KUESIONER BUDAYA ORGANISASI MODEL STEPHE
1
KUESIONER
BUDAYA ORGANISASI (MODEL STEPHEN P. ROBBINS)
EKO HERTANTO
PROGRAM PASCASARJANA
Sesuai dengan konteks pemberdayaan sumber
melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat di
daya manusia, agar menghasilkan karyawan yang
dalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah
profesional diperlukan adanya acuan baku yang
dan lebih efektif.
diberlakukan oleh suatu organisasi. Acuan tersebut
Budaya organisasi merupakan sistem
adalah budaya organisasi yang secara sistematis
penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang
menuntun karyawan untuk meningkatkan komitmen
berkembang dalam suatu organisasi dan
kerjanya bagi organisasi.
mengarahkan perilaku anggota-anggotanya.
Pabundu (2010:1), menjelaskan di Indonesia,
Budaya organisasi dapat menjadi instrumen
budaya organisasi mulai diperkenalkan di era 1990-
keunggulan kompetetif yang utama, yaitu bila
an ketika saat itu banyak dibicarakan perihal konflik
budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi
budaya, bagaimana mempertahankan budaya
tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat.
Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Budaya organisasi disebut juga budaya
Seiring dengan itu, budaya organisasi kemudian
perusahaan, sering disebut juga budaya kerja
dimasukkan dalam kurikukum berbagai program
karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja
pendidikan, pelatihan, bimbingan dan penyuluhan,
(performance) sumber daya manusia. Semakin kuat
baik di lingkungan perguruan tinggi dan instansi
budaya perusahaan, semakin kuat pula dorongan
pemerintah maupun di berbagai perusahaan
berprestasi. Salah satu faktor yang membedakan
swasta besar di Indonesia.
suatu organisasi dari organisasi yang lainnya ialah
Menurut Kusdi (2011:12), budaya atau
budayanya. Budaya merupakan faktor yang sangat
kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu
penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi.
buddhayah, merupakan bentuk jamak dari buddhi
Budaya organisasi dapat menjadi instrumen
(budi dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang
keunggulan kompetetitif yang utama, ketika budaya
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Disini
organisasi mendukung strategi organisasi dan
tampaknya menenkankan pada aspek kolektif,
dapat menjawab atau mengatasi tantangan
bahwa budaya adalah hasil kerja dari sejumlah akal
lingkungan dengan cepat dan tepat.
dan bukan hanya satu akal individu saja. Dalam
Menurut Jones (1998:30), “Organization
bahasa inggris, kebudayaan berasal dari kata
culture as the set of shared values and norm that
culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu
controls organizational member interactions with
mengelola dan mengerjakan. Wibowo (2007:15),
each other and with people outside the
menjelaskan budaya merupakan kegiatan manusia
organization” (Budaya organisasi adalah kumpulan
yan sistematis diturunkan dari generasi ke generasi
nilai-nilai dan norma yang mengendalikan interaksi
melalui berbagai proses pembelajaran untuk
antara anggota organisasi dengan anggota lainnya
menciptakan cara hidup tertentu yang paling sesuai
dan dengan orang yang berada diluar organisasi.
dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani
Kemudian Wirawan (2007:10), mendefinisikan
budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai,
organon yang berarti alat atau instrumen. Arti kata
asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan
ini menyiratkan bahwa organisasi adalah alat bantu
organisasi, yang dikembangkan dalam kurun waktu
manusia. Ketika seseorang mendirikan organisasi,
lama oleh pendiri, pemimpin, dan angota organisasi
tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri
yang disosialisasikan dan diajarkan kepada
2
anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas
organisasi tersebut dengan organisasi-organisasi
organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir,
lain).
sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam
Menurut Turner dalam Wibowo (2006:258),
memproduksi produk, melayani konsumen, dan
budaya organisasi adalah norma-norma perilaku,
mencapai tujuan organisasi.
sosial, dan moral yang mendasari setiap tindakan
Sedangkan Victor Tan dalam Tunggal (2007:2),
mengatakan budaya organisasi merupakan suatu
dalam organisasi dan dibentuk oleh kepercayaan,
sikap, dan prioritas anggotanya.
norma yang terdiri dari suatu keyakinan, sikap, core
TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
values, dan pola perilaku yang dilakukan orang
Robbins (2001:523-524), menggambarkan
dalam organisasi.
