MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

(1)

MODEL PEMBELAJARAN

DISCOVERY LEARNING

Penulis Yan Setiawan

Pengkaji: Yane Hendarrita


(2)

(3)

DAFTAR ISI

Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan

C. Ruang Lingkup

D. Saran Cara Penggunaan Modul

Kegiatan Pembelajaran 1:

Konsep Model Pembelajaran Discovery Learning a. Tujuan

b. Indikator Pencapaian Kompetensi c. Uraian Materi

d. Aktivitas Pembelajaran e. Latihan/Kasus/Tugas f. Rangkuman

g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut h. Kunci Jawaban

Kegiatan Pembelajaran 2:

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning yang terintegrasi dengan TIK

a. Tujuan

b. Indikator Pencapaian Kompetensi c. Uraian Materi

d. Aktivitas Pembelajaran e. Latihan/Kasus/Tugas


(4)

f. Rangkuman

g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut h. Kunci Jawaban

Evaluasi Penutup

Daftar Pustaka Glosarium

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Gambar 2.1 Peserta didik mendapatkan rangsangan belajar

dari guru dengan diberikan tayangan video yang berkaitan dengan materi

Gambar 2.2 Peserta didik mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video yang telah diberikan oleh guru

Gambar 2.3 Peserta didik melakukan wawancara

Gambar 2.4 Peserta didik membuat laporan hasil wawancara Gambar 2.5 Peserta didik mempresentasikan hasil wawancara Gambar 2.6 Peserta didik sedang diskusi untuk membuat


(5)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di abad ke-21 atau abad teknologi ini perkembangan TIK yang begitu pesat menciptakan tantangan-tantangan baru dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang makin komplek menuntut kesiapan dunia pendidikan untuk mengantisipasinya. Informasi dan pengetahuan yang kian beragam dan makin mudah penyebarannya menuntut guru dan peserta didik untuk dapat mempergunakan sebaik-baiknya. Informasi dan pengetahuan ada yang bernilai positif ada juga yang negatif, oleh karena itu filter dari guru sangat diperlukan. Adanya informasi dan pengetahuan yang beragam sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan mudah. Adanya informasi yang lebih cepat, tepat, dan akurat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, terutama guru. Perubahan teknologi yang cepat harus disertai dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

Pendayagunaan TIK diyakini dapat menunjang upaya peningkatan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta tata kelola, akuntabilitas dan citra publik terhadap pendidikan. Kebutuhan akan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi tuntutan global


(6)

berdampak pada semakin meningkatnya peranan TIK dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, meningkatnya kebutuhan untuk berbagai informasi dan pengetahuan dengan memanfaatakan TIK, serta perkembangan internet yang menghilangkan batas wilayah dan waktu untuk melakukan komunikasi dan akses terhadap informasi.

Penguasaan kemampuan TIK untuk pembelajaran bagi guru dan guru perlu dipahamkan agar pembelajaran dengan menerapkan belajar terintegrasi dengan TIK tetap dijalankan sehingga proses dan hasil pembelajaran semakin berkualitas. Selain itu juga, alat bantu belajar dan sumber belajar baik untuk peserta didik maupun guru perlu terus dikembangkan dan disediakan karena sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran.

Kemampuan guru dalam penguasaan model pembelajaran perlu ditingkatkan guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Makin banyak guru menguasai model-model pembelajaran, maka makin bervariasi pola pembelajaran guru di kelas. Apalagi implementasi model-model pembelajaran tersebut diintegrasikan dengan TIK, maka menarik dan bervariasi pola pembelajaran di kelas sehingga minat belajar peserta didik makin meningkat.


(7)

B.Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, peserta didklat dapat mengembangkan model pembelajaran discovery learning. Secara khusus, tujuan mempelajari modul ini, yaitu peserta diklat dapat :

1. memahami konsep pembelajaran Discovery Learning,

2. menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK.

C.Ruang Lingkup

Pada modul ini Anda akan menemukan 2 (dua) Kegiatan Belajar. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang Model Pembelajaran Discovery Learning, Kegiatan Belajar 2 tentang Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning yang terintegrasi dengan TIK

Penjelasan uraian materi pada Kegiatan Belajar 1 meliputi uraian tentang pengertian model pembelajaran discovery learning, manfaat discovery learning, penerapan discovery learning di kelas. Sedangkan pada Kegiatan Belajar 2 meliputi bagaimana menerapkan model discovery learning pada pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK.

Tiap-tiap Kegiatan Belajar akan dilengkapi dengan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan atau kasus atau tugas, ringkasan, umpan balik atau tindak lanjut, dan kunci jawaban latihan


(8)

atau kasus atau tugas. Tiap-tiap Kegiatan Belajar tersebut terkait erat secara berurutan sehingga diharapkan Anda mempelajarinya secara berurutan.

