PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUNDBERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI.

(1)

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUNDBERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Disusun Oleh : WIDYA AMY HERAYATI

0900973

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Oleh

Widya Amy Herayati

Sebuah sskripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Widya Amy Herayati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh dperbanyak seluruhnya atau sebagaian, Dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL DI ALAM WISATA CIMAHI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I:

Prof.Dr. H. Darsiharjo, Ms 196.20921.198603.1.005

Pembimbing II:

FitriRahmafitriah,SP. M.Si 197.41018.200812.2.001

Mengetahui

Ketua Program StudiManajemen Resort dan Leisure


(4)

SKRIPSI TELAH DIUJI PADA

Hari, Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2014

Waktu : Pukul 09.00 wib s.d selesai

Tempat : Ruang Sidang Gedung FPIPS

PanitiaUjianSidangterdiridari:

Ketua : Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si.

Sekretaris : FitriRahmafitria, SP., M.Si.

NIP. 19741018 200812 2 001

Anggota : Dr. EllyMalihah, M.Si.

Penguji : Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd

19620512.198703.1.002 Erry Sukriah, S.E,. M.S.E. 19791215.200812.2.002 Pramaputra, MM.


(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL DI ALAM WISATA CIMAHI ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain atas keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014 Pembuat pernyataan,


(6)

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Design Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Arikunto,(2009: 234) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesisi tertentu tetapi hanya menggambarkan kejadian yang sebenar-benarnya tentang suatu Variabel, gejala, atau keadaan. Penelitian deskriptif bertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.

Penelitian deskriptif memiliki karakteristik–karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Furchan (2004) dalam Anggriawan, (2010: 29), bahwa:

a. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektifitas, dan dilakukan secara cermat.

b. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan c. Tidak adanya uji hipotesis.

Menurut Nazir, (2003) dalam Anggriawan, (2010: 29-30) langkah-langkah penulis dalam melaksanakan penelitian deskriptif, yaitu :

a. Memilih dan merumuskan masalah.

b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. c. Memberikan batasan dari area penelitian.

d. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir.

e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan.

f. Melakukan kerja lapangan.

g. Memberikan interpretasi analisa statistik.

h. Memberikan rekomendasi-rekomendasi yang di dapat dari penelitian


(7)

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989: 3). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, dimana penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau bukan buatan dan peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.

Sugiyono (2011: 6) mengemukakan bahwa : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test. Wawancara terstruktur dan sebagainya.

B. Populasi dan Sample

a) Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Wardiyanta, 2006: 19). Populasi adalah seluruh gejala atau fenomena yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2002: 102) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Istilah populasi dinamakan

social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu:

tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Contoh dalam situasi sosial tersebut dapat di rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam tempat (place), Orang-orang (actors) yang ada pada tempat tertentu. Populasi berdasarkan sifatnya menurut Riduwan (2011:55) yaitu

Populasi terbatas yaitu sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya, dalam penelitian ini populasi terbatasnya yaitu seluruh wisatawan yang berwisata ke Alam Wisata Cimahi.

b) Sample

Sample menurut Sugiyono (2011: 81) adalah, bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Hasan


(8)

51

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2002), Sample adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang akan dianggap bisa mewakili populasi.

Adapun sample dari penelitian ini adalah pengguna fasilitas

Outbound. Berdasarkan data jumlah kunjungan yang di dapat dari

Manajemen pengelola alam wisata Cimahi dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Data pengguna fasilitas Outbound Alam Wisata Cimahi Sumber: Manajemen AWC

No. Kunjungan Wisata

Jumlah Pengunjung

2011 2012 2013

1. Pengguna Fasilitas Outbound 74.576 121.806 77.660

Melalui jumlah kunjungan tersebut maka dapat ditentukan jumlah responden tahun 2013 yang diambil sebagai wakil peneliti menggunakan pedoman :

Rumus Slovin (dalam Riduan, 2007:65), sebagai berikut:

� = � 1 +��2

� = Ukuran sample N = Ukuran populasi

�2 = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat di tolerir.

