BAB II PROPIL UMUM KABUPATEN SANGGAU 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI 2.1.1.Gambaran Administrasi Wilayah - DOCRPIJM 1cc8515db3 BAB II04.BAB II ok

BAB II PROPIL UMUM KABUPATEN SANGGAU

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

  2.1.1.Gambaran Administrasi Wilayah

  Kabupaten Sanggau adalah Kabupaten yang secara geografis berada di tengah- tengah Provinsi Kalimantan Barat dengan Ibu Kota Sanggau, terletak diantara koordinat 1° 10’ Lintang Utara - 0°3’ Lintang Selatan dan 109°45’ - 111°11’ Bujur Timur

  2 dengan luas 12.857,70 Km atau 8,76% dari luas daerah Propinsi Kalimantan Barat.

  Dengan jarak dari Ibukota Provinsi 267 Km. Selain itu Kabupaten Sanggau terletak pada jalur lalu lintas sektor Timur menuju Kabupaten Sekadau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu. Terletak pada jalur Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Terletak pada jalur trans Kalimantan (Kalteng, Kalsel, Kaltim). Terletak pada jalur trans Borneo (Serawak dan Brunai Darussalam). Berbatasan langsung dengan negara bagian Serawak (Malaysia Timur). Sehingga dapat dikatakan bahwa Kabupaten Sanggau memiliki faktor geografis yang strategis. Kepadatan penduduk rata-rata 30 jiwa per km2 dengan tipologi wilayah terdiri atas tanah tergenang, tanah kering, hutan perkebunan dan lain-lain. Batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara dengan Malaysia Timur (Sarawak) dan Kabupaten Bengkayang • Sebelah Selatan dangan Kabupaten Ketapang • Sebelah Timur dengan Kabupaten Sekadau dan Sintang • Sebelah Barat dengan Kabupaten Landak dan Kubu Raya Kabupaten Sanggau terdiri atas 15 (lima belas) kecamatan, yaitu: Toba, Meliau, Kapuas, Mukok, Jangkang, Bonti, Parindu, Tayan Hilir, Balai, Tayan Hulu, Kembayan, Beduwai, Noyan, Sekayam dan Entikong. Jika dilihat dari luas kecamatan, maka

  2

  kecamatan terluas adalah Kecamatan Jangkang dengan luas 1.589,20 Km , kemudian

2 Kecamatan Meliau yaitu 1.495,70 Km . Sedangkan kecamatan terkecil adalah

  

2

Kecamatan Balai dengan luas 395,60 Km kemudian Kecamatan Beduwai dengan

  2

  luas 435,00 Km . Kecamatan Entikong dan Sekayam merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serawak (Malaysia Timur). Kebupaten Sanggau memiliki 166 desa, 6 kelurahan dan 623 dusun.

  Kabupaten Sanggau secara umum beriklim tropis. Pada tahun 2006 rata-rata hujan sebulan tertinggi 20 hari yang terjadi di bulan April. Sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Juli yaitu selama 4 hari. Rata-rata tinggi curah hujan sebesar 320 mm yang terjadi pada bulan Desember dan terendah sebesar 54 mm pada bulan Juli.

  Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Sanggau, sebagian besar adalah jenis tanah podsolik merah kuning batuan dan padat yang hampir merata di seluruh kecamatan, dengan luas mencapai sekitar 576,910 Ha (44,80 %). Sedangkan latosol merupakan jenis tanah dengan luas terkecil yang terdapat di Kabupaten Sanggau yaitu 19,375 Ha (1,06%) yang hanya terdapat di Kecamatan Toba dan Meliau. Formasi Geologi yang terdapat di daerah Kabupaten Sanggau, antara lain adalah Formasi Kwartir, Kapur, Trias, Pistosen, Instruktif dan Plutonik Basa Menengah, Intruksif Plutonik Asam, Sekis Hablur, Intruksif dan Plutonik Basa, Lapisan Batu, dan Permo Karbon. Pada umumnya lapisan tanah Pistosen hampir terdapat di seluruh kecamatan kecuali di Kecamatan Toba dan Beduai. Lapisan tanah Efusif Basa hanya terdapat pada Kecamatan Tayan Hulu.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Sanggau

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Sanggau

  2.2.1 Pertanian

  Fokus pertanian di Kabupaten Sanggau menurut KDA Tahun 2012 yaitu sawah. Pada tahun 2012 luas lahan sawah sebesar 41.791 hektar, naik dibanding tahun 2011 dengan luas 40.252 hektar. Sedangkan untuk lahan kering pada tahun 2011 yaitu 1.245, 518 hektar, pada tahun 2012 menurun menjadi 1.243, 979 hektar. Luas panen padi (sawah dan ladang) pada tahun 2012 seluas 30.898 hektar dengan total produksi mencapai 75.806 ton. Dari hasil tersebut, padi sawah yang luas panennya mencapai 11.922 hektar atau sekitar 38,58% dan menghasilkan produksi sebanyak 41.882 ton. Sedangkan padi ladang memiliki luas panen mencapai 18.976 hektar dengan total produksi sebesar 33.924 ton.

