Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awa
Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awareness Produk
Mizone1
Sufiana, Sasmita
ABSTRACT
In advertising, stimulus is an important element in influencing consumers. It aimed at increasing brand awareness of products that
products will more often arise in the minds of consumers. Television is a medium having advantages in influencing both audio visual.
With the stimulus, then the consumers will be more easily attracted to an advertisisement or even remember it. They associate the
audio stimulus to the product. Jingle is one of audio stimulus used in television advertising to support brand awareness of a product.
The research problem is that there some television advertising no longer mention names of the product in their advertising jingle.
Therefore, this research focused on the jingle that does not mention brand names. It used the theory brand awareness approach. Data
collected by giving a questionnaire to the respondents. This study aims to quantify how much the influence of television advertising
jingle to brand awareness of consumersif it’s not mention the name of the product and tagline, as well as no help visualization of the
physical form of the product.
Given this research, it is expected that advertisers can determine the type of jingles which can increase the brand awareness of the
product.
Keywords: Brand, brand awareness, jingle, iklan televisi, Mizone
Pendahuluan
Konsumen usia produktif merupakan konsumen yang sebagian dianggap sudah mengetahui
produk minuman isotonik yang dapat menambah semangat. Mereka mengetahui bukan hanya di
toko, mal, maupun pasar, namun mereka mengetahui melalui tayangan iklan di televisi, seperti
iklan; Pocari Sweat, Vita Zone, Isotonik, 100 Plus, Mizone, Aquarius, Hidro Coco.
Pengetahuan konsumen tentang produk tersebut dapat meningkat maupun menurun tergantung
dari tingkat penayangannya di media TV. Dan semakin meningkat bila sering menyaksikan iklan
yang ditayangkan. Informasi yang diterima secara terusmenerus tersimpan dalam memori
pikiran konsumen. Apalagi informasi yang masuk tidak hanya melalui penglihatan, juga melalui
pendengaran sehingga lebih cepat terekam dalam pikiran.
Dikarenakan beberapa produk minuman isotonik yang beredar di TV bervariasi, maka perlu
kekuatan dan keunikan dari produk itu sendiri. Kekuatan tersebut dapat dicapai melalui
posisioning produk, disamping kekuatan pada fisik produk, dan kandungan isi di dalamnya.
Seperti komposisi dan kandungan yang memang dibutuhkan oleh konsumen; desain kemasan
yang menarik, bentuk kemasan yang mudah di bawa atau nyaman dipegang; memberikan dan
menjamin kenyamanan serta keamanan bagi konsumen. Unsurunsur tersebut tidak dapat
berjalan sendirisendiri, namun menjadi kesatuan utuh sehingga dapat dikenal dan menjadi
pilihan konsumen.
1 Jurnal Terob Volume No. tahun
1
Salah satu bentuk proses pengenalan dan penguatan posisiong produk adalah dengan
penayangan iklan di TV. Iklan TV merupakan iklan media massa karena ditayangkan di televisi.
Iklan tersebut dikenal sebagai bentuk penyampaian pesan yang memanfaatkan berbagai elemen,
seperti audio (suara model/ narrator iklan, musik sebagai latar belakang), gambar berwarna,
tipografi dan teknologi animasi. Iklan TV memiliki kekuatan lebih besar dalam menjangkau dan
mempengaruhi massa. Salah satu strategi iklan yang dilakukan adalah kekuatan musik (jingle).
Secara tidak langsung jingle dapat menjadi salah satu metode pembentukan branding berupa audio
dari sebuah produk. Peran musik atau jingle menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan
daya tarik. Ia bekerja bersama membentuk sistem manajemen dengan elemen visual untuk
menciptakan image dan persepsi konsumen. Pemilihan Jingle yang tepat akan menambah
kekuatan merek produk yang ditayangkan.
Merek atau brand merupakan identitas dari sebuah produk. Ia muncul dalam bentuk nama untuk
mencirikan produk satu dengan produk lain. Merek biasanya terdiri dari satu atau dua kata,
seperti Pocari Sweat, Mizone, Revive, dan 100 Plus, dan sebagainya. Merek dapat dikenali
konsumen tidak hanya melalui lirik jingle, bentuk fisik produk, namun juga dari suara narrator.
Merek dibangun untuk mendapatkan porsi di benak konsumen, dikarenakan sebuah brand
setidaknya mempunyai brand awareness yang tinggi di masyarakat. Maka kemunculannya
diperlukan interaksi secara terusmenerus antara konsumen dan produk, guna peningkatan brand
awareness produk. Persepsi dan ingatan konsumen pun diharapkan semakin meningkat, bila
dikombinasikan dengan perilaku model dan soundtrack di dalamnya.
Kesadaran merek (brand awareness) terhadap produk yang diiklankan akan terjadi
peningkatan. Dikarenakan adanya interaksi yang sering antara konsumen dan produk. Sebaliknya
kesadaran merek dalam pikiran konsumen akan melemah atau tidak memiliki kekuatan bilamana
tidak dilakukan secara terusmenerus, disamping karena adanya ketidak sesuaian antara jingle,
tema iklan dan produk yang diiklankan.
Para pemasar sadar tentang perlunya upaya membangun citra posistif konsumen terhadap
produk yang diluncurkan. Mereka menambah pengetahuan dan melakukan evaluasi secara
berkala, yang bertujuan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Mereka menyadari
banyaknya kompetitor yang memasarkan produkproduk berkualitas serta strategi pemasaran
yang gencar dapat menjadi pesaing yang merugikan produknya. Sehingga strategi posisioning
dengan memfokuskan pada merek dan tagline produk dilakukan, baik melalui narator maupun
jingle, model iklan, dan setting cerita. pemasar memasang strategi dengan tayangan yang
berulangulang sehingga konsumen semakin meningkat daya ingatnya.
Permasalahannya, dewasa ini jingle iklan tidak lagi menyebutkan nama produk. Penggunaan
jingle yang tidak menyebutkan nama produk masih dibantu dengan visualisasi produk atau pun
penyebutan nama dan tagline produk pada akhir iklan. Dan salah satu peniadaan merek produk
dalam jingle iklanya adalah Mizone.
2
Gambar 1.
Merek terdiri dari satu atau dua kata yang ditempatkan pada kemasan produk
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulisan jingle dalam meningkatkan kesadaran merek
dalam benak konsumen perlu dilakukan. Penulisan ini mengambil salah satu dari iklan televisi
produk minuman berion Mizone dengan jingle “Don’t Stop the Beat”. Penilaian keefektifan hanya
berdasarkan proses pengenalan dan pengasosiasian responden terhadap produk Mizone apabila
diperdengarkan jingle bersangkutan tanpa menggunakan bantuan fisik produk. Fenomena jingle
yang tidak mencantumkan nama produk yang diiklankannya ini membuat penulis tertarik untuk
mengetahui apakah jingle tersebut dapat dengan mudah diasosiasikan oleh masyarakat dengan
produk yang diiklankan.
Rumusan masalah penulisan pada jingle iklan Mizone di televisi berpengaruh positif terhadap
brand awareness konsumen. Tujuan penulisan untuk mengetahui efektivitas jingle iklan televisi
tanpa menyebutkan nama produk secara efektif berpengaruh positif terhadap brand awareness
produk Mizone.
Mizone
Mizone merupakan minuman isotonik bernutrisi dari grup AquaDanone. Minuman ini
mengandung Hidromax yang merupakan kombinasi dari lima jenis vitamin yang diperlukan
tubuh, seperti C, B3, B5, B6, dan B 12. Mizone tersedia lima pilihan rasa; rasa jeruk, rasa markisa,
rasa lecy, rasa mangga, rasa apel. Kemasan menggunakan warna biru tua untuk memberi efek
selalu terlihat basah dan dingin. Bentuk botol lebih tinggi dan aerodinamis, untuk memudahkan
penggenggaman, dengan lubang lebih besar di bagian ujung agar mudah diminum. Mizone
memposisikan diri sebagai “everyday restoration drink”, yang memiliki tiga varian rasa, harga
bersahabat, penampilan modern, aerodinamis saat digenggam, produknya gampang diperoleh
dimanamana, dan sesuai untuk dikonsumsi bagi kalangan yang berjiwa muda Dalam promosinya
3
menggunkan strategi yang unik dan kreatif agar mudah dan selalu diingat oleh konsumen. Setiap
tahun promosi secara kontinyu di stasiun lokal dan nasional.
Gambar 2.
Mizone dari grup AquaDanone
Iklan dan Brand Awareness
Menurut Aaker, David A. (1991) brand awareness adalah kemampuan dari seseorang yang
merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali
(recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk. Menurut Peter, dkk. (2000)
brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan
menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul,
brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan
berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Untuk menciptakan Brand awareness diperlukan
iklan.
Phillip Kotler (2003) mengatakan bahwa iklan adalah bentuk penyajian non personal dan promosi
ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang perlu dibayar. Beberapa alasan utama
dalam menggunakan iklan diantaranya adalah iklan memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan awareness), membujuk audiences untuk membeli produk (mempromosikan manfaat
produk dan perusahaan), memperkuat eksistensi (secara konsisten mengulang inti dari pesan
yang ingin disampaikan) The Chartered Institute of Marketing (2004). Inti pemikiran iklan dari kedua
pendapat tersebut pada dasarnya terletak pada konsep komunikasi persuasif. Harapan yang ingin
dicapai adalah perubahan perilaku konsumen untuk memutuskan pembelian.
