SIKLUS PROSES BISNIS REVIEW ATAS PROSES

SIKLUS PROSES BISNIS, REVIEW ATAS PROSES BISNIS UTAMA DALAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
(SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL)

OLEH :
HUTRIA ANGELINA MAMENTU
55516120041

DOSEN PENGAMPU:
PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA

MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA

2017
Quiz
Pada zaman yang semakin modern sistem informasi selalu berada dalam
kerentanan penyalahgunaan oleh pihak lain yang mampu menembus beberapa
tingkatan pengamanan yang ada dalam sebuah sistem. Selalu saja ada kejahatan
yang terjadi dalam penyalahgunaan sistem informasi. Dewasa ini seiring

berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dalam teknologi informasi
menyebabkan banyak cara yang muncul dalam membobol suatu sistem informasi
milik orang lain.
Ketika sejumlah data penting dalam bentuk elektronik, maka data tersebut rentan
terhadap berbagai jenis ancaman, daripada data yang tersimpan secara manual.
Ancaman-ancaman tersebut bisa saja berasal dari faktor teknis, organisasi, dan
lingkungan yang diperparah oleh akibat keputusan manajemen yang buruk. Bagi
perusahaan atau individu di dalam menyimpan data-data penting yang menyangkut
privasi atau kerahasiaan perusahaan, apalagi perusahaan yang menggunakan web,
sangat rentan terhadap penyalahgunaan, karena pada dasarnya web mempunyai
akses yang sangat luas dan dapat diakses oleh semua orang, membuat sistem
perusahaan dengan mudah mendapat serangan yang pada umumnya berasal dari
pihak luar, seperti hacker.
Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer Ancaman
pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana alam.
Tipe – tipe ancaman terhadap keamanan sistem dapat dimodelkan dengan
memandang fungsi sistem komputer sebagai penyedia informasi.
Berdasarkan fungsi ini, ancaman terhadap sistem komputer dapat dikategorikan
menjadi empat ancaman, yaitu :
1.


Interupsi (interuption)
Sumber daya sistem komputer dihancurkan atau menjadi tak tersedia atau tak
berguna. Interupsi merupakan ancaman terhadap ketersediaan.
Contoh : penghancuran bagian perangkat keras, seperti harddisk,
pemotongan kabel komunikasi.
2. Intersepsi (interception)

Pihak tak diotorisasi dapat mengakses sumber daya. Interupsi merupakan
ancaman terhadap kerahasiaan. Pihak tak diotorisasi dapat berupa orang
atau program komputer.
Contoh : penyadapan untuk mengambil data rahasia, mengetahui file tanpa
diotorisasi.
3. Modifikasi (modification)

Pihak tak diotorisasi tidak hanya mengakses tapi juga merusak sumber daya.
Modifikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : mengubah nilai-nilai file data, mengubah program sehingga
bertindak secara berbeda, memodifikasi pesan-pesan yang ditransmisikan
pada jaringan.


4. Fabrikasi (fabrication)

Pihak tak diotorisasi menyisipkan/memasukkan objek-objek palsu ke sistem.
Fabrikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : memasukkan pesan-pesan palsu ke jaringan, penambahan record
ke file.
Empat jenis ancaman yang dihadapi perusahaan, yaitu :
1. Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena

bencana alam dan politik, seperti :
 Kebakaran atau panas yang berlebihan
 Banjir, gempa bumi
 Badai angin, dan perang
2. Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada software dan tidak

berfungsinya peralatan, seperti :
 Kegagalan hardware
 Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem
operasi, gangguan dan fluktuasi listrik.

 Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.
3. Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang tidak disengaja,

seperti :
Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
Kesalahan tidak disengaja karen teledor
Kehilangan atau salah meletakkan
Kesalahan logika






4. Ancaman keempat yang dihadapi perusahaan adalah tindakan disengaja,

seperti :
sabotase
Penipuan komputer
Penggelapan






Beberapa ancaman (threats) lainnya adalah :









Merekrut karyawan yang tidak kualified Hiring of unqualified
Pelanggaran hukum oleh karyawan (Violation of employment law)
Perubahan yang tidak diotorisasi opada file induk pembayaran (master payroll
file)
Ketidakakuratan data waktu (Inaccurate time data)

Ketidakakuratan proses pembayaran
Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran
Kehilangan atau tidak terotorisasi data pembayaran
Performansi jelek.

