Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberl

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proklamasi kemerdekaan dan pembentukan Negara Republik Indonesia yang dituangkan ke
dalam UUD 1945, membawa perubahan besar dalam semua aspek kehidupan kemasyarakatan
di wilayah Indonesia yang sebelumnya dinamakan Hindia Belanda, termasuk pada
penyelenggaraan hukumnya. Dengan demikian secara implisit sudah terjadi perubahan dalam
isi cita-cita hukum sebagai asas atau dasar yang mendomani dalam penyelenggaraan hukum di
Indonesia.

Tatanan hukum yang beroperasi dalam suatu masyarakat pada dasarnya merupakan
pengejawantahan cita-cita hukum yang dianut dalam masyarakat yang bersangkutan ke dalam
suatu perangkat aturan hukum positif, lembaga hukum dan proses (Prilaku birokrasi
pemerintahan dan masyarakat).

Para pendiri negara Indonesia sepakat bahwa Negara Indonesia yang diproklamirkan
kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945 menggunakan sistem pemerintahan sebagai
Negara Hukum, hal ini ditegaskan dalam penjelasan UUD 1945 dan penegasan Negara

berdasarkan atas hukum di dalam pasal 1 ayat (3) perubahan ketiga UUD 1945 yang
menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

Hukum yang berlaku di suatu masyarakat termasuk Indonesia dipengaruhi oleh Teori Hukum
(Rechtstheorie atau yurisprudence) yang tahun 1970 an teori hukum bangkit kembali.1

Teori hukum sebagai disiplin hukum mandiri yang berdasarkan tingkat keabstrakanya terletak
diantara ilmu hukum dan filsafat hukum, yang mencakup :2

1 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

_________________

1. B ARIEF SIDHARTA,Disiplin Hukum, hubungan antara ilmu hukum, teori hukum dan filsafat
hukum Hal. 8

                                                                                (Kumpulan makalah Univ.Katolik
Parahyangan 2005)


2. op.cit.

1. Analisis Hukum

Menganalisa pengertian hukum, pengertian dan struktur hukum, sistem hukum, sifat dan
struktur kaedah hukum, pengertian dan fungsi dan asas hukum, dan pengertian serta interelasi
konsep-konsep yuridik (misalnya : subjek hukum, hak dan kewajiban, hubungan hukum,
peristiwa hukum, perikatan)

2. Ajaran metode dari hukum yang mencakup teori Argumentasi Yuridik, metode dari Ilmu
Hukum dan metode Penerpan Hukum.

3. Ajaran Ilmu (Epistemologi) dari hukum yang mempersoalkan keilmiahan dan ilmu hukum.

4. Kritik Ideologi, yang mencakup kritik terhadap kaedah hukum positip dan menganalisis kedah
hukum untuk mengungkapkan kepentingan dan ideologi yang melatarbelakanginya.

2 / 18


Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Teori hukum pada prinsipnya di bagi 2 Tipologi, yaitu :

1. Tipologi Normatif :

a. Teori Hukum Yunani dan Romawi

b. Teori Hukum Alam.

c. Teori Hukum Positivisme.

d. Teori Hukum Murni.

2. Tipologi Sosiologis :

a. Sosiologis Hukum Empiris.

b. Sosiologis Hukum Kontemplatif.


B. PERMASALAHAN  

3 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Sesuai dengan latar belakang dan judul makalah ini yang dijadikan permasalahan dalam
makalah ini hanya menyangkut, Bagaimana pengaruh Teori Huku Murni terhadap Keberlakuan
Hukum di Indonesia.

C. RUANG LINGKUP.

Dalam membahas masalah hanya dibatasi pada hukum yang berlaku di Indonesia dalam arti
peraturan perundang-undangan (hukum positip) dikaitkan dengan Teori Hukum Murni.

ANALISIS TEORI HUKUM MURNI

TERHADAP KEBERLAKUAN HUKUM DI INDONESIA

A. PENGERTIAN


1. Pengertian Hukum.

Sampai saat ini tidak ada seorang Sarjanapun dapat mengartikan hukum secara utuh dan
menyeluruh dan lengkap, para sarjana berbeda pandangan tentang pengertian hukum
tergantung dari sudut pandang sarjana itu sendiri.

