Transformasi Digital Majalah Hai Dalam Upaya Mempertahankan Eksistensi Brand
KAJIAN PUSTAKA Transformasi Digital
Dalam buku The Digital Transformation Playbook (2016), David L Rogers mengatakan bahwa transformasi digital bukan soal teknologi, tetapi lebih
Gambar 2. Cover cetak edisi terakhir Hai
kepada strategi dan cara pandang baru. Sumber: hai.grid.id
Menurut Rogers, transformasi di era digital menuntut perusahaan memperbarui
Menarik mengikuti perjalanan Majalah Hai pemikiran strategisnya jauh melebihi dalam menghadapi era media baru. Di
infrastruktur IT.
awal kehadiran internet, media yang telah Transformasi digital menurut berusia lebih dari 40 tahun ini sempat
pandangan Rogers meliputi 5 wilayah diprediksi oleh sejumlah kalangan akan
strategi yaitu customer, competition, data, tumbang lebih dulu karena bermain di
innovation dan value. Penjelasannya segmen remaja. Seperti diketahui, segmen
adalah sebagai berikut (Rogers, David L, remaja merupakan generasi digital native
2016, p.16-19):
yang lahir di era digital yang akrab dengan
1. Customers atau pelanggan, pada teknologi digital dan paling cepat
teori tradisional kastemer meninggalkan tradisi membaca media
dipandang sebagai kumpulan orang cetak. Sebagai proses adaptasi dengan
yang merupakan target market dan lingkungan media baru, Hai kemudian
target persuasi untuk membeli merambah platform digital dan muncul
sesuatu. Di era digital kastemer dalam konsep publikasi multimedia,
dipandang sebagai kumpulan orang hingga akhirnya memutuskan untuk
yang secara dinamis terhubung dan menghentikan versi cetaknya dan
berinteraksi dengan cara-cara bertranformasi total dari media berbasis
tertentu yang mengubah hubungan cetak ke media digital sejak tahun 2017.
mereka dengan produsen dan Proses transformasi digital dalam
hubungan dengan sesama kastemer. mempertahankan eksistensi brand,
2. Competition atau kompetisi, menjadi fokus dalam penelitian ini.
menurut pandangan tradisional pesaing bisnis adalah kompetitor
Rumusan Masalah
yang mirip dan berasal dari industri Penelitian ini mencoba menjawab
yang sama. Di era digital, pertanyaan ‘Bagaimana Majalah Hai
kompetitor justru bisa muncul dari melakukan transformasi digital dalam
arah yang tak terduga, yang sangat upaya mempertahankan eksistensi brand?’
berbeda dan bisa saja dari industri di luar bidang yang digeluti, namun
Tujuan Penelitian
memberikan tawaran yang menarik Tujuan praktis: Mengetahui kepada customer kita. Sehingga
perkembangan industri media massa batas industri menjadi sangat cair. khususnya bagaimana media tradisional
3. Data, bidang ini terkait dengan persoalan bagaimana perusahaan 3. Data, bidang ini terkait dengan persoalan bagaimana perusahaan
4. Innovation atau inovasi yaitu proses di mana gagasan-gagasan baru dibangun, diuji dan diperkenalkan kepada pasar oleh perusahaan. Secara tradisional inovasi biasanya dilakukan menggunakan produk yang sudah jadi. Uji pasar tidak dilakukan karena sulit dan mahal. Sehingga keberhasilan sebuah inovasi biasanya ditentukan oleh analisis dan intuisi para manajer perusahaan. Di era digital, sebuah inovasi bisa dipelajari sejak praproduksi hingga pascaproduksi sehingga perusahaan bisa mengembangkan produk yang tepat sasaran dengan proses yang lebih efisien.
5. Value atau nilai, ini merupakan domain final transformasi digital, yaitu bagaimana value yang dimiliki oleh perusahaan disampaikan kepada kastemer. Secara tradisional, value
proposition perusahaan dilihat
sebagai proses yang berlangsung konstan. Misalnya dimulai dengan pengembangan produk, penyegaran kampanye pemasaran atau perbaikan layanan. Namun pada prinsipnya,
value p erusahaan
dipandang sebagai sesuatu yang konstan dan didefinisikan oleh perusahaan. Sedangkan pada era digital, perusahaan harus melakukan evolusi pengembangan bisnis dan memanfaatkan seluruh teknologi yang ada untuk memperluas dan mengembangkan daya saing perusahaan di mata kastemer. Ketimbang hanya menunggu dan beradaptasi menunggu hidup dan mati, perusahaan harus fokus dalam menciptakan peluang-peluang baru, melepaskan investasi-investasi yang merugikan dan menjadi pionir perubahan.
Bisa dikatakan, transformasi digital adalah keputusan yang bersifat strategis. Keputusan-keputusan yang bersifat strategis (Strategic decisions) dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan selalu terkait dengan: Arah (direction) jangka panjang dari sebuah organisasi; Cakupan (scope) aktivitas organisasi;
Upaya memperoleh keunggulan (advantage) organisasi dari pesaingnya; Identifikasi perubahan- perubahan dalam lingkungan bisnis (business environment); Membangun sumber daya dan kompetensi (capability); Nilai-nilai dan harapan (values & expectation ) pemangku kepentingan (Johnson, Scholes, Whittington, 2005: 43).
Dengan kata lain, strategi harus menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan: Posisi yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka panjang; Di mana perusahaan berkompetisi dan apa jenis aktivitas apa yang dilakukan di sana; Bagaimana perusahaan bisa memiliki kinerja lebih baik dibanding para pesaingnya; Apa saja sumber daya (kompetensi, aset, finansial, fasilitas, hubungan dengan stake holders, dll) yang dimiliki perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan; Bagaimana faktor lingkungan internal dan eksternal memengaruhi kemampuan perusahaan Dengan kata lain, strategi harus menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan: Posisi yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka panjang; Di mana perusahaan berkompetisi dan apa jenis aktivitas apa yang dilakukan di sana; Bagaimana perusahaan bisa memiliki kinerja lebih baik dibanding para pesaingnya; Apa saja sumber daya (kompetensi, aset, finansial, fasilitas, hubungan dengan stake holders, dll) yang dimiliki perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan; Bagaimana faktor lingkungan internal dan eksternal memengaruhi kemampuan perusahaan
(Rudito, 2017: XXIV).
nilai dan harapan-harapan pemangku Hadirnya teknologi ini menuntut kepentingan?
perusahaan konvensional melakukan Menurut Jones & Hill (2013:12)
transformasi ke arah digitalisasi atau yang proses perencanaan strategi sendiri terdiri
biasa dikenal dengan istilah transformasi dari 5 langkah utama, seperti dijelaskan
digital. Meski lekat dengan teknologi, berikut:
transformasi digital tidak hanya terkait
1. Menyeleksi misi dan tujuan utama dengan masalah teknologi. Transformasi perusahaan.
digital adalah sebuah transformasi
2. Menganalisis lingkungan organisasi menyeluruh yang mencakup persaingan eksternal untuk perubahan aspek-aspek krusial lain seperti mengidentifikasi peluang dan
strategi, proses, SDM dan budaya hingga ancaman.
leadership. (Rudito, 2017:50).
