RESUME PENGAUDITAN 2 Jasa Assurance Lain
Nama
: Lina Susanti
NIM
: 201407013
Prodi
: Akuntansi 4 A1
Dosen
: M. Kuncara Budi Santosa, SE., MM., Akt., CA., CPA., BKP
RESUME PENGAUDITAN 2
Jasa Assurance Lain dan Jasa Non Assurance
A. Jasa Review dan Kompilasi
Standar untuk kompilasi dan review laporan keuangan, yang disebut Statements on
Standards for Accounting and Review Services (SSARS), diterbitkan oleh Accounting
and Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang
sebanding dengan Auditing Standards Board untuk jasa yang melibatkan laporan
keuangan yang belum diaudit milik perusahaan nonpublic. Karena tidak melakukan
audit, SSARS merujuk para akuntan publik yang melakukan jasa review dan kompilasi
sebagai akuntan, dan bukan auditor.
Jasa Review
Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan
keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum, termasuk pengungkapan informatif yang layak, atau
dasar akuntansi lainnya yang komprehensif (other comprehensive bases of accounting =
OCBOA), seperti dasar akuntansi kas. Akuntan publik harus independen dari klien dalam
penugasan jasa review.
Prosedur yang disarankan untuk review. Bukti untuk penugasan review terutama
terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan prosedur analitis.
SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu penugasan review: 1)
Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri
klien. 2) Memperoleh pengetahuan mengenai klien. 3) Mengajukan pertanyaan kepada
manajemen. 4) Melakukan prosedur analitis. 5) Memperoleh surat representasi.
Berdasarkan prosedur tersebut, akuntan mungkin merasa khawatir bahwa informasi tidak
benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan. Jika demikian, prosedur tambahan
sebaiknya dilakukan sebelum akuntan menerbitkan laporan jasa review standar.
Bentuk laporan. Akuntan yang telah menyelesaikan penugasan review dan memutuskan
bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap laporan
keuangan akan segera menerbitkan laporan review.
Tiga aspek dari laporan yang harus diperhatikan: 1) Paragraf pertama serupa dengan
laporan audit kecuali untuk referensinya terhadap jasa review dan bukan audit. 2)
Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitis, pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari
suatu audit, dan tidak ada opini yang diekspresikan. 3) Paragraf ketiga mengekspresikan
assurance terbatas dalam bentuk assurance negatif bahwa “sepengetahuan kami tidak
ada modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan.
Tanggal laporan keuangan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan
akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview
harus memasukkan referensi “Lihat laporan review akuntan”.
Kegagalan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Jika seorang
klien gagal untuk mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dalam suatu
penugasan review, laporan tersebut harus dimodifikasi.
Jasa Kompilasi
Penugasan jasa kompilasi (compilation service) didefinisikan dalam SSARS sebagai
suatu jasa dimana akuntan menyiapkan laporan keuangan dan menyajikannya kepada
klien atau pihak ketiga tanpa menyediakan assurance akuntan publik mengenai laporan
tersebut. Akuntan publik tidak diwajibkan untuk bersikap independen dalam melakukan
kompilasi dan laporan keuangan dapat dikeluarkan tanpa pengungkapan tambahan
seperti catatan kaki.
Persyaratan kompilasi. Dalam penugasan kompilasi, akuntan harus memenuhi hal-hal
berikut: 1) Menetapkan pemahaman dengan klien mengenai jenis dan batasan dari jasa
yang akan disediakan dan deskripsi dari laporan, jika laporan akan diterbitkan. 2)
Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri klien.
3) Mengetahui klien, mencakup sifat dari transaksi bisnisnya, catatan akuntansi, da nisi
dari laporan keuangan (pengetahuan mungkin lebih sedikit dari kaji ulang). 4)
Mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah informasi klien memuaskan. 5)
Membaca laporan keuangan yang dikompilasi dan waspada akan adanya penghilangan
yang nyata atau kesalahan dalam aritmetika dan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.
Jika akuntan menjadi waspada bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar,
akuntan harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien menolak untuk memberikan
informasi tambahan, akuntan harus menarik diri dari penugasan kompilasi.
