EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNINGBERBANTUAN MULTIMEDIA.
LEARNINGBERBANTUAN MULTIMEDIA
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IX SMP Negeri 14 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Matematika
oleh Annisa Rachmat
NIM 1102186
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
LEARNINGBERBANTUAN MULTIMEDIA
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IX SMP Negeri 14 Bandung)
Oleh: Annisa Rachmat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Annisa Rachmat 2015 UniversitasPendidikan Indonesia
Oktober 2015
HakCiptadilindungiundang-undang.
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian, dengandicetakulang, difotokopi, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis.
(3)
(4)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Discovery Learning Berbantuan Multimedia
Penelitian ini berupaya mengkaji tentang efisiensi model pembelajaran discovery yang melibatkan pengukuran mental effort serta task performance siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui apakah efisiensi pembelajaran discovery berbantuan multimedia lebih tinggi daripada pembelajaran discovery tanpa bantuan multimedia; (2) untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran discovery berbantuan multimedia. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain nonequivalent control group design dengan pengambilan sampel secara purposive sampling yang dilakukan pada siswa kelas 9 di SMP Negeri 14 Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, instrumen pengukuran usaha mental, instrumen respon siswa, dan lembar observasi. Dari hasil perhitungan terhadap usaha mental dan skor postes (performance) diperoleh skor efisiensi relatif model pembelajaran discovery berbantuan multimedia adalah +0,30, sedangkan efisiensi model pembelajaran discovery tanpa bantuan multimedia sebesar -0,30. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) efisiensi pembelajaran discovery berbantuan multimedia lebih tinggi daripada pembelajaran discovery tanpa bantuan multimedia; (2) secara umum, respon siswa terhadap pembelajaran discovery berbantuan multimedia adalah positif.
Kata kunci: Discovery Learning, Discovery Learning Berbantuan Multimedia, Efisiensi,
(5)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Assisted-Discovery Learning
This study is an attempt to observe the efficiency of discovery learning through the measurement of combining of mental effort and task performance. The objectives of study are: (1) to find out whether the efficiency of multimedia assisted–discovery learning is higher than discovery learning without using multimedia; (2) to find out student’s response toward multimedia assisted–discovery learning. This study is an quasi experimental research with nonequivalent control group design using purposive sampling conducted in SMP Negeri 14 Bandung at grade 9th. The instruments consist of: test, mental effort measurement, student’s response sheet, and observation sheets. Based on the calculation on mental effort and task performance is obtained that the efficiency of multimedia assisted–discovery learning is +0,30 whereas discovery learning without multimedia is –0,30. The results of study show that: (1) the efficiency of multimedia assisted–discovery learning is higher than discovery learning without using multimedia; (2) Generally, student’s response toward multimedia assisted–discovery learning is positive.
Key Words: Discovery Learning, Multimedia Assisted-Discovery Learning, Efficiency,
(6)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Batasan Masalah... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Proses Kognitif ... Error! Bookmark not defined. B. Teori Beban Kognitif (Cognitive Load Theory)...Error! Bookmark not
defined.
C. Efisiensi Pembelajaran Relatif ... Error! Bookmark not defined. D. Pembelajaran Matematika ... Error! Bookmark not defined.
E. Discovery Learning ... Error! Bookmark not defined.
F. Multimedia ... Error! Bookmark not defined. G. Prinsip Desain Multimedia... Error! Bookmark not defined.
(7)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III... Error! Bookmark not defined. METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Jenis dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. D. Insrumen ... Error! Bookmark not defined. 1. Instrumen Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2. Instumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Analisis Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Analisis Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Efisiensi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Discovery
Learning ... Error! Bookmark not defined.
2. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika Menggunakan Model
Discovery Learning Berbantuan Multimedia.. Error! Bookmark not defined.
3. Kegiatan Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Discovery
Learning ... Error! Bookmark not defined.
BAB V ... Error! Bookmark not defined. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ...Error! Bookmark not
defined.
(8)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(9)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas sumber daya manusia suatu bangsa ditentukan dari pendidikannya. Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I Pasal 1 Ayat (1) disebutkan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menyiapkan pendidikan yang baik tidak dapat terlepas dari peran guru sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan siswa. Guru memang memiliki peranan yang sangat penting, terutama terkait dengan salah satu tugas guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Karena pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan guru untuk membuat siswa aktif belajar. Menurut Hendra (2011, hlm. 1) belajar itu sendiri dapat diartikan sebagai proses berpikir. Untuk itu, peran guru tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya (transfer of knowledge), tetapi bagaimana guru dapat membantu siswa mengoptimalkan kemampuan berpikirnya sehingga siswa dapat mengatasi/menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang tengah dihadapi dalam kehidupannya (Hendra, 2011, hlm. 2).
Menurut Suryadi (2010, hlm. 6) proses berpikir guru dalam konteks pembelajaran terjadi pada tiga fase yaitu sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran berlangsung, dan setelah pembelajaran. Perencanaan yang dibuat guru sebelum proses pembelajaran akan menciptakan situasi yang dapat menjadi titik awal bagi proses belajar siswanya. Itulah mengapa, perencanaan menjadi suatu hal yang penting dilakukan oleh guru.