Kami penulis makalah ini mengibaratkan pengertian hukum tak ubahnya seperti beberapa

4 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

orang buta mengartikan apa itu sapi ?

Siapa yang terpegang buntutnya dia akan bilang sapi itu panjang dan kenyal. Siapa yang
terpegang telinganya dia akan bilang dia akan bilang bahwa sapi itu lebar dan lembut. Siapa
yang terpegang perutnya, dia akan bilang sapi itu bulat dan besar. Siapa yang terpegang
kakinya dia akan bilang bahwa sapi itu tak ubahnya kakiku yang berdiri kokoh.


Para sarjana mengartikan Hukum dapat dilihat dari pendekatan ilmu yang ia dapatkan sebagai
contoh :

1. Aristoteles ;

Membedakan hukum yang khusus dan hukum yang universal. Hukum yang khusus berlaku dan
diterapkan pada anggota komunitas, sedangkan hukum yang universal adalah Hukum Alam.

2. Grotius ;

Hukum adalah aturan moral yang menjadi pedoman dalam bertindak secara benar.

3. Thomas Aquinas ;

Hukum adalah perintah yang masuk akal, ditujukan untuk kesejahteraan umum, dibuat oleh
mereka yang mengemban tugas suatu masyarakat dan di foermulasikan.

4. Satjipto Raharjo.

5 / 18


Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Hukum bukan semata-semata sebagai aturan-aturan dan logika tetapi juga struktur sosial dan
tingkal laku.

Dari pengertian-pengertian para sarjana, dapat ditarik suatu tolak ukur bahwa pengertian
hukum mengandung makna.1

1. Hukum dalam arti ketentuan penguasa yaitu aturan yang dibuat oleh yang berwenang.

2. hukum dalam arti Petugas.

3. hukum dalam arti tata hukum yaitu Hukum Positif.

2. TEORI HUKUM MURNI.

Teori Hukum Murni muncul karena adanya Ilmu hukum yang Ideologis, yaitu yang hanya
mengembangkan hukum itu sebagai alat pemerintahan dalam negara-negara totaliter.(Allen,
1958 : 48)2


Teori Hukum Murni dikemukakan Hans Kelsen, yang inti ajaran Hukum Murni, dari Hans
Kelsen adalah :

Bahwa hukum itu harus dibersihkan dari anasir-anasir yang tidak yuridis seperti etis, sosiologis,
politis dan sebagainya.3

6 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

_________________

1. TAMI RUSLI,SH.MH,Catatan Kuliah Filsafat Hukum, MH UBL, tanggal 04 Desember 2009

2. Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, 2006, hal.278

3. H. Lili Rasjidi dan Thania Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra Aditya Bakti,
1981, hal.81


Dalam teori Hukum Murni menolak ajaran yang bersifat teologis dan hanya menerima hukum
sebagaimana adanya, yaitu dalam bentuk peraturan-peraturan yang ada.

Konsepsi Hukum Murni Hans Kelsen tidak memberi tempat berlakunya hukum alam,
menghindari dari soal penilaian dan juga tidak memberi tempat bagi hukum kebiasaan yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat, hanya memandang hukum sebagai Sollen Yuridis
yang terlepas dari Das Sei/ kenyataan sosial. Orang mentaati hukum karena ia merasa wajib
untuk mentaatinya sebagai suatu kehendak negara. Hukum itu tidak lain merupakan suatu
kaedah ketertiban yang menghendaki orang mentaatinya sebagaimana seharusnya.

Disamping ajaran Teori Hukum Murni, Hans Kelsen memperkenalkan konsepsi mengenai
Grundnorm yang berfungsi sebagai dasar dan tujuan dari semua jalan hukum. Grundnorm
sebagai induk yang melahirkan peraturan-peraturan hukum dalam suatu tatanan hukum yang
selanjutnya dikembangkan oleh ADOLF MERKL yang dikenal dengan Stufenbau Des Recht
yang mengutamakan tentang adanya hierarkis dari pada perundang-undangan.

