuan sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : 1.
Kmpetensi pedagogic, 2. Kompetensi kepribadian, 3. Kompetensi professional, 4.
Kompetensi social.
Guru merupakan ujung tombak yang berada digaris depan dalam dunia
pendidikan formal sangat berpengaruh dalam mengembangkan dan meningkatkan
mutu pendidikan di era golabaliasi sekarang. Perkembangan profesi guru dalam
melakukan proses pembelajaran yang bermutu dan berdaya saingdi era globalisasi
dengan diberlakukannya Mayarakat Ekonomi Asia (MEA) di dalam kelas sangat
berkaitan erat dengan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala

sekolah dan pengawas sekolah. Melalui supervisi akademik yang dilakukan secara
kontinu, terevaluasi dan selalu ditindaklanjuti (folluw up) dari hasil supervisi
akademik tersebut akan mendorong perkembangaan profesi guru kearah
terciptanya proses pembelajaran yang bermutu dan berdaya saing di era
globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan sebagaimana dikatakan
Indrajat (2006) ada empat aspek globalisasi yakni perdagangan, pergerakan

modal, pergerakan orang, penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak
menutup kemungkinan pergerakan lembaga pendidikan dari luar masuk ke
Indonesia dan begitu pula tenaga guru sebagai konsekwensi internasional dan
global.World Trade Organization (WTO)
mengidentifikasi empat model
penyedian jasa pendidikan oleh Sofian Effendi, Sindo 13 Maret 2007 dikutif oleh
Suharsaputra Umar yakni : cross border suplay (lembaga pembelajaran
menawarkan pembelajaran melalui internet), consumption abroad (jika
siswa/mahasiwa belajar keluar negeri ), commercial presence ( lembaga
pendidikan luar negeri bekerja sama dengan lembaga pendidikan di dalam
neger)i, presence of natural persons (kehadiran pengajar-pengajar asing mengajar
pada lembaga pendidikan lokal) ( Suharsaputra Uhar, 2015)
Untuk menjawab tantangan era globalisasi bagi kepala sekolah dan
pengawas sekolah sebagai supervisor sangat penting meningkatkan dan
mengembangkan praktik supervisi akademik disamping supervisi manajerial.
Superivi akademik akan berhubungan langsung dengan proses pembelajaran di
dalam kelas yang dilakukankan oleh guru sebagai ujung tombak proses
peningkatan dan pengembangan pendidikan formal di era globalisasi. Hasil
supervisi akademik dengan melakukan observasi langsung kedalam kelas dimana
guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak merupakan suatu rekaman

dan potret data yang menggambarkan wajah pembelajaran sebenarnya. Maka
salayaknya dan sepantasnya kalau mau mengembangkan dan meningkatkan
pendidikan formal yang kompetetif, produktif, kriatif dan outcomes di era
globaliasi harus beranjak dari data hasil supervisi yang yelah dikaukan oleh
kepala sekolah dan pengawas sekolah agar kebijakan dan tindakan serta praktek
pendidikan formal dilakukan
secara modern dan ilmiah sebagaimana
diungkapkan oleh Maramis (2009) ilmu modern yaitu pengamatan(melakukan
supervisi), interprestasi, analisis, sintesis, kesimpulan, penyusunan hipotesis dan
pengujian hipotesis.
Berdasarkan pengamatan dari hasil visitasi dan klarapikasi disekolah
melalui akriditasi sekolah tahun 2016 pada beberapa sekolah di Barabai (HST)
terlihat bahwa kepala sekolah dan pengawas sudah melakukan supervisi akademik
akan tetapi yang jadi permalahasannya adalah tindaklanjut (follow-up) hasil
supervisioleh kepala sekolah dan pengawas sekolah kurang diperhatian
sebagaimana mana hasil visitasi dan klaripikasi yang dilakukan asesor tergambar
dari lima buah sekolah tidak melakukan tindaklanjut (follow-up) bahkan
terkadang hasil rekomendasi asesor yang berupa data hasil visitasi dan perifikasi
serta klarifikasi kesekolah dalam proses pembelajaran di dalam kelas untuk
lembaga terkait juga kurang merespon dan lebih parahnya lagi hasil supervisi