Jingle Iklan
Salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik iklan adalah dengan memanfaatkan jingle. Jingle
adalah pesan musikal di sekitar brand. Sebuah jingle yang baik sangat mempengaruhi tingkat brand
awareness, juga dapat menjadi dasar strategi periklanan yang cukup panjang. Jingle harus terus
diperbarui sesuai dengan perkembangan pasar (Kai & Rainer, 2009).
Menurut Keller (2003) jingle sebagai brand elements, mempunyai enam kriteria utama yaitu : (1)
memorability : mudah dikenali dan diingat kembali. (2) likability : harus menyenangkan secara
emosional, memiliki nilai estetis dan menarik. (3) meaningfulness : harus bersifat deskriptif dan
persuasif sehingga mampu membentuk brand association. (4) transferability : harus mudah
4
diaplikasikan pada kategori promosi lain, serta harus mampu melintasi batasan geografis dan
budaya. (5) protectability : harus dapat dilindungi secara hukum dan kompetitif. Keenam kriteria
Jingle tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, serta perannya tidak dapat diabaikan oleh
pengiklan. Ia dituntut peka terhadap tren yang berkembang.
Jingle iklan Mizone
(Junior Senior )
Move Your Feet. Don't stop, don't stop the feet. Won't stop, won't stop the beat and GO
(Junior) Chorus:
Everybody, move you're feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, we goin' down town., oh yeah (4x)
(Senior)
dddon't stop the beat. I cccan't control the feet pppeople in the streets com'on everybody, move your
feet. Don't stop, (don't stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop,
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, we going down town, oh yeah(4x)
(Senior)
sssing my song and yyyou sing along, just ppput my record on and all of your troubles are dead and
gone. Don't stop, (dont stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop,
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus:
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, Oh yeah (3x)
(Senior)
Don't stop, (don't stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop,
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus (3x):
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh. Yeah
Sinopsis Iklan Mizone
Suasana keramaian luar ruang. beberapa model lakilaki dan wanita remaja. sebuah mobil warna
biru karakteristik Mizone. Ilustrasi gambar 5 botol Mizone. Model lakilaki mengenakan pakaian
eksekutif, energik, dan berjiwa muda sedang berjalan dan berdendang disertai gerakan kaki ke
depan ke kebelakang mengikuti irama musik. Tangan kiri memegang botol Mizone. Botol di
lempar ke udara dan tertangkap oleh seorang gadis. Si gadis menerima dan meminumnya. Saat itu
muncul teks bertulis ‘vitamin, rasa unik, elektrolit’ yang ditata secara terpisah. Teks tersebut
membentuk garis lengkung maya. Yang disertai seberkas sinar kuning. Setelah minum sigadis
merasa tubuhnya fit dan berdendang ceria sambil melempar Mizone. Kemudian ditangkap oleh
gadis berbaju kuning dan langsung minum. Bersamaan itu muncul suara narator bernada
persuasif, mengajak dan mengimformasikan manfaat minuman Mizone. Muncul elemen grafis
setengah lingkaran, dengan opacity rendah untuk mengesankan transparan, tujuan menguatkan
image model, disamping mengarahkan pandangan penonton pada model tersebut. Gesture kedua
tangan mengasosiasikan pada suasana kelegaan.
Penulisan tentang jingle iklan Mizone di televisi dan pengaruhnya terhadap brand awareness
konsumen ini, didasarkan pada pengamatan lapangan. Lokasi pengamatan di lakukan di wilayah
5
Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (iSTTS), yang mana produk Mizone dijual di
tempat yang sama. Disamping itu responden dianggap familier terhadap Mizone, dan target usia
dapat terpenuhi dalam lingkup perguruan tinggi. Sample yang dituju adalah sekelompok
mahasiswa jurusan DKV. Sample dianggap memahami seni dan desain dibandingkan dengan
jurusan lain. Sampling dilakukan secara acak dengan metode kuisioner. Mereka dianggap memiliki
pengetahuan lebih banyak mengenai jingle. Dengan variabel jingle iklan televisi Mizone pada
tahun 2011. Asumsinya bahwa jingle iklan tersebut tidak mencantumkan nama produk Mizone di
dalamnya. Jingle yang tidak mencantumkan nama produk dimungkinkan tidak meningkatkan
brand awareness dari produk bersangkutan. Untuk mengetahui pengaruh jingle tersebut perlu
dilakukan pengumpulan data, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data
primer, yaitu kuisioner dibagikan pada 100 responden secara acak. 20 jenis pertanyaan yang
digunakan dalam kuisioner merupakan pertanyaan tertutup dengan satu pertanyaan terbuka
untuk mengetahui efektifitas jingle terhadap brand awareness Mizone melalui jingle iklan Mizone.
Sebelum kuisioner dibagikan pada responden, responden diperdengarkan jingle iklan Mizone. Jika
responden tidak mengetahui jingle tersebut, maka pada pertanyaan nomer 2 penulis memberitahu
jingle produk tersebut, serta menunjukkan iklan produk tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan data sekunder, yaitu dengan studi pustaka. Studi pustaka merupakan langkah
pengumpulan data melalui beberapa referensi berupa internet, artikel ataupun buku yang
berhubungan dengan penulisan. Teknik tersebut digunakan untuk menemukan kevaliditasan data
tentang brand awareness Mizone. Analisis data menggunakan deskriptif presentase dengan tujuan
untuk menghitung efektivitas jingle terhadap tingkat brand awareness. Deskriptif presentase ini
diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali seratus persen. Skala
pengukuran menggunakan skala dikotomus, yaitu skala kuisioner berdasarkan pilihan ya dan
tidak, dan skala kategori, untuk mengetahui pendapat dari responden, sehingga dapat diketahui
apakah jingle dapat meningkatkan brand awareness.
Pembahasan
Tidak hanya tampilan model dan pesan visual yang dapat mempengaruhi ingatan konsumen.
Instrumen, lirik, dan suara penyanyi berperan besar terhadap suksesnya sebuah iklan Mizone.
Sistem tersebut tanpa makna bila tidak melibatkan setting suasana sebagai background iklan.
Pengaruh Jingle Iklan yang tidak menyebut nama produk pada iklannya. Jingle iklan Mizone pada
saat awal merepresentasikan keceriaan dan semangat sesuai dengan posisisioningnya. Secara
bersama musik, lirik, dan aktivitas model menyatu dalam sebuah sistem komposisi.
Lirik yang digunakan saat awal iklan tersebut adalah;
Don’t stop, don’t stop the feet. Won’t stop, won’t stop, the beat and GO. Everybod , move you’re feet, and
feel united ohohoh. Everybody move you’re feet, and feel united Ohohoh.
Secara tekstual, antara pesan verbal, pesan visual, suasa aktivitas sosial menyatu. Penggunaan tipografi
dengan kata ‘vitamin, rasa unik, elektrolit’ ditata secara terpisah menandai kedinamisan dan
keluwesan. Kesan tersebut diwakili oleh tampilan garis maya berbentuk lengkung. Dan diperkuat
warna kuning untuk member penekanan pada kata ‘vitamin’ sekaligus pada menguatkan pesan
visual dari model yang sedang meminum Mizone. Pengiklan menggiring sensasi emosi
konsumen, yang diperkuat dengan pesan persuasif narator iklan tentang himbauan untuk segera
6
meminum Mizone. Diperkuat dengan manfaat yang dapat diperoleh setelah minum minuman
bervitamin. Dengan semiotika visual berupa gesture kedua tangan menggambarkan kelegaan.
Pesan nonverbal demikian bertujuan membangun emosi penonton. Diasosiasikan penonton ikut
merasakan minum Mizone.
Iklan yang ditayangkan pada media televisi membuktikan sangat efisien dalam menjangkau
khalayak. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden. Berdasarkan uji kuesioner
tentang jingle iklan Mizone diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 96% dari responden
pernah mendengar iklan televisi Mizone. Mereka menyatakan bahwa iklan televisi Mizone ini
sangat akrab di benak konsumen. Sehingga disimpulkan bahwa jingle Mizone ini sudah
memenuhi kriteria memorability yang dikemukakan Keller (2003). Dengan begitu jingle Mizone
dapat mudah dikenali dan diingat kembali sehingga mampu mencapai brand awareness bagi
produk.
Selanjutnya, pengetahuan responden tentang iklan Mizone yang ditayangkan di televisi
menduduki peringkat kedua setelah ingatan pada merk produk. Sebanyak 86% responden
menyatakan pernah melihat iklan televisi Mizone. Responden yang menyatakan tidak pernah
melihat iklan televisi lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang tidak pernah
mendengar jingle. Dapat disimpulkan bahwa elemen audio atau jingle pada sebuah iklan televisi
lebih mudah diingat jika dibandingkan dengan elemen visualnya, dikarenakan secara data
responden lebih sering mendengar jingle daripada melihat iklan televisinya secara langsung.
7
Gambar 2.
