PENGARUH PERUBAHAN KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, PERUBAHAN LABA KOTOR, DAN PERUBAHAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM

PENGARUH PERUBAHAN KOMPUNEN LAPORAN…………………..…….……….……………...(Serly C dan Astuti Yuli Setyani)

PENGARUH PERUBAHAN KOMPONEN LAPORAN ARUS
KAS, PERUBAHAN LABA KOTOR, DAN PERUBAHAN SIZE
PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM
Serly C
Astuti Yuli Setyani
Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224

ABSTRAK
The purpose of this study was to examine the effect of changes in thecomponents of cash flows
(operating cash flow changes, investment cashflow changes , cash flow funding changes),
changes in gross profit,and change the size of the company toward expected return stock
ofmanufacturing companies which go public in Indonesia Stock Exchange. The number of
companies studied as many as 84 companies listed in Indonesia Stock Exchange with the
observation period from 2004 to 2008. The technique used in the data analysis is the
technique of multiple linear regression. Results of the study showed that only cash flow
operations changes ,investment cash flow changes and gross margin changes that showed
significantly influence against expected return stock
Kata kunci: expected return, size, arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor


PENDAHULUAN
Harga saham merupakan indikator
keberhasilan pengelolaan perusahaan. Semakin baik prestasi perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan yang
bersangkutan. Peningkatan pada harga
saham tersebut juga akan mencerminkan
peningkatan kekayaan para pemegang
saham sebagai investor. Salah satu fungsi
pasar modal adalah sebagai sarana untuk
memobilisasi dana yang bersumber dari
masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang
diinginkan oleh para investor untuk
bersedia menyalurkan dananya melalui
pasar modal adalah perasaan aman akan
investasi dan tingkat return yang akan
diperoleh, informasi yang jelas, wajar, dan
tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return me-

mungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan
oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan.

Pasar modal memiliki sejumlah sifat
khas apabila dibandingkan dengan pasar
yang lain. Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu
mempertimbangkan resiko dan expected
return dari setiap sekuritas yang secara
teoritis berbanding lurus. Semakin besar
expected return maka tingkat resiko yang
melekat juga semakin besar. Gambaran
resiko dan expected return dari suatu
saham dapat dinilai berdasarkan informasi
baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif. Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu
diperlakukan investor sebelum membeli,
39

JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011

menjual, atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan.
Suatu informasi dianggap informatif
jika informasi tersebut mampu mengubah

kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang
baru akan membentuk suatu kepercayaan
yang baru dikalangan para investor.
Kepercayaan ini akan mengubah harga
melalui perubahan demand dan supply
surat-surat berharga. Dengan kata lain
suatu informasi dikatakan memiliki
kandungan (content) jika pasar menyerap
informasi dengan cepat dan terefleksikan
pada perubahan harga pasar.
Parameter kinerja perusahaan yang
mendapat perhatian utama dari investor
dan kreditor dari laporan keuangan ini
adalah laba dan arus kas. Pada saat
dihadapkan pada dua ukuran kinerja
akuntansi keuangan tersebut, investor dan
kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja
yang menjadi fokus perhatian mereka
adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan
serta prospek pertumbuhan dimasa depan

dengan lebih baik. Oleh karena itu, selain
kedua ukuran kinerja tersebut investor dan
kreditor juga perlu mempertimbangkan
keuangan setiap perusahaan.
Triyono (2000) menguji hubungan
kandungan informasi arus kas, komponen
arus kas, dan laba akuntansi dengan harga
dan return saham memperoleh kesimpulan
bahwa pembedaan komponen aliran kas
(operasi, pendanaan, dan investasi) seperti
yang disyaratkan dalam PSAK No.2
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap return saham. Kurniawan (2000)
menguji hubungan arus kas operasi dan
data akrual terhadap return saham menyimpulkan bahwa penelitiannya tidak
berhasil menunjukkan adanya hubungan
antara arus kas operasi dan komponen
earning dengan return saham.
Penelitian mengenai pengaruh kandungan informasi dari komponen aliran
40