Nilai kritis e atau batas ketelitian yang biasa dipergunakan dalam perhitungan adalah 0,01 (10%) untuk populasi besar dan batas ketelitian 0,2 ( 20%) untuk populasi kecil.

Berdasarkan perhitungan sampel dibawah ini didapat hasil perhitungan yaitu dari ukuran sampel yakni diambil jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2013


(9)

sebanyak 77.660 orang dan batas ketelitian yang digunakan yaitu 0,01 (10%) karena jumlah populasi yang digunakan besar.

�= 77.660 1 + 77.660(0,1)2

=

77.660

1+ 776,6

=

77.660

777,6

= 99,87

dibulatkan menjadi 100 Berdasarkan perhitungan sampel diatas maka dihasilkan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 orang wisatawan yang berwisata ke Alam Wisata Cimahi.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam pemahaman laporan ini maka dapat dituliskan beberapa hal yang bersangkutan dengan pengembangan atraksi

outbound sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses memajukan sebuah kawasan wisata dengan cara memelihara yang sudah ada dan meningkatkan kualitasnya atau menciptakan atraksi baru bila di perlukan.

2. Atraksi Wisata

Atraksi adalah suatu tempat atau area yang memiliki karakteristik atau daya tarik tertentu atau fasilitas yang dapat menarik para pengunjung dan wisatawan untuk dapat berwisata atau berekreasi menikmatinya.

3. Wisata Outbound

Outbound merupakan perpaduan antara permainan-permainan sederhana,

permainan ketangkasan, dan olahraga, serta diisi dengan petualangan-petualangan. Hal itulah yang akhirnya membentuk unsur-unsur ketangkasan dan kebersamaan serta keberanian dalam memecahkan


(10)

53

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah. Permainan yang disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa sehingga bukan hanya psikomotrik (fisik) peserta yang “tersentuh”, tetapi juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir). (As’Adi Muhammad, 2009:23 yang dikutip dari Pama, 2011: 29).

4. Persepsi

Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.

5. Permainan Tradisional

Permainan tradisional mengandung nialai-nilai edukasi dan sosial yang lebih tinggi daripada permainan modern seperti games online karena banyaknya aspek yang dapat dicapai inilah, maka permainan tradisional bisa digunakan sebagai materi pengayaan dalam pendidikan, training maupun outbound.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, (2006: 23) dalam Mulyana (2009: 36-37), variabel adalah konstruksi atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya tingkat aspirasi, penghasilan pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain-lain. Dibagian lain Sugiyono menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1


(11)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Sub

Variabel Aspek Indikator

No. Item

Kualitas

Atraksi Outbound

Trainer/ Pelatih

Sikap Trainer ramah C. 1

Trainer bersikap

profesional

C. 2

Trainer menguasai

materi yang akan diberikan pada peserta

C. 3 Trainer dapat memberikan penjelasan dengan baik C. 4 Trainer dapat

menghadapi keluhan dari peserta

C. 5

Keamanan permainan untuk peserta

C. 6

Trainer menguasai P3K C. 7

Development/ Pelatihan Pengalaman dalam pengembangan tim building C. 8 Membangun budaya organisasi yang baik

C. 9 Memberikan perubahan

kearah yang lebih baik

C. 11 Meningkatkan kreativitas C. 12 Mendukung pengembangan diri C. 13 Pelatihan yang diberikan

memiliki tahapan sistematis

C. 14

Entertainment /Hiburan

Resiko permainan C. 15

Menghibur peserta C. 16

Menumbuhkan suasana untuk mengakrabkan diri antar sesama peserta


(12)

55

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menghilangkan rasa jenuh

C. 18

Variabel Sub

Variabel Aspek Indikator

No. Item

Kualitas

Atraksi Outbound

Entertainment

/Hiburan

Reward yang

memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik

C. 19 Fasilitas outbound Kondisi permainan outbound C. 20, 21, 23 Kondisi area rekreasi

C. 24, 25,26, 27, 28, 29 Kondisi fasilitas penunjang C. 30, 31,32, 33, 34,35, 36 Permintaan Wisatawan Persepsi Wisatawan terhadap kawasan wisata Alam Wisata Cimahi Atraksi Wisata Outbound Kepuasan Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata

Outbound Di AWC

C. 37, 38

Rencana Pengembang

an Produk yang akan di

tawarkan Permainan Tradisional Pendidikan dan Hiburan Pendapat pengunjung jika Alam wisata Cimahi menyediakan Permainan

tradisional

Tabel D. 1 - 10

Variabel Penelitian Sumber: Diolah Peneliti 2013

E. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2002: 150) menyatakan bahwa:

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”


(13)

Instrumen atau alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, karena untuk memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui data yang valid dan reliable. Dalam pembuatan kuesioner harus diperhatikan prinsip-prinsip penelitian kuesioner.

Adapun penilaian atau skor setiap bulir item pernyataan dalam kuesioner yang dipakai menggunakan skala likert. Seperti yang dikemukakan oleh Riduan (2009: 87) bahwa, skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Berikut tabel skor setiap item jawaban yang menggunakan skala likert.

Tabel 3.3

Skor setiap item jawaban

Rekapitulasi penghitungan skala likert untuk penilaian data kuisioner pernyataan mengenai Trainer, Program pelatihan Outbound kualitas hiburan, kondisi fasilitas, Kepuasan peserta, dan pengembangan.

Untuk mendapatkan kesimpulan dibutuhkan nilai terendah dan tertinggi dan interval berikut perhitungannya;

Nilai indeks maksimum = 5x100 = 500

Nilai indeks minimum = 1x100 = 100

Jarak interval =500-100 = 400

=400/5 = 80

Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral/Cukup 3

Tidak Setuju 2


(14)

57

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Skala Kontinum

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 100 responden maka Skor ideal tertinggi untuk item pernyataan mengenai outbound adalah 500 (SS) dan 100 untuk STS.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai tahapan yang ditempuh oleh penulis dalam memperoleh data dari awal data itu di peroleh, diolah,hingga data tersebut dianalisis.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

A. Teknik pengumpulan data

Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah dengan cara memanfaatkan data-data yang menunjang dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Surahmad (1998: 40) metode penelitian sebagai berikut :

1. Mengetahui perkembangan secara fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomenal tertentu,

2. Mendeskriptifkan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Sugiyono, 2011: 226). Sedangkan menurut Wardiyanta

100 180 260 340 420 500


(15)

(2006: 32) observasi adalah cara mengumpulkan data berlandaskan pada pengalaman langsung terhadap gejala fisik oyek penelitian.

b. Wawancara

Eisenberg dalam Sugiyono (2011: 231), mendefinisikan

wawancara sebagai, “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat direkostruksikan makna dalam suatu topik tertentu”

c. Kuisioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah wisatawan Alam Wisata Cimahi. Kuisioner yang disebarkan menggunakan skala likert, merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey, dimana setiap pilihan terdiri dari lima kategori yang bernilai skala sebagai berikut:

Tabel 3.4

POLA SKORING KUISIONER SKALA LIKERT

No. Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat Setuju/selalu/sangat positif 5

2. Setuju/sering/positif 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif 2

5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1

Sumber: Sugiono, 2010

3. Data sekunder

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden, tetapi pihak ketiga. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:


(16)

59

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Studi Literatur

Teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun data-data tersebut diperoleh dari media internet, Skripsi, jurnal, majalah-majalah dan buku-buku literatur yang memiliki keterikatan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan mengambil gambar peta dan dokumen-dokumen foto dari tempat yang diteliti sebagai pelengkap wawancara dan observasi. Objek foto dalam penelitian ini adalah foto kondisi aktual Alam Wisata Cimahi, terutama foto-foto kegiatan Outbound. Pengambilan gambar-gambar ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat menggambarkan situasi kondisi yang ada.

