Definisi Permintaan Agregat dalam menghadapi

Definisi Permintaan Agregat
Permintaan dan Penawaran Agregat - berikut adalah penjelasan mengenai Defisini
Permintaan dan Penawaran Agregat, Permintaan Agregat adalah keseluruhan
permintaan terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi.) Permintaan
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barangbarang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan
agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang
menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat
harga tertentu. Kurve permintaan agregat mempunyai slope negatif. .Faktor-faktor
yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif adalah:
Efek Kekayaan
Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki.
Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada
pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan
yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)
Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga
bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi
Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic &

asing
Kurva Permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang
menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat
harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. ada dua cara yang digunakan
untuk menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang
paling sederhana adalah penekatan teori jumlah uang dimena permintaan agregat
ditentukan semata-mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua
didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan agregat
seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah
dan ekspor bersih.
Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan
permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, meleinkan dengan cara
mempertimbangkn bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponenkomponen permintaan agregat.
Pendekatan Teori Jumlah Uang terhadap Permintaan Agregat
Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah pengeluaran
nominal atas barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah
output riil agregat atau secara ekuivalen adalah
pendapatan riil agregat.
Keterkaitan antara jumlah uang dan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir


dikemukakan oleh Irving Fisher. Untuk memperoleh hubungan ini, teori jumlah uang
menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money ) yaitu rata-rata jumlah
berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalya rupiah ) yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian.
Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih jelas sebagai total pengeluaran P
xY dibagi dengan jumlah uang M :

V=PxY
M

Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah uang
sebesar Rp, 1 triliun, barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah sebanyak 5
kali.
Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan persamaan
pertukaran (equation of change) yang menghubungkan pendapatan nominal
dengan jumlah uang dan percepatan.
MxV=PxY
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa kali uang
ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal,
yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa pada

tahun tersebut.
Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas suatu hubungan yang
benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa ketika
uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan arah yang
sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V yang
membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah.
Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman
menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat
diprediksi yang tidak dihubungkan denagn perubahan uang beredar. Dengan
analisis ini, prsamaan pertukaran dibah menjadi suatu teori mengenai bagaimana
pengeluaran agregat ditentukan dan disebut sebagai teori jumlah uang ( quantity
theory of money ). Dengam demikian, teori jumlah uang menyimpulkan bahwa
perubahan pengeluaran agregat terutama ditentun oleh perubahan uang beredar.
Menurunkan Kurva Permintaan Agregat
Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang
memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan kurva
permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu :
1.

Pengeluaran konsumen ( customer expenditure )


Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.
2.

Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned investment spending )

Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik,
dan barang modal lain yang bar ditambah pengeluaran yang direncanakan atas
rumah baru.
3.

Pengeluaran pemerintah ( goverment spending )

Yaitu pengeluaran oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa .
4.

Ekspor bersih (net export )

Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan
ekspor dikurangi impor.

Maka persamaan permintaan agregat dapat diperoleh :
Dimana :
C = pengeluaran konsumen,
I = pengeluaran investasi
G = pengeluaran pemerintah
NX = ekspor bersih
Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa kurva
permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin rendah
tingkat harga (P ↓), dengan juml uang nominal yang konstan, menyebabkan jumlah
uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli, (M/P ↑ ) yang semakin
besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P ↑ ) yang dihasilkan dan
tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku bunga menurun (i ↓ ). Biaya
investasi yang murah untuk membeli modal fisik baru membuat investasi menjadi
lebih menguntungkan dan menstimulasi pengeluaran investasi yang direncanakan.
Karena kenaikan pengeluaran investasi yang direncanakan secara langsung
menambah permintaan agregat (Yαd ), tingkat harga yang lebih rendah
mengakibatkan tingkat jumlah output agregat yang diminta lebih tinggi (P↓ →Yαd↑
), secara sistematis, persamaan itu dapat dituliskan sebagai berikut :
P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑
Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai

kemiringan yang menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena
tingkat harga yang lebih rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang
lebih besar dan menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai aset
dollar relatif terhadap nilai mata uang lain. Nilai dollar yang semakin rendah
membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih murah terhadap barangbarang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an meningkatkan
permintaan agregat.

P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→ Yαd↑

Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat
Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan uang
beredar riil meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan permintaan agregat.
Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke
kanan , hal ini dikarenakan kenaikan uang beredar akan menurunkan suku bunga
dan mendorong pengeluaran investasi yang direncanakan dan ekspor
bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain juga merupakan
penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.

Definisi Kurva Penawaran Agregat
Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir

perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output
(pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan
barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku
dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva
penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.
Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di
pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan
menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi
barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi
nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara
jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi
nasional.
Definisi Kurva Permintaan Agregat Jangka Panjang
Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka
panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja
yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh (full employment).beberapa

pengangguran tidak dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu
struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama
dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja
sama dengan penawaran tenaga kerja.

Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana
perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang
dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut tingkat output natural
(natural rate of output), tingkat dimana perekonomian berada pada jangka panjang
untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian kurva penawaran jangka panjang
(long-run aggregate supply-LRAS) adalah vertikal pada tingkat output alamiah,
dinyatakan oleh Yn, sebagaimana digambarkan pada Figur 2.

Jangka FIGUR 2.Kurva Penawaran Panjang
Keterangan Figur 2 : jumlah output yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu
merupakan tingkat ouput alamiah (natural ratelevel of output) dalam jangka
panjang, sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang LRAS meupakan garis
vertikal pada Yn.
Kurva Permintaan Agregat Jangka Pendek
Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap

kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa
upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam
jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas (Figur 3). Karena tujuan perusahaan
memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh
keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat, lebih
banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang ditawarkan akan
meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan
dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut
dikurangi dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak
faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biayabiaya ini bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik,
harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan
keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi
menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek,
perushaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan
meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang
memiliki kemiringan ke atas.Faktor-faktor yang mendorong pergeseran kurva
permintaan agregat adalah:
Jumlah uang yang beredar, M
Pengeluaran pemerintah, G

Pajak, T
Ekspor bersih, NX
Optimisme konsumen, C
Optimisme dana usaha

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output
menurun, dan umlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun.
Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya
produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.
Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah
factor yang mempengaruhi biaya produksi ;
tingkat kekakuan pasar tenaga kerja,
perkiraan inflasi,
upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan
perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).
Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan
mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi
lain.

1.

Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.

Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi
pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga
kerja bersifat kaku
(Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan
tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan
untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja
sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja
(perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan
biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan
mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja
longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah
tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah
dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat
dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.
FIGUR 3 Kurva Penawaran Jangka Pendek
2.

Perkiraan Tingkat Harga

Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang
selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output
pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri.

Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin
tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.
3.

Dorongan Upah

Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk
mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil
yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva
penawaran agregat bergeser ke kiri.
4.

Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah.

Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut
guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran
agregat. Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan
mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan
menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.
Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan
menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat disebut dengan guncangan
penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan.
Keseimbangan Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Permintaan Dan Penawaran Agregat:

Dalam

Analisis

1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Figur 4 mengilustrasikan keseimbangan jangka pendek dimana agregat yang
diminta sama dengan jumlah ouput yang ditawarkan. Dimana kurva permintaan
agregat jangka pendek AD dan kurva penawaran agregat jangja pendek AS
berpotongan dititik E. tingkat keseimbangan output agregat Y* dan tingkat harga
keseimbangan sama dengan P*.Ketika tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas
tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih
besar daripada jumlah output yang diminta (kelebihan penawaran). Sebaliknya
ketika tingkat harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat harga keseimbangan
P*, maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada jumlah output yang
ditawarkan (kelebihan permintaan).
FIGUR 4 Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan
agregat AD dan kurva penawaran agregat jangka pendek AS.
2. Keseimbangan dalam Jangka Panjang
Pada panel (a) Figur 5, keseimbangan awal terjadi pada titik 1, perpotongan
kurva permintaan agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek
AS1. Karena tingkat output keseimbangan Y1 lebih besar daripada tingkat alamiah
Yn, pengangguran lebih rendah daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang
berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja.

Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya
produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang
berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih
berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan
menggeser kurva penawaran agregat ke AS3. Keseimbangan yang dicapai pada titik
3 berada pada kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada
Yn dan merupakan keseimbangan jangka panjang. Karena output tidak ada
kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser.
Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan
tetap pada tingkat output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva
penawaran agregat jangka pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat
harga dan menyebabkan perekonomian (kekseimbangan) meluncur naik sepanjang
kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di sepanjang kurva penawaran
jangka panjang pada tingkat output natural Yn.
Pada panel (b) keseimbangan awal pada titik 1 adalah salah satu dimana
output Y1 berada dibawah tingkat alamiah. Karena pengangguran lebih tinggi
daripada tingkat alamiahnya, upah menurun, yang menggeser kurva penawaran
agregat jangka pendek ke kanan hingga berada pada AS3.
Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva
permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu
perpotongan kurva permintaan agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka
panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian tidak
lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah.
Hal yang menonjol dari kedua panel Figur 5 bahwa terlepas dimana output
awalnya berbeda, secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya.
Sifat ini dijelaskan dengan mengatakan bahwa perekonomian mempunyai
mekanisme koreksi diri ( self-correcting mechanism).
Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1
pada perpotongan AD dan AS1. Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran
agregt jangka pendek terus bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output
telah kembali ke Yn. Pada panel (b), Y1