Organisasi dalam meningkatkan keefektifan organisasi (6)

BAB IX
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
9.1. Pengertian Organisasi
Beberapa pengertian organisasi adalah sebagai berikut
John M Gaus
Tata hubungan antara orang untuk dapat mencapai tujuan bersama
dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
John D Millet
Kerangka struktur dimana pekerjaan dari banyak orang dilakukan guna
mencapai tujuan bersama, sedemikian sehingga merupakan suatu sistem
penugasan pekerjaan diantara kelompok orang melalui tahapan tertentu
Paul R Lawrence & Jay W Lorsh
Koordinasi dari bermacam-macam aktifitas penyumbang (kontributor)
individual untuk menjalankan transaksi-transaksi yang telah direncanakan
dengan lingkungannya
Penyumbang-penyumbang
Organisasi
individual
(pembagian kerja dan koordinasi)
Lingkup yang lebih luas


Gambar 9.1. Definisi Organisasi P R Lawrence dan J W Lorsh
Ciri-Ciri Organisasi
Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut :
1. Adanya sekelompok orang
2. Antar hubungan terjadi dalam suatu kerjasama yang harmonis
(pembagian kerja)
3. Kerjasama didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggung jawab masingmasing orang untuk mencapai tujuan

171

9.2. Pendekatan Sistem Dalam Teori Organisasi
9.2.1. Organisasi Sebagai Sistem Tertutup
Sistem tertutup apabila tidak ada material yang masuk atau keluar
sistem, memandang organisasi sebagai instrumen/alat yang didisain
untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik
Karakteristik Organisasi sistem tertutup :


Mencapai hal-hal yang bersifat pasti dan dapat diprediksi (certainty
dan predictable)




Menitik beratkan pada efisiensi dan proses-proses internal



Perhatian yang kurang terhadap aspek-aspek pengaruh lingkungan
luar (external environment) terhadap fungsi internal

9.2.2. Organisasi Sebagai Sistem Terbuka
Sistem terbuka apabila ada material yang masuk atau keluar
sistem, organisasi sebagai sistem terbuka terdapat interaksi dengan
lingkungannya dan terbuka dalam interaksinya yang kontiniu dengan
lingkungan
`
MASUKAN
bahan mentah
sumber daya modal
sumber daya manusia

energi
informasi

ORGANISASI
(PROSES)

KELUARAN
keluaran
dampak social
produk
bahan baku

LINGKUNGAN
Gambar 9.2. Organisasi Sistem Terbuka

172

Karakteristik organisasi sistem terbuka, adanya :



Pemasukan energi



Proses transformasi atau pengubahan bentuk



Masukan atau keluaran



Siklus kejadian (cycles of events)



Entropy negatif




Keadaan mantap & leseimbangan dinamis



Memasukkan informasi, umpan balik negatif (negative feedback)
dan proses pengkodean



Differensiasi



Kesamaan tujuan akhir (equifinality)

9.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi
dan hubung-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk
mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan
dalam bentuk gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan unitunit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada.

Penggambaran organisasi dalam satu bagan merupakan suatu hasil
keputusan yang telah dicapai tentang struktur organisasi yang bersangkutan.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan bagan organisasi
adalah sebagai berikut :
a. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama perusahaan
yang bersangkutan.
b. Bagan organisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan
hubungan-hubungan yang ada di dalam perusahaan.
c. Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang
ideal sebagai pedoman untuk mengetahui siapa bawahan dan atasan.
Bagan struktur organisasi biasanya disusun secara piramidal, di bagian
atas menyempit sedang di bagian bawah melebar. Bagan tersebut
memperlihatkan tingkatan-tingkatan yang ada dalam perusahaan, dan

173

pendelegasian wewenang yang digambarkan dengan garis lurus sedangakan
koordinasi pekerjaan digambarkan dengan garis putus-putus.
9.4. Bentuk- Bentuk Organisasi
Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas :

9.4.1. Organisasi Garis
Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua dan paling
sederhana. Organisasi dengan jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya
merupakan pimpinan tertinggi yang mempunyai hubungan langsung
dengan bawahan. Di sini setiap bagian-bagian utama langsung berada
dibawah seorang pemimpin serta pemberian wewenang dan tanggung
jawab bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas
melalui jenjang hirarki yang ada. Bentuk organisasi garis dapat dilihat
pada Gambar 4.3.
Kebaikan-kebaikan organisasi garis adalah :
a. Bentuknya sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan.
b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas.
b. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan perintah
sehingga mempermudah pemeliharaan disiplin dan tanggung
jawab.
c. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat karena
komunikasi cukup mudah.
Kekurangan-kekurangan organisasi garis adalah :
a. Bentuk organisasi tidak fleksibel.
b. Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar.

b. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah
terjadi kekacauan bila seseorang dalam garis organisasi “hilang” .

174

Pengawas
Pelaksana
Supervisor A

Supervisor B

Supervisor C

Pekerja
Pelaksana

Pekerja
Pelaksana

Pekerja

Pelaksana

Gambar 9.3 Bagan Organisasi Garis
9.4.2. Organisasi Garis dan Staf
Dalam organisasi ini terdapat dua kelompok orang-orang yang
berpengaruh di dalam menjalankan organisasi, yaitu:
a. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan, yang digambarkan dengan garis atau lini.
b. Orang yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang
dimilikinya, orang ini berfungsi hanya untuk memberikan saransaran pada unit operasional. Orang-orang tersebut disebut staf.
Didalam organisasi garis dan staf :


Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dipergunakan
secara maksimal.



Dalam melaskanakan pekerjaannya, anggota garis atau lini dapat
meminta pengarahan serta informasi dari staf.




Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi
pelaksana.



Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Kebaikan-kebaikan organisasi garis dan staf adalah :
a. Adanya pembagian tugas yang jelas antara orang-orang yang
melaksanakan tugas pokok dan penunjang.

175

b. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangan secara
matang oleh segenap orang yang terdapat dalam organisasi,
termasuk staf.

c. Adanya kemampuan dan bakat yang berbeda-beda dari anggota
organisasi memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.
d. Adanya ahli-ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan
yang lebih baik.
e. Disiplin para anggota tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh
sesorang

sesuai

dengan

bakat

keahlian,

pendidikan

dan

pengalamannya.
Kekurangan-kekurangan organisasi garis adalah :
a. Bagi para pelaksana operasional perbedaan antara perintah dan
saran tidak selalu jelas. Maksudnya dalam melaksanakan tugastugas operasional, orang-orang lini/garis dihadapkan pada dua
macam atasan, yaitu atasan yang terdapat dalam jalur komando
yang mempunyai hak memerintah dan pimpinan staf yang
meskipun hanya berhak memberikan saran, namun perlu pula
ditaati karena sarannya didasarkan pada keahlian dan wewenang
fungsional.
b. Saran serta nasihat dari staf mungkin kurang tepat atau sulit
dilaksanakan, karena kurang adanya tanggung jawab terhadap
pekerjaan.
c. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf
sehingga gagasan tersebut tidak berguna.
d. Timbul kekacauan bila tugas-tugas tidak dirumuskan dengan jelas.
e. Bentuk organisasi garis dan staf dapat dilihat pada Gambar 4.4.

176

Pengawas Pelaksana
Staf (estimator)

Kepala
Pelaksana I

Kepala
Pelaksana II

Kepala
Pelaksana III

Gambar 9.4 Bagan Organisasi Garis dan Staf.
9.4.3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah bentuk organisasi yang mendasarkan
pembagian tugas serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh
pejabat-pejabatnya. Organisasi yang berbentuk fungsional tidak terlalu
menekankan pada hirarki struktural, tetapi lebih pada sifat dan macam
fungsi yang perlu dijalankan.
Dalam organisasi seperti ini seorang bawahan dapat menerima
beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta harus mempertanggung
jawabkannya pada masing-masing pejabat yang bersangkutan. Bentuk
organisasi fungsional dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Kebaikan-kebaikan organisasi fungsional adalah :
a. Adanya spesialisasi menyebabkan perencanaan tugas dapat
dilakukan dengan baik.
b. Spesialisasi karyawan dapat dilakukan secara maksimal.
c. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dilakukan
atau dijalankan.
d. Pekerjaan mental dapat dipisahkan dari pekerjaan fisik.
Kekurangan-kekurangan organisasi fungsional adalah :
a. Tanggung jawab terbagi-bagi, sehingga jika terjadi suatu masalah
tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab.
b. Ditinjau

dari

segi

karyawan,

banyaknya

atasan

akan

membingungkan.