yang berupa rekaman dari observasi di kelas sebagai data untuk pembinaan dalam
peningkatan dan pengembangan pembelajaran di dalam kelas pada pendidikan

formal kurang dimanfaatkan untuk supervisi berikutnya sepertinya terputus antara
supervisi pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Dari fenomena pendidikan formal diera globalisasi baik ditingkat mikro,
meso dan makro tentunya terindentifikasi beberapa permalasahan yang mendasar
tentang pemberdayaan data hasil supervisi akademik untuk tindak lajut (folluw
up).
B. Pembahasan
1. Akar Pendidikan Formal di Era Globalisasi
Pohon “kasturi” akan menghasilkan buah yang manis dan berkualitas tinggi
apabila nutrisi yang dibutuhkan oleh pohon kasturi terpenuhi dengan baik. Nutrisi
yang dibutuhkan oleh pohon kasturi prosesnya melalui penyerapan bahan nutrisi
pada akar pohon kasturi kemudian dibawa kebatang, keranting sampai ke daun
kemudian terjadi proses potosintesis dengan bantuan sinar matahari dipagi hari
dan sampai waktu untuk berbunga, serta selanjutnya akan menajdi buah. Apabila
nutrisi yang diserap oleh akar mengalami masalah oleh gangguan hama penyakit
maka sebaik apapun pupuk yang diberikan dari atas akan tetap mengahsilkan buah
yang “bapira” (ulat) di dalam buah tersebut dan lambat atau cepat lama kelamaan

pohon kasturi pasti akan mati dan tidak akanada buah yang dihasilnyanya lagi.
Kalaupun pohon kasturi bisa bertahan beberapa waktu dan menghasilkan buah
meskipun akar pohon kasturi bermasalah maka buah yang dihasilkan pun tidak
mampu untuk bersaing kepasaran untuk diperjual belikan kalaupun laku pastilah
harganya murah.
Untuk mengahsilkan suatu proses pendidikan yang handal dan mampu
berkomptetif dan bersaing di era globalisasi serta untuk berperan aktif di forum
Internasional mau tidak mau harus dimulai pada bagian akar proses pendidikan
tersebut. Pada pendidikan formal mulai pendidikan dasar dan menengah sampai
keperguruan tinggi proses pendidikan akarnya adalah pada proses pembelajaran di
dalam kelas atau diruang kuliah dengan peranan guru atau dosen sebagai ujung
tombaknya dalam melakukan proses pembelajaran perlu mendapat perhatian
khususnya guru sebagaimanadiungkapkan oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia Hafid Abbaf dalam suatu diskusi studi latar belakang penyususnan
RPJMN bidang pendidikan 2015-2019 yakni "Isu terpenting pendidikan di Tanah
Airadalah guru, guru, guru," dan “ditambahkannya juga bahwa sertifikasi guru
Indonesia tidak berorientasi kelas dan kegiatan belajar mengajar”.http://news.
okezone. com/read/2015/09/25/65/1220921/isu-terpenting-pendidikan-indonesia,
5 Nopember 2015)
Pendidikan modern di era globaliasi adalah pendidikan yang beranjak dari

suatu keadaan yang dapat di obersvasi, diukur, dan nyatasertaalamiah yang
dimiliki oleh siswa hal ini penting bagi seorang guru dalam melakukan proses
pembelajaran di dalam kelas dengan prinsip pendidikan sebagaimana
diungkapkan Hughes (2012) yaitu : 1) analisis kebutuhan; 2) minat dalam; 3)
kecendrungan minat mendalam; 4) minat baru; 5) penekanan atas minat; 6)
ketertarikan.
Guru adalah pendidik yang professional dalam melaksanakan pekerjaan
mendidik dan mengajarnya berdasarkan keahlian dengan penguasaan pedagogi
dan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa untuk terjadi proses belajar