B. Analisis Data

1. Menurut (Miles dan Huberman, 1984) dalam Sugiyono (2010: 337), untuk menganalisis penelitian ini maka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data (field Note)

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara objektif dari hasil observasi dan interview dilapangan.. dengan melakukan wawancara, kuisioner lalu diproses hingga diperoleh hasil yang diinginkan.

b. Reduksi Data

Dari reduksi data ini data yang diperoleh kinerja pemandu Outbound, manfaat setelah mengikuti Outbound, kondisi fasilitas diarea outbound, kondisi fasilitas penunjang di AWC. Dalam hal ini data diperoleh dari studi hasil dokumentasi dan wawancara kepada pengunjung dan pengelola Alam Wisata Cimahi.


(17)

c. Sajian Data

Peneliti menyusun sekumpulan informasi yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, sajian data diperoleh dari pengolahan data dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk skala likert. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi dimensi dan dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel di jabarkan lagi menjadi indikator. Indikator indikator inilah yang terukur inilah yang yang menjadi tolak ukur sebagai sebuah penilaian untuk mengambil kesimpulan dari pernyataan yang diberikan di dalam kuisioner.

d. Kesimpulan/ verifikasi data

Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian lalu didapatkan kesimpulan yang diinginkan oleh peneliti.

2. Analisis Persepsi Wisatawan

Adapun langkah-langkah penyusunan kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada pedoman perancangan kuisioner yang dikemukakan oleh Maholtra (2005: 325) sebagai berikut :

a. Menentukan informasi yang dibutuhkan.

b. Menentukan teknik pengelolaan kuisioner yang digunakan.

c. Menentukan nilai masing-masing jawaban.

d. Merancang pertanyaan untuk mengatasi ketidakmampuan dan

ketidaksediaan responden menjawab.

e. Membuat keputusan mengenai struktur pertanyaan.

f. Menentukan susunan kata dari pertanyaan.

g. Mengurutkan pertanyaan dalam urutan yang sesuai. h. Mengidentifikasi bentuk dan layout kuisioner.

i. Memperbanyak kuisioner.

j. Survey Lapangan.


(18)

61

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

l. Interpretasi data hasil analisis.

Menurut Sugiyono (2007: 50) dalam analisis persepsi wisatawan yaitu melakukan penyebaran kuisioner yang di dalamnya terdapat seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden (Sample Penelitian). Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran skala likerrt dengan penentuan skoring menggunakan teknik pair comparison serta rating

scale. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya digunakan sebagi variabel penelitian. Untuk menganalisis variabel kondisi aktual dan kondisi sosial di Alam Wisata Cimahi dilihat dari kecenderungan jawaban responden yang dimasukkan dalam skala jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat setuju. Karena data ini berskala ordinal maka selanjutnya nilai-nilai alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap jawaban responden. Menurut Sugiyono (2004: 89), mengatakan bahwa jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan skala likert, seperti tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Skala Likert

Alternatif Jawaban Skala

Sangat Baik/Sangat Setuju/Menarik 5

Baik/setuju/unik 4

Cukup/Netral/biasa 3

Buruk/Tidak Setuju/tidak unik 2

Sangat Buruk/Sangat Tidak Setuju/tidak menarik 1

Sumber: Sugiyono, 2004

Setelah itu dilakukan analisis Likert yang diperuntukan untuk mendapatkan kesimpulan dari analisis persepsi wisatawan. Cara pengukuran berdasarkan sebuah pertanyaan alternatif seperti tabel 3.5, dan skor yang digunakan berada dalam rentang 1-5 untuk pertanyaan positif responden


(19)

menjawab “Sangat Setuju”, sedangkan untuk pertanyaan negatif responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”.

Sebelum mengoperasikan skala likert sebaiknya mencari nilai tertinggi dan terendah, dan nilai interval. Teknik analisis kuisioner sendiri dilakukan karena adanya permintaan wisatawan, kebutuhan dan keinginan. Peneliti menggunakan kuisioner untuk merencanakan fasilitas berdasarkan keinginan atau kebutuhan wisatawan.


