Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awa

Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awareness Produk 
Mizone1
Sufiana, Sasmita
ABSTRACT
In advertising, stimulus is an important element in influencing consumers. It aimed at increasing brand awareness of products that
products will more often arise in the minds of consumers. Television is a medium having advantages in influencing both audio visual.
With the stimulus, then the consumers will be more easily attracted to an advertisisement or even remember it. They associate the
audio stimulus to the product. Jingle is one of audio stimulus used in television advertising to support brand awareness of a product. 
The research problem is that there some television advertising no longer mention names of the product in their advertising jingle.
Therefore, this research focused on the jingle that does not mention brand names. It used the theory brand awareness approach. Data
collected by giving a questionnaire to the respondents. This study aims to quantify how much the influence of television advertising
jingle to brand awareness of consumersif it’s not mention the name of the product and tagline, as well as no help visualization of the
physical form of the product. 
Given this research, it is expected that advertisers can determine the type of jingles which can increase the brand awareness of the
product.
Keywords: Brand, brand awareness, jingle, iklan televisi, Mizone

Pendahuluan
Konsumen   usia   produktif   merupakan   konsumen   yang   sebagian   dianggap   sudah   mengetahui
produk minuman isotonik yang dapat menambah semangat. Mereka mengetahui bukan hanya di
toko, mal, maupun pasar, namun mereka mengetahui melalui tayangan iklan di televisi, seperti

iklan; Pocari Sweat, Vita Zone, Isotonik, 100 Plus, Mizone, Aquarius, Hidro Coco. 
Pengetahuan konsumen tentang produk tersebut dapat meningkat maupun menurun tergantung
dari tingkat penayangannya di media TV.  Dan semakin meningkat bila sering menyaksikan iklan
yang   ditayangkan.   Informasi   yang   diterima   secara   terus­menerus   tersimpan   dalam   memori
pikiran konsumen. Apalagi informasi yang masuk tidak hanya melalui penglihatan, juga melalui
pendengaran sehingga lebih cepat terekam dalam pikiran. 
Dikarenakan   beberapa   produk   minuman   isotonik   yang   beredar   di   TV   bervariasi,   maka   perlu
kekuatan   dan   keunikan   dari   produk   itu   sendiri.   Kekuatan   tersebut   dapat   dicapai   melalui
posisioning   produk,   disamping   kekuatan   pada   fisik   produk,   dan   kandungan   isi   di   dalamnya.
Seperti   komposisi dan kandungan yang memang dibutuhkan oleh konsumen; desain kemasan
yang menarik, bentuk kemasan yang mudah di bawa atau nyaman dipegang; memberikan dan
menjamin   kenyamanan   serta   keamanan   bagi   konsumen.   Unsur­unsur   tersebut   tidak   dapat
berjalan   sendiri­sendiri,   namun   menjadi   kesatuan   utuh   sehingga   dapat   dikenal   dan   menjadi
pilihan konsumen. 

1 Jurnal Terob Volume No. tahun

1

Salah   satu   bentuk   proses   pengenalan   dan   penguatan   posisiong   produk   adalah   dengan

penayangan iklan di TV. Iklan TV merupakan iklan media massa karena ditayangkan di televisi.
Iklan tersebut dikenal sebagai bentuk penyampaian pesan yang memanfaatkan berbagai elemen,
seperti   audio   (suara   model/   narrator   iklan,   musik   sebagai   latar   belakang),   gambar   berwarna,
tipografi dan teknologi animasi. Iklan TV memiliki kekuatan lebih besar dalam menjangkau dan
mempengaruhi massa. Salah satu strategi iklan yang dilakukan adalah kekuatan musik (jingle).
Secara tidak langsung jingle dapat menjadi salah satu metode pembentukan branding berupa audio
dari sebuah produk. Peran musik atau jingle menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan
daya   tarik.   Ia   bekerja   bersama   membentuk   sistem   manajemen   dengan   elemen   visual   untuk
menciptakan   image   dan   persepsi   konsumen.   Pemilihan   Jingle   yang   tepat   akan   menambah
kekuatan merek produk yang ditayangkan.
Merek atau brand merupakan identitas dari sebuah produk. Ia muncul dalam bentuk nama untuk
mencirikan   produk   satu   dengan   produk   lain.   Merek   biasanya   terdiri   dari   satu   atau   dua   kata,
seperti   Pocari   Sweat,   Mizone,   Revive,   dan   100   Plus,   dan   sebagainya.   Merek   dapat   dikenali
konsumen tidak hanya melalui lirik jingle, bentuk fisik produk, namun juga dari suara narrator.
Merek   dibangun   untuk   mendapatkan   porsi   di   benak   konsumen,   dikarenakan   sebuah  brand
setidaknya   mempunyai  brand  awareness  yang   tinggi   di   masyarakat.   Maka   kemunculannya
diperlukan interaksi secara terus­menerus antara konsumen dan produk, guna peningkatan brand
awareness  produk.   Persepsi   dan   ingatan   konsumen   pun   diharapkan   semakin   meningkat,   bila
dikombinasikan dengan perilaku model dan soundtrack di dalamnya.  
Kesadaran   merek   (brand   awareness)   terhadap   produk   yang   diiklankan   akan   terjadi