D.Saran Cara Penggunaan Modul

Bacalah petunjuk penggunaan modul berikut sebelum Anda mempelajari modul ini. Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah dan jangan tergesa-gesa.

Sebagai peserta pelatihan, Anda haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 dan mengerjakan soal-soal latihannya serta Anda benar-benar yakin telah memahami materi pembelajarannya, barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2.

Sebelum Anda meminta waktu untuk mengerjakan Tes Akhir Modul (TAM) kepada fasilitator atau pengelola pelatihan, Anda haruslah benar-benar telah memahami seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar. Di samping itu, Anda juga dituntut untuk setidak-tidaknya berhasil dengan benar menyelesaikan sebagian besar soal-soal latihannya. Sebagai tindak lanjutnya, barulah Anda diperkenankan untuk


(9)

mengerjakan TAM. Dengan mengerjakan TAM, maka Anda akan dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pembelajaran yang dibahas di dalam modul ini.

Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini Anda kerjakan. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman Anda terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah bahwa Anda dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi pembelajaran yang telah Anda pelajari yang masih belum sepenuhnya Anda pahami.

Sebagai peserta pelatihan, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan belajar secara tatap muka (tutorial) untuk membahas lebih lanjut materi pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil Anda pahami selama belajar mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, narasumber pelatihan akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator. Kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat saja digunakan untuk membahas masing-masing materi pokok atau materi pembelajaran yang masih belum atau yang masih sulit Anda pahami. Terbuka juga kemungkinan bagi Anda sebagai peserta pelatihan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil (antara 2-3 orang)


(10)

dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.

Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumus-kan bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, Anda dapat merumuskan sendiri kesimpulan atau merumuskan secara bersama-sama dengan sesama teman peserta pelatihan atau dapat juga meminta bimbingan nara sumber pelatihan.

Dalam mempelajari materi pembelajaran tentang “model pembelajaran discovery learning”, porsi waktu untuk kegiatan diskusi dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kebutuhan Anda demi ketuntasan atau kejelasan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Dengan demikian, pada akhir kegiatan pembelajaran secara tatap muka, diharapkan setidak-tidaknya Anda telah mendapatkan kejelasan pemahaman mengenai konsep dasar model pembelajaran discovery learning.


(11)

Kegiatan Pembelajaran 1 MODEL DISCOVERY LEARNING

A.Tujuan

Setelah mempelajari materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 peserta diharapkan dapat menerapkan model Discovery Learning terintegrasi TIK.

B.Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 peserta diklat diharapkan dapat :

1. menjelaskan konsep model discovery learning;

2. menjelaskan manfaat dan kelemahan model discovery learning.

C.Uraian Materi

Apa yang Anda ketahui tentang Model Pembelajaran? Model-model pembelajaran apa yang Anda ketahui? Tuliskan pendapat Anda berikut ini !

Model Pembelajaran adalah :

………... ... ... ... ...


(12)

Pada kegiatan belajar 1 ini, kita akan membahas Model Pembelajaran Discovery Learning. Apakah Anda sudah mengetahui model pembelajaran tersebut? Mari kita bahas model pembelajaran tersebut.

Model-model pembelajaran saya diketahui adalah :

……… ……… ……… ……… ……… ………

1 Model Pembelajaran Discovery Learning

Model Pembelajaran Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.


(13)

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan inquiry ialah bahwa pada discovery masalah yang dihadapkan kepada peserta didik merupakan masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk


(14)

menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Menurut Bruner, Discovery Learning atau belajar menemukan memandang bahwa manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Konsep ini juga menjelaskan bahwa prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di kelas. Pengalaman yang diberikan dalam pembelajaran harus bersifat penemuan yang memungkinkan peserta


(15)

didik dapat memperoleh informasi dan keterampilan baru dari pelajaran sebelumya.

Gambar 1.1 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

A.Tahapan Proses Belajar Menurut Bruner

Lebih lanjut menurut menurut Bruner, dalam proses belajarnya terdapat 3 (tiga) tahap yang ditempuh oleh peserta didik, yaitu: tahap informasi (tahap penerimaan materi), tahap transformasi (tahap pengubahan materi) dan tahap evaluasi (tahap penilaian materi).

a. Tahap informasi (tahap penerimaan materi)

Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang


(16)

telah kita ketahui sebelumnya , misalnya tidak ada energi yang lenyap.

b. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)

Informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi kebentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.

c. Tahap evaluasi (tahap penilaian materi)

Dinilai seberapa besar pengetahuan yang diproleh dan ditransformasikan itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Dalam proses belajar, ketiga tahapan ini selalu terjadi dan tiap tahapan tidak selalu sama. Hal ini tergantung pada hasil yang diharapkan, seperti motivasi belajar peserta didik, minat, keinginan mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri.

