pandangan agama tentang teori darwin
Laporan Hasil Analisis Pandangan Berbagai Agama
Tentang Teori Darwin
Disusun Oleh :
Ayu Lestari
Bening Nur Islamy
Indriyani
Feny rizka salsabila
Mutia Maulida
JL. Kyai Haji Zainal Mustofa, Sukamulya Singaparna, (46416)
[email protected] (0265-545203)
http://smanspa.sch.id
A.
Latar Belakang
Permasalahan Evolusi adalah suatu fenomena yang muncul pada kepercayaan-kepercayaan
atau agama, agar lebih adaptif dan dapat diterima, lebih otonom dan kompleks, agar lebih dapat
diterima oleh masyarakat penganutnya. Fenomena inilah yang oleh ahli disebut sebagai evolusi
agama. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai logika tentu memandang fenomena berbeda
dengan kesimpulan yang dihasilkan oleh orang lain. Ketika suatu fenomena yang dianggap diluar
batas kekuatan manusia muncul, maka ada yang menyebutnya sebagai tuhan, tapi adapula yang
lebih cerdas yang menganggap bahwa ada sesuatu yang berkuasa atas fenomena itu.
Anggapan awal manusia sebagai manusia yang berbudaya tentu saja akan berubah-ubah dalam
beragama, baik dari segi ritualnya maupun dari keteraturan-keteraturan keagamaan lainnya.
Manusia akan terus bekembang menjadi lebih komplek dinilai dari kebudayaannya, dari segala
dimensi, termasuk agama. Apakah perubahan itu menjadi lebih buruk dari sebelumnya ataukah
menjadi yang lebih baik. Apakah yang dimaksud dengan evolusi agama? Bagaimana bentuk
evolusi agama? Apakah agama-agama samawai seperti Islam juga berevolusi? Bagaimana
akhirnya masyarakat mempercayai satu Tuhan atau lebih, dan bagaimana hal itu berproses, dan
berubah untuk tujuan tertentu adalah hal yang akan dicoba dijelaskan dalam makalah ini.
Permasalahannya, kebenaran yang diungkapkan sains merupakan kebenaran yang relatif.
Sebuah teori dalam sains bisa digantikan oleh teori lainnya, apalagi jika begitu banyak hal-hal
yang masih belum jelas tentang fenomena yang menjadi objek dari teori tersebut. Teori
relativitas Einstein sebagai contoh merevisi teori mekanika klasik Newton berkenaan dengan
konsep ruang dan waktu. Dalam biologi, berbagai pandangan atau teori tentang asal usul
kehidupan pernah muncul seperti teori abiogenesis atau generatio spontanea-nya Aristoteles
yang selanjutnya digantikan oleh teori biogenesis: omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo,
omne vivum ex vivo– dari hasil-hasil percobaan Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis
Pasteur.
Masalah penciptaan manusia termasuk salah satu pembahasan kuno yang mungkin telah
mendapat perhatian dari sejak manusia itu diciptakan. Dengan menilik kitab-kitab samawi
beberapa agama seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam, kekunoan pembahasan dapat kita lihat
dengan jelas. Makalah ini ingin mengupas sebuah pembahasan komparatif antara ayat-ayat kitab
samawi yang menyinggung penciptaan manusia dan teori evolusi. Dengan kata lain,
perbandingan antara keyakinan para ahli tafsir dan pengetahuan yang diyakini oleh para
ilmuwan ilmu alam tentang tata cara penciptaan manusia. Akan tetapi, kejelasan tentang
masalah ini bergantung pada penjelasan yang benar tentang teori pemikiran ini, dan juga pada
pemaparan latar belakang sejarah dan sikap-sikap yang pernah diambil dalam menanggapinya.
1.
Pandangan Teori Evolusi Menurut Islam
Di dalam Al-Qur’an manusia pertama memang tidak diungkap secara eksplisit. Tampaknya,
mengurai asal-usul manusia pertama bukanlah tema substantif al-Qur’an.
Seperti yang kita tau, Manusia modern pertama atau yang disebut Homo Sapien bermula dari
Afrika baru selanjutnya menyebar keseluruh dunia. Apakah Homo aspen tersebut yang bernama
adam? Tapi kalau dilihat dari segi bahasa, Homo sapien dan adam memiliki arti yang sama, kata
adam berasal dari bahasa aram kuno yang berarti manusia atau yang kita kenal manusia modern,
sedangkan kata Homo sapien sendiri juga berarti Manusia modern
Adam sebagai Khalifah, Substansi dari dialog dengan malaikat (Q.s. al-Baqarah: 30-31 ) adalah
penegasan bahwa sesungguhnya Allah sebagai Pencipta atau Penjadi khalifah di muka bumi ini.
Kata “jaa`ilun” sebagai konstruksi isim fa`il yang berarti subyek pelaku dalam frasa Innii
jaa’ilun fi al-ardhi khaliifah tidak harus diartikan “hendak menjadikan khalifah di muka bumi”.
Seandainya arti ini yang dipahami, maka tidak ada khalifah sebelum Adam. Konseksuensi
logisnya, Adam adalah manusia pertama.
Khalifah sebelum Adam dan khalifah yang hendak diciptakan Allah ini adalah khalifah yang
benar-benar berasal dari golongan manusia. Perhatikan ayat berikut ini: Dan Dialah yang telah
menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat ‘iqab-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.s. al-An’am: 165).
Ayat tersebut kembali menegaskan bahwa sesungguhnya Allah adalah pencipta para khalifah di
muka bumi ini. Kata ganti orang kedua (dhamir mukhatab) pada ja’alakum merujuk pada seluruh
umat manusia. Menilik pada keumuman lafadz ini, apabila dikaitkan dengan pertanyaan malaikat
tentang penciptaan khalifah, maka khalifah sebelum Adam adalah khalifah dari golongan
manusia juga. Ada banyak “Adam-Adam” lain yang sebelumnya diciptakan Allah dengan fungsi
yang sama namun dengan karakter yang berbeda; destruktif. Adam dan Instalasi al-Asma’
Dengan mengorelasikan fakta-fakta arkeologis tentang ragam manusia sebelum Homo Sapiens,
tampaknya selaras dengan karakter “destruktif” sebagai yang digambarkan malaikat. Namun,
bukankah karakter hominid memang demikian? Manusia-manusia tersebut mempunyai struktur
fisik yang hampir mirip manusia (kalau tidak ingin dikatakan hampir mirip kera). Mereka
tercipta dengan volume otak yang kecil yang dengan sendirinya perilakunya pun cenderung
tanpa tatanan manusiawi atau bersifat kebinatangan. Mereka tidak layak disebut sebagai
khalifah. Sementara itu, khalifah mempunyai kedudukan yang terhormat sebagai “duta” Allah
untuk mengelola bumi ini. (QS. at-Tin (95) : 3)
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
(QS. Ar Rahmaan, 55: 14-15)
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari
nyala api. (QS. Al Baqarah, 2: 30-34)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama bendabenda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.” Mereka menjawab: “Mahasuci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah
sudah Ku-katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam.”
