Etika dalam menulis internet doc
MENULIS ARTIKEL ONLINE
1. Etika dalam menulis internet
Mengapa menulis memerlukan etika?
Tulisan
merupakan
media
untuk
mengkomunikasikan
gagasan
kepada
orang
lain.
Kesalahpahaman mengakibatkan pesan yang hendak disampaikan melalui tulisan tidak mengena.
Kesalahpahaman sering terjadi:
- penempatan tanda baca yang tidak sesuai
- pilihan kosa kata yang tidak pas
- kalimat yang tidak efektif
- paragraf yang tidak koheren
- tulisan tidak mudah dicerna
Tulisan yang harus diperhatikan:
* penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda baca lainnya.
* rangkaian kalimat yang baik dan teratur, enak dibaca, mudah dipahami oleh pembaca.
* Teknik-Teknik Penulisan: Kata pembuka dan penutup sesuai proporsi. Mengikuti aturan main
penulisan sebagai tulisan ilmiah. Bagian isi (diskusi) lebih dominan dalam tulisan.
- Obyektif : Berdasarkan kondisi faktual.
- Up to date: Tulisan merupakan perkembangan ilmu mutakhir.
- Rasional : berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal balik.
- Reserved : tidak overclaiming, jujur, lugas, dan tidak bermotif pribadi.
- Efektif dan Efisien : Tulisan merupakan media komunikasi yang berdaya tarik tinggi.
Kode etik penulis:
- Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain.
- Menyadari sepenuhnya untuk tidakmelakukan pelanggaran ilmiah.
- Pelanggaran tersebut diantaranya:
1. Fabrikasi data: ‘mempabrik’ data atau membuatbuat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih
umumnya membuat data fiktif.
2. Falsifikasi data: bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai
dengan simpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian.
3. Plagiarisme: mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan
acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang secukupnya.
Adapun 3 hal penting yang harus diperhatikan tentang etika dan kode etik dalam
penulisan pada sebuah media adalah sebagai berikut:
1.
Gunakan bahasa yang sopan, baik dan benar
Gunakanlah bahasa yang sopan pada saat menulis sebuah artikel atau berita di sebuah media
online. Karena internet tersambung dengan akses yang mencakup seluruh dunia. Dimana artikel
atau berita yang kita muat pada internet dapat dibaca oleh siapapun dari berbagai kalangan
masyarakat di seluruh dunia. Apabila kita tidak menggunakan bahasa yang sopan maka cara
pandang seseorang terhadap kita akan berdampak buruk pada pribadi serta lingkungan kita
sendiri. Janganlah menyingkat sebuah kata dalam pengetikan suatu artikel. Seperti kata “yang”
disingkat menjadi “yg”, “kepada” menjadi “kpd dan lain sebagainya. Hal itu hanya membuat
pusing seseorang yang membaca artikel kita.
2. Gunakan huruf kapital (capslock) seperlunya
Gunakanlah huruf kapital pada penulisan seperlunya. Karena jika kita menuliskan dengan
menggunakan huruf kapital secara dominan, kata yang tertulis dapat berarti lain bagi seseorang
yang membacanya. Sebaiknya tulislah berita atau artikel dengan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif. Karena pembaca sangat tertarik terhadap suatu artikel atau berita yang ditulis
secara komunikatif. Bahasa yang baik dan benar pun memudahkan pembaca mengerti maksud
dan inti dari sebuah berita yang disampaikan oleh kita sebagai penulis.
3. Menggunakan EYD yang sesuai
Selain menggunakan bahasa yang sopan, penulisan dalam media pun harus menggunakan EYD
yang sesuai. Dikarenakan penulisan yang menggunakan EYD secara yang sesuai pun dapat
memudahkan pembaca untuk mengerti inti dari sebuah tulisan yang kita tulis. Dan juga dapat
memberikan kesan yang positif terhadap pribadi si penulis. Tak jarang sebuah tulisan di media
online digunakan untuk referensi tulisan bagi seseorang. Jadi jika sebuah artikel yang di tulis
tidak memperhatikan EYD dengan baik sebagus apapun isi dari artikel tersebut orang lain tidak
akan menjadikannya sebagai referensi.