Bentuk laporan. SSARS mendefinisikan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan dari
masing-masing jenis bergantung pada apakah manajemen memilih untuk memasukkan
semua pengungkapan yang diharuskan dalam laporan keuangan. 1) Kompilasi dengan
pengungkapan lengkap. Kompilasi jenis ini memerlukan pengungkapan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, sama seperti untuk laporan
keuangan yang diaudit atau kaji ulang. 2) Kompilasi yang menghilangkan hampir semua
pengungkapan. Jenis kompilasi ini dapat diterima jika laporan tersebut mengindikasikan
kurangnya pengungkapan dan ketidakhadiran
pengungkapan tidak, berdasarkan
pengetahuan akuntan publik, dilakukan dengan tujuan untuk menyesatkan pemakai
laporan keuangan. Pada umumnya, jenis laporan seperti ini terutama digunakan untuk
tujuan manajemen. 3) Kompilasi tanpa independensi. Jika akuntan kurang memiliki
independensi, paragaraf terakhir dari laporan harus menyatakan “Kami tidak independen
berkenaan dengan Williams Company.”
Untuk ketiga jenis laporan kompilasi, elemen-elemen berikut juga diperlukan: 1) Tanggal
dari laporan akuntan adalah tanggal dari penyelesaian kompilasi. 2) Setiap halaman dari
laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan sebaiknya menyatakan, “Lihat laporan
kompilasi akuntan”. 3) Jika klien gagal mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum, auditor harus memasukkan modifikasi yang sama dalam laporan
kompilasi yang digunakan dalam laporan review.
B. Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahaan Publik
Review interim perusahaan publik dilaksanakan mengikuti standar PCAOB dan laporan
review bukan merupakan referensi bagi SSARS.
Jika auditor memutuskan bahwa laporan interim melanggar GAAP, laporan itu harus
diubah. Bahasa perubahannya mirip dengan yang dipakai dalam review menurut SSARS,
kecuali bahwa auditor harus menyatakan pengaruh penyimpangan tersebut, bila nilainya
dapat ditentukan.
Data kuartalan yang direview oleh auditor dan disertakan sebagai catatan kaki dalam
laporan tahunan yang diaudit harus diberi tanda “belum diaudit”. Namun, laporan
review tersendiri mengenai informasi ini tidak diperlukan.
C. Penugasan Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang disediakan oleh akuntan publik adalah jasa
atestasi.
Akuntan publik semakin banyak diminta untuk melaksanakan beragam jasa atestasi
seperti audit, untuk berbagai tujuan yang berbeda. Dalam suatu penugasan atestasi
(attestation engagement), akuntan publik melaporkan keandalan dari informasi atau
asersi yang dibuat oleh pihak lain. Contohnya, ketika sebuah bank meminta seorang
akuntan publik untuk melaporkan secara tertulis apakah seorang klien audit telah
mentaati semua persyaratan dari suatu kesepakatan pinjaman.
Standar atestasi
AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang paralel dengan 10 standar audit yang
diterima umum (generally accepted auditing standards (GAAS)). Standar atestasi
dinyatakan dalam istilah yang cukup umum untuk memungkinkan akuntan publik
menerapkannya ke dalam setiap penugasan atestasi, termasuk jenis penugasan baru yang
mungkin muncul.
Standar umum: 1) Penugasan harus dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki
pelatihan teknis dan kemahiran yang memadai dalam fungsi atestasi. 2) Penugasan harus
dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki pengetahuan mencukupi mengenai
persoalan. 3) Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk
merasa yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan
tersedia bagi pemakai. 4) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dijaga oleh praktisi. 5) Ketelitian profesional
harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penugasan.
Standar pekerjaan lapangan: 1) Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan
asisten, jika ada, harus disupervisi dengan benar. 2) Bukti yang mencukupi harus
diperoleh untuk menyediakan dasar yang masuk akal untuk kesimpulan yang
diekspresikan dalam laporan.
Standar pelaporan: 1) Laporan harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang
dilaporkan dan menyatakan karakter dari penugasan. 2) Laporan harus menyatakan
kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi dalam hubungannya dengan kriteria
mengevaluasi persoalan tersebut. 3) Laporan harus menyatakan seluruh pernyataan
signifikan dari praktisi mengenai penugasan, persoalan dan jika memungkinkan, asersi
yang berhubungan. 4) Laporan harus menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada
pihak-pihak tertentu, dalam situasi tertentu.
Perbedaan yang paling nyata antara standar atestasi dan standar audit yang diterima
umum ada dalam standar atestasi 2 dan 3 (standar umum).
Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan penugasan atestasi, Auditing
Standards Board dari AICPA menerbitkan Statements on Standards for Attestation
Engagement (SSAE). Auditing Standard Board berusaha untuk membedakan antara
persoalan yang sebenarnya diatasi oleh standar auditing dengan yang seharusnya diatasi
oleh standar atestasi, walaupun keduanya merupakan praktik atestasi.
Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi pengecualian adalah untuk kaji
ulang laporan keuangan historis dari suatu entitas publik, yang dibahas dalam SSARS.