pada siswa sebagaimana diungkapkan oleh Mudyahardjo (2014) pendidik sebagai
salah satu unsur lingkungan belajar yang turut serta membantu terselenggaranya
kegiatan belajar. Pembelajaran di dalam kelas merupakan suatu proses perubahan
prilaku dalam kurun waktu tertentu dan bertahan lama melalui suatu pengalaman.
Perubahan prilaku dari seoarng siswa sebagai hasil dari belajar dapat diamati dari
perubahan prilakunya dalam kemampuan melakukan sesuatu dengan cara yang
berbeda dalam bentuk pembicaaan, penulisan serta kelakukan siswa. Perubahan
yang sipatnya sementara sebagai akibat dari factor lain (sakit, pengaruh alcohol,
obat, kelelahan) bukanlah hasil belajar akan tetapi dalam pembelajaran adalah
perubahan prilaku yang bertahan lama dan diperolehnya melalui suatu proses

pengalaman yang diperoleh melalui pembelajaran. Lebih tegasnya sebagaimana
diungkapkan oleh Schunk (2012) bahwa pembelajaran merupakan perubahan
yang bertahan lama dalam prilaku, atau dalam kapasitas berprilaku dengan cara
tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya dan
Schunk mengemukakan dengan kritria pembelajaran yaitu : 1)Pembelajaran
melibatkan perubahan; 2) Pembelajaran bertahan lama seiring waktu; 3)
Pembelajaran terjadi melalui pengalaman. (Schunk, 2012).
Kelas dimana siswa memperoleh proses pembelajaran merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan dan dilakukan guru yang profesional agar
proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien, produktif kriatif serta outcomens
untuk membuat siwa dapat belajar dengan hasil terjadinya perubahan prilaku yang
bermutu dan mampu berkompetitif serta bersaing dalam kehidupan di era
globaliasi. Guru harus berani keluar dari praktik-praktik pendidikan lama dan
menjadi kebiasaan memanjakandengan melakukan perubahan dalam pembelajaran
di dalam kelas dimana selama ini terasa dan memanjakan sebagaimana
diungkapkan Alma Buchari (2008) kesiapan pola pikir (mindset) untuk berubah,
dan keluar dari confort zoneselama ini dirasakan memberikan kenyaanan
individual dan pelaku profesi harus memiliki komitmen untuk menjaga,
memelihara, dan mengembangkanmutu pembelajaran kalau tidak maka lambat
laun akan menurunkan kualitas keprofesionalan guru dan bila hal ini dibiarkan

saja tidak berubah maka pada akhirnya profesi guru akan menuju kepada kondisi
“born-out profession” (mati profesi). Ini suatu masalah yang tidak boleh dibiarkan
dan dijawab dengan kebiasaan-kebiasaan di mana-mana sudah mentradisi (Sanusi,
2009 :86)
Perubahan proses pembelajaran di dalam kelas pada sebuah sekolah
merupakan bagian dari pendidikan seumur hidup sebagaimana diungkapkan
Mudyahardjo (2014) sekolah merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan
seumur hidup. Guru di dalam kelas pada suatu sekolah dengan melakukan
pemberdayaan secara maksimal semua potensi dan sumber belajar baik tempat,
orang ataupun bahan cetakan serta teknologi termasuk hasil superivi dari proses
pembinaan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai bahan
pertimbangan dan rujukan untuk suatu perubahan proses pembelajaranmenuju
pendidikan bermutu dan berdaya saing di era globaliasi. Dengan memberdayakan
segala sumber untuk proses pembalajaran di dalam kelas melalui kolaborasi
berbagai sumber tersebut yang mengandung fungsi adaftif dan inovatif dari indidu
dan masyarakat dan sebagai perbaikan terhadap proses pembelajaran yang pada
ujungnya akan memperbaiki dan meningkatkan mutu hidup sebagaimana