Berikut ini kode etik jurnalistik dituangkan beberapa peraturan yang mendasar sebagai
berikut bahwa Wartawan Indonesia :
1. Bersikap independen untuk menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad
buruk,
2. Menempuh cara-cara yang profesional,
3. Menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini
yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah,
4. Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan
identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
6. Tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
7. Memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas
maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the
record sesuai dengan kesepakatan.
8. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap
seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta
tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
9. Menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan
publik.
10. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11. Melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Etika dan faktor penting dalam penelitian dan tulisan ilmiah
Seperti telah disampaikan sebelumnya, bahwa kegiatan penelitian ilmiah (scientific research)
dibangun atas dasar kepercayaan (trust), baik kepercayaan dari para peneliti maupun
kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan ini akan terpelihara jika perilaku komunitas ilmiah
atas nilai tersebut mengikuti etika ilmiah yang berlaku dan tercermin dalam tulisan ilmiahnya.
Sebagai pegangan dalam mengikuti etika ilmiah ini setiap bidang ilmiah, profesi, bahkan
publikasi penelitian mengeluarkan peeraturan / petunjuk etika ilmiah / profesi/publikasi (sebagai
contoh, lihat lampiran, Code of Ethics of Engineers). Dalam melaksanakan penelitian,
permasalahan etika penelitian yang sering muncul adalah hal yang berhubungan dengan
pembagian penghargaan yang tidak adil diantara anggota tim peneliti. Pembagian penghargaan
ini meliputi : tanggung jawab penyerahan atau pembahasan permohonan dana, tanggung jawab
penggarapan penelitian, dan penyertaan nama penulis tulisan / artikel ilmiah. Hal lainnya selain
yang menyangkut integritas penelitian tersebut adalah yang menyangkut penggunaan subyek
penelitia (manusia atau binatang) dan keselamatan laboratorium (Whitbeck, 1998). Pengertian
yang lebih sempit tentang permasalahan etika ilmiah / penelitian adalah apa yang dikategorikan
sebagai kejahatan penelitian (research misconduct). Tiga hal yang secara nyata dikategorikan
kejahatan penelitian adalah fabrikasi (fabrication), falsifikasi (falsification), dan plagiarisme
(plagiarism). Dalam etika penelitian, pengertian fabrikasi adalah mengarang (making up) data,
eksperimen, atau informasi yang signifikan dalam mengusulkan, melakukan, atau melaporkan
penelitian. Sedangkan pengertian falsifikasi adalah mengubah atau mengaburkan data atau
eksperimen, atau mengaburkan sesuatu yang signifikan. Plagiarisme adalah menyalin sesuatu,
atau menampilkan grafik atau gagasan orang lain, yang dinyatakan atau terkesan sebagai hasil
dirinya. Plagiarisme ini termasuk kategori pelanggaran kepemilikian intelektual (ABET, 2001a,
Whitbeck, 1998). Dari ketiga hal yang secara nyata dikategorikan sebagai kejahatan penelitaian
tersebut, hal yang kritis yang dapat secara tidak sadar terjebak pada kategori ini adalah
plagiarisme. Oleh karena itu penulis artikel ilmiah harus secara sadar dan jelas menyatakan
menggunakan sumber atau hasil penelitian orang lain, serta harus mengikuti tata-cara dan aturan
penulisan cuplikan atau acuan (citation) suatu tulisan/artikel ilmiah yang berlaku. Pernyataan
atau acuan dalam suatu tulisan/artikel ilmiah merupakan bentuk penghargaan pada peneliti lain.
Sebagai referensi, untuk etika penulisan artikel ilmiah pada jurnal, berikut disajikan
kewajiban etika bagi penulis dari American Chemical Society (ACS, 1996) :
- Kewajiban utama penulis adalah mempresentasikan hasil penelitiannya secara akurat dan
secara objektif membahas hasil penelitian tersebut.
- Penulis harus menyadari bahwa setiap halaman jurnal merupakan suatu sumber
penting dan memerlukan biaya. Oleh karenanya, penulis wajib untuk menggunakan jumlah
halaman secara bijak dan ekonomis.