3. Menganalisis lingkungan kerja Lebih dari itu, Rudito menjelaskan, internal untuk mengidentifikasi
transformasi digital menuntut perusahaan kekuatan dan kelemahan mengembangkan dua kemampuan yaitu organisasi/perusahaan.
kemampuan digital (digital capability) dan
4. Memilih strategi-strategi yang kemampuan kepemimpinan (leadership dibangun atas kekuatan organisasi
capability ). Kemampuan yang pertama dan mengoreksi kelemahan-
berkaitan dengan aspek the “what” of
kelemahan organisasi untuk technology (kemampuan membangun dan mendapatkan keuntungan dari
mengembangkan teknologi digital), peluang lingkungan eksternal dan
sedangkan yang kedua menyangkut the menghadapi ancaman eksternal.
how of leading change (kemampuan Strategi-strategi ini harus konsisten
mengarahkan dan menggerakkan dengan misi dan tujuan utama
perubahan).
perusahaan. Serta kongruen (sama Sedangkan kapasitas digital adalah dan sebangun) dan mendukung
kemampuan perusahaan dalam bisnis model yang berkelanjutan.
menerapkan teknologi digital untuk
5. Implementasi strategi. meningkatkan daya saing dengan tiga cara yaitu memperkaya pengalaman konsumen
Strategi ditujukan untuk (customer experience), mentransformasi memperoleh keunggulan daya saing dan
proses operasi (operational process) dan meningkatkan performa perusahaan. menemukan kembali model bisnis Semua perusahaan yang berada di dalam
(business model). Untuk sukses industri tertentu saling bersaing untuk
menjalankan transformasi digital, menjadi yang terkuat dan menghasilkan
perusahaan harus bisa menuntaskan keuntungan yang terbesar di dalam industri
sebagian atau keseluruhan dari tiga cara tersebut. Semua jenis perusahaan tersebut
tersebut.
berusaha lebih unggul daripada pesaingnya
atau berusaha untuk mempunyai METODOLOGI PENELITIAN
competitive advantage atau keunggulan
Pendekatan dan Strategi penelitian
bersaing (Udaya, J. dkk,2013: 7). Diakui,
Kualitatif
teknologi digital (mulai dari cloud Penelitian ini menggunakan computing, digital mobility, location-based
pendekatan penelitian kualitatif. Dalam services, big data & analytics, social
penelitian kualitatif, periset adalah bagian media, internet of things, machine
integral dari data, artinya periset ikut aktif learning , hingga artificial intellegence)
dalam menentukan jenis data yang memiliki pengaruh yang makin krusial
diinginkan (Kriyantono, 2006:57). Peneliti, bagi penciptaan daya saing perusahaan
secara sendiri atau dengan bantuan orang secara sendiri atau dengan bantuan orang
sosial yang ingin diteliti. Sehingga berinteraksi secara pribadi. Proses
bagaimana ia menginterpretasi suatu pengumpulan data dapat diubah dan hal itu
fenomena akan memengaruhi pemilihan bergantung pada situasi. Peneliti bebas
konsep, teori dan bahasa yang digunakan. menggunakan intuisi dan dapat Ketiga terkait relativitas data yang memutuskan bagaimana merumuskan
digunakan dalam penelitian yaitu berupa pertanyaan atau bagaimana melakukan
kata-kata, teks dan gambar yang pengamatan. Individu yang diteliti dapat
diinterpretasikan oleh peneliti bukan data diberi kesempatan agar secara sukarela
yang diolah secara matematis atau mengajukan gagasan persepsinya bahkan
menggunakan statistik seperti pada berpartisipasi dalam analisis data penelitian kuantitatif (Denscombe, (Moleong, 2006: 32).
2010:134). Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
TRANSFORM
untuk memberi gambaran penyajian
PLATFORM ASI
PLATFORM laporan tersebut.
DIGITAL
CETAK MAJALAH
Selanjutnya, Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang bertujuan
HAI
membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakat-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu
5 WILAYAH STRATEGI
(Kriyantono, 2006: 69). Metode deskriptif
1. CUSTOMER
2. KOMPETISI
sangat berguna untuk melahirkan teori-
3. PENGELOLAAN
teori yang bersifat tentative. Metode
DATA
deskriptif-kualitatif mencari teori, bukan
4. INOVASI
5. VALUE
menguji teori; hypothesis-generating, bukan hypothesis testing dan heuristic,
bukan verifikasi (Ardianto, 2010: 60). KOMPETENSI
Penelitian ini menggunakan
1. KAPASITAS DIGITAL
strategi penelitian studi kasus. Penelitian
2. KEPEMIMPINAN DIGITAL studi kasus merupakan tipe pendekatan
yang menelaah satu kasus secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif
Gambar 3. Kerangka pemikiran
(Ardianto, 2010: 64).
Menurut Robert K. Yin (2008:1) Eratnya hubungan peneliti dengan secara umum studi kasus merupakan subjek yang diteliti memunculkan strategi yang lebih cocok bila pokok sejumlah kritik terhadap pendekatan pertanyaan suatu penelitian berkaitan kualitatif. Pertama, terkait objektivitas dengan how atau why, bila peneliti hanya hasil penelitian karena kemungkinan
memiliki sedikit peluang untuk mengontrol munculnya bias sebagai hasil dari
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki keterlibatan opini dan nilai-nilai yang dan bilamana fokus penelitiannya terletak dimiliki oleh peneliti. Karena itu, untuk pada fenomena kontemporer (masa kini) di meminimalisasi potensi bias, peneliti harus dalam konteks kehidupan nyata. bersifat terbuka dan menyatakan secara
Lebih lanjut Yin mengatakan, jelas (eksplisit) hal-hal terkait nilai yang sebagai suatu upaya penelitian, studi kasus dipegangnya sehingga memungkinkan dapat memberi nilai tambah pada orang lain yang membaca hasil penelitian pengetahuan kita secara unik tentang memiliki penilaian tersendiri atas hasi fenomena individual, organisasi, sosial dan temuan penelitian. Kedua, terkait
politik. Studi kasus memungkinkan reflexivity . Pada prinsipnya hal ini terjadi politik. Studi kasus memungkinkan reflexivity . Pada prinsipnya hal ini terjadi
karakteristik holistic dan bermakna dari
No Nama
Jabatan
peristiwa-peristiwa kehidupan nyata,
Direktur seperti siklus kehidupan seseorang, proses-
1. Elwin Siregar
GOM proses organisasional dan manajerial,
2. Veronica Wulandari GM HR & perubahan lingkungan sosial, hubungan-
Public Affair hubungan internasional dan kematangan
GM General industri-industri.