Ajaran Stufentheori untuk hukum di Indonesia sesuai dengan hieraikisnya termuat dalam Tap
MPRS NO.XX/MPRS/1966 tentang tata urutan perundang-undangan dan Undang-Undang
No.10 Tahun 2004 menetapakan sebagai berikut :


1. Undang-Undang Dasar 1945

7 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

2. Ketetapan MPR

3. Undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

4. Peraturan pelaksana lainnya :

   a. Peraturan Pemerintah

   b. Keputusan Presiden

   c. Keputusan Menteri,

dan seterusnya.


Hans Kelsen melihat hukum sebagai sistem norma yang menekankan aspek seharusnya atau
das solen dengan memprediksi terlebih dahulu tidak bisa diturunkan dari kenyataan, norma
hukum selalu diciptakan melalui kehendak (act of will), sebuah tindakan hanya dapat
menciptakan hukum, hukum yang diciptakan harus sesuai dengan norma hukum yang lebih
tinggi. Dengan demikiam semakin tinggi suatu norma semakin abstrak sifatnya dan sebaliknya
semakin rendah tingkat suatu norma semakin kongkrit sifatnya.

3. KEBERLAKUAN HUKUM DI INDONESIA  

Dengan Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 membawa perubahan
besar dalam semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, termasuk penyelenggaraan
hukumnya. Dalam menata kerangka dan struktur dasar organisasi negara di sahkanlah
Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya termuat pandangan hidup bangsa Indonesia
yaitu Pancasila yang mencerminkan nilai-nilai dasar dan tujuan bernegara (Pembukaan UUD
1945) yang apabila dihubungkan dengan Grundnormnya Hans Kelsen UUD 1945 merupakan
hukum yang tertinggi dalam hierarki perundang-undangan.

8 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Dalam pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 menegaskan bahwa segala badan negara dan
peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini.

Hukum yang berlaku di Indonesia tidak terlepas dari sejarah Indonesia itu sendiri yang
dahulunya dijajah oleh Belanda yang pada tahun 1938 dengan asas konkordansi, Hukum yang
berlaku di Belanda diberlakukan pula di Indonesia.Hukum Belanda berasal dari Perancis dan
Hukum Perancis berasal dari Romawi yang mangnut sistem hukum Eropa Kotinental yang pada
pokoknya membagi hukum tersebut menjadi 2 (dua) bidang yaitu ;

1. Hukum Publik.

2. Hukum Privaat.

Dalam hukum publik sesuai dengan asas konkordansi pada tahun 1938 dan pasal II Aturan
Peralihan UUD 1945 serta ditegaskan kembali dalam Undang Undang No. 73 tahun 1958,
bahwa Kitab Undang Undang Hukum Pidana menurut Undang Undang No. 1 Tahun 1946 tetap
berlaku di Indonesia. Kitab Undang Undang Hukum Pidana tersebut berasal dari Wetboek van
Strafrecht.

Dalam hukum privaat, hukum Belanda juga diberlakukan di Indonesia berdasarkan asas
konkordansi yang dikenal dengan Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgelijk wetboek )
dan Kitab Undang Undang Hukum Dagang (wetboek van Kophande).

Pembidangan 2 (dua) hukum tersebut pada saat ini masih terasa di Indonesia dan masih
berlaku sepanjang masih belum dicabut. Sesuai dengan perkembangan zaman Indonesia tidak
lagi merumuskan perundang-undangan berbentuk wetboek akan tetapi berubah kearah
Rechtboek.

Indonesia dalam perkembangan hukumnya telah berusaha dan membuat hukum sendiri dalam

9 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

arti membuat undang undang yang sesuai dengan dasar falsafah bangsa Indonesia yaitu
Pancasila sebagai grundnormnya menurut Hans Kelsen. Sehingga pembidangan hukum Publik
dan Hukum Privaat tidak dibedakan secara jelas dan tegas,

Undang-undang yang telah dibuat Indonesia mengacu pada UUD 1945 sebagai Grundnorm
yang kami penulis ingat contohnya ;

1. Undang undang No. 5 tahun 1960 tentang Undang Undang Pokok Agraria.

2. Undang Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

3. Undang Undang NO. 4 tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan

4. Undang Undang NO. 42 Tahun 1999 tentang Fiducia.

Keempat Undang Undang tersebut pada awalnya termuat dalam Kitab Undang Undang Hukum
Perdata (BW), dengan berlakunya ke empat Undang Undang tersebut maka sepanjang telah
diatur oleh Undang Undang yang bersangkutan, praturan yang termuat dalam Kitab Undang
Undang Hukum Perdata tidak berlaku lagi.