- Laporan utama suatu penelitian harus ditulis secara rinci dan menyertakan referensi tentang
informasi yang diambil dari sumber umum (public reference) sehingga dapat ditelusuri kembali
oleh peneliti lain.
- Penulis harus merujuk hasil-hasil penelitian lainnya yang mempengaruhi wujud
penelitian yang dilakukan, sehingga memudahkan pembaca dalam menelusuri penelitian
sebelumnya yang secara esensial mempengaruhi pemahaman penelitian yang dilakukan.
- Suatu yang membahayakan seperti peralatan, material, atau prosedur yang digunakan
dalam penelitian harus dinyatakan secara jelas dalam laporan penelitian. Pemecahan laporan
penelitian harus dihindari. Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian secara mendalam
harus mengorganisir laporannya agar dipublikasikan secara lengkap di jurnal yang memiliki
lingkup penelitian yang sama. Pembaca akan mendapatkan kemudahan jika penelitian yang
saling terkait dipublikasikan dalam satu atau hanya beberapa jurnal.
- Saat mengajukan sebuah manuskrip untuk dipublikasi, penulis harus menyampaikan ke pihak
editor jika ada manuskrip lain yang berkaitan sedang direvisi atau diproses oleh editor lain. Copy
dari manuskrip tersebut beserta penjelasan korelasi antara kedua manuskrip harus dikirimkan
kepada editor.
- Penulis tidak dibenarkan mengajukan manuskrip yang esensinya sama ke beberapa jurnal yang
berbeda. Secara umum, diperbolehkan untuk mengajukan kembali manuskrip yang sama jika
manuskrip tersebut merupakan keterangan yang lebih rinci dari manuskrip sebelumnya yang
masih singkat, atau manuskrip tersebut telah ditolah untuk dipublikasikan oleh editor
sebelumnya.
- Penulis harus menyatakan sumber dari setiap informasi yang dikutip, kecual informasi yang
telah menjadi pengetahuan umum (common knowledge). Informasi yang diperoleh secara
tertutup, seperti halnya dalam pembicaraan, korespondensi, atau diskusi dengan pihak ketiga,
hanya digunakan dalam laporan penelitian apabila ada izin eksplisit dari penelitinya.
- Sebuah penelitian atau eksperiman adakalanya menjadi pijakan untuk mengkritik penelitian
lainnya. Jika dipandang perlu, kritik tersebut dapat dipublikasikan dalam suatu laporan
penelitian. Namun, kritik yang bersifat pribadi (personal) tidak dapat dibenarkan.
- Penulis pendamping dalam suatu laporan penelitian adalah orang-orang yang telah memberikan
kontribusi ilmiah secara signifikan, serta turut bertanggung jawab atas hasil penelitian yang
dilaporkan. Kontribusi dalam bentuk lain harus dinyatakan dalam catatan kaki (footnote) atau
bagian ucapan terima kasih (acknowledgement). Seorang yang berkontribusi secara administratif
tidak dapat dinyatakan sebagai penulis pendamping. Penulis pendamping yang telah meninggal
dunia tetap dicantumkan namanya sebagai penulis pendamping dengan tambahan catatan kaki
tanggal meninggalnya penulis pendamping tersebut. Penulis yang mengirimkan manuskrip
berkewajiban meminta persetujuan kepada penulis pendamping dan memberikan draft copy
manuskrip tersebut.
- Penulis harus menyampaikan kepada pihak editor jika manuskrip tersebut dapat
menimbulkan konflik kepentingan, misalnya : penulis sedang memberikan konsultasi atau
menerima bantuan finansial dari sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
yang akan dipublikasikan. Penulis harus menjamin tidak ada suatu ikatan kontrak atau perjanjian
yang mempengaruhi informasi yang terkandung dalam manuskrip.
sumber :
TEKNIK DAN ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Isa Setiasyah Toha, 2001
Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri – ITB
Rifai, Mien A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press; cet. 4. 2004.
Suryono, Isnani A.S. “Plagiarisme dalam Penulisan Makalah Ilmiah”. Naskah tidak diterbitkan.
WS,. Titik.2003.Kode Etik / Tanggung Jawab Penulis. Yogyakarta:Pink Books, PUSBUK, dan
Taman Melati. Hal 8 – 14
Sumadira, Haris .2008. Jurnalistik Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
1. Etika dalam menulis internet
Mengapa menulis memerlukan etika?