Mengapa ancaman-ancaman SIA meningkat?
Peningkatan jumlah sistem klien/server memiliki arti bahwa informasi tersedia bagi
para pekerja yang tidak baik. Oleh karena LAN dan sistem klien/server
mendistribusikan data ke banyak pemakai, mereka lebih sulit dikendalikan daripada
sistem komputer utama yang terpusat. WAN memberikan pelanggan dan pemasok
akses ke sistem dan data mereka satu sama lain, yang menimbulkan kekhawatiran
dalam hal kerahasiaan.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :

Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika

Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

Struktur organisasional


Badan audit dewan komisaris

Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab

Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia

Pengaruh-pengaruh eksternal
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan karyawan agar karyawan
dapat bertindak sesuai dengan arahan manajer.
1. Aktivitas yang terkait dengan pelaporan keuangan. Meliputi: Perancangan
dokumen yang baik dan penggunaan dokumen bernomor urut tercetak;
Pemisahan tugas; Otorisasi atas transaksi; Pengamanan yang memadai; Cek
independen atas kinerja rekan sekerja; Penilaian (valuation) atas jumlah yang
mesti dicatat yang tepat.
2. Aktivitas yang terkait dengan pemrosesan informasi, meliputi pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Aktivitas ini membantu memastikan
reliabilitas dan integritas sistem informasi yang memproses informasi
keuangan maupun informasi non keuangan.Aktivitas pengendalian yang lain

yang relevan dengan pelaporan keuangan adalah review atas kinerja, yang
meliputi:
1. Membandingkan anggaran dan nilai aktual
2. Menganalisis kaitan antar data, melakukan investigasi dan tindakan korektif
3. Review atas kinerja fungsional atau area tertentu
Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima
kategori berikut ini :
 Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
 Pemisahan tugas
 Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
 Penjagaan aset dan catatan yang memadai
 Pemeriksaan independen atas kinerja.
Aktivitas pengendalian dapat berupa:
 Pengendalian pengolahan informasi
terhadap transaksi
 Dokumen dan catatan

mencakup:Otorisasi

semestinya







Pengecekan independen
Pemisahan tugas
Pengendalian fisik
Review terhadap kinerja

Pengendalian Umum
 Pengendalian organisasi.
 Pengendalian dokumentasi.
 Pengendalian akuntabilitas aktiva.
 Pengendalian praktik manajemen.
 Pengendalian operasi pusat informasi
 Pengendalian otorisasi
 Pengendalian akses
Pengendalian Organisasi

Organisasi menetapkan hubungan kerja antara karyawan dan unit organisasi.
Struktur organisasi dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisasi
yang independen. Organisasi yang independen adalah struktur organisasi yang
memisahkan wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga fungsi yang
tidak kompatibel dipisahkan. Selain melalui pemisahan tugas, pengendalian juga
dicapai dengan monitoring.
Dalam sistem manual, karyawan yang menangani aktiva mesti dipisahkan dari
karyawan yang memiliki otorisasi untuk melaksanakan suatu transaksi dan karyawan
yang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi.
Sistem informasi memiliki tanggung jawab untuk merekam dan memproses data.
Oleh karena itu sistem informasi mesti independen dari semua departemen yang
menggunakan data dan informasi tersebut. Departemen pengguna adalah
departemen yang memiliki tanggung jawab untuk menginisiasi dan mengotorisasi
transaksi. Selain itu, fungsi pengembangan sistem mesti dipisahkan dari sistem
pemrosesan transaksi.
Pengendalian Dokumentasi
Dokumentasi yang baik berguna untuk efisiensi dalam perbaikan bug sistem, untuk
efisiensi dalam pengembangan tambahan aplikasi baru, serta untuk pelatihan
karyawan dalam mengenalkan sistem aplikasi.
Dokumentasi yang diperlukan meliputi:- Kebijakan terkait dengan sistem, seperti

kebijakan pengembangan sistem, kebijakan pengujian sistem, kebijakan operasi
computer, dan kebijakan penanganan bencana dan keamanan sistem.
Dokumentasi aplikasi sistem, seperti flowchart, data flow diagram, kode rekening,
deskripsi prosedur, prosedur koreksi kesalahan, prosedur pengendalian, deskripsi
file (termasuk kamus data), format output sistem, dan deskripsi input output sistem.
 Dokumentasi program.
 Dokumentasi data
 Dokumentasi operasi
 Dokumentasi untuk pengguna.