(20)

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 116

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pengembangan atraksi merupakan sebuah faktor yang sangat penting di sebuah kawasan wisata. Karena dengan adanya atraksi wisata dapat meningkatkan kunjungan wisata ke sebuah kawasan wisata. Setelah peneliti melakukan analisis dan pembahasan mengenai Pengembangan Atraksi Outbound Berbasis Permainan Tradisional Sunda Di Alam Wisata Cimahi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa persepsi wisatawan terhadap kualitas kinerja trainer, program outbound, dan segi hiburan program hiburan di AWC terbagi menjadi dua kategori yaitu baik dan cukup. Dimana berada dalam kategori baik adalah sub variabel: sikap

trainer, keprofesionalitasan, penguasaan materi, pemberian penjelasan,

menghasapi keluhan. Kemudian dari aspek program pelatihan berada di kategori baik seluruhnya, dari aspek hiburan berada di kategori baik

adalah sub variabel, menghibur, menciptakan suasana akrab,

menghilangkan kejenuhan, mendapatkan rewards. Untuk sub variabel yang berada di kategori cukup sebaiknya dapat lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan pelatihan khusus kepada trainer. Persepsi wisatawan terhadap fasilitas AWC terbagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan buruk. Beberapa fasilitas yang memiliki resiko kecelakaan tinggi sebaiknya diberi beberapa pengawas sebagai langkah pencegahan atau diadakannya peralatan untuk melindungi diri dan jumlahnya diperbanyak sebagai langkah pencegahan jika ada alat yang hilang sehingga peserta lain masih terjaga pula keselamatannya. Dan tidak ada salahnya jika SOP di tempel dipapan tempat menunggu flying fox, atau jembatan gantung,


(21)

117

sehingga, baik fasilitator, ataupun pengunjung dapat saling mengingatkan jika ada prosedur yang dilewatkan.

2. Dari hasil analisis kuisioner dapat disimpulkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke AWC merasa biasa saja dengan fasilitas dan kualitas

outbound yang telah mereka rasakan. Meskipun begitu, mereka bersedia

untuk kembali lagi ke AWC dengan harapan jika mereka dapat merasakan peningkatan kualitas outbound baik itu dari segi permainan, atraksi, ataupun pelayanan dari AWC.

3. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa wisatawan setuju dengan pengembangan kegiatan outbound berbasis permainan tradisional sunda diterapkan di AWC sebagai kegiatan fun games. Permainan tradisional yang memiliki nilai ketangkasan dan yang dapat dimainkan oleh banyak orang dan memiliki filosofis lah yang dapat dijadikan sebagai materi dalam program outbound. Permainan tradisional sendiri kini sudah semakin jarang dimainkan oleh anak-anak, hal ini dapat menjadi peluang yang baik untuk Alam Wisata Cimahi agar dapat menjual paket permainan tradisional tersebut. Terlebih lagi, nilai-nilai filosofis yang terkandung dalm tiap permainan dapat membuat peserta menjadi lebih baik lagi jika setelah bermain, peserta di briefing agar mendapatkan makna dari apa yang telah dikerjakan oleh peserta.

B. Saran

Beberapa rekomendasi dibawah ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengelola Alam Wisata Cimahi guna mengembangkan program outbound agar memiliki perbedaan yang dapat menjadi ciri khas di Alam Wisata Cimahi.

1. Strategi pemasaran sebaiknya lebih ditingkatkan kembali sehingga tingkat kunjungan dapat meningkat pemasaran dapat dilakukan melalui media elektronik dan cetak.

2. Tanah yang kosong hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin,


(22)

118

118 Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan dan mengadopsi bangunan-bangunan khas Sunda yang kini sudah jarang sekali dapat ditemukan. Dengan begitu dapat menambah daya tarik untuk AWC.

3. Lapak-lapak kosong sebaiknya disewakan keada penduduk sekitar yang berada di AWC.

4. Jika memungkinkan untuk membuat perkebunan buah, maka pengelola

dapat menanam pohon-pohon yang menghasilkan buah-buahan atau menanam pohon-pohon yang nantinya dapat dijadikan sebagai rumah pohon.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, J. 2013. Outbound Management Training Apikasi Ilmu Perilaku Dalam

Pengembangan Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi. Yogyakarta: UII

Press.