Tulisan
merupakan
media
untuk
mengkomunikasikan
gagasan
kepada
orang
lain.
Kesalahpahaman mengakibatkan pesan yang hendak disampaikan melalui tulisan tidak mengena.
Kesalahpahaman sering terjadi:
- penempatan tanda baca yang tidak sesuai
- pilihan kosa kata yang tidak pas
- kalimat yang tidak efektif
- paragraf yang tidak koheren
- tulisan tidak mudah dicerna
Tulisan yang harus diperhatikan:
* penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda baca lainnya.
* rangkaian kalimat yang baik dan teratur, enak dibaca, mudah dipahami oleh pembaca.
* Teknik-Teknik Penulisan: Kata pembuka dan penutup sesuai proporsi. Mengikuti aturan main
penulisan sebagai tulisan ilmiah. Bagian isi (diskusi) lebih dominan dalam tulisan.
- Obyektif : Berdasarkan kondisi faktual.
- Up to date: Tulisan merupakan perkembangan ilmu mutakhir.
- Rasional : berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal balik.
- Reserved : tidak overclaiming, jujur, lugas, dan tidak bermotif pribadi.
- Efektif dan Efisien : Tulisan merupakan media komunikasi yang berdaya tarik tinggi.
Kode etik penulis:
- Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain.
- Menyadari sepenuhnya untuk tidakmelakukan pelanggaran ilmiah.
- Pelanggaran tersebut diantaranya:
1. Fabrikasi data: ‘mempabrik’ data atau membuatbuat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih
umumnya membuat data fiktif.
2. Falsifikasi data: bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai
dengan simpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian.
3. Plagiarisme: mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan
acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang secukupnya.
Adapun 3 hal penting yang harus diperhatikan tentang etika dan kode etik dalam
penulisan pada sebuah media adalah sebagai berikut:
1.
Gunakan bahasa yang sopan, baik dan benar
Gunakanlah bahasa yang sopan pada saat menulis sebuah artikel atau berita di sebuah media
online. Karena internet tersambung dengan akses yang mencakup seluruh dunia. Dimana artikel
atau berita yang kita muat pada internet dapat dibaca oleh siapapun dari berbagai kalangan
masyarakat di seluruh dunia. Apabila kita tidak menggunakan bahasa yang sopan maka cara
pandang seseorang terhadap kita akan berdampak buruk pada pribadi serta lingkungan kita
sendiri. Janganlah menyingkat sebuah kata dalam pengetikan suatu artikel. Seperti kata “yang”
disingkat menjadi “yg”, “kepada” menjadi “kpd dan lain sebagainya. Hal itu hanya membuat
pusing seseorang yang membaca artikel kita.
2. Gunakan huruf kapital (capslock) seperlunya
Gunakanlah huruf kapital pada penulisan seperlunya. Karena jika kita menuliskan dengan
menggunakan huruf kapital secara dominan, kata yang tertulis dapat berarti lain bagi seseorang
yang membacanya. Sebaiknya tulislah berita atau artikel dengan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif. Karena pembaca sangat tertarik terhadap suatu artikel atau berita yang ditulis
secara komunikatif. Bahasa yang baik dan benar pun memudahkan pembaca mengerti maksud
dan inti dari sebuah berita yang disampaikan oleh kita sebagai penulis.
3. Menggunakan EYD yang sesuai
Selain menggunakan bahasa yang sopan, penulisan dalam media pun harus menggunakan EYD
yang sesuai. Dikarenakan penulisan yang menggunakan EYD secara yang sesuai pun dapat
memudahkan pembaca untuk mengerti inti dari sebuah tulisan yang kita tulis. Dan juga dapat
memberikan kesan yang positif terhadap pribadi si penulis. Tak jarang sebuah tulisan di media
online digunakan untuk referensi tulisan bagi seseorang. Jadi jika sebuah artikel yang di tulis
tidak memperhatikan EYD dengan baik sebagus apapun isi dari artikel tersebut orang lain tidak
akan menjadikannya sebagai referensi.