Dibuatnya Keempat Undang Undang Tersebut karena aturan-aturan yang termuat dalam Kitab
Undang Undang Hukum Perdata tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia dan tidak
memenuhi tuntutan perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri.

Seiring dengan perkembangan zaman, dibidang hukum publik Negara Indonesia telah banyak
membuat Peraturan Perundang undangan yang karena sangat banyaknya kami penulis banyak
yang lupa atau tidak mengetahuinya, yang kami penulis ingat contohnya :

10 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

1. UU NO. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana

2. UU NO. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak

3. UU NO. 11 tahun 1995 Tentang Cukai

4. UU NO. 28   tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dari Korupsi,

   Kolusi dan Nepotisme.

5. UU NO. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

6. UU NO. 31 btahun 1999 yang dirubah UU NO. 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana
Korupsi.

7. UU NO. 25 tahun 2003 tentang Pencucian Uang

8. UU NO. 82 tahun 2003 tentang PPATK

9. UU NO. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

10.UU NO. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

11, dan seterusnya.

11 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Undang Undang tersebut di atas merupakan hukum tertulis bagi bangsa Indonesia yang isinya
bersesuaian dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam Pembukaan UUD
1945 yaitu Pancasila, yang sesuai dengan pendapat Hans Kelsen merupakan Grundnormnya
perundang-undangan.

Dari Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya menjunjung tinggi nilai-nilai luhuhr bangsa
Indonesia yang merupakan falsafah Negara dan Pandangan Hidup bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila yang di dalamnya mencakup :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang adil dan Berada

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh Kehikmatan dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

   Perwakilan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Hans Kelsen mengemukakan bahwa metode dasar dari ilmu hukum hanya berurusan dengan
hukum positif atau peraturan-peraturan dan dibebaskan dari ilmu-ilmu yang tidak membahas
oeraturan, sepereti psikologi, sosiologi dan etika. Teori hukum murni membebaskan diri dari
anasir-anasir sosiologi, politil, ekonomi bahkan etika dan moral menjadikan hukum sebagai
bidang yang terisolasi dari interaksinya dengan masyarakat.4

12 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

__________________

4. Saifullah, Refleksi Sosiologi Hukum, Refika Aditama, Malang 2006 Hal. 71.

Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
berpedoman pada UUD 1945 sebagai Grundnorm yang di dalamnya mengandung falsafah
Negara yaitu Pancasila. Pancasila itu sendiri mencerminkan adanya etika, sosiologi, dan
culture. Dengan demikian hukum di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh sosiologi, etika dan
budaya bangsa Indonesia itu sendiri dalam arti hukum di Indonesia tidak tertutup hanya sebatas
hukum itu saja.

Sebagai contoh Analisis terhadap Teori Hukum Murni atas keberlakuan hukum Indonesia :

1. Pada pasal 5 Undang Undang NO. 5 Tahun 1960 Tentang Undang Undang Pokok Agraria,

Menegaskan bahwa hukum Agraria Indonesia berlaku hukum adat, Yang menurut Boedi
Harsono yaitu hukum adat yang disanner.

Dari ketentuan pasal 5 tersebut, maka UUPA berlaku hukum adat dapat pula diartikan
kebiasaan suatu wilayah hukum di Indonesia, adat merupakan nilai-nilai luhur yang mengendap
dalam masyarakat yang merupakan kenyataan yang tidak dipungkiri (sosial).

Dari uraian tersebut maka UUPA mereduksi dari hukum adat bangsa Indonesia dalam arti
sosial masyarakat.