Anggriawan, Faisal. 2010. Pengembangan fasilitas dan Atraksi Wisata di Situ

Patengan Ciwidey Guna Meningkatkan lama Tinggal Wisatawan.Skripsi

tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta

As’adi, Muhammad. 2009. Menghdupkan Otak Kanan Anak Anda. Penerbit

Power books. Yogyakarta

Fadhilah, Nur. 2012. Pengembangan Atraksi Pantai Tanjung Kelayang Belitung

Berdasarkan Persepsi Wisatawan. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:

MRL FPIPS UPI.

Kotler, Philip. 1996. Marketing Jilid 1(Edisi Bahasa Indonesia Dari Marketing

Essentials)Diterjemahkan Oleh Herujati Purwoto. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

M Husna, A. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreativitas,

Ketangkasan, dan keakraban. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Muhammad, As’adi. 2009. The power of outbound training. Penerbit Powerbooks. Yogykarta.

N, Devi Nurjanatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Wisatawan Terhadap Pemanfaatan “Klinik Wisata” (Studi Kasus Wisata Parang Tritis Yogyakarta). KTI tidak diterbitkan. Semarang:

FKUNDIP.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek jilid 2 (Edisi Bahasa Indonesia Dari

Bauentwurfreslehre) diterjemahkan oleh Tjahjadi dan Choidir. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


(24)

120

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pama, Erinda Mustika. 2011. Strategi Pengembangan Produk Outdoor Training

di Pancawati Outdoor Training Kabupaten Bogor. Skripsi tidak

diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.

Pendit, Nyoman, S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Pitana, I Gde and Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pratama, R.R. 2011. Perencanaan Bumi Perkemahan Rancaupas Sebagai

Kawasan Ekowisata. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS

UPI.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riduan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta. Bandung. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode penelitian survei. Penerbit

LP3ES. Jakarta.

Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Penerbit UNY Press. Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Penerbit

Alfabeta. Bandung.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Penerbit EGC. Jakarta.

Supantini, Dedeh dkk. 2012. Emergency &traumatology Kapita Selekta Buku A. Penerbit Grafika. Bandung.

Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.45 Tahun 2008 tentang pedoman Rope Access.

Surakhmad, Winarno. 1998. Metode Penelitian. Penerbit Graha Indonesia. Jakarta.

Susanta, Agustinus. 2010. Outbound Profesional Pengertian Prinsip

Perancangan Dan Panduan Pelaksanaan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta. Swarbrooke. 1996. Pengembangan Pariwisata. Penerbit Gramedia Pustaka


(25)

Tarigan, Yanti Br. 2013. Penilaian Wisatawan Terhadap Fasilitas Pariwisata

Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat. Skripsi

tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.

Miftah Thoha. 2003, Kepemimpinan Dalam Manajemen. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Umar, Husein. 2005. Strategic Management in Action. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Wardiyanta, M.Hum. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Yoeti, Oka A. 1990. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung Yoeti, Oka A. 2010. Dasar-Dasar Pengertian Hospitaliti dan Pariwisata.

Penerbit PT. Alumni. Bandung.

Dari website

http://agrina-online.com/redesign2php?rid=23&aid=2657 [13 Februari 2014] http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.com/ [24 September 2013] http://artikel1.coffemix.com/5648/perawatan-kolam-renang [13 Februari 2013] http://ariffaisolhalim.wordpress.com/category/sport/ [22 September 2013] http://inspiera.com/5-tips-menghindari-cidera-saat-outbound/ [18 Februari 2013] http://Jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/ [24 September 2013] http://mulihkagarut.files.wordpress.com/2012/06/0-alamwisataCimahi-com.jpg [6 February 2013].

http://pendidikan-rumah.blogspot.com/2011/04/menghidupkan-kembali-permainan.html?m=1 [24 September 2013]


(1)

