Pengenalan beberapa jenis pengawet makanan

Ini yng bener yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

a. Pengenalan beberapa jenis pengawet
Pengawet antimikroorganisme adalah zat yang ditambahkan pada sediaan
obat

untuk

melindungi

sediaan

tersebut

terhadap

kontaminasi

mikroorganisme.Adapun maksud praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara pengujian aktivitas bahan pengawet dari sediaan farmasi, dengan
melibatkan


tingkat

konsentrasi

dan

jenis

bakteri

yang

digunakan.

Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan daerah zona
hambat dari suatu pengawet, menentukan jumlah koloni bakteri dari daerah zona
hambat dengan variasi konsentrasi yang digunakan.
Pada praktikum kali ini, pengenalan jenis pengawet menggunakan isolat
yang terlebih dahulu dilakukan suspensi untuk bakteri, kapang dan khamir. Isolat

bakteri dimasukan sebanyak 1 ml pada tabung reaksi nomor 1,2 dan 3. Tabung
reaksi 1 dimasukkan bakteri Staphylococcus aureus, tabung reaksi 3 dimasukkan
bakteri Pseudomonas aeruginosa, tabung reaksi 2 dimasukkan bakteri
Escherichia coli. Tujuannya untuk mengetahui apakah sediaan yang diberi bahan
pengawet dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau tidak. Sedangkan pada
tabung ke 4 dimasukkan isolat khamir Candida albicans, dan tabung ke 5
dimasukkan kapang yaitu Aspergillus niger. Tujuannya untuk mengetahui apakah
sediaan yang diberi bahan pengawet dapat menghambat pertumbuhan kapang dan
khamir atau tidak. Masing-masing tabung reaksi tersebut sebelumnya telah di
masukan media cairan Laktose Broth (LB) sebanyak 8 ml. setelah tabung reaksi
dimasukkan bakteri dan medial LB kemudian ditambahkan Pengawet Natrium
Benzoat 10 %. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan
bakteri. Efektivitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang
dibuat mengandung garam dan gula pasir. Penggunaan pengawet ini
diperbolehkan digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan senyawa

benzoat hanya boleh digunakan dengan kisaran konsentrasi 400-1000 mg/kg
bahan
Na-benzoat efektif digunakan pada pH 2.5 sampai 4. Daya awetnya akan
menurun dengan meningkatnya pH, karena keefektifan dan mekanisme anti

mikroba berada dalam bentuk molekul yang tidak terdisosiasi .
Mekanisme kerja natrium benzoat atau garamnya berdasarkan pada
permeabilitas membran sel mikroba terhadap molekul-molekul asam yang tidak
terdisosiasi. Isi sel mikroba mempunyai pH yang selalu netral. Bila pH sitoplasma
mikroba menjadi asam atau basa, maka akan terjadi gangguan pada organ-organ
sel sehingga metabolisme terhambat dan akhirnya sel mati. Membran sel mikroba
hanya permeabel terhadap molekul asam yang tidak terdisosiasi, maka untuk
mendapatkan efektivitas yang tinggi sebaiknya asam-asam tersebut digunakan
dalam lingkungan asam. Hal ini juga disebabkan pada pH netral dan basa, asamasam organik terurai menjadi ion-ionnya
Setelah itu lalu dibuat larutan blanko/ control. Larutan blangko
merupakan larutan yang digunakan sebagai pembanding. Pada praktikum ini,
larutan blangko yang kami buat yaitu dari media cair Laktose Broth (LB). Pada
praktikum kali ini kelompok kami mendapatkan bagian untuk membuat untuk
larutan

blanko

positif

dari


Staphylococcus

aureus.Dibuat

dengan

cara

menambahkan sebanyak 9 ml LB dan 1 ml S.aureus pada tabung reaksi no. 6 dan
untuk blanko negative, dimasukkan sebanyak 10 ml LB saja pada tabung reaksi
7. Sehingga parameter yang dapat dilihat adalah kekeruhan yang dihasilkan pada
setiap tabung reaksi yang dibandingkan dengan larutan blangko. Jika tabung
reaksi yang telah diberi pengawet menghasilkan kekeruhan maka bahan pengawet
yang digunakan tidak efektif sedangkan jika tabung reaksi tidak mengalami
kekeruhan dan warnanya sama seperti pada larutan blangko negatif maka bahan
pengawet yang kami gunakan efektif dalam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
Setelah itu, kemudian tabung reaksi ke 1(Staphylococcus aureus), 2
(Escherichia coli) dan 3 ( Pseudomonas aeruginosa ) di inkubasi selama 24 jam

pada suhu 35-37˚C, untuk tabung reaksi 4 (Candida albicans) dan 5 (Aspergillus
niger) di inkubasi selama 5 hari pada suhu 20-25˚C. Hasil dari praktikum ini

yaitu, pada tabung reaksi no. 1 dan 3 , mengasilkan kekeruhan, sedangkan pada
tabung reaksi nomor 2 tidak di dapatkan kekeruhan , Adanya kekeruhan tersebut
mengindikasikan bahwa pengawet Natrium Benzoat 10% tidak efektif untuk
menghambat Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa . Namun pada
tabung reaksi nomor 2 tidak didapatkan kekeruhan, hal ini berarti pengawet
natrium benzoate 10% efektif dapat menghambat pertumbuhan mikroba dari
Escherichia coli.
Selanjutnya pada tabung 4 (Candida albicans) dan 5 (Aspergillus niger)
dilakukan pengamatan setelah 5 hari diinkubasi dalam suhu 20-25 0C. hasil
menunjukan bahwa pada tabung 4 tidak terjadi kekeruhan, hal ini menandakan
bahwa

natrium

benzoate

efektif


untuk

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme. sedangkan untuk tabung 5 terjadi kekeruhan, hal ini menandakan
bahwa pengawet yang digunakan untuk menghambat mikroorganisme sehingga
kurang efektif bagi kapang Aspergillus niger.