peningkatan. Dikarenakan adanya interaksi yang sering antara konsumen dan produk. Sebaliknya
kesadaran merek dalam pikiran konsumen akan melemah atau tidak memiliki kekuatan bilamana
tidak dilakukan secara terus­menerus, disamping karena adanya ketidak sesuaian antara jingle,
tema iklan dan produk yang diiklankan.
Para   pemasar   sadar   tentang   perlunya   upaya   membangun   citra   posistif   konsumen   terhadap
produk   yang   diluncurkan.   Mereka   menambah   pengetahuan   dan   melakukan   evaluasi   secara
berkala, yang bertujuan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Mereka menyadari
banyaknya   kompetitor   yang   memasarkan   produk­produk   berkualitas   serta   strategi   pemasaran
yang gencar dapat menjadi pesaing yang merugikan produknya. Sehingga strategi posisioning
dengan memfokuskan pada merek dan  tagline  produk dilakukan, baik melalui narator maupun
jingle,   model   iklan,   dan   setting   cerita.   pemasar   memasang   strategi   dengan   tayangan   yang
berulang­ulang sehingga konsumen semakin meningkat daya ingatnya.
Permasalahannya,   dewasa   ini   jingle   iklan   tidak   lagi   menyebutkan   nama   produk.   Penggunaan
jingle yang tidak menyebutkan nama produk masih dibantu dengan visualisasi produk atau pun
penyebutan nama dan tagline produk pada akhir iklan. Dan salah satu peniadaan merek produk
dalam jingle iklanya adalah Mizone. 

2

 


Gambar 1.
Merek terdiri dari satu atau dua kata yang ditempatkan pada kemasan produk

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulisan jingle dalam meningkatkan kesadaran merek
dalam benak   konsumen perlu dilakukan. Penulisan ini mengambil salah satu dari iklan televisi
produk minuman berion Mizone dengan jingle “Don’t Stop the Beat”. Penilaian keefektifan hanya
berdasarkan proses pengenalan dan pengasosiasian responden terhadap produk Mizone apabila
diperdengarkan jingle bersangkutan tanpa menggunakan bantuan fisik produk. Fenomena jingle
yang tidak mencantumkan nama produk yang diiklankannya ini membuat penulis tertarik untuk
mengetahui apakah  jingle  tersebut dapat dengan mudah diasosiasikan oleh masyarakat dengan
produk yang diiklankan. 
Rumusan masalah penulisan pada  jingle  iklan Mizone di televisi berpengaruh positif terhadap
brand  awareness  konsumen.   Tujuan   penulisan   untuk   mengetahui   efektivitas  jingle  iklan   televisi
tanpa menyebutkan nama produk  secara efektif  berpengaruh positif    terhadap  brand  awareness
produk Mizone. 
Mizone
Mizone   merupakan   minuman   isotonik   bernutrisi   dari   grup   Aqua­Danone.   Minuman   ini
mengandung   Hidromax   yang   merupakan   kombinasi   dari   lima   jenis   vitamin   yang   diperlukan
tubuh, seperti C, B3, B5, B6, dan B 12. Mizone tersedia lima pilihan rasa; rasa jeruk, rasa markisa,

rasa lecy, rasa mangga, rasa apel. Kemasan menggunakan warna biru tua untuk memberi efek
selalu terlihat basah dan dingin. Bentuk botol lebih tinggi dan aerodinamis, untuk memudahkan
penggenggaman,   dengan   lubang   lebih   besar   di   bagian   ujung   agar   mudah   diminum.   Mizone
memposisikan   diri   sebagai   “everyday   restoration   drink”,  yang   memiliki   tiga   varian   rasa,   harga
bersahabat,   penampilan   modern,   aerodinamis   saat   digenggam,   produknya   gampang   diperoleh
dimana­mana, dan sesuai untuk dikonsumsi bagi kalangan yang berjiwa muda Dalam promosinya

3

menggunkan strategi yang unik dan kreatif agar mudah dan selalu diingat oleh konsumen. Setiap
tahun promosi secara kontinyu di stasiun lokal dan nasional.

Gambar 2. 
Mizone dari grup Aqua­Danone 

Iklan dan Brand Awareness
Menurut   Aaker,   David   A.   (1991)  brand  awareness  adalah   kemampuan   dari   seseorang   yang
merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali
(recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk. Menurut   Peter,  dkk. (2000)
brand  awareness  adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan

menciptakan  brand  awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul,
brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan
berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Untuk menciptakan Brand awareness diperlukan
iklan.
Phillip Kotler (2003) mengatakan bahwa iklan adalah bentuk penyajian non personal dan promosi
ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang perlu dibayar. Beberapa alasan utama
dalam menggunakan iklan diantaranya adalah iklan memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan  awareness), membujuk  audiences  untuk membeli produk (mempromosikan manfaat
produk   dan   perusahaan),   memperkuat   eksistensi   (secara   konsisten   mengulang   inti   dari   pesan
yang ingin disampaikan) The Chartered Institute of Marketing (2004). Inti pemikiran iklan dari kedua
pendapat tersebut pada dasarnya terletak pada konsep komunikasi persuasif. Harapan yang ingin
dicapai adalah perubahan perilaku konsumen untuk memutuskan pembelian.
Jingle Iklan
Salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik iklan adalah dengan memanfaatkan  jingle.  Jingle
adalah pesan musikal di sekitar brand. Sebuah jingle yang baik sangat mempengaruhi tingkat brand
awareness, juga dapat menjadi dasar strategi periklanan yang cukup panjang.   Jingle  harus terus
diperbarui sesuai dengan perkembangan pasar (Kai & Rainer, 2009). 
Menurut Keller (2003) jingle sebagai  brand  elements, mempunyai enam kriteria utama yaitu : (1)
memorability   :  mudah   dikenali   dan   diingat   kembali.   (2)  likability   :  harus   menyenangkan   secara
emosional, memiliki nilai estetis dan menarik. (3)  meaningfulness :  harus bersifat deskriptif dan