Oleh karena itu, konsep pembelajaran ini secara sadar mengembangkan proses belajar peserta didik yang mengarah kepada aspek jiwa dan aspek raga. Sesuai dengan pengertian belajar itu sendiri yaitu: serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan linkungannya yang menyangkut kognitif, efektif,


(17)

dan psikomotorik, Discovery learning bertitik tolak pada teori belajar kognitif, yang menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan ini tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori kognitif ini adalah setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang baru, beradaptasi atau berkesinambungan secara ‘klop’ dengan struktur kognitif yang sudah dimilki oleh peserta didik.

B. Tahapan Perkembangan Kognitif

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan dengan cara melihat lingkungan, yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik.

a. Tahap enaktif.

Pada tahap ini, anak didik melakukan aktivitas-aktivitas dalam usaha memahami lingkungan sekitarnya. Peserta didik melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung suatu realitas. Artinya, dalam memahami dunia sekitar, anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainnya.

b. Tahap ikonik.

Pada tahap ini anak didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal, dalam memahami dunia


(18)

sekitarnya. Anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).

c. Tahap simbolik.

Pada tahap ini peserta didik anak didik mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem symbol. Semakin dewasa seseorang maka sistem simbol ini semakin dominan. Peserta didik telah mampu memahami gagasan-gagasan abstrak. Peserta didik membuat abstraksi berupa teoti-teori, penafsiran, analisis dan sebagainya terhadap realitas yang telah diamati dan dialami.

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.


(19)

Menurut Bruner belajar untuk sesuatu tidak perlu ditunggu sampai peserta didik mencapai tahap perkembangan tertentu, yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan kepadanya. Dengan kata lain perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan belajar yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

C. Manfaat dan Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

1. Menurut Bruner, manfaat Model Pembelajaran Discovery Learning adalah sebagai berikut:

a. Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna;

b. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan tertinggal lama dan mudah diingat;

c. Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam belajar adar peserta didik dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima;

d. Transfer dapat ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh peserta didik dari pada disajikan dalam bentuk jadi;

e. Penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivas peserta didik;


(20)

f. Meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.

g. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

h. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

i. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

j. Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannyasendiri. k. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan

belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

l. Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

m. Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai peserta didik, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

n. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.


(21)

o. Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

p. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.

q. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

r. Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

s. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. t. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

u. Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada pembentukan manusia seutuhnya.

v. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik. w. Kemungkinan peserta didik belajar dengan

memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

x. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2. Kelemahan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning.

a. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi peserta didik yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

b. Tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk


(22)

membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan

emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang

fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para peserta didik

f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh peserta didik karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Nah, apakah Anda jelas apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Discovery Learning? Apakah Anda sudah mengimplementasikan model pembelajaran Discovery Learning di kelas Anda? Jika sudah, bagus. Jika belum, mari kita pelajari bagaimana penerapan Discovery Learning di kelas pada Kegiatan Belajar 2. Sebelum mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, kerjakanlah soal latihan berikut ini!


(23)

D. Aktivitas Pembelajaran

Identifikasikan topik pelajaran apa yang dapat Anda implementasikan ke dalam model pembelajaran Discovery Learning!

E. Latihan/Tugas/Kasus

Untuk memperluas wawasan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman Anda tentang model pembelajaran Discovery Learning kerjakanlah latihan berikut ini!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan model Discovery Learning!

2. Sebutkan tahapan-tahapan dalam proses belajar yang ditempuh oleh peserta didik menurut Bruner.

3. Jelaskan perkembangan kognitif enaktif, ikonik, simbolik secara singkat

4. Sebutkan lima manfaat model Discovery Learning 5. Sebutkan lima kelemahan model Discovery Learning

F. Rangkuman

1. Model Pembelajaran Discovery Learning merupakan proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

2. Discovery Learning atau belajar menemukan memandang bahwa manusia sebagai pemroses, pemikir


(24)

dan pencipta informasi dan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk

3. Terdapat 3 (tiga) tahap yang ditempuh oleh peserta didik, yaitu: tahap informasi (tahap penerimaan materi), tahap transformasi (tahap pengubahan materi) dan tahap evaluasi (tahap penilaian materi).

4. Dalam perkembangan kognitif peserta didik terdapat tiga tahapan yang dilalui yaitu tahapan enaktif, ikonik, simbolik

5. Manfaat model pembelajaran Discovery Learning atau belajar penemuan adalah dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna; pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan tertinggal lama dan mudah diingat; belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam belajar adar peserta didik dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima; transfer dapat ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh peserta didik dari pada disajikan dalam bentuk jadi; penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivas peserta didik; meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.

6. Salah satu kelemahan dari model pembelajaran Discovery Learning adalah tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu


(25)

mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model pembelajaran yang akan diimplementasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pembelajaran. Pemahaman pendidik dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran sangat diperlukan. Pemanfaatan model pembelajaran mampu memfasilitasi terjadinya proses belajar oleh peserta didik. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran, motivasi belajar peserta didik akan meningkat dan kemampuan terpendam peserta didik akan muncul. Dengan diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning, diharapkan keingintahuan peserta didik akan pengetahuan dan keterampilan belajar yang diharapkan timbul akan terbukti muncul.