Maka, sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (At-Taghaabun, 3 )
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan
dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nya-lah kembali (mu).(QS. Al Hijr, 15: 26-27)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum
(Adam) dari api yang sangat panas. (QS. Al Hijr, 15: 28-29)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
(QS. Adz Dzaariyaat, 51: 5)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. An
Nahl, 16: 68-69)
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlan jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah
itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nuur, 24: 25)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya, dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu (QS. Shaad, 38: 71-72)
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah.” Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.
(QS. Ali ‘Imran, 3: 59)
Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah!” (seorang
manusia), maka jadilah dia. (QS. As Sajdah, 32: 7)
Yang menciptakan segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. (QS. Al Infithaar, 82: 6-8)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu
yang Maha Pemurah Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki,
Dia menyusun tubuhmu. (QS. As Sajdah, 32: 7-9)
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air
mani). Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh) nya ruh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur. (QS. Az Zumar, 39: 6)
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan (ja’ala) daripadanya isterinya dan
Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak
Al Qur’an sesuai dengan sains modern. Q.S 71:14 “Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.
Penciptaan burung melalui nabi Isa 3:49.
Penciptaan ular melalui tongkat nabi Musa 7:107.
Penciptaan burung (kembali) atas permintaan nabi Ibrahim 2:260.
Penciptaan makhluk hidup dari air
24:45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang
lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
25:54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
2.
Pandangan Evolusi Menurut Agama Kristen
Pertama-tama kita harus memegang bahwa karena iman dan akal itu sama-sama berasal dari
Allah, maka kita percaya bahwa seharusnya tidak ada pertentangan antara iman dan akal (reason)
dan science yang menjadi hasil dari akal tersebut untuk mencapai kebenaran, asalkan pencarian
kebenaran tersebut dilakukan dengan tulus tanpa memasukkan ide-ide pribadi yang kemudian
dianggap sebagai kebenaran.
Teori Evolusi yang kita kenal sebenarnya merupakan suatu hipotesa, yang masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut, agar dapat dikatakan sebagai kebenaran. Sementara ini, bukti ilmiah
belum dapat dikatakan mendukung hipotesa tersebut. Ada dua inti besar teori Evolusi- yang
dikenal sebagai “Macroevolution/ evolusi makro”yang dipelopori oleh Darwin:
1. Semua mahluk hidup berasal dari mahluk sederhana yang terdiri dari satu sel atau lebih,
yang terbentuk secara kebetulan.
2. Species baru terbentuk dari species lain melalui seleksi alam, dengan melibatkan
kemungkinan variasi, di mana variasi tersebut dapat bertahan dan berkembang biak.
Dalam abad ke-20, hal ini diperjelas dengan memberi penekanan pada kemungkinan
mutasi sebagai cara pembentukan variasi. Posisi ini dikenal sebagai Neo- Darwinism.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, kita melihat bahwa di sini terdapat 2 jenis evolusi, yaitu
Evolusi makro, dan evolusi mikro. Evolusi makro membicarakan evolusi melewati batas-batas
species, di mana species secara berangsur-angsur berubah menjadi species yang lain. Sedangkan
evolusi mikro adalah evolusi yang berada di dalam batas satu species. Mikro evolution adalah
suatu realita yang dapat kita amati secara langsung pada alam, jadi tidak perlu dipermasalahkan.
Umumnya, evolusi mikro ini berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan baru, dan berupa
pengurangan organ dan bukan penambahan dan penyesuaian. Teori evolusi yang kita kenal
umunya adalah evolusi makro. Ini bertentangan dengan iman, karena definisinya, teori Evolusi
makro merujuk pada asumsi bahwa tidak ada campur tangan Tuhan (sebagai Divine Intelligence)
sebagai pencipta umat manusia.
Kepercayaan Agama Kristen Tentang Penciptaan Dunia
Pandangan Alkitab tentang asal mula kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia
diciptakan oleh Allah sendiri setelah melalui pertimbangan dan perencanaan yang agung
Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya (Kej. 2:7). Jadi manusia terdiri atas unsur materi (tubuh) dan unsur bukan materi (jiwa
dan roh) (Ibr. 4:12; 1 Kor. 2:14-3:4). Allah menghendaki agar ketiga unsur ini (tubuh, jiwa, dan
roh) dipelihara dengan sebaik-baiknya (1 Tes. 5:23).
Ilmuwan Kristen telah membagi teori evolusi menjadi 2 yaitu :
Makro Evolusi, percaya bahwa makhluk hidup bisa berubah menjadi species lain, dan
hal ini tidak bisa dibuktikan.
Mikro Evolusi, membuktikan bahwa mahluk hidup bisa memodifikasi tubuhnya untuk
menjadi lebih sesuai dengan lingkunannya, namun tetap dalam jenis/species masing-masing
Evolusi Kosmologis
Konsili Vatikan I secara serius mendefinisikan bahwa semua orang harus “mengakui bahwa
dunia dan segala isinya, spiritual dan material, keseluruhan substansinya, telah diciptakan oleh
Tuhan dari ketidak-adaan” (Canons on God the Creator of All Things, canon 5).
Evolusi Biologis
Gereja tidak memiliki posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan berkembang
sejalan dengan waktu. Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika memang mereka mengalami
perkembangan, mereka melakukannya dengan dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan
penciptaan mereka harus diserahkan kepadaNya.
Evolusi Manusia
Gereja memiliki ajaran yang lebih definite. Ajaran Gereja tidak menolak kemungkinan bahwa
tubuh manusia berkembang dari bentuk biologis lain, namun tetap didalam bimbingan Tuhan,
Gereja menegaskankan adanya penciptaan spesial yang berasal dari roh Allah.
Apa yang dikemukakan oleh Darwin menambah pengetahuan kita dan dapat memperkuat iman
percaya kita kepada ALLAH. Tentunya bukan berarti teori evolusi dianggap sebagai metode
Allah menciptakan segala sesuatu dan menggantikan doktrin penciptaan alkitabiah
3.
Pandangan Evolusi Menurut Agama Hindu
Alam semesta adalah sesuatu yang kosong dan tak berbentuk.
Di alam semesta dahulu tidak ada sesuatu yang ada namun juga tidak ada sesuatu yang
tidak ada.