persuasif   sehingga   mampu   membentuk  brand  association.   (4)  transferability   :  harus   mudah

4

diaplikasikan   pada  kategori  promosi  lain,   serta  harus   mampu  melintasi  batasan  geografis   dan
budaya. (5) protectability : harus dapat dilindungi secara hukum dan kompetitif. Keenam  kriteria
Jingle tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, serta perannya tidak dapat diabaikan oleh
pengiklan. Ia dituntut peka terhadap tren yang berkembang.
 
Jingle iklan Mizone
(Junior Senior )
Move Your Feet. Don't stop, don't stop the feet. Won't stop, won't stop the beat and GO
(Junior) Chorus:
Everybody, move you're feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, we goin' down town., oh yeah (4x)
(Senior) 
d­d­don't stop the beat. I c­c­can't control the feet p­p­people in the streets com'on everybody, move your 
feet. Don't stop, (don't stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop, 
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, we going down town, oh yeah(4x)

(Senior)
s­s­sing my song and y­y­you sing along, just p­p­put my record on and all of your troubles are dead and 
gone. Don't stop, (dont stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop, 
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus:
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, Oh yeah (3x)
(Senior)
Don't stop, (don't stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop, 
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus (3x):
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh. Yeah
Sinopsis Iklan Mizone
Suasana keramaian luar ruang. beberapa model laki­laki dan wanita remaja. sebuah mobil warna
biru karakteristik Mizone. Ilustrasi gambar 5 botol Mizone. Model laki­laki mengenakan pakaian
eksekutif, energik, dan berjiwa muda sedang berjalan dan berdendang disertai gerakan kaki ke
depan   ke   kebelakang   mengikuti   irama   musik.   Tangan   kiri   memegang   botol   Mizone.   Botol   di
lempar ke udara dan tertangkap oleh seorang gadis. Si gadis menerima dan meminumnya. Saat itu
muncul   teks   bertulis   ‘vitamin,   rasa   unik,   elektrolit’   yang   ditata   secara   terpisah.   Teks   tersebut
membentuk garis lengkung maya. Yang disertai seberkas sinar kuning. Setelah minum sigadis
merasa tubuhnya fit dan berdendang ceria sambil melempar Mizone. Kemudian ditangkap oleh

gadis   berbaju   kuning   dan   langsung   minum.   Bersamaan   itu   muncul   suara   narator   bernada
persuasif,   mengajak  dan   mengimformasikan   manfaat   minuman   Mizone.   Muncul   elemen   grafis
setengah lingkaran, dengan opacity rendah untuk mengesankan transparan, tujuan menguatkan
image model, disamping mengarahkan pandangan penonton pada model tersebut. Gesture kedua
tangan mengasosiasikan pada suasana kelegaan.
Penulisan   tentang  jingle  iklan   Mizone   di   televisi   dan   pengaruhnya   terhadap  brand  awareness
konsumen ini, didasarkan pada pengamatan lapangan. Lokasi pengamatan di lakukan  di wilayah

5

Institut   Sains   Terapan   dan   Teknologi   Surabaya   (iSTTS),   yang   mana   produk   Mizone   dijual   di
tempat yang sama. Disamping itu responden dianggap familier terhadap Mizone, dan target usia
dapat   terpenuhi   dalam   lingkup   perguruan   tinggi.  Sample  yang   dituju   adalah   sekelompok
mahasiswa   jurusan   DKV.   Sample   dianggap   memahami   seni   dan   desain   dibandingkan   dengan
jurusan lain. Sampling dilakukan secara acak dengan metode kuisioner. Mereka dianggap memiliki
pengetahuan   lebih   banyak   mengenai  jingle.   Dengan   variabel  jingle  iklan   televisi   Mizone   pada
tahun 2011. Asumsinya bahwa jingle iklan tersebut tidak mencantumkan nama produk Mizone di
dalamnya.  Jingle  yang   tidak   mencantumkan   nama   produk   dimungkinkan   tidak   meningkatkan
brand  awareness  dari   produk   bersangkutan.   Untuk   mengetahui   pengaruh   jingle   tersebut   perlu
dilakukan  pengumpulan data, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data