  2.2.2 Perkebunan

  Kabupaten Sanggau merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat yang cukup banyak bergerak dalam bidang perkebunan. Produk unggulan perkebunan Kabupaten Sanggau terbesar yaitu sawit dan karet. Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Sanggau, tanaman yang dihasilkan dari perkebunan besar adalah kelapa sawit yang sudah berproduksi secara konsisten. Untuk produksi karet pada tahun 2011 sebanyak 49.987, 09 ton, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 53.289, 97 ton. Untuk luas tanaman produktif meningkat dari 57.483 hektar menjadi 57.833 hektar. Dengan demikian rata-rata produksi karet per hektar adalah 9,21 kuintal per hektar, lebih besar dari tahun sebelumnya yang berkisar 8,69 kuintal per hektar. Beberapa komoditi yang mengalami peningkatan antara lain: kelapa sawit, kakao, kelapa hibrida, dan lada. Sedangkan yang mengalami penurunan kelapa dalam dan kopi. (Sumber data: Bappeda Kab. Sanggau Tahun 2012)

  2.2.3 Budaya Kabupaten Sanggau merupakan daerah yang terdiri dari keragaman suku dan budaya.

  Suku asli yang mendiami Kabupaten Sanggau adalah suku Dayak dan suku Melayu. Tetapi sejak beberapa dekade belakangan ini sudah berbagai suku lainnya yang mendiami Kabupaten Sanggau seperti suku Tionghoa, Jawa, Batak, dan lainnya.

  Objek Budaya di Kabupaten Sanggau antara lain: Mesjid Jami di Sanggau, Rumah Betang Kopar di Parindu, Makam Raja dan Keraton di Sanggau, Rumah Panca Pengadang di Kecamatan Sekayam, Rumah Betang Adat Mawang Muda di Kecamatan Beduwai, Rumah Betang Tanjung Rebokan di Kecamatan Kembayan,

  Peninggalan Rumah Keraton dan Makam Raja-Raja di Tayan, Rumah Betang Nek Bindang di Kecamatan Toba, Benda Pusaka Keris Majapahit di Kecamatan Toba, Makam Raja Gusti Lekar di Meliau, Makam Panglima Pangsuma di Kecamatan Meliau, Bekas Markas Pejuang, benteng NICA dan rumah bekas Controleur Belanda yang saat ini digunakan sebagai mess Pemda Sanggau. (Sumber data: Bappeda Kab.

  Sanggau Tahun 2012)

2.2.4 Pariwisata

  Beberapa potensi pariwisata di Kabupaten Sanggau antara lain: Pancur Aji, terletak ± 6 km dari Kota Sanggau. Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Pancur Aji memilik nilai historis, dimana dulu lokasi ini merupakan tempat persembunyian raja Bujang Malaka untuk membentengi dari kejaran musuh, hingga sekarang Pancur Aji masih memiliki benteng tersebut. SIPATN LOTUP, merupakan sumber air panas yang terdapat di dipersimpangan Kecamatan Kembayan kita akan melalui Kecamatan Jangkang yang memiliki keunikan alam dan merupakan ciri khas yang berbeda dengan Kecamatan lainnya. Disini akan ditemukan sumber air panas yang oleh penduduk setempat disebut dengan SIPATN LOTUP yang jika diartikan adalah air yang mendidih (meletup-letup), disebut keanehan di Kecamatan Jangkang maupun Kabupaten Sanggau karena di Kabupaten Sanggau sendiri tidak memiliki gunung berapi yang biasanya banyak mengandung sulphur atau belerang sebagai salah satu unsur yang dapat menciptakan sumber air panas. Sipatn LOTUP sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas dan sumber air panasnya konon dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Danau Lait, berlokasi di Tayan Hilir sekitar 2 jam dengan menggunakan mobil dari kota Sanggau, selain memberikan panorama alam yang indah, danau Lait merupakan tempat yang nyaman untuk bersantai, memancing, bersampan maupun kemping. Goa Thang Raya memiliki batu-batu yang membentuk relief-relief, terletak di Kecamatan Beduwai memiliki panjang 100m. Tiong Kandang adalah bukit tertinggi yang ada di Kabupaten Sanggau berlokasi di Kecamatan Balai yang berjarak sekitar 64 km dari Kota Sanggau. Tiong Kandang dapat dijadikan sebagai lokasi olahraga wisata seperti pendakian dan penjelajahan. Air Terjun Sirin Punti, berlokasi di Kecamatan Entikong merupakan tempat wisata yang memiliki panorama yang indah, udara bersih yang dikelilingi oleh pepohonan. (Sumber

  data: Bappeda Kab. Sanggau Tahun 2012)

  2.2.5 Perdagangan

  Kondisi Kabupaten Sanggau yang berbatasan dengan langsung dengan negara tetangga menyebabkan banyak ilegal perdagangan di kawasan perbatasan, banyak produk pertanian yang dijual ke negara tetangga yang tidak dicatatkan dalam penjualan ekspor, hal tersebut terjadi karena jual beli dilakukan secara tradisional walaupun dilakukan dengan negara lain. Hal tersebut perlu mendapat perhatian pemerintah Kabupaten Sanggau, karena pengembangan sektor perdagangan merupakan salah satu faktor strategis dalam pembangunan daerah. Kabupaten Sanggau memiliki akses langsung keluar negeri (Malaysia) melalui gerbang lintas Batas Entikong (PPLB Entikong). Akibatnya, arus barang dan jasa dari Indonesia (Khususnya Kab. Sanggau) ke Malaysia (khususnya Kuching) semakin cepat dan lancar, begitu juga sebaliknya.