Tidak ada bumi, matahari, bulan, planet-planet, bintang-bintang, maupun segala benda
kosmik di alam semesta, namun hanya terdapat Brahma.
Brahma diyakini sebagai sesuatu yang bernapas namun tanpa napas menurut kekuatannya
sendiri, ia tidak terikat oleh waktu, tidak berawal namun juga tidak berakhir, tidak
memiliki umur, di luar kehidupan dan kematian, yang tiada lain adalah Tuhan.
Dari kekosongan yang tak beraturan itu Brahman menciptakan sesuatu yang seperti lautan
luas, apakah itu merupakan air, namun dalamnya tak terhingga.
Dari sana munculah Hiranyagharba yang berarti “janin emas”, yang mengeluarkan
Brahma, yang bergelar sebagai Dewa pencipta.
Dari segala hal yang tak beraturan tersebut Brahman mengaturnya kembali menjadi suatu
alam semesta yang rapi dan teratur.
Tidak ada yang sungguh-sungguh mengetahui kejadian apa yang sebenarnya terjadi,
bahkan para Dewa sekalipun
Alam semesta diciptakan, dimusnahkan, dan dibuat ulang menurut suatu siklus yang
berputar abadi.
Siklus tersebut disebut Kalpa atau masa seribu Yuga. Satu Kalpa sama dengan
4.320.000.000 tahun bagi manusia sedangkan bagi Brahma satu Kalpa sama dengan satu
hari.
Dalam kosmologi Hindu, alam semesta berlangsung selama satu Kalpa dan setelah itu
dihancurkan oleh unsur api atau air. Pada saat itu, Brahman istirahat selama satu malam,
yang lamanya sepanjang satu hari baginya. Proses itu disebut Pralaya (Katalismik) dan
berulang-ulang selama seratus tahun bagi Brahma (311 Triliun tahun bagi manusia) yang
merupakan umur Brahman.
Alam semesta sedang berada pada tahun ke-51 bagi Brahma atau 155 Triliun tahun telah
berlangsung semenjak Brahma lahir.
Setelah Brahmā meninggal, siklus yang baru dimulai lagi dan segala ciptaan yang sudah
dimusnahkan diciptakan kembali. Proses ini merupakan siklus abadi yang terus berulangulang dan tak akan pernah berhenti.
Penciptaan dalam agama Hindu yang dijelaskan dalam Prasna Upanishad adalah sebagai
berikut: “Pada awalnya Sang Pencipta (Tuhan) merindukan kegembiraan dari proses
penciptaan. Dia lalu melakukan meditasi. Lahirlah Rayi, jat atau materi dan Prana, roh
kehidupan, lalu Tuhan berkata: “kedua hal ini akan melahirkan kehidupan bagiku”.
Demikianlah mahluk hidup diciptakan, melalui suatu perkembangan perlahan dari dua
unsur yang mula-mula diciptakan Tuhan sehingga mencapai bentuk-bentuknya sekarang.
4.
Pandangan Agama Budha tentang Evolusi
Seseorang tidak perlu mengetahui asal mula dari kehidupan maupun setuju dengan
pendapat dari Buddha maupun teori ilmu pengetahuan untuk dapat mencapai penerangan
sempurna (enlightenment) atau suatu kebahagiaan/kedamaian sejati (nirwana).
Agama Buddha (Sang Buddha tidak membicarakan tentang masalah sebab-dan-akibat), di
dalam membicarakan hidup atau kehidupan, yang merupakan suatu continuum (sesuatu
yang berlanjut terus), sesuai dengan doktrin Persebaban Yang Saling Bergantungan).
Agama Buddha menunjukkan dengan jelas bagaimana suatu sebab itu menjadi akibat,
dan suatu akibat itu lalu menjadi sebab.
Sebuah Kutipan dari Agganna Sutta tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: Pada
suatu masa Vasettha, ketika, setelah waktu yang lama sekali, dunia ini mati. Dan ketika
ini terjadi, sebagian besar makhluk terlahir dalam ‘Alam Dewa’; dan di sana mereka
tinggal, terdiri dari pikiran, makan dari kebahagiaan yang berlimpahan, bersinar
terang, berkelana melalui udara, hidup dalam kejayaan; dan di sana mereka berada
dalam waktu yang lama sekali. Pada Vasettha, ketika cepat atau lambat dunia ini mulai
berevolusi kembali.”
Ketika ini terjadi, makhluk yang telah turun dari ‘Alam Dewa’ biasanya hidup kembali
sebagai manusia…sekarang pada saat itu, semuanya telah menjadi satu dunia yang
terdiri dari air, gelap, dan kegelapan yang membuat buta. Tidak ada bulan atau matahari
yang muncul, tidak ada bintang yang terlihat, tidak ada rasi bintang, tidak ada siang
atau malam, tidak ada bulan atau tengah-bulan, tidak ada tahun atau musim, tidak ada
perempuan atau laki-laki. ‘Makhluk’ hanya dikenal sebagai makhluk. Dan kepada
makhluk tersebut, cepat atau lambat setelah waktu yang lama, bumi berserta
kenikmatannya tersebar dalam air, walaupun dalam bentuk lapisan pada permukaan
susu mendidih yang mendingin, begitu juga ketika bumi muncul.”
Asal mula dari alam maupun manusia tidak dibahas dalam ajaran Buddha karena ketidak
relevanan dari topik tersebut dalam usaha Penganut Agama Budha untuk mencapai
penerangan sempurna yang merupakan tujuan akhir dari agama Buddha.
Agama Buddha tidak berada dalam posisi mendukung maupun menolak teori evolusi
tersebut. Sepanjang teori evolusi (maupun teori ilmu pengetahuan lainnya) tidak
menghalangi umat Buddha dalam usahanya mencapai penerangan sempurna, maka umat
Buddha dapat mengambil posisi yang kritis dalam proses pengembangan teori ilmu
pengetahuan dan sains.
5.
Pandangan Agama Katolik Tentang Evolusi
v Mereka percaya bahwa evolusi itu terjadi tapi jiwa tidak ikut mengalami evolusi. Jiwa
diberikan oleh Tuhan sesuai dengan betuk tubuhnya.
v Prinsipnya, jikapun ada evolusi, tidak mungkin melangkahi batas penyelenggaraan Allah.