primer,   yaitu   kuisioner   dibagikan   pada   100   responden   secara   acak.   20   jenis   pertanyaan   yang
digunakan   dalam   kuisioner   merupakan   pertanyaan   tertutup   dengan   satu   pertanyaan   terbuka
untuk mengetahui efektifitas  jingle  terhadap  brand  awareness  Mizone melalui  jingle  iklan Mizone.
Sebelum kuisioner dibagikan pada responden, responden diperdengarkan jingle iklan Mizone. Jika
responden tidak mengetahui jingle tersebut, maka pada pertanyaan nomer 2 penulis memberitahu
jingle produk tersebut, serta menunjukkan iklan produk tersebut.  Kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan   data   sekunder,   yaitu   dengan   studi   pustaka.   Studi   pustaka   merupakan   langkah
pengumpulan   data   melalui   beberapa   referensi   berupa   internet,   artikel   ataupun   buku   yang
berhubungan dengan penulisan. Teknik tersebut digunakan untuk menemukan kevaliditasan data
tentang brand awareness Mizone. Analisis data menggunakan deskriptif presentase dengan tujuan
untuk   menghitung   efektivitas  jingle  terhadap   tingkat  brand  awareness.   Deskriptif   presentase   ini
diolah   dengan   cara   frekuensi   dibagi   dengan   jumlah   responden   dikali   seratus   persen.   Skala
pengukuran   menggunakan   skala  dikotomus,   yaitu   skala   kuisioner   berdasarkan   pilihan   ya   dan
tidak, dan skala kategori, untuk mengetahui pendapat dari responden, sehingga dapat diketahui
apakah jingle dapat meningkatkan brand awareness.
Pembahasan
Tidak  hanya tampilan  model  dan pesan visual  yang  dapat  mempengaruhi  ingatan konsumen.
Instrumen, lirik, dan suara penyanyi berperan besar terhadap suksesnya sebuah iklan Mizone.
Sistem tersebut tanpa makna bila tidak melibatkan setting suasana sebagai background iklan.
Pengaruh Jingle Iklan yang tidak menyebut nama produk pada iklannya. Jingle iklan Mizone pada

saat   awal   merepresentasikan   keceriaan   dan   semangat   sesuai   dengan   posisisioningnya.   Secara
bersama musik, lirik, dan aktivitas model menyatu dalam sebuah sistem komposisi.
Lirik yang digunakan saat awal iklan tersebut adalah;
Don’t stop, don’t stop the feet. Won’t stop, won’t stop, the beat and GO. Everybod , move you’re feet, and
feel united  ohohoh. Everybody move you’re feet, and feel united Ohohoh.
Secara tekstual, antara pesan verbal, pesan visual, suasa aktivitas sosial menyatu. Penggunaan tipografi
dengan   kata  ‘vitamin,   rasa   unik,   elektrolit’   ditata   secara   terpisah   menandai   kedinamisan   dan
keluwesan. Kesan tersebut diwakili oleh tampilan garis maya berbentuk lengkung. Dan diperkuat
warna kuning untuk member penekanan pada kata ‘vitamin’ sekaligus pada  menguatkan pesan
visual   dari   model   yang   sedang   meminum   Mizone.   Pengiklan   menggiring   sensasi   emosi
konsumen, yang diperkuat dengan pesan persuasif narator iklan tentang himbauan untuk segera

6

meminum   Mizone. Diperkuat dengan manfaat yang dapat diperoleh setelah minum minuman
bervitamin.   Dengan   semiotika   visual   berupa   gesture   kedua   tangan   menggambarkan   kelegaan.
Pesan nonverbal demikian bertujuan membangun emosi penonton. Diasosiasikan penonton ikut
merasakan minum Mizone.
Iklan   yang   ditayangkan   pada   media   televisi   membuktikan   sangat   efisien   dalam   menjangkau
khalayak. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden. Berdasarkan uji kuesioner
tentang jingle iklan Mizone diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 96% dari responden
pernah  mendengar  iklan televisi  Mizone.   Mereka menyatakan  bahwa  iklan  televisi Mizone  ini
sangat   akrab   di   benak   konsumen.   Sehingga   disimpulkan   bahwa   jingle   Mizone   ini   sudah
memenuhi  kriteria  memorability  yang  dikemukakan  Keller  (2003).  Dengan  begitu  jingle  Mizone
dapat   mudah   dikenali   dan   diingat   kembali   sehingga   mampu   mencapai  brand   awareness  bagi
produk. 
Selanjutnya,   pengetahuan   responden   tentang   iklan   Mizone   yang   ditayangkan   di   televisi
menduduki   peringkat   kedua   setelah   ingatan   pada   merk   produk.   Sebanyak   86%   responden
menyatakan   pernah   melihat   iklan   televisi   Mizone.   Responden   yang   menyatakan   tidak   pernah
melihat   iklan   televisi   lebih   banyak   jika   dibandingkan   dengan   responden   yang   tidak   pernah
mendengar jingle. Dapat disimpulkan bahwa elemen audio atau jingle pada sebuah iklan televisi
lebih   mudah   diingat   jika   dibandingkan   dengan   elemen   visualnya,   dikarenakan   secara   data
responden lebih sering mendengar jingle daripada melihat iklan televisinya secara langsung.