  2.2.6 Pertambangan

  Potensi pertambangan yang dimiliki Kabupaten Sanggau sampai saat ini masih belum optimal dalam pengembangan dan pemanfaatannya, antara lain: Beranekaragam potensi mineral dan bahan galian yang meliputi kwartel, kapur, trias, pritogen, intrusif, plutonix, efosit serta permo karbon. Emas yang terdapat di Kecamatan Noyan dan Sekayam, air raksa terdapat di Kecamatan Noyan, Sekayam dan Bonti, Fieldspar di Kecamatan Sekayam dan Bonti, Granit terdapat di Kecamatan Tayan Hulu, Kaolin dan mika di Kecamatan Mukok, Bonti dan Kapuas, Lusan terdapat di Kecamatan Sekayam, Perak di Kecamatan Noyan dan Toba, Aluminium di Kecamatan Sekayam, Jangkang dan Kapuas serta Bijih besi di Kecamatan Bonti. Bauksit tersebar di Kecamatan Tayan Hilir, Toba dan Meliau. Eksploitasi Bauksit sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan, Zirkon yang terdapat di Desa Sei Muntik Kecamatan Kapuas dan Granit tedapat di Kecamatan Tayan Hulu. Potensi pertambangan terbesar di Kabupaten Sanggau adalah Bauksit, potensi pertambangan kedua terbesar setelah bauksit adalah emas.

2.3 Profil Demografi

2.3.1 Penduduk

  2 Penduduk Kabupaten Sanggau yang luas wilayahnya 12.857,70 Km (8,76%) dari luas

  wilayah Propinsi Kalimantan Barat, berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2015, berjumlah 444.596 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki 229.799 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 214.797 jiwa yang menyebar di 15 kecamatan dengan

  2

  kepadatan penduduk 32 jiwa per Km . Penyebaran ini tidak merata antara kecamatan

  2

  satu dengan lainnya. Dengan kepadatan penduduk 35 jiwa per Km , kecamatan yang

  2 memiliki jumlah penduduk terpadat adalah Kecamatan Kapuas yaitu 62 jiwa per Km .

  Sedangkan kecamatan yang jarang penduduknya adalah Kecamatan Toba yaitu

  2 dengan 11 jiwa per Km .

  Laju pertumbuhan penduduk tahun 2015 mengalami peningkatan, menjadi 1,78% dibanding tahun 2014. Perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan (sex

  

ratio) sebesar 107. Nilai berarti bahwa setiap 107 jiwa laki-laki terdapat 100 jiwa

perempuan.

  Dilihat dari penyebaran penduduk di Kabupaten Sanggau, Kecamatan Kapuas yang terletak di Ibukota Kabupaten Sanggau menduduki urutan pertama terbanyak dengan jumlah penduduk 85.250 jiwa. Sedangkan Kecamatan Noyan adalah kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit, yaitu sebanyak 10.329 jiwa. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sanggau dekade terakhir rata-rata 1,78 % per tahun lebih tinggi dibandingkan decade sebelumnya yang berkisar 1,73 % per tahun.

2.3.1 Angkatan Kerja

  Secara garis besar penduduk dalam hubungan dengan kegiatan ekonomi dapat digolongkan dua macam, yaitu:

  • Usia kurang dari limabelas tahun • Usia limabelas tahun ke atas.

  Penduduk yang berusia limabelas tahun ke atas adalah usia kerja, dimana pada usia ini dianggap sebagai tenaga potensial yang produktif untuk dimanfaatkan di semua sektor ekonomi untuk menggerakkan sumber-sumber produksi yang ada dalam menghasilkan barang dan jasa. Penduduk usia limabelas tahun ke atas dibedakan atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

  • Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan
  • Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang kegiatannya mengurus rumah tangga, sekolah, dan lainnya.
Dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2015 Kabupaten Sanggau sebesar 444.596 jiwa, terdapat 224.367 jiwa atau sekitar 50,93 % yang merupakan angkatan kerja berumur limabelas tahun ke atas yang bekerja dengan rincian 138.230 jiwa laki-laki dan 78.055 jiwa perempuan. Status angkatan kerja 215.847 orang dan 86.137 dalam status angkatan kerja. Dari hasil survey Angkatan Kerja Nasional 2015, jumlah penduduk berumur limabelas tahun ke atas yang bekerja pada beberapa lapangan usaha sebanyak 236.492 jiwa. Lapangan usaha yang paling banyak digeluti masih pada sektor pertanian yang mencapai 73,49 %, kemudian sektor perdagangan sebesar 9,05 %, sedangkan sektor industri pengolahan hanya sekitar 2,23 %. Sedangkan yang bukan angkatan kerja, sekolah 22.796 jiwa , mengurus rumah tangga 50.482 jiwa (16%); katagori lainnya 9.213 jiwa.

TABEL 2.1 PENDUDUK MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN DAN

RATIO JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2015

  (1) (2) (3) (4)

  10. Sekayam 17.317 15.838 109

  Jumlah Total 229.799 214.797 107 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau

  15. Noyan 5.458 4.871 112

  14. Jangkang 15.006 13.469 111

  13. Kembayan 14.217 13.432 106

  12. Beduwai 5.783 5.539 106

  11. Entikong 9.001 8.121 111

  09. Toba 6.616 5.940 111

  01. Kapuas 42.772 42.478 101

  