177

c. Terjadinya
menyebabkan

saling

mementingkan

koordinasi

yang

fungsi

bersifat

masing-masing

menyeluruh

sukar

dijalankan.
d. Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karena anggota
organisasi terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang
keahliannya saja, sehingga untuk mengadakan pertukaran jabatan
harus dilakukan suatu pendidikan yang intensif terlebih dahulu.
Kepala Bagian Produksi

Seksi
Teknisi

Seksi
Produksi

Seksi
Tata Cara

Pekerja
Pelaksana

Pekerja
Pelaksana

Pekerja
Pelaksana

Gambar 9.5 Bagan Organisasi Fungsional.
9.4.4. Organisasi Komite/Panitia
Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari
pada hasil pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan
kerja sama dari kelompok orang adalah dengan membentuk satu
kelompok tetap yang disebut komite.
Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang
yang diberi kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat
membuat keputusan bersama-sama. Dengan adanya komite, diharapkan
akan dapat meghilangkan iri hati atau pertentangan diantara anggota
kelompok dan dapat dihindari hambatan-hambatan yang timbul akibat
adanya perintah-perintah yang simpang siur antara pimpinan yang
setingkat.
Komite dapat dibagi atas 4 (empat) macam, yaitu :
a. Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak
(biasanya terdapat pada tingkat-tingkatan institusional).
178

b. Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunyai hak
untuk menolak (hak veto).
c. Komite penasehat.
d. Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi.
9.5. Proses Manajemen
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan
yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di
dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di
masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari
pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah
diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang
lebih dikenal sebagai proses manajemen.
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :
1. Penetapan tujuan (goal setting).
2. Perencanaan (planning).
3. Staffing.
4. Pengaturan (Directing).
5. Pengawasan (Supervising).
6. Pengendalian (controlling).
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat
dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu
tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait
yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang
telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan
antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer
memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan,
tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan
oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain. Terdapat beberapa
jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah :

179

1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu
(Legitimate).
2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive power).
3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward power).
4. Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau
melakukan peniruan (Reference power).
5. Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman,
kemampuan, dan keterampilan (Expert power).
9.5.1. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu
proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas
mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Effektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh
kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu
sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan.
3. Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan
keberhasilannya.
4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan
tujuan tersebut harus bisa dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat
dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah
(top-down) atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak
(bottom-up) atau pendekatan dari bawah.
Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak-bawah (topdown), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas.
Tujuan yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan
lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan

180

lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah
sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari
bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan
dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah.
Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada
lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan
tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan
manajemen puncak (top management), tujuan tersebut akhirnya
terumuskan sebagai kesepakatan bersama.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan
dengan tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau
tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan
kata lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global.
Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga
bersifat sangat spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan
bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi
mendatang. Bagi bagian pemasaran, tujuan tersebut dapat dirumuskan
lagi dalam bentuk sasaran penjualan (misalkan dalam rupiah) tahun
mendatang yang harus dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan
tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi yang harus
dilakukan.
9.5.2. Perencanaan
Perencanaan

merupakan

proses

pemilihan

informasi

dan

pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang
untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan
menjadi :

181

1.

Kebijaksanaan

(policy),adalah

rencana

yang

menerangkan

keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif
yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2.

Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan
yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.

3.

Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan
yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.

4.

Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan yang direncanakan.

5.

Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran
uang dalam suatu kegiatan.

6.

Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut
pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut

jangkauan waktu atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana
yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan
sebutan rencana janka panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5
tahun mendatang. Di lain pihak ada rencana yag jangkauan waktunya
lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan
mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional (taktis).
Langkah-langkah

yang

perlu

dilakukan

dalam

menyusun

perencanaan secara umum adalah sebagai berikut :
1.

Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.

Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan
kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka
pencapaian tujuan tersebut.

3.

Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan
dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya.

4.

Menetapkan batasan-batasan perencanaan.