Standar atestasi dibentuk oleh Auditing Standards Board mengikuti proses yang sama
yang digunakan untuk standar auditing (Standar atestasi diberi label AT alih-alih AU).
Jenis-jenis penugasan atestasi
AICPA dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) bersama-sama
mengembangkan jasa assurance yang berhubungan dengan e-commerce dan teknologi
informasi. Kelompok jasa tersebut, dikenal sebagai WebTrust dan SysTrust, dilaksanakan
menurut standar atestasi. Sebagai tambahan, AICPA telah mengembangkan standar
atestasi spesifik di bidang-bidang berikut: 1) Lporan keuangan prospektif. 2) Informasi
keuangan pro forma. 3) Laporan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan
perusahaan swasta. 4) Ketaatan terhadap hukum dan aturan. 5) Penugasan prosedur yang
disetujui. 6) Diskusi dan analisis manajemen.
Tingkat jasa
Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang
berhubungan. 1) Pemeriksaan. Suatu pemeriksaan (examination) menghasilkan
keputusan yang positif, tingkat keyakinan yang tinggi, jumlah bukti ekstensif dan
distribusi umum. Dalam laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung
mengenai apakah penyajian dari asersi, dilihat secara keseluruhan, sesuai dengan kriteria
yang dapat diterapkan. 2) Review. Dalam suatu review, akuntan publik menyediakan
kesimpulan assurance negatif, tingkat keyakinan yang sedang, jumlah bukti signifikan,
dan distribusi umum. Untuk suatu laporan keyakinan negatif, laporan akuntan publik
menyatakan apakah ada informasi yang diperoleh oleh akuntan publik yang
mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dengan cara yang benar –benar sesuai
dengan kriteria yang dapat diterapkan. 3) Prosedur yang disetujui. Dalam penugasan
prosedur yang disepakati, semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik
disepakati oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan
pihak pemakai laporan akuntan publik. Tingkat keyakinan yang dimasukkan dalam
laporan semacam itu bervariasi, oleh karena itu laporan semacam itu terbatas dalam
distribusi hanya kepada pihak yang terlibat, jumlah bukti bervariasi, dan bentuk
kesimpulan temuan.
D. Jasa WebTrust
Jasa WebTrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan di bawah prinsip dan
kriteria Trust Services yang lebih luas, yang secara bersama diterbitkan oleh AICPA dan
CICA. Ketika melaksanakan jasa assurance WebTrust, kantor akuntan publik mengukur
apakah situs web perusahaan sesuai dengan lima prinsip Trust Services.
Lima prinsip Trust Services: 1) Keamanan, memastikan bahwa sistem dilindungi dari
akses yang tidak memiliki otorisasi (baik secara fisik maupun logs). 2) Ketersediaan,
memastikan bahwa sistem tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau
persetujuan. 3) Integritas pemrosesan, memastikan bahwa pemrosesan sistem lengkap,
akurat, tepat waktu, dan diotorisasi. 4) Privasi online, memastikan bahwa informasi
pribadi yang diperoleh sebagai hasil dari e-commerce dikumpulkan, digunakan,
diungkapkan, dan disimpan sesuai kesepakatan atau persetujuan. 5) Kerahasiaan,
memastikan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia dilindungi sesuai
kesepakatan atau persetujuan.
Akuntan publik dapat menerbitkan opini WebTrust berdasarkan salah satu prinsip atau
kombinasi dari prinsip-prinsip.
E. Jasa SysTrust
Jasa SysTrust menyediakan keyakinan kepada manajemen, dewan direksi, atau pihak
ketiga mengenai keandalan dari sitem informasi yang digunakan untuk menghasilkan
informasi real time.
Dalam penugasan SysTrust, akuntan publik yang memiliki lisensi SysTrust mengevaluasi
sistem komputer perusahaan dengan menggunakan prinsip dan kriteria SysTrust dan
menentukan apakah pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan. Akuntan publik
kemudian melakukan pengujian untuk menentukan apakah pengendalia tersebut
beroperasi secara efektif selama suatu periode tertentu. Jika sistem memenuhi
persyaratan dan prinsip dari kriteria SysTrust, laporan atestasi tanpa pengecualian
setingkat-pemeriksaan dikeluarkan berdasarkan standar atestasi AICPA. Laporan tersebut
mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip Trust Services atau kombinasi dari
beberapa prinsip SysTrust.
F. Laporan Keuangan Prospektif
Laporan keuangan prospektif (prospective financial statements) mengacu pada prediksi
atau ekspetasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa depan (laporan laba
rugi) atau pada suatu tanggal di masa depan (neraca).