bagaimana budaya suatu organisasi dibangun dan
Menurut Drucker dalam Tika (2006:4), budaya
dipertahankan. Budaya asli ditunjukkan dari filsafat
organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-
pendirinya. Selanjutnya budaya ini sangat
masalah eksternal dan internal yang
mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh
mempekerjakan karyawannya. Tindakan dari
suatu kelompok yang diwariskan kepada anggota-
manajemen puncak menentukan iklim umum dari
anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
perilaku baik yang dapat diterima maupun tidak.
memahami, memikirkan dan merasakan terhadap
Bagaimanapun karyawan disosialisasikan, tingkat
masalah-masalah yang terkait. Sedangkan
sukses yang dicapai akan tergantung pada
menurut Robbins (2001:510), “Organizational
kecocokan nilai-nilai yang dianut oleh karyawan
culture refers to a system of shared meaning held
baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses
by members that distinguishes the organization
seleksi maupun pada preferensi. Proses
from other organizations” (Budaya organisasi
terbentuknya budaya organisasi dapat dilihat pada
sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut
gambar 1.
oleh anggota-anggota yang membedakan
Gambar 1
PROSES TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
Manajemen
Puncak
Filsafat dari Pendiri
Organisasi
Kriteria
Seleksi
Budaya
Organisasi
Sosialisasi
Sumber: Stephen P. Robbins. Organizational Behavior, 9th Edition, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2001), h.596.
KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI
Inovasi dan pengambilan resiko yaitu,
Menurut Robbins (2006:279), ada 7 (tujuh)
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
karakteristik primer yang secara bersama-sama
organisasi atau karyawan didorong untuk
merupakan hakekat dari budaya organisasi yaitu:
inovatif dan berani mengambil resiko.
2.
1.
Innovation and risk taking
Attention to detail
Perhatian terhadap hal-hal yang rinci, yaitu
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
3
organisasi atau karyawan diharapkan mau
1.
Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan,
2.
organisasi maupun kelompok.
Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu
memperlihatkan kecermatan, analisis dan
3.
perhatian terhadap hal-hal yang detail (rinci).
Outcome orientation
Orientasi hasil, yaitu sejauh mana manajemen
organisasi sehingga dapat mempunyai rasa
memiliki, partisipasi dan rasa tanggung jawab
fokus pada hasil, bukan pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mendapatkan
4.
3.
hasil tersebut.
People Orientation
Orientasi individu, yaitu sejauh mana
sehingga lingkungan kerja menjadi positif,
4.
nyaman dan konflik dapat diatur secara efektif.
Sebagai mekanisme control dalam memandu
5.
dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Sebagai integrator karena adanya sub budaya
keputusan manajemen memperhitungkan efek
hasil kepada orang-orang di dalam organisasi
5.
tersebut.
Team Orientation
Orientasi tim, yaitu berkaitan dengan sejauh
baru. Dapat mempersatukan kegiatan para
anggota perusahaan yang terdiri dari
sekumpulan individu yang berasal dari budaya
mana kegiatan kerja organisasi dilaksanakan
dalam tim-tim kerja, bukan pada individu6.
6.
individu.
Aggressiveness
Agresivitas, yaitu sejauh mana orang-orang
yang berbeda.
Membentuk perilaku karyawan, sehingga
karyawan dapat memahami bagaimana
dalam organisasi menunjukkan keagresifan
7.
atas kemajuan perusahaan.
Mempromosikan stabilitas sistem sosial,
dan kompetitif, bukannya bersantai.
Stability
Stabilitas, yaitu sejauh mana kegiatan
organisasi menekankan dipertahankannya
7.
mencapai tujuan organisasi.
Sebagai sarana untuk menyelesaikan
8.
masalah-masalah pokok organisasi.
Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan
9.
perusahaan.
Sebagai alat komunikasi antara atasan dengan
bawahan atau sebaliknya, serta antar anggota
status quo sebagai lawan dari pertumbuhan
organisasi.
atau inovasi.
Budaya organisasi berguna bagi organisasi
Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu
dan karyawan. Budaya mendorong terciptanya
kontinum (suatu kesatuan) dari rendah ke tinggi.
komitmen organisasi dan meningkatkan konsistensi
Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan 7
sikap kerja karyawan. Keadaan seperti ini jelas
(tujuh) karakteristik tersebut, akan diperoleh
menguntungkan sebuah organisasi. Budaya
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu.
menyampaikan kepada karyawan bagaimana
Gambaran ini akan menjadi dasar bagi anggota
pekerjaan dilakukan dan apa saja yang bernilai
organisasi untuk memahami organisasi dan
bagaimana melakukan sesuatu dan cara
penting.