3. Didi Kasim Kaspi
Interest media
Teknik Pengumpulan Data
1. Elwin Siregar, Gramedia Majalah
Data merupakan hal yang sangat
Group Director
menentukan dalam setiap penelitian. Dalam struktur organisasi Peneliti harus membuat perencanaan yang
Gramedia Majalah, Elwin Siregar baik untuk melakukan kegiatan menjabat sebagai direktur sejak bulan Mei
pengumpulan data karena prosedur ini 2011. Memulai karier di Gramedia akan menentukan baik tidaknya penelitian.
Majalah sebagai jurnalis di majalah Hai Jika kegiatan pengumpulan data tidak
sejak tahun 1988, berbagai jabatan pernah disiapkan dengan baik atau terdapat
dipegangnya. Antara lain sebagai General kekeliruan dalam pengumpulan data maka
Manager Women and Lifestyle Media, IT data yang diperoleh pun tidak akan sesuai
Media, Children Media and Digital Media dengan permasalahan yang ingin dijawab
Division, Editor in Chief in KaWanku, oleh penelitian. Data yang diperoleh harus
Komputeraktif, Citra, Gramedia Majalah memiliki relevansi dengan masalah yang
Online, Bocil, XYKids!, Nova, and What diteliti dan bersifat mutakhir (update) serta
Hi Fi Indonesia. Sebagai direktur, Elwin berasal dari sumber yang memiliki
Siregar bertanggung jawab dalam kredibilitas.
menyusun strategi dan kebijakan Bukti atau data untuk keperluan
perusahaan. Hal itu menjadikannya orang studi kasus bisa berasal dari enam sumber,
yang paling tepat atau narasumber kunci yaitu dokumen, rekaman arsip, dalam penelitian ini.
wawancara, pengamatan langsung,
observasi partisipan dan perangkat-
2. Veronica Wulandari, General
perangkat fisik (Yin, 2008:103-118):
Manager HR & GA Affair Division
1. Dokumentasi Lulusan fakultas psikologi
2. Rekaman arsip Universitas Gajah Mada ini bergabung
3. Wawancara dengan Gramedia Majalah sejak tahun
4. Observasi langsung 2003 sebagai Recruitment & Selection
5. Observasi partisipan officer. Ia sempat menangani bidang
6. Perangkat fisik Employee Placement and Training dan menjabat sebagai Human Resource
Narasumber
Development Manager pada tahun 2012. Data primer dalam penelitian ini
Sejak tahun 2013, Veronica Wulandari diperoleh melalui wawancara mendalam
menempati posisi General Manager yang dilakukan terhadap sejumlah
Human Resource and General Affairs informan yang dianggap memiliki
Gramedia Majalah. Departemen yang kredibilitas dan kewenangan dalam
dipimpinnya bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi terkait data yang
mengelola sumber daya manusia dan dibutuhkan dalam penelitian. Untuk itu,
komunikasi internal organisasi. peneliti memilih dan menentukan 4
Menjadikan Veronica Wulandari narasumber seperti dimuat pada tabel
narasumber yang memiliki kredibilitas berikut ini:
untuk memberikan berbagai informasi untuk memberikan berbagai informasi
3. Didi Kasim Kaspi
Bergabung bersama majalah Hai sebagai Desainer Grafis pada tahun 2000, dua tahun kemudian Didi, panggilan pria ini dipromosikan sebagai Redaktur Artistik, Hai, hingga Didi bergabung dengan Tim Desainer Group Media Pria, Kompas Gramedia Group of Magazine hingga tahun 2008. Pada 2009, Didi bergabung dengan Majalah National Geographic Indonesia, sebagai visual Editor, lalu pada 2011, Didi dipromosikan sebagai Managing Editor National Geographic Indonesia. Pada 2012, Didi dipercaya menangani Majalah National Geographic Indonesia versi Cetak dan Online, sebagai Editor in Chief. Dalam proses tranformasi digital Hai peran Didi adalah sebagai General Manager General Interest Media, kelompok yang membawahi brand dalam kategori umum termasuk Hai. Sebagai GM, Didi terlibat dalam pengambilan keputusan terkait konten editorial dan keputusan bisnis Hai.
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Transisi dari Cetak Ke Digital
Proses transformasi dari platform cetak ke digital tidak terjadi secara langsung melainkan secara bertahap. Pada
14 April 2009 majalah Hai meluncurkan situs web www.hai-online.com. Tampilan situs web baru tersebut tak hanya lebih segar, tetapi juga menawarkan banyak fasilitas buat remaja. "Kita memang menyiapkan website baru Hai-Online ini untuk jadi alternatif tempat nongkrong, ngobrol, sharing karya, dan informasi. Tentunya juga bisa intip isi majalah Hai yang terbaru," kata Editor Hai-Online Teguh Andrianto seperti dikutip kompas.com (Tekno.Kompas.Com, 2009)
Jadi kemunculan Hai dalam platform digital (website) saat itu dimaksudkan untuk melengkapi dan memperkuat eksistensi platform cetak Hai.
Lebih lanjut dijelaskan, versi online ini pernah mereka keluarkan sekitar tahun 2004. Namun saat itu hanya memindahkan content yang dimiliki majalah ke website saja. "Sekitar tahun 2004 kita sudah memiliki namun hanya memindahkan isi majalah ke website saja. Hal ini menyebabkan stagnasi dalam content-nya, para pengunjung sudah membacanya di edisi cetaknya, sehingga berita yang di online saat itu tidak up to date.” Selain website Pada 2011 majalah Hai juga sudah muncul dalam aplikasi untuk iPad bersama sejumlah brand lain dalam kelompok Gramedia Majalah seperti Nova, Otomotif dan Info Komputer. (dailysocial.id,2018)
Sedangkan setelah resmi menutup versi cetaknya, Hai menempati laman baru di hai.grid.id. Perpindahan ini dilakukan seiring dengan perombakan besar dalam struktur organisasi di Gramedia Majalah menyusul penutupan sejumlah brand media cetak dalam kelompok Kompas Gramedia yang kemudian melahirkan portal berita entertainment untuk mengakselerasi perkembangan mengakselerasi perkembangan 18 portal entertainment dan lifestyle yang selama ini dikelola Gramedia Majalah (Entertainment.Kompas.Com, 2017)
Keputusan untuk merambah platform digital ini dilakukan setelah menganalisis perubahan yang terjadi lingkungan bisnis perusahaan, menganalisis kekuatan, kelemahan di tubuh organisasi dan memproyeksikan peluang perusahaan di masa depan dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat, terutama munculnya pesaing-pesaing baru yang mengandalkan teknologi terkini. Analisis terhadap perubahan di lingkungan bisnis menunjukkan bahwa lansekap bisnis industri media telah mengalami perubahan ke arah digitalisasi sehingga Majalah Hai sebagai organisasi media yang berbasis teknologi media cetak merasa perlu memperluas kapasitasnya dan meningkatkan keunggulan daya saingnya.