Peramalan dan proyeksi
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif: 1)
Peramalan (forecast) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi
keuangan entitas yang diharapkan, hasiloperasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan
keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaratkan
informasi ini sebagai bagian dari permohonan pinjaman. 2) Proyeksi (projections) adalah
laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi,
dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggung jawab.,
berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis.
Manajemen biasanya menyiapkan kedua jenis laporan keuangan prospektif itu, tetapi
kantor akuntan publik telah mulai mengaitkan namanya dengan jenis-jenis laporan
tersebut pada tahun-tahun belakangan ini.
Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut: 1)
Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga mana pun,
contohnya peramalan keuangan dalam suatu prospectus untuk penjualan obligasi rumah
sakit. 2) Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa
pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung, contohnya penyertaan
proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.
Peramalan dapat disediakan baik untuk penggunaan umum maupun terbatas. Akan tetapi,
proyeksi terbatas pada jenis penggunaan terbatas, karena pemakai terbatas berada dalam
posisi yang lebih baik untuk memahami laporan prospektif dan asumsi yang
berhubungan ketimbang pihak ketiga.
Jenis penugasan
Standar atestasi AICPA melarang kantor akuntan publik melaksanakan review atas suatu
peramalan dan proyeksi, karena jasa review mengimplikasikan bahwa akuntan publik
dapat “dipuaskan secara moderat” baik mengenai ketepatan perhitungan dari proyeksi
maupun asumsi dimana proyeksi didasarkan. Untuk menghindari kebingungan antar
pemakai, AICPA menciptakan standar
atestasi
yang lebih spesifik, yang
menggambarkan jenis penugasan berikut untuk laporan keuangan prospektif: 1) Suatu
penugasan pemeriksaan dimana akuntan publik memperoleh kepuasan mengenai
kelengkapan maupun kewajaran dari semua asumsi. 2) Suatu penugasan kompilasi
dimana akuntan publik terutama terlibat dengan ketepatan perhitungan dari laporan dan
bukan kewajaran dari asumsi. 3) Penugasan prosedur yang disepakati dimana akuntan
publik dan semua pemakai dari laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas dan
spesifik.
Pemeriksaan laporan keuangan prospektif
Untuk pemeriksaan peramalan dan proyeksi, ada empat unsur: 1) Mengevaluasi
persiapan laporan keuangan prospektif. 2) Mengevaluasi asumsi pendukung yang
mendasari. 3) Mengevaluasi penyajian dari laporan keuangan prospektif mengenai
kesesuaian dengan penyajian AICPA. 4) Menerbitkan laporan pemeriksaan.
G. Penugasan Prosedur yang Disepakati
Ketika auditor dan manajemen atau pemakai pihak ketigasetuju bahwa audit akan
terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yag
disepakati.
Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan publik karena manajemen,
atau pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan.
SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar profesional utama yang membahas penugasan
prosedur yang disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka,
akan tetapi SAS membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas
persoalan non laporan keuangan.
H. Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain
Dasar akuntansi komprehensif
Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain: 1) Dasar kas atau dasar
kas yang dimodifikasi. 2) Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen
peraturan. 3) Dasar pajak pemdapatan. 4) Serangkaian kriteria pasti yang memiliki
dukungan substansial.
Elemen, akun, atau item khusus
Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspek tertentu
dari laporan keuangan. Otoritas untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah
SAS 62 (AU 623) Special Reports.
Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau item khusus.
Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal
tersebut diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama
antara audit elemen, akun, atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang
lengkap: 1) Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atau item yang sedang
diaudit dan bukan untuk laporan keseluruhan. 2) Standar pertama dari pelaporan di
bawah standar auditing yang diterima secara umum tidak dapat diterapkan karena
penyajian dari elemen, akun, atau item bukan merupakan suatu laporan keuangan yang
disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Surat ketaatan utang dan laporan yang serupa
Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang
serupa sebagai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah
paragraph opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekpresikan opini mereka atas
laporan keuangan. Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan
berikut dalam penugasan semacam itu: 1) Auditor harus memiliki kualifikasi untuk
mengevaluasi apakah klien telah memenuhi provisi dalam penugasan. 2) Auditor
sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk seorang klien untuk siapa
auditor melakukan audit untuk laporan keuangan keseluruhan. 3) Opini auditor
merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa tidak ada yang menarik auditor
yang akan mengarahkan auditor untuk merasa yakin terdapat ketidaktaatan.
Sumber Resume (Daftar Pustaka) :
Arens, Alvin A., dkk. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Keduabelas, Jilid 2. Jakarta.