Cuplikan jingle iklan Mizone di ANTV
98% dari responden menyatakan tertarik dengan iklan televisi Mizone. Dengan begitu, dapat
dikatakan bahwa jingle Mizone ini sudah memenuhi kriteria likability yang dikemukakan Keller
(2003). Jingle Mizone dapat menyenangkan responden dan membuat responden melihat iklan
televisi. Walau Keller menyebutkan bahwa pada karakter likability asosiasi dari jingle tidak harus
berhubungan dengan produk yang ditawarkan, namun pada materi kuisioner lain yang akan
dibahas selanjutnya menyatakan bahwa jingle iklan televisi Mizone dapat mewakili karakter
produk yang ditawarkan.
Tabel pengetahuan konsumen terhadap jingle iklan Mizone
Item
Pernah Tidak
(%)
pernah
(%)
Tau atau mendengar
96
4
jingle iklan televisi
mizone
Pernah atau tidaknya 86
14
melihat iklan televisi
mizone
Ketertarikan
98
2
konsumen terhadap
jingle iklan televisi
mizone
Kesesuaian iklan
96
4
televisi mizone
dengan karakter
produk
Keberbedaan iklan
96
4
televisi mizone
dengan iklan produk
sejenis
Kesesuaian iklan
96
4
televisi mizone
dengan karakter
produk
Membangkitkan
72
28
minat beli setelah
8
mendengar jingle
iklan televisi mizone
Kemudahan
mengasosiasikan
jingle iklan televisi
mizone dengan
produk
Jingle iklan tanpa
menyebutkan nama
produk berpengaruh
secara positif
terhadap brand
awareness
Pentingnya
penggunaan jingle
pada iklan televisi
Mengetahui produk
mizone
Dapat mengingat
jingle versi lain dari
produk mizone
Kemenarikan jingle
iklan televisi mizone
berbagai versi lain
Kemudahan
mengasosiasikan
jingle dengan produk
secara keseluruhan
iklan televisi mizone
Kriteria jingle yang
baik menurut
responden
Pengetahuan kognitif
responden terhadap
produk dari jingle
96
4
70
30
98
2
100
0
36
64
96
4
90
10
66
34
74
26
Gambar 3. Tabel hasil kuesioner
Memiliki prosentase yang sama seperti sebelumnya, yaitu sebanyak 96% responden menyatakan
bahwa jingle iklan televisi produk Mizone ini dapat menjadi pembeda dari produk sejenis. Jingle
iklan televisi Mizone dapat mendukung salah satu alasan utama penggunaan iklan menurut The
Chartered Institute of Marketing (2004) yaitu dalam hal memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan awareness). Harapan pengiklan Mizone memberikan stimulus agar pemirsa dapat
membedakan dengan produk sejenis dapat terpenuhi.
Dengan jumlah yang sama, responden diberi pilihan untuk menentukan kesesuaian jingle dengan
produk. Hasil menunjukkan bahwa 96% yang artinya sebagian besar dari 100 responden
9
menyatakan iklan televisi Mizone sesuai dengan karakter produk. Iklan televisi Mizone bersifat
deskriptif dan persuasif, sesuai dengan produk yang ditawarkan dan target marketnya, sehingga
mampu membentuk brand association. Brand association yang terbentuk baik akan dapat membantu
meningkatkan brand awareness karena masyarakat akan mudah memunculkan ingatan yang
selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Sebaliknya yang berkaitan dengan motivasi pembelian produk, sebanyak 72% dari responden
menyatakan jingle iklan Mizone dapat membangkitkan minat beli terhadap produk. Yang berarti
bahwa sifat persuasif iklan produk Mizone dapat terpenuhi sesuai kriteria sebuah iklan. Dapat
dibuktikan bahwa Jingle iklan Mizone dapat memberikan dampak yang kuat terhadap responden
dalam mempengaruhi keputusan membeli produk. Sehingga perubahan perilaku yang
diharapkan oleh pemasar sesuai dengan target. Secara umum menurut Peter dan Olson (2000),
pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian dari tujuan dari usaha peningkatan brand
awareness. Oleh karena itu secara tidak langsung, jingle iklan televisi Mizone dapat meningkatkan
brand awareness produk.
Berkaitan dengan asosiasi produk, maka pilihan tepat pada Mizone terbukti. Sebagian besar
responden setuju kalau jingle produk Mizone mudah dikenali bila digunakan pada media yang
berbeda. Bukti tersebut dapat dilihat pada pilihan responden, yaitu sebanyak 96% responden
menyatakan bahwa jingle iklan televisi Mizone mudah diasosiasikan dengan produk. Hal ini
membuktikan bahwa jingle iklan televisi Mizone memenuhi kriteria transferability, yaitu dapat
dengan mudah ditransferkan pada media promosi lain, tidak hanya pada iklan televisi.
Kemudahan mengasosiasikan akan dapat menciptakan brand awareness yang baik, walaupun
diterapkan pada media berbeda.
Namun pilihan responden berkaitan dengan ketiadaan menyebut nama produk mengalami
penurunan. Dan penurunan tersebut masih berada di atas ratarata, sehingga dapat dikatakan
baik. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden, yaitu sebanyak 70% responden
menyatakan bahwa jingle iklan tanpa menyebutkan nama produk berpengaruh secara positif
terhadap brand awareness. Data ini mendukung permasalahan dari penulisan ini, di mana
semakin banyak jingle iklan televisi yang tidak menyebutkan nama produk. Selain itu, jingle iklan
televisi Mizone juga telah menjawab definisi jingle oleh Kai dan Rainer (2009) yang menyebutkan
bahwa jingle yang baik harus dapat mempengaruhi brand awareness. Kesimpulannya, bahwa
penyampaian karakter produk tanpa menyebutkan nama produk dalam jingle tetap berpengaruh
secara efektif terhadap brand awareness konsumen.
Pada kenyataannya jingle iklan membawa daya tarik sendiri bagi produk yang diluncurkan.
Dampaknya masyarakat akan terus mengingat dan mengingat bila iklan tersebut ditayangkan
secara terusmenerus. Dapa dibuktikan dengan kuesioner yang dilakukan, yaitu sebanyak 98%
dari responden menyetujui bahwa jingle penting digunakan pada iklan televisi. Elemen music dan
heard words dinilai penting bagi responden. Heard words adalah katakata yang terdengar dalam
iklan yang dapat membuat audiens semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang
disampaikan2. Sedangkan yang dimaksud elemen music adalah music yang terdapat dalam
tayangan iklan termasuk iringan music maupun lagu yang ditampilkan 3. Musik ditopang oleh
2 Fungsi dan peranan iklan pada tv
3 Fungsi dan peranan iklan pada tv
10
melodi, harmoni, ritme, tempo, dinamika, bentuk dan timbre (warna suara) dapat menimbulkan
daya tarik. Sesuai dengan pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa music merupakan
curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan
suara (melodi) yang berirama. Dapat digaris bawahi bahwa penggunaan jingle pada iklan televisi
Mizone berpengaruh dengan sangat efektif.
Produk minuman Mizone merupakan produk yang sudah sangat dikenal di masyarakat, dapat
dilihat dari keseluruhan responden mengetahui produk Mizone. Promosi dan iklan yang
dilakukan oleh Mizone selama ini telah berhasil memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan awareness). Hal ini didukung dengan alasan penggunaan iklan menurut The
Chartered Institute of Marketing (2004).
Walaupun responden pernah mendengar jingle iklan televisi Mizone yang diperdengarkan
sebelum mengisi kuisioner, sebanyak 64% dari responden menyatakan tidak bisa mengingat jingle
versi lain dari produk Mizone. Hal ini mungkin terjadi karena jingle iklan Mizone yang
diperdengarkan masih dipakai hingga sekarang walaupun ada penambahan lagu lain pada jingle
iklan televisi Mizone. Selain itu sangat dimungkinkan bahwa responden menganggap jingle iklan
televise versi lain itu sama dengan versi yang diperdengarkan, mengingat bahwa jingle iklan
Mizone versi “Don’t Stop The Beat” ini sangat dikenal di konsumen, dapat dilihat pada materi
kuisioner mengenai kemudahan mengasosiasikan jingle iklan televisi Mizone.
Sebanyak 96% responden menyatakan bahwa iklan televisi Mizone versi lain pun juga menarik.
Hal ini menarik karena pada data lain diketahui bahwa hanya sedikit dari responden yang dapat
mengingat jingle iklan Mizone versi lain. Kemungkinan ini dapat terjadi karena jingle iklan versi
“Don’t Stop The Beat” dipakai pada jingle iklan versi lain dengan ditambahkan lagu lain atau
dengan aransemen yang lain dari jingle iklan versi “Don’t Stop The Beat”. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berpengaruh positif terhadap brand awareness
responden.
Sebanyak 90% responden menyatakan bahwa jingle iklan Mizone mudah diasosiasikan dengan
Mizone. Responden dapat dengan mudah mengingat produk apabila mendengar jingle iklan
Mizone. Disimpulkan bahwa jingle iklan Mizone berhasil meningkatkan brand awareness
responden dengan kemudahannya diasosiasikan dengan produk Mizone.