(10)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Begitupun bagi seorang guru matematika, perencanaan yang dilakukan sebelum proses pembelajaran menjadi hal yang sangat penting. Karena ini akan berdampak pada pengalaman belajar siswa yang pada akhirnya juga berdampak pada pemahaman siswa. Sebagaimana pepatah cina yang menyatakan bahwa saya mendengar dan saya lupa; saya melihat dan saya ingat; serta saya mencoba dan saya mengerti, mengisyaratkan bahwa keterlibatan secara aktif merupakan hal yang sangat penting dalam membangun pemahaman tentang sesuatu yang dipelajari (Suryadi, 2010, hlm. 3). Keterlibatan siswa secara aktif di sini tidak selalu aktif secara fisik, melainkan dapat pula diartikan aktif secara mental. Tabel 1.1 menggambarkan dua jenis pembelajaran aktif menurut Mayer (2009, hlm. 29).
Tabel 1.1
Dua Jenis Pembelajaran Aktif Aktivitas Kognitif
Rendah Tinggi
A kt ivi ta s P er il aku R enda
h tidak meningkatkan hasil
meaningful learning
meningkatkan hasil meaningful learning
T
inggi
tidak meningkatkan hasil meaningful learning
meningkatkan hasil meaningful learning
Dari Tabel 1.1 di atas, tampak bahwa meaningful learning lebih tergantung pada aktivitas kognitif atau aktivitas mental siswa selama pembelajaran.
Membuat siswa terlibat aktif secara mental selama pembelajaran memang tidak mudah. Maka dari itu, guru sebagai perencana pembelajaran harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat untuk suatu materi tertentu. Karena, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru, dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Herdian, 2012). Hal ini
(11)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperkuat dengan fungsi model pembelajaran yang dikemukakan Harahap (2014) yaitu, model pembelajaran berfungsi memberikan arah dalam pendesainan pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan dan/atau kompetensi.
Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa agar dapat terlibat aktif secara mental adalah model discovery learning (pembelajaran penemuan). Hal ini didukung dengan hasil penelitian Pamungkas (2014) yang menunjukkan bahwa discovery learning lebih baik dibandingkan penerapan interactive
demonstration dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif. Dalam model discovery learning ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencoba menemukan sendiri suatu konsep, teori, ataupun aturan yang merupakan pengetahuan baru bagi siswa melalui suatu masalah yang telah direkayasa oleh guru. Bruner mengungkapkan empat alasan untuk menggunakan discovery
learning, yaitu :
1. To make an impulse of thought,
2. to develope inner motivation than outer motivation, 3. to learn the way of discovery,
4. to develope thought.
(Tran, dkk, 2014, hlm. 45)
Tugas guru dalam pembelajaran menggunakan model discovery learning ini selain harus menyiapkan masalah yang direkayasa, juga harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa agar mampu secara aktif menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan yang pada akhirnya menjadi sebuah pengetahuan baru bagi siswa di dalam memori otaknya.
Selain memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat membuat siswa aktif terutama secara mental, guru sebagai perencana sekaligus perancang desain pembelajaran juga harus memahami bagaimana proses pengolahan informasi yang terjadi dalam otak siswa. Hal ini menjadi penting karena setiap
(12)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
manusia memiliki keterbatasan untuk dapat mengolah sejumlah informasi dalam satu waktu.
Proses pengolahan informasi menjadi sebuah pengetahuan baru terjadi dalam memori otak manusia yang disebut proses kognitif. Proses ini melibatkan tiga jenis memori otak, yaitu memori penginderaan (sensory memory), memori kerja (working memory), dan memori jangka panjang (long-term memory). Ada tiga proses yang terjadi ketika memori penginderaan menerima suatu informasi : perhatian, persepsi atau pengenalan pola dan pemberian makna (Retnowati, tahun tidak dicantumkan, hlm. 3). Setelah mengumpulkan informasi yang diperlukan dan mengabaikan informasi yang tidak diperlukan, sistem memori penginderaan ini mengirimkan informasi tersebut ke memori kerja. Masuknya informasi ke memori kerja ditandai dengan mulai dipikirkannya informasi tersebut. Setelah diorganisasi dan diberi makna, informasi ini kemudian dibentuk menjadi sebuah pengetahuan baru yang selanjutnya akan disimpan di memori jangka panjang yang memiliki kapasitas tidak terbatas. Jika memori jangka panjang memiliki pengetahuan awal yang menjadi prasyarat untuk memaknai informasi yang sedang diolah memori kerja, maka memori kerja dapat lebih mudah mengolah informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan, karena pada hakikatnya memori kerja ini memiliki kapasitas yang terbatas.
Berdasarkan teori beban kognitif (cognitive load theory) yang pertama kali diperkenalkan oleh Sweller (1988) untuk digunakan dalam bidang pengajaran dan pembelajaran, perancang desain pembelajaran harus memperhatikan arsitektur kognitif pembelajar, terutama terkait memori kerja pembelajar yang terbatas. Menurut Sweller dan Chandler (1994) terdapat tiga sumber beban kognitif yang terdapat dalam memori kerja selama proses belajar, yaitu :
1) Intrinsic Cognitive Load, beban kognitif ini bergantung pada tingkat kesulitan
materi yang dipelajari.
2) Extraneous Cognitive Load, beban kognitif ini bergantung pada cara
(13)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
apabila dalam penyajiannya banyak elemen-elemen yang tidak releVan dengan materi yang sedang dipelajari.
3) Germane Cognitive Load, beban kognitif ini bergantung pada proses kognitif
yang sesuai dengan pemahaman seseorang tentang suatu materi yang sedang dipelajari sekaligus proses konstruksi pengetahuan dari materi tersebut.