kas (pembedaan aliran kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba, atau ukuran
(size) perusahaan terhadap expected return
saham masih sangat sedikit. Umumnya
penelitian terdahulu menghubungkan arus
kas, laba, atau ukuran (size) perusahaan
dengan abnormal return. Padahal saat
berinvestasi investor akan selalu mensyaratkan dan mengharapkan tingkat
return tertentu yang akan diperoleh dari
investasinya tersebut. Tingkat return yang
disyaratkan ini tentunya didasarkan dari
informasi yang disajikan oleh perusahaan
yang menggambarkan prospek perusahaan
dimasa akan datang baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
Laporan laba rugi memuat banyak
angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi,
dan laba bersih, selain itu kita juga
mengenal laba akuntansi yang kesemuanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola

perusahaan. Riset akuntansi terutama yang
mencari hubungan angka laba dengan
harga saham maupun return saham selalu
menggunakan angka laba operasi atau EPS
yang dihitung menggunakan angka laba
bersih dan jarang yang menggunakan
angka laba kotor.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan angka laba kotor untuk melihat
pengaruhnya terhadap expected return dari
investasi terhadap saham perusahaan. Ini
didasarkan dari penelitian Febrianto (2005)
yang membuktikan bahwa angka laba
kotor memiliki kualitas laba yang lebih
baik dibandingkan kedua angka laba yang
lain yang disajikan dalam laporan laba
rugi, lebih operatif, dan lebih mampu
memberikan gambaran yang lebih baik
tentang hubungan antara laba dengan harga
saham.
Ukuran (Size) perusahaan menurut

hasil penelitian Cooke (1992) terbukti
mempengaruhi luas pengungkapan dalam
laporan tahunan perusahaan. Penelitian
Miswanto (1999) tentang pengaruh
operating leverage, cyclicality, dan ukuran

PENGARUH PERUBAHAN KOMPUNEN LAPORAN…………………..…….……….……………...(Serly C dan Astuti Yuli Setyani)

(size) perusahaan terhadap resiko bisnis
menemukan bahwa operating leverage
tidak berpengaruh terhadap peningkatan
resiko bisnis begitu pula dengan pengaruh
cyclicality terhadap resiko bisnis, sedangkan ukuran (size) perusahaan memiliki
pengaruh terhadap resiko investasi yang
bearti juga memiliki pengaruh terhadap
return investasi.
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kandungan informasi perubahan
komponen laporan arus kas, perubahan
laba kotor, dan perubahan size perusahaan
terhadap expected return saham. Metode

penelitian ini adalah menggunakan regresi
linear berganda tetapi sebelum meregresi
data dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh bukti empiris mengenai
adanya pengaruh kandungan informasi
perubahan komponen laporan arus kas
(perubahan aktivitas operasi, perubahan
aktivitas investasi, dan perubahan aktivitas
pendanaan), perubahan laba kotor, dan
perubahan size perusahaan terhadap
expected return saham.
KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTESIS
Return merupakan salah satu faktor
yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian
investor menanggung resiko atas investasi
yang dilakukannya. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara
return yang diharapkan (expected return)
dengan return yang terjadi (realized

return). Return yang diharapkan (expected
return) merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang. Return ekspektasi merupakan
return yang digunakan untuk pengambilan
keputusan investasi. Return ini penting
dibandingkan dengan return historis
karena return ekspektasi merupakan return
yang diharapkan dari investasi yang akan
dilakukan. Sedangkan return yang terjadi

(realized return) atau return aktual
merupakan tingkat return yang telah
diperoleh investor pada masa lalu.
Laba kotor adalah selisih dari
pendapatan perusahaan dikurangi dengan
kos barang terjual. Kos barang terjual
adalah semua biaya yang dikorbankan untuk perusahaan pemanufaktur, mulai dari
tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik,
diolah, dan hingga barang tersebut dijual.