H. Kunci Jawaban

1. Model Pembelajaran Discovery Learning merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada belajar penemuan, yaitu peserta didik didorong untuk menemukan pengalaman belajarnya sendiri dengan terlebih dahulu diberikan clue-clue oleh guru. Discovery learning atau belajar menemukan memandang bahwa


(26)

manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi.

2. Terdapat 3 (tiga) tahap yang ditempuh oleh peserta didik, yaitu: tahap informasi (tahap penerimaan materi), tahap transformasi (tahap pengubahan materi) dan tahap evaluasi (tahap penilaian materi).

3. Tahap enaktif anak didik melakukan aktivitas-aktivitas

dalam usaha memahami lingkungan sekitarnya.Tahap ikonik: anak didik melihat dunia melalui

gambar-gambar dan visualisasi verbal, dalam memahami dunia sekitarnya.Tahap simbolik peserta didik anak didik mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem symbol.

4. Lima manfaat model pembelajaran Discovery Learning yaitu: 1)Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna; 2) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan tertinggal lama dan mudah diingat; 3) Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam belajar adar peserta didik dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima;4) Transfer dapat ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh peserta didik dari pada disajikan dalam bentuk jadi;


(27)

5)Penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivas peserta didik;

5. Tiga kelemahan model pembelajaran Discovery Learning yaitu:1) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar; 2) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama; 3) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para peserta didik.


(28)

Kegiatan Pembelajaran 2

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING YANG TERINTEGRASI DENGAN TIK

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 peserta diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi TIK.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 peserta diklat diharapkan dapat:

1. Menjelaskan langkah-langkap menerapkan model Discovery Learning dalam proses pembelajaran;

2. Menerapkan model Discovery Learning pada proses pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK.

C. Uraian Materi

Pada kegiatan belajar 1, Anda sudah mempelajari konsep dari Discovery Learning. Nah pada kegiatan belajar 2, Anda akan mempelajari bagaimana penerapan Discovery Learning di kelas. Selamat mempelajari!

1. Penerapan Discovery Learning di kelas

Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di kelas terintegrasi dengan TIK a. Langkah Persiapan Metode Discovery Learning:


(29)

1. Menentukan tujuan pembelajaran.

2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).

3. Memilih materi pelajaran.

4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik. Untuk pengitegrasian TIK dalam pembelajaran, tahap ini dijadikan tahap pengembangan bahan ajar dengan menggunakan TIK. Langkah awal adalah pemilihan media mana yang tepat digunakan. Apakah menggunakan media Audio, Video, maupun multimedia. Misalkan guru akan menggunakan media presentasi powerpoint digabungkan dengan media video dan audio.

6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

2. Langkah Implementasi Metode Discovery Learning Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang


(30)

harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:

a. Stimulation (Stimulasi atau Pemberian Rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Gambar 2.1 Peserta didik mendapatkan rangsangan belajar dari guru dengan diberikan tayangan video yang berkaitan dengan materi

Sumber : http://displayvideo.blogspot.co.id/

Pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK, guru menggunakan media presentasi Power Point dengan urutan dari slide awal yaitu menampilkan video atau


(31)

gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan guru memberikan apersepsi kepada peserta didik melalui media video sehingga peserta didik merasa tertarik saat menonton media video tersebut. Saat peserta didik menonton tayangan video, diharapkan stimulasi atau rangsangan untuk belajar mengenai materi yang akan diajarkan akan tepat sasaran.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulasi dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

b. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin


(32)

agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan menurut

permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Kemudian memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

Gambar 2.2 Peserta didik mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video yang telah diberikan oleh guru

Sumber : http://mbscenter.or.id/site/page/297

Dalam pembelajaran terintegrasi dengan TIK, setelah peserta didik menonton tayangan video yang berkaitan dengan materi, guru dapat mengajukan pertanyaan


(33)

mengenai tayangan video yang sudah ditayangkan, atau guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video. Diharapkan timbul keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video tersebut.

c. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.


(34)

Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK, guru bisa menugaskan peserta didik secara berkelompok untuk melakukan wawancara yang berkaitan dengan materi. Dalam melakukan wawancara, peserta didik diwajibkan mendokumentasikan video proses wawancara menggunakan kamera video atau kamera handphone.

d. Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara


(35)

tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).

Gambar 2.4 Peserta didik membuat laporan hasil wawancara Sumber : http://kkn-unsyiah-lambaro.blogspot.co.id

Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis

Pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK, setelah selesai melakukan wawancara, peserta didik membuat laporan hasil wawancara menggunakan Microsoft Word yang hasil laporannya dikirim ke guru melalui email.