Aditomo(2009, hlm. 208) mengatakan “From a CLT perspective, instructional design basically needs to minimise extraneous load, manage intrinsic load, and promote germane”. Sedangkan menurut Pappas (2014)
“Cognitive Load Theory suggests that learners can absorb and retain information
effectively only if it is provided in such a way that it does not “overload” their
mental capacity”. Untuk itu, perancangan pembelajaran yang baik menurut teori beban kognitif mengharuskan guru menyesuaikan beban-beban kognitif yang akan diterima siswa agar siswa tidak mengalami kelebihan beban kognitif. Karena menurut Mayer (2009, hlm.20) guru adalah pemandu kognitif yang memberikan bimbingan yang diperlukan untuk mendukung pemrosesan kognitif di pihak murid.
Mayer (2009, hlm. 5) mengatakan bahwa mode-mode presentasi verbal telah mendominasi cara kita memberikan penjelasan kepada orang lain – dan pembelajaran verbal telah mendominasi pendidikan. Padahal, untuk mengolah informasi, manusia memiliki beberapa saluran yang dua diantaranya adalah pemrosesan informasi melalui mode visual dan mode verbal. Karena keduanya memiliki kapasitas yang terbatas, maka penggunaan keduanya secara bersamaan akan membantu manusia dalam memproses informasi. Dengan demikian, pembelajaran yang memanfaatkan saluran visual dan verbal yang dimiliki siswa, bisa jadi merupakan solusi yang dapat membuat siswa lebih mudah mengolah informasi. Menurut Mayer (2009, hlm. 7) pemahaman terjadi saat murid bisa membuat koneksi/hubungan penuh makna di antara representasi verbal dan representasi visual.
Pemanfaatan dua saluran sekaligus dapat dilakukan dalam pembelajaran berbantuan multimedia. Karena menurut Macaulay (Sirfefa, 2011, hlm. 18)
(14)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
multimedia dapat didefinisikan sebagai gabungan dari teks, gambar, animasi, grafik, suara dan video, untuk menampilkan informasi di bawah kendali komputer. Sehingga ketika seseorang sedang menggunakan multimedia, itu berarti ia sedang memanfaatkan berbagai saluran yang dapat membantunya memproses infomasi. Inilah salah satu alasan kuat mengapa pembelajaran berbantuan multimedia diduga lebih dapat meringankan beban kognitif siswa daripada pembelajaran tanpa memanfaatkan multimedia. Selain itu, hasil penelitian Husein (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran discovery learning berbantuan MMI (Multimedia Interaktif) pada pembelajaran perulangan dalam bahasa pemrograman Pascal dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dalam kategori sedang.
Salah satu software yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran berbantuan multimedia adalah Microsoft Office PowerPoint.
Microsoft PowerPoint merupakan software presentasi yang dapat menggabungkan
gambar, suara, grafis, animasi, bahkan video dalam satu layar komputer. Paas & Van Merri ̈nboer (1993, hlm.742) menyebutkan,
Experimental manipulations such as particular training or task environments often do not yield significant effects on performance measures. Combinations of task performance and mental effort scores can be more sensitive to the cognitive costs of training or task environments than are measures of performance or mental effort alone.
Karena beberapa studi yang terinspirasi dari Teori Beban Kognitif tidak benar-benar mengukur beban kognitif. Dua pembelajar mungkin mendapatkan skor performance yang sama namun dengan usaha mental yang sangat berbeda. Kombinasi pengukuran mental effort dan performance dapat memberikan taksiran mengenai kondisi relatif efisiensi (relative condition efficiency) pembelajaran.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitupun dengan model discovery learning. Menurut Bruner (dalam Tuovinen & Sweller, 1999, hlm. 334) discovery learning adalah the most
inefficient technique possible for regaining what has been gathered over a long period of time. Penggunaan model discovery learning berbantuan multimedia
(15)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran matematika diduga lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan model discovery learning tanpa bantuan multimedia.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi masalah, yaitu penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran matematika diharapkan mampu membuat siswa aktif secara mental dan dari beberapa penelitian terbukti dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif. Tetapi menurut Bruner, discovery learning ini merupakan teknik yang paling tidak efisien.
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Kelas yang akan dijadikan subjek penelitian dibatasi untuk kelas IX.
2. Pokok bahasan yang diteliti dibatasi pada pokok bahasan Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan model discovery learning berbantuan multimedia dalam pembelajaran matematika lebih efisien dibandingkan dengan model discovery
learning tanpa bantuan multimedia ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning berbantuan multimedia ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui efisiensi penggunaan model discovery learning berbantuan multimedia dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan penggunaan model discovery learning tanpa bantuan multimedia.
(16)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model discovery berbantuan multimedia.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : a. Manfaat Teoritis
Mengetahui efisiensi penggunaan model discovery learning berbantuan multimedia pada pembelajaran matematika dibandingkan dengan penggunaan model discovery learning tanpa bantuan multimedia.
b. Manfaat Praktis
Dapat menjadi informasi tambahan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning, terutama dengan bantuan multimedia.
(17)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini, subjek tidak dikelompokkan secara acak, melainkan peneliti menerima keadaan subjek apa adanya, sehingga penelitian ini disebut penelitian kuasi eksperimen (Ruseffendi, 2005, hlm. 52). Desain kuasi eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2010, hlm. 114). Desain kuasi eksperimen yang digunakan adalah desain kelompok kontrol non-ekuivalen (Ruseffendi, 2005, hlm. 53) seperti berikut ini.