diungkapkan Mudyhardjo (2014) Tujuan pendidikan akhir pendidikan seumur
hidup adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup.
Proses pembelajaran di dalam kelas pada suatu sekolah merupakan anak
tangga dari semua proses pendidikan seumur hidup dengan mengembangkan
semua aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang memungkinkan siswa dapat
menggunakan dan memberdayakan hasil belajarnya di dalam kelas untuk belajar
sendiri (self-learning) dan membina dirinya (self-direction)serta dapat
menggunakan apa saja yang telah dipelajarinya, kapan saja dan dimana saja untuk
mencapai kualitas kehidupan pribadi, social, dan profesi seoptimal mungkin
dalam era globaliasi dimana era globaliasi kehidupan manusia penuh persaingan
sebagaimana diungkapkan Suharsaputra (2015) bahwa globalisasi akan
menjadikan kondisi kehidupan penuh dengan persaingan.termasuk dalam dunia
pendidikan dan pada ujungnya pada pembelajaran di dalam kelas yang harus
mampu meningkatkan mutu proses pembelajarannya agar hasil pembelajaran
mampu bersaing dan berkompetitif di era globaliasi.
2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Pengawas
Sebatang pohon mangga berbuah dengan perbedaan besar kecilnya tapi
unggul dan bermutu tentunya memerlukaan pembinaan dan pengawasan yang
kontinu dari pemilik pohon tersebut agar pohon tidak mudah terserang hama
penyakit dan dapat tumbuh dengan baik serta mengahsilkan buah yang berkualitas
beda tapi unggul dan bermutu dengan cara memberikan pupuk, menyiramkan air,
membersihkan sekeliling pohon dari tumbuhan dan makluk yang dapat
menghambat pertubuhan pohon manga serta dilakukan secara rutin dan terukur
dengan baik. Kalau saja pohon mangga tidak dibina dan tidak dipelihara dengan
baik maka hasil buah dari pohon mangga mungkin tidak kita dapatkan atau
mungkin kita dapatkan buahnya, namun tidak mampu bersaing dijual kepasar atau
kurang layak untuk dimakan manusia karena mutu buahnya rendah dan kurang
berkualitas.
Pendidikan di suatu sekolah pada pembelajaran di dalam kelas oleh guru
akan mengahasilkan siswa yang berkualitas dan mampu bersaing tentunya perlu
suatu pembinaan dan pengawasan oleh kepala sekolah, pengawasas sekolah dan
isntansi terkait agar proses pembelajarannya berjalan dengan efektif, efisien,
inovatif, produktif dan outcomes. Tanpa pembinaan dan pengawasan dengan baik
tentunya akan menghasilkan suatu produk pembelajaran yang lemah dalam
berkompetisi dan bersaing.
Pembinaan dan pengawasan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
dalam dunia pendidikan formal dikenal dengan namanya supervisi yakni suatu
teknik pelayanan dengan tujuan utamanya memperbaiki bersama-sama dan factorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhana dan perkembangan anak (Suhertian,
2008). Untuk pembinaan dan pengawsan pendidikan formal dalam pembelajaran
di dalam kelas disebutkan “supervisi akademik” sebagaimana dikemukakan
Dares, 1989, Glicman, et al; 2007) serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Ditjen PMPTK, 2010) dengan rungan lingkupnya : 1)
Pelaksanaan KTSP, 2) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh
guru, 3) Pencapaian standar komptensi lulusan, standar proses, standar isi dan
peraturan pelaksanaannya, 4) Peningkatan mutu pembelajaran melalui