Kecamatan Laki - laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin

  07. Tayan Hulu 18.212 16.866 108

  06. Tayan Hilir 17.276 15.920 109

  05. Meliau 25.568 23.248 110

  04. Bonti 11.384 10.552 108

  03. Parindu 19.133 18.012 106

  02. Mukok 9.916 9.430 105

  08. Balai 12.140 11.181 109

TABEL 2.2 KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2015

  2. Jumlah Rumah Tangga

TABEL 2.3 CIRI-CIRI PENDUDUK KABUPATEN SANGGAU

  No Rincian Tahun 2012 2013 2014 2015

  1. Jumlah Penduduk

  406.488 419.190 431.893 444.596

  a. Laki-laki 210.659 216.855 223.233 229.799

  b. Perempuan 196.907 202.698 208.660 214.797

  88.873 110 150 169

  15. Noyan 487,9 10.329 21,00

  3. Rasio Jenis Kelamin 107 107 107 107

  4. Pertumbuhan per Tahun

  1,49 1,06 0,83 1,78

  Km2

  29 29 31,77

  35 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau

  Jumlah Total 12.857.70 444.596 35,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau

  14. Jangkang 1.589,2 28.475 18,00

  Kecamatan Luas (Km²) Penduduk

  05. Meliau 1.495,7 48.816 33,00

  Kapadatan Penduduk (Per Km²)

  (1) (2) (3) (4)

  01. Kapuas 1.382 85.250 62,00

  02. Mukok 510 19.346 39,00

  03. Parindu 593,9 37.145 63,00

  04. Bonti 1.121,8 21.936 20,00

  06. Tayan Hilir 1.050,5 33.196 32,00

  13. Kembayan 610,08 27.649 45,00

  07. Tayan Hulu 719,2 35.078 49,00

  08. Balai 395,6 23.321 59,00

  09. Toba 1.127,2 12.556 11,00

  10. Sekayam 841,01 33.155 39,00

  11. Entikong 506,89 17.122 35,00

  12. Beduwai 435 11.222 26,00

5. Kepadatan per

2.4 Isu Strategis Ekonomi, Sosial Budaya, dan Lingkungan

2.4.1 Pertumbuhan ekonomi

  Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau tahun 2015 sebesar 3,15 %, dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan berlaku tahun 2015 sebesar 13.969,23 miliar rupiah, kondisi perekonomian Kabupaten Sanggau pada tahun 2015 mengalami perlambatan dibanding tahun 2014 yang mencapai 3,26 %.

  Meningkatnya pernurunan ekonomi Kabupaten Sanggau tahun 2015 lebih disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, yakni sebesar 30,88%, Urutan kedua dan ketiga yang memberikan kontribusi terbesar adalah lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, masing-masing sebesar 19,55 persen dan 12,27 persen.

  Dalam periode 2011-2015, pertumbuhan ekonomi tertinggi Kabupaten Sanggau terjadi pada tahun 2011, yaitu sebesar 5,08%, dimana pada saat itu harga komoditi pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sanggau cukup tinggi. Namun, pada tahun 2012 mengalami percepatan pertumbuhan yang signifikan mencapai 6,03% dan terus menurun di tahun 2013, bahkan hingga 5,98%. tahun 2014 kembali mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 3,26%. dan terus menurun di tahun 2015, bahkan hingga 3,15%. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau berada dibawah pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat, kecuali pada tahun 2011-2012 yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi. Pola yang berbeda ditunjukkan pada tahun 2015, dimana pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat mengalami percepatan pertumbuhan, sedangkan Kabupaten Sanggau mengalami kondisi sebaliknya. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pertumbuhan yang dialami oleh beberapa kabupaten Provinsi Kalimantan Barat yang memberikan share yang cukup besar terhadap pertumbuhan Kalimantan Barat.

  Gambaran fluktuasi dari PDRB adalah salah satu indikator untuk umum perekonomian suatu daerah. Selain itu, nilai PDRB juga dapat dipakai untuk mengetahui tingkat daya beli masyarakat. Dengan angka inflasi maka akan dapat diketahui nilai uang secara riil.

  Perekonomian suatu daerah yang baik ditunjukkan dengan nilai inflasi yang rendah dan apabila dikaitkan dengan perkembangan PDRB maka daerah yang baik adalah daerah yang mempunyai nilai inflasi yang rendah akan tetapi pertumbuhan PDRB-nya yang tinggi.

  Pada tahun 2015 Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Sanggau sebesar 127,11 meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 121,18 atau mengalami inflasi harga produsen sebesar 4,89 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 24,88 persen, diikuti oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 11,64 persen dan lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,38 persen. Sedangkan lapangan usaha yang mengalami inflasi paling rendah adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 0,79 persen, kemudian lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,61 persen.

2.4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Peranannya

  Selama kurun waktu 2011-2015 struktur perekonomian di Kabupaten Sanggau tidak mengalami pergeseran. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap mengalami penopang utama perekonomian, dengan dominasi 30,88% terhadap total PDRB Kabupaten Sanggau. Tingginya dominasi sector pertanian berasal dari subsector perkebunan yang memberikan kontribusi berkisar 24-26% pertahunnya. Hal ini mengakibatkan gejolak di sector pertanian akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Sanggau secara keseluruhan.