0 X1 0
0 X2 0
Keterangan :
0 = pretes, postes
X1 = pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning
berbantuan multimedia
X2 = pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning
tanpa bantuan multimedia
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010, hlm. 117). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri 14 Bandung
(18)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010, hlm. 124). Setelah dilakukan sampling
purposive terpilih satu kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran
matematika menggunakan model discovery learning berbantuan multimedia dan satu kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan model
discovery learning tanpa bantuan multimedia. Kedua kelas tersebut merupakan
kelas yang sudah terbentuk sebelumnya di sekolah tersebut.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah yang digunakan dan juga memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan, sebagai berikut :
1. Efisiensi
Efisiensi berarti ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya). Dalam penelitian ini, efisiensi merujuk pada seberapa besar ketepatgunaan pembelajaran yang dilakukan (dengan usaha mental serendah-rendahnya memberikan hasil belajar setinggi-tingginya). Skor yang diperoleh menjadi skor efisiensi relatif karena perhitungannya menggunakan pendekatan dari rumus jarak titik ke garis yang menggambarkan efisiensi nol.
2. Mental Effort
Mental effort may be defined as the total amount of controlled cognitive processing in which a subject engaged (Paas & Van Merri ̈nboer, 1993, hlm. 738).
3. Performance
Performance is aligned with the most common use of the term in the field, that is, as an evaluation of the learning outcomes in terms of a scoring of correct, or errors (Van Gog & Paas, 2008. hlm. 9).
(19)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Discovery Learning Berbantuan Multimedia
Discovery learning berbantuan multimedia merupakan pembelajaran di mana
siswa belajar untuk menemukan sendiri sebuah pengetahuan baru dari informasi- informasi yang diperolehnya dari pemanfaatan multimedia
D. Insrumen
Instrumen yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), multimedia pembelajaran, dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Sedangkan instrumen penelitian berupa instrumen tes, instrumen pengukuran usaha mental, instrumen respon siswa, dan lembar observasi.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah : a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dari sebuah materi dan didasarkan pada silabus. RPP berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di setiap pertemuan. Karena itu RPP harus dibuat sejelas mungkin. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam membuat RPP, diantaranya adalah model dan alat bantu yang akan digunakan guru selama proses pembelajaran.
b) Multimedia Pembelajaran
Multimedia pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat menggunakan software Microsoft Office PowerPoint dan GeoGebra. Multimedia pembelajaran ini dibuat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model discovery learning dan digunakan pada kelas eksperimen.
(20)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugas atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. LKS ini digunakan pada kedua kelas.
2. Instumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah : a) Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian. Tes ini akan diberikan dua kali, yaitu saat pretes untuk memastikan kedua kelas yang akan dibandingkan memiliki kemampuan awal yang sama dan postes yang hasilnya akan digunakan dalam perhitungan efisiensi relatif pembelajaran.
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes tersebut diujicobakan pada siswa di luar sampel penelitian yang pernah mempelajari materi yang akan diujikan. Pengujian soal tes tersebut bertujuan untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda, dan indeks kesukaran butir soal. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian akan diolah dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel.
1) Validitas Butir Soal
Menurut Suherman (2003, hlm. 102) suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Suatu alat untuk mengevaluasi karekteristik X valid apabila yang dievaluasi itu karakteristik X pula. Alat evaluasi yang valid untuk suatu tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan yang lain. Perumusan hipotesis untuk uji kevalidan tiap butir soal adalah sebagai berikut.
H0 : Butir soal tidak valid
H1 : Butir soal valid
(21)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rXY =koefisien korelasi antara X dan Y
N = banyak peserta tes
X = jumlah skor tiap butir soal Y = skor total
Dengan menggunakan taraf signifikansi ( ) 0,05, maka kriteria pengujiannya sebagai berikut.
i. Jika maka H0 ditolak
ii. Jika maka H0 diterima
Setelah menguji kevalidan dari tiap butir soal, koefisien validitas yang diperoleh dikategorikan ke dalam kategori-kategori menurut Guilford (dalam Suherman, 2003, hlm. 112) berikut ini.
Tabel 3.1
Kategori Koefisien Validitas Koefisien Validitas Kategori
sangat tinggi
tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
tidak valid
Hasil dari uji validitas dan pengkategorian koefisien validitas dari tiap butir soal, disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal Nomor
Soal
Koefisien
(22)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 0,676
0.349
valid sedang
2 0,599 valid sedang
3 0,834 valid tinggi
4 0,688 valid sedang
5 0,905 valid sangat tinggi
2) Reliabilitas Instrumen Tes
Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subyek yang sama, meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula (Suherman, 2003, hlm. 131). Untuk mengetahui apakah suatu alat evaluasi itu reliabel atau tidak, dapat dilakukan dengan menghitung koefisien reliabilitasnya. Dalam penelitian ini, alat evaluasi untuk pretes dan postes berupa soal uraian, sehingga rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitasnya adalah rumus Alpha sebagai berikut (Suherman, 2003, hlm. 153).
∑
Keterangan :
= koefisien reliabilitas
= banyak butir soal = varians skor tiap soal = varians skor total Dengan rumus variansnya :
∑ ∑
(Sudjana, 2005, hlm. 94)
Menurut Nunnally, koefisien reliabilitas yang memadai sebaiknya terletak di atas 0,60 (Yusrizal, 2008, hlm. 80). Koefisien reliabilitas juga dibagi ke dalam kategori-kategori menurut Guilford (dalam Suherman, 2003, hlm. 139) berikut ini.
(23)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Kategori Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Kategori
sangat rendah
rendah
sedang
tinggi
sangat tinggi
Dari perhitungan hasil uji coba instrumen diperoleh . Hal ini berarti koefisien reliabilitas instrumen tes yang diujicobakan sudah memadai dan termasuk kategori tinggi.