Analisis lingkungan internal perusahaan Gramedia Majalah dilakukan Analisis lingkungan internal perusahaan Gramedia Majalah dilakukan
memiliki jumlah audience yang besar; perusahaan dalam situasi lingkungan bisnis
memiliki konten yang kaya di berbagai yang berubah. Untuk menganalisis
segmen; berada dalam korporasi Kompas lingkungan internal digunakan pendekatan
Gramedia yang multiplatform; SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Kemampuan networking secara korporasi. Threat). Seperti digambarkan dalam
Proses transformasi digital yang Gambar 3.
dilakukan oleh Hai juga bukan sekadar jawaban untuk survive menghadapi
STRENGTHS
perubahan lingkungan eksternal
• brand adalah market leader di segmennya
perusahaan. Tetapi juga merupakan
WEAKNESSES
• memiliki jalur distribusi luas
• kompetensi sdm belum
perwujudan dari nilai-nilai yang dijunjung
• memiliki jumlah merata
• pengelolaan database
perusahaan. Bagaimana Hai mampu
audience besar • memiliki konten yang belum maksimal dan
bertahan selama lebih dari 40 tahun
terintegrasi
kaya
• biaya karyawan tinggi
dilandasi oleh filosofi organisasi yang
• berada dalam korporasi Kompas Gramedia yang
• readership terus
berorientasi pada kepuasaan pelanggan
menurun
multiplatform • kemampuan networking
(customer delight) dan kemampuan untuk
secara korporasi
tetap kompetitif di tengah persaingan.
THREATS
Proses transformasi adalah upaya yang
OPPORTUNITIES
• pergeseran perilaku
• pertumbuhan digital
advertiser yang
dilandasi oleh keyakinan bahwa bahwa di
dan internet
menuntut measurement dan engagement
zaman modern yang serba tidak pasti yang
• global advertising masih akan growth
• minat beli produk print
dibutuhkan adalah keberanian menghadapi
dengan lead dari televisi dan digital
berkurang
• rate dolar belum stabil
tantangan, kemampuan mengubah
media
(berdampak pada
ancaman menjadi peluang, untuk selalu
• minat pekerjaan
pembelian bahan baku
freelancer bertumbuh
seperti kertas yang masih impor
berkembang dan berorientasi pada daya
• jumlah agen yang
saing.
menurun
“Pembaca Hai kan 15-18, itu kan
artinya mereka lahir tahun 2000. Gambar 3. Analisis SWOT Hai
Mereka digital native. Istilahnya screen generation. Kalau mau
Dari gambar tersebut terlihat yang bertahan, bertahannya menjadi faktor pendorong untuk
dimana? Kalau di print, melakukan transformasi digital adalah
dari kecil udah enggak kenal. jumlah readership yang terus menurun.
Mereka liatnya Youtube. Berarti Ditambah ancaman terhadap eksistensi
harus banyak main di video. Tapi platform digital yaitu perubahan perilaku
Hai audiencenye hidup di dunia advertiser yang menuntut measurement
itu. Sama industrinya. Di IT ke (pengukuran) dan engagement
sana. Sehingga kita kemudian (keterlibatan), penurunan minat membeli
membuat strategi News Brand. produk media cetak, rate dolar yang
Tidak lagi hanya mengandalkan cenderung belum stabil dan berdampak
print tapi beberapa beberapa pada meningkatnya ongkos produksi dan
platform. Ada sosmed, aps, menurunnya jumlah agen majalah. Di sisi
elektronik (radio, TV) lalu ada lain, peluang pertumbuhan digital dan
activation dan community. Masing- internet sangat besar, diiringi potensi
masing platform diharapkan global advertising pada digital media.
memiliki kontribusi revenue.” Sedangkan faktor yang mendukung
(Elwin Siregar)
optimisme untuk sukses dengan platform
digital ditunjang oleh modal kekuatan yang Kekhawatiran Elwin akan masa sudah dimiliki selama ini yaitu sebagai
depan media Hai bukan tanpa alasan.
Kenyataan di lapangan dan riset yang Tentu saja kondisi ini berdampak dilakukan membuktikannya. Sejak tahun
pada kondisi finansial Hai. Selain turunnya 2000, pihak manajemen sudah mencermati
pemasukan dari angka penjualan, terjadinya perubahan perilaku membaca di
menurunnya jumlah eksemplar merupakan kalangan remaja. Hal tersebut terlihat dari
salah satu indikator menurunnya jumlah angka sirkulasi yang terus menurun secara
audience yang mengkonsumsi majalah signifikan.
tersebut. Hal ini sangat mempengaruhi “Sekitar tahun 2000 saya pernah
pertimbangan klien dalam untuk diminta oleh tim sirkulasi untuk
menggunakan media tersebut sebagai membuat presentasi, bagaimana
saluran pemasaran atau promosi sih bisnis media? Waktu itu saya
produknya. Padahal, seperti telah membuat presentasi judulnya How
dijelaskan pada bagian kerangka teori, long Can you go? Saya mengambil
pemasukan terbesar majalah berasal dari data dari sirkulasi semua brand
perolehan iklan. Dengan kata lain, hidup yang ada di sini. Satu-satu saya
dan matinya media tersebut sangat bikin. Termasuk majalah Hai.
ditentukan berapa banyak perolehan yang Cetaknya berapa, paidnya berapa,
didapat dari menjual halamannya kepada returnya berapa. Dari semua itu
pengiklan potensial. Sehingga perubahan menunjukkan penurunan. Waktu itu
ini pada gilirannya berdampak terhadap di agen ya. Dari data yang
perolehan iklan.
dikumpulkan enggak ada tuh yang “Sejak 2012 perubahan terus berbeda atau aneh sendiri gitu
berjalan. Orang sudah mulai enggak ada. Semuanya
punya social media. Klien-klien menunjukkan angka penurunan.
mulai bikin website, pilihan di Dari situ saya sudah melihat
Facebook dan seterusnya, sehingga memang ada perubahan di minat
klien atau brand owner tidak hanya baca. Bukan minat baca tepatnya.
(beriklan) di print tapi mulai ke Tapi perilaku membaca.”
mana-mana. Dan itu kelihatan di Nielsen. Trend penurunan terus
Jadi manajemen memang sudah berlangsung sejak 2013 hingga melihat bahwa terjadi perubahan perilaku
2015 turun terus.” ( Elwin Siregar) membaca yang dibuktikan dari turunnya jumlah angka pembelian yang Beralihnya pengiklan dari media dikumpulkan melalui agen di semua
cetak ke media digital tentu dapat produk yang dijual oleh Gramedia Majalah
dipahami karena saluran digital memiliki melalui agen penjualannya.
berbagai keunggulan yang tidak dimiliki Dalam bisnis media cetak, ada tiga
oleh media cetak. Selain dari segi indikator untuk mengetahui bahwa sebuah
jangkauan khalayak yang tak terbatas, produk diterima atau tidak oleh khalayak
keterjangkauan pesan bisa diukur secara sasaran. Pertama, berapa jumlah eksemplar
transparan. Berbeda dengan media cetak di yang dicetak untuk suatu edisi, kedua dari
mana pengiklan hanya berpatokan pada jumlah cetak yang beredar di pasaran,
klaim jumlah eksemplar atau oleh berapa jumlah eksemplar yang berhasil
organisasi media tersebut. Alhasil, majalah terjual dan ketiga berapa jumlah eksemplar
secara perlahan namun pasti mulai yang dikembalikan oleh agen, yang
ditinggal sebagai saluran beriklan. dikenal dengan istilah retur (pengembalian
Untuk meningkatkan daya saing produk). Seperti disampaikan Elwin
Majalah Hai di era digital, kemudian Siregar,
ketiga indikator tersebut disusun strategi yang mencakup 5 wilayah memperlihatkan kondisi yang menurun
strategi seperti yang dijabarkan oleh 5 secara signifikan.