182

5.

Menetapkan alternatif-alternatif rencana.

6.

Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang
ada.

7.

Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta
penjadwalan pelaksanaannya.

8.

Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang
diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.

9.5.3. Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan
pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan
proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada
tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right
position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi
tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan
dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus
dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta
keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan
(job

description)

dan

persyaratan

jabatan

(job

requirement).

Berdasarkan kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini
pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1.

Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan
kebutuhan

tenaga

kerja

dalam

suatu

organisasi

dengan

mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang
akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar
seperti kondisi pasar tenaga kerja.
2.

Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari
pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi
itu sendiri.

183

3.

Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan
posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari
proses pengerahan tenaga kerja.

4.

Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk
satu posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan
pelatihan bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi
persyaratan jabatannya.

5.

Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang
ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan
mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu
(secara berkala).

9.5.4. Pengaturan (Directing)
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk memobilisasi sumbersumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam
satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan
proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar
dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang
memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana
hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang
dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang
berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian
dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan
memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus
memperhatikan aspek motivasi tersebut.
Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah
koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
1.

Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang
masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada
dasarnya makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka

184

koordinasi yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa
jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga mempengaruhi
kemampuan tersebut.
2.

Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau
informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang.

3.

Adanya kesatuan komando.

9.5.5. Pengawasan (Supervising)
Pengawasan

(supervising)

didefinisikan

sebagai

interaksi

langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk
mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu
kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan
informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok
yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh
manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu.
Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda
dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang
kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.
Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga
bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa
mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini.
Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok
formal-informal harus dilakukan dengan baik.
9.5.6. Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai,
yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat
kaitannya

dengan

kegiatan

perencanaan

sebab

pada

kegiatan

pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat
dicapai atau tidak.

185

Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
1.

Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja
yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.

2.

Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan
standard yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

3.

Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada
dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses
manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan
perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga
proses manajemen berulang kembali.

186

9.6. Profil Perusahaan
9.6.1. PT. Iron Mine
PT. Iron Mine merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan dengan memproduksi besi dalam bentuk
konsentrat. Kegiatan usaha Perseroan dimulai sejak tahun 2014.
Perseroan ini didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
melalui merjer dengan PT. ANTAM (Aneka Tambang).
Visi

: Menjadi Perusahaan Tambang Besi dengan keunggulan
Kompetitif Berskala Regional dengan Pertumbuhan sehat
dengan tetap meminimalkan dampak lingkungan.

Misi

: Menyediakan produk besi bermutu bagi kemakmuran
Bangsa.

Manajemen Perusahaan terdiri dari :
Struktur Organisasi Perusahaan
Fungsi tiap bagian adalah sebagai berikut :
 Direktur
Direktur sebagai Organ Perusahaan bertugas dan bertanggung
jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Pelaksanaan
tugas oleh masing‐masing anggota Direksi merupakan tanggung
jawab bersama.
Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Memimpin
berdasarkan

perusahaan

sesuai

dengan

hasil

umum

pemegang

rapat

wewenangnya
saham

guna

mengembangkan kegiatan perusahaan.
2. Menetapkan rencana kerja perusahaan beserta pedoman
pelaksanaanya.
3. Memimpin

dan

mengawasi

penyelenggaraan

peraturan

perusahaan.
4. Menetapkan kebijaksanaan tentang pembinaan pengurusan,
penguasaan dan pengembangan perusahaan, menyelenggarakan
program kerja/melaksanakan rencana kerja.