Semua biaya-biaya langsung yang
berhubungan dengan pembuatan produk
tersebut dikelompokkan sebagai kos
barang terjual. Yang masuk ke dalam
rekening kos barang terjual ini adalah:
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya-biaya overhead. Laba
kotor akan menggambarkan efisiensi
manajer dalam menggunakan sumber daya
perusahaan untuk menghasilkan produk.
Bagi perusahaan dagang, kos barang
terjual ini akan terdiri dari biaya-biaya:
harga beli barang dan biaya lain yang
dikeluarkan untuk menjadikan barang
tersebut siap untuk dijual.
Aktivitas operasi adalah aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activities) dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal

dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih, dan merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Suatu bisnis harus
menghasilkan aliran kas bersih yang positif
dari aktivitas operasi. Jika suatu bisnis
memiliki aliran kas negatif dari aktivitas
operasinya, maka tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam
jangka waktu yang tidak terbatas.
Ukuran (size) perusahaan menjadi
salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
41

JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011

besar kecilnya perusahaan. Ukuran (size)
perusahaan ini berkaitan dengan total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Dalam hal ini ukuran (size) perusahaan
akan berpengaruh positif terhadap total
aktiva pada perusahaan dan juga akan
menentukan prospek di masa depan.
Aktivitas investasi adalah aktivitas
yang
menyangkut
perolehan
atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva
tidak lancar) serta investasi lain yang tidak
termasuk dalam setara kas, mencakup
aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh
dan menjual investasi dan aktiva jangka
panjang produktif. Aktivitas investasi
mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus
kas masa depan. Dan aktivitas pendanaan
adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi
ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas
pendanaan berguna untuk memprediksi
klaim terhadap arus kas masa depan oleh
para pemasok modal perusahaan.
Febrianto (2005) dalam penelitiannya
yang menguji angka laba mana antara laba
kotor, laba operasi, dan laba bersih yang
reaksi lebih kuat oleh investor dan
seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar
terhadap ketiga angka laba tersebut.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa angka
laba kotor lebih mampu memberikan
gambaran yang lebih baik tentang
hubungan laba dan harga saham yang
sangat erat pula hubungannya dengan
return saham. Laba kotor lebih terkendali
oleh manajemen karena rekening kos
barang terjual menentukan daya saing
produk dipasar. Manajemen pasti berusaha
untuk mengendalikan biaya tersebut pada
tingkat yang rendah agar produk bisa
terjual dengan harga yang kompetitif.
Rekening yang membentuk kos barang
terjual pun relatif bebas dari pilihan
metode akuntansi, jikapun ada itu hanya
pilihan antara FIFO dan LIFO yang
42

didalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah
pembebanan biaya overhead pabrik yang
sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai
akhir kos barang terjual. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba
lainnya, artinya perhitungan angka laba
kotor akan menyertakan lebih sedikit
komponen
pendapatan
dan
biaya
dibandingkan angka laba lainnya.
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah
ukuran aktiva dari perusahaan tersebut.
Perusahaan yang memiliki total aktiva
besar menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut telah mencapai tahap kedewasaan
dimana tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu
yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba
dibanding dengan total asset yang kecil
Dalam penelitian ini, penulis
berfokus pada perubahan komponen arus
kas, perubahan laba kotor, dan perubahan
size perusahaan sebagai variabel-variabel
yang mempengaruhi expected retun saham.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Perubahan arus kas dari aktivitas
operasi
berpengaruh
terhadap
expected return saham.
H2 : Perubahan arus kas dari aktivitas
investasi
berpengaruh
terhadap
expected return saham.
H3 : Perubahan arus kas dari aktivitas
pendanaan berpengaruh terhadap
expected return saham.
H4 : Perubahan laba kotor berpengaruh
terhadap expected return saham.
H5 : Perubahan
size
perusahaan
berpengaruh
terhadap
expected
return saham.

PENGARUH PERUBAHAN KOMPUNEN LAPORAN…………………..…….……….……………...(Serly C dan Astuti Yuli Setyani)

Model Teoritis Penelitian

Perubahan Arus Kas dari
Aktivitas Operasi
Perubahan Arus Kas dari
Aktivitas Investasi
Perubahan Arus kas dari
Aktivitas Pendanaan