66% responden lebih condong ke jingle yang menggambarkan produk sebagai kriteria jingle yang
baik. Data ini mendukung bahwa jingle yang efektif tidak harus menyebutkan nama produk
dalam jinglenya, yang terpenting bagi jingle yaitu harus merepresentasikan karakter dari produk
itu sendiri. Dan menurut 96% responden, jingle iklan Mizone sesuai dengan karakter produk.
Maka secara tidak langsung responden menyetujui bahwa jingle iklan Mizone juga turut
merupakan salah satu contoh jingle iklan yang baik dan menggambarkan produk.
Dari 96% responden yang pernah mendengar jingle iklan televisi Mizone, hanya 74% yang dapat
menjawab produk dari jingle yang diperdengarkan secara benar. Hal ini dapat terjadi karena ada
kemungkinan responden tidak dapat mengingat produk secara tepat atau karena clutter dari iklan
di televisi. Namun secara jumlah dan mayoritas, dapat disimpulkan bahwa jingle iklan televisi
Mizone berpengaruh secara positif terhadap brand awareness pada tahap brand recognizing yang
11
dikemukakan Durianto (2004), yaitu mengenali produk melewati jingle yang diperdengarkan.
Berikut tabel kesan, unsur dominan, dan persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone.
Tabel persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone
Kesan
semang muda
ceria
Responden
at
Terhadap
Jingle
Mizone
57
19
24
Unsur
tarian
warna
jingle
Dominan
Dari Iklan
Televisi
Mizone
22
10
68
Persepsi
Minum Minum Makan
Konsumen an
an
an
Terhadap
penam anak
penam
Jingle Iklan bah
anak
bah
Mizone
semang
seman
at
gat
90
6
4
Persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone sebagai minuman penambah semangat
dibuktikan dengan pilihan terbanyak 90%. Sebagian besar responden meyakini pendapatnya, dan
informasi tentang Mizone tersebut diperoleh melalui iklan televisi yang menyertai jingle iklannya.
Persepsi konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor internal seperti kepercayaan, pengalaman,
kebutuhan, suasana hati (mood) serta harapan. Kepercayaan konsumen terhadap Mizone dapat
terpenuhi setelah mengetahui manfaatnya setelah menggunakan produk tersebut. Persepsi positif
terhadap citra produk dapat dicapai dengan penayangan secara kontinyu, dan disesuaikan
dengan situasi yang sedang dibutuhkan oleh remaja saat ini. Mereka memiliki pengetahuan
produk dengan baik, dikarenakan mereka sering beradaptasi dengan lingkungan dimana Mizone
diperjual belikan.
Sebanyak 57% dari responden mendapatkan kesan bersemangat setelah diperdengarkan jingle
iklan televisi Mizone, hal ini ternyata cocok dengan karakter yang ingin ditonjolkan dari Mizone
yang merupakan minuman pembangkit semangat. Penggunaan musik “Don’t Stop The Beat”,
dengan latar belakang cerita dan pemilihan model telah membawa konsumen pada suasana
tertentu. Pilihan kesan ‘bersemangat’ tersebut dapat dikatakan berimbang, antara pilihan ‘ceria’
dan ‘muda’. Jingle Mizone mengadung unsur ceria dan muda. Bila dipadu dengan musik “Don’t
Stop The Beat”, karakter semangat mendominasi iklan tersebut. Berdasarkan data ini dapat
disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berhasil membangun brand association di benak
responden dan dengan begitu juga membangun brand awareness pada konsumen.
12
Elemen iklan jingle dipilih responden sebagai unsur yang paling dominan 68% di iklan televisi
Mizone. Sedang elemen colour dipilih sebanyak 10% dan elemen movement sebanyak 22%. Sesuai
dengan strategi periklanan yang diluncurkan, iklan Mizone di televisi didominasi oleh jingle dari
pada elemen grafis. Untuk mendukung kesan dinamis, semangat, ditempatkan pada porsi kedua
setelah jingle iklan. Iklan Mizone dianggap telah sesuai dengan konsep iklannya, yaitu “everyday
restoration drink”.
Data ini membuktikan bahwa pengaruh jingle dalam membangun brand awareness Mizone cukup
kuat di mata responden.
Sebanyak 90% responden berpersepsi jingle iklan Mizone sebagai iklan dari minuman penambah
semangat. Sedangkan 4% responden berpersepsi iklan makanan penambah semangat dan 6%
responden berpersepsi iklan produk elektronik. Ini menunjukkan adanya selisih yang sangat tajam
yaitu berbanding antara 90; 4; 6. Pengetahuan konsumen cukup bagus. informasi tentang Mizone
sebagai minuman isotonik penambah semangat sukses dalam iklan tv tersebut. Dampak positif,
bahwa konsumen berhasil merekam dalam memorinya. Pilihan berikutnya merupakan responden
yang belum memiliki pengetahuan secara mendalam tentang produk Mizone
Secara keseluruhan responden berpersepsi iklan Mizone sebagai minuman penambah semangat.
Mizone berhasil membentuk persepsi responden dengan benar, walaupun ada responden yang
berpersepsi bukan sebagai makanan penambah semangat dan produk elektronik. Namun
responden yang salah persepsi tidak sampai setengah dari jumlah yang berpersepsi benar. Dengan
persepsi yang benar, maka hal ini dapat meningkatkan brand awareness dari produk Mizone,
karena masyarakat dengan mudah dapat mengingat (brand recognition) dan brand recall dari
produk bersangkutan. Untuk membangun kesadaran merek terhadap Mizone dapat dilakukan
dengan cara; meningkatkan interaksi dengan merek, membangun hubungan merek yang positif,
meningkatkan loyalitas merek dengan terhubung dengan konsumen sebagai target, memotivasi
pelanggan untuk terlibat dengan merek dan produk yang terkait. Kesadaran merek disini adalah
kemampuan Mizone untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan
produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Mizone yang hadir dalam
benak konsumen pada dasarnya merupakan citra terhadap merek. Citra merek merupakan jenis
asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi
tersebut dapat muncul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitkan dengan suatu
merek.
Kesimpulan
Penggunaan Jingle dalam iklan televisi lebih cepat mempengaruhi konsumen, lebih mudah
diterima, dan mudah diingat. Beberapa pertimbangan dalam memilih jingle iklan, yaitu mengenal
produk, menyebut nama merek, mengubah slogan menjadi irama yang bisa dinyanyikan,
pengulangan kata atau frase agar jingle lebih menarik dinyanyikan. Pertimbangan tersebut dapat
diterapkan namun dapat bertentangan dengan pilihan responden, seperti yang muncul pada hasil
kuesioner yang telah dilakukan .
13
Jingle iklan televisi Mizone versi “Don’t Stop The Beat” yang tanpa menyebutkan nama produk
dapat berpengaruh secara positif terhadap brand awareness masyarakat usia 1825 tahun di
Surabaya terhadap Mizone.
Komponen meaningfulness, likability, transferability dan adaptability dan dari jingle “Don’t Stop The
Beat” memiliki efek positif terhadap brand awareness masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya
terhadap produk minuman Mizone. Dibuktikan dengan kesan dan persepsi yang ditangkap
masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya cocok dengan kesan dan persepsi yang ingin
disampaikan oleh Mizone.
Komponen memorability dari jingle “Don’t Stop The Beat” memiliki efek positif terhadap brand
awareness masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya terhadap produk minuman Mizone.
Dibuktikan dengan tingginya persentase masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya untuk
mengingat dan menjawab secara kognitif produk dari jingle yang diperdengarkan.
Daftar Pustaka
Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. San Francisco : The Free Press. ISBN 002
9001013.
Armstrong, Gary, dan Kotler, Phillip. 2003 Dasardasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks
Gramedia.
BadenBaden. 2005. Rochaety, Eti dan Tresnati, Ratih. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Bronner, Kai dan Hirt, Rainer. 2009 Audio Branding. Brands, Sound and Communication,
Nomos, madi. ISBN10: 3832943528, ISBN13: 9783832943523
Durianto. 2004 . Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Brand Equity dan Perilaku Merek.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Duncan, Tom. 2002. Principles of Advertising & IMC, 2nd ed International Edition. New
York: McGrawHill/Irwin (series in marketing).
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Hidayat, Taufik. 2008. Upaya Mizone Menggapai Second Wind. Tempat Jari menari
kumpulan tulisan. Melalui http://taufiek.wordpress.com/2008/08/27/ upayamizone
menggapaisecondwind/html [08/27/2008]
Keller, Kevin L. 2003 Strategic brand management. New Jersey: PrenticeHall,. Inc
Kotler, Phillip. 2003. Marketing Management.
Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Rosister, John R. and Percy, Larry. 1987. Advertising and Promotion Management. New York:
McGrwHill, Inc.
Sumartono. 2002. Manajemen Periklanan dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka.
The Chartered Institute of Marketing 2004. dikutip oleh Oka Riansyah dalam Efektifitas
Penggunaan Humor Pada Iklan,jurnal.usu.ac.id /index.php/flow/article/.../420/251
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi.
14
15
Mizone1
Sufiana, Sasmita
ABSTRACT
In advertising, stimulus is an important element in influencing consumers. It aimed at increasing brand awareness of products that
products will more often arise in the minds of consumers. Television is a medium having advantages in influencing both audio visual.
