kebijakan fiskal ekonomi islam teori per

MAKALAH MANAJEMEN
MISMANAJEMEN DALAM
PERUSAHAAN PENERBANGAN BATAVIA AIR

DISUSUN OLEH :
NAMA

: LITA ANJASMARA

NPM

: 1505170614

KELAS

: 2 H AKUNTANSI PAGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
2016

KATA PENGANTAR
2

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dengan judul “Mismanajemen dalam Suatu
Perusahaan” tanpa ada kendala suatu apapun. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan ke alam
yang terang bendarang seperti saat ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada:
Bapak Bagus Handoko selaku dosen mata kuliah Manajemen,
Teman-teman serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini.
Seperti halnya manusia yang tidak sempurna dimata manusia lain ataupun dimata Allah
SWT, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajian mengingat
akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun dari pembaca demi menyempurnaan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Medan, 12 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

3

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................................................
1.5 Metode Pengumpulan Data......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................

1. Pengertian Mismanajemen.......................................................................................................................
2. Masalah Pokok Mismanajemen...............................................................................................................
3. Kaitan antara mismanajemen dengan kepailitan maskapai penerbangan Batavia Air.............................
3.1 Profil Maskapai Penerbangan Batavia Air...............................................................................................
3.2 Batavia Air Dinyatakan Pailit..................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................................................
B. Kritik dan Saran.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan akan terus mengalami kemajuan jika dikelolah dengan manajemen yang
efektif dan efisien. Manajemen dikatakan efektif dan efisien jika dalam realisasinya dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan fungsi-fungsi manajemen berhasil menggerakkan
operasi dalam perusahaan dengan baik serta dapat meminimalisir risiko yang ada. Dan
sebaliknya jika suatu perusahaan dikelolah dengan cara yang tidak benar maka perusahaan akan

mengalami suatu kondisi dimana kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep dalam
manajemen yang diterapkan oleh suatu perusahaan tidak/belum dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Kondisi yang demikian sering disebut sebagai mismanajemen.
Mismanajemen dapat terjadi diberbagai segmen fungsional manajemen, baik itu pada
manajemen keuangan, operasional ataupun pemasaran. Dampak yang ditimbulkan oleh
mismanajemen seringkali berakhir dengan fatal dalam wujud kebangkrutan terhadap perusahaan
itu sendiri.
Kebangkrutan secara kronologi dapat dipisahkan menjadi dua dimensi yaitu dimensi
ekonomis dan financial. Dari segi ekonomis, suatu perusahaan dianggap gagal apabila
mempunyai return yang negatif atau dengan kata lain tidak adanya keseimbangan antara
pendapatan dan pengeluaran. Sedangkan secara finansial suatu perusahaan dikatakan gagal/pailit
apabila pertama, jika perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya pada
saat ditagih (jatuh tempo) meskipun aktiva total melebihi kewajiban sehingga perusahaan
dianggap gagal dalam segi finansial. Kedua, jika total kewajiban perusahaan melebihi nilai wajar
dari aktiva totalnya sehingga perusahaan tersebut dinyatakan pailit.
Hal yang demikian banyak dialami oleh perushaan yang ada di Indonesia. khususnya
perusahaan maskapai penerbangan seperti Batavia Air. Perusahaan maskapai penerbangan ini
dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sejak 31 januari 2013 lalu.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan tersebut

agar permasalahan yang dibahas lebih terfokus dan jelas. Adapun rumusan masalah dari
pokok pembahasan kali ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan mismanajemen dan apa pokok permasalahan dari
mismanajemen?
2. Bagaimana akibat yang ditimbulkan dari mismanajemen?

5

3. Apa kaitan antara mismanajemen dengan kepailitan yang terjadi pada perusahaan
maskapai penerbangan Batavia Air?

1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
 Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan mismanajemen dan apa permasalahn
pokok dari mismanajemen itu sendiri,
 Agar mengetahui bagaimana akibat yang ditimbulkan dari mismanajemen,
 Mengidetifikasi keterkaitan mismanajemen denganb kepailitan yang terjadi pada
perusahaan maskapai penerbangan Batavia Air dengan
1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
 Manfaat Praktis, hasildari makalah ini diharapkan dapat menguak dan menambah
pengetahuan serta informasi mengenai mismanajemen yang terjadi pada
perusahaan maskapai penerbangan Batavia Air serta kaitannya dengan
keberlangsungan hidup perusahaan tersebut.
 Manfaat Teoritis, makalah ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas
wawasan .
1.5 Metode Pengumpulan Data
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi
kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka yang terkait Selain itu, tim
penulis juga memperoleh data dari internet.