  Selain sector pertanian, sector lain yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian adalah sector industry pengolahan yang share-nya 19,55%, dan sector perdagangan, hotel, dan restoran 12,27%. Sedangkan sector yang masih memiliki peranan kecil dalam perekonomian Kabupaten Sanggau adalah sector listrik, gas, 0,02% dan air bersih 0,03% dan sector pertambangan dan penggalian sebesar 7,91%. Pada tahun 2015 sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai leading sector di Kabupaten Sanggau menyumbang 30,88% terhadap perekonomian, menurun dibanding tahun 2009 yang mencapai 37,12%. Sedangkan sector industry pengolahan sebagai sector kontribusi terbesar kedua, mengalami peningkatan kontribusinya dari

  19,55% tahun 2015, kontribusi masing-masing sector mengalami kenaikan maupun penurunan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

  Pada tahun 2011 pertumbuhan PDRB Kabupaten Sanggau meningkat cukup signifikan pada sektor-sektor primer dibandingkan dengan tahun 2015. Hanya Sektor Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Sektor Industri yang mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu masing-masing pertumbuhannya sebesar 32,43% dan 20,18% pada tahun 2014 menjadi 30,88% dan 19,55% pada tahun 2015. Artinya Kabupaten Sanggau masih bercirikan masyarakat agraris, dimana sumbangan terbesar perekonomiannya dari sektor primer, yaitu Sektor Pertanian.

2.4.1.2 Laju Inflasi

  Inflasi menjadi salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu daerah, karena dapat menggambarkan naik turunnya harga pada tingkat produsen. Suatu daerah dikatakan memiliki kondisi ekonomi lebih stabil jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah lain dalam satu kurun waktu tertentu. Inflasi yang tinggi berarti terjadinya lonjakan harga tajam, dan kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat.

  Besarnya nilai inflasi ditunjukkan oleh indeks harga implisit PDRB. Pada tahun 2015, indeks harga implisit PDRB Kabupaten Sanggau sebesar 127,11 meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 121,18. Nilai ini menunjukkan terjadinya inflasi harga produsen sebesar 4,89%, meningkat dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 4,80%.

  Bila dilihat untuk masing-masing sektor, inflasi tertinggi terjadi pada sektor lapangan usahapengadaan listrik dan gas, yaitu sebesar 24,88%, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 11,64% dan sektor lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,38%. Sedangkan sektor yang mengalami inflasi paling rendah adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 0,79% dan sektor lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,61%.

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau

TABEL 2.4.

  LAJU INFLASI KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2015 – 2015

Tahun Indeks Harga Implisit Inflasi

  2014 121,18 4,01 2015 127,11 4,89

2.4.2 Profil Sosial Budaya

  2.4.2.1 Pendidikan

  Pembangunan nasional di bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu usaha pemerintah untuk menunjang pembangunan tersebut adalah dengan menyediakan berbagai sarana maupun prasarana fisik yang memadai, seperti pengadaan gedung sekolah serta guru sebagai tenaga pengajarnya.

  Menurut data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sanggau diperoleh informasi pada tahun 2014 jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) 57 unit , SD 478 unit, SMP 114 unit, SMU 24 unit dan SMK 15 unit. Keadaan ini bila dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami peningkatan untuk beberapa jenjang pendidikan.

  Jumlah murid sekolah pada tahun 2014 mengalami peningkatan , namun bila dilihat per jenjang pendidikan maka hanya jumlah murid SD yang mengalami penurunan sebesar 1,17 %. Sedangkan jumlah murid yang mengalami kenaikan tertinggi adalah pada tingkat SMU, yang naik hingga 6,53 %.

  Keberhasilan dibidang pendidikan juga ditentukan oleh benyaknya tenaga pengajar/guru yang tersedia.Jumlah guru TK baik negeri maupun swasta sebanyak 209 orang, guru SD sebanyak 3.930 orang, guru SMP sebanyak 1.150 orang dan guru tingkat SMU ada 462 orang. Secara umum jumlah guru tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2013.

  2.4.2.2 Kesehatan

  Pemerintah mengupayakan agar pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat secara merata dan mudah, serta dapat menyediakan berbagai sarana dan prasarana fisik yang memadai. Berdasarkan sumber dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sanggau sebanyak 1.228 orang yang dirinci dokter umum sebanyak 45 orang (3,66 %), dokter spesialis sebanyak 8 orang (0,65%) dan dokter gigi 10 orang (0,81%). Sedangkan para medis lainnyadan non medis ada 1.165 orang (94,86%) Pada program imunisasi, realisasi yang dicapai adalah untuk BCG 95,05 persen dari jumlah yang ditargetkan, DPT 1 96,15 persen, Polio-4 93,57 persen, dan campak 93,20 persen. Sedangkan cakupan TT.2 pada hamil mencapai 97,89 persen dari yang ditargetkan, lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2014.

  Gerakan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu kesehatan untuk mewujudkan keluarga sejahtera melalui upaya penurunan angka kelahiran. Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera lahir dan batin.

  Pada tahun 2015 jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Sanggau sebanyak 72.241 akseptor meningkat dari tahun 2014 yang sejumlah 68.366 akseptor. Menurut metode kontrasepsi akseptor peserta KB aktif yang paling banyak pada tahun 2015 adalah menggunakan suntikan, sebesar 36.697 peserta. Menyusul pil, sebesar 27.079 peserta.

  2.4.2.3 Kesejahteraan Sosial

  Jumlah keluarga di Kabupaten Sanggau tahun 2014 adalah 115.586 keluarga. Jika dirinci menurut klasifikasinya, maka yang terbanyak adalah Keluarga Sejahtera II yaitu 46.854 keluarga (40,54 persen), kemudian Keluarga sejahtera III sebanyak 27.536 keluarga (23,82 persen), Keluarga Sejahtera I sebanyak 27.540 keluarga (23,83 persen), Keluarga Sejahtera III Plus sebanyak 11.519 keluarga (9,97 persen) dan Keluarga Pra Sejahtera berjumlah 2.137 keluarga (1.85 persen).