Pengendalian Akuntabilitas Aktiva
Sumber daya perusahaan (aktiva) perlu dijaga.
Cara menjaga aktiva tersebut antara lain:Penggunaan buku pembantu dalam
catatan akuntansi
Rekonsiliasi (seperti rekonsiliasi kas dan persediaan)
Prosedur acknowledgement sebagai bentuk wujud pertanggungjawaban atas aktiva
yang ditangani oleh seseorang atau suatu bagian.
Pengendalian Praktik Manajemen
Meliputi kebijakan dan praktik sumber daya manusia, komitmen terhadap
kompetensi, praktik perencanaan, praktik audit, dan pengendalian pengembangan
sistem aplikasi (prosedur perubahan sistem dan prosedur pengembangan sistem
baru).
Pengendalian Aplikasi
Meliputi Pengendalian otorisasi, Pengendalian input, dapat berupa edit test pada
saat data diinputkan ke dalam layar komputer (validity check, limit check, field check,
relationship check), dapat berupa batch control total (amount control total, hash total
dan record count) jika data diinputkan secara batch.
- Pengendalian proses, dapat berupa manual cross check dan pengendalian
proses yang lain.
- Pengendalian output, output mesti didistribusikan ke pihak yang tepat.Tinjauan
menyeluruh konsep-konsep pengendalian.

Forum

Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengubah barang mentah
menjadi produk jadi melalui proses produksi kemudian dijual kepada pelanggan.
Sehingga perusahaan tersebut aktivitas utamanya adalah memproduksi suatu
barang mentah menjadi barang jadi. Dan hasil dari produksi bisa langsung
digunakan oleh pelanggan.
Kararteristik perusahaan manufaktur diantaranya:
o
Proses pengolahan bahan baku (row material, barang dalam
proses) menjadi produk. Dalam proses ini bagian yang dikerjakan ialah
pemilihan bahan, manajemen kualitas, EPE.
o
Setiap work station akan mengkonsumsi biaya. Maka pada setiap
bagian pasti akan ada suatu kegiatan yang dapat menjadi nilai tambah sehingga
suatu perusahaan tidak akan membuang biaya sia-sia jika tidak dibutuhkan.
o
Revenue ditentukan oleh “Keunggulan kompetitif” perusahaan
dalam menghasilkan produk. Kapasitas dan jumlah produk yang diproduksi itu
akan menjadikan ukuran perusahaan.
Ciri-Ciri Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1. Aktifitas operasional usahanya adalah memproduksi bahan baku menjadi
barang jadi
Sesuai dengan pengertiannya, aktifitas operasional utama dari perusahaan
manufaktur adalah melakukan kegiatan produksi yaitu mengolah bahan baku
atau barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Tanpa
adanya proses produksi, mustahil perusahaan manufaktur bisa berjalan
2.

Pendapatan usahanya berasal dari menjual produk barang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan
yang
memproduksi,
menghasilkan serta menjual produk barang. Barang yang dimaksud bisa
berupa barang setengah jadi dan barang jadi seperti peralatan rumah tangga,
berbagai jenis makanan dan minuman, dan sebagainya. Maka telah jelas
bahwa aktifitas operasional perusahaan ini adalah menjual produk barang
yang berwujud. Maka pendapatan utama perusahaan manufaktur diperoleh
dari penjualan produk barang yang dihasilkannya

3.

Memiliki persediaan produk secara fisik
Produk yang dijual oleh perusahaan manufaktur adalah barang berwujud
yang dapat dilihat dan diraba. Sehingga perusahaan ini memiliki persediaan
produk secara fisik. Persediaan produknya bisa berupa persediaan barang
jadi yang siap dijual atau persediaan barang setengah jadi atau barang dalam
proses yang nantinya akan diproses kembali menjadi barang jadi.
Karena adanya persediaan produk yang tidak sedikit, perusahaan manufaktur
menerapkan sistem pencatatan dengan menggunakan metode tertentu untuk
menghitung pembelian dan pemakaian bahan bakunya. Selain persediaan
dan pemakaian bahan baku, produk-produk yang telah dihasilkan juga harus
dicatat dan diawasi. Dalam sistem pencatatannya harus dilaksanakan dengan
cermat dan teliti. Hal tersebut difungsikan untuk menghindari kerugian atas

kehilangan barang atau pun pencatatan yang salah yang bisa memengaruhi
perhitungan laba-rugi perusahaan
4.