6

BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mismanajemen
Ada kalanya ketika tujuan yang telah ditetapkan mengalami kegagalan. Salah satu penyebab
kegagalan tersebuat adalah mismanajemen/salah urus. Mismanajemen merupakan kata serapan

dari bahasa Inggris, mismanagement, yang terbentuk dari awalan mis- dan kata dasar
management. Dalam Cambridge Dictionary Online, awalan mis- adalah penambahan awalan
pada suatu kata kerja, atau suatu kata yang dibentuk dari suatu kata kerja, untuk menunjukkan
bahwa tindakan yang dimaksud oleh kata kerja tersebut dilakukan dengan buruk, atau secara
keliru (©Cambridge University Press).
Mismanajemen dalam fungsi manajemen berarti kekeliruan dalam mengorganisasikan
dengan buruk, atau mengorganisasikan secara keliru. Mismanajemen dalam kegiatan manajemen
berarti merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan dengan buruk, atau
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan secara keliru.
Dari konsep manajemen dan pemaknaan awalan mis- diatas, maka dapat dipahami
mismanajemen adalah “Kekeliruan dalam mengkoordinasikan kegiatan manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian, sehingga tujuan tidak
tercapai secara efektif dan efisien”. (Papahit, 2015)
2. Masalah Pokok Mismanajemen
Menurut Soekarno K (1985) ada beberapa penyebab yang dapat menimbulkan
mismanajemen, yakni:
1. Belum adanya pola struktur organisasi yang uniform.
2. Belum adanya kesatuan bahasa dalam management.
3. Belum adanya management mindedness dilingkunan pejabat pimpinan.
4. Belum adanya keseragaman tentang cara dan tata kerja antar divisi atau bagian.

5. Tidak efektifnya pelaksanaan pengawasan.
6. Kurang tepatnya koordinasi.
7. Tidak sesuai rencana dengan kesanggupan atau kemampuan pelaksanaan.
8. Terdapatnya perbedaan visi dan misi antara atasan dengan bawahan.
9. Terjadinya senioritas yang berlebihan atas suatu tugas management.
7

10. Timbulnya birokratisme yang overlapping dalam organisasi tersebut.
Jika mismanajemen telah terjadi dalam suatu perusahaan, maka hal pertama kali yang harus
dilakukan oleh pihak intern perusahaan adalah meneliti serta mengkoreksi kesalahan tersebut.
Pihak intern dalam perusahaan yaitu manajer, tenaga kerja, pimpinan dan sebagainya. Kurang
tegasnya suatu perusahaan bias menjadi penyebab utama mengapa mismanajemen bias terjadi.
Setelah koreksi dari pihak intern dilakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi pihak ekstern perusahaan. Dengan begitu kontrol keamanan dapat dilakukan
dengan cermat.
Dampak dari mismanajemen salah satunya adalah kesenjangan social dan kesenjangan
komunikasi. Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi merupakan dampak yang merugikan bagi
pihak perusahaan karena dapat menyebabkan perpecahan dalam suatu perusahaan.
Adapun langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi masalah mismanajemen ini, diantaranya:
a) Perlu dibentuknya suatu pola organisasi yang uniform mutlak dengan mengedepankan pada

tujuan apa yang hendak dicapai bukan pada siapa yang menangani tujuan tersebut. Cara
berorganisasi yang mendahulukan orang-orang yang hendak memangku jabatan/tugas pekerjaan
adalah salah besar. Sebab dengan jalan ini tidak akan tercapai penempatan orang-orang yang
tepat pada tempatnya (the right man in the right place). Karena itu harus diubah/ditentukan
terlebih dahulu jabatan/tugas apa yang ada baru dicarikan orang-orangnya yang hendak
memangkuh jabatan tersebut. Jika prinsip belakangan ini dijalankan usaha-usaha kearah the
right man in the right place dapat terjamin. Artinya sesuatu tugas pekerjaan benar-benar
dipangkuh oleh orang yang ahli dalam bidangnya, cakap dan sanggup serta mampu menjalankan
tugas.
Jadi, yang prinsipil ialah bukan orang-orangnya dikumpulkan dulu, baru kemudian dicarikan
tugas pekerjaan, tetapi sebaliknya ditentukan tugas-tugas pekerjaan baru dicarikan orangorangnya.
b) Harus adanya kesatuan bahasa dan gerak langkah dalam management yang dimulai dengan
penyatuan visi usaha yang sama dan penyatuan misi usaha yang sama, dibandingkan dengan
usaha penyatuan visi dan misi kebersamaan. Sebab perbedaan bahasa dapat menimbulkan salah
pengertian atau mindednes yang membawah akibat kelambatan atau kemacetan jalannya
pekerjaan disana sini. Untuk itu perlu segera diciptakan adanya suatu pedoman dasar (doktrin)
manajemen yang dapat dipergunakan sebagai pegangan bagi setiap pejabat yang menjalankan
manajemen. Di samping itu harus secepat mungkin doktrin tersebut ditanamkan, disebarkan dan
8


dikembangkan secara merata dan menyeluruh kesegenap penjuru tanah air terus menerus.
Apabila hal tersebut sudah dapat dilaksanakan, maka kegairahan akan manajemen midednes
tidak perlu disangsikan.

