PENGALIHAN FUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU (2)

PENYALAHGUNAAN FUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU PADA
MALANG TOWN SQUARE
Oleh: Gelanggoro Kismo Anintika
130721607432
ABSTRAK
Kota Malang yang cenderung mengalih fungsikan RTH (ruang terbuka hijau) menjadi
kawasan Industri dan Bisnis menyebabkan menurunnya luasnya Ruang Terbuka Hijau yang
ada di Kota Malang. RTH juga dapat disebut dengan ruang terbuka hijau yang berada di
kawasan perkotaan (RTHKP), seperti yang diatur didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
(Permendagri RTHKP). Dari permasalahan tersebut menunjukan pentingnya dilakukan
penelitian dengan tujuan untuk membandingkan perencanaan tata ruang kota malang dengan
kondisi sebenarnya dan untuk mengetahui pengalihan fungsi ruang terbuka hijau. Dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif dan observasi langsung dapat diperoleh hasil
bahwa di Malang sekarang Ruang Terbuka Hijau itu sudah sangat kurang bahkan sudah tidak
ada lagi Ruang Terbuka Hijau, karena Ruang Terbuka Hijau di Kota Malang sekarang sudah
digunakan untuk pembangunan-pembangunan mall ataupun apartemen. Contohnya adalah
pembangunan Mall Malang Town Square (MATOS), Mall Olympic Garden (MOG), Mall
Araya, Mall Sarinah, terletak di jalan Basuki Rahmad, Mall Malang Plasa, terletak di jalan
KH. Agus Salim, dan sebagainya.
PENDAHULUAN

Pada Tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota
Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin
meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah
perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan
fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi
perumahan dan industri, ruang terbuka hijau menjadi tempat perbelanjaan seperti
pembangunan malang town square dan malang olympic garden, dan sebagainya.
Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan
masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat
ekonomi para pendatang sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya
perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan,
di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak
bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi
kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu

cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu
diabaikan.
Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Malang hanya sekitar 14 persen dari total
luas wilayahnya, padahal ketentuan yang ditetapkan minimal 20 persen dari luas wilayah.
RTH Kota Malang yang berbentuk taman hanya seluas 109.487 meter persegi yang tersebar

di 31 titik. Sementara hutan kota yang tersebar di 11 titik mencapai 71.793 meter persegi dan
kebun bibit mencapai 5.800 meter persegi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Malang
sudah banyak yang beralih fungsi di antaranya adalah eksekusi lahan Akademi Penyuluh
Pertanian (APP) di Tanjung berubah menjadi kawasan perumahan mewah (Ijen Nirwana) dan
yang berlokasi di Jalan Veteran berubah menjadi mal, Malang town Square (Matos).
Bila kita melihat khususnya pada kota-kota besar
yang
ada
dalam
struktur
pembangunannya kurang begitu tertata dengan baik, seperti yang kemudian kita lihat pada
kota Malang, begitu banyak kasus pembangunan yang menyalahi aturan sehingga berdampak
kepada masalah social dan meluas sampai masalah lingkungan alam. Sebagai contoh, adanya
pembangunan Matos (Malang Town Square) yang sangat ironi, yaitu berada di kawasan
pendidikan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pembangunan di kawasan pandidikan dan
daerah resapan ini.
Didalam UU No.26 pasal 2 dan 3 tahun 2007 telah jelas bahwa penataan ruang itu
harus sesuai dengan dengan keserasian, keterpaduan, keterbukaan karena itu digunakan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Jadi
didalam UU No.26 tahun 2007 itu menyebutkan bahwa Ruang Terbuka Hijau tersebut sangat

penting untuk diadakan karena itu juga merupakan kepentingan masyarakat untuk
mendapatkan lingkungan yang layak yang bebas dari polusi. Karena dengan adanya Ruang
Terbuka Hijau (RTH) maka secara otomatis polusi udara yang ada di Kota Malang juga tidak
akan semakin bertambah bahkan semakin berkurang. Itu disebabkan karena Ruang Terbuka
Hijau mampu meminimalisir polusi udara yang ada bahkan Ruang Terbuka Hijau juga dapat
dijadikan sebagai paru-paru kota.
Menyikapi permasalahan diatas, maka dari pada itu diperlukan adanya penelitian
untuk membandingkan kondisi penggunaan lahan pada saat ini dengan rencana pembangunan
kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perencanaan pembangunan
kota dengan keadaan nyata yang ada pada kota malang serta pengalihan fungsi lahan terbuka
hijau.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah rangkaian dari cara / kegiatan pelaksanaan penelitian dan
didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta pertanyaan dan isu yang
dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini
menjelaskan prosedur / langkah-langkah yang harus dijalani, waktu penelitian, kondisi data
dikumpulkan, sumber data serta dengan cara apa data tersebut dibuat dan diolah. Tujuan dari
rancangan ini adalah menggunakan metode penelitian yang baik dan tepat, dirancang

kegiatan yang bisa memberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam
penelitian.
Penelitian deskriptif merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang berlangsung saat ini maupun
yang lampau. Penelitian deskriptif, tidak hanya dapat menjelaskan suatu kondisi saja, namun
dapat juga menjelaskan keadaan dan dalam langkah-langkah perkembangannya. Penelitian
yang demikian disebut dengan penelitian perkembangan ( developmental studies ). Ada 2
sifat di dalam penelitian perkembangan yakni longitudinal / sepanjang waktu dan cross
sectional / dalam potongan waktu. Penelitian juga menggunakan metode Observasi langsung.
Dengan membandingkan rancangan tata ruang kota dengan kondisi yang ada sekarang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara geografis kota Malang adalah salah satu kota yang cukup strategis di provinsi
Jawa Timur, karena selain menjadi objek dari pada wisatawan baik dari dalam maupun luar,
kota Malang juga menyajikan keunikan lainya yaitu menjadi salah satu kota pendidikan di
Jawa Timur. Tentu saja hal ini sangat mengundang daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan
hal tersebut akan membawa pada berbagai aspek-aspek dalam kehidupan, mulai dari aspek
social, ekonomi, maupun aspek lingkungan.
Berbagai aspek-aspek diatas tentunya akan membawa berbagai dampak yang sangat
luar biasa di kota Malang, seperti bertambahnya kaum urban, pelajar/mahasiswa dll, maka
tentunya hal pertama yang harus menjadi perhatian dari pada pemerintah malang sendiri

adalah masalah terkait dengan pembangunan kota tersebut. Mulai dari perbaikan
infrastruktur, maupun penambahan berbagai fasilitas-fasilitas umum dengan tujuan untuk
semakin mempermudah kegiatan masyarakatnya.
Seiring dengan semakin banyaknya kaum pendatang di kota Malang, maka ini akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi, dan berdampak kepada persaingan terutama para

konglomerat yang ingin semakin menguatkan bisnis-bisnisnya. Sehingga hal tersebut akan
berdampak kepada pembangunan gedung-gedung terutama yang diperuntukan untuk kegiatan
bisnis/ekonomi.
Namun tanpa disadari dengan semakin banyaknya pembangunan oleh para
konglomerat tersebut banyak factor-faktor negative yang timbul salah satunya yakni terkait
dengan aspek lingkungan terutama permasalahan sulitnya mendapatkan lahan/tanah produktif
karena sebagian besar memang tanah-tanah di kota-kota besar khususnya kota malang telah
di gunakan untuk pembangunan yang diperuntukan untuk kegiatan ekonomi kebanyakan. Hal
tersebut biasa kita lihat pada pendirian berbagai tempat-tempat pusat perbelanjaan maupun
mall serta apartemen, seperti Mall Malang Town Square (MATOS), Mall Olympic Garden
(MOG), Mall Araya, Mall Sarinah, terletak di jalan Basuki Rahmad, Mall Malang Plasa,
terletak di jalan KH. Agus Salim, Mall Gadjah Mada Plasa, terletak di jalan KH. Agus Salim,
Mall Mitra I Dept. Store, terletak di jalan KH. Agus Salim, Mall Carefour Express, terletak di
Jalan A. Yani, Mall Matahari Dept. Store di pasar besar, Mall Ramayana yg terletak di Jl

Merdeka, Plaza Dieng, jalan Raya Dieng, @MX Mall, jalan Veteran, Pusat Perbelanjaan,
Pasar Besar Malang, Pasar Blimbing, Pasar Dinoyo, Pasar Bunul, Pasar Mergan, Pasar
Tawangmangu, Pasar Bareng, Pasar Sukun, Pasar Gadang, Pasar Induk Gadang, Pasar
Burung & Tanaman Hias, Pasar Comboran, Pertokoan Kayutangan, Pertokoan Arif Margono,
Pusat Ruko Sawojajar, Pusat Ruko Sulfat, Sentra Industri Keripik Tempe Sanan, Sentra
Kuliner Pulosari, Mall Giant, dekat stadion Gajayana.
Aktivitas tersebut kalau dilihat dari sudut lingkungan, maka dampaknya akan sangat
negative sekali. Tentunya pembangunan akan sangat tergantung dari lahan yang tersedia,
artinya semakin banyak lahan yang digunakan untuk pembangunan maka lahan tersebut akan
semakin berkurang atau sempit. Apalagi di kota-kota besar seperti malang dengan
pembangunan terkait kegiatan bisnis yang terus-menerus dilakukan konsekuensinya juga
akan berdampak pada tanah ataupun lahan yang semakin berkurang dan sempit. Selain itu
akan merugikan masyarakat sekitar yang terkena dampak pembangunan tersebut.
Beberapa dasar hukum yang menunjukkan pentingnya IMB (Izin Mendirikan
Bangunan) antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan
bangunan, Peraturan Walikota Tahun 2005 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2001 tentang rencana tata ruang wilayah serta banyak lagi dasar
hukum yang melandasi diperlukannya ijin mendirikan bangunan.

Setiap Kota di Indonesia tentu memiliki target dan sasaran dalam bidang

pembangunan. Salah satu bagian dari proyek pembangunan di Kota Malang adalah
didirikannya Malang Town Square (MATOS) yang merupakan salah satu pusat belanja
terbesar di Kota Malang. Namun, terdapat banyak pro dan kontra ketika Malang Town Square
dibangun. Perijinan pembangunan Malang Town Square dinilai melanggar Perda Nomor 7
Tahun 2001 tentang RTRW Kota Malang 2001-2011, yang mana lokasi yang sekarang
dibangun Matos merupakan kawasan pendidikan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH), bukan
kawasan perdagangan dengan skala regional.
Syarat yang perlu dan penting untuk diperhatikan dalam pembangunan MATOS
adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), sebagaimana diwajibkan dalam
UU No.23 / 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 24 / 1992 tentang
Penataan Ruang, PP No. 27 / 1999 tentang AMDAL, Kepmen LH No. 3 / 2000 tentang Jenis
Usaha dan / atau kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL. (www.hmifiaub.blogspot.com) Bila ditelitil lebih jauh, ternyata MATOS tidak atau belum memiliki
dokumen AMDAL. Dan parahnya, dalam penyusunan dokumen AMDAL peran serta pihak
terkait (masyarakat, kampus dan sekolah) tidak dilibatkan secara utuh dan terkesan
dimanipulasi. Ini berarti MATOS sudah tidak layak untuk diteruskan pembangunannya
karena bertentangan dengan prosedur pendirian bangunan. Jika ini yang terjadi maka akan
merusak lingkungan dan sama artinya menggadaikan titipan anak cucu kita untuk kelestarian
lingkungan.
Dalam pembangunan berwawasan lingkungan setiap daerah harus memperhatikan
penataan ruang di daerah sesuai dengan UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Pada

pasal 28:” rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau; rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka nonhijau.” Sedangkan pada pasal 29 menjelaskan:” Proporsi
ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota.
Hal ini sangat timpang dengan pembangunan di kota malang yang lahan hijuanya
semakin berkurang. Kasus ini sangat terlihat pada pembangunan Malang Town Square yang
terletak pada kawasan hijau dan daerah resapan. Selain itu, pembangunan Malang Town
Square juga tidak memperhatikan amdal. Maka dari pada harus ada upaya yang tegas dari
pemerintah untuk membangun regulasi yang lebih jelas dan tegas agar hal serupa tidak
terulang kembali.

KESIMPULAN
Tanah perkotaan merupakan wilayah strategis yang menjadi incaran masyarakat.
Berbeda dengan tanah pedesaan, tanah perkotaan memiliki banyak kelebihan seperti dekat
pusat pemerintahan, banyaknya peluang usaha, mudah dijangkau, memiliki sarana dan
prasarana lengkap. Akibatnya banyak masyarakat yang berkeinginan untuk tinggal di
perkotaan.
Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan masyarakat perkotaan maka tanah
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini mengakibatkan munculnya para spekulan tanah
dalam penguasaan tanah, terutama tanah-tanah yang berada di wilayah strategis. Tindakan

para spekulann tanah tersebut tentu saja merugikan masyarakat dan pemerintah.
Selain semakin sulitnya menemukan lahan-lahan kosong, ijin terkait pendirian
pembangunan di suatu lahan/tanah tersebut juga sangat sulit. Karena memang lahan yang ada
di kota-kota besar seperti malang juga semakin langka. Lahan-lahan yang ada memang telah
banyak terbuang untuk berbagai kegiatan yang mecangkup bisnis dan kepentingan pribadi.
Padahal idealnya lahan di perkotaan juga harus di manfaatkan untuk kelestarian lingkungan.
Hal tersebut sangat erat dengan kebijakan akan adanya Ruang Terbuka Hijau.
Dapat terlihat bahwasanya pembangunan Matos (Malang Town Square) yang secara
legal formal menyalahi aturan, karena memang wilayah tersebut seharusnya adalah kawasan
pendidikan yang memang harus dijauhakan dari hal-hal yang berbau hiburan, selain itu
kawasan tersebut adalah daerah resapan air juga kawasan yang memang diperuntukkan untuk
ruang terbuka hijau (RTH).
DAFTAR RUJUKAN
Filaili, Nur Endah. 2013. Pengalihan Fungsi RTH. http://www.academia.edu/4768108/Tugass.
Diakses pada pukul 18.30, tanggal 1 Oktober 2014.
Dewi.

2012.

Kota


Malang.

http://wehavenoideax4.blogspot.com/2012/01/kota-

malang.html. diakses pada pukul 18.05, tanggal 1 Oktober 2014.
Abdul

Malik.

Teknik

Pengumpulan

Data.

http://3.bp.blogspot.com/-

e0ECYtKDl7U/UZO08U97WgI/AAAAAAAAAC4/ooTEQZhv5uQ/s1600/Teknik+Pengumpu
lan+data+angket.jpg . diakses pada pukul 18.05, tanggal 1 Oktober 2014.


Study

and

learning

now.

2013.

Tinjauan

Pustaka

Ruang

Terbuka

Hijau.

http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/tinjauan-pustaka-ruang-terbukahijau.html . Diakses pada pukul 18.10, tanggal 1 Oktober 2014.
Pemerintah Kota Malang. http://www.malangkota.go.id/halaman/1606071#ixzz3FWnDpYbd.
Diakses pada pukul 20.21, tanggal 7 Oktober 2014.
http://ana19islam.blogspot.com/2012/06/analisis-berkurangnya-rth-ruang-terbuka.html
Diakses pada pukul 20.30, tanggal 7 Oktober 2014.
http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/macam-macam-metode-penelitian.html.
Diakses pada pukul 20.30, tanggal 7 Oktober 2014.

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN THERMAL INSULATOR RUANG BAKAR MIKRO GAS TURBIN

3 71 18

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI CAIRANUNTUK GANGGUANKESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADAAN.Z DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

0 53 22

PERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG

3 77 21

PERAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI KOLABORATIF PEMBERIAN TERAPI INSULIN SEBAGAI TINDAKAN DALAM PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERGLIKEMI DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN TAHUN 2012

1 55 23

PENGARUH DAYA TARIK REALITY SHOW MASIHKAH KAU MENCINTAIKU TERHADAP PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG SIKAP TERBUKA PADA PASANGAN (Studi Pada Pemirsa Acara Televisi reality show Kelurahan Tukang kayu RT/RW 02/05, Kecamatan Banyuwangi, Kota Banyuwangi)

0 67 2

FUNGSI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL WAYANG KULIT DALAM ACARA RUWATAN ALAM (Studi Pada Tradisi Ruwatan Alam Di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)

0 94 37

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG FUNGSI SERIKAT PEKERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

1 27 2

FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

5 65 215

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

3 69 100