Berikut ini kode etik jurnalistik dituangkan beberapa peraturan yang mendasar sebagai
berikut bahwa Wartawan Indonesia :
1. Bersikap independen untuk menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad
buruk,
2. Menempuh cara-cara yang profesional,
3. Menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini
yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah,
4. Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan
identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
6. Tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
7. Memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas
maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the
record sesuai dengan kesepakatan.
8. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap
seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta
tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
9. Menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan
publik.
10. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11. Melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Etika dan faktor penting dalam penelitian dan tulisan ilmiah
Seperti telah disampaikan sebelumnya, bahwa kegiatan penelitian ilmiah (scientific research)
dibangun atas dasar kepercayaan (trust), baik kepercayaan dari para peneliti maupun
kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan ini akan terpelihara jika perilaku komunitas ilmiah
atas nilai tersebut mengikuti etika ilmiah yang berlaku dan tercermin dalam tulisan ilmiahnya.
Sebagai pegangan dalam mengikuti etika ilmiah ini setiap bidang ilmiah, profesi, bahkan
publikasi penelitian mengeluarkan peeraturan / petunjuk etika ilmiah / profesi/publikasi (sebagai
contoh, lihat lampiran, Code of Ethics of Engineers). Dalam melaksanakan penelitian,
permasalahan etika penelitian yang sering muncul adalah hal yang berhubungan dengan
pembagian penghargaan yang tidak adil diantara anggota tim peneliti. Pembagian penghargaan
ini meliputi : tanggung jawab penyerahan atau pembahasan permohonan dana, tanggung jawab
penggarapan penelitian, dan penyertaan nama penulis tulisan / artikel ilmiah. Hal lainnya selain
yang menyangkut integritas penelitian tersebut adalah yang menyangkut penggunaan subyek
penelitia (manusia atau binatang) dan keselamatan laboratorium (Whitbeck, 1998). Pengertian
yang lebih sempit tentang permasalahan etika ilmiah / penelitian adalah apa yang dikategorikan
sebagai kejahatan penelitian (research misconduct). Tiga hal yang secara nyata dikategorikan
kejahatan penelitian adalah fabrikasi (fabrication), falsifikasi (falsification), dan plagiarisme
(plagiarism). Dalam etika penelitian, pengertian fabrikasi adalah mengarang (making up) data,
eksperimen, atau informasi yang signifikan dalam mengusulkan, melakukan, atau melaporkan
penelitian. Sedangkan pengertian falsifikasi adalah mengubah atau mengaburkan data atau
eksperimen, atau mengaburkan sesuatu yang signifikan. Plagiarisme adalah menyalin sesuatu,
atau menampilkan grafik atau gagasan orang lain, yang dinyatakan atau terkesan sebagai hasil
dirinya. Plagiarisme ini termasuk kategori pelanggaran kepemilikian intelektual (ABET, 2001a,
Whitbeck, 1998). Dari ketiga hal yang secara nyata dikategorikan sebagai kejahatan penelitaian
tersebut, hal yang kritis yang dapat secara tidak sadar terjebak pada kategori ini adalah
plagiarisme. Oleh karena itu penulis artikel ilmiah harus secara sadar dan jelas menyatakan
menggunakan sumber atau hasil penelitian orang lain, serta harus mengikuti tata-cara dan aturan
penulisan cuplikan atau acuan (citation) suatu tulisan/artikel ilmiah yang berlaku. Pernyataan
atau acuan dalam suatu tulisan/artikel ilmiah merupakan bentuk penghargaan pada peneliti lain.
Sebagai referensi, untuk etika penulisan artikel ilmiah pada jurnal, berikut disajikan
kewajiban etika bagi penulis dari American Chemical Society (ACS, 1996) :
- Kewajiban utama penulis adalah mempresentasikan hasil penelitiannya secara akurat dan
secara objektif membahas hasil penelitian tersebut.
- Penulis harus menyadari bahwa setiap halaman jurnal merupakan suatu sumber
penting dan memerlukan biaya. Oleh karenanya, penulis wajib untuk menggunakan jumlah
halaman secara bijak dan ekonomis.
- Laporan utama suatu penelitian harus ditulis secara rinci dan menyertakan referensi tentang
informasi yang diambil dari sumber umum (public reference) sehingga dapat ditelusuri kembali
oleh peneliti lain.