pengembangan (model, peran peserta didik, keterlibatan peserta didik, tanggung
jawab terhadap mutu perencanaan pembelajaran), melalui instrument supervisi
pembelajaran di dalam kelas yang berisikan : Persiapan : 1) analisis materi/
kurikulum, 2) rencana pelaksanaan pengajaran 3) satuan pengajaran/ silabus
(tujuan pembelajaran, penjabaran materi, alokasi waktu, langkah kegiatan belajar
mengajar dan evaluasi). Untuk kegaiatan belajar mengajar meliputi : 1)
Pendahuluan (apersepsi /motivasi) 2)Pelaksanaan (penampilan, penguasaan
materi,rumusan materi, metode, media, interaksi/penguasaan kelas, bahasa, 3)
penutup.( pedoman pelaksanaan supervisi akademik, dikdasmen 2007)
3. Manajemen Folluw Up Berbasis Data
Kehidupan manusia dimuka bumi dalam kurun waktu ribuan tahun dan
bahkan jutaan tahun sudah menempati bumi ini dengan dimulainya Nabi Adam as
kemudian Siti Hawa manusia yang pertama menempati bumi ini, semua
kehidupan ini sepertinya teratur dan tertata dengan baik perubahannya dari masa
kesama yang tentunya karena manusia diberikan akal untuk berpikir mengelola
alam semesta ini untuk suatu kesejahtraan manusia semua. Begitu pemurah dan
penyayang-NYA sang pencipta menciptakan manusia dimuka bumi sebagai
khalipah dengan amanah yang sangat dalam makna dan nilainya bagi kehidupan
manusia yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya setelah berakhirnya
suatu kehidupan manusia (kemana umur digunakan, dari mana harta didapatkan
dan kemana menggunakannya). Perubahan yang teratur dan tertata ini tidak bisa
pungkiri bahwa semuanya tidak lepas dari kudrat danidarat sang pencipta yang
maha kasih lagi penyayang.
Dalam pendidikan pada proses pembelajaran di dalam kelas tentunya
berbagai macam aktivitas baik berkaitan dengan manusia/siswa, materi, metode,
dan media serta evaluasi dan tindak lanjut diperlukan suatu manajemen.
Manajemen merupakan suatu teori dan praktik yang akan membuat suatu
perubahan menjadi efektif, efisien dan produktif serta inovatif dan outcomens
yang pada mulanya manajemen banyak di terafkan dalam dunia usaha dan
industri. Namun terakhir banyak teori dan praktik manajemen pada dunia usaha
dan industriyang digunakan dalam dunia pendidikan dan pembelajaran dengan
melakukan sedikit perubahan karena lapangan kegiatannya bergerak dalam
pendidikan dan pembelajaran untuk disesuaikan sebagaimana diungkapkan Alma
(2008) tidak perlu alergi atau takut manakala konsep bisnis marketing dibawa
kedalam dunia pendidikan sebab konsep bisnis ini tidak semata-mata bertujuan
mengejar laba dan bersifat komersial dimana konsep bisnis yang penekanannya
pada efesiensi dan kreativitas meningkatkan produksi dan menjaga kualitas
dengan memuaskan kunsumen tentunya dalam pendidikan adalah siswa sebagai
superior customer service
Begitu pula dengan kegiatan folluw uf atau tidak lanjut yang dilakukan dari
seorang supervisor baik oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah tentunya
beranjak dari hasil observasi yang dilakukan yang menghasilkan berupa data baik
data yang bersipat kuantitatif berupa angka-angka maupun data yang bersipat
kualitatif berupa deskripsi dari suatu pernyataan-pernyataan dan perlakukan
selayaknya harus di kelola atau di menej dengan baik agar menjadi efektif dan
efisien sejalan dengan yang dikemukankan oleh Muhammad Fakry Gafar dan
Diding Nurdin dalam buku ilmu dan aplikasi pendidikan (Ali Muhammad,