Allah-lah yang menciptakan manusia, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa manusia diciptakan dari
ketiadaan, (out of nothing) dan tubuh dari materi yang sudah ada (pre-existing matter) namun
Allah mempersiapkan tubuh itu agar layak menerima jiwa manusia.
v Gereja katolik zaman dulu: Gereja katolik dulu jelas menentang teori evolusi “Dunia dan
seisinya, material dan spiritual, dan seluruh hal yang membentuknya, diciptakan Tuhan dari
semula yang tidak ada” (Dewan Vatikan 1870). “Semua benda diciptakan oleh Tuhan pada awal
masa penciptaan; manusia diciptakan secara khusus; …..(Paus Pius X tahun 1909).
v Gereja katolik zama sekarang: Sebagian besar ahli evolusi adalah orang-orang gereja dan
apa yang mereka yakini tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh pihak gereja. Jika
proses penciptaan alam termasuk manusia melalui tahap-tahap yang sangat lama (evolusi),
maka penciptaannya dalam pengawasan Tuhan.
v Posisi Gereja Katolik dalam Evolusi: Mengenai evolusi biologis, Gereja tidak memiliki
posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan berkembang sejalan dengan waktu.
Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika memang mereka mengalami perkembangan, mereka
melakukannya dengan dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan penciptaan mereka harus
diserahkan kepadaNya
v Ajaran Gereja tidak menolak kemungkinan bahwa tubuh manusia berkembang dari bentuk
biologis lain, namun tetap didalam bimbingan Tuhan, Gereja menegaskankan adanya penciptaan
spesial yang berasal dari roh Allah.
v Iman Katolik mewajibkan kita untuk percaya bahwa roh diciptakan langsung oleh Tuhan”
(Pius XII, Humani Generis 36).
v Kita diharuskan untuk percaya dalam iman Katolik bahwa roh manusia diciptakan secara
spesial; tidak berevolusi, dan tidak diwariskan dari orang tua kita, seperti tubuh kita.
v Beberapa Ayat Yang Menjelaskan Tentang Adanya Penciptaan:
(1:11) Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuhtumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang
berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.
(1:21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis
makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang
bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(1:22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan
bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di
bumi bertambah banyak.”
(1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya.” Dan jadilah demikian.
6.
(2:7) Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.
Pandangan Agama Khonghucu Tentang Evolusi
ü Ru-Ji/Ji-Kauw adalah nama asli dari agama Khonghucu yang diturunkan Tuhan/Tian lewat
para raja -Nabi Purba, dan terakhir Nabi Kongzi (baca: Kongce) atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Khonghucu/Confucius, merupakan sebuah ajaran bagi umat manusia yang datang
beriringan dengan sejarah manusia, sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu, yang pada mulanya
berhubungan langsung dengan suatu tempat, suatu waktu, suatu kaum tertentu, yaitu, daratan,
sejarah peradaban manusia yang kita kenal sebagai Tiongkok/Zhong-Guo.
ü Agama Konghucu juga mengajukan teori penciptaan alam semesta dalam kitab YiJing . Pada
mulanya terdapat kehampaan, belum ada dunia, belum ada planet, dapat diartikan sebagai suatu
keadaan kosong. Kehampaan kemudian disusul kekacauan sehingga muncullah ketidak teraturan
dengan tingkat energi yang tinggi.
ü Fungsi alam semesta mencapai kesempurnaan setelah munculnya Taiji, yang merupakan
perpaduan Yin dan Yang. Sifat Yin berlawanan dengan sifat Yang, namun perpaduan keduanya
merupakan suatu keharusan untuk alam ini agar berfungsi dengan harmonis. Dari Taiji
muncullah lima unsur alam pembentuk dunia dan isinya. Kelima unsur alam itu adalah api, air,
tanah, logam, dan kayu.
ü Alam semesta diatur oleh lima unsur ini, termasuk kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Dari lima unsur tersebut tercipta segala benda dan makhluk hidup. Perbedaan
konsentrasi dan derajat kelima unsur itu menyebabkan adanya perbedaan pada benda dan
makhluk hidup.
ü Ajaran Konghucu lebih menekankan pada perilaku sosial dan moral manusia selama hidup di
dunia dibandingkan dengan kehidupan setelah mati. Penganut Konghucu mempercayai bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan (Tian) dalam sifat yang baik.
ü Agama Konghucu tidak menyebutkan bagaimana manusia diciptakan, darimana manusia
berasal, mengapa diciptakan, dan sebagainya. Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu abadi,
suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia,
sedangkan kematian adalah pintu keluar dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti
yang dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.
ü Ajaran Konghucu lebih menekankan pada perilaku sosial dan moral manusia selama hidup di
dunia dibandingkan dengan kehidupan setelah mati. Penganut Konghucu mempercayai bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan (Tian) dalam sifat yang baik.
ü Agama Konghucu tidak menyebutkan bagaimana manusia diciptakan, darimana manusia
berasal, mengapa diciptakan, dan sebagainya. Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu abadi,
suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia,
sedangkan kematian adalah pintu keluar dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti
yang dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.
Kesimpulan
Teori Darwin ini bukanlah teori yang dapat di yakini oleh masyarakat luas. Karena
dalam teori ini masih banyak terdapat kekurangan diantaranya adalaha masih
adanya blank space / ruang kosong dalam proses perubaham mahluk hidup yang
Darwin nyatakan.
Dan yang mana telah kita ketahui, agama adalah sebuah bentuk kepercayaan
terhadap pencipta yang kita yakini adanya. Dan masing-masing agama mempunyai
cerita asal-usul sendiri bagaimana seluruh jagat raya dan mahluknya ini terbentuk.
Sedangkan, kembali lagi pada teori Darwin yang telah kita bahas sebelumnya, ia
adalah seorang ATHEIS yang TIDAK MEMPERCAYAI ADANYA TUHAN. Dan
mungkin karena inilah ia menyebutkan teori yang sampai sekarang masih jadi
perdebatan orang banyak.
Darwin adalah seorang ATHEIS dan teori Darwin adalah hasil dari imajinasi
seorang Darwin yang tidak memiliki pegangan hidup (tuhan ataupun agama). Yang
ingin mencoba mengulik bagaimana manusia ini terbentuk dengan mengatakan
manusia tercipta secara kebetulan dan merupakan hasil perkembangan evolusi kera
secara bertahap. Dan semua mahluk hidup tercipta dari satu sel kecil yang terus
berkembang.
Apakah itu masuk akal ? menurut kami tidak, karena apabila pernyataan itu benar,
mengapa evolusi tidak terjadi lagi pada saat ini ? Dan apabila manusia benar
berasal dari evolusi kera yang terus menjadi sempurna, mengapa kera pada zaman
sekarang tidak berubah menjadi manusia seperti yang Darwin nyatakan ? dan jika
memang benar manusia berasal dari evolusi kera, mengapa saat manusia
dilahirkan, ia berwujud manusia dan bukan melalui tahapan evolusi (kera) ?.