Expected Return
Saham

Perubahan Laba Kotor

Perubahan Size Perusahaan

METODA PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan manufaktur di Indonesia
yang terdaftar di BEI selama 5 tahun, dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling,
yaitu dengan menentukan sampel secara
sengaja dan berdasarkan beberapa kriteria
tertentu. Kriterianya adalah semua
perusahaan manufaktur di Indonesia yang
terdaftar di BEI dari tahun 2004 sampai
tahun 2008, dan telah menerbitkan laporan
keuangan yang telah di audit oleh KAP.
Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini tersedia dalam laporan keuangan
perusahaan dan juga tersedia di Capital
Market Directory (ICMD). Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan sumber lainnya yang memuat
informasi yang relevan dengan penelitian
ini.
Untuk mengestimasi return ekspektasi dapat dilakukan dengan menggunakan
model estimasi, seperti mean-adjusted
model, market model, dan market-adjusted

model. Dalam penelitian ini expected
return akan dihitung dengan menggunakan
Model Pasar (Market Model). Expected
return berdasarkan model pasar (Market
Model) dirumuskan sebagai berikut :
E (Rì) = αì + βì.E(Rм)
Dimana:
E (Rì) : Return ekspektasi sekuritas ke-i
αì
: Nilai ekspektasi dari return
sekuritas
yang
independen
terhadap return pasar
βì
: Beta yang merupakan koefisien
yang mengukur perubahan Rì
akibat dari perubahan

(sensitifitas perubahan return
harian saham terhadap return
pasar)
E(Rм) : Tingkat return dari indeks pasar
(return
yang
merupakan
prosentase perubahan IHSG)
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode regresi linear
berganda, dengan persamaan sebagai
berikut:
43

JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011

Y = α + β1ΔX1 + β2ΔX2 + β3ΔX3 +
β4ΔX4 + ∆β5X5
Dimana:
Y
α
β1 - β5
ΔX1
ΔX2

=
=
=
=
=

ΔX3

=

ΔX4
∆X5

=
=

Expected Return Saham
Konstanta
Koefisien regresi
Perubahan Arus Kas Operasi
(AKO)
Perubahan Arus Kas Investasi
(AKI)
Perubahan Arus Kas Pendanaan (AKP)
Perubahan Laba Kotor
Perubahan Size Perusahaan

HASIL PENELITIAN
Uji asumsi klasik dilakukan dalam
penelitian ini. Uji normalitas dilakukan
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov (K-S). Data memiliki distribusi
normal apabila nilai dari KolmogorovSmirnov (K-S) dan Asymp. Sig. > 0.05
(tidak signifikan). Data tidak memiliki
distribusi normal apabila nilai dari
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Asymp.
Sig. < 0.05 (bersifat signifikan). Dari hasil
NPar Tests dapat dilihat bahwa nilai dari
Kolmogorov-Smirnov adalah 0.959 dan
nilai dari Asymp. Sig. sebesar 0.317, hal ini
berarti data residual telah terdistribusi
normal.
Uji Autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Pengujian Autokorelasi dilakukan dengan
Uji Durbin-Watson (DW test). Dari hasil
uji autokorelasi (pada lampiran) diperoleh
nilai Durbin-Watson sebesar 2.137. Jika
dibandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah
sampel 84 (n) dan jumlah variabel inde44

penden 4 (k=4), maka diperoleh niali batas
atas (du) 1.774. Oleh karena nilai dari DW
2.137 lebih besar dari batas atas (du) 1.774
dan kurang dari (4-du) = 4 – 1.774 = 2.226
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi dari persamaan
regresi.
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Pengujian Multikolonieritas
dilakukan dengan melihat nilai dari
Variance Inflation Factor (VIF). Hasil
perhitungan Tolerance dan VIF (pada
lampiran) menunjukkan bahwa tidak ada
variabel independen (Perubahan AKO,
Perubahan AKI, Perubahan AKP, Perubahan Laba Kotor, dan Perubahan Size Perusahaan) yang memiliki nilai Tolerance
yang kurang dari 0.10 dan nilai VIF yang
lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam regresi.
Uji Heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan
dengan Uji Glejser. Jika nilai signifikan
dari variabel independen > 0.05, maka
variabel tersebut tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, tetapi jika salah
satu dari variabel independen ada yang
memiliki nilai yang signifikan < 0.05,
berarti terjadi heteroskedastisitas dalam
persamaan regresi tersebut. Dari hasil uji
heteroskedastisitas (pada lampiran) dapat
terlihat bahwa variabel independen dari
perubahan AKO memiliki nilai signifikansi sebesar 0.801, perubahan AKI sebesar 0.426, perubahan AKP sebesar 0.747,
perubahan Laba Kotor sebesar 0.250,
sedangkan perubahan Size perusahaan
memiliki nilai signifikansi sebasar 0.005.
Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas
menunjukkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Pada dasarnya
kebanyakan data yang crossection me-