- Penulis harus merujuk hasil-hasil penelitian lainnya yang mempengaruhi wujud
penelitian yang dilakukan, sehingga memudahkan pembaca dalam menelusuri penelitian
sebelumnya yang secara esensial mempengaruhi pemahaman penelitian yang dilakukan.
- Suatu yang membahayakan seperti peralatan, material, atau prosedur yang digunakan
dalam penelitian harus dinyatakan secara jelas dalam laporan penelitian. Pemecahan laporan
penelitian harus dihindari. Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian secara mendalam
harus mengorganisir laporannya agar dipublikasikan secara lengkap di jurnal yang memiliki
lingkup penelitian yang sama. Pembaca akan mendapatkan kemudahan jika penelitian yang
saling terkait dipublikasikan dalam satu atau hanya beberapa jurnal.
- Saat mengajukan sebuah manuskrip untuk dipublikasi, penulis harus menyampaikan ke pihak
editor jika ada manuskrip lain yang berkaitan sedang direvisi atau diproses oleh editor lain. Copy
dari manuskrip tersebut beserta penjelasan korelasi antara kedua manuskrip harus dikirimkan
kepada editor.
- Penulis tidak dibenarkan mengajukan manuskrip yang esensinya sama ke beberapa jurnal yang
berbeda. Secara umum, diperbolehkan untuk mengajukan kembali manuskrip yang sama jika
manuskrip tersebut merupakan keterangan yang lebih rinci dari manuskrip sebelumnya yang
masih singkat, atau manuskrip tersebut telah ditolah untuk dipublikasikan oleh editor
sebelumnya.
- Penulis harus menyatakan sumber dari setiap informasi yang dikutip, kecual informasi yang
telah menjadi pengetahuan umum (common knowledge). Informasi yang diperoleh secara
tertutup, seperti halnya dalam pembicaraan, korespondensi, atau diskusi dengan pihak ketiga,
hanya digunakan dalam laporan penelitian apabila ada izin eksplisit dari penelitinya.
- Sebuah penelitian atau eksperiman adakalanya menjadi pijakan untuk mengkritik penelitian
lainnya. Jika dipandang perlu, kritik tersebut dapat dipublikasikan dalam suatu laporan
penelitian. Namun, kritik yang bersifat pribadi (personal) tidak dapat dibenarkan.
- Penulis pendamping dalam suatu laporan penelitian adalah orang-orang yang telah memberikan
kontribusi ilmiah secara signifikan, serta turut bertanggung jawab atas hasil penelitian yang
dilaporkan. Kontribusi dalam bentuk lain harus dinyatakan dalam catatan kaki (footnote) atau
bagian ucapan terima kasih (acknowledgement). Seorang yang berkontribusi secara administratif
tidak dapat dinyatakan sebagai penulis pendamping. Penulis pendamping yang telah meninggal
dunia tetap dicantumkan namanya sebagai penulis pendamping dengan tambahan catatan kaki
tanggal meninggalnya penulis pendamping tersebut. Penulis yang mengirimkan manuskrip
berkewajiban meminta persetujuan kepada penulis pendamping dan memberikan draft copy
manuskrip tersebut.
- Penulis harus menyampaikan kepada pihak editor jika manuskrip tersebut dapat
menimbulkan konflik kepentingan, misalnya : penulis sedang memberikan konsultasi atau
menerima bantuan finansial dari sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
yang akan dipublikasikan. Penulis harus menjamin tidak ada suatu ikatan kontrak atau perjanjian
yang mempengaruhi informasi yang terkandung dalam manuskrip.
sumber :
TEKNIK DAN ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Isa Setiasyah Toha, 2001
Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri – ITB
Rifai, Mien A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press; cet. 4. 2004.
Suryono, Isnani A.S. “Plagiarisme dalam Penulisan Makalah Ilmiah”. Naskah tidak diterbitkan.
WS,. Titik.2003.Kode Etik / Tanggung Jawab Penulis. Yogyakarta:Pink Books, PUSBUK, dan
Taman Melati. Hal 8 – 14
Sumadira, Haris .2008. Jurnalistik Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.