(36)

e. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

Gambar 2.5 Peserta didik mempresentasikan hasil wawancara Sumber : https://suzieitaco.wordpress.com


(37)

Pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK, peserta didik mempresentasikan hasil wawancaranya menggunakan aplikasi Powerpoint di depan kelas dengan peserta didik lainnya menanggapi presentasinya. Hal ini menumbuhkan rasa mempertahankan argumentasi atas apa yang dihasilkan dari wawancara dikaitkan dengan materi yang dipelajari dengan peserta didik lainnya yang memberikan pertanyaan saat presentasi.

f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.


(38)

Gambar 2.6 Peserta didik sedang diskusi untuk membuat kesimpulan Sumber : https://priniutami.wordpress.com

3. Penilaian pada Model Pembelajaran Discovery Learning.

Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif, maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik dapat menggunakan nontes.

Nah, apakah Anda sudah jelas mengenai implementasi model pembelajaran Discovery Learning di kelas dengan mengintegrasikan TIK? Jika belum, pelajarilah


(39)

pembahasan sebelumnya mengenai implementasi model pembelajaran Discovery Learning di kelas dengan mengintegrasikan TIK.

Berikut adalah RPP model pembelajaran Discovery Learning:

Contoh RPP Discovery Learning yang terintegrasi TIK Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : Kelas X/Semester 2 Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Peluang

Waktu : 2 X 45

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Menginformasikan tentang materi yang

akan dipelajari. Dapat dilakukan dengan pertanyaan misalnya bagaimana cara kalian berangkat dari rumah ke sekolah. Ada berbagai alternatif untuk berangkat dari rumah ke sekolah. Untuk masuk ke perguruan tinggi, menjawab soal,

Memberikan gambaran tentang pentingnya memahami pelung dalam kehidupan

sehari-hari

2. Peserta didik dibagi kedalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.

3. Sebelum dimulai materi inti, peserta didik melihat tayangan video mengenai


(40)

pertandingan sepakbola. Sebelum dimulai, wasit melempar koin untuk menentukan tim mana yang berhak mengendalikan permainan terlebih dahulu.

Inti 1. Setiap anggota dalam kelompok

melakukan percobaan melempar koin sebanyak 5 kali.

2. Setiap kelompok mencatat hasil lemparan yang dituangkan dalam tabel

3. Masing-masing kelompok mengisikan hasil percobaan kedalam tabel-1.

4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaannya.

5. Setiap kelompok mendiskusikan hasil laporannya dibandingkan dengan hasil kelompok lain.

6. Mengajukan pertanyaan yang memotivasi peserta didik dalam mendiskusikan

pertanyaan yang ada di lampiran 1

7. Setiap kelompok membuat satu simpulan yang diperoleh dan mempresentasikan hasilnya.

8. Peserta didik melakukan percobaan yang sama, tetapi dengan jumlah lemparan yang berbeda

9. Melakukan percobaan yang sama dengan menggunakan dadu sebanyak 12 kali. 10. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang memotivasi peserta didik untuk


(41)

menemukan konsep frekuensi relatif. 11. Penekanan (reinforcement) terhadap

konsep frekuensi relatif.

12. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi peserta didik untuk memahami titik sampel, ruang sampel, kejadian, dan konsep peluang.

13. Diberikan persoalan yang berkalian dengan peluang

14. Peserta didik diberikan tugas

membuka situs

www.belajar.kemdikbud.go.id dengan

mencari di fitur sumber belajar mengenai peluang

Penutup 1. Membuat simpulan dan refleksi

2. Pemberian tugas (Uji Kompetensi 12.1 no. 1, 2, 3, 4, dan no. 5)

3. Menginformasikan kegiatan untuk pertemuan berikutnya

10

Uraian sebelumnya cukup memberikan gambaran awal mengenai model pembelajaran Discovery Learning. Implementasi pada proses pembelajaran terintegrasi dengan TIK.

Selamat, Anda telah mempelajari uraian materi pada Kegiatan Belajar 2. Apakah masih ada hal-hal yang sulit Anda pahami? Jika ya, silakan Anda baca kembali uraian materi yang masih sulit Anda pahami. Atau diskusikan dengan sesama peserta diklat dan fasilitator


(42)

Anda. Jika Anda sudah memahaminya, silakan melakukan aktivitas pembelajaran dan mengerjakan latihan yang diberikan.

C. Aktivitas Pembelajaran

™ Buatlah langkah-langkah implementasi model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi dengan TIK pada salah satu topik yang telah Anda tentukan sebelumnya.

D. Latihan/Tugas/Kasus

Untuk memperluas wawasan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman Anda tentang model pembelajaran Discovery Learning kerjakanlah latihan berikut ini!