Tentang Teori Darwin
Disusun Oleh :
Ayu Lestari
Bening Nur Islamy
Indriyani
Feny rizka salsabila
Mutia Maulida
JL. Kyai Haji Zainal Mustofa, Sukamulya Singaparna, (46416)
[email protected] (0265-545203)
http://smanspa.sch.id
A.
Latar Belakang
Permasalahan Evolusi adalah suatu fenomena yang muncul pada kepercayaan-kepercayaan
atau agama, agar lebih adaptif dan dapat diterima, lebih otonom dan kompleks, agar lebih dapat
diterima oleh masyarakat penganutnya. Fenomena inilah yang oleh ahli disebut sebagai evolusi
agama. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai logika tentu memandang fenomena berbeda
dengan kesimpulan yang dihasilkan oleh orang lain. Ketika suatu fenomena yang dianggap diluar
batas kekuatan manusia muncul, maka ada yang menyebutnya sebagai tuhan, tapi adapula yang
lebih cerdas yang menganggap bahwa ada sesuatu yang berkuasa atas fenomena itu.
Anggapan awal manusia sebagai manusia yang berbudaya tentu saja akan berubah-ubah dalam
beragama, baik dari segi ritualnya maupun dari keteraturan-keteraturan keagamaan lainnya.
Manusia akan terus bekembang menjadi lebih komplek dinilai dari kebudayaannya, dari segala
dimensi, termasuk agama. Apakah perubahan itu menjadi lebih buruk dari sebelumnya ataukah
menjadi yang lebih baik. Apakah yang dimaksud dengan evolusi agama? Bagaimana bentuk
evolusi agama? Apakah agama-agama samawai seperti Islam juga berevolusi? Bagaimana
akhirnya masyarakat mempercayai satu Tuhan atau lebih, dan bagaimana hal itu berproses, dan
berubah untuk tujuan tertentu adalah hal yang akan dicoba dijelaskan dalam makalah ini.
Permasalahannya, kebenaran yang diungkapkan sains merupakan kebenaran yang relatif.
Sebuah teori dalam sains bisa digantikan oleh teori lainnya, apalagi jika begitu banyak hal-hal
yang masih belum jelas tentang fenomena yang menjadi objek dari teori tersebut. Teori
relativitas Einstein sebagai contoh merevisi teori mekanika klasik Newton berkenaan dengan
konsep ruang dan waktu. Dalam biologi, berbagai pandangan atau teori tentang asal usul
kehidupan pernah muncul seperti teori abiogenesis atau generatio spontanea-nya Aristoteles
yang selanjutnya digantikan oleh teori biogenesis: omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo,
omne vivum ex vivo– dari hasil-hasil percobaan Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis
Pasteur.
Masalah penciptaan manusia termasuk salah satu pembahasan kuno yang mungkin telah
mendapat perhatian dari sejak manusia itu diciptakan. Dengan menilik kitab-kitab samawi
beberapa agama seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam, kekunoan pembahasan dapat kita lihat
dengan jelas. Makalah ini ingin mengupas sebuah pembahasan komparatif antara ayat-ayat kitab
samawi yang menyinggung penciptaan manusia dan teori evolusi. Dengan kata lain,
perbandingan antara keyakinan para ahli tafsir dan pengetahuan yang diyakini oleh para
ilmuwan ilmu alam tentang tata cara penciptaan manusia. Akan tetapi, kejelasan tentang
masalah ini bergantung pada penjelasan yang benar tentang teori pemikiran ini, dan juga pada
pemaparan latar belakang sejarah dan sikap-sikap yang pernah diambil dalam menanggapinya.
1.
Pandangan Teori Evolusi Menurut Islam
Di dalam Al-Qur’an manusia pertama memang tidak diungkap secara eksplisit. Tampaknya,
mengurai asal-usul manusia pertama bukanlah tema substantif al-Qur’an.
Seperti yang kita tau, Manusia modern pertama atau yang disebut Homo Sapien bermula dari
Afrika baru selanjutnya menyebar keseluruh dunia. Apakah Homo aspen tersebut yang bernama
adam? Tapi kalau dilihat dari segi bahasa, Homo sapien dan adam memiliki arti yang sama, kata
adam berasal dari bahasa aram kuno yang berarti manusia atau yang kita kenal manusia modern,
sedangkan kata Homo sapien sendiri juga berarti Manusia modern
Adam sebagai Khalifah, Substansi dari dialog dengan malaikat (Q.s. al-Baqarah: 30-31 ) adalah
penegasan bahwa sesungguhnya Allah sebagai Pencipta atau Penjadi khalifah di muka bumi ini.
Kata “jaa`ilun” sebagai konstruksi isim fa`il yang berarti subyek pelaku dalam frasa Innii
jaa’ilun fi al-ardhi khaliifah tidak harus diartikan “hendak menjadikan khalifah di muka bumi”.
Seandainya arti ini yang dipahami, maka tidak ada khalifah sebelum Adam. Konseksuensi
logisnya, Adam adalah manusia pertama.
Khalifah sebelum Adam dan khalifah yang hendak diciptakan Allah ini adalah khalifah yang
benar-benar berasal dari golongan manusia. Perhatikan ayat berikut ini: Dan Dialah yang telah
menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat ‘iqab-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.s. al-An’am: 165).
Ayat tersebut kembali menegaskan bahwa sesungguhnya Allah adalah pencipta para khalifah di
muka bumi ini. Kata ganti orang kedua (dhamir mukhatab) pada ja’alakum merujuk pada seluruh
umat manusia. Menilik pada keumuman lafadz ini, apabila dikaitkan dengan pertanyaan malaikat
tentang penciptaan khalifah, maka khalifah sebelum Adam adalah khalifah dari golongan
manusia juga. Ada banyak “Adam-Adam” lain yang sebelumnya diciptakan Allah dengan fungsi
yang sama namun dengan karakter yang berbeda; destruktif. Adam dan Instalasi al-Asma’
Dengan mengorelasikan fakta-fakta arkeologis tentang ragam manusia sebelum Homo Sapiens,
tampaknya selaras dengan karakter “destruktif” sebagai yang digambarkan malaikat. Namun,
bukankah karakter hominid memang demikian? Manusia-manusia tersebut mempunyai struktur
fisik yang hampir mirip manusia (kalau tidak ingin dikatakan hampir mirip kera). Mereka
tercipta dengan volume otak yang kecil yang dengan sendirinya perilakunya pun cenderung
tanpa tatanan manusiawi atau bersifat kebinatangan. Mereka tidak layak disebut sebagai
khalifah. Sementara itu, khalifah mempunyai kedudukan yang terhormat sebagai “duta” Allah
untuk mengelola bumi ini. (QS. at-Tin (95) : 3)
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
(QS. Ar Rahmaan, 55: 14-15)
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari
nyala api. (QS. Al Baqarah, 2: 30-34)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama bendabenda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.” Mereka menjawab: “Mahasuci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah
sudah Ku-katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam.”
