KEBIJAKAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TER

KEBIJAKAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TERKAIT
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
(Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2012)

Disusun Oleh :
Sahrizal Malki Darmawan 201222002

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Esa Unggul
Jakarta
2015

Pendahuluan
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, terbentang dari Sabang sampai Merauke,
yang tersusun dalam ribuan pulau besar dan kecil, yang terhubung oleh berbagai selat dan
laut. Saat ini pulau yang terdaftar dan berkoordinat berjumlah 13.466 pulau. Wilayah
perairan yang merupakan bagian terbesar wilayah Negara Republik Indonesia dan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia mengandung sumberdaya perikanan yang sangat potensial
sebagai modal dasar pembangunan untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat.
Secara geografis, wilayah Jawa Barat Bagian Utara dan Selatan berbatasan dengan
laut, sehingga merupakan wilayah pesisir. Jawa Barat dianugerahi beberapa pulau kecil yang
cukup potensial, dipandang dari aspek ekologi dan ekonomi. Wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil tersebut menyimpan sumberdaya yang tidak ternilai bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat Jawa Barat. Sumberdaya tersebut terdiri atas sumberdaya hayati, yang meliputi
ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lainnya. Sumberdaya non
hayati, yang meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut, serta sumberdaya buatan, berupa
infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, jasa-jasa lingkungan berupa
keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan
kelautan dan perikanan, dan energy gelombang laut.
Melihat pentingnya potensi sumberdaya tersebut, maka pemanfaatannya memerlukan
pengawasan dan pengendalian agar pelaksanaannya optimal dan bertanggungjawab. Oleh
karena itu, diperlukan landasan hokum dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil. Subtansi pengaturan meliputi perencanaan, pemanfaatan, serta pengawasan dan
pengendalian, yang melibatkan berbagai pihak.
Pengaturan dalam Peraturan Daerah berorientasi untuk melindungi wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil dari kegiatan eksploitasi yang tidak bertanggungjawab, yang
diwujudkan dalam kegiatan pemanfaatan, konservasi, rehabilitasi, reklamasi, dan mitigasi
bencana. Selanjutnya untuk menciptakan keharmonisan dalam pengelolaannya pesisir dan

pulau-pulau kecil, perlu penyediaan ruang publik bagi mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dan mengembangkan inisiatif melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, untuk
mengetahui potensi-potensi yang ada di wilayah pesisir sehingga dapat dikembangkan
dengan maksimal oleh pemerintah setempat.
Manfaat
Manfaat yang diambil dari makalah ini adalah sebagai bahan pertimbangan
Pemerintah Provinsi dalam mengevaluasi kebijakan peraturan daerah Provinsi Jawa Barat
nomor 9 tahun 2012 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan penerapan
kebijakan tersebut.

Teori dan Kebijakan
Teori Perencanaan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Banyak definisi mengenai arti dan batasan wilayah pesisir yang telah dibuat pakarpakar ilmu kelautan dan pesisir dunia. Menurut Sorensen dan McCreary kawasan pesisir
didefinisikan sebagai perbatasan atau ruang termpat berubahnya dua lingkungan utama yaitu
laut dan daratan (Institutional Arrangemen for Managing Coastal Resources and
Environments ). Karakteristik khusus dari wilayah pesisir menurut Jan C. Post dan Carl G.

Lundin (1996) antara lain:
1. Suatu wilayah yang dinamis dengan seringkali terjadi perubahan sifat biologis,
kimiawi, dan geologis.
2. Mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas yang
tinggi yang memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota laut.
3. Ciri-ciri khusus wilayah pesisir, seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai
dan bukit pasir, sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk
menahan atau menangkal badai, banjir, dan erosi.
4. Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari pencemaran,
khususnya yang berasal dari darat (sebagai contoh: tanah basah dapat menyerap
kelebihan bahan-bahan makanan, endapan, dan limbah buangan).
5. Pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung digunakan sebagai
pemukiman, maka di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai sumber daya
laut hayati dan nonhayati, dan sebagai media untuk transportasi laut serta rekreasi.
Dalam penentuan wilayah pesisirnya, Indonesia menggunakan batasan pengertian
berdasarkan pendekatan secara ekologis yang digabungkan dengan pendekatan dari segi
perencanaan untuk memperlihatkan batasan secara yuridis dari wilayah pesisir Indonesia.
Menurut UU No. 1 Tahun 2014, Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem
darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Sedangkan pulau kecil
adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 beserta kesatuan

ekosistemnya.
Kebijakan terkait Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki potensi yang cukup besar. Potensi
yang dimiliki oleh pulau-pulau kecil cukup besar pengaruhnya untuk pembangunan. Hal ini
karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, maupun pertahanan dan

keamanan. Potensi yang dimiliki oleh pulau-pulau kecil di Indonesia adalah adanya
ekosistem khas tropis yang memiliki produktivitas yang tinggi, seperti terumbu karang,
padang lamun, dan hutan mangrove. Potensi-potensi perlu dikelola dengan baik dan juga
diberi payung hukum untuk melindungi potensi yang ada.
Di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 disebutkan bahwa pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan,
pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil antarsektor, antara
pemerintah daerah dengan pemerintah daerah, antara ekosistem darat dan laut, serta anatar
ilmu penegetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi kegiatan perencanaan,
pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap manusia dalam memanfaatkan sumber
daya pesisir dan pulau-pulau kecil.
Setiap daerah memiliki batasan kewenangan dalam mengelola wilayah laut. Dalam
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pasal 7 ayat 1 berbunyi “kewenangan daerah untuk mengelola
sumberdaya di wilayah laut dari 4 sampai 12 mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas
dan/atau ke arah perairan kepulauan”. Sedangkan pada ayat 2 berbunyi “kewenangan
kabupaten/kota untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut dari 0 sampai 4 mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan”.

Pembahasan
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa. Provinsi ini
memiliki luas area 35.222,18 km2. Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada
bagian utara dan Samudra Hindia pada bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1.000

km. Berdasarkan letak inilah Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang besar. Provinsi
Jawa Barat memiliki 19 pulau-pulau kecil di daerah (pasal 21 ayat 1) yaitu :
a. Kabupaten Sukabumi, meliputi Pulau Gotor, Pulau Karanghantu, Pulau Kunti, Pulau
Mandra, dan Pulau Manuk;
b. Kabupaten Tasikmalaya, meliputi Pulau Batukolotok, dan Pulau Nusamanuk;
c. Kabupaten Indramayu, meliputi Pulau Biawak, Pulau Candikian, dan Pulau
Gosongtengah.
d. Kabupaten Garut, meliputi Pulau Karangganjor, dan Pulau Karangkakapak; dan
e. Kabupaten Ciamis, meliputi Pulau Balekambang, Pulau Batununggul, Pulau

Batupayung Leutik, Pulau Batupayung, Pulau Manggar, Pulau Sebrotan, dan Pulau
Sodonggede.
Analisis
Kebijakan
No

Kondisi Eksisting

1

No. 9 Tahun 2012)
Pada saat ini Jawa Pasal 8 ayat 1 : Pemerintah Dari kondisi eksisting dengan
Barat

(Perda Prov. Jawa Barat

sudah Daerah

menyusun


Analisis

rencana kebijakan

yang

ada

maka

memiliki dokumen pengelolaan wilayah pesisir Provinsi Jawa Barat dalam
perencanaan terkait dan pulau-pulau kecil sesuai melakukan
dengan

wilayah Rencana

perencanaan

di


Pembangunan wilayah pesisir dan pulau-

pesisir dan pulau- Daerah dan Rencana Tata pulau kecil sudah terpenuhi
pulau kecil. Selain Ruang, meliputi RSWP3K, dokumen teknisnya.
itu,

dokumen RZWP3K,

tersebut
disahkan
2

RPWP3K,

dan

sudah RAWP3K.
menjadi

perda.

Tanah

timbul Pasal 16 ayat 1 : Tanah timbul Dari

dimanfaatkan
warga

kondisi

eksisting

pada wilayah pesisir harus menunjukkan
untuk dimanfaatkan

membangun

dan dikelola pemanfaatan wilayah pesisir

untuk mendukung pulihnya terutama pada tanah timbul


bangunan liar di ekosistem pesisir.
Kota Cirebon.

bahwa

belum sesuai pemanfaatannya.