3) Daya Pembeda
Pengertian Daya Pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal itu mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah) (Suherman, 2003, hlm. 159). Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus :
̅ ̅
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
̅ = Rata-rata skor kelompok atas
̅ = Rata-rata skor kelompok bawah
= Skor Maksimum Ideal
Adapun interpretasi mengenai indeks dibagi ke dalam kategori-kategori seperti pada Tabel 3.4 berikut (Suherman, 2003, hlm.161).
Tabel 3.4
Interpretasi Indeks Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda Kriteria
(24)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sangat jelek
jelek
cukup
baik
Dari perhitungan hasil uji coba instrumen diperoleh indeks daya pembeda untuk setiap butir soal seperti disajikan dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Daya Pembeda Tiap Butir Soal Nomor
Soal
Indeks Daya
Pembeda Interpretasi
1 0,578 baik
2 0,489 baik
3 0,761 sangat baik
4 0,659 baik
5 0,894 sangat baik
4) Indeks Kesukaran
Jika soal yang diberikan terlalu sulit, maka frekuensi distribusi akan banyak di skor yang rendah, sebaliknya jika soal terlalu mudah frekuensi distribusi akan banyak di skor yang tinggi. Sehingga menurut Suherman (2003, hlm. 168) hasil evaluasi dari suatu perangkat tes yang baik akan menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal. Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran (Difficulty Index) (Suherman, 2003, hlm. 169). Karena dalam
(25)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini akan digunakan soal berbentuk uraian, maka Indeks kesukarannya dapat dihitung dengan rumus :
̅
Keterangan:
IK = Indeks Kesukaran
̅ = Rata-rata
= Skor Maksimum Ideal
Adapun interpretasi mengenai nilai dibagi ke dalam kategori-kategori seperti pada Tabel 3.6 berikut ini (Suherman, 2003, hlm.170).
Tabel 3.6
Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 soal terlalu sukar
soal sukar
soal sedang
soal mudah
soal terlalu mudah
Dari perhitungan hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran untuk setiap butir soal seperti disajikan dalam Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal Nomor
Soal
Indeks
Kesukaran Interpretasi
(26)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 0,494 soal sedang
3 0,547 soal sedang
4 0,544 soal sedang
5 0,600 soal sedang
Berikut disajikan rekapitulasi dari tiap butir soal.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Pengolahan Instrumen Tes
Reliabilitas : 0,79 (Tinggi) No
Soal
Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Hasil Interpretasi Hasil Interpretasi Hasil Interpretasi
1 0,676 sedang 0,578 baik 0,600 sedang 2 0,599 sedang 0,489 baik 0,494 sedang 3 0,834 tinggi 0,761 sangat baik 0,547 sedang 4 0,688 sedang 0,659 baik 0,544 sedang 5 0,905 sangat tinggi 0,894 sangat baik 0,600 sedang
Berdasarkan validitas, reliabilitas tes, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari setiap butir soal yang diujicobakan serta dengan mempertimbangkan indikator yang terkandung dalam setiap butir soal tersebut, maka dalam penelititan ini semua soal digunakan sebagai instrumen tes.
b) Instrumen Pengukuran Usaha Mental
Pengukuran usaha mental siswa dilakukan dengan menggunakan metode Rating Scale Mental Effort (RSME) yang telah diadaptasi untuk digunakan di Indonesia. RSME ini merupakan instrumen unidimensional dengan tujuh titik acuan dalam interval 1-150. RSME diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol ketika postes.
c) Instrumen Respon Siswa
Instrumen ini berupa angket sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning berbantuan multimedia. Angket sikap siswa ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert memiliki dua
(27)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Dengan urutan alternatif jawabannya adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban memiliki skor masing-masing. Skor alternatif jawaban untuk pernyataan positif secara berurutan adalah 5, 4, 2, dan 1; sedangkan untuk pernyataan negatif skor alternatif jawabannya secara berurutan adalah 1, 2, 4, dan 5. d) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama pembelajaran menggunakan model
discovery learning. Lembar observasi ini diisi oleh observer selama
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi permasalahan mengenai beban kognitif pada pembelajaran
matematika tak langsung (dalam penelitian ini menggunakan model
discovery learning), melakukan kajian pustaka untuk mencari solusi
permasalahan, memilih materi yang dapat digunakan pada model pembelajaran discovery learning, dan merencanakan pembelajaran.
2. Menyiapkan instrumen penelitian.
3. Menyiapkan perizinan untuk pengujian instrumen tes. 4. Analisis kualitas/ kriteria instrumen tes.
5. Menyiapkan perizinan untuk penelitian.
6. Pemilihan sampel penelitian sebanyak dua kelas, yang disesuaikan dengan materi penelitian.
7. Melakukan penelitian, yaitu memberikan pretes untuk kedua kelas, memberikan pembelajaran matematika menggunakan model discovery
learning berbantuan multimedia untuk kelas eksperimen dan pembelajaran
matematika menggunakan model discovery learning tanpa bantuan multimedia untuk kelas kontrol, memberikan postes dan pengukuran usaha
(28)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mental untuk kedua kelas, dan memberikan angket sikap siswa untuk kelas eksperimen. Kedua kelas diberikan materi yang sama dan setiap pembelajaran berlangsung langkah-langkah pembelajaran diobservasi oleh observer.
8. Mengolah data hasil penelitian 9. Menyusun laporan penelitian.
F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kuantitatif
a) Analisis Data Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari data skor pretes yang dilaksanakan pada awal pertemuan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for
Windows. Adapun langkah- langkah uji statistiknya adalah sebagai berikut.