Maka, sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (At-Taghaabun, 3 )
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan
dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nya-lah kembali (mu).(QS. Al Hijr, 15: 26-27)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum
(Adam) dari api yang sangat panas. (QS. Al Hijr, 15: 28-29)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
(QS. Adz Dzaariyaat, 51: 5)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. An
Nahl, 16: 68-69)
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlan jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah
itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nuur, 24: 25)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya, dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu (QS. Shaad, 38: 71-72)
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah.” Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.
(QS. Ali ‘Imran, 3: 59)
Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah!” (seorang
manusia), maka jadilah dia. (QS. As Sajdah, 32: 7)
Yang menciptakan segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. (QS. Al Infithaar, 82: 6-8)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu
yang Maha Pemurah Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki,
Dia menyusun tubuhmu. (QS. As Sajdah, 32: 7-9)
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air
mani). Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh) nya ruh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur. (QS. Az Zumar, 39: 6)
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan (ja’ala) daripadanya isterinya dan
Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak
Al Qur’an sesuai dengan sains modern. Q.S 71:14 “Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.
Penciptaan burung melalui nabi Isa 3:49.
Penciptaan ular melalui tongkat nabi Musa 7:107.
Penciptaan burung (kembali) atas permintaan nabi Ibrahim 2:260.
Penciptaan makhluk hidup dari air
24:45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang
lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
25:54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
2.
Pandangan Evolusi Menurut Agama Kristen
Pertama-tama kita harus memegang bahwa karena iman dan akal itu sama-sama berasal dari
Allah, maka kita percaya bahwa seharusnya tidak ada pertentangan antara iman dan akal (reason)
dan science yang menjadi hasil dari akal tersebut untuk mencapai kebenaran, asalkan pencarian
kebenaran tersebut dilakukan dengan tulus tanpa memasukkan ide-ide pribadi yang kemudian
dianggap sebagai kebenaran.
Teori Evolusi yang kita kenal sebenarnya merupakan suatu hipotesa, yang masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut, agar dapat dikatakan sebagai kebenaran. Sementara ini, bukti ilmiah
belum dapat dikatakan mendukung hipotesa tersebut. Ada dua inti besar teori Evolusi- yang
dikenal sebagai “Macroevolution/ evolusi makro”yang dipelopori oleh Darwin:
1. Semua mahluk hidup berasal dari mahluk sederhana yang terdiri dari satu sel atau lebih,
yang terbentuk secara kebetulan.
2. Species baru terbentuk dari species lain melalui seleksi alam, dengan melibatkan
kemungkinan variasi, di mana variasi tersebut dapat bertahan dan berkembang biak.
Dalam abad ke-20, hal ini diperjelas dengan memberi penekanan pada kemungkinan
mutasi sebagai cara pembentukan variasi. Posisi ini dikenal sebagai Neo- Darwinism.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, kita melihat bahwa di sini terdapat 2 jenis evolusi, yaitu
Evolusi makro, dan evolusi mikro. Evolusi makro membicarakan evolusi melewati batas-batas
species, di mana species secara berangsur-angsur berubah menjadi species yang lain. Sedangkan
evolusi mikro adalah evolusi yang berada di dalam batas satu species. Mikro evolution adalah
suatu realita yang dapat kita amati secara langsung pada alam, jadi tidak perlu dipermasalahkan.
Umumnya, evolusi mikro ini berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan baru, dan berupa
pengurangan organ dan bukan penambahan dan penyesuaian. Teori evolusi yang kita kenal
umunya adalah evolusi makro. Ini bertentangan dengan iman, karena definisinya, teori Evolusi
makro merujuk pada asumsi bahwa tidak ada campur tangan Tuhan (sebagai Divine Intelligence)
sebagai pencipta umat manusia.
Kepercayaan Agama Kristen Tentang Penciptaan Dunia
Pandangan Alkitab tentang asal mula kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia
diciptakan oleh Allah sendiri setelah melalui pertimbangan dan perencanaan yang agung
Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya (Kej. 2:7). Jadi manusia terdiri atas unsur materi (tubuh) dan unsur bukan materi (jiwa
dan roh) (Ibr. 4:12; 1 Kor. 2:14-3:4). Allah menghendaki agar ketiga unsur ini (tubuh, jiwa, dan
roh) dipelihara dengan sebaik-baiknya (1 Tes. 5:23).
Ilmuwan Kristen telah membagi teori evolusi menjadi 2 yaitu :
Makro Evolusi, percaya bahwa makhluk hidup bisa berubah menjadi species lain, dan
hal ini tidak bisa dibuktikan.
Mikro Evolusi, membuktikan bahwa mahluk hidup bisa memodifikasi tubuhnya untuk
menjadi lebih sesuai dengan lingkunannya, namun tetap dalam jenis/species masing-masing
Evolusi Kosmologis
Konsili Vatikan I secara serius mendefinisikan bahwa semua orang harus “mengakui bahwa
dunia dan segala isinya, spiritual dan material, keseluruhan substansinya, telah diciptakan oleh
Tuhan dari ketidak-adaan” (Canons on God the Creator of All Things, canon 5).
Evolusi Biologis
Gereja tidak memiliki posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan berkembang
sejalan dengan waktu. Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika memang mereka mengalami
perkembangan, mereka melakukannya dengan dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan
penciptaan mereka harus diserahkan kepadaNya.
Evolusi Manusia
Gereja memiliki ajaran yang lebih definite. Ajaran Gereja tidak menolak kemungkinan bahwa
tubuh manusia berkembang dari bentuk biologis lain, namun tetap didalam bimbingan Tuhan,
Gereja menegaskankan adanya penciptaan spesial yang berasal dari roh Allah.
Apa yang dikemukakan oleh Darwin menambah pengetahuan kita dan dapat memperkuat iman
percaya kita kepada ALLAH. Tentunya bukan berarti teori evolusi dianggap sebagai metode
Allah menciptakan segala sesuatu dan menggantikan doktrin penciptaan alkitabiah
3.
Pandangan Evolusi Menurut Agama Hindu
Alam semesta adalah sesuatu yang kosong dan tak berbentuk.
Di alam semesta dahulu tidak ada sesuatu yang ada namun juga tidak ada sesuatu yang
tidak ada.