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pengembangan atraksi merupakan sebuah faktor yang sangat penting di sebuah kawasan wisata. Karena dengan adanya atraksi wisata dapat meningkatkan kunjungan wisata ke sebuah kawasan wisata. Setelah peneliti melakukan analisis dan pembahasan mengenai Pengembangan Atraksi Outbound Berbasis Permainan Tradisional Sunda Di Alam Wisata Cimahi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa persepsi wisatawan terhadap kualitas kinerja trainer, program outbound, dan segi hiburan program hiburan di AWC terbagi menjadi dua kategori yaitu baik dan cukup. Dimana berada dalam kategori baik adalah sub variabel: sikap trainer, keprofesionalitasan, penguasaan materi, pemberian penjelasan, menghasapi keluhan. Kemudian dari aspek program pelatihan berada di kategori baik seluruhnya, dari aspek hiburan berada di kategori baik adalah sub variabel, menghibur, menciptakan suasana akrab, menghilangkan kejenuhan, mendapatkan rewards. Untuk sub variabel yang berada di kategori cukup sebaiknya dapat lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan pelatihan khusus kepada trainer. Persepsi wisatawan terhadap fasilitas AWC terbagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan buruk. Beberapa fasilitas yang memiliki resiko kecelakaan tinggi sebaiknya diberi beberapa pengawas sebagai langkah pencegahan atau diadakannya peralatan untuk melindungi diri dan jumlahnya diperbanyak sebagai langkah pencegahan jika ada alat yang hilang sehingga peserta lain masih terjaga pula keselamatannya. Dan tidak ada salahnya jika SOP di tempel dipapan tempat menunggu flying fox, atau jembatan gantung,


(2)

117

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

sehingga, baik fasilitator, ataupun pengunjung dapat saling mengingatkan jika ada prosedur yang dilewatkan.

2. Dari hasil analisis kuisioner dapat disimpulkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke AWC merasa biasa saja dengan fasilitas dan kualitas outbound yang telah mereka rasakan. Meskipun begitu, mereka bersedia untuk kembali lagi ke AWC dengan harapan jika mereka dapat merasakan peningkatan kualitas outbound baik itu dari segi permainan, atraksi, ataupun pelayanan dari AWC.

3. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa wisatawan setuju dengan pengembangan kegiatan outbound berbasis permainan tradisional sunda diterapkan di AWC sebagai kegiatan fun games. Permainan tradisional yang memiliki nilai ketangkasan dan yang dapat dimainkan oleh banyak orang dan memiliki filosofis lah yang dapat dijadikan sebagai materi dalam program outbound. Permainan tradisional sendiri kini sudah semakin jarang dimainkan oleh anak-anak, hal ini dapat menjadi peluang yang baik untuk Alam Wisata Cimahi agar dapat menjual paket permainan tradisional tersebut. Terlebih lagi, nilai-nilai filosofis yang terkandung dalm tiap permainan dapat membuat peserta menjadi lebih baik lagi jika setelah bermain, peserta di briefing agar mendapatkan makna dari apa yang telah dikerjakan oleh peserta.

B. Saran

Beberapa rekomendasi dibawah ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengelola Alam Wisata Cimahi guna mengembangkan program outbound agar memiliki perbedaan yang dapat menjadi ciri khas di Alam Wisata Cimahi.

1. Strategi pemasaran sebaiknya lebih ditingkatkan kembali sehingga tingkat kunjungan dapat meningkat pemasaran dapat dilakukan melalui media elektronik dan cetak.

2. Tanah yang kosong hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin, pengelola dapat membangun sebuah villa dengan bahan dasar yang ramah


(3)

118

118

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

lingkungan dan mengadopsi bangunan-bangunan khas Sunda yang kini sudah jarang sekali dapat ditemukan. Dengan begitu dapat menambah daya tarik untuk AWC.

3. Lapak-lapak kosong sebaiknya disewakan keada penduduk sekitar yang berada di AWC.

4. Jika memungkinkan untuk membuat perkebunan buah, maka pengelola dapat menanam pohon-pohon yang menghasilkan buah-buahan atau menanam pohon-pohon yang nantinya dapat dijadikan sebagai rumah pohon.


