AKUNTABILITAS DAN TRANSPARASI LEMBAGA AMIL ZAKAT (STUDI TERHADAP RUMAH PEDULI NURUL FIKRI KOTA PALANGKA RAYA)

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARASI LEMBAGA AMIL ZAKAT
(STUDI TERHADAP RUMAH PEDULI NURUL FIKRI KOTA PALANGKA RAYA)
Mohamad Alfi

Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya
mohamadalfi@gmail.com.

ABSTRACT
The Amil Zakat Institute, Rumah Peduli Nurul Fikri Palangka Raya, is one of the manifestations
of the Law-based Zakat Management institution, established by the community as an effort to
reduce poverty and facilitate the muzakki in channeling zakat. Rumah Peduli Nurul Fikri is a
concrete form of an organization with a modern concept presented in the city of Palangka Raya
by emphasizing the principles of accountability and transparency in collecting and distributing
zakat, as in Article 17 of Law Number 23 of 2011 about Management ofZakat to realize the main
purpose of zakat as an effort for the prosperity of muslims. The formulation of the problem in this

study is how accountability in the management of the Rumah Peduli Nurul Fikri amil zakat
institution in Palangka Raya and how transparency in the management of the Rumah Peduli
Nurul Fikri amil zakat institution in Palangka Raya. This research uses descriptive qualitative
approach with empirical sociological law research as long as the data obtained in observation,
interviews, and documentation. The results of this study are the accountability of Rumah Peduli
Nurul Fikri's amil zakat institution which is characterized by legal entities and also fulfills the
principle of zakat management accountability, namely based on Islamic law, trust, benefits,
justice, legal certainty, integrity, and responsibility. This is the fulfillment of legal compliance as
Article 2 of Act Number 23 of 2011 concerning the Management of Zakat. Transparency of the
Rumah Peduli Nurul Fikri amil zakat institution in Palangka Raya City is seen in managing
zakat funds through disclosure of financial information and reporting to authorized institutions
participating in the management of zakat. Transparency in the institution of Amil Zakat Rumah
Peduli Nurul Fikri is open in managing zakat through the process of implementing activities and
information that can be accessed by the public.
Keywords:Accountability, Transparancey, Zakat, Rumah Zakat.
ABSTRAK
Lembaga Amil Zakat, Rumah Peduli Nurul Fikri Palangka Raya, merupakan salah satu
perwujudan lembaga berbasis Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat, didirikan oleh
masyarakat sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan dan memfasilitasi para muzakki dalam
menyalurkan zakat. Rumah Peduli Nurul Fikri adalah bentuk konkret dari sebuah organisasi

dengan konsep modern yang disajikan di kota Palangka Raya dengan menekankan prinsip
akuntabilitas dan transparansi dalam mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, seperti dalam
Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat untuk mewujudkan
tujuan utama zakat sebagai upaya untuk kemakmuran umat Islam. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana akuntabilitas dalam pengelolaan lembaga amil zakat Rumah
Peduli Nurul Fikri di Palangka Raya dan bagaimana transparansi dalam pengelolaan lembaga
amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri di Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan penelitian hukum sosiologis empiris selama data yang diperoleh
dalam observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah akuntabilitas
[63]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri yang dicirikan oleh badan hukum dan juga
memenuhi prinsip akuntabilitas pengelolaan zakat, yaitu berdasarkan syariat Islam, kepercayaan,
manfaat, keadilan, kepastian hukum, integritas, dan bertanggung jawab. Ini adalah pemenuhan

kepatuhan hukum sebagaimana Pasal 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat. Transparansi lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri Kota Palangka
Raya terlihat dalam mengelola dana zakat melalui pengungkapan informasi dan pelaporan
keuangan kepada lembaga-lembaga berwenang yang berpartisipasi dalam pengelolaan
pengelolaan zakat. Transparansi di lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri terbuka dalam
pengelolaan zakat melalui proses pelaksanaan kegiatan dan informasi yang dapat diaksesoleh
publik
Kata Kunci:Akuntabilitas, Transparansi, Zakat, Rumah Zakat.
A.

Pendahuluan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
merupakan salah satu tonggak sejarah pengelolaan zakat Indonesia yang modern dengan melalui
kelembagaan. Dengan adanya lembaga amil yang menghimpun zakat diharapkan akan
berpengaruh terhadap pengurangan kemiskinan dan kesenjangan kesejahteraan di kalangan
masyarakat, serta diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat. Dalam sejarah dakwah perubahan sosial masyarakat yang menjadi tema
sentral yang dilancarkan oleh individu-individu yang menghasilkan tingkat sosial masyarakat
yang ideal. Akan tetapi, proses merekayasa masyarakat tidak semudah membalik telapak tangan,
namun ia harus menunggu proses yang panjang.

Saat ini perubahan masyarakat yang sangat dinanti-nantikan adalah upaya meningkatkan
kemampuan ekonomi masyarakat Islam atau yang disebut dengan upaya memberdayakan
ekonomi umat. Karena itu, bagi umat Islam diperlukan strategi yang didasarkan pada kebutuhan
ekonomi masyarakat Islam, salah satunya dengan menyadarkan masyarakat muslim tentang
potensi dan kekuatan ekonominya. Islam sangat menghargai dan melindungi hak milik seseorang
akan tetapi pada saat yang sama, harta benda yang dimiliki tersebut merupakan hak umat
manusia untuk dinikmati dan digunakan. 1
Harta benda merupakan amanat yang harus dipelihara dan dikelola oleh pemiliknya
untuk kemaslahatan manusia sesuai dalam batas-batas yang ditentukan oleh pencipta-Nya.
Dengan kata lain dalam hak milik terdapat fungsi sosial dengan suatu kewajiban untuk
memanfaatkan harta benda tersebut.Hal ini menunjukan bahwa dalam Islam terdapat dasar bagi
perumusan-perumusan yuridis dalam menciptakan sistem kesejahteraan sosial. 2
Islam memiliki persfektif tersendiri berkaitan dengan pertanggungjawaban karena dalam
Islam semua yang dititipkan kepada manusia adalah amanah, konsep amanah merupakan bagian
universal yang kemudian dituntunkan menjadi pertanggungjawaban (akuntabilitas), sebuah
konsep barat yang diturunkan dari teori Agensi3. Pengelolaan zakat yang terakuntabilitasi atau
1

Nahed Nurwairah, Permberdayaan Ekonomi Umat Melalui Wakaf, Sekolah Tinggi Agama Islam Palangka
Raya: Jurnal Kajian Islam, volume 1 nomor 1, 2009, h. 52.