c) Faktor human relation merupakan hal yang sangat dominan dalam pelaksanaan management
terutama dalam hal komunikasi baik vertikal maupun horisontal. Sebab berhasil atau tidaknya
sesuatu usaha terletak pada manusianya. Di atas telah disinggung bahwa manajemen adalah
usaha yang dilakukan oleh orang-orang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki. Oleh karena masalah manajemen adalah menyangkut orang-orang yang
menyelenggarakan usaha, mau tidak mau harus diakui bahwa untuk berhasilnya sesuatu usaha
mutlak perlu adanya hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan yang lain dalam
suasana bekerja. Sebab meskipun struktur organisasi baik, tetapi kalau tidak ada hubungan yang
baik dan harmonis antara pejabat yang satu dengan yang lain (secara perorangan, bukan dinas)
pasti mismanajemen yang muncul. Jadi persoalan hubungan kemanusiaan memegang peranan
penting dalam mengsukseskan manajemen. Sistem konco atau sistem famili bisa juga membantu
dalam manajemen, namun harus diingat bahwa sistem ini kalau diteruskan sangat tidak baik dan
akan membawa pengaruh yang dalam seperti dengan konotasi jelek dari birokrasi (burasystem =
birokratis). Oleh sebab hal di atas, kata sistem konco atau famili harus ditekan dengan merubah
sistem kerja sama.
3. Kaitan antara mismanajemen dengan kepailitan Batavia Air

Salah satu perusahaan di Indonesia yang mengalami mismanajemen yang berakhir pada
kebangkrutan perusahaan itu sendiri adalah Batavia Air. Berikut ini adalah profil singkat
mengenai perusahaan maskapai penerbangan Batavia Air.
3.1 Profil Perusahaan Batavia Air
Batavia Air mulai beroperasi pada tanggal 5 Januari 2002, dan tokoh
dibelakang berdirinya perusahaan penerbangan ini adalah Bapak Yudiawan
Tansari. Selaku Presiden Direktur beliau memulai Batavia Air dengan satu
buah pesawat Fokker F28 dan dua buah Boeing 737-200.
Batavia Air adalah perusahaan penerbangan nasional pertama yang
mengoperasikan pesawat Airbus A-319 sejak Januari 2006. Batavia Air saat
ini mengoperasikan lebih dari 150 penerbangan setiap harinya dan melayani
29 kota tujuan di Indonesia serta Guangzhou-Cina dan Kuching-Malaysia. Batavia Air memiliki
36 pesawat yang terdiri dari pesawat Boeing 737-200, 737-300, 737-400, Airbus A-319 dan
Airbus A-320.

9

Trust Us To Fly, telah menjadi slogan yang menginspirasi para Pilot, Pramugari, dan tenagatenaga profesional Batavia Air dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya.

Perusahaan maskapai penerbangan nasional ini berdiri dengan mengusung visi dan misi sebagai
berikut:

VISI
Menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang terpercaya dan terdepan dengan tetap menjaga
kualitas berstandard penerbangan serta menjaga komitment sebagai “ Panduan “ yang Efektif
untuk bekerja dan berkarir di dunia penerbangan.

MISI


Menumbuhkembangkan insan-insan yang menguasai ilmu di bidang penerbangan yang
handal & siap pakai.



Membentuk Sumber Daya manusia yang Disiplin.



Membangun insan yang Loyal, Berdedikasi dan professional.



Membangun Sumber Daya Manusia yang Qualified & Kompetitif.



Memperluas jaringan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan penerbangan Domestik
dan Internasional.



Menjadi Lembaga yang Bermanfaat dan Terpercaya.

Produk dan Layanan
Produk dari Batavia Air adalah perusahaan jasa penerbangan yang beberapa tiket-tiket
penerbangan domestic ataupun non domestic. Dan pelayanan dari Batavia Air tersebut yaitu
Trust Us To Fly, telah menjadi slogan yang menginspirasi para Pilot, Pramugari, dan tenagatenaga profesional Batavia Air dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya.
3.2 Batavia Air Dinyatakan Pailit