2007)manajemen penting dalam mengatasi masalah-masalah yang ada, baik pada
tingkat mikro, messo maupun makro.
Manajemen folluw uf atau tindak lanjut unntuk memberikan dampak nyata
dalam meningkatkan professional guru sehingga dampak ini akan dirasakan
langsung oleh siswa dan masyarakat sebagai stakeholders khususnya siswa
sebagai superior coustomer servicemenjadi efektif dan efisien dengan dimulai
suatu perencanaan, pengorganiasasian, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak
lanjut sebagai mana fungsi manajemen yang ditegas George R. Terry yakni
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya
(Kurniadin, 2014). Tindak lanjut juga merupakan suatu reward untuk guru yang
telah melakukan suatu proses perubahan pembelajaran sesuai dengan standard dan
funeshment bagi guru yang lamban dalam perubahan pembelajaran yang belum
mencapai standar untuk dibina dan di bimbing agar termotivasi dan berminat
melakukan perubahan proses pembalajaran di dalam kelas untuk memenuhi
standar proses pembalajaran secara efektif dan efisien. Folluw uf merupakan hasil
setelah dilakukannya observasi dan evaluasi proses berdasarkan data atau rekaman
pembelajaran guru di dalam kelas oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah
sebagaimana diungkapkan dalam materi pelatihan penguatan kemampuan kepala
sekolah (2010) tindak lanjut atau folluw up merupakan analisis dari hasil
supervisi. Sedangkan tindak lanjut atau folluw up dalam hal ini adalah berupa
pembinaan baik langsung maupun tidak langsung dan pemantapan instrument
berdasarkan data dengan tujuan untuk perbaikan proses pembelajaran guru di
dalam kelas dan pengembangan ketrampilan pembelajaran gurudalam
meningkatkan profesionalnya serta sebagai data masukan atau data input bagi
supervisor dalam melakukan tindak lajut supervisi akademik berikutnya secara
efektif dan efisien.
4. Filosofis dan Nilai Data Supervisi Akademik
Fenomena alam semesta yang nampak kasat mata dan terasakan oleh
manusia merupakan suatu keberadaan baik yang bersipat konkrit maupun abstrak
dan ada wilayah yang tidak terjangkau oleh akal manusia sebagaimana
diungkapkan oleh Purwanto (2007) pertama meragukan kemampuan manusia
untuk mengetahui, kedua manusia mengetahui dan ada sebagian rahasia yang
tidak diketahui ketiga manusia sepenuhnya mengetahui.
Perubahan fenomena terus terjadi seiring dengan kebutuhan manusia
dimana menurut Moslow yaitu kebutuhan fisik, keamanan, social, harga diri dan
akuntabilitas (Maramis, 2009 ) dan tidak ada yang tidak berubah kecuali
perubahan itu sendiri. Perubahan menciptakan suatu kompleksitas kehidupan
manusia yang pada akhirnya terjadi chouse kehidupan terus merambat kesemua
sendi-sendi kehidupan seseorang, keluarga, masyarakat, sekolah dan negara
bahkan dunia. Perbedaan terus bergulir seiring dengan bumi berputar bola bergulir
dimana setiap permasalahan yang tidak boleh dibiarkan dan dijawab dengan
kebiasaan-kebiasaan di mana-mana sudah mentradisi (Sanusi, 2009) Justru
perbedaan itu perlu disikapi dan dimaknai serta dimulaikan dengan arif dan
bijaksana agar mampu bersaing dan berkelanjutan dengan suatu kemajauan
berpikir dan berperilaku yang beda tapi bermakna dan mulia.