2. Pada pasal 2 Undang Undang NO. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, menegaskan bahwa

13 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

  

Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
Kepercayaannya itu.

Dari bunyi pasal tersebut Undang Undang Perkawinan memasukan unsur agama dan
kepercayaan tidak melihat hukum itu murni yang berdiri sendiri.

3. Pada pasal 2 Undang Undang NO. 31 tahun 1999 yang dirubah dengan UU No.20 Tahun

2001 pada penjelasannya menyebutkan ;

Bahwa yang dimaksud dengan secara melawan hukum mencakup perbuatan melawan hukum
arti formil maupun dalam arti materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam
peraturan perundang-undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela, karena
tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat,
maka perbuatan tersebut dapat dipidana.

Dari penjelasan pasal tersebut menunjukan kehendak pembuat undang undang bahwa
perbuatan melawan hukum itu tidak terbatas pada peraturan perundang undangan saja akan
tetapi melihat rasa keadilam masyarakat atau norma kehidupan sosial. Dengan demikian
undang undang ini tidak melihat hukum secara yuridis semata tapi melihat juga secara sosiologi
dan filosofi.

Dari ketiga contoh undang undang tersebut diatas, kami penulis berpendapat bahwa toeri
Hukum Murni dari Hans Kelsen tidak berlaku dalam Hukum Indonesia.

Dalam penerapan atau penegakan hukum di Indonesia, sesuai dengan pasal 28 ayat (1) UU
NO. 4 Tahun 2004 menyatakan bahwa Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Disinilah bahwa hukum di

14 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Indonesia tidak terlepas dari unsur-unsur sosiologi, politis dan budaya bahkan etika moral.

Sistem hukum yang tertutup (Teori Hukum Murni) sama sekali akan menyulitkan dan
menghalangi perubahan kaedah hukum dalam masyarakat, bahkan hukum itu sendiri dapat
mengakibatkan tidak berdayaguna atau tidak efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

   Teori Hukum Murni dari Hans Kelsen tidak dapat diterpkan dalam berlakunya hukum di
Indonesia. Hukum di Indonesia tidak terlepas dari unsur-unsur sosiologi, ekonomi dan politis
bahkan etika moral.

Hukum di Indonesia akan efektif dan berdaya guna apabila memasukan unsur-unsur
agama,sosial budaya dan etika moral.

B. SARAN

Penulis menyarankan dalam pembuatan perundang undangan para pembuat perundang
undangan hendaknya memperhatikan singkronisasi antara Undang undang yang satu dengan
undang undang yang lainnya sehingga tidak saling bertentangan.

15 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

Para penyusun undang undang hendaknya Kajian Akademis di utamakan karena mempunyai
nilai objektif.

                                                                                                                                

DAFTAR BACAAN

1. Dr. NURHADEIANTOMO,SH,MH. Catatan Kuliah Teori dan Filasafat Hukum 2009.

2. HANS KELSEN. Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Diterjemahkan Rasul Mu-

   taqien, Nusa Media Bandung 2008.

3. SATJIPTO RAHARDJO

- Ilmu Hukum Cetakan keenam 2006,citra Aditya Bandung 2006.

- Membedah Hukum Progresif, Kompas Media Nusantara 2008.

4. Dr. SAIFULLAH,SH.Mhum, Refleksi Sosiologi Hukum, Refika Aditama, Malang 2006

16 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

5. Dr.H.LILI RASJIDI DAN THANIA RASJIDI, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra
Aditya Bakti, Bandung 1981.

6. DRS. SURAJIYO, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Bumi Aksara, Jakarta 2005

7. R.WIYONO,SH. Pembahasan Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi edisi
kedua, Sinar Grafika Jakarta 2009.

8. R.SOESILO.

     - Kitab Undang Undang Hukum Pidana, Politea Bogor

     - Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Wacana Intelektual Bogor 2007

9. SRI SUMARWANI, materi Kuliah Filsafat Hukum Magister (S 2) UNISULA

10.Peraturan perundang-undangan lainnya.

17 / 18

Kajian Teori Hukum Murni Terhadap Keberlakuan Hukum di Indonesia

18 / 18