Tidak ada bumi, matahari, bulan, planet-planet, bintang-bintang, maupun segala benda
kosmik di alam semesta, namun hanya terdapat Brahma.
Brahma diyakini sebagai sesuatu yang bernapas namun tanpa napas menurut kekuatannya
sendiri, ia tidak terikat oleh waktu, tidak berawal namun juga tidak berakhir, tidak
memiliki umur, di luar kehidupan dan kematian, yang tiada lain adalah Tuhan.
Dari kekosongan yang tak beraturan itu Brahman menciptakan sesuatu yang seperti lautan
luas, apakah itu merupakan air, namun dalamnya tak terhingga.
Dari sana munculah Hiranyagharba yang berarti “janin emas”, yang mengeluarkan
Brahma, yang bergelar sebagai Dewa pencipta.
Dari segala hal yang tak beraturan tersebut Brahman mengaturnya kembali menjadi suatu
alam semesta yang rapi dan teratur.
Tidak ada yang sungguh-sungguh mengetahui kejadian apa yang sebenarnya terjadi,
bahkan para Dewa sekalipun
Alam semesta diciptakan, dimusnahkan, dan dibuat ulang menurut suatu siklus yang
berputar abadi.
Siklus tersebut disebut Kalpa atau masa seribu Yuga. Satu Kalpa sama dengan
4.320.000.000 tahun bagi manusia sedangkan bagi Brahma satu Kalpa sama dengan satu
hari.
Dalam kosmologi Hindu, alam semesta berlangsung selama satu Kalpa dan setelah itu
dihancurkan oleh unsur api atau air. Pada saat itu, Brahman istirahat selama satu malam,
yang lamanya sepanjang satu hari baginya. Proses itu disebut Pralaya (Katalismik) dan
berulang-ulang selama seratus tahun bagi Brahma (311 Triliun tahun bagi manusia) yang
merupakan umur Brahman.
Alam semesta sedang berada pada tahun ke-51 bagi Brahma atau 155 Triliun tahun telah
berlangsung semenjak Brahma lahir.
Setelah Brahmā meninggal, siklus yang baru dimulai lagi dan segala ciptaan yang sudah
dimusnahkan diciptakan kembali. Proses ini merupakan siklus abadi yang terus berulangulang dan tak akan pernah berhenti.
Penciptaan dalam agama Hindu yang dijelaskan dalam Prasna Upanishad adalah sebagai
berikut: “Pada awalnya Sang Pencipta (Tuhan) merindukan kegembiraan dari proses
penciptaan. Dia lalu melakukan meditasi. Lahirlah Rayi, jat atau materi dan Prana, roh
kehidupan, lalu Tuhan berkata: “kedua hal ini akan melahirkan kehidupan bagiku”.
Demikianlah mahluk hidup diciptakan, melalui suatu perkembangan perlahan dari dua
unsur yang mula-mula diciptakan Tuhan sehingga mencapai bentuk-bentuknya sekarang.
4.
Pandangan Agama Budha tentang Evolusi
Seseorang tidak perlu mengetahui asal mula dari kehidupan maupun setuju dengan
pendapat dari Buddha maupun teori ilmu pengetahuan untuk dapat mencapai penerangan
sempurna (enlightenment) atau suatu kebahagiaan/kedamaian sejati (nirwana).
Agama Buddha (Sang Buddha tidak membicarakan tentang masalah sebab-dan-akibat), di
dalam membicarakan hidup atau kehidupan, yang merupakan suatu continuum (sesuatu
yang berlanjut terus), sesuai dengan doktrin Persebaban Yang Saling Bergantungan).
Agama Buddha menunjukkan dengan jelas bagaimana suatu sebab itu menjadi akibat,
dan suatu akibat itu lalu menjadi sebab.
Sebuah Kutipan dari Agganna Sutta tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: Pada
suatu masa Vasettha, ketika, setelah waktu yang lama sekali, dunia ini mati. Dan ketika
ini terjadi, sebagian besar makhluk terlahir dalam ‘Alam Dewa’; dan di sana mereka
tinggal, terdiri dari pikiran, makan dari kebahagiaan yang berlimpahan, bersinar
terang, berkelana melalui udara, hidup dalam kejayaan; dan di sana mereka berada
dalam waktu yang lama sekali. Pada Vasettha, ketika cepat atau lambat dunia ini mulai
berevolusi kembali.”
Ketika ini terjadi, makhluk yang telah turun dari ‘Alam Dewa’ biasanya hidup kembali
sebagai manusia…sekarang pada saat itu, semuanya telah menjadi satu dunia yang
terdiri dari air, gelap, dan kegelapan yang membuat buta. Tidak ada bulan atau matahari
yang muncul, tidak ada bintang yang terlihat, tidak ada rasi bintang, tidak ada siang
atau malam, tidak ada bulan atau tengah-bulan, tidak ada tahun atau musim, tidak ada
perempuan atau laki-laki. ‘Makhluk’ hanya dikenal sebagai makhluk. Dan kepada
makhluk tersebut, cepat atau lambat setelah waktu yang lama, bumi berserta
kenikmatannya tersebar dalam air, walaupun dalam bentuk lapisan pada permukaan
susu mendidih yang mendingin, begitu juga ketika bumi muncul.”
Asal mula dari alam maupun manusia tidak dibahas dalam ajaran Buddha karena ketidak
relevanan dari topik tersebut dalam usaha Penganut Agama Budha untuk mencapai
penerangan sempurna yang merupakan tujuan akhir dari agama Buddha.
Agama Buddha tidak berada dalam posisi mendukung maupun menolak teori evolusi
tersebut. Sepanjang teori evolusi (maupun teori ilmu pengetahuan lainnya) tidak
menghalangi umat Buddha dalam usahanya mencapai penerangan sempurna, maka umat
Buddha dapat mengambil posisi yang kritis dalam proses pengembangan teori ilmu
pengetahuan dan sains.
5.
Pandangan Agama Katolik Tentang Evolusi
v Mereka percaya bahwa evolusi itu terjadi tapi jiwa tidak ikut mengalami evolusi. Jiwa
diberikan oleh Tuhan sesuai dengan betuk tubuhnya.
v Prinsipnya, jikapun ada evolusi, tidak mungkin melangkahi batas penyelenggaraan Allah.