Biaya produksinya terdiri dari Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja,
dan Overhead
Biaya yang terserap dalam proses produksi perusahaan manufaktur terdiri
dari 3 elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik (BOP). Biaya bahan baku merupakan pemakaian
barang mentah sebagai bahan utama yang diproses dalam proses produksi.
Biaya tenaga kerja adalah pemakaian tenaga seluruh karyawan yang terlibat
dalam proses produksi, baik karyawan divisi operasional maupun karyawan
manajerial. Sedang biaya overhead pabrik adalah biaya di luar biaya bahan
baku dan tenaga kerja. Biaya overhead yang biasa disebut sebagai BOP
merupakan biaya yang timbul atas pemakaian bahan penolong atau biaya
tidak langsung lainnya. Meski tidak terserap secara langsung pada produk,
BOP tetap harus dikeluarkan atau dibebankan karena biaya ini juga
memberikan kelancaran pada proses produksi. Contoh BOP adalah biaya
bahan penolong, biaya pengawasan mesin pabrik, biaya telepon, biaya listrik,
dan lain sebagainya.

5.

Melakukan Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Laporan keuangan
Laba-Rugi
Harga Pokok Produksi merupakan perhitungan atas biaya penggunaan bahan
baku, bahan tenaga kerja dan overhead pabrik yang melekat pada sebuah
produk. Perhitungan harga pokok produksi sangat diperlukan untuk
menentukan berapa total biaya produksi yang telah terbebani pada sebuah
produk yang telah dihasilkan. Agar biaya-biaya yang telah terserap tersebut
dapat tergantikan melalui harga jual produk yang dihitung melalui harga
pokok penjualan.

6.

Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Laporan keuangan LabaRugi
Selain perhitungan harga pokok produksi, dalam laporan Laba Rugi juga
menghitung harga pokok penjualan. Harga Pokok Penjualan adalah
perhitungan biaya produksi dan biaya-biaya lain yang terserap di dalam
produk barang setengah jadi maupun barang jadi, ditambah dengan nilai
persediaan awal produk dan dikurangi dengan nilai persediaan akhir produk.
Gunanya agar perusahaan dapat menentukan harga jual produk dengan tepat
sehingga tidak mengalami kerugian. Juga perusahaan bisa memperoleh
keuntungan dengan menambah persentasi laba yang diinginkan di dalam
harga jual produknya.

Setelah mengetahui pembahasan mengenai ciri-ciri perusahaan manufaktur, maka
dapat kita simpulkan bahwa ada karakteristik yang melekat pada ciri-ciri di atas,
yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat proses produksi
Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa kegiatan utama dari perusahaan
manufaktur adalah melakukan proses produksi, yaitu mengolah bahan baku
menjadi barang setengah jadi dan barang jadi.

2. Memiliki 3 jenis persediaan
Dalam perusahaan manufaktur terdapat 3 jenis persediaan, yaitu persediaan
bahan baku sebagai bahan utama proses produksi, persediaan barang dalam
proses atau barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi yang siap
untuk dijual.
3. Terdapat biaya produksi
Jenis biaya pada perusahaan manufaktur yang tidak terdapat pada
perusahaan jenis lain adalah biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya
yang timbul disebabkan terjadinya proses produksi. Karena dalam proses
produksi membutuhkan berbagai jenis bahan dan biaya-biaya guna
terciptanya suatu produk
Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memer- lukan 3 kelompok
pengorbanan sumber ekonomi, yakni :
1) Pengorbanan bahan baku
2) Pengorbanan jasa tenaga kerja,dan
3) Pengorbanan jasa fasilitas.
Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi,
yakni :
1) Biaya produksi : terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
2) Biaya pemasaran
3) Biaya administrasi dan umum.
Contoh perusahaan manufatur :
Wings corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima
puluh terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil
menjadi pemimpin pasar yang memperkerjakan ribuan orang dengan pabrik
berlokasi di Jakarta dan Surabaya.
Berdasarkan tata pengelolaan order atas produknya, terdapat beberapa jenis
perusahaan manufaktur, di antaranya adalah:
1. Make to Order (MTO)