1. Sebutkan langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di kelas yang terintegrasi dengan TIK

E. Rangkuman

™ Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di kelas terintegrasi dengan TIK : Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Data Processing, Verifivation, Generalitation


(43)

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

™ Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model pembelajaran yang akan diimplementasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pembelajaran. Pemahaman pendidik dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran sangat diperlukan. Pemanfaatan model pembelajaran mampu memfasilitasi terjadinya proses belajar oleh peserta didik. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran, motivasi belajar peserta didik akan meningkat dan kemampuan terpendam peserta didik akan muncul. Dengan diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning, diharapkan keingintahuan peserta didik akan pengetahuan dan keterampilan belajar yang diharapkan timbul akan terbukti muncul. Guru dapat menggunakan teknologi (internet) untuk berhubungan dengan peserta didik dan komunitas luar (skala dunia), serta mencari sumber-sumber belajar.

G. Kunci Jawaban

• Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas terintegrasi dengan TIK : Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Data Processing, Verifivation, Generalitation


(44)

(45)

TUGAS AKHIR MODUL

1. Dalam melalui proses belajar, peserta didik selalu melalui tahap ini, yaitu …..

a. Tahap Informasi, Tahap Transformasi, Tahap Evaluasi b. Tahap Ikonik, Tahap Enaktif, Tahap Evaluasi

c. Tahap Informasi, Tahap Enaktif, Tahap Evaluasi

d. Tahap Informasi, Tahap Transformasi, Tahap Induktif e. Tahap Ikonik, Tahap Transformasi, Tahap Evaluasi

2. Di bawah ini merupakan manfaat dari belajar menemukan, kecuali…

a. Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna;

b. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan tertinggal lama dan mudah diingat;

c. Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam belajar adar peserta didik dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima;

d. Transfer dapat ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh peserta didik dari pada disajikan dalam bentuk jadi;

e. Penggunaan belajar penemuan mungkin tidak mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivas peserta didik;


(46)

3. Di bawah ini yang bukan merupakan Langkah Persiapan Model Discovery Learning, adalah

a. Menentukan tujuan pembelajaran.

b. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).

c. Memilih peserta didik.

d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa

contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik

4. Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas terintegrasi dengan TIK adalah

a. Stimulation, Data Collection, Data Processing, Verifivation, Generalitation, Problem Statement

b. Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Data Processing, Generalitation, Verifivation.

c. Stimulation, Problem Statement, Data Processing, Data Collection Verifivation, Generalitation

d. Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Data Processing, Verifivation, Generalitation

e. Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Verifivation, Data Processing, Generalitation


(47)

5. Berikut ini adalah urutan langkah-langkah persiapan dalam menerapkan model discovery learning, yaitu :

a. Menentukan tujuan pembelajaran, Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik, Mengembangkan bahan-bahan belajar, Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif, Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik, dan Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks.

b. Menentukan tujuan pembelajaran, melakukan identifikasi karakteristik peserta didik, Memilih materi pelajaran. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif, Mengembangkan bahan-bahan belajar, mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

c. Menentukan tujuan pembelajaran, melakukan identifikasi karakteristik peserta didik, Memilih materi pelajaran. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif, Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik, Mengembangkan bahan-bahan belajar, mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,

d. Menentukan tujuan pembelajaran, melakukan identifikasi karakteristik peserta didik, Memilih materi


(48)

pelajaran. Mengembangkan bahan-bahan belajar, mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif,Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

e. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik, Memilih materi pelajaran. Mengembangkan bahan-bahan belajar, mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif,Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran.

6. Berikut ini merupakan kelemahan dari model discovery learning, kecuali:

a. Tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

b. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

c. Pembelajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan


(49)

d. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para peserta didik

e. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

7. Penerapan Discovery Learning tahap data collection atau pengumpulan data pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK adalah

a. Guru menggunakan media presentasi Power Point dengan urutan dari slide awal yaitu menampilkan video atau gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

b. Guru bisa menugaskan peserta didik secara berkelompok untuk melakukan wawancara yang berkaitan dengan materi. Dalam melakukan wawancara, peserta didik diwajibkan mendokumentasikan video proses wawancara menggunakan kamera video atau kamera handphone. c. Peserta didik mempresentasikan hasil wawancaranya

menggunakan aplikasi Powerpoint di depan kelas dengan peserta didik lainnya menanggapi presentasinya.

d. Setelah selesai melakukan wawancara, peserta didik membuat laporan hasil wawancara menggunakan


(50)

Microsoft Word yang hasil laporannya dikirim ke guru melalui email.

e. Guru dapat mengajukan pertanyaan mengenai tayangan video yang sudah ditayangkan, atau guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video.

8. Penerapan Discovery Learning tahap stimulation atau pemberian rangsangan pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK adalah :

a. Guru menggunakan media presentasi Power Point dengan urutan dari slide awal yaitu menampilkan video atau gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

b. Guru dapat mengajukan pertanyaan mengenai tayangan video yang sudah ditayangkan, atau guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video.

c. Setelah selesai melakukan wawancara, peserta didik membuat laporan hasil wawancara menggunakan Microsoft Word yang hasil laporannya dikirim ke guru melalui email.

d. Peserta didik mempresentasikan hasil wawancaranya menggunakan aplikasi Powerpoint di depan kelas dengan peserta didik lainnya menanggapi presentasinya.


(51)

e. Guru bisa menugaskan peserta didik secara berkelompok untuk melakukan wawancara yang berkaitan dengan materi. Dalam melakukan wawancara, peserta didik diwajibkan mendokumentasikan video proses wawancara menggunakan kamera video atau kamera handphone.

9. Penerapan Discovery Learning tahap Data Processing atau Pengolahan Data pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK adalah :

a. Peserta didik mempresentasikan hasil wawancaranya menggunakan aplikasi Powerpoint di depan kelas dengan peserta didik lainnya menanggapi presentasinya.

b. Guru bisa menugaskan peserta didik secara berkelompok untuk melakukan wawancara yang berkaitan dengan materi. Dalam melakukan wawancara, peserta didik diwajibkan mendokumentasikan video proses wawancara menggunakan kamera video atau kamera handphone.

c. Setelah selesai melakukan wawancara, peserta didik membuat laporan hasil wawancara menggunakan Microsoft Word yang hasil laporannya dikirim ke guru melalui email.

d. Guru dapat mengajukan pertanyaan mengenai tayangan video yang sudah ditayangkan, atau guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik


(52)

untuk mengemukakan pendapatnya setelah menonton tayangan video.

e. Guru menggunakan media presentasi Power Point dengan urutan dari slide awal yaitu menampilkan video atau gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

10. Yang bukan merupakan manfaat dari Discovery Learning dibawah ini adalah:

a. Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna;

b. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan tertinggal lama dan mudah diingat;

c. Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam belajar adar peserta didik dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima;

d. Tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

e. Transfer dapat ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh peserta didik dari pada disajikan dalam bentuk jadi;


(53)

KUNCI JAWABAN TES AKHIR MODUL

1. A

2. E

3. C

4. D

5. B

6. E

7. B

8. A

9. C

10. D

PEDOMAN PENILAIAN

1. Alat penilaian Tes Hasil Belajar yang digunakan terdiri dari 10 buah soal pilihan ganda.

2. Cara menilai, setiap soal yang dijawab benar diberi skor 1 (satu), sehingga skor maksimal 10 (sepuluh).

3. Bila memungkinkan untuk soal pilihan ganda ini bisa diperiksa bersama peserta Diklat sendiri, sehingga peserta langsung mendapat umpan balik.


(54)

PENUTUP

Selamat bahwa sejauh ini Anda telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berjudul “Model Pembelajaran Discovery Learning ”. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian Modul ini, Anda haruslah mengerjakan soal Tes Akhir Modul (TAM). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda terhadap keseluruhan materi pembelajaran yang telah Anda pelajari.

Secara garis besar, materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul ini mencakup bagian yang pertama tentang pengertian model pembelajaran discovery learning, manfaat discovery learning. Sedangkan pada bagian kedua yaitu tentang penerapan discovery learning di kelas pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK.

Pada setiap Kegiatan Belajar, Anda telah mengerjakan soal-soal latihan. Dengan telah menyelesaikan materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1, dan Kegiatan Belajar 2, berarti Anda telah mengerjakan soal-soal latihan yang disajikan pada setiap Kegiatan Belajar tersebut. Pengalaman Anda mengerjakan soal-soal latihan akan membantu mengerjakan soal-soal Tes Akhir Modul.


(55)

Soal-soal Tes Akhir Modul ada pada narasumber pelatihan atau panitia penyelenggara pelatihan. Oleh karena itu, mintalah kesempatan agar Anda diberikan waktu untuk mengerjakannya. Selamat mengerjakan Tes Akhir Modul dan sukses tentunya. Setelah selesai mengerjakan Tes Akhir Modul, tanyakanlah kepada nara sumber atau panitia penyelenggara pelatihan tentang waktu pemberitahuan hasilnya. Apabila Anda telah berhasil mengerjakan Tes Akhir Modul minimal 80% benar, maka Anda dikatakan telah menguasai sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan di dalam Modul.

Seandainya jawaban Anda masih belum berhasil mencapai 80% benar, maka disarankan Anda mempelajari ulang Modul ini. Setelah yakin benar bahwa Anda telah memahami materi pelajaran yang diuraikan di dalam Modul ini, temuilah kembali nara sumber atau penyelenggara pelatihan agar Anda diberikan kesempatan untuk mengerjakan Tes Akhir Modul untuk yang kedua kali. Semoga pada kesempatan kedua mengerjakan Tes Akhir Modul ini, Anda akan lebih berhasil lagi dan kemudian dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk Modul yang lain.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Chaeruman, Uwes A. 2010. Pengembangan Rencana

Pembelajaran Yang Mengintegrasikan TIK. Modul 3 Pelatihan Pengembangan Konten Jardiknas Tingkat Nasional Tahun 2010. Pustekkom, Kemdiknas.

Eady, Michelle J & Lockyer, Lory. 2013. Tools for Learning: Technology And Teaching Strategies. University of Wollongong. Research Online.

http://ro.uow.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1413&contex

t=asdpapers diakses tanggal 14 Februari 2015.

Framework For 21st Sentury Learning.

http://www.p21.org/about-us/p21-framework diakses 19

Maret 2015.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL. Jakarta: Prestasi Pustakakarya.

Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru. Implementasi Kurikulum 2013 SMP/Mts Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sanjaya, Wina, Prof., Dr., H., M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta.

Setiawan, Yan, dkk. 2014. Pedoman Penerapan E-Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(57)

Umam, Khairul, dkk. Karakteristik Media Pembelajaran. Website:

http://www.pendmat.unsyiah.ac.id/umam/karakteristikmedia. pdf, diakses tanggal 25 Nopember 2015


(58)

(1)

KUNCI JAWABAN TES AKHIR MODUL

1. A

2. E

3. C

4. D

5. B

6. E

7. B

8. A

9. C

10. D

PEDOMAN PENILAIAN

1. Alat penilaian Tes Hasil Belajar yang digunakan terdiri dari 10 buah soal pilihan ganda.

2. Cara menilai, setiap soal yang dijawab benar diberi skor 1 (satu), sehingga skor maksimal 10 (sepuluh).

3. Bila memungkinkan untuk soal pilihan ganda ini bisa diperiksa bersama peserta Diklat sendiri, sehingga peserta langsung mendapat umpan balik.


(2)

PENUTUP

Selamat bahwa sejauh ini Anda telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berjudul “Model Pembelajaran Discovery

Learning ”. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian Modul ini,

Anda haruslah mengerjakan soal Tes Akhir Modul (TAM). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda terhadap keseluruhan materi pembelajaran yang telah Anda pelajari.

Secara garis besar, materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul ini mencakup bagian yang pertama tentang pengertian model pembelajaran discovery learning, manfaat discovery

learning. Sedangkan pada bagian kedua yaitu tentang

penerapan discovery learning di kelas pada pembelajaran terintegrasi dengan TIK.

Pada setiap Kegiatan Belajar, Anda telah mengerjakan soal-soal latihan. Dengan telah menyelesaikan materi pembelajaran pada


(3)

Soal-soal Tes Akhir Modul ada pada narasumber pelatihan atau panitia penyelenggara pelatihan. Oleh karena itu, mintalah kesempatan agar Anda diberikan waktu untuk mengerjakannya. Selamat mengerjakan Tes Akhir Modul dan sukses tentunya. Setelah selesai mengerjakan Tes Akhir Modul, tanyakanlah kepada nara sumber atau panitia penyelenggara pelatihan tentang waktu pemberitahuan hasilnya. Apabila Anda telah berhasil mengerjakan Tes Akhir Modul minimal 80% benar, maka Anda dikatakan telah menguasai sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan di dalam Modul.

Seandainya jawaban Anda masih belum berhasil mencapai 80% benar, maka disarankan Anda mempelajari ulang Modul ini. Setelah yakin benar bahwa Anda telah memahami materi pelajaran yang diuraikan di dalam Modul ini, temuilah kembali nara sumber atau penyelenggara pelatihan agar Anda diberikan kesempatan untuk mengerjakan Tes Akhir Modul untuk yang kedua kali. Semoga pada kesempatan kedua mengerjakan Tes Akhir Modul ini, Anda akan lebih berhasil lagi dan kemudian dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk Modul yang lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Chaeruman, Uwes A. 2010. Pengembangan Rencana

Pembelajaran Yang Mengintegrasikan TIK. Modul 3 Pelatihan

Pengembangan Konten Jardiknas Tingkat Nasional Tahun 2010. Pustekkom, Kemdiknas.

Eady, Michelle J & Lockyer, Lory. 2013. Tools for Learning:

Technology And Teaching Strategies. University of Wollongong.

Research Online.

http://ro.uow.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1413&contex t=asdpapers diakses tanggal 14 Februari 2015.

Framework For 21st Sentury Learning.

http://www.p21.org/about-us/p21-framework diakses 19 Maret 2015.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Sebuah Pengembangan

Pembelajaran Berbasis CTL. Jakarta: Prestasi Pustakakarya.

Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru. Implementasi

Kurikulum 2013 SMP/Mts Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(5)

Umam, Khairul, dkk. Karakteristik Media Pembelajaran. Website:

http://www.pendmat.unsyiah.ac.id/umam/karakteristikmedia. pdf, diakses tanggal 25 Nopember 2015


(6)