  Garis kemiskinan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 adalah 235.298 rupiah per kapita per bulan. Garis kemiskinan tersebut di bawah garis kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar 243.637 rupiah per kapita per bulan. Pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin Kabupaten Sanggau berjumlah 19,69 ribu jiwa atau sekitar 4,47 persen dari jumlah penduduk pada tahun yang sama. Persentase Jumlah penduduk miskin pada tahun 2014 adalah 0,24 persen lebih rendah dibanding tahun 2013 yang sebesar 4,71 persen.

  2.4.2.4 Agama

  Sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang peribadatan dalam beragama sesuai dengan kepercayaan dan agamanya di Kabupaten Sanggau terdapat rumah ibadah, dengan rincian sebagai berikut: Masjid 254 buah, surau 190 buah, gereja katolik 272 buah, gereja protestan 242 buah, pura 7 buah, dan wihara 5 buah. Data rinci mengenai agama dapat dilihat pada tabel 4.4.1 s/d 4.4.8.

  2.4.3 KONDISI PRASARANA BIDANG PU/CIPTAKARYA

  4.2.1. Sub Bidang Air Minum

  Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk memasak, minum maupun mencuci atau mandi. Bagi Kabupaten Sanggau, khususnya di pedalaman, secara tradisional penggunaan air minum masih bersumber dari sungai/danau dan air hujan. Atau di sebagian kecamatan, air minum dikelola sebagai komoditas industri oleh PDAM. Total air bersih/ minum yang disalurkan pada tahun

  3

  2015 mencapai 2.004.826 m dengan nilai Rp. 6.549.890.900,00. Tahun 2014

  3

  penyaluran air sebesar 1.952.866m dengan nilai Rp. 3.469.587.450,00. Dengan demikian, maka tahun 2015 terjadi kenaikan produksi air minum yang disalurkan pada data tahun sebelumnya. Sebagian besar konsumen PDAM di Kabupaten Sanggau tahun 2015 rumah tangga dengan jumlah air minum yang disalurkan mencapai 10.672 ribu atau 35%. Sedangkan pemakaian terkecil air minum pada hotel/objek wisata hanya mencapai

  3 10.000 m . Untuk lebih jelas dapat dilihat pda tabel 2.10.

  TABEL 2.5

BANYAKNYA AIR YANG DISALURKAN DAN NILAI

MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SANGGAU

TAHUN 2015

  Air Disalurkan

Kecamatan Pelanggan Nilai (Rp.)

  2 (m )

  1 Toba

  2 Meliau 829 103.224 390.516.950

  3 Kapuas 5.577 1.132.570 4.149.331.650

  4 Mukok 438 77.634 242.712.000

  5 Jangkang 96 16.016 35.760.000

  6 Bonti 270 32.143 106.499.450

  7 Parindu 292 60.910 281.213.150

  8 Tayan Hilir 437 74.177 243.233.500

  9 Balai 346 67.137 78.266.050

  10 Tayan Hulu 602 94.634 343.885.900

  11 Kembayan 395 84.823 255.897.100

  12 Beduai 189 24.917 57.533.300

13 Noyan

  14 Sekayam 894 137.635 648.326.310

  15 Entikong 683 99.006 418.092.350

  Jumlah 11.048 2.004.826 7.509.127.710 Sumber : PDAM Kabupaten Sanggau

TABEL 2.6 BANYAKNYA AIR MINUM YANG DISALURKAN MENURUT KELOMPOK PELANGGAN TAHUN 2012

  • – 2015 (M³)

   Tahun Y Kelompok Pelanggan 2012 2013 2014

  2015

  (1) (2) (3) (4) (5)

  01. Rumah Tempat 1.262.749 1.280.758 1.347.287 1.508.372 Tinggal

  02. Hotel /Objek Wisata 7.015 8.694 7.817 11.199

  03. Badan-Badan Sosial 26.625 68.670 74.715 94.997 dan Rumah Sakit

  04. Tempat Peribadatan

  05. Umum 76.517 30.218 29.206 28.880

  06. Perusahaan Seperti 235.439 241.214 252.797 268.091 Pertokoan, industri dan lain sebagainya

  07. Instansi Pemerintah 42.537 38.904 33.354 39.091

  08. Lain-lain 1.773.220 895.905 610.812 739.894

  Jumlah / Total 3.424.103 2.654.363 2.355.988 2.690.524 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka 2015

  Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk memasak, minum, maupun mencuci atau mandi. Bagi daerah Kabupaten Sanggau, khususnya di pedalaman, penggunaan air bersih masih secara tradisional bersumber dari sungai/danau dan air hujan. Atau di sebagian kecamatan air bersih dikelola sebagai komoditas industri oleh PDAM.

  • – 2015 (Rp.000)

  3.138.637 2.916.091 3.081.737 2.947.800

  Kondisi prasarana dan sarana persampahan di Kabupaten Sanggau hingga saat ini belum tersedia secara baik dan lengkap. Hal ini dilihat dari ketersediaan prasarana pengumpul sampah yang belum memadai seperti:

  Jumlah / Total 5.030.935 4.004.100 4.897.979 4.885.786 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka 2015

  08. Lain-lain - - - -

  07. Instansi Pemerintah 539.983 471.984 380.997 479.815

  1.139.067 1.216.704 1.238.820 1.223.922

  06. Perusahaan Seperti Pertokoan, industri dan lain sebagainya

  05. Umum 20.218 22.042 21.201 14.541

  04. Tempat Peribadatan - - - -

  03. Badan-Badan Sosial dan Rumah Sakit 93.404 95.852 92.408 107.574

  02. Hotel Objek Wisata 99.606 93.802 82.816 112.135

  01. Rumah Tempat Tinggal

  (1) (2) (3) (4) (5)

  2015

  Kelompok Pelanggan 2012 Tahun Ye 2013 2014

TABEL 2.7 NILAI AIR MINUM YANG DISALURKAN MENURUT KELOMPOK PELANGGAN TAHUN 2012

  3 .

  . Sedangkan pemakaian terkecil air minum adalah hotel/objek wisata yang hanya mencapai 11 ribu M

  3

  dengan 10.206 pelanggan. Sebagian besar konsumen PDAM di Kabupaten Sanggau tahun 2010 adalah rumah tangga dengan jumlah air minum yang disalurkan mencapai 1.508 ribu M

  3

  Total air bersih/air minum yang disalurkan pada tahun 2010 mencapai 2.691 ribu M

4.2.2. Sub Bidang Persampahan

  • Mobil pengangkut sampah
  • Kontainer sampah

  • TPS (transfer depo)
  • TPA (tempat pembuangan akhir) Sistem pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat, di Kabupaten Sanggau masih dilakukan secara alamiah yaitu dengan membakar sendiri sampah yang ada, dan sebagian lagi dibuang di tempat-tempat tertentu seperti sungai, kebun dan lain- lain. Untuk itu sistem pengolahan persampahan perlu dilakukan secara cepat dan tepat yaitu dari:
  • Aspek kelembagaan
  • Aspek teknik operasional
  • Aspek pembiayaan
  • Aspek pengaturan
  • Aspek peran serta masyarakat Jumlah dan komposisi sampah yang dihasilkan suatu wilayah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti:

  1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan

  5. Tingkat pendapatan dan pola konsumsi masyarakat

  6. Pola penyediaan kebutuhan hidup penduduknya

  7. Iklim dan musim yang mempengaruhi Atas dasar faktor-faktor tersebut di atas, maka dapat ditentukan prediksi angka timbulan sampah untuk Kabupaten Sanggau pada tahun 2006. Dengan asumsi angka timbulan sampah kota berkisar antara 2-3 liter perorang perhari dengan densitas 200-

  3

  300 kg/m dan komposisi sampah organik 70-80%, maka dapat diperkirakan timbulan sampah domestik untuk wilayah Kabupaten Sanggau sebesar: 1.131.597 liter/hari atau

  3

  1.131,6 m /hari atau 339,48 ton/hari. Dari timbulan tersebut diperkirakan 8% kertas, 2% gelas, 2% logam, 6% plastik dan 82% organik. Jumlah timbulan yang besar ini di wilayah studi secara teknis untuk kota-kota kecamatan dan daerah terpencil pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan melibatkan aparat tingkat kecamatan sedangkan untuk Kota Sanggau yang termasuk dalam Kecamatan Kapuas, pengelolaan dilakukan dengan melibatkan instansi terkait (sekarang) yaitu Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pemadam Kebakaran. Sistem ini meliputi kegiatan pengumpulan-pengangkutan-pembuangan oleh petugas dari instansi tersebut. Urutan pembuangan sampah tahap pertama dilakukan oleh sumber timbulan sampah seperti daerah permukiman, daerah komersial, perkantoran (di daerah permukiman oleh organisasi RT/RW). Tahap kedua diangkut ke TPA oleh truk sampah milik Pemda. Dalam perencanaan sistem pengelolaan persampahan Kota Sanggau sistem pengumpulan sampah yang diterapkan adalah menggunakan dua pola, yaitu:

  • Pola individual: pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan alat jarak pendek seperti gerobak untuk diangkut ke penampungan sementara. Pola ini diterapkan untuk daerah permukiman di sekitar Kota.
  • Pola komunal: pengumpulan sampah dari beberapa rumah dilakukan pada satu titik pengumpulan langsung oleh penghasil sampah, untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan. Pola ini diterapkan untuk daerah-daerah komersial dan perkantoran di sekitar Kota. ➢ Tong sampah yang mempunyai daya tampung 50 liter untuk tempat penyimpanan sampah di sekitar rumah, toko, jalan dan perkantoran

  3

  ➢ Gerobak yang mempunyai daya tampung 1 m untuk pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan alat angkut jarak pendek untuk diangkut ke satsiun transfer terdekat

  2

  ➢ Transfer dipo berupa bak pasangan dengan luas 200 m dengan fungsi untuk tempat penampungan sementara dan titik perpindahan sampah dari gerobak ke truk pengangkut untuk selanjutnya di bawa ke TPA.

  Pada tahun 2006 penduduk Kota Sanggau (Kecamatan Kapuas) mencapai 77.100 jiwa, yang masih dikatagorikan kota kecil. Berdasarkan hasil penelitian US-AID Report, 1994 untuk kota kecil biaya operasi minimal 180 Rupiah/KK/hari. Artinya harus ada retribusi rata-rata sebesar Rp. 5.400 setiap bulannya untuk setiap KK di Kota Sanggau dan sekitarnya.

4.2.3. Sub Bidang Air Limbah

  Jenis air limbah yang banyak terdapat di Kabupaten Sanggau adalah jenis limbah domestik yang merupakan air bekas yang tidak dipergunakan lagi dan mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi dan cuci. Adapun kuantitas dari air limbah tersebut berkisar antara 70-80% dari rata-rata pemakaian air bersih. Sedangkan sistem pembuangan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Sanggau masih menggunakan sistem pembuangan air limbah setempat (on site system), yaitu dengan menggunakan septik tank dan cubluk sebagai wadah utamanya. Di Kota

  Sanggau dan di pusat kota kecamatan umumnya setiap rumah telah memiliki WC yang merupakan satu kesatuan dengan rumah. Namun bagi masyarakat yang tinggal di tepi sungai umumnya setiap rumah memiliki jamban yang berada di tepi sungai. Di Kabupaten Sanggau seperti halnya di daerah lain di Kalimantan Barat belum adanya sistem pembuangan air limbah dengan sistem terpusat (off site), yaitu sistem dimana air limbah dari seluruh daerah pelayanan dikumpulkan dalam saluran riol pengumpul, kemudian dialirkan ke dalam riol kota menuju ke tempat pembuangannya yang aman, baik dengan Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB), dan/atau dengan pengenceran tertentu (intercepting sewer), memenuhi standar mutu, dapat dibuang ke badan air penerima.

4.2.4. Sub Bidang Drainase

  Berdasarkan hasil pengamatan langsung selama survey dilakukan, dranase yang ada di masing-masing kecamatan cukup baik. Untuk drainase yang ada di ibukota kecamatan rata-rata sudah terbuat dari semen dengan penampang yang dibuat berbentuk trapesium atau persegi. Sedangkan untuk drainase yang ada di pedalaman pedesaan masih berbentuk saluran alami yang dibuat dari hasil swadaya masyarakat setempat. Untuk sistem drainase dari masing-masing kecamatan juga cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan musim penghujan dimana tiap-tiap kecamatan belum pernah mengalami banjir yang sangat parah. Di lihat dari segi konstruksi sistem drainase atau saluran yang ada di Kabupaten Sanggau menggunakan saluran terbuka. Secara umum di Kabupaten Sanggau telah memiliki sistem drainase atau saluran, namun perlu dilakukan pemeliharaan mengingat tingkat tingkat sedimentasi yang ada di daerah ini cukup tinggi. Saluran yang ada merupakan saluran terbuka yaitu saluran yang mengalirkan air dibatasi dengan permukaan bebas. Baik saluran alam maupun saluran buatan. Di Kota Sanggau sendiri konsep drainase yang ada sebenarnya merupakan konsep drainase perkotaan/cluster dimana hubungan antar drainase selalu berhubungan dengan tetap memperhatikan fungsi dan manfaatnya, yaitu ”air harus mengalir dari daerah tinggi ke daerah rendah ”. Dalam setiap cluster terdapat drainase yang berfungsi sebagai drainase sekunder dan fungsi tersier. Drainase sekunder berada di samping sepanjang jalan lokal sekunder. Drainase berfungsi sebagai drainase tersier berada pada jalan arteri sekunder, kolektor sekunder dan lingkungan permukiman. Untuk drainese berfungsi primer dapat berupa anak sungai, saluran terbuka alamiah yang mengalirkan air ke dalam genangan. Jika saluran drainase memotong jalan atau jalan berada melintang di atas saluran drainase, maka akan terdapat gorong-gorong dengan kemiringan yang cukup anatara 0,5% s/d 2%. Di beberapa kecamatan di Kabupaten Sanggau hanya terdapat saluran terbuka alamiah yang mengalirkan air ke sungai dan daerah genangan/lembah. Sedangkan saluran drainase buatan belum ada.

  4.2.5. Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan

  Fungsi dan klasifikasi bangunan merupakan acuan untuk persyaratan teknis bangunan gedung untuk Kota dan Kabupaten Sanggau. Ditinjau dari segi intensitas bangunan, arsitektur dan lingkungan keselamatan dan keamanan telah dilaksanakan dengan adanya IMB. Dinas PU Kabupaten Sanggau telah melaksanakan pengendalian pembangunan gedung di Kota dan Kabupaten Sanggau. Untuk daerah-daerah yang rawan bencana, daerah banjir, aliran sungai dan lokasi yang kondisi fisik dasarnya berkontur tajam/terjal tidak diberikan ijin untuk membangun, pada lokasi yang berkontur sedang diberikan persyaratan teknis untuk membangun, dan untuk kawasan-kawasan yang pengembangannya ke depan diatur oleh rencana kota diberikan ijin yang sifatnya sementara.

  4.2.6. Sub Bidang Pengembangan Permukiman

  Perumahan dan permukiman di daerah pedesaan pada umumnya menghadapi permasalahan yang berbeda dengan daerah perkotaan. Perumahan dan pemukiman di daerah pedesaan umumnya masih kekurangan prasarana seperti listrik, air bersih, MCK dan jalan. Selain itu, perumahan tersebut kebanyakan kurang memenuhi syarat untuk dapat dikatakan sebagai rumah sehat. Di daerah perkotaan pun sarana perumahan dan pemukiman belum menjangkau semua lapisan masyarakat. Hanya masyarakat berpenghasilan menengah ke atas yang berada di sekitar kota saja yang dapat menikmati fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini antara lain disebabkan jangkauan dari fasilitas umum tersebut dan mahalnya biaya operasional penggunaan fasilitas umum ini. Dari segi konstruksi, kondisi perumahan di Kabupaten Sanggau masih didominasi oleh perumahan dengan jenis konstruksi non permanen dan semi permanen terutama berada di daerah terpencil yang masyarakatnya memiliki pendapatan yang rendah.