Dari suatu perubahan yang terjadi sangat sarat dengan makna dan nilai-nilai
kehidupan manusia di muka bumi ini dalam kaitannya dengan data yang
dihasilkan dari hasil supervisi kepala sekolah atau pengawas sekolah yang
terkandung nilai di dalamnya. Nilai data dapat dimaknai dengan angka atau
deskripsi suatu fenomena manusia atau aktivitas manusia namun saat data tersebut
dihubungkan dengan suatu perubahan pembelajaran guru di dalam kelas maka
nilai data memiliki tafsiran yang sangat dalam untuk suatu nilai kehidupan dari
perubahan paradigma pembelajaran yang lebih menggembirakan dan
menghidupkan suasana pembelajaran menjadi bermakna dan penuh dengan nilainilai kesadaran akan tanggung jawab guru terhadap siswa yang diajar dan dididik
untuk menjadi manusia yang cerdas, kompetitif dan penuh dengan rasa tanggung
jawab dengan berbeda tapi bermakna dan muliadi era globaliasi sebagaimana
dikemukakan Gordon Allport (1964) nilai adalah suatu keyakinan yang membuat
seseorang bertindak atas dasar pilihannya(Mulyana, 20004)
Data dari hasil supervisi kepala sekolah atau pengawas sekolah serta
pengambil kebijakan berupa data akandapat merubah suasana pembelajaran akan
bermakna kalau ditindaklajuti untuk suatu perubahan pembelajaran yang efektif,
efisien, inovatif, kriatif dan produktif serta outcomens. Data merupakan suatu
hasil dari pengamatan dan observasi terhadap suatu fenomena keberadaan baik
berupa benda, orang maupun aktivitas manusia, gejala alam semesta dapat berupa
angka (kuantitatif) maupun diskriptif (kualitatif) yang keduanya mempunyai
makna dan nilai strategis dalam melakukan tindak lanjut sebagaimana tentang
mutu pendidikandibandingkan dengan negara-negara ASEAN, mutu pendidikan di
Indonesia masih rendah, seperti dilaporkan Human Development Index (HDI).
tahun 2003 Indonesia pada urutan ke-112 (0,682) dari 175 negara. Posisi ini jauh
di bawah Singapura yang ada di posisi ke-28 (0,888), Brunei Darussalam ke-31
(0,872), Malaysia ke-58 (0,790), Thailand ke-74 (0,768), dan Filipina ke-85
(0,751). (http://news. okezone.com/read /2015/09/25/65/1220921/isu-terpentingpendidikan -indonesia, 7 Nopember 2015),
Data indeks Pembangunan
Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun.
Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot
dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks yang dikeluarkan
pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam
(34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Data pendidikan tahun
2010 juga menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah.
Dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta guru baru sekitar
51% yang berpendidikan S-1 atau lebih sedangkan sisanya belum berpendidikan
S-1. Begitu juga dari persyaratan sertifikasi, hanya 2,06 juta guru atau sekitar
70,5% guru yang memenuhi syarat sertifikasi sedangkan 861.670 guru lainnya
belum memenuhi syarat sertifikasi. Dari segi penyebarannya, distribusi guru tidak
merata. Kekurangan guru untuk sekolah di perkotaan, desa, dan daerah terpencil
masing-masing adalah 21%, 37%, dan 66%. Sedangkan secara keseluruhan
Indonesia kekurangan guru sebanyak 34%, sementara di banyak daerah terjadi
kelebihan guru. Belum lagi pada tahun 2010-2015 ada sekitar 300.000 guru di
semua jenjang pendidikan yang akan pensiun sehingga harus segera dicari
pengganti
untuk
menjamin
kelancaran
proses
belajar.

(https://www.facebook.com/permalink.

php?story_fbid=853063974738289&id=

189529711091722, 7 Nopember 2015)
Program pembangunan berkelanjutan untuk mencapai 17 target sasaran
telah ditetapkan dari hasil pertemuan The United Nations Conference on
Suistanable Development (UNSCD) yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro pada
Juni 2012.", pada 25 September lalu, sebanyak 193 pemimpin dunia termasuk
Indonesia yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla membuat komitmen terhadap
17 sasaran global untuk mencapai 3 isu paling penting agar dapat diakhiri pada
2030.Sebanyak 3 isu paling krusial ini, antara lain, pertama, mengakhiri
kemiskinan yang ekstrem. Kedua, melawan ketidaksetaraan dan ketidakadilan,
serta terakhir, menanggulangi perubahan iklim.(http://bisnis.liputan6.com/ read/
2361841/ semangat-generasi-muda-ri-untuk-sekolah-mulai-pudar, 7 Nopember
2015)
Anies Baswedan
(2015). Dalam amanatnya, Anies menyampaikan
apresiasinya kepada para semua pihak, pada semua pelaku pendidikan yang telah
berperan aktif mencerdaskan saudara sebangsa. "Untuk para pendidik di semua
jenjang, yang telah bekerja keras membangkitkan potensi peserta didik untuk
menjadi manusia berkarakter mulia, terimalah salam hormat dan apresiasi dari
kita semua,". Anies menjelaskan pentingnya pendidikan bagi Indonesia sebagai
bangsa yang menjunjung tinggi norma dan adat kebudayaan. Dia menambahkan,
kemerdekaan yang diraih tidak bisa lepas dari peran para pendidik memberi
pencerahan pentingnya sebuah kemerdekaan bagi sebuah bangsa. "Pendidikan
telah membukakan mata dan kesadaran mereka untuk membangun sebuah negeri
Bhineka yang modern. Pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis
kemerdekaan memiliki gagasan besar yang melampaui zamannya,". Karena
konsep dan gagasan itu, Indonesia mampu menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa
yang belum merdeka saat itu untuk bebas dari belenggu penjajahan. Gagasan dan
perjuangan telah membuat Indonesia menjadi rujukan bangsa-bangsa di Asia dan
di Afrika. "Dunia terpesona pada Indonesia bukan saja karena keindahan
alamnya, tapi juga karena deretan orang-orang terdidiknya yang berani
mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual,"
(http://news.liputan6.
com/read/2224378/peringati-hardiknas-mendikbud-beriapresiasi-untuk-pendidik, 7 Nopember 2015)
Dari semua yang diungkapkan mulai masalah pembicaraan data hasil
superivi kepala sekolah dan pengawas sekolah serta pengambil kebijakan dalam
pendidikan dalam pembelajaran di dalam kelas sampai dengan data masalah
pendidikan tingkat nasional dan internasional semua itu akan bermakna dan
bernilai perubahan kearah yang lebih manusiawi dan bermakna bagi kehidupan
siswa dalam suasana pembelajaran di dalam kelas kalau ditindak lanjuti dengan
suatu pengelolaan atau manajemen folluw up di era globalisasi.
C. Kesimpulan
1. Pembelajaran di dalam kelas merupakan ujung tombak peningkatan dan
pengembangan pendidikan formal di era globalisasi yang penuh dengan tantangan
dan persaingan penting mendapatkana perhatian (formal educationinthe era of
globalization)