7

Gambar 2. 
Cuplikan jingle iklan Mizone di  ANTV 

98%   dari   responden   menyatakan   tertarik   dengan   iklan   televisi   Mizone.   Dengan   begitu,   dapat
dikatakan bahwa jingle Mizone ini sudah memenuhi kriteria  likability  yang dikemukakan Keller
(2003).   Jingle   Mizone   dapat   menyenangkan   responden   dan   membuat   responden   melihat   iklan
televisi. Walau Keller menyebutkan bahwa pada karakter likability asosiasi dari jingle tidak harus
berhubungan   dengan   produk   yang   ditawarkan,   namun   pada   materi   kuisioner   lain   yang   akan
dibahas   selanjutnya   menyatakan   bahwa   jingle   iklan   televisi   Mizone   dapat   mewakili   karakter
produk yang ditawarkan.
Tabel pengetahuan konsumen terhadap jingle iklan Mizone
Item
Pernah Tidak 
(%)
pernah 
(%)
Tau atau mendengar 
96
4
jingle iklan televisi 
mizone
Pernah atau tidaknya  86
14
melihat iklan televisi 
mizone
Ketertarikan 
98
2
konsumen terhadap 
jingle iklan televisi 
mizone
Kesesuaian iklan 
96
4
televisi mizone 
dengan karakter 
produk
Keberbedaan iklan 
96
4
televisi mizone 
dengan iklan produk 
sejenis
Kesesuaian iklan 
96
4
televisi mizone 
dengan karakter 
produk
Membangkitkan 
72
28
minat beli setelah 

8

mendengar jingle 
iklan televisi mizone
Kemudahan 
mengasosiasikan 
jingle iklan televisi 
mizone dengan 
produk
Jingle iklan tanpa 
menyebutkan nama 
produk berpengaruh 
secara positif 
terhadap brand 
awareness
Pentingnya
penggunaan   jingle
pada iklan televisi
Mengetahui   produk
mizone
Dapat   mengingat
jingle   versi   lain   dari
produk mizone
Kemenarikan jingle 
iklan televisi mizone 
berbagai versi lain
Kemudahan 
mengasosiasikan 
jingle dengan produk 
secara keseluruhan 
iklan televisi mizone
Kriteria jingle yang 
baik menurut 
responden
Pengetahuan kognitif 
responden terhadap 
produk dari jingle 

96

4

70

30

98

2

100

0

36

64

96

4

90

10

66

34

74

26

Gambar 3. Tabel hasil kuesioner

Memiliki prosentase yang sama seperti sebelumnya, yaitu sebanyak 96% responden menyatakan
bahwa jingle iklan televisi produk Mizone ini dapat menjadi pembeda dari produk sejenis. Jingle
iklan televisi Mizone dapat mendukung salah satu alasan utama penggunaan iklan menurut The
Chartered Institute of Marketing (2004) yaitu dalam hal memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan  awareness). Harapan pengiklan Mizone memberikan stimulus agar pemirsa dapat
membedakan dengan produk sejenis dapat terpenuhi. 
Dengan jumlah yang sama, responden diberi pilihan untuk menentukan kesesuaian jingle dengan
produk.   Hasil   menunjukkan   bahwa   96%   yang   artinya   sebagian   besar   dari   100   responden

9

menyatakan iklan televisi Mizone sesuai dengan karakter produk. Iklan televisi Mizone bersifat
deskriptif dan persuasif, sesuai dengan produk yang ditawarkan dan target marketnya, sehingga
mampu membentuk brand association. Brand association yang terbentuk baik akan dapat membantu
meningkatkan   brand   awareness   karena   masyarakat   akan   mudah   memunculkan   ingatan   yang
selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Sebaliknya   yang   berkaitan   dengan   motivasi   pembelian   produk,   sebanyak   72%   dari   responden
menyatakan jingle iklan Mizone dapat membangkitkan minat beli terhadap produk. Yang berarti
bahwa sifat persuasif iklan produk Mizone dapat terpenuhi sesuai kriteria sebuah iklan. Dapat
dibuktikan bahwa Jingle iklan Mizone dapat memberikan dampak yang kuat terhadap responden
dalam   mempengaruhi   keputusan   membeli   produk.   Sehingga   perubahan   perilaku   yang
diharapkan oleh pemasar sesuai dengan target. Secara umum menurut Peter dan Olson (2000),
pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian dari tujuan dari usaha peningkatan  brand
awareness. Oleh karena itu secara tidak langsung, jingle iklan televisi Mizone dapat meningkatkan
brand awareness produk.
Berkaitan   dengan   asosiasi   produk,   maka   pilihan   tepat   pada   Mizone   terbukti.   Sebagian   besar
responden setuju kalau jingle produk Mizone mudah dikenali bila digunakan pada media yang
berbeda.   Bukti   tersebut   dapat   dilihat   pada   pilihan   responden,   yaitu   sebanyak   96%   responden
menyatakan   bahwa   jingle   iklan   televisi   Mizone   mudah   diasosiasikan   dengan   produk.   Hal   ini
membuktikan   bahwa   jingle   iklan  televisi  Mizone   memenuhi   kriteria  transferability,   yaitu   dapat
dengan   mudah   ditransferkan     pada   media   promosi   lain,   tidak   hanya   pada   iklan   televisi.
Kemudahan   mengasosiasikan   akan   dapat   menciptakan   brand   awareness   yang   baik,   walaupun
diterapkan pada media berbeda.
Namun   pilihan   responden   berkaitan   dengan   ketiadaan   menyebut   nama   produk   mengalami
penurunan.  Dan  penurunan  tersebut  masih  berada  di atas  rata­rata,  sehingga  dapat  dikatakan
baik. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden, yaitu sebanyak 70% responden
menyatakan   bahwa   jingle   iklan   tanpa   menyebutkan   nama   produk   berpengaruh   secara   positif
terhadap   brand   awareness.   Data   ini   mendukung   permasalahan   dari   penulisan   ini,   di   mana
semakin banyak jingle iklan televisi yang tidak menyebutkan nama produk. Selain itu, jingle iklan
televisi Mizone juga telah menjawab definisi jingle oleh Kai dan Rainer (2009) yang menyebutkan
bahwa   jingle   yang   baik   harus   dapat   mempengaruhi  brand   awareness.   Kesimpulannya,   bahwa
penyampaian karakter produk tanpa menyebutkan nama produk dalam jingle tetap berpengaruh
secara efektif terhadap brand awareness konsumen.
Pada   kenyataannya   jingle   iklan   membawa   daya   tarik   sendiri   bagi   produk   yang   diluncurkan.
Dampaknya   masyarakat   akan   terus   mengingat   dan  mengingat   bila  iklan  tersebut   ditayangkan
secara terus­menerus. Dapa dibuktikan dengan kuesioner yang dilakukan, yaitu sebanyak 98%
dari responden menyetujui bahwa jingle penting digunakan pada iklan televisi. Elemen music dan
heard words dinilai penting bagi responden. Heard words adalah kata­kata yang terdengar dalam
iklan   yang   dapat   membuat   audiens   semakin   mengerti   akan   maksud   pesan   iklan   yang
disampaikan2.   Sedangkan   yang   dimaksud   elemen   music   adalah   music   yang   terdapat   dalam
tayangan iklan termasuk iringan music  maupun lagu yang ditampilkan 3. Musik ditopang oleh
2 Fungsi dan peranan iklan pada tv
3 Fungsi dan peranan iklan pada tv

10

melodi, harmoni, ritme, tempo, dinamika, bentuk dan timbre (warna suara) dapat menimbulkan
daya   tarik.   Sesuai   dengan   pendapat   Aristoteles   yang   menyatakan   bahwa   music   merupakan
curahan   kekuatan   tenaga  penggambaran   yang   berasal  dari   gerakan   rasa   dalam   suatu  rentetan
suara (melodi) yang berirama. Dapat digaris bawahi bahwa penggunaan jingle pada iklan televisi
Mizone berpengaruh dengan sangat efektif.
Produk minuman Mizone merupakan produk yang sudah sangat dikenal di masyarakat, dapat
dilihat   dari   keseluruhan   responden   mengetahui   produk   Mizone.     Promosi   dan   iklan   yang
dilakukan   oleh   Mizone   selama   ini   telah   berhasil   memberikan  target   audiences  suatu   informasi
(menciptakan  awareness).   Hal   ini   didukung   dengan   alasan   penggunaan   iklan   menurut  The
Chartered Institute of Marketing (2004).
Walaupun   responden   pernah   mendengar   jingle   iklan   televisi   Mizone   yang   diperdengarkan
sebelum mengisi kuisioner, sebanyak 64% dari responden menyatakan tidak bisa mengingat jingle
versi   lain   dari   produk   Mizone.   Hal   ini   mungkin   terjadi   karena   jingle   iklan   Mizone   yang
diperdengarkan masih dipakai hingga sekarang walaupun ada penambahan lagu lain pada jingle
iklan televisi Mizone. Selain itu sangat dimungkinkan bahwa responden menganggap jingle iklan
televise   versi   lain   itu   sama   dengan   versi   yang   diperdengarkan,   mengingat   bahwa   jingle   iklan
Mizone versi “Don’t Stop The Beat” ini sangat dikenal di konsumen, dapat dilihat pada materi
kuisioner mengenai kemudahan mengasosiasikan jingle iklan televisi Mizone.
Sebanyak 96% responden menyatakan bahwa iklan televisi Mizone versi lain pun juga menarik.
Hal ini menarik karena pada data lain diketahui bahwa hanya sedikit dari responden yang dapat
mengingat jingle iklan Mizone versi lain. Kemungkinan ini dapat terjadi karena jingle iklan versi
“Don’t   Stop  The   Beat”   dipakai   pada   jingle   iklan  versi  lain  dengan  ditambahkan   lagu   lain  atau
dengan  aransemen  yang  lain  dari   jingle   iklan  versi  “Don’t   Stop  The   Beat”.   Dari  data  ini  dapat
disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berpengaruh positif terhadap brand awareness
responden.
Sebanyak 90% responden menyatakan bahwa jingle iklan Mizone mudah diasosiasikan dengan
Mizone.   Responden   dapat   dengan   mudah   mengingat   produk   apabila   mendengar   jingle   iklan
Mizone.   Disimpulkan   bahwa   jingle   iklan   Mizone   berhasil   meningkatkan   brand   awareness
responden dengan kemudahannya diasosiasikan dengan produk Mizone.
66% responden lebih condong ke jingle yang menggambarkan produk sebagai kriteria jingle yang
baik.   Data   ini   mendukung   bahwa   jingle   yang   efektif   tidak   harus   menyebutkan   nama   produk
dalam jinglenya, yang terpenting bagi jingle yaitu harus merepresentasikan karakter dari produk
itu  sendiri.   Dan  menurut  96%  responden,   jingle   iklan  Mizone   sesuai   dengan   karakter  produk.
Maka   secara   tidak   langsung   responden   menyetujui   bahwa   jingle   iklan   Mizone   juga   turut
merupakan salah satu contoh jingle iklan yang baik dan menggambarkan produk.
Dari 96% responden yang pernah mendengar jingle iklan televisi Mizone, hanya 74% yang dapat
menjawab produk dari jingle yang diperdengarkan secara benar. Hal ini dapat terjadi karena ada
kemungkinan responden tidak dapat mengingat produk secara tepat atau karena clutter dari iklan
di televisi. Namun secara jumlah dan mayoritas, dapat disimpulkan bahwa jingle iklan televisi
Mizone berpengaruh secara positif terhadap  brand awareness  pada tahap brand  recognizing  yang

11

dikemukakan   Durianto   (2004),   yaitu   mengenali   produk   melewati   jingle   yang   diperdengarkan.
Berikut tabel kesan, unsur dominan, dan persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone.
Tabel persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone
Kesan 
semang muda
ceria
Responden 
at
Terhadap 
Jingle 
Mizone
57
19
24
Unsur 
tarian
warna
jingle
Dominan 
Dari Iklan 
Televisi 
Mizone
22
10
68
Persepsi 
Minum Minum Makan
Konsumen  an 
an
an 
Terhadap 
penam anak­
penam
Jingle Iklan  bah 
anak
bah 
Mizone
semang
seman
at
gat
90
6
4
Persepsi   konsumen   terhadap   jingle   iklan   Mizone   sebagai   minuman   penambah   semangat
dibuktikan  dengan pilihan terbanyak 90%. Sebagian besar responden meyakini pendapatnya, dan
informasi tentang Mizone tersebut diperoleh melalui iklan televisi yang menyertai jingle iklannya.
Persepsi   konsumen   dipengaruhi   oleh   faktor­faktor   internal   seperti   kepercayaan,   pengalaman,
kebutuhan, suasana hati (mood) serta harapan. Kepercayaan konsumen terhadap Mizone dapat
terpenuhi setelah mengetahui manfaatnya setelah menggunakan produk tersebut. Persepsi positif
terhadap   citra   produk   dapat   dicapai   dengan   penayangan   secara   kontinyu,   dan   disesuaikan
dengan   situasi   yang   sedang   dibutuhkan   oleh   remaja   saat   ini.   Mereka   memiliki   pengetahuan
produk dengan baik, dikarenakan mereka sering beradaptasi dengan lingkungan dimana Mizone
diperjual belikan.
Sebanyak   57%   dari   responden   mendapatkan   kesan   bersemangat   setelah   diperdengarkan   jingle
iklan televisi Mizone, hal ini ternyata cocok dengan karakter yang ingin ditonjolkan dari Mizone
yang   merupakan   minuman   pembangkit   semangat.     Penggunaan   musik   “Don’t   Stop   The   Beat”,
dengan   latar   belakang   cerita   dan   pemilihan   model   telah   membawa   konsumen   pada   suasana
tertentu. Pilihan kesan ‘bersemangat’ tersebut dapat dikatakan berimbang, antara pilihan ‘ceria’
dan ‘muda’. Jingle Mizone mengadung unsur ceria dan muda. Bila dipadu dengan musik “Don’t
Stop   The   Beat”,   karakter   semangat   mendominasi   iklan   tersebut.   Berdasarkan   data   ini   dapat
disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berhasil membangun  brand association  di benak
responden dan dengan begitu juga membangun brand awareness pada konsumen.

12

Elemen iklan jingle dipilih responden sebagai unsur yang paling dominan 68% di iklan televisi
Mizone. Sedang elemen colour dipilih sebanyak 10% dan elemen movement sebanyak 22%. Sesuai
dengan strategi periklanan yang diluncurkan, iklan Mizone di televisi didominasi oleh jingle dari
pada elemen grafis. Untuk mendukung kesan dinamis, semangat, ditempatkan pada porsi kedua
setelah jingle iklan. Iklan Mizone dianggap telah sesuai dengan konsep iklannya, yaitu “everyday
restoration drink”.
Data ini membuktikan bahwa pengaruh jingle dalam membangun brand awareness Mizone cukup
kuat di mata responden.
Sebanyak 90% responden berpersepsi jingle iklan Mizone sebagai iklan dari minuman penambah
semangat.   Sedangkan   4%   responden   berpersepsi   iklan   makanan   penambah   semangat   dan   6%
responden berpersepsi iklan produk elektronik. Ini menunjukkan adanya selisih yang sangat tajam
yaitu berbanding antara 90; 4; 6. Pengetahuan konsumen cukup bagus. informasi tentang Mizone
sebagai minuman isotonik penambah semangat sukses dalam iklan tv tersebut. Dampak positif,
bahwa konsumen berhasil merekam dalam memorinya. Pilihan berikutnya merupakan responden
yang belum memiliki pengetahuan secara mendalam tentang produk Mizone
Secara keseluruhan responden berpersepsi iklan Mizone sebagai minuman penambah semangat.
Mizone berhasil membentuk persepsi responden dengan benar, walaupun ada responden yang
berpersepsi   bukan   sebagai   makanan   penambah   semangat   dan   produk   elektronik.   Namun
responden yang salah persepsi tidak sampai setengah dari jumlah yang berpersepsi benar. Dengan
persepsi   yang   benar,   maka   hal   ini   dapat   meningkatkan  brand   awareness  dari   produk   Mizone,
karena   masyarakat   dengan   mudah   dapat   mengingat   (brand   recognition)   dan  brand   recall  dari
produk  bersangkutan.  Untuk membangun  kesadaran  merek  terhadap Mizone  dapat  dilakukan
dengan cara; meningkatkan interaksi dengan merek, membangun hubungan merek yang positif,
meningkatkan loyalitas merek dengan terhubung dengan konsumen sebagai target, memotivasi
pelanggan untuk terlibat dengan merek dan produk yang terkait. Kesadaran merek disini adalah
kemampuan Mizone untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan
produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Mizone yang hadir dalam
benak konsumen pada dasarnya merupakan citra terhadap merek.  Citra merek merupakan jenis
asosiasi   yang   muncul   di   benak   konsumen   ketika   mengingat   sebuah   merek   tertentu.   Asosiasi
tersebut dapat muncul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitkan dengan suatu
merek. 

Kesimpulan
Penggunaan   Jingle   dalam   iklan   televisi     lebih   cepat   mempengaruhi   konsumen,   lebih   mudah
diterima, dan mudah diingat. Beberapa pertimbangan dalam memilih jingle iklan, yaitu mengenal
produk,   menyebut   nama   merek,   mengubah   slogan   menjadi   irama   yang   bisa   dinyanyikan,
pengulangan kata atau frase agar jingle lebih menarik dinyanyikan. Pertimbangan tersebut dapat
diterapkan namun dapat bertentangan dengan pilihan responden, seperti yang muncul pada hasil
kuesioner yang telah dilakukan . 

13

Jingle iklan televisi Mizone versi “Don’t Stop The Beat” yang tanpa menyebutkan nama produk
dapat   berpengaruh   secara   positif   terhadap   brand   awareness   masyarakat   usia   18­25   tahun   di
Surabaya terhadap Mizone.
Komponen  meaningfulness,  likability,  transferability  dan  adaptability  dan dari jingle  “Don’t Stop The
Beat”  memiliki   efek   positif   terhadap  brand  awareness  masyarakat   usia  18­25  tahun   di   Surabaya
terhadap   produk   minuman   Mizone.   Dibuktikan   dengan   kesan   dan   persepsi  yang  ditangkap
masyarakat   usia   18­25   tahun   di   Surabaya   cocok   dengan   kesan   dan   persepsi   yang   ingin
disampaikan oleh Mizone.
Komponen  memorability  dari   jingle  “Don’t   Stop   The   Beat”   memiliki   efek   positif   terhadap  brand
awareness  masyarakat   usia   18­25   tahun   di   Surabaya   terhadap   produk   minuman   Mizone.
Dibuktikan   dengan   tingginya   persentase   masyarakat   usia   18­25   tahun   di   Surabaya   untuk
mengingat dan menjawab secara kognitif produk dari jingle yang diperdengarkan.

Daftar Pustaka
Aaker, David A. 1991.  Managing   Brand Equity.  San Francisco  :  The Free Press. ISBN 0­02­
900101­3.
Armstrong, Gary, dan Kotler, Phillip. 2003 Dasar­dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks 
Gramedia.
Baden­Baden. 2005. Rochaety, Eti  dan Tresnati, Ratih. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Bronner,   Kai  dan  Hirt,   Rainer.  2009  Audio  Branding.  Brands,  Sound   and   Communication,
Nomos, madi. ISBN­10: 3832943528, ISBN­13: 978­3832943523 
Durianto. 2004 .  Strategi   Menaklukan   Pasar   Melalui   Riset   Brand   Equity   dan   Perilaku   Merek.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 
Duncan, Tom. 2002. Principles of Advertising & IMC, 2nd ed ­ International Edition. New
York: McGraw­Hill/Irwin (series in marketing).  
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Hidayat, Taufik. 2008.  Upaya Mizone Menggapai Second Wind. Tempat  Jari menari­ 
kumpulan tulisan. Melalui http://taufiek.wordpress.com/2008/08/27/ upaya­mizone­
menggapai­secondwind/html [08/27/2008]
Keller, Kevin L. 2003 Strategic brand management. New Jersey: Prentice­Hall,. Inc
Kotler, Phillip. 2003. Marketing Management.
Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Rosister, John R. and Percy, Larry. 1987. Advertising and Promotion Management. New York:
McGrw­Hill, Inc.
Sumartono. 2002. Manajemen Periklanan dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka.
The   Chartered   Institute   of   Marketing 2004.   dikutip  oleh   Oka   Riansyah   dalam  Efektifitas
Penggunaan Humor Pada Iklan,jurnal.usu.ac.id /index.php/flow/article/.../420/251
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi.

14

 

15