187

5. Membina keterampilan dan kesejahteraan para karyawan
perusahaan/memberi motivasi, pengarahan dalam melaksanakan
kegiatan perusahaan pada semua karyawan.
6. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas Manager Operasional,
Manager Keuangan, Manager K3 dan Lingkungan, Manager
Perencanaan dan Manager Pemasaran.
 Sekertaris
Sekretaris Perusahaan merupakan Organ Pendukung Direktur
yang berfungsi sebagai pejabat penghubung (liason officer) antara
Perusahaan dengan Pemegang Saham dan pihak‐pihak yang
berkepentingan dengan Perusahaan dalam rangka pemberian atau
penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan Perusahaan.
 Divisi Operasional
Manager Operasional memiliki tugas sebagai berikut :
1. Mengawasi dan megkoordinir bagian-bagian yang ada pada
divisi operasional.
2. Membuat perencanaan produksi.
3. Mengawasi jalannya proses produksi.
4. Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi.
5. Membuat laporan-laporan berdasarkan informasi-informasi dari
masing-masing bagian di departemen operasional yang
ditujukan pada Direktur maupun departemen-departemen yang
terkait.
Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Direktur.
Dalam divisi ini ada beberapa elemen lainnya, yaitu :
1. Kepala Bagian Produksi, dengan sub bagian Dump Truck dan
Heavy Equipment
2. Kepala Bagian Workshop, dengan sub bagian terdiri dari :
Mekanik, Electric dan Sipil
3. Kepala Bagian Pembelian, dengan sub bagian : Pembelian dan
Logistik
188

 Divisi Penjualan dan Pemasaran
Manager Penjualan dan Pemasaran memiliki tugas sebagai berikut :
1. Melakukan

perencanaan

strategi

pemasaran

dengan

memperhatikan trend pasar dan sumber daya perusahaan.
2. Merencanakan Marketing Research yaitu dengan mengikuti
perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis dari
perusahaan pesaing.
3. Melakukan perencanaan analisis peluang pasar.
4. Melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi
penurunan order.
5. Menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran
6. Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar.
7. Merencanakan pengembangan jaringan pemasaran.
 Divisi Perencanaan
1. Merencanakan strategi pemasaran dengan memperhatikan trend
pasar dan sumber daya perusahaan.
2. Merencanakan Marketing Research yaitu dengan mengikuti
perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis dari
perusahaan pesaing.
3. Melakukan perencanaan analisis peluang pasar.
4. Melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi
penurunan order.
5. Menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran
6. Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar.
7. Merencanakan pengembangan jaringan pemasaran.
 Divisi Keuangan
1. Memberikan sumber dana untuk kegiatan usaha, agar
pelaksanaanya sesuai dengan program/schedule perusahaan.
2. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan dari suatu
organisasi yang meliputi bagian bidang yang berada dibawah
kewenangannya.
189

3. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Direktur.
4. Bagian ini terdiri dari :
5. Bagian Keuangan, dengan sub bagian : Kasir, Budget dan
Kredit, Invoice dan Penagihan
6. Bagian Akunting, dengan sub bagian : Hutang Usaha (Akunting
Umum dan Akunting Biaya) dan Pajak
7. Bagian Umum dan Personalia, terdiri dari : Karyawan, Pencatat
waktu, Gaji dan Upah, Umum

190

DIREKTUR

Divisi
Operasional
Produksi
Logistik

Divisi
Penjualan &
Pemasaran

Divisi
Perencanaan

SEKERTARIS

Divisi
K3, SDM &
Lingkungan

Divisi
Keuangan
Keuangan
Akunting
Personalia

Workshop

Gambar 9.6 Struktur Organisasi PT. Iron Mine

191

9.7. Manajemen Perusahaan
9.7.1. Manajemen Operasi Penambangan
Jumlah cadangan bijih besi 622.004m3 akan ditambang selama 6
tahun dengan target produksi pertahun 103.667m3.dengan menggunakan
1 unit alat gali dan 1 unit alat angkut, jumlah cadangan yang ada,
metode yang digunakan pada PT Iron Mine dengan menggunakan
metode open pit.
9.7.2. Manajemen Peralatan
 Pengupasan Tanah Penutup
Untuk memenuhi target produksi 4.769 m3/hari proses
pengupasan Overburden menggunakan 1 unit alat gali Backhoe
Komatsu PC750SE dan 5 unit alat angkut Dump Truck Hino
FM260JD yang disewa selama 2 bulan.
 Produksi Penambangan
Untuk memenuhi target produksi 346 m3/hari produksi
Penambangan menggunakan 1 unit alat gali Backhoe Komatsu
PC160LC dan 3 unit alat angkut Dump Truck Hino Dutro 130 yang
dibeli.
9.7.3. Manajemen Penjualan dan Pemasaran
PT Iron Mine melakukan kerja sama penjualan hasil tambang
bijih besi kepada PT Antam dalam bentuk material hasil galian yang
akan di angkut dari pelabuhan PT iron mine menggunakan Kapal
tongkang menuju pabrik pengolahan PT Antam.proses pengangkutan ini
di lakukan 1x dalam seminggu,dengan kapasitas angkut kapal tongkang
2500m3
9.8. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja :
1.