Rogers yaitu: 1. Audience; 2. Competition; Pada platform digital kastemer
3. Data; 4. Inovasi; 5. Value. dipandang sebagai kumpulan orang yang secara dinamis terhubung dan berinteraksi
Wilayah Strategi
dengan cara-cara tertentu yang mengubah
Audience
hubungan mereka dengan produsen dan Pada platform cetak, khalayak
hubungan dengan sesama kastemer. Pada media dikenal dengan sebutan pembaca
era digital konsumen meminta lebih. atau readers. Sesuai dengan sifat media
Mereka tak lagi bisa didikte untuk konvensional yang bersifat satu arah,
menerima konten apa saja yang disajikan demikian pula halnya sifat hubungan yang
media. Alih-alih mereka menjadi penentu menggambarkan pembaca dengan konten apa yang diinginkan, serta memiliki medianya. Dengan demikian, pada
keterlibatan dengan customer lainnya platform cetak, pembaca dipandang
dalam bentuk berbagi komentar, sebagai target yang disasar untuk
pengalaman atau pun rekomendasi. mengkonsumsi informasi yang disajikan
Pengenalan terhadap audience sekaligus menjadi khalayak sasaran
penting dilakukan karena pada industri pengiklan yang mengidentifikasikan media pada umumnya dan majalah customer nya dengan khalayak media
khususnya karena hal tersebut menjadi dimaksud. Jadi dalam hal ini media
faktor penentu dalam merumuskan wilayah bertindak juga bertindak sebagai strategi lainnya. Dari analisis isu eksternal penghubung antara khalayak dengan
yang dilakukan Hai, terlihat bahwa terjadi produsen produk tertentu yang beriklan
perubahan customer decision journey atau memasarkan produk atau jasa di
(proses pengambilan keputusan kastemer media. Keterlibatan khalayak sangat
untuk melakukan pembelian), antara lain minim baik dengan media sebagai
berupa munculnya belanja online sebagai produsen informasi maupun produsen
trend baru, social media untuk akses produk atau jasa yang mengiklankan
informasi, lifestyle dan enterpreneur serta produknya di media.
kecenderungan audiens yang semakin terfragmentasi kebutuhan dan tuntutannya.
Gambar 4. Analisis Isu Eksternal Sumber : SMO
Selama ini menurut Elwin yang Terus, kenapa kami memutuskan menjadi keunggulan Hai salah satunya
untuk fokus di dunia digital dan nggak lagi adalah dalam hal komunitas dan
hadir dalam bentuk fisik? memberikan wadah bagi remaja untuk
Jawabannya jelas, karena kami pengin tampil. Ketika ‘trend’ perkelahian pelajar
selalu hadir realtime, kapanpun kalian menjangkiti anak muda di akhir 1980-an
butuh. Hal ini, nggak bakal bisa dilakukan Hai menggagas sebuah acara yang
kalau masih ada batas halaman dan melibatkan para “jagoan” sekolah. Mereka
jadwal “pertemuan” tiap minggu.” diajak bertemu untuk berkolaborasi secara positif dalam forum bertajuk Hai Informal
Efeknya, kalau udah betah Meeting - yang lalu berubah nama menjadi
“nongkrong”, siapa tau nantinya Pesta Pelajar. Pesta Pelajar mampu
kita bisa ngulik bareng hal-hal menjadi wadah bagi murid remaja untuk
baru. Seperti di edisi cetak terakhir unjuk gigi dengan cara positif. Selain
Hai kali ini. Kami mau buktiin sebagai ajang pencarian bakat sekaligus
kalau majalah emang udah nggak menjadi jembatan komunikasi antarpelajar.
mampu nampung begitu banyak Pada ajang Pesta Pelajar tersebut, Hai
pengalaman teman-teman kita di berperan sebagai fasilitator yang memberi
luar. Caranya? Dengan ngasih link pengarahan, mengajarkan keterampilan
beberapa halaman menuju manajerial dan berorganisasi kepada para
di
platform lainnya.” (hai.grid.id) siswa yang terlibat dalam kepanitiaan. Sukses Pesta Pelajar kala itu lantas
Bentuk keterlibatan yang dibangun menjadi cikal bakal format Pentas Seni
Hai meliputi 3 wilayah yaitu antara Hai yang kerap diselenggarakan di berbagai
dengan audience, antara audience dengan sekolah di kota besar pada tahun 90 dan
audience dan antara audience dengan 2000’an. Beberapa ajang lainnya adalah
pengiklan. Caranya menurut Elwin adalah Dream Band, Skulizm, Hai Day. Event-
adalah dengan menyajikan konten yang event ini selain memberikan wadah untuk
berpotensi shareable dan memanfaatkan tampil juga memberikan peluang Hai
semua saluran digital seperti media sosial. untuk membangun audience. Pada platform digital strategi
Kompetisi
membangun komunitas berlanjut dan Pada era cetak, Hai berkompetisi diperluas dengan strategi membangun
dengan majalah lainnya di segmen keterlibatan
(engagement) dengan tersebut. Salah satu yang membuat Hai menciptakan ‘tempat nongkrong’ baru di
sanggup bertahan sampai dengan 40 tahun dunia digital. Seperti disampaikan dalam
karena kompetitor di segmen majalah artikel perpisahan majalah Hai.
remaja pria yang menjadi ‘lahan bermain’ Hai bisa dibilang tidak ada. Industri
“Lewat dunia digital, kita bisa majalah di Indonesia disesaki oleh produk terus having fun. Mau sekedar curhat
majalah dalam segmen wanita dan remaja boleh, nyebar info acara sekolah atau
perempuan. Hanya Majalah Hai yang kampus nggak masalah. Promosi lagu
mengklaim dirinya sebagai majalah remaja baru band kalian juga ayok aja. Yang
umum pria. Sehingga, yang dianggap penting, kita nggak ngerugiin orang lain.
kompetitor adalah majalah-majalah yang Intinya, lewat platform digital kita
memiliki irisan segmen seperti majalah bisa ngelakuin banyak hal seru dan positif.
musik Trax, majalah otomotif dan majalah Setuju, dong?
segmented semacamnya.