1) Analisis Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian terhadap data skor pretes, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, nilai maksimum, dan nilai minimum. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai data yang akan diuji.
2) Analisis Statistika Inferensial
Adapun langkah-langkah uji statistik inferensialnya adalah sebagai berikut.
(a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data skor pretes siswa di kedua kelas berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Saphiro-Wilk dan dengan taraf signifikansi ( ) 0,05. Jika data skor pretes berdistribusi normal, uji statististik selanjutnya yang dilakukan adalah uji homogenitas varians.
(29)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji homogenitas varians ini dilakukan untuk mengetahui apakah data skor pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol bervariansi homogen atau tidak. Uji homogenitas varians ini dilakukan dengan menggunakan uji Levene dan dengan taraf signifikansi ( ) 0,05.
(c) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata data skor pretes siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan atau tidak.
Perumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut.
H0: Rata-rata skor pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
berbeda secara signifikan.
H1: Rata-rata skor pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
berbeda secara signifikan.
Jika distribusi skor pretes kedua kelas normal dan variansinya homogen, maka untuk pengujian hipotesis ini dilakukan dengan uji t. Sedangkan jika distribusi data skor pretes kedua kelas normal namun variansinya tidak homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan
uji t’. Dengan menggunakan taraf signifikansi ( ) 0,05, maka kriteria
pengujiannya sebagai berikut.
i. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak
ii. Jika nilai Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima
(d) Uji Mann-Whitney
Apabila data skor pretes salah satu atau kedua kelas berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu melakukan uji homogenitas melainkan langsung melakukan uji nonparametrik Mann-Whitney. Uji ini dipilih karena yang diuji adalah dua sampel independen. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah peringkat data skor pretes siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan atau tidak. Perumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut.
(30)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0: Peringkat skor pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
berbeda secara signifikan.
H1: Peringkat skor pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
berbeda secara signifikan.
Dengan menggunakan taraf signifikansi ( ) 0,05, maka kriteria pengujiannya sebagai berikut.
i. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak
ii. Jika nilai Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima
b) Analisis Efisiensi Relatif Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan skor efisiensi relatif pembelajaran matematika di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menghitung skor efisiensi relatif tersebut diperlukan data skor postes (performance) dan skor usaha mental (mental effort) siswa kelas eksperimen dan kontrol. Data skor postes, skor usaha mental, dan skor efisiensi relatif dianalisis dengan cara yang sama dengan analisis data skor pretes.
2. Analisis Data Kualitatif
Terdapat dua data kualitatif, yaitu berasal dari angket skala sikap siswa dan lembar observasi. Data angket skala sikap siswa hanya diperoleh dari kelas eksperimen, sedangkan data lembar observasi diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
a) Analisis Respon Siswa
Respon siswa dapat diketahui dari angket sikap siswa. Angket sikap siswa ini merupakan data kualitatif (skala sikap) yang ditransfer ke dalam data kuantitatif menggunakan skala Likert. Angket ini memiliki dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam penelitian ini, pilihan jawaban netral (N) tidak digunakan karena siswa yang ragu-ragu mengisi pilihan jawaban memiliki kecenderungan yang besar untuk memilih jawaban netral (N).
(31)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian, untuk melihat berapa persen subjek yang menunjukkan sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan : : persentase
: jumlah siswa yang sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan
: jumlah siswa keseluruhan
Interpretasi dari data persentase tersebut menggunakan kategori menurut Hendra (dalam Nurjanah 2012, hlm. 35) yang disajikan pada Tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Interpretasi Persentase Angket Sikap Siswa
Persentase (P) Interpretasi
0 % tidak ada
0 % < P 25 % sebagian kecil 25 % < P 50 % hampir setengahnya
50 % setengahnya
50 % < P 75 % sebagian besar
0 % < P 25 % pada umumnya
100 % seluruhnya
Setelah menghitung persentase setiap pertanyaan, untuk mengetahui respon siswa secara umum terhadap pembelajaran dihitung pula persentase jawaban setiap siswa dengan terlebih dahulu melakukan penskoran sebagai berikut.
(32)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ketentuan Penskoran Pernyataan Sikap Siswa
Pernyataan Skor tiap pilihan
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
Sedangkan persentasenya dihitung dengan rumus sebagai berikut.
b) Analisis Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Lembar observasi merupakan data pendukung yang menggambarkan suasana pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif.
(33)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan, yaitu :
1. Implementasi model discovery learning berbantuan multimedia dalam pembelajaran matematika lebih efisien dibandingkan dengan model discovery
learning tanpa bantuan multimedia.
2. Pada umumnya siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning berbantuan multimedia.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang diperoleh, maka implikasi penelitian ini adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran matematika model discovery learning dapat meningkatkan efisiensi.
C. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang diperoleh, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikan berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :
1. Untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran discovery learning hendaknya guru menggunakan media pembelajaran, khususnya dengan multimedia. 2. Penggunaan multimedia harus disesuaikan dengan langkah-langkah dalam
model pembelajaran dan dalam pembuatannya harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip multimedia.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menghitung efisiensi relatif direkomendasikan untuk membandingkan efisiensi dari dua model pembelajaran yang berbeda namun dengan karakteristik yang hampir sama.
(34)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aditomo, A. (2009). Cognitive Load Theory and Mathematics Learning : A Systematic Review. Journal : Anima, Indonesian Psychological
Journal, 24(3), hlm. 207-217.
Binanto, I. (2010). Multimedia Digital - Dasar Teori+Pengembangannya. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Harahap, M. B. (2014). Model Pembelajaran Efektif untuk Mencapai Kompetensi
dalam Kurikulum 2013. PowerPoint pada presentasi di Universitas
Terbuka.