Erlangga.
(Bagian 6: Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya)
: Lina Susanti
NIM
: 201407013
Prodi
: Akuntansi 4 A1
Dosen
: M. Kuncara Budi Santosa, SE., MM., Akt., CA., CPA., BKP
RESUME PENGAUDITAN 2
Jasa Assurance Lain dan Jasa Non Assurance
A. Jasa Review dan Kompilasi
Standar untuk kompilasi dan review laporan keuangan, yang disebut Statements on
Standards for Accounting and Review Services (SSARS), diterbitkan oleh Accounting
and Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang
sebanding dengan Auditing Standards Board untuk jasa yang melibatkan laporan
keuangan yang belum diaudit milik perusahaan nonpublic. Karena tidak melakukan
audit, SSARS merujuk para akuntan publik yang melakukan jasa review dan kompilasi
sebagai akuntan, dan bukan auditor.
Jasa Review
Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan
keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum, termasuk pengungkapan informatif yang layak, atau
dasar akuntansi lainnya yang komprehensif (other comprehensive bases of accounting =
OCBOA), seperti dasar akuntansi kas. Akuntan publik harus independen dari klien dalam
penugasan jasa review.
Prosedur yang disarankan untuk review. Bukti untuk penugasan review terutama
terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan prosedur analitis.
SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu penugasan review: 1)
Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri
klien. 2) Memperoleh pengetahuan mengenai klien. 3) Mengajukan pertanyaan kepada
manajemen. 4) Melakukan prosedur analitis. 5) Memperoleh surat representasi.
Berdasarkan prosedur tersebut, akuntan mungkin merasa khawatir bahwa informasi tidak
benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan. Jika demikian, prosedur tambahan
sebaiknya dilakukan sebelum akuntan menerbitkan laporan jasa review standar.
Bentuk laporan. Akuntan yang telah menyelesaikan penugasan review dan memutuskan
bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap laporan
keuangan akan segera menerbitkan laporan review.
Tiga aspek dari laporan yang harus diperhatikan: 1) Paragraf pertama serupa dengan
laporan audit kecuali untuk referensinya terhadap jasa review dan bukan audit. 2)
Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitis, pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari
suatu audit, dan tidak ada opini yang diekspresikan. 3) Paragraf ketiga mengekspresikan
assurance terbatas dalam bentuk assurance negatif bahwa “sepengetahuan kami tidak
ada modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan.
Tanggal laporan keuangan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan
akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview
harus memasukkan referensi “Lihat laporan review akuntan”.
Kegagalan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Jika seorang
klien gagal untuk mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dalam suatu
penugasan review, laporan tersebut harus dimodifikasi.
Jasa Kompilasi
Penugasan jasa kompilasi (compilation service) didefinisikan dalam SSARS sebagai
suatu jasa dimana akuntan menyiapkan laporan keuangan dan menyajikannya kepada
klien atau pihak ketiga tanpa menyediakan assurance akuntan publik mengenai laporan
tersebut. Akuntan publik tidak diwajibkan untuk bersikap independen dalam melakukan
kompilasi dan laporan keuangan dapat dikeluarkan tanpa pengungkapan tambahan
seperti catatan kaki.
Persyaratan kompilasi. Dalam penugasan kompilasi, akuntan harus memenuhi hal-hal
berikut: 1) Menetapkan pemahaman dengan klien mengenai jenis dan batasan dari jasa
yang akan disediakan dan deskripsi dari laporan, jika laporan akan diterbitkan. 2)
Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri klien.
3) Mengetahui klien, mencakup sifat dari transaksi bisnisnya, catatan akuntansi, da nisi
dari laporan keuangan (pengetahuan mungkin lebih sedikit dari kaji ulang). 4)
Mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah informasi klien memuaskan. 5)
Membaca laporan keuangan yang dikompilasi dan waspada akan adanya penghilangan
yang nyata atau kesalahan dalam aritmetika dan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.
Jika akuntan menjadi waspada bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar,
akuntan harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien menolak untuk memberikan
informasi tambahan, akuntan harus menarik diri dari penugasan kompilasi.