2
Ibid.,h. 53.
3
Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principalsdan agents. Pihak
principalsadalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan
atas namaprincipals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.

[64]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

amanah sebenarnya bukan konsep baru dalam Islam namun perlu dilembagakan yang meliputi
pertanggungjawaban kepada yang memberi amanah, Penerima amanah dan amanah itu sendiri.
Pemberi amanah dalam hal ini adalah Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebagai
wakilnya di bumi (khalifatullah fill ardh) seperti dalam Alquran Surah Fathir ayat 39:





Artinya:

Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.Barangsiapa yang kafir, maka
(akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. 4‘Dialah yang
menjadikanmu khalifah-kahlifah dibumi’, mempunyai makna si penerima amanah (khalifah)
harus melakukan tugasnya di bumi secara bertanggungjawab,dan dalam menjalankan amanah
tersebut harus bersifat adil dan menjadikannya sebagai rahmat (bermanfaat bagi orang lain).
Salah satu permasalahan yang kini tengah dihadapi masyarakat Indonesia termasuk kota
Palangka Raya adalah kemiskinan. Menyikapi kondisi demikian, ajaran Islam yang dibangun
atas lima dasar pilar yang termuat dalam rukun Islam salah satunya memuat tentang zakat. Zakat
adalah Ibadah fardiyah yang mengukuhkan hubungan vertikal antara Muzakki (pembayar zakat)
dengan Tuhannya yang merefleksikan nilai spiritualitas yang mampu menumbuhkan nilai charity
(kedermawanan) terhadap sesama manusia bahkan memiliki implikasi luas dalam aspek
kehidupan sosial (jama’iyah), ekonomi (iqtishadiyah), budaya (tsaqafah), pendidikan (tarbiyah)
dan aspek-aspek lainnya.5

Alquran membicarakan zakat dan mengaitkannya dengan sholat hampir 82 ayat yang
diantaranya dalam QS. Al-Baqarah ayat 43



Artinya:
Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' 6
Zakat jika ditinjau dari sistem ekonomi Islam merupakan salah satu instrumen fiskal
untuk mencapai tujuan keadilan sosial-ekonomi dan distribusi kekayaan dan pendapatan sebagai
salah satu intsrumen dalam pengentasankemiskinan. Di Indonesia kegiatan perzakatan mulai
berkembang pada tahun 1990-an dengan munculnya lembaga amil zakat yang pengelolaannya
full time dan dilaksanakan secara profesional. Hal tersebut merupakan tonggak sejarah
pengelolaan zakat di Indonesia, karena pada saat itu pula mulai muncul unsur-unsur profesional
dan manajemen modern dalam pengelolaan zakat.
Berdasarkan observasi peneliti, Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
merupakan salah satu realisasi dari Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang berbasis lembaga
4

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahannya, Depok: Cahaya Qur’an, 2008, h.
Muhammad dan Abubakar, Manajemen Organisasi Zakat, Malang: Madani (kelompok penerbit Instrans),

2011, h. 1.
6
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahannya,….. h. 7.
5

[65]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

yang didirikan oleh masyarakat kota Palangka Raya sebagai upaya pengentasan kemiskinan dan
memfasilitasi para Muzakki dalam menyalurkan hartanya untuk berzakat. 7Rumah Peduli Nurul
Fikri merupakan bentuk nyata sebuah amil dengan konsep modern yang hadir di kota Palangka
Raya dengan mengedepankan asas akuntabilitas dan transparansi dalam mengumpulkan,
menghimpun, dan mendistribusikan zakat kepada para mustahiq, sebagaimana di Pasal 17
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat untuk mewujudkan tujuan
utama zakat yaitu kesejahteraan umat Islam.

Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji Rumah Peduli Nurul Fikri dalam
menggalang, menghimpun dan mendistribusikan zakat sehingga antara mustahiq dan muzakki itu
terjadi sikap check and balance yang tidak lain akan menghasilkan dana dari muzakki maksimal
dan distribusi yang merata kepada mustahiq. Pembahasan ini penulis tuangkan dalam tulisan
yang berjudul Akuntabilitas dan Transparansi Lembaga Amil Zakat (Studi Terhadap Rumah
Peduli Nurul Fikri Kota Palangka Raya).Beranjak dari gambaran umum latar belakang di atas,
ada beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji dan diteliti dalam penelitian ini diantaranya:
bagaimana akuntabilitas dalam pengelolaan lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri Kota
Palangka Raya dan bagaimana Transparansi dalam pengelolaan Lembaga Amil Zakat Rumah
Peduli Nurul Fikri Kota Palangka Raya
B.
1.

Pembahasan
Akuntabilitas dalam Pengelolaan Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
Kota Palangka Raya
Lembaga Amil Zakat adalah lembaga yang melayani kepentingan publik dalam
penghimpunan dan penyaluran dana umat. Sebagai organisasi sektor publik tentu saja Lembaga
Amil Zakat memiliki stakeholder yang sangat luas. Konsekuensinya Lembaga Amil Zakat (LAZ)
dituntut dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan kepada semua pihak yang

berkepentingan. Kemampuan untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata
kepada stakeholder terutama mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu kreteria yang
menentukan tingkat akuntabilitas dan aksesibilitas lembaga. Jika keterpercayaan publik kepada
lembaga tetap terjaga, maka pada akhirnya masyarakat akan terus menyalurkan dananya lewat
lembaga.
Berbicara mengenai ketidakpercayaan masyarakat terhadap organisasi sektor publik, lebih
disebabkan oleh kesenjangan informasi antara pihak pengelola yang memiliki akses langsung
terhadap informasi dengan pihak masyarakat yang berada diluar manajemen.Pada tataran ini,
konsep mengenai akuntabilitas dan aksesibilitas menempati kriteria yang sangat penting terkait
dengan pertanggungjawaban organisasi dalam menyajikan, melaporkan dan mengungkap segala
aktifitas kegiatan serta sejauh mana laporan keuangan memuat semua informasi yang relevan
yang dibutuhkan oleh para penggunadan seberapa mudah informasi tersebut diakses oleh
masyarakat.
Terkait pelaksanaan audit terhadap Lembaga Amil Zakat, Pasal 18 ayat (2) huruf h
Undang-UndangNomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat telah mengatur syarat
pembentukan Lembaga Amil Zakat, salah satunya yaitu bersedia diaudit secara berkala dan
pada Pasal 19 menyebutkan Lembaga Amil Zakat wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan,
7