Hendra, A. (2011). Desain Didaktis Bahan Ajar Problem Solving pada Konsep
Luas Daerah Lingkaran. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Herdian. (2012). Apa Perbedaannya : Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan
Teknik Pembelajaran. [Online]. Diakses dari https://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/ apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/.
Husein, H. A. (2013). Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan MMI
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Raah Kognitif pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi pada
FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013-Matematika SMP. Jakarta : Kemendikbud.
Kusumah, Y. & Suherman, E. (1992). Perkembangan Teori Belajar Mengajar dan Penerapannya dalam Pengajaran Matematika. Dalam bahan belajar
Strategi Belajar Mengajar Matematika Universitas Terbuka.
Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning-Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Surabaya : ITS Press.
Nurjanah, I. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay-Two Stray untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi. Skripsi pada
FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Paas, F., & Van Merri ̈nboer, J. J. G. (1993). The Efficiency of Instructional Conditions : An Approach to Combine Mental Effort and Performance Measures. Journal : Human Factors, 35(4), hlm. 737-743.
(35)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Paas, F., & Van Merri ̈nboer, J. J. G. (1994). Instructional Control of Cognitive Load in the Training of Complex Cognitive. Journal : Educational
Psychology Review, 6(4), hlm. 351-371.
Pamungkas, D. R. (2014). Penerapan Model Discovery Learning dan Interactive
Demonstration dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA.
Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Pappas, C. (2014). Cognitive Load Theory and Instructional Design. [Online]. Diakses dari http://elearningindustry.com/cognitive-load-theory-and-instructional-design.
Retnowati, E. (tahun tidak dicantumkan). Keterbatasan Memori dan Implikasinya
dalam Mendesain Metode Pembelajaran Matematika.[Online]. Diakses
dari
http://eprints.uny.ac.id/6895/1/P-1%20Pendidikan%20%28Adi%20Nur%29.pdf.
Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung : Tarsito.
Sirfefa, H. (2011). Pembelajaran Matematika Berbantuan PowerPoint untuk
Meningkatkan Pemahaman Persegi Panjang Siswa SMP Kelas VII.
Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Soedjana & Suherman, E. (1992). Metode Khusus dalam Pengajaran Matematika. Dalam bahan belajar Strategi Belajar Mengajar Matematika Universitas Terbuka.
Suciati, R. (2013). Model Pembelajaran Discovery (Penemuan). [Online]. Diakses dari http://riensuciati99.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-discovery-penemuan.html?m=1.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi Keenam. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA.
Suryadi, D. (2010). Menciptakan Proses Belajar Aktif. Hand-out Seminar, Padang : Tidak diterbitkan.
Sweller, J. (1988). Cognitive Load During Problem Solving. Journal : Cognitive
Sciene, 12, hlm. 257-285.
Sweller, J. & Chandler, P. (1994). Why Some Material is Difficult to Learn.
(36)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tran, T., dkk. (2014). Discovery Learning with the Help of the GeoGebra Dynamic Geometry Software. International Journal of Learning,
Teaching and Educational Research. 7(1), hlm. 44-57.
Tuovinen, J. E. & Sweller J. (1999). A Comparison of Cognitive Load Associated With Discovery Learning and Worked Examples. Journal : Educational
Psychology, 91(2), hlm. 334-331.
Pre-print of : Van Gog, T., & Paas, F. (2008). Instructional Efficiency: Revisiting the Original Construct in Educational Research. Journal : Educational
Psychologist, 43, 16-26. Copyright Taylor & Francis; Educational Psychologist is also available at
http://www.informaworld.com/smpp/title~content=t775653642~db=al hlm 1-36.
Widyanti, A., Johnson, A. & de Waard, D. (2010). Adaptation of the Rating Scale Mental Effort (RSME) for use in Indonesia. Journal : International
Journal of Industrial Ergonomics, V(1), hlm. 1-6.
Widyanti, A., Johnson, A. & de Waard, D. (2013). Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Searching Task dengan Metode Rating Scale Mental Effort. Journal : TI UNDIP, 43(2013), hlm. 70-76.
Yusrizal. (2008). Pengujian Validitas Konstruk dengan Menggunakan Analisis Faktor. Journal : Tabularasa PPS UNIMED, 5(1), hlm. 73-92.
(1)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian, untuk melihat berapa persen subjek yang menunjukkan sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan : : persentase
: jumlah siswa yang sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan
: jumlah siswa keseluruhan
Interpretasi dari data persentase tersebut menggunakan kategori menurut Hendra (dalam Nurjanah 2012, hlm. 35) yang disajikan pada Tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Interpretasi Persentase Angket Sikap Siswa
Persentase (P) Interpretasi
0 % tidak ada
0 % < P 25 % sebagian kecil 25 % < P 50 % hampir setengahnya
50 % setengahnya
50 % < P 75 % sebagian besar 0 % < P 25 % pada umumnya
100 % seluruhnya
Setelah menghitung persentase setiap pertanyaan, untuk mengetahui respon siswa secara umum terhadap pembelajaran dihitung pula persentase jawaban setiap siswa dengan terlebih dahulu melakukan penskoran sebagai berikut.
(2)
35
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketentuan Penskoran Pernyataan Sikap Siswa
Pernyataan Skor tiap pilihan
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
Sedangkan persentasenya dihitung dengan rumus sebagai berikut.
b) Analisis Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Lembar observasi merupakan data pendukung yang menggambarkan suasana pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif.