(4)

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, J. 2013. Outbound Management Training Apikasi Ilmu Perilaku Dalam Pengembangan Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press.

Anggriawan, Faisal. 2010. Pengembangan fasilitas dan Atraksi Wisata di Situ Patengan Ciwidey Guna Meningkatkan lama Tinggal Wisatawan.Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta

As’adi, Muhammad. 2009. Menghdupkan Otak Kanan Anak Anda. Penerbit Power books. Yogyakarta

Fadhilah, Nur. 2012. Pengembangan Atraksi Pantai Tanjung Kelayang Belitung Berdasarkan Persepsi Wisatawan. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.

Kotler, Philip. 1996. Marketing Jilid 1(Edisi Bahasa Indonesia Dari Marketing Essentials)Diterjemahkan Oleh Herujati Purwoto. Penerbit Erlangga. Jakarta.

M Husna, A. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreativitas, Ketangkasan, dan keakraban. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Muhammad, As’adi. 2009. The power of outbound training. Penerbit Powerbooks. Yogykarta.

N, Devi Nurjanatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Wisatawan Terhadap Pemanfaatan “Klinik Wisata” (Studi Kasus

Wisata Parang Tritis Yogyakarta). KTI tidak diterbitkan. Semarang: FKUNDIP.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek jilid 2 (Edisi Bahasa Indonesia Dari

Bauentwurfreslehre) diterjemahkan oleh Tjahjadi dan Choidir. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


(5)

120

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pama, Erinda Mustika. 2011. Strategi Pengembangan Produk Outdoor Training di Pancawati Outdoor Training Kabupaten Bogor. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.

Pendit, Nyoman, S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Pitana, I Gde and Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pratama, R.R. 2011. Perencanaan Bumi Perkemahan Rancaupas Sebagai

Kawasan Ekowisata. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riduan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta. Bandung. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode penelitian survei. Penerbit

LP3ES. Jakarta.

Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Penerbit UNY Press. Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Penerbit

Alfabeta. Bandung.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Penerbit EGC. Jakarta.

Supantini, Dedeh dkk. 2012. Emergency &traumatology Kapita Selekta Buku A. Penerbit Grafika. Bandung.

Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.45 Tahun 2008 tentang pedoman Rope Access.

Surakhmad, Winarno. 1998. Metode Penelitian. Penerbit Graha Indonesia. Jakarta.

Susanta, Agustinus. 2010. Outbound Profesional Pengertian Prinsip

Perancangan Dan Panduan Pelaksanaan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta. Swarbrooke. 1996. Pengembangan Pariwisata. Penerbit Gramedia Pustaka


(6)

Widya Amy Herayati, 2014

PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, Yanti Br. 2013. Penilaian Wisatawan Terhadap Fasilitas Pariwisata Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.

Miftah Thoha. 2003, Kepemimpinan Dalam Manajemen. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Umar, Husein. 2005. Strategic Management in Action. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Wardiyanta, M.Hum. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Yoeti, Oka A. 1990. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung Yoeti, Oka A. 2010. Dasar-Dasar Pengertian Hospitaliti dan Pariwisata.

Penerbit PT. Alumni. Bandung.

Dari website

http://agrina-online.com/redesign2php?rid=23&aid=2657 [13 Februari 2014] http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.com/ [24 September 2013] http://artikel1.coffemix.com/5648/perawatan-kolam-renang [13 Februari 2013] http://ariffaisolhalim.wordpress.com/category/sport/ [22 September 2013] http://inspiera.com/5-tips-menghindari-cidera-saat-outbound/ [18 Februari 2013] http://Jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/ [24 September 2013] http://mulihkagarut.files.wordpress.com/2012/06/0-alamwisataCimahi-com.jpg [6 February 2013].

http://pendidikan-rumah.blogspot.com/2011/04/menghidupkan-kembali-permainan.html?m=1 [24 September 2013]