With the stimulus, then the consumers will be more easily attracted to an advertisisement or even remember it. They associate the
audio stimulus to the product. Jingle is one of audio stimulus used in television advertising to support brand awareness of a product.
The research problem is that there some television advertising no longer mention names of the product in their advertising jingle.
Therefore, this research focused on the jingle that does not mention brand names. It used the theory brand awareness approach. Data
collected by giving a questionnaire to the respondents. This study aims to quantify how much the influence of television advertising
jingle to brand awareness of consumersif it’s not mention the name of the product and tagline, as well as no help visualization of the
physical form of the product.
Given this research, it is expected that advertisers can determine the type of jingles which can increase the brand awareness of the
product.
Keywords: Brand, brand awareness, jingle, iklan televisi, Mizone
Pendahuluan
Konsumen usia produktif merupakan konsumen yang sebagian dianggap sudah mengetahui
produk minuman isotonik yang dapat menambah semangat. Mereka mengetahui bukan hanya di
toko, mal, maupun pasar, namun mereka mengetahui melalui tayangan iklan di televisi, seperti
iklan; Pocari Sweat, Vita Zone, Isotonik, 100 Plus, Mizone, Aquarius, Hidro Coco.
Pengetahuan konsumen tentang produk tersebut dapat meningkat maupun menurun tergantung
dari tingkat penayangannya di media TV. Dan semakin meningkat bila sering menyaksikan iklan
yang ditayangkan. Informasi yang diterima secara terusmenerus tersimpan dalam memori
pikiran konsumen. Apalagi informasi yang masuk tidak hanya melalui penglihatan, juga melalui
pendengaran sehingga lebih cepat terekam dalam pikiran.
Dikarenakan beberapa produk minuman isotonik yang beredar di TV bervariasi, maka perlu
kekuatan dan keunikan dari produk itu sendiri. Kekuatan tersebut dapat dicapai melalui
posisioning produk, disamping kekuatan pada fisik produk, dan kandungan isi di dalamnya.
Seperti komposisi dan kandungan yang memang dibutuhkan oleh konsumen; desain kemasan
yang menarik, bentuk kemasan yang mudah di bawa atau nyaman dipegang; memberikan dan
menjamin kenyamanan serta keamanan bagi konsumen. Unsurunsur tersebut tidak dapat
berjalan sendirisendiri, namun menjadi kesatuan utuh sehingga dapat dikenal dan menjadi
pilihan konsumen.
1 Jurnal Terob Volume No. tahun
1
Salah satu bentuk proses pengenalan dan penguatan posisiong produk adalah dengan
penayangan iklan di TV. Iklan TV merupakan iklan media massa karena ditayangkan di televisi.
Iklan tersebut dikenal sebagai bentuk penyampaian pesan yang memanfaatkan berbagai elemen,
seperti audio (suara model/ narrator iklan, musik sebagai latar belakang), gambar berwarna,
tipografi dan teknologi animasi. Iklan TV memiliki kekuatan lebih besar dalam menjangkau dan
mempengaruhi massa. Salah satu strategi iklan yang dilakukan adalah kekuatan musik (jingle).
Secara tidak langsung jingle dapat menjadi salah satu metode pembentukan branding berupa audio
dari sebuah produk. Peran musik atau jingle menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan
daya tarik. Ia bekerja bersama membentuk sistem manajemen dengan elemen visual untuk
menciptakan image dan persepsi konsumen. Pemilihan Jingle yang tepat akan menambah
kekuatan merek produk yang ditayangkan.
Merek atau brand merupakan identitas dari sebuah produk. Ia muncul dalam bentuk nama untuk
mencirikan produk satu dengan produk lain. Merek biasanya terdiri dari satu atau dua kata,
seperti Pocari Sweat, Mizone, Revive, dan 100 Plus, dan sebagainya. Merek dapat dikenali
konsumen tidak hanya melalui lirik jingle, bentuk fisik produk, namun juga dari suara narrator.
Merek dibangun untuk mendapatkan porsi di benak konsumen, dikarenakan sebuah brand
setidaknya mempunyai brand awareness yang tinggi di masyarakat. Maka kemunculannya
diperlukan interaksi secara terusmenerus antara konsumen dan produk, guna peningkatan brand
awareness produk. Persepsi dan ingatan konsumen pun diharapkan semakin meningkat, bila
dikombinasikan dengan perilaku model dan soundtrack di dalamnya.
Kesadaran merek (brand awareness) terhadap produk yang diiklankan akan terjadi
peningkatan. Dikarenakan adanya interaksi yang sering antara konsumen dan produk. Sebaliknya
kesadaran merek dalam pikiran konsumen akan melemah atau tidak memiliki kekuatan bilamana
tidak dilakukan secara terusmenerus, disamping karena adanya ketidak sesuaian antara jingle,
tema iklan dan produk yang diiklankan.
Para pemasar sadar tentang perlunya upaya membangun citra posistif konsumen terhadap
produk yang diluncurkan. Mereka menambah pengetahuan dan melakukan evaluasi secara
berkala, yang bertujuan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Mereka menyadari
banyaknya kompetitor yang memasarkan produkproduk berkualitas serta strategi pemasaran
yang gencar dapat menjadi pesaing yang merugikan produknya. Sehingga strategi posisioning
dengan memfokuskan pada merek dan tagline produk dilakukan, baik melalui narator maupun
jingle, model iklan, dan setting cerita. pemasar memasang strategi dengan tayangan yang
berulangulang sehingga konsumen semakin meningkat daya ingatnya.
Permasalahannya, dewasa ini jingle iklan tidak lagi menyebutkan nama produk. Penggunaan
jingle yang tidak menyebutkan nama produk masih dibantu dengan visualisasi produk atau pun
penyebutan nama dan tagline produk pada akhir iklan. Dan salah satu peniadaan merek produk
dalam jingle iklanya adalah Mizone.
2
Gambar 1.
Merek terdiri dari satu atau dua kata yang ditempatkan pada kemasan produk
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulisan jingle dalam meningkatkan kesadaran merek
dalam benak konsumen perlu dilakukan. Penulisan ini mengambil salah satu dari iklan televisi
produk minuman berion Mizone dengan jingle “Don’t Stop the Beat”. Penilaian keefektifan hanya
berdasarkan proses pengenalan dan pengasosiasian responden terhadap produk Mizone apabila
diperdengarkan jingle bersangkutan tanpa menggunakan bantuan fisik produk. Fenomena jingle
yang tidak mencantumkan nama produk yang diiklankannya ini membuat penulis tertarik untuk
mengetahui apakah jingle tersebut dapat dengan mudah diasosiasikan oleh masyarakat dengan
produk yang diiklankan.
Rumusan masalah penulisan pada jingle iklan Mizone di televisi berpengaruh positif terhadap
brand awareness konsumen. Tujuan penulisan untuk mengetahui efektivitas jingle iklan televisi
tanpa menyebutkan nama produk secara efektif berpengaruh positif terhadap brand awareness
produk Mizone.
Mizone
Mizone merupakan minuman isotonik bernutrisi dari grup AquaDanone. Minuman ini
mengandung Hidromax yang merupakan kombinasi dari lima jenis vitamin yang diperlukan
tubuh, seperti C, B3, B5, B6, dan B 12. Mizone tersedia lima pilihan rasa; rasa jeruk, rasa markisa,
rasa lecy, rasa mangga, rasa apel. Kemasan menggunakan warna biru tua untuk memberi efek
selalu terlihat basah dan dingin. Bentuk botol lebih tinggi dan aerodinamis, untuk memudahkan
penggenggaman, dengan lubang lebih besar di bagian ujung agar mudah diminum. Mizone
memposisikan diri sebagai “everyday restoration drink”, yang memiliki tiga varian rasa, harga
bersahabat, penampilan modern, aerodinamis saat digenggam, produknya gampang diperoleh
dimanamana, dan sesuai untuk dikonsumsi bagi kalangan yang berjiwa muda Dalam promosinya
3
menggunkan strategi yang unik dan kreatif agar mudah dan selalu diingat oleh konsumen. Setiap
tahun promosi secara kontinyu di stasiun lokal dan nasional.
Gambar 2.
Mizone dari grup AquaDanone
Iklan dan Brand Awareness
Menurut Aaker, David A. (1991) brand awareness adalah kemampuan dari seseorang yang
merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali
(recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk. Menurut Peter, dkk. (2000)
brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan
menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul,
brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan
berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Untuk menciptakan Brand awareness diperlukan
iklan.
Phillip Kotler (2003) mengatakan bahwa iklan adalah bentuk penyajian non personal dan promosi
ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang perlu dibayar. Beberapa alasan utama
dalam menggunakan iklan diantaranya adalah iklan memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan awareness), membujuk audiences untuk membeli produk (mempromosikan manfaat
produk dan perusahaan), memperkuat eksistensi (secara konsisten mengulang inti dari pesan
yang ingin disampaikan) The Chartered Institute of Marketing (2004). Inti pemikiran iklan dari kedua
pendapat tersebut pada dasarnya terletak pada konsep komunikasi persuasif. Harapan yang ingin
dicapai adalah perubahan perilaku konsumen untuk memutuskan pembelian.