Allah-lah yang menciptakan manusia, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa manusia diciptakan dari
ketiadaan, (out of nothing) dan tubuh dari materi yang sudah ada (pre-existing matter) namun
Allah mempersiapkan tubuh itu agar layak menerima jiwa manusia.
v Gereja katolik zaman dulu: Gereja katolik dulu jelas menentang teori evolusi “Dunia dan
seisinya, material dan spiritual, dan seluruh hal yang membentuknya, diciptakan Tuhan dari
semula yang tidak ada” (Dewan Vatikan 1870). “Semua benda diciptakan oleh Tuhan pada awal
masa penciptaan; manusia diciptakan secara khusus; …..(Paus Pius X tahun 1909).
v Gereja katolik zama sekarang: Sebagian besar ahli evolusi adalah orang-orang gereja dan
apa yang mereka yakini tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh pihak gereja. Jika
proses penciptaan alam termasuk manusia melalui tahap-tahap yang sangat lama (evolusi),
maka penciptaannya dalam pengawasan Tuhan.
v Posisi Gereja Katolik dalam Evolusi: Mengenai evolusi biologis, Gereja tidak memiliki
posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan berkembang sejalan dengan waktu.
Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika memang mereka mengalami perkembangan, mereka
melakukannya dengan dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan penciptaan mereka harus
diserahkan kepadaNya
v Ajaran Gereja tidak menolak kemungkinan bahwa tubuh manusia berkembang dari bentuk
biologis lain, namun tetap didalam bimbingan Tuhan, Gereja menegaskankan adanya penciptaan
spesial yang berasal dari roh Allah.
v Iman Katolik mewajibkan kita untuk percaya bahwa roh diciptakan langsung oleh Tuhan”
(Pius XII, Humani Generis 36).
v Kita diharuskan untuk percaya dalam iman Katolik bahwa roh manusia diciptakan secara
spesial; tidak berevolusi, dan tidak diwariskan dari orang tua kita, seperti tubuh kita.
v Beberapa Ayat Yang Menjelaskan Tentang Adanya Penciptaan:
(1:11) Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuhtumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang
berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.
(1:21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis
makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang
bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(1:22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan
bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di
bumi bertambah banyak.”
(1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya.” Dan jadilah demikian.
6.
(2:7) Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.
Pandangan Agama Khonghucu Tentang Evolusi
ü Ru-Ji/Ji-Kauw adalah nama asli dari agama Khonghucu yang diturunkan Tuhan/Tian lewat
para raja -Nabi Purba, dan terakhir Nabi Kongzi (baca: Kongce) atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Khonghucu/Confucius, merupakan sebuah ajaran bagi umat manusia yang datang
beriringan dengan sejarah manusia, sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu, yang pada mulanya
berhubungan langsung dengan suatu tempat, suatu waktu, suatu kaum tertentu, yaitu, daratan,
sejarah peradaban manusia yang kita kenal sebagai Tiongkok/Zhong-Guo.
ü Agama Konghucu juga mengajukan teori penciptaan alam semesta dalam kitab YiJing . Pada
mulanya terdapat kehampaan, belum ada dunia, belum ada planet, dapat diartikan sebagai suatu
keadaan kosong. Kehampaan kemudian disusul kekacauan sehingga muncullah ketidak teraturan
dengan tingkat energi yang tinggi.
ü Fungsi alam semesta mencapai kesempurnaan setelah munculnya Taiji, yang merupakan
perpaduan Yin dan Yang. Sifat Yin berlawanan dengan sifat Yang, namun perpaduan keduanya
merupakan suatu keharusan untuk alam ini agar berfungsi dengan harmonis. Dari Taiji
muncullah lima unsur alam pembentuk dunia dan isinya. Kelima unsur alam itu adalah api, air,
tanah, logam, dan kayu.
ü Alam semesta diatur oleh lima unsur ini, termasuk kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Dari lima unsur tersebut tercipta segala benda dan makhluk hidup. Perbedaan
konsentrasi dan derajat kelima unsur itu menyebabkan adanya perbedaan pada benda dan
makhluk hidup.
ü Ajaran Konghucu lebih menekankan pada perilaku sosial dan moral manusia selama hidup di
dunia dibandingkan dengan kehidupan setelah mati. Penganut Konghucu mempercayai bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan (Tian) dalam sifat yang baik.
ü Agama Konghucu tidak menyebutkan bagaimana manusia diciptakan, darimana manusia
berasal, mengapa diciptakan, dan sebagainya. Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu abadi,
suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia,
sedangkan kematian adalah pintu keluar dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti
yang dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.
ü Ajaran Konghucu lebih menekankan pada perilaku sosial dan moral manusia selama hidup di
dunia dibandingkan dengan kehidupan setelah mati. Penganut Konghucu mempercayai bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan (Tian) dalam sifat yang baik.
ü Agama Konghucu tidak menyebutkan bagaimana manusia diciptakan, darimana manusia
berasal, mengapa diciptakan, dan sebagainya. Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu abadi,
suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia,
sedangkan kematian adalah pintu keluar dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti
yang dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.
Kesimpulan
Teori Darwin ini bukanlah teori yang dapat di yakini oleh masyarakat luas. Karena
dalam teori ini masih banyak terdapat kekurangan diantaranya adalaha masih
adanya blank space / ruang kosong dalam proses perubaham mahluk hidup yang
Darwin nyatakan.
Dan yang mana telah kita ketahui, agama adalah sebuah bentuk kepercayaan
terhadap pencipta yang kita yakini adanya. Dan masing-masing agama mempunyai
cerita asal-usul sendiri bagaimana seluruh jagat raya dan mahluknya ini terbentuk.
Sedangkan, kembali lagi pada teori Darwin yang telah kita bahas sebelumnya, ia
adalah seorang ATHEIS yang TIDAK MEMPERCAYAI ADANYA TUHAN. Dan
mungkin karena inilah ia menyebutkan teori yang sampai sekarang masih jadi
perdebatan orang banyak.
Darwin adalah seorang ATHEIS dan teori Darwin adalah hasil dari imajinasi
seorang Darwin yang tidak memiliki pegangan hidup (tuhan ataupun agama). Yang
ingin mencoba mengulik bagaimana manusia ini terbentuk dengan mengatakan
manusia tercipta secara kebetulan dan merupakan hasil perkembangan evolusi kera
secara bertahap. Dan semua mahluk hidup tercipta dari satu sel kecil yang terus
berkembang.
Apakah itu masuk akal ? menurut kami tidak, karena apabila pernyataan itu benar,
mengapa evolusi tidak terjadi lagi pada saat ini ? Dan apabila manusia benar
berasal dari evolusi kera yang terus menjadi sempurna, mengapa kera pada zaman
sekarang tidak berubah menjadi manusia seperti yang Darwin nyatakan ? dan jika
memang benar manusia berasal dari evolusi kera, mengapa saat manusia
dilahirkan, ia berwujud manusia dan bukan melalui tahapan evolusi (kera) ?.