Bentuk laporan. SSARS mendefinisikan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan dari
masing-masing jenis bergantung pada apakah manajemen memilih untuk memasukkan
semua pengungkapan yang diharuskan dalam laporan keuangan. 1) Kompilasi dengan
pengungkapan lengkap. Kompilasi jenis ini memerlukan pengungkapan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, sama seperti untuk laporan
keuangan yang diaudit atau kaji ulang. 2) Kompilasi yang menghilangkan hampir semua
pengungkapan. Jenis kompilasi ini dapat diterima jika laporan tersebut mengindikasikan
kurangnya pengungkapan dan ketidakhadiran
pengungkapan tidak, berdasarkan
pengetahuan akuntan publik, dilakukan dengan tujuan untuk menyesatkan pemakai
laporan keuangan. Pada umumnya, jenis laporan seperti ini terutama digunakan untuk
tujuan manajemen. 3) Kompilasi tanpa independensi. Jika akuntan kurang memiliki
independensi, paragaraf terakhir dari laporan harus menyatakan “Kami tidak independen
berkenaan dengan Williams Company.”
Untuk ketiga jenis laporan kompilasi, elemen-elemen berikut juga diperlukan: 1) Tanggal
dari laporan akuntan adalah tanggal dari penyelesaian kompilasi. 2) Setiap halaman dari
laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan sebaiknya menyatakan, “Lihat laporan
kompilasi akuntan”. 3) Jika klien gagal mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum, auditor harus memasukkan modifikasi yang sama dalam laporan
kompilasi yang digunakan dalam laporan review.
B. Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahaan Publik
Review interim perusahaan publik dilaksanakan mengikuti standar PCAOB dan laporan
review bukan merupakan referensi bagi SSARS.
Jika auditor memutuskan bahwa laporan interim melanggar GAAP, laporan itu harus
diubah. Bahasa perubahannya mirip dengan yang dipakai dalam review menurut SSARS,
kecuali bahwa auditor harus menyatakan pengaruh penyimpangan tersebut, bila nilainya
dapat ditentukan.
Data kuartalan yang direview oleh auditor dan disertakan sebagai catatan kaki dalam
laporan tahunan yang diaudit harus diberi tanda “belum diaudit”. Namun, laporan
review tersendiri mengenai informasi ini tidak diperlukan.
C. Penugasan Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang disediakan oleh akuntan publik adalah jasa
atestasi.
Akuntan publik semakin banyak diminta untuk melaksanakan beragam jasa atestasi
seperti audit, untuk berbagai tujuan yang berbeda. Dalam suatu penugasan atestasi
(attestation engagement), akuntan publik melaporkan keandalan dari informasi atau
asersi yang dibuat oleh pihak lain. Contohnya, ketika sebuah bank meminta seorang
akuntan publik untuk melaporkan secara tertulis apakah seorang klien audit telah
mentaati semua persyaratan dari suatu kesepakatan pinjaman.
Standar atestasi
AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang paralel dengan 10 standar audit yang
diterima umum (generally accepted auditing standards (GAAS)). Standar atestasi
dinyatakan dalam istilah yang cukup umum untuk memungkinkan akuntan publik
menerapkannya ke dalam setiap penugasan atestasi, termasuk jenis penugasan baru yang
mungkin muncul.
Standar umum: 1) Penugasan harus dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki
pelatihan teknis dan kemahiran yang memadai dalam fungsi atestasi. 2) Penugasan harus
dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki pengetahuan mencukupi mengenai
persoalan. 3) Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk
merasa yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan
tersedia bagi pemakai. 4) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dijaga oleh praktisi. 5) Ketelitian profesional
harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penugasan.
Standar pekerjaan lapangan: 1) Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan
asisten, jika ada, harus disupervisi dengan benar. 2) Bukti yang mencukupi harus
diperoleh untuk menyediakan dasar yang masuk akal untuk kesimpulan yang
diekspresikan dalam laporan.
Standar pelaporan: 1) Laporan harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang
dilaporkan dan menyatakan karakter dari penugasan. 2) Laporan harus menyatakan
kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi dalam hubungannya dengan kriteria
mengevaluasi persoalan tersebut. 3) Laporan harus menyatakan seluruh pernyataan
signifikan dari praktisi mengenai penugasan, persoalan dan jika memungkinkan, asersi
yang berhubungan. 4) Laporan harus menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada
pihak-pihak tertentu, dalam situasi tertentu.
Perbedaan yang paling nyata antara standar atestasi dan standar audit yang diterima
umum ada dalam standar atestasi 2 dan 3 (standar umum).
Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan penugasan atestasi, Auditing
Standards Board dari AICPA menerbitkan Statements on Standards for Attestation
Engagement (SSAE). Auditing Standard Board berusaha untuk membedakan antara
persoalan yang sebenarnya diatasi oleh standar auditing dengan yang seharusnya diatasi
oleh standar atestasi, walaupun keduanya merupakan praktik atestasi.
Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi pengecualian adalah untuk kaji
ulang laporan keuangan historis dari suatu entitas publik, yang dibahas dalam SSARS.