Jingle Iklan
Salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik iklan adalah dengan memanfaatkan jingle. Jingle
adalah pesan musikal di sekitar brand. Sebuah jingle yang baik sangat mempengaruhi tingkat brand
awareness, juga dapat menjadi dasar strategi periklanan yang cukup panjang. Jingle harus terus
diperbarui sesuai dengan perkembangan pasar (Kai & Rainer, 2009).
Menurut Keller (2003) jingle sebagai brand elements, mempunyai enam kriteria utama yaitu : (1)
memorability : mudah dikenali dan diingat kembali. (2) likability : harus menyenangkan secara
emosional, memiliki nilai estetis dan menarik. (3) meaningfulness : harus bersifat deskriptif dan
persuasif sehingga mampu membentuk brand association. (4) transferability : harus mudah
4
diaplikasikan pada kategori promosi lain, serta harus mampu melintasi batasan geografis dan
budaya. (5) protectability : harus dapat dilindungi secara hukum dan kompetitif. Keenam kriteria
Jingle tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, serta perannya tidak dapat diabaikan oleh
pengiklan. Ia dituntut peka terhadap tren yang berkembang.
Jingle iklan Mizone
(Junior Senior )
Move Your Feet. Don't stop, don't stop the feet. Won't stop, won't stop the beat and GO
(Junior) Chorus:
Everybody, move you're feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, we goin' down town., oh yeah (4x)
(Senior)
dddon't stop the beat. I cccan't control the feet pppeople in the streets com'on everybody, move your
feet. Don't stop, (don't stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop,
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, we going down town, oh yeah(4x)
(Senior)
sssing my song and yyyou sing along, just ppput my record on and all of your troubles are dead and
gone. Don't stop, (dont stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop,
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus:
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh (2x). Yeah, Oh yeah (3x)
(Senior)
Don't stop, (don't stop) don't stop, the beat. I can't stop, (can't stop) can't stop the beat. I won't stop,
(won't stop) won't stop the beat. And GO
(Junior) Chorus (3x):
Everybody, move your feet, and feel united ohohoh. Yeah
Sinopsis Iklan Mizone
Suasana keramaian luar ruang. beberapa model lakilaki dan wanita remaja. sebuah mobil warna
biru karakteristik Mizone. Ilustrasi gambar 5 botol Mizone. Model lakilaki mengenakan pakaian
eksekutif, energik, dan berjiwa muda sedang berjalan dan berdendang disertai gerakan kaki ke
depan ke kebelakang mengikuti irama musik. Tangan kiri memegang botol Mizone. Botol di
lempar ke udara dan tertangkap oleh seorang gadis. Si gadis menerima dan meminumnya. Saat itu
muncul teks bertulis ‘vitamin, rasa unik, elektrolit’ yang ditata secara terpisah. Teks tersebut
membentuk garis lengkung maya. Yang disertai seberkas sinar kuning. Setelah minum sigadis
merasa tubuhnya fit dan berdendang ceria sambil melempar Mizone. Kemudian ditangkap oleh
gadis berbaju kuning dan langsung minum. Bersamaan itu muncul suara narator bernada
persuasif, mengajak dan mengimformasikan manfaat minuman Mizone. Muncul elemen grafis
setengah lingkaran, dengan opacity rendah untuk mengesankan transparan, tujuan menguatkan
image model, disamping mengarahkan pandangan penonton pada model tersebut. Gesture kedua
tangan mengasosiasikan pada suasana kelegaan.
Penulisan tentang jingle iklan Mizone di televisi dan pengaruhnya terhadap brand awareness
konsumen ini, didasarkan pada pengamatan lapangan. Lokasi pengamatan di lakukan di wilayah
5
Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (iSTTS), yang mana produk Mizone dijual di
tempat yang sama. Disamping itu responden dianggap familier terhadap Mizone, dan target usia
dapat terpenuhi dalam lingkup perguruan tinggi. Sample yang dituju adalah sekelompok
mahasiswa jurusan DKV. Sample dianggap memahami seni dan desain dibandingkan dengan
jurusan lain. Sampling dilakukan secara acak dengan metode kuisioner. Mereka dianggap memiliki
pengetahuan lebih banyak mengenai jingle. Dengan variabel jingle iklan televisi Mizone pada
tahun 2011. Asumsinya bahwa jingle iklan tersebut tidak mencantumkan nama produk Mizone di
dalamnya. Jingle yang tidak mencantumkan nama produk dimungkinkan tidak meningkatkan
brand awareness dari produk bersangkutan. Untuk mengetahui pengaruh jingle tersebut perlu
dilakukan pengumpulan data, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data
primer, yaitu kuisioner dibagikan pada 100 responden secara acak. 20 jenis pertanyaan yang
digunakan dalam kuisioner merupakan pertanyaan tertutup dengan satu pertanyaan terbuka
untuk mengetahui efektifitas jingle terhadap brand awareness Mizone melalui jingle iklan Mizone.
Sebelum kuisioner dibagikan pada responden, responden diperdengarkan jingle iklan Mizone. Jika
responden tidak mengetahui jingle tersebut, maka pada pertanyaan nomer 2 penulis memberitahu
jingle produk tersebut, serta menunjukkan iklan produk tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan data sekunder, yaitu dengan studi pustaka. Studi pustaka merupakan langkah
pengumpulan data melalui beberapa referensi berupa internet, artikel ataupun buku yang
berhubungan dengan penulisan. Teknik tersebut digunakan untuk menemukan kevaliditasan data
tentang brand awareness Mizone. Analisis data menggunakan deskriptif presentase dengan tujuan
untuk menghitung efektivitas jingle terhadap tingkat brand awareness. Deskriptif presentase ini
diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali seratus persen. Skala
pengukuran menggunakan skala dikotomus, yaitu skala kuisioner berdasarkan pilihan ya dan
tidak, dan skala kategori, untuk mengetahui pendapat dari responden, sehingga dapat diketahui
apakah jingle dapat meningkatkan brand awareness.
Pembahasan
Tidak hanya tampilan model dan pesan visual yang dapat mempengaruhi ingatan konsumen.
Instrumen, lirik, dan suara penyanyi berperan besar terhadap suksesnya sebuah iklan Mizone.
Sistem tersebut tanpa makna bila tidak melibatkan setting suasana sebagai background iklan.
Pengaruh Jingle Iklan yang tidak menyebut nama produk pada iklannya. Jingle iklan Mizone pada
saat awal merepresentasikan keceriaan dan semangat sesuai dengan posisisioningnya. Secara
bersama musik, lirik, dan aktivitas model menyatu dalam sebuah sistem komposisi.
Lirik yang digunakan saat awal iklan tersebut adalah;
Don’t stop, don’t stop the feet. Won’t stop, won’t stop, the beat and GO. Everybod , move you’re feet, and
feel united ohohoh. Everybody move you’re feet, and feel united Ohohoh.
Secara tekstual, antara pesan verbal, pesan visual, suasa aktivitas sosial menyatu. Penggunaan tipografi
dengan kata ‘vitamin, rasa unik, elektrolit’ ditata secara terpisah menandai kedinamisan dan
keluwesan. Kesan tersebut diwakili oleh tampilan garis maya berbentuk lengkung. Dan diperkuat
warna kuning untuk member penekanan pada kata ‘vitamin’ sekaligus pada menguatkan pesan
visual dari model yang sedang meminum Mizone. Pengiklan menggiring sensasi emosi
konsumen, yang diperkuat dengan pesan persuasif narator iklan tentang himbauan untuk segera
6
meminum Mizone. Diperkuat dengan manfaat yang dapat diperoleh setelah minum minuman
bervitamin. Dengan semiotika visual berupa gesture kedua tangan menggambarkan kelegaan.
Pesan nonverbal demikian bertujuan membangun emosi penonton. Diasosiasikan penonton ikut
merasakan minum Mizone.
Iklan yang ditayangkan pada media televisi membuktikan sangat efisien dalam menjangkau
khalayak. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden. Berdasarkan uji kuesioner
tentang jingle iklan Mizone diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 96% dari responden
pernah mendengar iklan televisi Mizone. Mereka menyatakan bahwa iklan televisi Mizone ini
sangat akrab di benak konsumen. Sehingga disimpulkan bahwa jingle Mizone ini sudah
memenuhi kriteria memorability yang dikemukakan Keller (2003). Dengan begitu jingle Mizone
dapat mudah dikenali dan diingat kembali sehingga mampu mencapai brand awareness bagi
produk.
Selanjutnya, pengetahuan responden tentang iklan Mizone yang ditayangkan di televisi
menduduki peringkat kedua setelah ingatan pada merk produk. Sebanyak 86% responden
menyatakan pernah melihat iklan televisi Mizone. Responden yang menyatakan tidak pernah
melihat iklan televisi lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang tidak pernah
mendengar jingle. Dapat disimpulkan bahwa elemen audio atau jingle pada sebuah iklan televisi
lebih mudah diingat jika dibandingkan dengan elemen visualnya, dikarenakan secara data
responden lebih sering mendengar jingle daripada melihat iklan televisinya secara langsung.