Robbins (2001:613), berpandangan bahwa
bagaimana anggota organisasi didorong untuk
budaya organisasi mempengaruhi isi keunggulan
berperilaku.
bersaing organisasi. Ketika faktor-faktor objektif
dipersepsikan sama oleh seluruh karyawan
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
sehingga akan membentuk budaya organisasi.
Pabundu (2010:14), menjelaskan budaya
memiliki beberapa fungsi di dalam suatu organisasi
yaitu sebagai berikut:
Budaya yang dihasilkan nanti dapat budaya yang
kuat dan budaya yang lemah, selanjutnya akan
berdampak pada kinerja dan kepuasan karyawan.
Seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2.
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA DAN KEPUASAN
Objective Factors
Innovation and Risk
taking
Attention to detail
Outcome Orientation
People Orientation
Team Orientation
Aggressiveness
Stability
Strength
Performance
4
High
Perceive as
Organizational
Culture
Low
Satisfaction
Sumber: Stephen P. Robbins. Organizational Behavior, 9th Edition, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2001), h.613.
MENILAI KUAT-LEMAHNYA FUNGSI BUDAYA
melebihi kesetiaan kepada organisasi, dan anggota
ORGANISASI
organisasi tidak segan-segan mengorbankan
Menurut Sathe dalam Tika dan Pabundu
kepentingan organisasi untuk kepentingan
(2006:108), budaya organisasi yang kuat adalah
kelompok atau kepentingan sendiri. Jika hal ini
budaya organisasi yang ideal dimana kekuatan
terjadi pada perusahaan, maka tugas-tugas tidak
budaya mempengaruhi intensitas pelaku. Pada
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari
organisasi yang memiliki budaya organisasi yang
kurangnya motivasi atau semangat kerja, timbul
kuat anggota-anggota organisasi loyal kepada
kecurigaan-kecurigaan, komunikasi kurang lancar,
organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi
lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada tugas
serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik
utamanya dan komitmen pegawai ke perusahaan.
dan tidak baik.Nilai-nilai yang dianut organisasi
Akibatnya perusahaan menjadi tidak efektif dan
tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati
kurang kompetetitif.
dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari
secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja
JENIS-JENIS BUDAYA ORGANISASI
Menurut Roe dan Byars (2003:328),
dalam perusahaan. Jadi budaya organisasi yang
kuat membantu perusahaan memberi kepastian
kepada seluruh individu yang ada dalam organisasi
untuk berkembang bersama perusahaan dan
bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha
dalam menghadapi persaingan.
Menurut Daft (1998:373), budaya kuat
menunjukkan suatu tingkat persetujuan antara
mengemukakan keempat jenis budaya organisasi
tersebut yaitu: (1) The though person, macho
culture, (2) Work-hard/play hard culture, (3) Bet
your company culture dan (4) Process culture.
Adapun pengertian keempat jenis budaya tersebut,
yaitu:
1.
anggota-anggota organisasi mengenai kepentingan
individu yang terbiasa mengambil resiko tinggi
dari nilai-nilai yang spesifik. Jika konsensus
dalam rangka mengharapkan keuntungan yang
menghadirkan kepentingan dari nilai-nilai budaya
cepat tanpa memikirkan mereka salah atau
menjadi kohesif dan kuat, tetapi jika persetujuan
benar. Dalam budaya organisasi tipe ini kerja
kurang maka budaya menjadi lemah.
tim tidaklah penting, artinya nilai kerjasama
Budaya organisasi yang lemah adalah budaya
tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting
organisasi yang kurang didukung secara luas oleh
dan tidak ada kesempatan untuk belajar dari
para anggotanya dan sangat dipaksakan, serta
memberi pengaruh negatif pada organisasi karena
akan memberi arah yang salah kepada para
pegawainya. Selain itu, dalam organisasi yang
memiliki budaya organisasi yang lemah mudah
terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan
satu sama lain, kesetiaan kepada kelompok
The tough person, macho culture
Budaya organisasi ini ditandai oleh individu-
2.
kesalahan.