2. Data hasil supervisi akademik oleh kepala sekolah dan pengawas serta
pengambil kebijakan baik ditingkat mikro, meso mapun makro perlu ditindak
lanjuti(follow-up) untuk peningkatan dan pengembangan pendidikan formal
modern di era globaliasi (factual befollow up)
3. Folluw-up merupan suatu yang orgen untuk pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan dan pembelajaran formal diera globalisasi di maneg dengan
baik dan bIjaksanadengan berbasiskan data (management ofreal-based follow-up)
4. Data memiliki nilai dan makna yang sangat dalam guna pendidikan seumur
hidup bagi siswa dalam pendidikan dan pembelajaran formal di era globaliasi
(haverealvalue and meaning)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Ratih Nurriyati. 2008. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan, Bandung, ALFABETA cv
Ali, Muhammad, R Ibrahim, Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan, Bandung, PadagogianaPress
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Supervisi Akademik (Materi Pelatihan
Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah), Jakarta, Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional
Hughes, A.G & E.H. Hughes. 2012. Learning & Teaching, Bandung, Nuansa
Kurniadin, Didin & Imam Machali. 2014. Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan, Jojakarta, AR-RUZZ MEDIA
Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta
Maramis, Willy F & Albert A. Maramis. 2009. Ilmu Jiwa Kedokteran Jiwa, Surabaya,
pusat penerbitan dan percetakan UNAIR
Mudyahardjo, Redja. 2014. Pengantar Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Purwanto, Yadi. 2007. Epistemologi Psikologi Islam, Bandung, Refika Aditama
Schunk, Dale H. 2012, Learning Theories, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Suhertin, Piet A. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineka Cipta
Sanusi Achmad, (2009), Refleksi Diri 80 Tahun, Bandung, Nusantara eduvation Program
Pascasarjana Universitas Islam Bandung
Suharsaputra, Uhar. 2015. Manajemen Pendidikan Perguruan Tinggi, Bandung, PT
Refika Aditama
Tim Redaksi FOKUSMEDIA, ( 2006) Himpunan peraturan dan perundang-undangan,
Bandung, Fokusmedia

http://news. okezone. com/read/2015/09/25/65/1220921/isu-terpenting-pendidikan-indonesia, 5
Nopember 2015
https://www.facebook.com/permalink.php?storyfbid=853063974738289&id=189529711091722,
7 Nopember 2015
http://bisnis.liputan6.com/ read/ 2361841/ semangat-generasi-muda-ri-untuk-sekolah-mulaipudar, 7 Nopember 2015
http://news.liputan6.com/read/2224378/peringati-hardiknas-mendikbud-beri-apresiasi-untukpendidik, 7 Nopember 2015