(3)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan, yaitu :
1. Implementasi model discovery learning berbantuan multimedia dalam pembelajaran matematika lebih efisien dibandingkan dengan model discovery learning tanpa bantuan multimedia.
2. Pada umumnya siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan model discovery learning berbantuan multimedia.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang diperoleh, maka implikasi penelitian ini adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran matematika model discovery learning dapat meningkatkan efisiensi.
C. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang diperoleh, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikan berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :
1. Untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran discovery learning hendaknya guru menggunakan media pembelajaran, khususnya dengan multimedia. 2. Penggunaan multimedia harus disesuaikan dengan langkah-langkah dalam
model pembelajaran dan dalam pembuatannya harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip multimedia.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menghitung efisiensi relatif direkomendasikan untuk membandingkan efisiensi dari dua model pembelajaran yang berbeda namun dengan karakteristik yang hampir sama.
(4)
63
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aditomo, A. (2009). Cognitive Load Theory and Mathematics Learning : A Systematic Review. Journal : Anima, Indonesian Psychological Journal, 24(3), hlm. 207-217.
Binanto, I. (2010). Multimedia Digital - Dasar Teori+Pengembangannya. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Harahap, M. B. (2014). Model Pembelajaran Efektif untuk Mencapai Kompetensi dalam Kurikulum 2013. PowerPoint pada presentasi di Universitas Terbuka.
Hendra, A. (2011). Desain Didaktis Bahan Ajar Problem Solving pada Konsep Luas Daerah Lingkaran. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Herdian. (2012). Apa Perbedaannya : Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan
Teknik Pembelajaran. [Online]. Diakses dari
https://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/ apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/.
Husein, H. A. (2013). Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan MMI Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Raah Kognitif pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013-Matematika SMP. Jakarta : Kemendikbud.
Kusumah, Y. & Suherman, E. (1992). Perkembangan Teori Belajar Mengajar dan Penerapannya dalam Pengajaran Matematika. Dalam bahan belajar Strategi Belajar Mengajar Matematika Universitas Terbuka.
Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning-Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Surabaya : ITS Press.
Nurjanah, I. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Paas, F., & Van Merri ̈nboer, J. J. G. (1993). The Efficiency of Instructional Conditions : An Approach to Combine Mental Effort and Performance Measures. Journal : Human Factors, 35(4), hlm. 737-743.
(5)
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Paas, F., & Van Merri ̈nboer, J. J. G. (1994). Instructional Control of Cognitive Load in the Training of Complex Cognitive. Journal : Educational Psychology Review, 6(4), hlm. 351-371.
Pamungkas, D. R. (2014). Penerapan Model Discovery Learning dan Interactive Demonstration dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Pappas, C. (2014). Cognitive Load Theory and Instructional Design. [Online]. Diakses dari http://elearningindustry.com/cognitive-load-theory-and-instructional-design.
Retnowati, E. (tahun tidak dicantumkan). Keterbatasan Memori dan Implikasinya dalam Mendesain Metode Pembelajaran Matematika.[Online]. Diakses
dari
http://eprints.uny.ac.id/6895/1/P-1%20Pendidikan%20%28Adi%20Nur%29.pdf.
Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.
Sirfefa, H. (2011). Pembelajaran Matematika Berbantuan PowerPoint untuk Meningkatkan Pemahaman Persegi Panjang Siswa SMP Kelas VII. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Soedjana & Suherman, E. (1992). Metode Khusus dalam Pengajaran Matematika. Dalam bahan belajar Strategi Belajar Mengajar Matematika Universitas Terbuka.
Suciati, R. (2013). Model Pembelajaran Discovery (Penemuan). [Online]. Diakses dari http://riensuciati99.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-discovery-penemuan.html?m=1.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi Keenam. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA.
Suryadi, D. (2010). Menciptakan Proses Belajar Aktif. Hand-out Seminar, Padang : Tidak diterbitkan.
Sweller, J. (1988). Cognitive Load During Problem Solving. Journal : Cognitive Sciene, 12, hlm. 257-285.
Sweller, J. & Chandler, P. (1994). Why Some Material is Difficult to Learn. Journal : Cognition and Instruction, 12(3), hlm. 185-233.
(6)
65
Annisa Rachmat , 2015
EFISIENSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMED IA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tran, T., dkk. (2014). Discovery Learning with the Help of the GeoGebra Dynamic Geometry Software. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research. 7(1), hlm. 44-57.
Tuovinen, J. E. & Sweller J. (1999). A Comparison of Cognitive Load Associated With Discovery Learning and Worked Examples. Journal : Educational Psychology, 91(2), hlm. 334-331.
Pre-print of : Van Gog, T., & Paas, F. (2008). Instructional Efficiency: Revisiting the Original Construct in Educational Research. Journal : Educational Psychologist, 43, 16-26. Copyright Taylor & Francis; Educational Psychologist is also available at
http://www.informaworld.com/smpp/title~content=t775653642~db=al hlm 1-36.
Widyanti, A., Johnson, A. & de Waard, D. (2010). Adaptation of the Rating Scale Mental Effort (RSME) for use in Indonesia. Journal : International Journal of Industrial Ergonomics, V(1), hlm. 1-6.
Widyanti, A., Johnson, A. & de Waard, D. (2013). Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Searching Task dengan Metode Rating Scale Mental Effort. Journal : TI UNDIP, 43(2013), hlm. 70-76.
Yusrizal. (2008). Pengujian Validitas Konstruk dengan Menggunakan Analisis Faktor. Journal : Tabularasa PPS UNIMED, 5(1), hlm. 73-92.