Di era digital, Majalah Hai menghadapi banyak pesaing tak ‘tidak Di era digital, Majalah Hai menghadapi banyak pesaing tak ‘tidak
serta akun social media kami di sejenis (majalah dan media pada
Facebook, YouTube, umumnya), industri lain yang selama ini
Twitter,
sampai Instagram, kami bakal merupakan pengiklan potensial, maupun
‘nongkrong’ sama kalian lebih pesaing yang sifatnya individual seperti
sering. Penginnya, sih, kita bisa blogger ,
vlogger , atau influencer. punya “tongkrongan” baru yang Persaingan yang terjadi tidak hanya dalam
seru di dunia digital. soal perebutan audience tetapi juga persaingan dalam memperebutkan kue
Mau liat aksi band keren, kita iklan. Di era media konvesional,
sambungin langsung ke Facebook persaingan kue iklan biasa terjadi di antara
Live, mau liat keseruan Hai Day, pemain-pemain dalam industri sejenis.
langsung kami antar ke Hai Namun kini para pengiklan memiliki
YouTube Channel. Nah, banyak pilihan saluran media untuk
pokoknya bakal bikin jadi memasarkan produknya dengan harga
paham deh, kalo kita itu yang relatif lebih murah, berdaya jangkau
#needmorespace.”
lebih luas dan bisa membangun loyalitas brand tanpa bantuan media konvensional.
Persaingan yang ketat dengan peta “Di era ini kita sedang shifting.
kompetisi yang terus menerus berubah Industri digital belum ada. Digital
menuntut kreativitas lebih. Hal ini yang tidak sewangi yang dikatakan
kemudian mendorong lahirnya keputusan- orang-orang. How they spend
keputusan strategis berikutnya seperti money on digital platform juga
pengelolaan data inovasi.
belum ketemu polanya. TV juga turun. Orang juga banyak bikin
Data
media digital sendiri. Menurut Pada platform cetak, perusahaan saya ini masih sebuah lautan yang
mengandalkan data penjualan yang berantakan. Kita shifting ke media
dikumpulkan oleh agen untuk melahirkan baru. Coba deh cek di financial
keputusan-keputusan yang terkait konten statement media digital yang tidak
maupun strategi bisnis.Untuk membaca sebegitunya amat. Skalanya masih
selera pasar biasanya dilakukan survei kecil-kecil. Kita masih sama-sama
pelanggan yang dilakukan oleh lembaga mencari bagaimana menghitung
survei internal. Selain itu, pengambil Return of Investment, misalnya.
keputusan (dalam hal konten, keputusan kitia shifting industri. Memang
tertinggi berada di tangan pimpinan tidak nyaman. Tapi kita memang
redaksi) dituntut untuk memiliki kepekaan sudah terlalu lama berada di zona
atau penciuman yang tajam terhadap isu- nyaman.” (Didi Kasim)
isu yang akan menghasilkan respon positif Menghadapi menghadapi iklim
dari khalayak. Feedback dari khalayak bisa persaingan digital yang ketat dengan peta
diperoleh, namun tidak bersifat langsung kompetisi yang berubah-ubah, Hai
dan segera.
menerapkan strategi multichannel yaitu Pada platform digital respons pasar memanfaatkan dan memaksimalkan semua
bersifat transparan dan terukur. Seperti salauran digital yang ada untuk
disebutkan sebagai ‘ancaman’ pada memperluas jangkauan. melalui konsep
analisis PEST di atas (tabel 4.2), multichannel atau memaksimalkan semua
Teknologi digital memiliki kemampuan saluran digital yang ada, yaitu Twitter,
lebih untuk melakukan capture terhadap Facebook, YouTube, Instagram
user behavior. Contohnya apa saja konten yang akses, siapa saja yang mengakses user behavior. Contohnya apa saja konten yang akses, siapa saja yang mengakses
maupun kualitas dan pengelolaan konten, bagaimana tingkat kepuasan
komunitas yang lebih intensif. pengguna dan berbagai data yang bersifat detail.
Inovasi
“Enaknya, semua pekerjaan kita Transformasi dari platform cetak sekarang terukur. KPI (Key
ke platform digital pada hakikatnya adalah Performance Indicator) kita sangat
sebuah perubahan mendasar yang terukur. Di cetak kita nggak tau,
berdampak ke segala aspek. Untuk survive siapa yang benar-benar baca
menghadapi perubahan yang terjadi, majalah kita. Yang kita tau orang
semua pihak terkait harus bisa beradaptasi yang beli majalah. Dan itupun
dan memiliki mindset untuk selalu masih sangat abu-abu datanya.
melakukan inovasi. Jakob Oetama, founder Bisa saja 1 majalah dibaca 10
Kompas Gramedia mengatakan perubahan orang. Di media digital kita tau,
adalah hakikat eksistensi media. orang yang baca doang, orang
Perubahan besar tidak saja menyangkut yang ngeklik doang. Dulu ketika
keserentakan dan kecepatan penyampaian kita diminta membuat artikel kita
informasi, tetapi juga peningkatan mutu nggak punya gambaran apa-apa.
dan pencarian kiat-kiat baru (Sularto, Nggak tau
2015:245). Tranformasi digital diyakini kita buat berdampak. Hanya bisa
apakah artikel yang
sebagai kiat yang harus ditempuh untuk berharap sirkulasi kerjanya benar,
mempertahankan eksistensi majalah Hai. yang penting kita bikin artikel dan
Menurut Elwin, bila berbicara soal pastinya layak muat. Kita nggak
produk jurnalistik, antara platform cetak mikirin strateginya harus diapain
dan digital pada dasarnya sama. Ada supaya dibaca banyak orang, produk jurnalistik yang dikatakan baik ada
harus diapa-apain, yang penting yang tidak. Perbedaannya adalah dalam hal majalahnya terbit, ada di pasaran.
platform digital, Dulu print
penyajian.
Pada
kreativitas sangat dimungkinkan karena Kita mengutamakan konten di
sepertinya eksklusif.
teknologinya terus berkembang sehingga print, digital dapat sisanya.
inovasi yang dilakukan dalam konten lebih Sekarang terbalik, print itu
ke arah penyajian dan pemanfaatan fitur- additional platform. Jadi kita
fitur atau teknologi baru.
memang perlu membuat content “Sebenarnya hukum digital sama strategy .” (Didi Kasim)
saja. Jurnalistik itu tidak membedakan platform.
Yang membedakan produk Seperti dijelaskan Didi Kasim
jurnalistik adalah bagus atau tidak bagus. strategi dalam hal pengelolaan data yang
Caranya aja kalau di print paling hanya dilakukan dimulai dari membuat strategi
bisa sampai di infografik. Tapi kalau konten dengan memanfaatkan data analytic
digital karena platformnya seperti Google Analytic. Dari situ bisa
memungkinkan, kita bisa pakai video, diperoleh pola user behavior hingga detail
animasi, audio, macam-macam. yang diinginkan. Data itu kemudiana
Desainnya juga bisa variatif. dianalisis dan digunakan untuk membuat
Persoalan di digital itu, mau se-kreatif kebijakan terkait konten dan aspek bisnis.
itu disukai dan Maksimalisasi data ini berlaku untuk
apa sih? Ketika
dishare itu membangkitkan kredibilitas.” semua platform digital yang dimiliki Hai.