Standar atestasi dibentuk oleh Auditing Standards Board mengikuti proses yang sama
yang digunakan untuk standar auditing (Standar atestasi diberi label AT alih-alih AU).
Jenis-jenis penugasan atestasi
AICPA dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) bersama-sama
mengembangkan jasa assurance yang berhubungan dengan e-commerce dan teknologi
informasi. Kelompok jasa tersebut, dikenal sebagai WebTrust dan SysTrust, dilaksanakan
menurut standar atestasi. Sebagai tambahan, AICPA telah mengembangkan standar
atestasi spesifik di bidang-bidang berikut: 1) Lporan keuangan prospektif. 2) Informasi
keuangan pro forma. 3) Laporan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan
perusahaan swasta. 4) Ketaatan terhadap hukum dan aturan. 5) Penugasan prosedur yang
disetujui. 6) Diskusi dan analisis manajemen.
Tingkat jasa
Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang
berhubungan. 1) Pemeriksaan. Suatu pemeriksaan (examination) menghasilkan
keputusan yang positif, tingkat keyakinan yang tinggi, jumlah bukti ekstensif dan
distribusi umum. Dalam laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung
mengenai apakah penyajian dari asersi, dilihat secara keseluruhan, sesuai dengan kriteria
yang dapat diterapkan. 2) Review. Dalam suatu review, akuntan publik menyediakan
kesimpulan assurance negatif, tingkat keyakinan yang sedang, jumlah bukti signifikan,
dan distribusi umum. Untuk suatu laporan keyakinan negatif, laporan akuntan publik
menyatakan apakah ada informasi yang diperoleh oleh akuntan publik yang
mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dengan cara yang benar –benar sesuai
dengan kriteria yang dapat diterapkan. 3) Prosedur yang disetujui. Dalam penugasan
prosedur yang disepakati, semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik
disepakati oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan
pihak pemakai laporan akuntan publik. Tingkat keyakinan yang dimasukkan dalam
laporan semacam itu bervariasi, oleh karena itu laporan semacam itu terbatas dalam
distribusi hanya kepada pihak yang terlibat, jumlah bukti bervariasi, dan bentuk
kesimpulan temuan.
D. Jasa WebTrust
Jasa WebTrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan di bawah prinsip dan
kriteria Trust Services yang lebih luas, yang secara bersama diterbitkan oleh AICPA dan
CICA. Ketika melaksanakan jasa assurance WebTrust, kantor akuntan publik mengukur
apakah situs web perusahaan sesuai dengan lima prinsip Trust Services.
Lima prinsip Trust Services: 1) Keamanan, memastikan bahwa sistem dilindungi dari
akses yang tidak memiliki otorisasi (baik secara fisik maupun logs). 2) Ketersediaan,
memastikan bahwa sistem tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau
persetujuan. 3) Integritas pemrosesan, memastikan bahwa pemrosesan sistem lengkap,
akurat, tepat waktu, dan diotorisasi. 4) Privasi online, memastikan bahwa informasi
pribadi yang diperoleh sebagai hasil dari e-commerce dikumpulkan, digunakan,
diungkapkan, dan disimpan sesuai kesepakatan atau persetujuan. 5) Kerahasiaan,
memastikan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia dilindungi sesuai
kesepakatan atau persetujuan.
Akuntan publik dapat menerbitkan opini WebTrust berdasarkan salah satu prinsip atau
kombinasi dari prinsip-prinsip.
E. Jasa SysTrust
Jasa SysTrust menyediakan keyakinan kepada manajemen, dewan direksi, atau pihak
ketiga mengenai keandalan dari sitem informasi yang digunakan untuk menghasilkan
informasi real time.
Dalam penugasan SysTrust, akuntan publik yang memiliki lisensi SysTrust mengevaluasi
sistem komputer perusahaan dengan menggunakan prinsip dan kriteria SysTrust dan
menentukan apakah pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan. Akuntan publik
kemudian melakukan pengujian untuk menentukan apakah pengendalia tersebut
beroperasi secara efektif selama suatu periode tertentu. Jika sistem memenuhi
persyaratan dan prinsip dari kriteria SysTrust, laporan atestasi tanpa pengecualian
setingkat-pemeriksaan dikeluarkan berdasarkan standar atestasi AICPA. Laporan tersebut
mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip Trust Services atau kombinasi dari
beberapa prinsip SysTrust.
F. Laporan Keuangan Prospektif
Laporan keuangan prospektif (prospective financial statements) mengacu pada prediksi
atau ekspetasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa depan (laporan laba
rugi) atau pada suatu tanggal di masa depan (neraca).