Pasal 17 ayat 1 : Pemanfaatan Sehingga perlu dikembalikan

Warga di sekitar sumberdaya

pesisir

untuk sesuai

pesisir di Provinsi tujuan non komersial yang yang

dengan
telah


pemanfaatan
diatur

dalam

Jawa Barat bekerja hasilnya
sebagai

untuk

nelayan, kebutuhan

fisik

petani tambak, dan rumah
petani garam.

memenuhi undang-undang.
minimum Untuk

tangga,

tidak sumberdaya

diwajibkan memiliki izin.

dilakukan

Pasal 18 ayat 1 : Pemanfaatan sekitar
sumberdaya
tujuan

pemanfaatan

pesisir

komersial

pesisir
oleh

sebagai

untuk kebutuhan

masih

penduduk
pemenuhan

sehingga

tidak

wajib diwajibkan memiliki izin.

memiliki izin dari pemerintah
3

Pemerintah

daerah.
Pasal 25 ayat 1 : Pemerintah Pelaksanaan

melakukan

Daerah dan/atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat terutama

pembinaan

Kabupaten/Kota

konservasi

menyelenggarakan konservasi mulai dilaksanakan sehingga

kawasan penyu di pada wilayah
Pangumbahan,
4

konservasi

di

di Kabupaten Sukabumi sudah
pesisir dan ekosistem di wilayah pesisir

pulau-pulau kecil.

dan pulau-pulau kecil tetap

Kab. Sukabumi
terjaga.
Pada tahun 2008 Pasal 29 Ayat 1 : Pemerintah Rehabilitasi hutan mangrove di
telah dilaksanakan Daerah dan/atau Pemerintah Provinsi
rehabilitasi Hutan Kabupaten/Kota

Jawa

Barat

merupakan salah satu upaya

Mangrove

seluas melaksanakan

365

tahun rehabilitasi wilayah pesisir Daerah No. 9 tahun 20012.

Ha,

kegiatan dalam melaksanakan Peraturan

2009 seluas 50 Ha, dan pulau-pulau kecil, dengan
tahun 2010 seluas memperhatikan
311 Ha, tahun 2011 keseimbangan
seluas 480 Ha, dan dan/atau

ekosistem

keanekaragaman

tahun 2012 seluas hayati.
5

270 Ha.
Reklamasi

pantai Pasal 30 ayat 1 : Reklamasi Dilihat dari kondisi eksisting,

di Kota Cirebon wilayah pesisir dan pulau- bahwa reklamasi di salah satu
untuk

mengatasi pulau kecil dilakukan untuk kota di Provinsi Jawa Barat

kesulitan
kebutuhan

meningkatkan

manfaat masih

berorientasi

pada

lahan dan/atau nilai tambah wilayah masalah sosial-ekonomi. Hal

untuk

pesisir dan pulau-pulau kecil ini perlu dipertimbangkan oleh

pengembangan

secara teknis, lingkungan, dan pemerintah setempat agar tidak

daerah.

sosial ekonomi.

terjadi kerusakan lingkungan
di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil.

Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan bahwa Perda Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun
2012 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sudah dilaksanakan dengan
baik. Namun masih diperlukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaannya sehingga
dapat bermanfaat bagi keberlanjutan ekosistem wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Daftar Pustaka
Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2029.

http://www.koran-sindo.com/read/937884/151/cirebon-kekurangan-lahan-1418701528.
http://www.academia.edu/6001556/DINAS_KEHUTANAN_JAWA_BARAT.
http://www.academia.edu/9003620/Karakteristik_dan_Pemanfaatan_Sumberdaya_Pesisir_Ka
bupaten_Indramayu.
http://asia.ifad.org/web/indonesia/home?
p_p_id=1_WAR_ifad_newsportlet&_1_WAR_ifad_newsportlet_jspPage=
%2Fview_entry.jsp&_1_WAR_ifad_newsportlet_entryId=6169.
http://bandung.bisnis.com/read/20141009/61825/518649/tanah-timbul-luas-kota-cirebonbertambah-7418-ha.