(Elwin Siregar)
Optimalisasi Customer Relationship Selain melakukan pembaruan dari Management (CRM) melalui segi konten, inovasi juga dilakukan untuk pengembangan database customer yang
mempertahankan pemasukan dari segi mempertahankan pemasukan dari segi
untuk sales tapi Salah satunya melalui bentuk content
itu bukan
untuk membuat orang ingin. marketing.
Sharing ini dilakukan di kelas, “Bergerak di digital itu bukan
dengan presentasi, flipchart, dsb. cuma soal content. Kalau digital
Lalu dimonitor pelaksanaannya, kan revenue streamnya cuma iklan,
diuji, lalu dijual. “ Elwin Siregar. tidak seperti di print yang juga punya pemasukan dari sirkulasi.
Bisa disimpulkan bahwa dalam Dan iklan diperoleh melalui data.
proses tranformasi digital, inovasi Penguasaan sosial media saja
merupakan kunci keberhasilan. Sehingga tidak lantas menjadikan bisa
menurut Elwin, setiap karyawan harus menjadi social media strategic.
memiliki mindset untuk kreatif dalam Sehingga dia juga harus punya
menciptakan ide-ide baru karena kemampuan analitis. Dia harus
perubahan berlangsung sangat cepat dan bisa mengulik data. Mesti
tau
terus menerus.
SEO. Banyak orang yang sulit berubah. Tapi ya tantangannya
Value
memang harus begitu. Value atau nilai, menurut Rogers Digital native bisa dibilang
merupakan domain final transformasi sebagai advantage karena digital, yaitu bagaimana value yang keakraban
mereka dengan dimiliki oleh perusahaan disampaikan gadget. Tapi kalau mengenai
kepada kastemer.
analitis, mirip-mirip lah. Kalau Strategi Hai dalam menyampaikan value digital immigrant yang lebih ngotot
adalah bagaimana menciptakan voice. dan ngulik dia bisa lebih jago.
Yang dimaksud dengan menjadi voice Masalahnya mau atau nggak,
adalah sebagai media yang bergerak dalam karena di luar kebiasaan mereka. “
bidang informasi, Hai harus selalu menyampaikan gagasan yang penting,
“Saya kasih tau bahwa nanti yang menarik dan dibutuhkan oleh masyarakat. namanya iklan display itu nggak
“Saya selalu bilang, jadilah voice ada lagi. Bayangin orang udah
bukan noise. Harus ada gagasan bosen melihat layar kecil dan
yang ingin disampaikan. Karena dipenuhi iklan dan itu sangat
jualan kita sebagai media ya itu. mengganggu. Dan itu sudah
Kalau di dunia teknikal yang disadari oleh banyak orang
penting adalah ‘how’, kalau di sehingga
dunia jurnalistik yang penting namanya ad-blocker dan
muncullah yang
adalah ‘why’ sampai kita semacamnya. Sehingga kita mesti
menemukan hal yang berhubungan ngapain dong untuk
dengan sisi kemanusiaan. Dan itu mengantisipasinya? Salah satunya
basic, apa pun platformnya. “ dengan membuat content
(Elwin Siregar)
marketing. Apa itu? Yaitu bagaimana semua orang yang
Menurut Elwin, value yang masuk ke situ merasakan dimiliki perusahaan dan diwarisi dari para manfaatnya. Bukan merasa dijual.
founder adalah integritas dalam berbisnis. Dalam istilah kerennya inbound.
“Kita pada ultah ke 50 menyatakan Jadi orang datang malahan.
ingin bertahan 50 tahun ke depan. Contohnya seperti Krating Daeng.
Apa syaratnya? Bukan teknologi. Kita exercise, key words-nya apa,
Tapi integritas. Integritas itu insightnya apa. Content marketing
rumusnya cuma satu, perkataan rumusnya cuma satu, perkataan
menumbuhkan krebilitas. berkesinambungan sesuai dengan
Trustworthy. Kalau kita
kebutuhan.
sudah kehilangan itu, mau teknologi secanggih apa pun pasti
“Dimulai dari rekrutmen ya, pasti kita kalah. Kita memakai konsultan
menyesuikan dengan posisinya untuk mencari rahasia sukses KG
apa, sourcingnya juga banyak itu apa, jawabannya integritas. ”
banget, mau dari head hunter, situs (Elwin Siregar)
online atau datang ke kampus. Jadi “ Pertama, kekuatan brand, itu
ketika merekrut sudah kita yang tidak dikalahkan. Kita juga
sesuaikan dengan kebutuhan. percaya
Misalnya ada tes membuat sama dengan revenue, sehingga
bahwa voice itu
program dari brief yang diberikan. jangan ngejar revenuenya dulu,
Dan terkait situasi perusahaan kejar voicenya dulu. Mereka begitu
saat ini, kita tanya juga soal terpapar oleh informasi kekuatan
kemampuan digitalnya. Mulai dari brand menentukan .” (Didi Kasim)
yang paling sederhana apakah dia aktif di social media, bagaimana
Pengembangan Kemampuan
mereka mengelola social
Kapasitas Digital (Digital Capability)
medianya, bahkan kita mengintip Perubahan yang sangat cepat dari
social medianya. Seberapa aktif. era cetak ke digital memaksa karyawan
Itu paling tidak menandakan dia untuk bisa beradaptasi dan ini
catch up atau tidak dengan dunia menimbulkan berbagai persoalan yang
digital. Kita juga selalu melibatkan kompleks di tubuh organisasi. Founder
user dalam merekrut. Setelah Kompas Gramedia Jakob Oetama dalam
direkrut ada orientasi. Di bahan berbagai kesempatan menekankan
orientasi itu kita menyebutkan perlunya pengembangan kompetensi atau
bahwa perusahaan ini growing ke competence building , yaitu selalu
arah digital. Setelah itu mereka membuka diri untuk mengembangkan diri
langsung diterjunkan dalam dan kemampuan bekerja secara
pekerjaan. Di sini kita profesional,
mengharapkan peran manajernya keterampilan/kompetensi agar selalu dapat
meningkatkan
untuk membantu memutakhirkan (up to date) kemampuan
mengembangkan kompetensinya. kerja sesuai tuntutan pertumbuhan
permintaan teknologi informasi, kreatif dan
Dari situ bila ada
akan pelatihan-pelatihan khusus berwawasan, visioner, pengembangan
kita akan follow up. Misalnya leadership untuk peremajaan pimpinan dan
pelatihan mengenai infografis, in- kaderisasi (Sularto, 2015:169).