Peramalan dan proyeksi
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif: 1)
Peramalan (forecast) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi
keuangan entitas yang diharapkan, hasiloperasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan
keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaratkan
informasi ini sebagai bagian dari permohonan pinjaman. 2) Proyeksi (projections) adalah
laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi,
dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggung jawab.,
berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis.
Manajemen biasanya menyiapkan kedua jenis laporan keuangan prospektif itu, tetapi
kantor akuntan publik telah mulai mengaitkan namanya dengan jenis-jenis laporan
tersebut pada tahun-tahun belakangan ini.
Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut: 1)
Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga mana pun,
contohnya peramalan keuangan dalam suatu prospectus untuk penjualan obligasi rumah
sakit. 2) Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa
pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung, contohnya penyertaan
proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.
Peramalan dapat disediakan baik untuk penggunaan umum maupun terbatas. Akan tetapi,
proyeksi terbatas pada jenis penggunaan terbatas, karena pemakai terbatas berada dalam
posisi yang lebih baik untuk memahami laporan prospektif dan asumsi yang
berhubungan ketimbang pihak ketiga.
Jenis penugasan
Standar atestasi AICPA melarang kantor akuntan publik melaksanakan review atas suatu
peramalan dan proyeksi, karena jasa review mengimplikasikan bahwa akuntan publik
dapat “dipuaskan secara moderat” baik mengenai ketepatan perhitungan dari proyeksi
maupun asumsi dimana proyeksi didasarkan. Untuk menghindari kebingungan antar
pemakai, AICPA menciptakan standar
atestasi
yang lebih spesifik, yang
menggambarkan jenis penugasan berikut untuk laporan keuangan prospektif: 1) Suatu
penugasan pemeriksaan dimana akuntan publik memperoleh kepuasan mengenai
kelengkapan maupun kewajaran dari semua asumsi. 2) Suatu penugasan kompilasi
dimana akuntan publik terutama terlibat dengan ketepatan perhitungan dari laporan dan
bukan kewajaran dari asumsi. 3) Penugasan prosedur yang disepakati dimana akuntan
publik dan semua pemakai dari laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas dan
spesifik.
Pemeriksaan laporan keuangan prospektif
Untuk pemeriksaan peramalan dan proyeksi, ada empat unsur: 1) Mengevaluasi
persiapan laporan keuangan prospektif. 2) Mengevaluasi asumsi pendukung yang
mendasari. 3) Mengevaluasi penyajian dari laporan keuangan prospektif mengenai
kesesuaian dengan penyajian AICPA. 4) Menerbitkan laporan pemeriksaan.
G. Penugasan Prosedur yang Disepakati
Ketika auditor dan manajemen atau pemakai pihak ketigasetuju bahwa audit akan
terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yag
disepakati.
Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan publik karena manajemen,
atau pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan.
SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar profesional utama yang membahas penugasan
prosedur yang disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka,
akan tetapi SAS membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas
persoalan non laporan keuangan.
H. Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain
Dasar akuntansi komprehensif
Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain: 1) Dasar kas atau dasar
kas yang dimodifikasi. 2) Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen
peraturan. 3) Dasar pajak pemdapatan. 4) Serangkaian kriteria pasti yang memiliki
dukungan substansial.
Elemen, akun, atau item khusus
Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspek tertentu
dari laporan keuangan. Otoritas untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah
SAS 62 (AU 623) Special Reports.
Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau item khusus.
Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal
tersebut diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama
antara audit elemen, akun, atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang
lengkap: 1) Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atau item yang sedang
diaudit dan bukan untuk laporan keseluruhan. 2) Standar pertama dari pelaporan di
bawah standar auditing yang diterima secara umum tidak dapat diterapkan karena
penyajian dari elemen, akun, atau item bukan merupakan suatu laporan keuangan yang
disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Surat ketaatan utang dan laporan yang serupa
Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang
serupa sebagai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah
paragraph opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekpresikan opini mereka atas
laporan keuangan. Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan
berikut dalam penugasan semacam itu: 1) Auditor harus memiliki kualifikasi untuk
mengevaluasi apakah klien telah memenuhi provisi dalam penugasan. 2) Auditor
sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk seorang klien untuk siapa
auditor melakukan audit untuk laporan keuangan keseluruhan. 3) Opini auditor
merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa tidak ada yang menarik auditor
yang akan mengarahkan auditor untuk merasa yakin terdapat ketidaktaatan.
Sumber Resume (Daftar Pustaka) :
Arens, Alvin A., dkk. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Keduabelas, Jilid 2. Jakarta.
Erlangga.
(Bagian 6: Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya)