Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sebelum dilaksanakannya siklus I dan II, pembelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga masih menggunakan metode konvensional dimana pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum menggunakan media yang efektif. Ketika guru mengajar, siswa cenderung masih pasif mendengarkan penjelasan guru. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang inovatif sehingga siswa cenderung bosan dan bermain sendiri. Setelah dilakukan evaluasi pada akhir pembelajaran ternyata masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
4.1.1 Deskripsi Prasiklus
Hasil belajar dikelas 4 SD Mangunsari 07 Salatiga menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Sebanyak 11 siswa atau 55% siswa belum tuntas bisa melebihi batas KKM dengan KKM 65. Lebih jelasnya, nilai prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Destribusi Nilai Hasil Belajar IPA Prasiklus Rentang Jumlah siswa Presentase Keterangan50-54 2 9,5% Tidak Tuntas 55-59 5 24% Tidak Tuntas 60-64 2 9,5% Tidak Tuntas 65-69 5 24% Tuntas 70-74 4 19% Tuntas 75-80 3 14% Tuntas
Jumlah 21 100% Rata-rata 63,8 Nilai tertinggi
80 Nilai terendah
50 Sumber : data yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 tentang hasil belajar IPA pada prasiklus, maka dapat digambarkan pada diagram di bawah ini:
1
2
3
4
5
6 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-80
Frekuensi siswa Rentang Nilai 24% 9,5%
19% 14% 9,5 24%
Diagram 4.1 Destribusi Nilai Hasil Belajar IPA Prasiklus
Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram batang 4.1 tentang hasil belajar IPA pada prasiklus, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar tahap prasiklus pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus
Nilai Keterangan Frekuensi Siswa Persentase
≥ 65 Tuntas 12 57 %
< 65 Belum Tuntas 9 43 %
Jumlah 21 100 %
Sumber : data yang diolah Dilihat dari nilai prasiklus dan ketuntasan hasil belajar, menunjukkan bahwa hasil belajar di kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa sebanyak 21 anak masih ada 9 anak atau 43 % yang belum mencapai ketuntasan dan baru ada 12 siswa atau 57 % siswa yang sudah tuntas KKM yaitu ≥65. Dinyatakan dalam diagram berikut:
Belum Tuntas 43% Tuntas
57% Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Prasiklus
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 Semester II Tahun Ajaran 2014/2015, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam 2 siklus.
4.1.2 Deskripsi Siklus 1
Pelaksanaan sikl us 1 dengan kompetensi dasar “Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap dataran” dilakukan 2 kali pertemuan (2 kali tatap muka dan evaluasi) dengan rincian sebagai berikut :
4.1.2.1 Tahap perencanaan
Hasil belajar prasiklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Model pembelajaran yang akan digunakan adalam model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan kuis. Pada tahap ini penulis mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa :
1. RPP dengan materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
2. Media pembelajaran yang digunakan adalah kuis.
3. Lembar observasi peneliti dan siswa untuk mengtahui aktivitas peneliti dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
4. Soal evaluasi diberikan pada akhir pembelajaran tiap siklus.
Setelah perangkat siap, penulis berkonsultasi dengan guru kelas 4 tentang RPP yang telah disusun dan berdiskusi tentang jalannya kegiatan yang akan dilakukan agar pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar.
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada bulan April 2015 dikelas 4 SD Mangunsari 07, Salatiga dengan jumlah siswa 21 anak. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP yang telah dibuat dan dikonsultasikan dengan guru kelas 4 sehingga pembelajaran berjalan baik. Pelaksanaan pembelajaran dengan model Teams Games Tournament akan dilakukan 2 kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 April 2015.
a. Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I
Pertemuan pertama, dilaksanakan pembelajaran dengan materi pengertian erosi, abrasi dan akibat erosi, abrasi. Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa kemudian mengabsen siswa, menjelaskan bahwa pembelajaran yang akan dilakukan adalah menggunakan model pembelajaran
Teams Games Tournament
(TGT) dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan pertanyaan yang menyangkut dengan erosi dan abrasi. Kegiatan inti, guru memulai dengan menjelaskan pengertian apa itu erosi kemudian penyebab terjadinya erosi, dimana saja yang dapat terjadi erosi. Setelah semua siswa diberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan dan siswa sudah jelas semua. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan model pembelajaran Teams Games Tournament, dibuat menjadi 4 kelompok dan siswa berjumlah 21. Pada kegiatan elaborasi setiap kelompok membagi siapa saja yang akan bermain pertama kali kedua dan selanjutnya pada meja turnamen. Pada kegiatan konfirmasi guru melakukan penghitungan permainan yang sudah dilakukan dan menentukan pemenangnya kemudian memberikan motivasi agar team yang kalah agar tetap berusaha sebaik-baiknya supaya dapat menang. Pada kegiatan akhir guru menghimbau agar siswa mempersiapkan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus I
Sebelum memulai pembelajaran guru mempersiapkan segala hal-hal yang diperlukan. Kegiatan dimulai dengan berdoa, presensi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya pada pertemuan pertama. Setelah tanya jawab guru memberikan materi tentang pengertian banjir dan longsor.
Kegiatan inti guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yaitu 4 kelompok berisi 5 siswa didalamnya. Seperti pada pertemuan pertama kelompok akan bertanding melawan kelompok lainnya. Guru memberikan pertanyaan dan perwakilah setiap kelopok yang sudah didalan meja tournament akan berusaha lebih cepat mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Setiap kelompok yang menang akan mendapatkan point dan point yang paling banyak didapat pada kelompok. Pada kegiatan konfirmasi guru menghitung point yang didapat pada setiap kelompok dan menegaskan jawaban-jawaban yang masi salah.
Kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan. Kemudian guru memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda 10 soal. Kegiatan yang dilakukan adalah guru membagikan soal evaluasi kepada seluruh siswa. Siswa mengerjakan secara individu tanpa bekerja sama dengan siswa lainnya. Setelah selesai siswa dan guru melakukan koreksi silang kemudian dikumpulkan. Selanjutnya guru memberikan pesan penyemangat agar siswa dapat lebih aktif dan semangan belajar.
4.1.2.3 Hasil Observasi Kinerja Peneliti
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru kelas 4 kepada peneliti saat melakukan pembelajaran IPA siklus I dengan model pembelajaran Teams Games
Tournement
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Peneliti Pada Siklus I Pertemuan ISikus Materi Total Skor Nilai Kinerja Kriteria
I Pengertian erosi dan 86 61,42 % Cukup Baik abrasi
Sumber : data yang diolah Aktivitas peneliti dalam menerapkan metode Teams Games Tournament pada siklus I, dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi aktivitas peneliti pada siklus I dalam menerapkan metode Teams Games Tournament berada pada kategori baik, dengan perolehan skor 86 dan persentase 61,42%.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Peneliti Pada Siklus I Pertemuan IISiklus Materi Total skor Nilai aktivitas Kriteria
I Pengertian banjir dan 91 65 % Cukup Baik longsor Sumber : data yang diolah
Aktivitas guru dalam menerapkan metode Teams Games Tournament pada siklus I pertemuan II, dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dalam menerapkan metode Teams Games Tournament berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 91 dan persentase 65%.
4.1.2.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Selain observasi pada aktivitas guru, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. Hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan I Siklus Materi Total skor Nilai aktivitas KriteriaI Pengertian erosi 65 65% Cukup Baik dan abrasi Sumber : data yang diolah
Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Teams
Games Tournament
pada siklus I dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I, maka aktivitas dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Teams
Games Tournament
berada pada kategori baik dengan perolehan skor 65 dan persentase 65%.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan II
Siklus Materi Total skor Nilai aktivitas Kriteria
I Pengertian banjir dan 69 69% Baik Sekali longsor Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Teams
Games Tournament
pada siklus I dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan II, maka aktivitas siswa dalam menerapkan metode Teams Games Tournament berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 69 dan persentase 69%.
4.1.2.5 Hasil Belajar IPA Siklus I
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I dengan 2 kali pertemuan, adapun hasil belajar IPA dengan materi Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap dataran pada siswa kelas 4 SD Mangunsari 07 yang tersaji pada table 4.7
Tabel 4.7 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus IRentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan
50-60 6 29 % Belum Tuntas 70-80 8 38 % Tuntas 90-100 7 33 % Tuntas
Jumlah 21 100% Rata-rata
75 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah
50 Sumber : data yang diolah
Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa dari 21 siswa, yang memperoleh nilai 50-60 ada 6 siswa, yang memperoleh nilai 70-80 ada 8 siswa, yang memperoleh nilai 80-90 ada 14 siswa, dan yang memperoleh nilai 90-100 ada 7 siswa. Rata-rata nilai siklus I sebesar 75 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Hasil belajar pada tabel 4.7 disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
DISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPA SIKLUS I
10 38 % 33 %
8 29 %
Frekuensi
6 siswa
4
2 50-60 70-80 90-100 Rentang Nilai
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus IBerdasarkan tabel 4.7 dan diagram batang 4.3 tentang hasil belajar IPA pada siklus I, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar siklus I pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajr IPA Siklus I Nilai Keterangan Frekuensi Siswa Persentase>65 Tuntas 15 71 % < 65 Belum Tuntas 6 29 %
Jumlah 21 100 %
Sumber : data yang diolah Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa dari 21 siswa, masih ada 6 siswa atau 29 % yang dinyatakan belum tuntas karena hasil tes pada siklus I belum memperoleh nilai yang sama atau lebih besar dari KKM yang ditetapkan yaitu 65. Sedangkan siswa yang memperole h nilai ≥65 sebanyak 15 siswa atau 71 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari prasiklus ke siklus I sebesar 29 %. Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I disajikan ke dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA SIKLUS I 29%
Tuntas 71%
Belum Tuntas
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus IMeskipun hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar pada siklus I sudah meningkat, namun belum memenuhi indikator kinerja sehingga perlu dilakukan tindakan pada siklus II agar indikator kinerja bisa tercapai yaitu sebesar 90% atau minimal ada 18 siswa dari 21 siswa yang mencapai nilai
KKM ≥ 65 dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT).
4.1.2.6 Tahap Refleksi
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, penulis mengalami beberapa masalah yang berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam memahami materi. Hal ini terlihat pada hasil belajar dari 6 siswa yang yang belum mencapai ketuntasan. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa belum memahami betul langkah-langkah model pembelajaran yang dijelaskan oleh guru Pembagian kelompok menurut urutan absen membuat kelompok tidak terbentuk secara heterogen. Cara mengatasi permasalahan tersebut dengan menjelaskan langkah- langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) secara rinci sampai siswa paham betul.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I persentase kinerja yang diperoleh yaitu 61,42%, dan pada pertemuan II persentase meningkat menjadi 65%. Hasil analisis siswa pada pertemuan I persentase yang diperoleh yaitu 65% dan pada pertemuan oleh peneliti pada tindakan siklus II, diantaranya yaitu dalam menyampaikan tujuan pembelajaran harus dengan benar, penjelasan model TGT juga harus detail dan dalam menggunakan bahasa lisan dan tulisan harus dengan baik.
Hasil analisis yang telah diperoleh dapat dilihat pada tabel perbandingan hasil observasi guru dan siswa pada siklus I pertemuan I dan II :
Tabel 4.9 Presentase Skor Aktifitas Guru pada Siklus I Pertemuan I dan IIPertemuan Skor Presentase Skor (%) Kategori
I 86 61,42 % Cukup Baik
II 91 65 % Cukup Baik Sumber : data yang diolah
Tabel 4.10 Presentase Skor Aktifitas Siswa pada siklus I Pertemuan I dan IIPertemuan Skor Presentase Skor (%) Kategori
I 65 65 % Cukup Baik
II 69 69 % Cukup Baik Sumber : data yang diolah
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) pada siklus
II ini pembelajaran dilakukan sama seperti pada siklus I, hanya saja pada siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka dan pada pertemuan kedua digabung dengan evaluasi) dengan rincian sebagai berikut.
4.1.3.1 Tahap perencanaan
Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan siklus II perangkat pembelajaran yang sama seperti pembelajaran siklus I berupa RPP, lembar observasi guru dan siswa, soal tournament, soal evaluasi akhir dan berbagai media untuk menunjang pembelajaran.
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di kelas dan sekolah yang sama dengan siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 12 Mei 2015 dan pertemuan kedua pada tanggal 13 Mei 2015.
a. Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus II
Pertemuan pertama, pembelajaran dilaksanakan dengan materi Cara mencegah erosi dan abrasi. Guru meminta salah satu siswa untuk berdoa dan kemudian melakukan presensi siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sebelumnya mereka pelajari.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kembali langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Selanjtnya guru menjelaskan tentang bagaimana cara mencegah erosi dan abrasi dengan baik, setelah itu membagi siswa dalam 4 kelompok. Kemudian siswa pada setiap kelompok berdikusi siapakah yang akan bertanding pada babak pertama kedua dan selanjutnya. Setelah tournament selesai guru menghitung skor yang didapat setiap kelompok dan menentukan siapa yang menang dan memberikan hadiah kepada setiap kelompok. Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa belajar tentang cara- cara mencegah banjir dan longsor.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus II
Pertemuan kedua, pembelajaran dilaksanakan dengan materi Cara mencegah terjadinya banjir dan longsor. Guru meminta salah satu siswa untuk berdoa dan kemudian melakukan presensi siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sebelumnya mereka pelajari.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kembali langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Selanjtnya guru menjelaskan membagi siswa dalam 4 kelompok. Kemudian siswa pada setiap kelompok berdikusi siapakah yang akan bertanding pada babak pertama kedua dan selanjutnya. Setelah tournament selesai guru menghitung skor yang didapat setiap kelompok dan menentukan siapa yang menang dan memberikan hadiah kepada setiap kelompok. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi dan meminta siswa belajar lagi di rumah untuk persiapan kenaikan kelas.
4.1.3.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada guru kelas 4 saat melakukan pembelajaran IPA siklus II dengan model pembelajaran pembelajaran
Teams Games Tournament
dengan materi Memahami Perubahan Lingkungan Fisik Dan Pengaruhnya Terhadap Daratan pada siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07, didapatkan hasil yang akan dipaparkan pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan ISiklus Materi Total Skor Nilai Kinerja Kriteria
II Cara mencegah erosi dan 101 72,14% Baik abrasi
Sumber : data yang diolah Aktivitas guru dalam menerapkan metode Teams Games Tournament pada siklus II, dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dalam menerapkan metode Team Games Tournament berada pada kategori baik, dengan perolehan skor 101 dan persentase 72,14%
Tabel 4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan II
Siklus Materi Total skor Nilai aktivitas Kriteria
II Cara mencegah banjir 116 82,85% Baik dan longsor Sumber : data yang diolah
Aktivitas guru dalam menerapkan metode Teams Games Tournament pada siklus II, dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dalam menerapkan metode Teams Games Tournament berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 116 dan persentase 82,85%.
4.1.3.4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Pada hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran IPA siklus II dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), dapat dilihat pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I
Siklus Materi Total skor Nilai aktivitas Kriteria
II Cara mencegah erosi dan 86 86% Sangat abrasi Baik
Sumber : data yang diolah Aktivitas siswa dalam menerapkan metode Teams Games Tournament pada siklus II dihitung dengan cara sebagai berikut:
Berdasarkan penghitungan hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II, maka aktivitas siswa dalam menerapkan metode Teams Games Tournament berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 86 dan persentase 86%.
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II
Siklus Materi Total skor Nilai aktivitas Kriteria
II Cara mencegah erosi dan 90 90% Sangat abrasi Baik
Sumber : data yang diolah Aktivitas siswa dalam menerapkan metode Teams Games Tournament pada siklus II dihitung dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan penghitungan hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II, maka aktivitas siswa dalam menerapkan metode Teams Games Tournament berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 90 dan persentase 90%.
4.1.3.5 Hasil Belajar IPA Siklus II
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Pada siklus II dengan 2 kali petertemuan, adapun hasil belajar IPA dengan materi memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 yang tersaji pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II4
Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus IIDISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPA SIKLUS II Frekuensi siswa Rentang Nilai
12 50-60 70-80 90-100
10
8
6
2
Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan
60 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 70-80 ada 8 siswa, yang memperoleh nilai 80-90 ada 14 siswa, dan yang memperoleh nilai 90-100 ada 10 siswa. Rata-rata nilai siklus I sebesar 79 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Hasil belajar pada tabel 4.9 disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
50 Tabel 4.15, dapat dilihat bahwa dari 21 siswa, yang memperoleh nilai 50-
90 Nilai terendah
79 Nilai tertinggi
Jumlah 21 100% Rata-rata
50-60 3 14 % Belum Tuntas 70-80 8 38 % Tuntas 90-100 10 48 % Tuntas
14 % 38 % 48 % Berdasarkan tabel 4.15 dan diagram batang 4.5 tentang hasil belajar IPA pada siklus II, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar siklus II pada tabel 4.16
Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Nilai Keterangan Frekuensi Siswa Persentase>65 Tuntas 18 87,5 % < 65 Belum Tuntas 3 12,5 %
Jumlah 21 100 %
Sumber : data yang diolah Berdasarkan data dari tabel 4.16, dari 21 siswa yang memperoleh nilai ≥65 atau sudah tuntas KKM ada 18 anak atau 87,5% dan yang belum tuntas KKM ada 3 siswa atau 12,5 %. Jika dilihat dari data nilai siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II yaitu 75 menjadi 79. Terjadi peningkatan nilai rata-r ata sebesar 4,0. Sedangkan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 75 % ke 87,5%. Terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 12,5%. Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II disajikan ke dalam diagram lingkaran sebagai berikut.
PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA SIKLUS II
12,5% Tuntas Belum Tuntas
87,5%
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus IIAdanya peningkatan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar dipengaruhi adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap langkah-langkah Teams Games
Tournament
(TGT). Sehingga siswa-siswa sudah paham dengan strategi untuk memilih siapa yang harus maju pertama dan terakhir dalam tournament saat pertandingan. Pada siklus II ini, ketuntasan yang ditetapkan sesuai indikator kinerja sudah tercapai sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.
4.1.3.6 Tahap Refleksi
Setelah guru melaksanakan pembelajaran pada siklus II, yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa siswa. Guru telah menerapkan model pembelajaran Teams Games
Tournament
(TGT) dengan sangat baik. Dilihat dari aktivitas siswa, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan sangat baik dan tidak mengganggu kelompok lain. Siswa terlihat aktif dan antusias mengikuti pembelajaran karena menggunakan games yang menarik.
Kekurangan pada pembelajaran siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II menjadi lebih baik. Hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II juga meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui kegiatan observasi guru pada siklus II pertemuan I terdapat perolehan jumlah skor sebanyak 123 dengan presentase 96,09% dan pada pertemuan II memperoleh jumlah skor sebanyak 126 dengan presentase 98,4%. Hasil analisis siswa pada pertemuan I memperoleh jumlah skor 86 dengan presentase yang diperoleh yaitu 86% dan pada pertemuan
II jumlah skor yang diperoleh yaitu 90 dengan presentase yang diperoleh sebanyak 90%.
Hasil analisis yang telah diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.17 perbandingan hasil observasi guru dan siswa pada siklus I pertemuan I dan II :
Tabel 4.17 Presentase Skor Aktifitas Guru pada siklus II Pertemuan I dan IIPertemuan Skor Presentase Skor (%) Kategori I 101 72,14 % Baik
II 116 82,85 % Sangat Baik
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.18 Presentase Skor Aktifitas Siswa pada siklus II Pertemuan I dan IIPertemuan Skor Presentase Skor (%) Kategori
I 86 86 % Sangat Baik
II 90 90 % Sangat Baik
Sumber: Data yang diolah
4.2 Hasil Analisis Data
Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar IPA materi Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament. Hasil belajar dari prasiklus sampai siklus II dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 Kondisi Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II No Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Jumlah siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%)1 Tuntas 12 60 % 15 75% 18 87,5 %
2 Belum Tuntas 9 40 %
6 25% 3 12,5 %
Jumlah 21 100% 21 100% 21 100% Rata-rata Nilai 63,8
75
79 Nilai Tertinggi 80 100
90 Nilai Terendah
55
50
40 Sumber : data yang diolah
Tabel 4.19 dapat dijelaskan perbandingan hasil belajar setiap siklus. Pada kondisi prasiklus, dari 21 siswa masih ada 9 siswa atau 40% yang belum tuntasbelajarnya dan 12 siswa atau 60% siswa sudah tuntas belajarnya dengan nilai rata- rata 63,8. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 21 siswa sudah ada 15 siswa atau 75% yang sudah tuntas dan tinggal 6 siswa atau 25% yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 75.
Melihat hasil belajar pada siklus I yang masih belum memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 85% atau minimal 18 siswa sudah tuntas KKM, maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar. Jumlah 21 siswa sudah ada 18 siswa atau 87,5% yang sudah memperoleh nilai ≥65 dengan nilai rata-rata 79. Jadi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja dan tidak perlu dilakukan tindakan lagi.
100% 80% Presentase
60% 40% 20% 0%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Gambar 4.7 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 Kondisi Prasiklus, Siklus I Dan Siklus IIPerbandingan nilai rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan hasil belajar pada tahap prasiklus sampai dengan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
PERBANDINGAN PERSENTASE KETUNTASAN DAN NILAI RATA-RATA TIAP SIKLUS
100
90 persentase
80 ketuntasan
70 (%)
60 nilai rata-rata
50
40
30
20
10 Prasiklus Siklus I Siklus II
Tahapan
Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-Rata Dan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Tiap SiklusBerdasarkan hasil lembar observasi guru, guru mengalami peningkatan dalam melaksanakan proses mengajar di kelas. Pada siklus I, guru baru memperoleh skor 58 dengan kriteria “baik” meningkat pada siklus II menjadi 67 dengan kriteria “sangat baik”. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklus.
Berdasarkan observasi siswa dalam saat proses pembelajaran IPA pada materi Memahami perubahan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, siswa menjadi semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa bersemangat untuk mengalahkan musuhnya dimeja tournament dan jarang dijumpai secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Dari siklus I yang baru mencapai skor aktivitas dengan jumlah 53 dengan kriteria “baik” mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 2 menjadi 63 dengan kriteria “sangat baik”. Hasil lembar observasi guru dan siswa pada siklus I dan II disajikan ke dalam grafik sebagai berikut.
Gambar 4.9 Grafik Skor Lembar Observasi Guru Dan Siswa Pada Siklus I Dan IIDengan demikian, penggunaan model pembelajaran Teams Games
Tournament
(TGT) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga semester II tahun pelajaran 2014/2015. Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) membuat siswa lebih semangat dan antusias karena mereka belajar untuk bekerjasama dalam kelompok dengan menentukan strategi yang baik untuk bertanding dimeja tournament.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan melalui model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV.
Peningkatan yang terjadi tidak terlepas dari langkah-langkah utama pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu menyiapkan kartu soal, tim, alat dan bahan. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini semangat siswa dalam belajar lebih meningkat. Kerja sama dalam kelompok juga sudah mulai terjalin dengan baik, sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Saat proses pembelajaran dimulai, siswa terlebih dahulu mendapatkan penjelasan tentang pengertian model Team Games Tournament (TGT). Dalam menyampaikan materi peneliti harus menarik sehingga siswa tidak merasa bosan dalam menyimak penjelasan dari guru. Siswa didorong untuk aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Setelah itu siswa saling membantu dalam belajar untuk memahami materi dalam kelompok, dalam pembagian kelompok harus heterogen. Hal ini bertujuan agar siswa dapat saling melengkapi satu sama lain dalam mempelajari materi. Setelah mempelajari materi peneliti menjelaskan langkah-langkah tournament yang akan dilakukan, peneliti meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tersebut. Siswa diminta untuk mendiskusikan siapa yang akan maju pertama pada meja tournament, siswa sangat berantusias untuk maju pertama. Pada saat berdiskusi peneliti membimbing siswanya agar tetap tenang dan memberikan solusi siapa yang sebaiknya maju pertama, kedua dan selanjutnya pada setiap kelompok karena kerjasama pada sebuah tim sangat menentukan keberhasilan dari setiap kelompok. Tim yang lebih yang paling banyak mendapatkan poin akan menjadi pemenangnya. Setelah mengetahui kelompok dengan poin paling banyak maka kelompok yang menang tersebut akan mendapatkan penghargaan dari peneliti. Dengan model pembelajaran ini siswa lebih senang untuk belajar IPA. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I lebih mengutamakan perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Kompetensi Dasar yang digunakan pada siklus I adalah Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor). Peneliti menjelaskan materi dengan bantuan powerpoint karena peneliti menjelaskan dan memperlihatkan gambar yang berhubungan dengan materi. Siswa menyimak penjelasan peneliti dan memperhatikan materi yang tersaji dalam powerpoint. Hasil belajar siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada kondisi awal. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Dengan penggunaan model pembelajaran ini siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) lebih menekankan kerja sama dalam tim atau kelompok.
Kegiatan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Pada siklus II ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Kompetensi Dasar pada siklus II ini adalah Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor). Mengalami peningkatan dapat dilihat dari kerja sama pada kelompok dan menjawab soal kuis dengan tepat tanpa ragu-ragu. Pada siklus II ini hasil belajar IPA siswa lebih meningkat dibandingkan saat skilus I selain itu siswa juga lebih bersemangat dalam belajar. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA lebih baik dan meningkat.
Hipotesis tindakan dalam peneltitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) maka hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 di SD Negeri Mangunsari 07 pada