depth reporting dan sebagainya. “ Transformasi dari perusahaan
(Veronica)
media cetak ke digital mensyaratkan penguasaan akan teknologi baru yaitu
Sebelum terjun langsung, karyawan teknologi digital. Agar tetap kompetitif
baru dibekali pelatihan agar mereka lebih dan menghasilkan produk dan proses-
mudah memahami seluk beluk berkarier proses baru, peningkatan kompetensi
dan budaya yang ada di perusahaan. sumber daya manusia harus dilakukan
Dalam pelaksanaannya, karyawan baru terus menerus. Proses yang dilakukan
dilatih untuk terjun langsung dalam dalam rangka mempersiapkan SDM Hai
pekerjaan dengan oleh karyawan senior yang kompeten di era digital dimulai dari
agar lebih cepat beradaptasi. Perusahaan rekrutmen, peningkatan knowledge dan
juga mengadakan training untuk karyawan juga mengadakan training untuk karyawan
inovatif yang sejalan dengan strategi SDM profesional dan juga ahli dalam
perubahan. Di sinilah pentingnya bidang pekerjaan yang dikerjakan. Tenaga
keberadaan pimpinan yang tidak hanya profesional, ahli dan terdidik diharapkan
memiliki kemampuan memotivasi, tapi bisa membawa perusahaan menuju
juga bisa menjadi motor penggerak kemajuan dan perkembangan yang pesat.
organisasi. Dimulai dari pimpinan tertinggi Serangkaian program disiapkan dalam
organisasi (dalam hal ini Direktur Utama) rangka pengembangan kompetensi di
hingga supervisor.
bidang digital. Dalam proses transformasi menuju Selain program yang dipersiapkan
era digital, menurut Elwin Siregar, di tahap oleh diklat sebagai kebutuhan dasar
awal karyawan banyak dirangsang untuk karyawan secara umum juga dibuat
melahirkan inisiatif-inisiatif digital yang pendidikan atau pelatihan dibuat sifatnya parsial, yang kemudian dijadikan berdasarkan kebutuhan yang diusulkan
semacam pilot project dan contoh yang oleh unit. Misalnya, pelatihan SEO
bisa diduplikasi.
(Search Engine Optimization), Digital “Kita banyak melakukan in-house Sales Advertising, Basic Video for
training oleh orang-orang dalam Journalist dan lain-lain. Program pelatihan
yang memang berkecimpung di bisa bersifat formal dan informal, berupa
digital. Termasuk saya (Direktur pelatihan-pelatihan dan pengembangan
Utama). Jadi kesimpulannya skill dengan mendatangkan narasumber
dibikin pilot project di mana dari internal dan eksternal perusahaan atau
direktur turun langsung dengan tim menerapkan learning by doing system
inti. Kalau ini berhasil berupa job/project assignment.
kemudian menjadi contoh yang ditularkan.” (Elwin Siregar)
Kapabilitas Kepemimpinan (Leadership Capability)
Menyadari pentingnya peran Untuk melaksanakan perubahan
pimpinan dalam membangun mindset diperlukan orang-orang yang yakin bahwa
digital, secara rutin juga dilakukan perubahan akan mengarah ke situasi dan
pengembangan skill dan knowledge di lini kondisi yang lebih baik. Karena itu perlu
pimpinan. Seorang pimpinan di era digital dibentuk kelompok yang bisa dituntut menguasai hal-hal yang berkaitan menunjukkan antusiasme, komitmen,
dengan pengelolaan sumber daya, produksi kepercayaan bahwa dengan perubahan
konten dan aspek bisnis. Misalnya yang akan dilakukan akan mendatangkan
kemampuan desk management, content hasil yang lebih baik. Untuk meningkatkan
management dan creative content motivasi karyawan dan membangkitkan
management . Salah satu contoh pelatihan kesadaran ke arah perubahan diperlukan
yang diberikan antara lain bisa dilihat dari contoh nyata yang bisa menginspirasi
tabel 2.
sehingga bisa diteladani dan memberikan
Tabel 2.Program Peningkatan Kompetensi Manajerial Modul
Kompetensi mengelola 1. Mampu mengelola sumber daya Management organisasi/sumber daya manusia manusia dengan banyak dengan banyak platform.
platform .
2. Membuat mekanisme Kompetensi membuat mekanisme redaksional dengan mengelola kerja redaksional dengan mengelola
kemampuan MMM.
kemampuan MMM.
Content
Kompetensi mengelola 1. Mengelola archive/pangkalan Management archieve/pangkalan data konten yang
data konten yang mudah diakses mudah diakses dan alihrupa.
dan alihrupa.
Kompentensi memilah dan 2. Memilah dan mengkategorikan mengategorikan jenis-jenis isi/konten
jenis-jenis isi/konten yang yang dimiliki dengan standar tertentu
dimiliki dengan standar tertentu (data konten yang terpadu).
(data konten yang terpadu)
Create
Kompetensi membuat ide kampanye 1. Mampu membuat ide kampanye
Creative
yang kreatif yang bisa dilakukan di yang bisa menghasilkan gerakan
Content
online maupun offline. yang bisa hasilkan revenue. Kompetensi berpikir kreatif melihat 2. Mampu berpikir kreatif melihat peluang bisnis dari konten yang peluang bisnis dari konten yang dimiliki.
dimiliki.
KESIMPULAN
1. Transformasi digital merupakan upaya
4. Untuk meningkatkan daya saing Hai untuk tetap memiliki daya saing di
brand , Hai dalam platform digital, tengah perubahan mendasar yang
strategi yang dijalankan meliputi 5 terjadi dalam industri media yang
wilayah yaitu strategi audience, disebabkan oleh munculnya internet
kompetisi, data, inovasi dan value dan perkembangan teknologi
perusahaan. Serta meningkatkan komunikasi dan informasi.
kapasitas digital dan kapasitas
2. Proses transformasi tidak berjalan
kepemimpinan.
secara langsung dalam satu momentum tetapi melalui tahapan-tahapan yang
DAFTAR PUSTAKA
bersifat evolutif, mulai dari langkah
konvergensi di mana Hai dalam Berger, L. and Dorothy, Best
Practices in Talent Management , platform cetak hidup berdampingan Terjemahan, Jakarta: Penerbit PP, dengan
platform digital lain
(multiplatform) dengan tujuan
mempertahankan eksistensi platform Biagi, S., Media Impact, An th
Introduction to Mass Media, 10 ed. cetak yang sudah ada sejak tahun 1977.
3. Langkah konvergensi tidak berhasil
Boston: Wardsworth, 2012.
mempertahankan eksistensi platform Bungin, B., Metode Penelitian
Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers, cetak Hai sehingga langkah
transformasi total diambil untuk
mempertahankan eksistensi brand Hai. Denscombe, M., Ground Rules for
Social Research , London: McGraw-
Hill, 2010.
5. Dominick, Joseph R., The Dynamics
19. (https://entertainment.kompas.com/rea of Mass Communication, Media in
d/2017/02/27/154658810/kompas.gra Transition, New York: McGraw-Hill,
media.luncurkan.portal.entertainment. 2011.
grid.id)
6. Fiddler, R., Mediamorphosis,
20. tekno.kompas.com,2009/04/14/20441 Understanding New Media, London:
448/hai.online.diluncurkan.situsnya.ka Pine Forge Press, 1997.
um.remaja .
7. Kasali, R., Disruption, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017.