Perusahaan manufaktur yang tarmasuk katagori ini ialah perusahaan
yang tidak memulai mengola matarial dan manghasilkan komponen atau
produk; kecuali setelah menerima pesanan dari konsumennya. Pada
perusahaan jenis ini, matarial atau komponen akan dibeli hanya jika
perusahaan sudah pasti menerima pesanan untuk mambuat produk yang
membutuhkan material atau komponen tersebut. Operasi manufaktur jenis ini
biasanya dapat ditemui pada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada
kostumisasi produk dan melayani konsumennya dengan menyediakan
produk-produk yang sangat unik atau khusus. Perusahaan jenis ini biasanya
sangat bergantung pada perencanaan produksi dari perusahaan yang
memberi order (konsumen). Produk yang dihasilkan juga dapat sangat
bervariasi jenisnya. Akibatnya, waktu pembuatan biasanya lebih lama karena

satiap saat harus mempelajari varian baru, serta biaya produksinya lebih
tinggi.
2. Make to Stock (MTS)

Tipe manufaktur Make to Stock adalah kebalikan dari tipe Make to Order.
Produk dibuat dan disimpan dalam sebuah gudang peyimpanan (warehouse)
sebelum menerima pesanan dari konsumen. Konsumen dapat membeli
produk tersebut baik secara langsung dari gudang sentral, atau dari outlet
ritail, atau perusahaan kemudian mengirimkan produk tersebut kapada pabrik
lain atau distributornya. Perusahaan jenis ini sangat bargantung pada analisis
pasar dan perkiraan kebutuhan (demand) dalam merencanakan proses
produksinya, terutama dari segi jenis dan jumlah produk yang harus
dihasilkan.
Produk yang dihasilkan biasanya tidak terlalu banyak variannya dan karena
perusahaan sudah berpengalaman membuat produk tersebut maka waktu
pembuatan lebih cepat serta biayanya lebih murah.
3. Assembly to Order (ATO)

Pada perusahaan jenis ini, order dikerjakan dangan cara melakukan proses
perakitan atas komponen-komponen tertentu untuk menghasilkan produk
yang sudah dipesan. Proses perakitan biasanya menggunakan komponenkomponen yang sudah standar, dengan pilihan dan variasi yang juga sudah
distandarkan. Contoh klasik perusahaan manufaktur jenis ini adalah
perusahaan suku cadang mobil, yang melaksanakan perakitan mobil jenisjenis tertentu sesuai dengan spesifikasi dan jumlah pesanan yang diterima
dari para dealer-nya. Setelah pesanan diterima, kemudian dirancang jadwal
produksi yang biasanya bergantung pada jenis yang dipesan serta
kostumisasi yang diinginkan. Komponen-komponen yang diperlukan biasanya
baru akan dipesan setelah perusahaan menerima pesanan dari
konsumennya. Metode ini dapat mempersingkat waktu antara penerimaan
order hingga penyerahan produk (delivery) kepada konsumen.
4. Engineering to Order (ETO)

Perusahaan jenis ini benar-benar melayani kostumisasi penuh bagi para
konsumennya sehingga memiliki karakteristik variasi, kostumisasi dan
fleksibilitas atas penanganan order-nya. Pada perusahaan jenis ini, segala
sesuatu akan dibuat berdasarkan order tertentu dan berdasarkan harga
tertentu. Contoh jenis ini misalnya pada industri pakaian jadi, yang hanya
membuat satu item untuk setiap jenis rancangannya. Perusahaan tidak
menyimpan bahan baku yang dibutuhkan sebelum mendapatkan spesifikasi
order dari konsumennya. Biaya produksi juga biasanya sangat tinggi.
5. Configure to Order (CTO)

Modal manufaktur ini dapat dipandang sebagai perpaduan antara assembly to
order (fitur dan pilihan terbatas) dengan engineering to order (kebebasan
pilihan dan fitur). Manufaktur yang beroperasi dengan jenis configure to order
dapat melakukan penyederhanaan proses penerimaan order dan tetap
mempertahankan fleksibilitas engineering to order, tanpa harus menyimpan
daftar matarial yang harus dibeli untuk satiap kombinasi piliaan produk yang
ada.