Perkiraan Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja,
didasarkan pada pertimbangkan :


Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal
kerja di tiap bidang tugas.
192



Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian dari
peralatan sesuai dengan jadwal.



Personil pemeliharaan / perawatan untuk merawat peralatan
tambang, memperbaiki peralatan sesuai dengan perkiraan perawatan
tahunan.



Personil layanan antara lain sebagai pengelola gudang, petugas
kebersihan dan buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.

2.

Perencanaan Tenaga Kerja
Pembagian pekerjaan dan penempatan tenaga kerja untuk masing-masing
alternatif tenaga kerja.
Tabel 9.1 Perkiraan dan Perencanaan Tenaga Kerja
To
tal
Pekerjaan

Pendidi
kan

Pen

K

gala

ar

man

ya
w
an

S
t
a
t
u
s
T

Direktur

Sekretaris

S1-S2

10

Umum

th

e
1

t
a

S1

p
T

Ekonom

e

i

5 th

1

t

Manaje

a

Kepala Divisi

men
S1

p
T

Perencanaan

Pertamb

e

angan

t

3 th

1

a

193

p
T
Kepala Divisi

S1

Operasi

Pertamb

Tambang

angan

e
3 th

1

t
a
p
T

Kepala Divisi

S1

Perawatan dan

Pertamb

Lingkungan

angan

e
3 th

1

t
a
p
T

Kepala Bagian
Keuangan

S1
Akuntan

e
3 th

1

si

a
p
T

S1
Kepala Bagian

Teknik

Lingkungan

Lingkun

t

e
2 th

1

t
a

gan

p
T

Kepala Bagian

S1

e

Keselamatan

Pertamb

Kerja

angan

a

Operator Alat

SMK/Se

p
T

Mekanis

derajat

2 th

1 th

1

3

t

d
k
T
e
t
194

a
p
To

S

tal
Pekerjaan

Pendidi
kan

Pen

K

gala

ar

man

ya

t
a
t
u

w

s

an

T
d
k
Satpam

SMU

1 th

2

T
e
t
a
p

TOTAL

22

Syarat untuk posisi Direktur :
1. Pria/wanita
2. Memiliki latar belakang pendidikan S2 semua bidang
3. Memiliki pengalaman kerja 10 tahun pada bidang manajerial
4. Bertanggungjawab untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan.
Syarat untuk posisi Sekretaris :
1. Wanita maksimal umur 28 tahun
2. Memiliki latar belakang pendidikan S1 Ekonomi/Manajemen
3. Memiliki pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun
4. Memilki penampilan yang menarik & berkepribadian baik
5. Jujur dan bertanggungjawab
6. Memiliki kemampuan berbahasa inggris
Kepala Divisi Perencanaan :
1. Pria maksimal umur 30 tahun
2. Memiliki latar belakang pendidikan S1 Pertambangan
3. Memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
Syarat untuk posisi Kepala Bagian Keuangan :
1. Pria/Wanita
195

2.
3.
4.
5.

Memiliki latar belakang pendidikan S1 Akuntansi
Minimal umur 23 tahun
Memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
Memiliki kemampuan menganalisa resiko keuangan perusahaan,
mengelola investasi
6. Memliki kemampuan merencanakan dan mengelola keuangan
perusahaan
Syarat untuk posisi Kepala Divisi Operasional :
1. Pria
2. Memiliki latar belakang pendidikan S1 Pertambangan
Syarat untuk posisi operator :
1. Pria
2. Memilki latar belakang pendidkian SMK/Sederajat
3. Dapat mengoperasikan alat berat
4. Jujur, bertanggungjawab dan disiplin
Syarat untuk posisi Satpam :
1. Pria
2. Memiliki latar belakang pendidikan SMA/Sederajat
3. Jujur, bertanggungjawab dan disiplin

196