PENGARUH PERUBAHAN KOMPUNEN LAPORAN…………………..…….……….……………...(Serly C dan Astuti Yuli Setyani)

ngandung situasi heteroskedastisitas, sehingga
terjadinya
heteroskedastisitas
kemungkinan besar disebabkan karena
data yang diteliti menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang
atau besar).
Dari uji ANOVA atau uji F diatas
dapat dilihat bahwa nilai dari F hitung
sebasar 6.726 dengan probabilitas 0.000.
Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil
dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
perubahan arus kas operasi, perubahan
arus kas investasi, perubahan arus kas
pendanaan, perubahan laba kotor dan
perubahan size (ukuran) perusahaan secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
expected return saham pada perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Indonesia.

Keterangan
Konstanta
∆Arus Kas Operasi
∆Arus Kas Investasi
∆Arus Kas Pendanaan
∆ Laba Kotor
∆Size Perusahaan

Koefisien
determinasi
kuadrat
diketahui bahwa hanya 8,20% tingkat
expected return saham yang dapat dijelaskan oleh kelima variabel independennya
dalam bentuk hubungan linear, sedangkan
91,80% dijelaskan oleh faktor lain diluar
model.
Hasil analisis regresi dengan uji t
disajikan pada tabel 1. Hasil meningidikasikan bahwa perubahan arus kas operasi,
perubahan arus kas investasi, perubahan
arus kas pendanaan, dan perubahan laba
kotor memiliki hubungan yang searah
dengan expected return saham. Sementara
itu, variabel dari perubahan size (ukuran)
perusahaan memiliki hubungan yang
berlawanan arah dengan expected return
saham.

Tabel 1
Hasil Analisis Regresi
Koefisien
0.008
0.111
0.212
0.025
0.140
-0.033

Tebel 2 menunjukkan bahwa variabel
dari perubahan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap expected
return saham. Hal ini dapat dilihat dari
probabilitas signifikansinya sebesar 0.027
< 0.05.
Variabel dari perubahan arus kas
investasi berpengaruh secara signifikan
terhadap expected return saham. Hal ini
dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05.
Variabel berarti perubahan arus kas
dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap expected return
saham. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya sebesar 0.615 > 0.05.

t
3.564
2.22
4.2
0.504
2.565
-0.608

Sig.
0.000
0.027
0.000
0.615
0.011
0.544

Variabel dari perubahan laba kotor
berpengaruh secara signifikan terhadap
expected return saham. Hal ini dapat
dilihat dari probabilitas signifikansinya
sebesar 0.011 < 0.05.
Variabel dari perubahan size (ukuran)
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap expected return saham.
Perubahan Size (ukuran) perusahaan yang
dimaksudkan disini adalah total aktiva. Hal
ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya sebesar 0.544 > 0.05.
PEMBAHASAN
Alasan utama orang berinvestasi
adalah untuk memperoleh keuntungan.
45

JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011

Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai
return. Suatu hal yang wajar jika investor
menuntut tingkat return tertentu atas dana
yang telah diinvestasikannya. Dalam hal
ini perlu dibedakan antara return yang
diharapkan (expected return) dengan
return yang terjadi (realized return).
Return yang diharapkan (expected return)
merupakan tingkat return yang diantisipasi
investor di masa mendatang. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan variabel perubahan arus kas operasi, perubahan
arus kas investasi, perubahan arus kas
pendanaan, perubahan laba kotor, dan
perubahan size perusahaan sebagai faktor
yang mempengaruhi expected return
saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Indonesia.
Dari uji ANOVA atau uji F diatas
dapat dilihat bahwa nilai dari F hitung
sebasar 6.726 dengan probabilitas 0.000.
Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil
dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
perubahan arus kas operasi, perubahan
arus kas investasi, perubahan arus kas
pendanaan, perubahan laba kotor, dan
perubahan size perusahaan secara bersamasama berpengaruh terhadap expected
return saham.
Berdasarkan uji t di atas dapat dilihat
bahwa variabel perubahan arus kas operasi
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap expected return saham, yang
ditunjukkan dengan nilai probabilitasnya
0.027 < 0.05. Perubahan Arus kas operasi
merupakan indikator yang menentukan
apakah dari kegiatan operasi perusahaan
tersebut dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan arus kas
(dari operasi sehari-hari) untuk melunasi
utang, pembiayaan operasi perusahaan,
pembayaran deviden, dan melakukan
investasi baru. Suatu bisnis harus menghasilkan aliran kas yang positif dari aktivitas
operasinya. Jika suatu bisnis memiliki
aliran kas negatif dari aktivitas operasi,
maka tidak akan dapat meningkatkan kas
46

dari sumber lain dalam jangka waktu yang
tidak terbatas. Berdasarkan hasil penelitian, Perubahan AKO memiliki nilai koefisien yang positif atau searah dan signifikan
terhadap expected return saham. Hal ini
berarti semakin meningkat Perubahan
AKO, maka expected return saham juga
akan naik dan sebaliknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam menentukan
expected return dari investasinya, investor
juga menggunakan informasi arus kas
operasi untuk memprediksikan pertumbuhan dan prospek perusahaan di masa
mendatang, sehingga investor dapat menentukan layak atau tidaknya suatu saham
yang diterbitkan perusahaan untuk dijadikan alternatif investasi.
Berdasarkan uji t di atas dapat dilihat bahwa variabel perubahan arus kas
investasi memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham,
yang ditunjukkan dengan nilai probabilitasnya 0.000 yang lebih < dari 0.05.
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang
menyangkut perolehan atau pelepasan
aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar)
serta investasi lain yang tidak termasuk
dalam setara kas, mencakup aktivitas
meminjamkan uang dan mengumpulkan
piutang tersebut serta memperoleh dan
menjual investasi dan aktiva jangka
panjang produktif. Aktivitas investasi
mencerminkan pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan yang berkaitan dengan
investasi yang dilakukan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan di masa depan.
Hasil studi ini menemukan bahwa
peningkatan investasi berhubungan dengan
peningkatan arus kas masa yang akan
datang dan mempunyai pengaruh positif
dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru. Berdasarkan hasil
penelitian, Perubahan AKI memiliki nilai
koefisien yang positif atau searah dengan
expected return saham, dan signifikan
terhadap expected return saham. Hal ini
berarti semakin meningkat Perubahan
AKI, maka expected return saham juga

PENGARUH PERUBAHAN KOMPUNEN LAPORAN…………………..…….……….……………...(Serly C dan Astuti Yuli Setyani)

akan naik dan sebaliknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam menentukan
expected return dari investasinya, investor
juga menggunakan informasi arus kas
investasi sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan investasi.
Berdasarkan uji t di atas dapat dilihat
bahwa variabel perubahan arus kas pendanaan memberikan pengaruh yang tidak
signifikan terhadap expected return saham,
yang ditunjukkan dengan nilai probabilitasnya 0.615 yang lebih > dari 0.05.
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi ekuitas dan pinjaman
perusahaan. Arus kas pendanaan berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus
kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Berdasarkan asumsi tentang
informasi asimetri antara pemilik dan
investor, Ross (1977), Leyand dan Pyle
(1977) berargumen bahwa penerbitan
hutang merupakan sinyal yang baik untuk
menaksirkan arus kas karena pemilik dapat
mempertahankan proporsi kepemilikannya
dari pada menerbitkan saham. Berdasarkan
teori ini, pasar akan bereaksi positif
terhadap pengumuman penerbitan hutang.
Berdasarkan hasil penelitian, Perubahan
AKP memiliki nilai koefisien yang positif
atau searah, tetapi tidak signifikan
terhadap expected return saham. Hal ini
berarti semakin meningkat Perubahan
AKP, maka expected return saham akan
naik dan sebaliknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam menentukan
expected return dari investasinya, investor
kurang memperhatikan komponen dari
arus kas pendanaan sebagai pertimbangan
dalam menentukan expected return dari
investasinya. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil peneliti sebelumnya yang
dilakukan oleh Ninna (2006).
Berdasarkan uji t diatas dapat dilihat
bahwa variabel perubahan laba kotor
berpengaruh terhadap expected return
saham, yang ditunjukkan dengan nilai
probabilitasnya, 0.011 < 0.05. Febrianto

(2005) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa angka laba kotor lebih mampu
memberikan gambaran yang lebih baik
tentang hubungan laba dan harga saham
yang sangat erat pula hubungannya dengan
return saham. Laba kotor lebih terkendali
oleh manajemen karena rekening kos
barang terjual menentukan daya saing
produk dipasar. Manajemen pasti berusaha
untuk mengendalikan biaya tersebut pada
tingkat yang rendah agar produk bisa
terjual dengan harga yang kompetitif.
Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba
kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka
laba lainnya, artinya perhitungan angka
laba kotor akan menyertakan lebih sedikit
komponen pendapatan dan biaya dibandingkan angka laba lainnya. Karena
semakin detail perhitungan suatu angka
laba akan semakin banyak pilihan metode
akuntansi sehingga rendah kualitas laba.
Berdasarkan hasil penelitian, Perubahan
Laba Kotor memiliki nilai koefisien yang
positif atau searah dengan expected return
saham, dan signifikan terhadap expected
return saham. Hal ini berarti semakin
meningkat perubahan Laba Kotor, maka
expected return saham juga akan naik dan
sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa investor juga akan menggunakan
variabel laba kotor sebagai pertimbangan
dalam menentukan expected return dari
investasinya. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Febrianto (2005) dan Ninna (2006)
Berdasarkan uji t diatas dapat dilihat
bahwa variabel perubahan size perusahaan
dalam artian total aktiva memberikan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap
expected return saham, yang ditunjukkan
dengan nilai probabilitasnya sebesar 0.544
> 0.05. Salah satu tolak ukur yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan
adalah ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total
aktiva
besar
menunjukkan
bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap
kedewasaan dimana tahap ini arus kas
47

JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011

perusahaan sudah positif dan dianggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka
waktu yang relatif lama, selain itu juga
mencerminkan bahwa perusahaan relatif
lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding dengan total asset yang
kecil. Menurut Cooke (1992) Size
perusahaan merupakan variabel penting
yang menjelaskan luas pengungkapan
dalam laporan tahunan, sedangkan untuk
jenis industri ditemukan bahwa perusahaan
manufaktur berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Berdasarkan hasil
penelitian, size perusahaan dalam artian
total aktiva memiliki nilai koefisien yang
negatif atau tidak searah dan tidak
signifikan terhadap expected return saham.
Hal ini berarti semakin menurun
perubahan size perusahaan dalam artian
total aktiva, maka expected return saham
akan naik atau sebaliknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam menentukan
expected return dari investasinya, investor
kurang memperhatikan variabel dari
ukuran (size) perusahaan.
Jika dilihat dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan expected return dari investasinya,
investor juga menggunakan informasi dari
arus kas operasi, arus kas investasi, dan
laba kotor sebagai ukuran kinerja dan
menilai prospek perusahaan di masa
depan. Sedangkan perubahan arus kas dari
aktivitas pendanaan dan perubahan ukuran
(size) perusahaan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected
return saham. Hal ini berarti dalam
menentukan expected return dari investasinya, investor kurang memperhatikan arus
kas dari aktivitas pendanaan dan size
perusahaan. Hasil dari variabel yang tidak
signifikan tersebut kemungkinan terjadi
karena kondisi pasar modal yang diteliti,
karakteristik dari sampel, jumlah sampel,
dan jangka waktu penelitian.