Secara tradisional, manufaktur dengan tipe Make to Order (MTO) dapat
memilih untuk menjadi Assembly to Order (ATO) atau Engineering to Order
(ETO). Pemasok ATO menghadapi tantangan mengembangkan jenis produk,
fitur, dan meningkatkan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Manufaktur ETO manghadapi tekanan berupa kebutuhan standarisasi atas
beberapa jenis produksinya untuk menahan biaya dan mempertahankan
posisi kompetitifnya.
6. Process Manufacturing dan Discrete Manufacturing

Klasifikasi lain dari jenis manufaktur adalah berdasarkan produk yang dibuat.
Process manufacturing adalah pabrik yang membuat produk bahan jadi yang
sifatnya kompleks. Contoh process manufacturing misalnya pabrik pengolah
minyak bumi, gas, garam, dan sebagainya. Kebalikan dari process
manufacturing adalah discrete manufacturing yang dicirikan olah jenis produk
yang mudah dihitung (pensil, lampu, telepon, sepeda, dan sebagainya).
Perbedaan mendasar pada discrete manufacturing adalah bahwa setiap unit
kerja pada discrete manufacturing membuat suatu bagian yang berbeda
dengan unit kerja yang lain (yang kemudian digabung menjadi satu pada
tahap akhir proses, tetapi tetap dapat dibedakan bagian-bagian
komponennya, misalnya pada sepeda atau sepeda motor).
Sebuah produk hasil discrete manufacturing biasanya terdiri dari sejumlah
komponen yang saling berhubungan dalam sabuah struktur tertentu.
Misalnya, satu unit sepeda membutuhkan dua roda, dua ban, satu pedal, satu
pengayuh, satu batang kemudi, dan sebagainya. Masing-masing komponen
tersebut terhubung satu sama lain dengan struktur tertentu, misalnya, batang
kemudi akan menempal pada rangka, dan ban akan menempel pada roda,
dan sebagainya. Jika sebuah produk harus dibuat dalam jumlah tertentu,
maka akan dilakukan perhitungan komponen apa saja yang diperlukan,
jumlah masing-masing komponen dan kebutuhan bahan baku untuk membuat
komponen tersebut atau untuk menghubungkan masing-masing komponen.
Daftar kebutuhan material (bahan baku dan komponen siap pakai) yang harus
disediakan ini disebut dengan Bill of Material (BOM).
7. Bill of Materials

Bill of Materials biasanya dijadikan landasan untuk merancang pengadaan
material (dengan cara memeriksa stok dan/atau membeli kekurangan bahan
baku) dan proses produksi (menentukan penjadwalan dan perhitungan
kapasitas produksi). BOM yang dibuat oleh bagian perancangan produk
(disebut sebagai EBOM atau Engineering Bill of Material), kadang-kadang
mengalami beberapa perubahan ketika dikonversikan menjadi desain
berdasarkan sudut pandang manufaktur. Perubaaan ini biasanya berupa
penyesuaian bentuk untuk kemudahan proses produksi, dan dalam kondisi
tertentu, dapat mengubah struktur komponen atau komposisi matarial, atau
perhitungan bahan baku yang diperlukan. Bill of Material yang dibuat olah
bagian perencanaan produksi ini disebut dengan MBOM (Manufacturing Bill
of Material). Penelusuran BOM dari bagian perancangan hingga menjadi
produk merupakan mekanisme kontrol standar yang dilakukan di lingkungan
manufaktur.

8. Value Chain

Secara umum, proses pada manufaktur dapat digambarkan sebagai sabuah
modal pertambahan nilai atas bahan baku hingga menjadi produk bermanfaat
tinggi yang dinikmati oleh konsumennya. Salah satu modal pertambahan nilai
yang lazim digunakan dalam memodelkan proses pada industri manufaktur
adalah model rantai nilai (value chain) yang dikemukakan oleh Portar (1985).
Pada model ini, semua aktivitas pada manufaktur diidentifikasi dan
digambarkan sebagai sebuah rangkaian proses yang berkaitan. Model ini
sering dimanfaatkan untuk mengklasifikasi aktivitas pada manufaktur dan
menentukan dukungan yang diperlukan oleh masing-masing aktivitas
tersabut.
Model value chain membagi aktivitas-aktivitas pada industri manufaktur
menjadi dua kelompok besar yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Aktivitas utama adalah aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan
pertambahan nilai atas produk utama industri tersebut. Aktivitas ini terdiri
atas.

Inbound Logistics (Sourcing &Procurement)

Operations & Production

Outbound Logistics (Warehousing, Despatch & Delivery)

Sales and Marketing

Services