10

Sebelum penulis membahas subjudul diatas, maka terlebih dahulu penulis menyampaikan apa
yang dimaksud dengan pailit. Pailit merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang
mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya sehingga dinyatakan pailit oleh
pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar
utangnya. Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan
pemerintah. Pailit dapat diartikan debitor dalam keadaan berhenti membayar hutang karena tidak
mampu. Kata Pailit dapat juga diartikan sebagai Bankcrupt. Kata Bankrupt sendiri mengandung
arti Banca Ruta, dimana kata tersebut bermaksud memporak-porandakan kursi-kursi, adapun
sejarahnya mengapa dikatakan demikian adalah karena dahulu suatu peristiwa dimana terdapat
seorang debitor yang tidak dapat membayar hutangnya kepada kreditor, karena marah sang
kreditor mengamuk dan menghancurkan seluruh kursi-kursi yang terdapat di tempat debitor.
Menurut Siti Soemarti Hartono Pailit adalah mogok melakukan pembayaran.
Sedangkan Pengertian Kepailitan berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2004 adalah
sita umum terhadap semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh seorang kurator dibawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana yang diatur
oleh Undang-undang.
Kartono sendiri memberikan pengertian bahwa kepailitan adalah sita umum dan eksekusi
terhadap

semua

kekayaan

debitor

untuk

kepentingan

semua

kreditornya.

Terminologi Kepailitan dalam Sistem hukum Anglo-Saxon dikenal dengan kata Bankrupct
adapun hal itu berarti keadaan tidak mampu membayar hutan dimana semua harta kekayaan yang
berhutang diambil oleh penagih atau persero-persero.
Dan begitulah nasib yang dialami oleh maskapai penerbangan Batavia Air. Akibat tak mampu
melunasi kewajibannya perusahaan maskapai penerbangan ini dinyatakan pailit oleh pihak yang
berwajib yakni, Pengadilan Niaga.
Tertanggal 31 Januari 2013 perusahaan maskapai Batavia Air dinyatakan pailit oleh Pengadilan
Niaga Jakarta Pusat dan berhenti beroperasi pada saat itu juga. Pasca pernyataan tersebut semua
kegiatan perusahaan diambil alih oleh curator yang telah ditunjuk. Diduga perusahaan ini
dinyatakan pailit karena tidak mampu memenuhi kewajiban kepada International Lease Finance
Corporation (ILFC). Yang kemudian pihak ILFC melayangkan gugatan kepada maskapai
penerbangan Batavia Air yang berakhir dengan menangnya gugatan ILFC atas Batavia Air
hingga pada akhirnya perusahaan penerbangan ini dinyatakan pailit oleh PN.

11

Setelah diusut, terungkaplah bahwa penyebab kebangkrutan yang berakhir dengan kepailitan
yang dialami oleh Batavia Air adalah karena:




Batavia Air terlibat kasus utang kreditur, namun tidak mampu menyelesaikan hutanghutang tersebut
Batavia Air tidak mendapatkan "hak" sebagai angkutan haji yang menyebabkan beban
utang kreditur menjadi sangat tinggi
Serta kalah saing dengan maskapai penerbangan yang lain

Nah, dari pernyataan mengenai penyebab kepailitan tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa
telah terjadi mismanajemen/salah urus pada manajemen bagian keuangan, operasi serta
pemasarannya. Mismanajemen yang tak kunjung teratasi ini akhirnya berujung pada
kebangkrutan dari segi ekonomis ataupun financial perusahaan maskapai penerbangan itu
sendiri. Mirisnya lagi, perusahaan Batavia air tak hanya dinyatakan bankrupt/pailit oleh PN
tetapi juga dibekukan untuk selamanya.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas maka kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah
pertama, Mismanajemen adalah suatu kesalahan/kekeliruan tindakan pada saat proses pemberian
bimbingan atau fasilitas-fasilitas manajer itu berlangsung, atau mismanajemen terjadi karena
adanya kesalahan tindakan pada saat proses pencapaian tujuan sedang berlangsung. Masalah
mismanajemen ini memerlukan perhatian pada pemikiran secara serius dan mendalam oleh para
manajer, bahwa di sana sini atau sementara diberbagai instansi pemerintahan terdapat
mismanajemen khusunya pada perusahaan maskapai penerbangan Batavia Air itu sendiri.
Mismanajemen yang terjadi pada Batavia Air berakhir dengan akibat yang fatal yakni,
kebangkrutan/pailit, karena diduga tak mampu memenuhi kewajibannya pada pihak terkait. Dan
jalan yang terbaik yang harus ditempuh pihak Batavia Air dalam menghadapi permasalahan
mismanajemen ini adalah dengan dikeluarkannya pernyataan bankrut/pailit dari Pengadilan
Niaga Jakarta Pusat.

Kritik dan Saran
12

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://produser-eksekutif.blogspot.com/2013/01/penyebabataviabangkrut.html#ixzz45cQaNUOe
http://masrilkasim.blogspot.co.id/2013/03/ketika-sebuah-fungsi-tak
berfungsi.html#sthash.kgL5nrXo.dpuf

13