7
Gambar 2.
Cuplikan jingle iklan Mizone di ANTV
98% dari responden menyatakan tertarik dengan iklan televisi Mizone. Dengan begitu, dapat
dikatakan bahwa jingle Mizone ini sudah memenuhi kriteria likability yang dikemukakan Keller
(2003). Jingle Mizone dapat menyenangkan responden dan membuat responden melihat iklan
televisi. Walau Keller menyebutkan bahwa pada karakter likability asosiasi dari jingle tidak harus
berhubungan dengan produk yang ditawarkan, namun pada materi kuisioner lain yang akan
dibahas selanjutnya menyatakan bahwa jingle iklan televisi Mizone dapat mewakili karakter
produk yang ditawarkan.
Tabel pengetahuan konsumen terhadap jingle iklan Mizone
Item
Pernah Tidak
(%)
pernah
(%)
Tau atau mendengar
96
4
jingle iklan televisi
mizone
Pernah atau tidaknya 86
14
melihat iklan televisi
mizone
Ketertarikan
98
2
konsumen terhadap
jingle iklan televisi
mizone
Kesesuaian iklan
96
4
televisi mizone
dengan karakter
produk
Keberbedaan iklan
96
4
televisi mizone
dengan iklan produk
sejenis
Kesesuaian iklan
96
4
televisi mizone
dengan karakter
produk
Membangkitkan
72
28
minat beli setelah
8
mendengar jingle
iklan televisi mizone
Kemudahan
mengasosiasikan
jingle iklan televisi
mizone dengan
produk
Jingle iklan tanpa
menyebutkan nama
produk berpengaruh
secara positif
terhadap brand
awareness
Pentingnya
penggunaan jingle
pada iklan televisi
Mengetahui produk
mizone
Dapat mengingat
jingle versi lain dari
produk mizone
Kemenarikan jingle
iklan televisi mizone
berbagai versi lain
Kemudahan
mengasosiasikan
jingle dengan produk
secara keseluruhan
iklan televisi mizone
Kriteria jingle yang
baik menurut
responden
Pengetahuan kognitif
responden terhadap
produk dari jingle
96
4
70
30
98
2
100
0
36
64
96
4
90
10
66
34
74
26
Gambar 3. Tabel hasil kuesioner
Memiliki prosentase yang sama seperti sebelumnya, yaitu sebanyak 96% responden menyatakan
bahwa jingle iklan televisi produk Mizone ini dapat menjadi pembeda dari produk sejenis. Jingle
iklan televisi Mizone dapat mendukung salah satu alasan utama penggunaan iklan menurut The
Chartered Institute of Marketing (2004) yaitu dalam hal memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan awareness). Harapan pengiklan Mizone memberikan stimulus agar pemirsa dapat
membedakan dengan produk sejenis dapat terpenuhi.
Dengan jumlah yang sama, responden diberi pilihan untuk menentukan kesesuaian jingle dengan
produk. Hasil menunjukkan bahwa 96% yang artinya sebagian besar dari 100 responden
9
menyatakan iklan televisi Mizone sesuai dengan karakter produk. Iklan televisi Mizone bersifat
deskriptif dan persuasif, sesuai dengan produk yang ditawarkan dan target marketnya, sehingga
mampu membentuk brand association. Brand association yang terbentuk baik akan dapat membantu
meningkatkan brand awareness karena masyarakat akan mudah memunculkan ingatan yang
selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Sebaliknya yang berkaitan dengan motivasi pembelian produk, sebanyak 72% dari responden
menyatakan jingle iklan Mizone dapat membangkitkan minat beli terhadap produk. Yang berarti
bahwa sifat persuasif iklan produk Mizone dapat terpenuhi sesuai kriteria sebuah iklan. Dapat
dibuktikan bahwa Jingle iklan Mizone dapat memberikan dampak yang kuat terhadap responden
dalam mempengaruhi keputusan membeli produk. Sehingga perubahan perilaku yang
diharapkan oleh pemasar sesuai dengan target. Secara umum menurut Peter dan Olson (2000),
pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian dari tujuan dari usaha peningkatan brand
awareness. Oleh karena itu secara tidak langsung, jingle iklan televisi Mizone dapat meningkatkan
brand awareness produk.
Berkaitan dengan asosiasi produk, maka pilihan tepat pada Mizone terbukti. Sebagian besar
responden setuju kalau jingle produk Mizone mudah dikenali bila digunakan pada media yang
berbeda. Bukti tersebut dapat dilihat pada pilihan responden, yaitu sebanyak 96% responden
menyatakan bahwa jingle iklan televisi Mizone mudah diasosiasikan dengan produk. Hal ini
membuktikan bahwa jingle iklan televisi Mizone memenuhi kriteria transferability, yaitu dapat
dengan mudah ditransferkan pada media promosi lain, tidak hanya pada iklan televisi.
Kemudahan mengasosiasikan akan dapat menciptakan brand awareness yang baik, walaupun
diterapkan pada media berbeda.
Namun pilihan responden berkaitan dengan ketiadaan menyebut nama produk mengalami
penurunan. Dan penurunan tersebut masih berada di atas ratarata, sehingga dapat dikatakan
baik. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden, yaitu sebanyak 70% responden
menyatakan bahwa jingle iklan tanpa menyebutkan nama produk berpengaruh secara positif
terhadap brand awareness. Data ini mendukung permasalahan dari penulisan ini, di mana
semakin banyak jingle iklan televisi yang tidak menyebutkan nama produk. Selain itu, jingle iklan
televisi Mizone juga telah menjawab definisi jingle oleh Kai dan Rainer (2009) yang menyebutkan
bahwa jingle yang baik harus dapat mempengaruhi brand awareness. Kesimpulannya, bahwa
penyampaian karakter produk tanpa menyebutkan nama produk dalam jingle tetap berpengaruh
secara efektif terhadap brand awareness konsumen.
Pada kenyataannya jingle iklan membawa daya tarik sendiri bagi produk yang diluncurkan.
Dampaknya masyarakat akan terus mengingat dan mengingat bila iklan tersebut ditayangkan
secara terusmenerus. Dapa dibuktikan dengan kuesioner yang dilakukan, yaitu sebanyak 98%
dari responden menyetujui bahwa jingle penting digunakan pada iklan televisi. Elemen music dan
heard words dinilai penting bagi responden. Heard words adalah katakata yang terdengar dalam
iklan yang dapat membuat audiens semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang
disampaikan2. Sedangkan yang dimaksud elemen music adalah music yang terdapat dalam
tayangan iklan termasuk iringan music maupun lagu yang ditampilkan 3. Musik ditopang oleh
2 Fungsi dan peranan iklan pada tv
3 Fungsi dan peranan iklan pada tv
10
melodi, harmoni, ritme, tempo, dinamika, bentuk dan timbre (warna suara) dapat menimbulkan
daya tarik. Sesuai dengan pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa music merupakan
curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan
suara (melodi) yang berirama. Dapat digaris bawahi bahwa penggunaan jingle pada iklan televisi
Mizone berpengaruh dengan sangat efektif.
Produk minuman Mizone merupakan produk yang sudah sangat dikenal di masyarakat, dapat
dilihat dari keseluruhan responden mengetahui produk Mizone. Promosi dan iklan yang
dilakukan oleh Mizone selama ini telah berhasil memberikan target audiences suatu informasi
(menciptakan awareness). Hal ini didukung dengan alasan penggunaan iklan menurut The
Chartered Institute of Marketing (2004).
Walaupun responden pernah mendengar jingle iklan televisi Mizone yang diperdengarkan
sebelum mengisi kuisioner, sebanyak 64% dari responden menyatakan tidak bisa mengingat jingle
versi lain dari produk Mizone. Hal ini mungkin terjadi karena jingle iklan Mizone yang
diperdengarkan masih dipakai hingga sekarang walaupun ada penambahan lagu lain pada jingle
iklan televisi Mizone. Selain itu sangat dimungkinkan bahwa responden menganggap jingle iklan
televise versi lain itu sama dengan versi yang diperdengarkan, mengingat bahwa jingle iklan
Mizone versi “Don’t Stop The Beat” ini sangat dikenal di konsumen, dapat dilihat pada materi
kuisioner mengenai kemudahan mengasosiasikan jingle iklan televisi Mizone.
Sebanyak 96% responden menyatakan bahwa iklan televisi Mizone versi lain pun juga menarik.
Hal ini menarik karena pada data lain diketahui bahwa hanya sedikit dari responden yang dapat
mengingat jingle iklan Mizone versi lain. Kemungkinan ini dapat terjadi karena jingle iklan versi
“Don’t Stop The Beat” dipakai pada jingle iklan versi lain dengan ditambahkan lagu lain atau
dengan aransemen yang lain dari jingle iklan versi “Don’t Stop The Beat”. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berpengaruh positif terhadap brand awareness
responden.
Sebanyak 90% responden menyatakan bahwa jingle iklan Mizone mudah diasosiasikan dengan
Mizone. Responden dapat dengan mudah mengingat produk apabila mendengar jingle iklan
Mizone. Disimpulkan bahwa jingle iklan Mizone berhasil meningkatkan brand awareness
responden dengan kemudahannya diasosiasikan dengan produk Mizone.
66% responden lebih condong ke jingle yang menggambarkan produk sebagai kriteria jingle yang
baik. Data ini mendukung bahwa jingle yang efektif tidak harus menyebutkan nama produk
dalam jinglenya, yang terpenting bagi jingle yaitu harus merepresentasikan karakter dari produk
itu sendiri. Dan menurut 96% responden, jingle iklan Mizone sesuai dengan karakter produk.
Maka secara tidak langsung responden menyetujui bahwa jingle iklan Mizone juga turut
merupakan salah satu contoh jingle iklan yang baik dan menggambarkan produk.
Dari 96% responden yang pernah mendengar jingle iklan televisi Mizone, hanya 74% yang dapat
menjawab produk dari jingle yang diperdengarkan secara benar. Hal ini dapat terjadi karena ada
kemungkinan responden tidak dapat mengingat produk secara tepat atau karena clutter dari iklan
di televisi. Namun secara jumlah dan mayoritas, dapat disimpulkan bahwa jingle iklan televisi
Mizone berpengaruh secara positif terhadap brand awareness pada tahap brand recognizing yang
11
dikemukakan Durianto (2004), yaitu mengenali produk melewati jingle yang diperdengarkan.
Berikut tabel kesan, unsur dominan, dan persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone.
Tabel persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone
Kesan
semang muda
ceria
Responden
at
Terhadap
Jingle
Mizone
57
19
24
Unsur
tarian
warna
jingle
Dominan
Dari Iklan
Televisi
Mizone
22
10
68
Persepsi
Minum Minum Makan
Konsumen an
an
an
Terhadap
penam anak
penam
Jingle Iklan bah
anak
bah
Mizone
semang
seman
at
gat
90
6
4
Persepsi konsumen terhadap jingle iklan Mizone sebagai minuman penambah semangat
dibuktikan dengan pilihan terbanyak 90%. Sebagian besar responden meyakini pendapatnya, dan
informasi tentang Mizone tersebut diperoleh melalui iklan televisi yang menyertai jingle iklannya.
Persepsi konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor internal seperti kepercayaan, pengalaman,
kebutuhan, suasana hati (mood) serta harapan. Kepercayaan konsumen terhadap Mizone dapat
terpenuhi setelah mengetahui manfaatnya setelah menggunakan produk tersebut. Persepsi positif
terhadap citra produk dapat dicapai dengan penayangan secara kontinyu, dan disesuaikan
dengan situasi yang sedang dibutuhkan oleh remaja saat ini. Mereka memiliki pengetahuan
produk dengan baik, dikarenakan mereka sering beradaptasi dengan lingkungan dimana Mizone
diperjual belikan.
Sebanyak 57% dari responden mendapatkan kesan bersemangat setelah diperdengarkan jingle
iklan televisi Mizone, hal ini ternyata cocok dengan karakter yang ingin ditonjolkan dari Mizone
yang merupakan minuman pembangkit semangat. Penggunaan musik “Don’t Stop The Beat”,
dengan latar belakang cerita dan pemilihan model telah membawa konsumen pada suasana
tertentu. Pilihan kesan ‘bersemangat’ tersebut dapat dikatakan berimbang, antara pilihan ‘ceria’
dan ‘muda’. Jingle Mizone mengadung unsur ceria dan muda. Bila dipadu dengan musik “Don’t
Stop The Beat”, karakter semangat mendominasi iklan tersebut. Berdasarkan data ini dapat
disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berhasil membangun brand association di benak
responden dan dengan begitu juga membangun brand awareness pada konsumen.
12
Elemen iklan jingle dipilih responden sebagai unsur yang paling dominan 68% di iklan televisi
Mizone. Sedang elemen colour dipilih sebanyak 10% dan elemen movement sebanyak 22%. Sesuai
dengan strategi periklanan yang diluncurkan, iklan Mizone di televisi didominasi oleh jingle dari
pada elemen grafis. Untuk mendukung kesan dinamis, semangat, ditempatkan pada porsi kedua
setelah jingle iklan. Iklan Mizone dianggap telah sesuai dengan konsep iklannya, yaitu “everyday
restoration drink”.
Data ini membuktikan bahwa pengaruh jingle dalam membangun brand awareness Mizone cukup
kuat di mata responden.
Sebanyak 90% responden berpersepsi jingle iklan Mizone sebagai iklan dari minuman penambah
semangat. Sedangkan 4% responden berpersepsi iklan makanan penambah semangat dan 6%
responden berpersepsi iklan produk elektronik. Ini menunjukkan adanya selisih yang sangat tajam
yaitu berbanding antara 90; 4; 6. Pengetahuan konsumen cukup bagus. informasi tentang Mizone
sebagai minuman isotonik penambah semangat sukses dalam iklan tv tersebut. Dampak positif,
bahwa konsumen berhasil merekam dalam memorinya. Pilihan berikutnya merupakan responden
yang belum memiliki pengetahuan secara mendalam tentang produk Mizone
Secara keseluruhan responden berpersepsi iklan Mizone sebagai minuman penambah semangat.
Mizone berhasil membentuk persepsi responden dengan benar, walaupun ada responden yang
berpersepsi bukan sebagai makanan penambah semangat dan produk elektronik. Namun
responden yang salah persepsi tidak sampai setengah dari jumlah yang berpersepsi benar. Dengan
persepsi yang benar, maka hal ini dapat meningkatkan brand awareness dari produk Mizone,
karena masyarakat dengan mudah dapat mengingat (brand recognition) dan brand recall dari
produk bersangkutan. Untuk membangun kesadaran merek terhadap Mizone dapat dilakukan
dengan cara; meningkatkan interaksi dengan merek, membangun hubungan merek yang positif,
meningkatkan loyalitas merek dengan terhubung dengan konsumen sebagai target, memotivasi
pelanggan untuk terlibat dengan merek dan produk yang terkait. Kesadaran merek disini adalah
kemampuan Mizone untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan
produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Mizone yang hadir dalam
benak konsumen pada dasarnya merupakan citra terhadap merek. Citra merek merupakan jenis
asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi
tersebut dapat muncul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitkan dengan suatu
merek.
Kesimpulan
Penggunaan Jingle dalam iklan televisi lebih cepat mempengaruhi konsumen, lebih mudah
diterima, dan mudah diingat. Beberapa pertimbangan dalam memilih jingle iklan, yaitu mengenal
produk, menyebut nama merek, mengubah slogan menjadi irama yang bisa dinyanyikan,
pengulangan kata atau frase agar jingle lebih menarik dinyanyikan. Pertimbangan tersebut dapat
diterapkan namun dapat bertentangan dengan pilihan responden, seperti yang muncul pada hasil
kuesioner yang telah dilakukan .
13
Jingle iklan televisi Mizone versi “Don’t Stop The Beat” yang tanpa menyebutkan nama produk
dapat berpengaruh secara positif terhadap brand awareness masyarakat usia 1825 tahun di
Surabaya terhadap Mizone.
Komponen meaningfulness, likability, transferability dan adaptability dan dari jingle “Don’t Stop The
Beat” memiliki efek positif terhadap brand awareness masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya
terhadap produk minuman Mizone. Dibuktikan dengan kesan dan persepsi yang ditangkap
masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya cocok dengan kesan dan persepsi yang ingin
disampaikan oleh Mizone.
Komponen memorability dari jingle “Don’t Stop The Beat” memiliki efek positif terhadap brand
awareness masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya terhadap produk minuman Mizone.
Dibuktikan dengan tingginya persentase masyarakat usia 1825 tahun di Surabaya untuk
mengingat dan menjawab secara kognitif produk dari jingle yang diperdengarkan.
Daftar Pustaka
Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. San Francisco : The Free Press. ISBN 002
9001013.
Armstrong, Gary, dan Kotler, Phillip. 2003 Dasardasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks
Gramedia.
BadenBaden. 2005. Rochaety, Eti dan Tresnati, Ratih. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Bronner, Kai dan Hirt, Rainer. 2009 Audio Branding. Brands, Sound and Communication,
Nomos, madi. ISBN10: 3832943528, ISBN13: 9783832943523
Durianto. 2004 . Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Brand Equity dan Perilaku Merek.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Duncan, Tom. 2002. Principles of Advertising & IMC, 2nd ed International Edition. New
York: McGrawHill/Irwin (series in marketing).
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Hidayat, Taufik. 2008. Upaya Mizone Menggapai Second Wind. Tempat Jari menari
kumpulan tulisan. Melalui http://taufiek.wordpress.com/2008/08/27/ upayamizone
menggapaisecondwind/html [08/27/2008]
Keller, Kevin L. 2003 Strategic brand management. New Jersey: PrenticeHall,. Inc
Kotler, Phillip. 2003. Marketing Management.
Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Rosister, John R. and Percy, Larry. 1987. Advertising and Promotion Management. New York:
McGrwHill, Inc.
Sumartono. 2002. Manajemen Periklanan dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka.
The Chartered Institute of Marketing 2004. dikutip oleh Oka Riansyah dalam Efektifitas
Penggunaan Humor Pada Iklan,jurnal.usu.ac.id /index.php/flow/article/.../420/251
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi.
14
15