Administrator, 2015, http://www.rpnf.org/profil-rpnf/ Diakses pada tanggal 27 April 2015 Pukul 18.53 WIB


[66]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) secara berkala.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap subjek I memberikan
keterangan bahwa laporan ke pengawas atau stakeholder pertama kepada mitra jadi kategori
kerjasama kemitraan yang bersifat kegiatan insidental atau orderan, wajib melaporkan langsung
dalam satu buku laporan baik itu laporan keuangan atau laporan kegiatan selain memberikan ke
mitra lembaga juga memberikan ke muzakki dalam bentuk laporan di website dan melalui media
sosial (Whatapps). Sedangkan laporan lembaga amil zakat Rumah Nurul Fikri memberikan
laporan ke lembaga pengawas yaitu Dinas Sosial, Dinas Pendapatan Daerah, Kantor Wilayah
Kementerian Agama (KEMENAG) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) selain itu
subjek II juga memberikan keterangan laporan lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
tidak hanya ke 4 (empat) stakeholder tapi juga memberikan laporan ke yayasan dengan waktu
pelaporan 1(satu) x 1 (Satu) semester atau bisa juga menyesuaikan kebutuhan stakeholder dan
berdasarkan Surat Keterangan Terdaftar Nomor: 300.3.2/552/BKBP/XII/2015 di Badan
Kesatuan Bangsa Dan Politik bahwa wajib menyampailan laporan akhir tahun ke Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya. Sesuai dengan keterangan yang didapat
melalui wawancara dengan Informan YF, AA, SN bahwa lembaga amil zakat Rumah Peduli
Nurul Fikri memang benar melaporkan kegiatan dan keuangan sebagai mana waktu yang telah
ditentukan,
Selain itu subjek I dan subjek II juga menerangkan bahwa dasar hukum atau legalitas
lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri Kedudukan secara Hukum Rumah Peduli Nurul
Fikri sudah mendapatkan Akta Notaris No 1 tanggal 2 April 2007, oleh R.A. Setiyo Hidayat S.H
dan diperbaiki dengan Akta Notaris No 35 tanggal 26 juli 2007, yang disahkan dengan keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-3033. HT. 01.02.TH 2007
serta ada perubahan Akta Notaris No.71 tanggal 24 Maret 2016 selain Akta Notaris, di atas
Rumah Peduli Nurul Fikri juga sudah mendapat Surat Keterangan terdaftar di Badan Kesatuan
Bangsa Dan Politik Kota Palangka nomor:00-11-00/07III/2016 dan juga mendapat Izin
Penyelenggaraan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) nomor: 570/04/sosial/V/BPMDP-2016
dari Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Kota Palangka Raya.
Ditinjau dari sudut pandang teori akuntabilitas bahwa wujud akuntabilitas yang dapat
dilakukan Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah antara lain Disclosures (pengungkapanpengungkapan) dalam bentuk publikasi pengelolaan sumber dan penggunaan dana. Adapun
akuntabilitas lembaga mancakup hal sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pemerintah dan masyarakat luas
untuk mengevaluasi tanggung jawab sosial organisasi, berdasarkan data yang peneliti
temukan dilapangan dari keterangan diberikan subjek I, II, III IV, V, VI dan subjek VII dan
dikuatkan dengan keterangan yang diberikan informan I,II dan III bahwa lembaga amil
zakat Rumah Peduli Nurul Fikri sudah memenuhi syarat ini baik dengan pemerintah maupun
kepada masyarakat yang membutuhkan informasi dengan adanya laporan seluruh
kegiatannya dari laporan langsung kepada lembaga pengawas yakni BAZNAS sedangkan
kepada masyarakat berupa laporan yang diunggah di website dan buletin yang disebarkan.
2. Menyediakan informasi mengenai pertukaran-pertukaran yang terjadi antar organisasi dan
lingkungan sosial, berdasarkan laporan yang peneliti dapat bahwa di dalam laporan selain
[67]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

menerangkan jumlah dana tapi segala bentuk kegiatan lembaga amil zakat Rumah Peduli
Nurul Fikri seperti hal seminar, bantuan kebakaran, bantuan banjir.
3. Menyediakan informasi mengenai manfaat sosial (social benefit) dan biaya sosial (social
cost) yang terjadi akibat operasi perusahaan atau nilai tambah yang diberikan oleh
perusahaan (value add) untuk jangka waktu atau priode tertentu, dalam pelaksanaannya
seluruh kegiatanya lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri berdasarkan kerterangan
Subjek I bahwa kegiatan lembaga dirancang terlebih dahulu dan berapa target dana serta
untuk apa saja dana yang dibutuhkan.
Oleh karena itu dari pemaparan diatas dan keterangan-keterangan yang diberikan subjek I,
II, III IV, V, VI dan subjek VII dan dikuatkan dengan keterangan yang diberikan informan I,II
dan III bahwa lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikrisudah akuntabel serta dari observasi
yang penulis lakukan dilapangan.Sedangkan ditinjau dari sudut pandang teori kepatuhan hukum
teori ini jika dihubungkan dengan penelitian yang penulis teliti bahwa Lembaga Amil Zakat
memang tidak dapat dipisahkan dari sebuah ketaatan hukum yang bersifat patuh, taat, tunduk
pada ajaran dan peraturan.
Kepatuhan juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak
menaati peraturan ke perilaku yang menaati peraturan guna untuk membangun suatu
kepercayaan akan lembaga tersebut dalam visi misi yang menanamkan tanggungjawab atau
akuntabilitas. Oleh sebab itu berdasarkan dokumen yang peneliti dapatkan seperti Akta Notaris
No 1 tanggal 2 April 2007, oleh R.A. Setiyo Hidayat S.H yang diperbaikan dengan Akta Notaris
No 35 tanggal 26 juli 2007 yang disahkan dengan keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. C-3033. HT. 01.02.TH 2007 dan perubahan Akta Notaris No.
71 tanggal 24 Maret 2016 selain Akta Notaris, di atas Rumah Peduli Nurul Fikri juga sudah
mendapat Surat Keterangan Terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Palangka
nomor: 00-11-00/07III/2016 dan juga mendapat Izin Penyelenggaraan Pengumpulan Uang dan
Barang (PUB) nomor: 570/04/sosial/V/BPMDP-2016 dari Badan Penanaman Modal Daerah dan
Perizinan Kota Palangka Raya. Selain itu dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat pasal 19, bahwa kepatuhan hukum Lembaga Amil Zakat juga meliputi wajib melapor
kepada BAZNAS.
Berdasarkan analisis penulis di atas, norma yang terkait dengan akuntabilitas pengelolaan
zakat mencakup kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah, kepatuhan terhadap perundangundangan yang berlaku dalam negara, transparansi pengelolaan zakat, serta pertanggungjawaban
secara berjenjang dalam pengelolaan zakat, hal inilah yang menjadi dasar akuntabilitas
pengelolaan zakat pada lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri. Terkait dengan subyek
pelaksanaan asas akuntabilitas, serta pengelola zakat pada lembaga amil zakat Rumah Peduli
Nurul Fikri yang berbadan hukum sebagaimana dikuatkan oleh akta notaris dan juga legalitasnya
dari Kementerian Hukum dan HAM, yaknilembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikrisebagai
lembaga amil zakat perseorangan dan perkumpulan orang dalam masyarakat dari bentuk badan
hukum yayasan kemudian dibentuk lembaga amil zakat dibawah kepengurusan yayasan Nurul
Fikri. Lebih lanjut menurut penulis, pada lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
memiliki tujuan yang sama dengan asas akuntabilitas pengelolaan zakat yaitu tercapainya
pelaksanaan asas akuntabilitas adalah sejalan dengan tujuan pengelolaan zakat dalam undangundang, yaitu meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan
[68]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

meningkatnya manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan.
Penegakan hukum berupa sanksi administratif diterapkan dalam kondisi ketika pengelola
zakat tidak memberikan bukti setoran zakat, atau pendistribusian dan pendayagunaan dana
zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya tidak sesuai ketentuan syariah, atau
tidak melakukan pencatatan tersendiri atas penerimaan dana nonzakat, atau tidak
memberitahukan pengelolaan zakat yang dilakukan kepada pejabat yang berwenang (khusus amil
zakat perorangan dan perkumpulan). Sedangkan sanksi pidana adalah terkait dengan tindakan
melawan hukum yang tercantum dalam pasal-pasal larangan pada Undang-Undang Pengelolaan
Zakat, yaitu larangan melakukan tindakan memiliki, menjaminkan, menghibahkan, menjual,
mengalihkan zakat, infak, sedekah, atau dana sosial keagamaan lainnya yang ada dalam
pengelolaannya.
Lebih lanjut berdasarkan kepatuhan hukum, pengelolaan zakat melalui lembaga amil zakat
Rumah Peduli Nurul Fikri dalam konteks negara hukum, pengelolaan zakat diatur ke dalam
wilayah privat kewarganegaraan dalam sektor keagamaan. Adapun pola pengawasan di dalam
masyarakat terhadap pengelolaan zakat sebenarnya sudah ada dan sudah berjalan selama ini,
yaitu dalam bentuk yang sangat sederhana melalui peran ulama dan kiyai di tingkat lokal.Tetapi
setelah diberlakukannya Undang-Undang Pengelolaan Zakat, amil zakat diharuskan menerapkan
aturan teknis administratif terhadap pelaksanaan ibadah ini. Pada prinsipnya tidak ada masalah
jika negara harus masuk dalam pengawasan zakat, yakni untuk mencegah terjadinya pola-pola
pengelolaan yang melawan hukum atau penyalahgunaan pengelolaan zakat.
Berdasarkan uraian di atas lebih lanjut menurut penulis, lembaga amil zakat Rumah Peduli
Nurul Fikri menggunakan pola yang aman dalam pengelola zakat yang akuntabel adalah lembaga
amil zakat yang berbadan hukum, ialah meminimalkan risiko hukum pengelolaan dana zakat
kepada BAZNAS, yaitu pengumpulan, rekap dan serahkan ke BAZNAS Provinsi Kalimantan
Tengah. Menurut penulis lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri harus menyeleksi siapa
yang wajib menunaikan zakat dan siapa yang berhak menerima zakat. Orang yang berzakat
jangan merasa terzalimi, misalnya pegawai yang gajinya pas-pasan jangan diambil zakatnya.
Jangan mengambil sesuatu yang tidak wajib. Untuk itu seorang amil harus memiliki kompetensi
dasar sebagai amil zakat, yaitu; ilmu syariah, fiqih zakat, integritas diri, kuat kepribadian,
kelembutan, dan adil.8
Akuntabilitas hukum dan kejujuran (accuntability for probity and legality) terkait dengan
dilakukannya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam organisasi,
sedangkan akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan, korupsi
dan kolusi. Akuntabilitas hukum menjamin ditegakkannya supremasi hukum, sedangkan
akuntabilitas kejujuran menjamin adanya praktik organisasi yang sehat.Akuntabilitas
manajerialyang dapat juga diartikan sebagai akuntabilitas kinerja (performance accountability)
adalah pertanggungjawaban untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efektif dan
efisien.Akuntabilitas program juga berarti bahwa program-program organisasi hendaknya
merupakan program yang bermutu dan mendukung strategi dalam pencapaian visi, misi dan
tujuan organisasi.
8

http://pusat.baznas.go.id/berita-artikel/akuntabilitas-pengelolaan-zakat-dalam-perspektif-hukum-islam-dankeuangan/

[69]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

Berdasarkan hasil analisis penulis, lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
mampumempertanggungjawabkan program yang telah dibuat sampai pada pelaksanaan
program.Akuntabilitas lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikrimampu
mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dampak
dimasa depan. Dalam membuat kebijakan harus dipertimbangkan apa tujuan kebijakan tersebut,
mengapa kebijakan itu dilakukan. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban lembaga publik
untuk menggunakan dana publik (publicmoney) secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada
pemborosan dan kebocoran dana, serta korupsi. Akuntabilitas sangat penting karena menjadi
sorotan utama masyarakat.Akuntabilitas ini mengharuskan lembaga-lembaga publik untuk
membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja finansial organisasi kepada pihak
luar.9
Berdasarkan analisi penulis di atas, akuntabilitas lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul
Fikri sebagai lembaga amil pengelola zakat sudah akuntabel dengan berbadan hukum dan juga
memenuhi prinsip akuntabilitas pengelolaan zakat, yaitu berdasarkan syariat Islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegritas, dan akuntabilitas. Hal ini merupakan
pemenuhan kepatuhan hukum sebagaimana Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat
2.
Transparansi dalam Pengelolaan Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
Kota Palangka Raya
Aspek penting dari pengelolaan zakat adalah peran para lembaga amil zakat selaku
pengemban amanah pengelolaan dana-dana itu. Jika amil zakat baik, maka asnaf mustahik
lainnya insya Allah akan menjadi baik, tapi jika amil zakatnya tidak baik, maka jangan diharap
para asnaf mustahik yang lain akan menjadi baik. Itulah nilai strategisnya amil zakat, dengan
kata lain, hal terpenting dari zakat adalah bagaimana mengelolanya.
Secara sosiologis, harapanpublik adalah suskesnya pengelolaan zakat yang efektif dan
efisien, tetapi seperti segala hal yang merupakan dambaan manusia biasanya memiliki wujud
yang abstrak atau tidak jelas. Mengenai hal ini salah satu hal yang ingin diintegrasikan dalam
proses perancangan adalah bagaimana membuat sistem ini menjadi transparan sesuai dengan
prinsip Good Governance. Tetapi ketika dicoba untuk dicari user requirementnya (daftar
kebutuhan pengguna) sebagai basis validasi perancangan timbul kesulitan bagaimana
mendefinisikannya.
Selalu tetap ada batasan tentang apa yang bisa diketahui publik dan sebaiknya tidak
diketahui publik. Dalam Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dituntut untuk meningkatkan
kepercayaan bagi para Muzakki, tentunya tidak akanmenguraikan rencanastrategi
kompetitifnya.Seharusnya ada lembaga publik atau otoritas yang ditunjuk dan berani untuk
membuat sebuah kriteria yang jelas.
Dengan transparannya pengelolaan zakat, maka dapat menciptakan suatu sistem kontrol
yang baik, karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi saja tetapi juga akan
melibatkan pihak ekstern seperti para Muzakki maupun masyarakat secara luas. Dan dengan
transparansi inilah rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan dapat diminimalisasi.
Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri dalam bentuk transparansinya mempunyai
3(tiga) kriteria diantaranya :
9

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-akuntabilitas.html

[70]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

1. Semua program yang dijalankan akan dilaporkan kepada semua stake holder (Muzakki,
Dewan Pengawas dan Lembaga Mitra) secara berkala.
2. Lembaga mitra ataupun donatur perseorangan akan difasilitasi untuk bisa mengakses laporan
dan laporan program.
3. Laporan akan dibuat secara transparan dengan melibatkan auditor, updateakses yang mudah
dan online.
Dari pengertian transparansi yang dikemukakan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
pengertian bahwa, prinsip transparasi itu sesungguhnya dibangun atas informasi yang bebas.
Bebas maksudanya adalah bebas diakses oleh siapa saja yang membutuhkan, dan pemerintah
berkewajiban untuk membeberkan informasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang diputuskan untuk dilakukan dan tidak dilakukan untuk urusan publik. Kendati
demikian, perlu diketengahkan bahwa, lembaga yang transparan tidak saja berarti adanya
keterbukaan informasi dan akses masyarakat karena boleh jadi ada informasi yang asimetris,
tetapi penekanannya lebih pada makna “tanggung jawab”.Tanggungjawab untuk memberikan
informasi yang benar dan relevan kepada yang siapa saja yang membutuhkan atau kepada publik.
Dengan pemahaman demikian maka, sesungguhnya transparansi merupakan bentuk
akuntabilitas yang sangat rasional untuk menghadapi sistem ekonomi dan administrasi. 10
Berawal dari konsep transparansi yang peneliti paparkan jika dihubungkan dengan yang
peneliti temukan dari hasil observasi dan wawancara dari subjek I, II, III, IV, V, VI dan VIIyang
memberikan keterangan sistem organisasi atau sistem kelembagaan yang terkait dengan struktur
oraganisasi. Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri untuk memenuhi kebutuhan penting
dengan pengelolaan zakat maka beberapa unsur seperti kepemimpinan, menghimpun dana,
penyaluran dan pendayagunaan, pengelolaan administrasi keuangan dan asset, pengelolaan SDM
Amil yang mana unsur-unsur tersebut dibentuk dalam upaya pengelolaan zakat yang tertata dan
terbuka.
Sistem keuangan Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri mengunakan sistem
akuntansi zakat online yang mana akuntansinya sudah berdasarkan PSAK 109 dan PSAK
110.Dari sisi sistem perencanaan yang dilakukan Rumah Peduli Nurul Fikri adanya rapat kerja,
dengan agenda menyusun rencana kegiatan 1 (satu) tahun kedepan kemudian menetapkan target
penghimpunan dan penetapan target penyaluran dan lain-lain terkait pengembangan.Sistem
perencanaan yang diringi dengan sistem monev (monitoring dan evaluasi).Sedangkan laporan
keuangan secara public dilakukan perbulan di website, dan juga laporan kegiatan dilaporkan
paling lambat 24 jam setelah kegiatan itu dilaksanakan. Selain itu melalui media website
lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri menebitkan buletin pertahun yang terbitnya di
antara sesudah atau sebelum Ramadhan.
Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2011 Pasal 34, pembinaan dan pengawasan
lembaga amil zakat dilaksanakan oleh Menteri Agama, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya. Adapun dalam hal pembinaan, menurut undang-undang meliputi
sosialisasi, fasilitasi dan edukasi. Sedangkan pengawasan dalam Peraturan Pemerintah No. 14
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Pengelolaan Zakat, mencakup pelaporan,
audit syariah dan audit keuangan. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 Pasal 75,
10

Lucio Borromeo de Araujo, Penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas dan prtisipasi masyarakat dalam
local development program di timor-leste,….
.

[71]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

menetapkan kewenangan Kementerian Agama untuk melakukan audit syariah atas laporan
pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang
dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Melalui audit syariah dapat diketahui dan dipastikan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana
sosial keagamaan lainnya yang dilakukan badan amil zakat dan lembaga amil zakat telah
memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam, serta untuk mencegah penyimpangan dan pelanggaran
yang dilakukan oleh amil zakat.
Keberadaan Dewan Pengawas Syariah Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul
Fikrisangat diperlukan selain untuk memberikan kontrol syariah dan pendidikan, Dewan
Pengawas Syariah dalam struktur Lembaga Amil Zakat akan meningkatkan kepercayaan
terhadap Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikriapabila Dewan Pengawas Syariah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Dengan begitu akan memberikan jaminan atas
pengelolaan dana zakat sesuai dengan hukum-hukum zakat dan memberikan keyakinan bahwa
personil lembaga amil zakat layak sebagai amil zakat selain itu hasil peneliti temukan dari
wawancara dengan subjek II bahwa Dewan Syariah Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul
berfungsi mengawasi dan untuk mananyakan atau rujukan-rujukan syariah,adanya dewan
syariah mengenai hal yang berkaitan dengan tugas lembaga yang dapat mendorong lembaga amil
zakat untuk menciptakan “good corporate governance.” Hal ini akan bermanfaat karena dengan
tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat, akan mendorong Muzakki
menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat, dan tidak lagi disalurkan secara individu
masing-masing Muzakki.
Pengawasan terhadap lembaga amil zakat sesungguhnya terkait erat dengan program yang
direncanakan lembaga amil zakat tersebut, karena itu inti dari tujuan pengawasan adalah
menjamin tercapainya tujuan lembaga amil zakat dengan cara mengembalikan atau meluruskan
berbagai penyimpangan yang tidak sesuai dengan yang diprogramkan sehingga zakat benarbenar bisa diberdayakan untuk mengentaskan masalah perekonomian yang ada saat ini.
Kepercayaan tersebut harus dibangun melalui akuntabilitas publik melalui pertanggungjawaban
keuangan terutama operasional syariah lembaga amil zakat.Tujuan pengawasan haruslah positif,
yaitu untuk memperbaiki, mengurangi pemborosan uang, waktu, material dan tenaga.Di samping
itu, pengawasan juga bertujuan untuk membantu menegakkan agar peraturan ditaati, sehingga
dapat mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa Lembaga Amil Zakat Rumah
Peduli Nurul Fikri memilik 3 (tiga) bentuk keterbukaan diantaranya keterbukaan dengan donatur
berupa laporan langsung kepada donatur dan untuk masyarakat melalui buletin yang terbit sekali
setahun serta website yang bisa diakses oleh masyarakat secara bebas dan kepada Muzakki
laporan yang dilakukan selain melalui website juga dilakukan melalui media sosial (Whatapps
dan SMS) berdasarkan konsep itu dan kenyataan yang ada bahwa lembaga cukup terbuka dengan
segala bentuk kegiatan dan keuangan.
Menurut tinjauan teori transparansi bahwa suatu lembaga yang terbuka mencangkup 3
(tiga) aspek yaitu:
a. Semua program yang dijalankan akan dilaporkan kepada semua stakeholder (Muzakki,
Dewan Pengawas dan Lembaga Mitra) secara berkala. Dari hasil peneliti didapatkan dari
para subjek penelitian yang memberikan keterangan bahwa Lembaga Amil Zakat Rumah
Peduli Nurul Fikri secara publik perbulan di website terkait laporan keuangan, kemudian ada
[72]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

laporan kegiatan per 24 (dua puluh empat ) jam setelah kegiatan itu
dilaksanakan.Pengawasan terhadap Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
sesungguhnya terkait erat dengan program yang direncanakan lembaga amil zakat tersebut,
karena itu inti dari tujuan pengawasan adalah menjamin tercapainya tujuan lembaga amil
zakat dengan cara mengembalikan atau meluruskan berbagai penyimpangan yang tidak
sesuai dengan yang diprogramkan sehingga zakat benar- benar bisa diberdayakan untuk
mengentaskan masalah perekonomian yang ada saat ini. Kepercayaan tersebut harus
dibangun melalui akuntabilitas publik melalui pertanggungjawaban keuangan terutama
operasional syariah lembaga amil zakat.Tujuan pengawasan haruslah positif, yaitu untuk
memperbaiki, mengurangi pemborosan uang, waktu, material dan tenaga.Di samping itu,
pengawasan juga bertujuan untuk membantu menegakkan agar peraturan ditaati, sehingga
dapat mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
b. Lembaga mitra ataupun donatur perseorangan akan difasilitasi untuk bisa mengakses laporan
dan laporan program. Dari hasil yang peneliti dapatkan dari para subjek penelitian yang
memberikan keterangan bahwa Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri secara
laporan fisik yang diterbitkan persemester yang menerima laporan ini hanya donator.
c. Laporan akan dibuat secara transparan dengan melibatkan auditor, update, akses yang
mudah dan online. Nurul fikri juga mempunyai laporan melalui media buletin diterbitkan
pertahun diantara sesudah atau sebelum Ramadhan.
Transparansi yang dimiliki Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul yang berupa akses
mudah dengan prinsip online atau website yang di dalamnya memuat berbagai macam kategori
atau menu pilihan diantaranya:
a. Home, yang memuat informasi aktivitas kegiatan dalam pelaksanaan program kerja yang
mana ini merupakan laporan kegiatan Lembaga Amil Zakat Nurul Fikri.
b. Profil Kami, yang memuat hal-hal berupa keterangan Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli
Nurul seperti latar belakang berdirinya Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul, Visi
Misi, Tujuan, Konsep Operasional, Kategori Program, Struktur Organisasi, dan pengalaman
Kerjasama.
c. Layanan, yang menyediakan sepertilayanan konsultasi zakat dan layanan jemput zakat dari
seluruh kabupaten yang terdapat kantor cabang Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul.
d. Program, kegiatan yang menjadi dasar Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurul Fikri
untuk menyalurkan dana-dana yang diperoleh, dan penjelasan dari program yang terdapat di
Lembaga Amil Zakat Rumah Peduli Nurulseperti : Disaster Risk Management(bidang
pencegahan bencana), Program Umat Mandiri Nurul Fikri (Pum-NF), Program
NFRelationship atau program khusus kemitraan dalam hal pengelolaan dana Corporate
Social Responbility (CSR), Program Cahaya Generasi, Dan Program Charity&Empowering.
e. Partnership, yang isi dari menu ini berupa laporan kegiatan kerja sama dengan mitra, seperti
laporan penyaluran dan laporan menerima bantuan dari mitra.
f. Komunitas, menerangkan kegiatan yang berupa perkumpulan dalam kegiatan seperti
pengajian bulanan dan forum silaturahim.
g. Laporan, di dalam laporan ini memuat laporan keuangan dari tahun 2013 sampai 2015 dan
ditahun 2016 terkahir laporanya sampai di bulan September.
h. Donasi, memuat cara untuk mendonasikan harta para Muzakki baik itu berupa zakat
penghasilan, infak dan shadaqah.
[73]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

i. Konfirmasi, yang berupa biodata yang memberi donasi dan konfirmasi dana yang
didonasikan digunakan untuk apa.
Berdasarkan uraian di atas, menurut penulis, transparansi lembaga amil zakat Rumah
Peduli Nurul Fikri sebagai lembaga amil zakat mengacu pada prinsip shidiq, yaitu terbuka dan
tidak menyembunyikan anggaran sebaliknya adalah bentuk kebohongan yang paling jelas.
Dalam kaidah ushulfiqh ditegaskan bahwa ma la yatimmul wajib illa bih fahuwa wajib, kalau
kewajiban tidak bisa dijalankan kecuali dengan sesuatu maka sesuatu itu menjadi wajib. Shidiq
adalah kewajiban. Dalam pengelolaan anggaran kejujuran ini tidak bisa dijalankan kecuali
dengan transparansi anggaran. Berdasarkan kaidah itu, maka menjalankan transparansi anggaran
adalah wajib. Ini berarti, dalam pandangan Islam, menghindari transparansi anggaran adalah
kemaksiatan yang dapat menghapuskan semua pahala ibadah kepada Allah SWT, sebab shidiq
berkaitan dengan prinsip amanat sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yaitu berdasarkan syariat Islam, amanah, kemanfaatan,
keadilan, kepastian hukum, terintegritas, dan akuntabilitas.
Lebih lanjut berdasarkan hasil penelitan penulis, berkaitan dengan proses informasi
anggaran, amanat berkaitan dengan kesetiaan untuk mengalokasikan dan mendistribusikan
anggaran kepada yang berhak dalam istilah Islam, menyampaikan amanat kepada ahlinya
sebagaimana pada lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri sebagai lembaga amil zakat
untuk mengontrol shidiq dan amanat, diperlukan sistem pengawasan. Dengan menggunakan
istilah para ahli ushulfiqh, dapat disimpulkan bahwa pengawasan wajib karena shidiq dan amanat
tidak akan berjalan tanpanya. Pengawasan tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa transparansi
anggaran. Amanah menegakkan transparansi anggaran adalah kewajiban agama yang mulia. Hal
tersebut bukan saja mengantarkan manusia pada berbagai kebajikan, tetapi juga mengantarkan
mereka kepada surga yang dijanjikan.Secara duniawi, transparansi anggaran, dalam kata-kata
imam Ali adalah upaya memerangi musuh negara, menyejahterakan penduduk, dan
memakmurkan negeri.11
Jadi berdasarkan analisis penulis di atas, transparansi lembaga amil zakat Rumah Peduli
Nurul Fikri sebagai lembaga amil zakat dalam pengelolaan zakat yang akuntabel, terlihat dengan
keterbukaannya dalam mengelola dana zakat melalui keterbukaan informasi dan pelaporan
keuangan kepada instansi berwenang yang ikut serta dalam intergrasi pengelolaan zakat. Hal ini
menjadi dasar bahwa transparansi pada lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri bersifat
terbuka dalam pengelolaan zakat melalui penyertaan semua unsur dalam pengambilan keputusan
dan proses pelaksanaan kegiatan dengan transparannya pengelolaan zakat pada lembaga amil
zakat Rumah Peduli Nurul Fikri dengan adanya kontrol dari pengurus internal dan pengawasan
eksternal serta kontrol sosial dari masyarakat.
.
C. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Akuntabilitas dan
Transparansi Lembaga Amil Zakat (Studi terhadap Rumah Peduli Nurul Fikri Kota Palangka
Raya), maka peneliti dapat mengambil kesimpulan akuntabilitas dalam pengelolaan lembaga
amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri Kota Palangka Raya yang dilihat dari; Pertama,
menyediakan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pemerintah dan masyarakat luas untuk
11

Transparansi dalam Perspektif Islam, http://www.antikorupsi.org/id/content/transparansi-dalam-perspektif-islam,

[74]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

mengevaluasi tanggung jawab sosial organisasi, bahwa lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul
Fikri sudah memenuhi syarat ini baik dengan pemerintah maupun kepada masyarakat yang
membutuhkan informasi dengan adanya laporan seluruh kegiatannya dari laporan langsung
kepada lembaga pengawas yakni BAZNAS sedangkan kepada masyarakat berupa laporan yang
diunggah di website dan buletin yang disebarkan. Kedua,menyediakan informasi mengenai
pertukaran-pertukaran yang terjadi antar organisasi dan lingkungan sosial, berdasarkan laporan
yang peneliti dapat bahwa di dalam laporan selain menerangkan jumlah dana tapi segala bentuk
kegiatan lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri seperti hal seminar, bantuan kebakaran,
bantuan banjir. Ketiga, menyediakan informasi mengenai manfaat sosial (social benefit) dan
biaya sosial (social cost) yang terjadi akibat operasi perusahaan atau nilai tambah yang diberikan
oleh perusahaan (value add) untuk jangka waktu atau periode tertentu, dalam pelaksanaannya
seluruh kegiatanya lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri. Dimana kegiatan lembaga
dirancang terlebih dahulu dan berapa target dana serta untuk apa saja dana yang dibutuhkan.
Lembaga yang dikatakan akuntabel selain mencakup beberapa dasar diatas lembaga amil
zakat harus memenuhi kepatuhan hukum yang berupa izin untuk mengumpulkan dana ummat
serta adanya bentuk pengawasan. Lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri dari hasil
penelitian penulis dapatkan bahwa lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri dengan
Rekomendasi BAZNAS Nomor : 093/SET.BAZNAS/01.02/X/2017 dan izin dari Badan
Kesatuan Bangsa Dan Politik kota Palangka Raya No. 00-11-00/07/III/2016 serta dari Badan
Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Kota Palangka Raya dalam penyelenggaraan
mengumpulkan uang dan barang. Selain itu dalam pengawasan ada 4 (empat) lembaga pengawas
yaitu Baznaz, Kemenag, Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas Sosial sebagai mana yang
termaktub dalan UU No. 23 tahun 2011 pasal (29) ayat 3. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rumah
Peduli Nurul Fikri amanah atau akuntabel.
Transparansi dalam pengelolaan lembaga amil zakat dalam konteks penyelenggaraannya
berdasarkan terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta
disediakan secara memadai dan mudah dimengerti. Oleh kerena itu berdasarkan penelitian yang
penulis dapatkan bahwa Rumah Peduli Nurul Fikri Kota Palangka Raya dilihat dari
pengelolaannya yang berupa penertbitan buletin setelah ramadhan yang memuat segala bentuk
kegiatan serta dilihat dari pelaporan yang bersifat publik yang ada di website yang memuat dari
hal laporan dan kegiatan, serta adanya kerterbukaan dengan mitra dan Muzakki dalam kegiatan
dana yang didapat yang di muat dalam grup media sosial seperti Whatsapp. Prinsip transparansi
tersebut terlihat melalui keterbukaan informasi dan pelaporan keuangan kepada instansi
berwenang yang ikut serta dalam intergrasi pengelolaan zakat. Hal ini menjadi dasar bahwa
lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri bersifat terbuka dalam pengelolaan zakat melalui
penyertaan semua unsur dalam pengambilan keputusan dan proses pelaksanaan kegiatan dengan
transparannya pengelolaan zakat pada lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri.
Adapun saran dari hasil penelitian ini, diharapkan Kepada Rumah Peduli Nurul Fikri
yang mana lembaga ini berpotensi menjadi lembaga yang berbasis nasional maka dari itu agar
lembaga amil zakat Rumah Peduli Nurul Fikri dapat menyelesai izin dari BAZNAS pusat serta
dalam pengelolaannya dapat meningkat seperti pemodalan wirausaha, cangkupan lembaga dapat
mencapai pelosok desa, dan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih sadar akan zakat.Bagi
masyarakat hendaknya melakukan pengawasan atau kontrol sosial terhadap lembaga amil zakat,
agar tidak terjadi penyalahgunaan dan penyimpangan pengelolaan zakat yang rawan sosial.Bagi
[75]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

instansi atau lembaga terkait pengelolaan zakat hendaknya melakukan upaya kerjasama melalui
terintegrasinya pengelolaan zakat, baik data, dana, dan manajemen zakat yang akuntabel dan
transparan sebagai sumber ekonomi umat yang dapat memberikan kemaslahatan yang seluasluasnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Sjuhada, dkk, Regulasi Zakat dan Kesejahteraan Sosial : Studi Legislasi dan Implementasi
Perda Daerah, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2009

Administrator, 2015, http://www.rpnf.org/profil-rpnf/ Diakses pada tanggal 27 April 2015
Pukul 18.53 WIB.
Administrator, www.kemendagri.go.id, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, diakses pada tanggal 11 April 2016.
Admistrator,http://ilmuhukumuin-suka.blogspot.co.id/2015/11/teori-teori-penegakanhukum-kesadaran.html, diakses pada tanggal 1 november 2016.
Al Albani, Muhammad Nashirudin, Shahih Sunan Nasa’i Jilid 2, (terjemah fathurahman dan
Zuhdi), c. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006.
Al Asqalani, Ibnu Hajar, Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih AlBukhari Buku 8,
(terjemah Amiruddin),c. II, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Araujo, Lucio Borromeo de, Penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas dan prtisipasi
masyarakat
dalam
local
development
program
di
timorleste,http://luckyarezo.blogspot.co.id/2013/05/prinsip-transparansi-akuntabilitasdan.html, diakses pada tangal 9 april 2016.
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perpektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Az-zuhaili, Wahbah, Fiqih islam wa Adillatuhu jilid 3, Jakarta: Gema Insani, 2011.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu
Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2008.
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahannya, Depok, Cahaya Qur’an, 2008.
Departemen RI, Manajemen Pengeloaan Zakat, Jakarta: 2009.
[76]

El-Maslahah Journal

ISSN: 2089-1970

Vol. 8, No. 1, Juni 2018

Ghoni, Djunaidi dan Fauzan Al-Mansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2012.
El-Madani, Fiqh Zakat Lengkap: Segala Hal Tentang Kewajiban Zakat

dan Cara

Membaginya, Yogyakarta: DIVA Press, 2013.
Gie, The Liang, dkk, Ensiklopedia Administrasi, Jakarta: CV Haji Masagung, 1989.
Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
Hidayat, Ahmad, Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Indonesia,
http://kebijakan-publik.blogspot.co.id/2011/03/transparansi-penyelenggaraanpelayanan.html, diakses pada tanggal 15 juni 2016.
Karim, Helmi, Fiqih Muamalah, c. I, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.
Kartoredjo, H.S, Kamus Baru Kontemorer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2011.
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer, Jakarta: Salemba
Diniyah, 2002.
Muhammad dan Abubakar, Manajemen Organisasi Zakat, Malang: Madani (kelompok
penerbit Instrans), 2011.
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Nurwairah, Nahed, Permberdayaan Ekonomi Umat Melalui Wakaf, Sekolah Tinggi Agama
Islam Palangka Raya: Jurnal Kajian Islam, volume 1 nomor 1: 2009.
Prastowo, Andi, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
DIVA Press, 2010.
Rahmaniar, Menggali Potensi Umat Melalui Zakat (Studi Terhadap Pelaksanan Zakat Di
Kota Palangka Raya) ,Sekolah Tinggi Agama islam Palangka Raya, Jurnal Studi
Agama dan Masyarakat, Volume 5 nomor 1, 2008.
Rizal,

Muhammad,
Akuntabilitas:
Dalam
Presfektif
Islam,
http://www.larispa.or.id/berita/127-akuntabilitas-dalam-presfektif-islam-.html,
di
akses pada tanggal 4 April 2016.

Saleh,

amin Nur, http://www.nuram

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25