48

KESIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai adanya
pengaruh kandungan informasi perubahan
komponen laporan arus kas (perubahan
arus kas operasi, perubahan arus kas
investasi, dan perubahan arus kas pendanaan), perubahan laba kotor, dan perubahan
size perusahaan terhadap expected return
saham. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Perubahan Arus kas operasi,
Perubahan Arus kas investasi, Perubahan
Arus kas pendanaan, Perubahan Laba kotor, dan Perubahan Size perusahaan secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
expected return saham pada perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Indonesia. Perubahan Arus kas operasi
secara signifikan berpengaruh terhadap
expected return saham pada perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perubahan Arus kas
investasi secara signifikan berpengaruh
terhadap expected return saham pada
perusahaan manufaktur yang go publik di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan
Arus kas pendanaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap terhadap
expected return saham pada perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perubahan Laba kotor
secara signifikan berpengaruh terhadap
expected return saham pada perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perubahan Size (ukuran)
perusahaan yang dimaksud disini adalah
total aktiva tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap expected return saham
pada perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan. Pertama, sampel penelitian
yang diteliti merupakan semua perusahaan
manufaktur, sedangkan sampel pada
penelitian yang dilakukan oleh Ninna
Daniati hanya perusahaan yang bergerak di

PENGARUH PERUBAHAN KOMPUNEN LAPORAN…………………..…….……….……………...(Serly C dan Astuti Yuli Setyani)

bidang Industri Textile dan Automotive
saja. Kedua, penelitian ini menggunakan
data periode dari tahun 2004 sampai 2008,
dimana pada tahun 2007 kondisi perekonomian Indonesia sedang tidak stabil. Ketiga,
sampel pada penelitian ini menggunakan
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori industri manufaktur yang
berasal dari berbagai sektor industri dan
belum dipisahkan berdasarkan sektor
industrinya. Sektor industri yang berbeda
akan memiliki risiko yang berbeda pula.
Oleh karena itu, untuk penelitian berikutnya, perlu diperhatikan pemisahan perusahaan berdasarkan sektor industrinya.
Berdasarkan dari hasil analisis dan
kesimpulan diatas maka beberapa saran
yang dapat diajukan. Pertama, bagi peneliti
selanjutnya agar memperpanjang jangka
waktu penelitian dan menggunakan perusahaan di bidang industri yang lebih luas,
serta mengklasifikasikan ukuran (size)
perusahaan berdasarkan pada perusahaan
besar dan kecil agar dapat memberikan
kesimpulan yang lebih baik lagi. Peneliti
selanjutnya dapat menggunakan return
saham harian atau return saham sebelum
dan sesudah publikasi laporan keuangan
sehingga perbedaan return yang dihasilkan
akibat informasi lebih jelas. Selain itu
sebaiknya menggunakan variasi variabel
lain yang mungkin berpengaruh terhadap
expected return saham untuk melihat pengaruhnya. Kedua, bagi investor di pasar
modal Indonesia yang akan menggunakan
informasi dari penelitian ini perlu
mempertimbangkan faktor fundamental
lainnya, agar tidak terjadi kesalahan dalam
mengambil keputusan investasinya.

DAFTAR REFERENSI
Febrianto, R. dan Erna W. 2006. “Tiga
Angka Laba Akuntansi: Mana yang
Lebih Bermakna bagi Investor?
”Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

9 (2): 201-215.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Edisi keempat. Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro.
Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi ketiga.
Yogyakarta: BPFE UGM
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2007.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia No. 2. Buku
Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, D. E dan Jerry J W. dan Terry D.
W.. 2008. Akuntansi Intermeditate.
Edisi keduabelas. Jilid Satu.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Linda dan Fazli, S. 2005. “Hubungan Laba
Akuntansi, Nilai Buku, dan Total
Arus Kas dengan Market Value :
Studi Akuntansi Relevan Nilai”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 8
(3): 286-309.
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika.
Edisi Revisi. Bandung: Penerbit
Alfabeta
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Triyono dan Jogianto H. 2000. “Hubungan
Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas, dan Laba
Akuntansi dengan Harga dan
Return Saham”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 3(1): 54-68.
Indonesian Capital Market Directory.
2004. Jakarta, Jakarta Stock Exchange.

49

JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011

Indonesian Capital Market Directory.
2005. Jakarta, Jakarta Stock Exchange.
Indonesian Capital Market Directory.
2006. Jakarta, Jakarta Stock Exchange.
Indonesian Capital Market Directory.
2007. Jakarta, Jakarta Stock Exchange.
Indonesian Capital Market Directory.
2008. Jakarta, Jakarta Stock Exchange.

50

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26