Work-hard/play hard culture
Budaya organisasi ini memotivasi karyawan
untuk mengambil resiko rendah dan
mengharapkan pengembalian yang cepat.
Budaya organisasi ini lebih mengutamakan
penjualan.
5
3.
Bet-your company culture
Budaya organisasi ini ada di lingkungan
organisasi atau karyawan diharapkan mau
memperlihatkan kecermatan, analisis dan
dimana resiko tinggi dan keputusan diambil
4.
sebelum hasil diketahui.
Process culture
Budaya resiko rendah dengan pengembalian
3.
fokus pada hasil, bukan pada teknik dan
rendah; karyawan hanya fokus kepada
proses yang digunakan untuk mendapatkan
bagaimana sesuatu dilakukan daripada hasil.
MANFAAT BUDAYA ORGANISASI
4.
Menurut Wibowo (2006:351), manfaat budaya
2.
hasil kepada orang-orang di dalam organisasi
Membantu mengarahkan sumber daya
manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
5.
organisasi.
Meningkatkan kekompakan tim antar berbagai
mengikat orang dalam organisasi bersama3.
dalam tim-tim kerja, bukan pada individu6.
sama.
Membentuk perilaku staf dengan mendorong
individu.
Aggressiveness
Agresivitas, yaitu sejauh mana orang-orang
dalam organisasi menunjukkan keagresifan
diinginkan sehingga memungkinkan organisasi
dan kompetitif, bukannya bersantai.
Stability
Stabilitas, yaitu sejauh mana kegiatan
bekerja dengan lebih efisien dan efektif,
organisasi menekankan dipertahankannya
meningkatkan konsistensi, menyelesaikan
status quo sebagai lawan dari pertumbuhan
konflik dan memfasilitasi kordinasi dan kontrol.
Meningkatkan motivasi staf dengan member
atau inovasi.
pencampuran core values dan perilaku yang
4.
tersebut.
Team Orientation
Orientasi tim, yaitu berkaitan dengan sejauh
mana kegiatan kerja organisasi dilaksanakan
departemen, divisi, atau unit dalam organisasi
sehingga mampu menjadi perekat yang
hasil tersebut.
People Orientation
Orientasi individu, yaitu sejauh mana
keputusan manajemen memperhitungkan efek
organisasi adalah sebagai berikut:
1.
perhatian terhadap hal-hal yang detail (rinci).
Outcome orientation
Orientasi hasil, yaitu sejauh mana manajemen
7.
mereka perasaan memiliki, loyalitas,
kepercayaan dan nilai-nilai, dan mendorong
mereka berfikir positif tentang mereka dan
5.
organisasi.
Dapat memperbaiki perilaku dan motivasi
sumber daya manusia sehingga mampu
meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya
KESIMPULAN
Susanto (2006:109), mengatakan untuk
meningkatkan kinerja organisasi untuk
menciptakan kinerja karyawan yang efektif dan
mencapai tujuan organisasi.
efisien demi kemajuan organisasi maka perlu
adanya budaya organisasi sebagai salah satu
INDIKATOR BUDAYA ORGANISASI
Indikator-indikator budaya organisasi menurut
Robbins (2006:279) adalah sebagai berikut:
1.
2.
Innovation and risk taking
Inovasi dan pengambilan resiko yaitu,
pedoman kerja yang bisa menjadi acuan kayawan
untuk melakukan aktivitas organisasi.
Budaya organisasi sangat berpengaruh
terhadap perilaku para anggota organisasi karena
sistem nilai dalam budaya organisasi dapat
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi
organisasi atau karyawan didorong untuk
yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau
inovatif dan berani mengambil resiko.
Attention to detail
Perhatian terhadap hal-hal yang rinci, yaitu
hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
organisasi baik maka anggota organisasi adalah
orang-orang yang baik dan berkualitas. Dengan
demikian budaya organisasi baik secara langsung
6
maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap
membesarkan keuntungan perusahaan. Budaya
kinerja seorang karyawan.
organisasi yang kuat diharapkan dapat mempererat
Tujuan penerapan budaya organisasi adalah
individu yang ada didalam organisasi sehingga
agar seluruh individu dalam perusahaan atau
dapat membentuk sikap dan perilaku yang dapat
organisasi mematuhi dan berpendoman pada
menghasilkan kinerja maksimal demi peningkatan
sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang
kinerja perusahaan atau organisasi.
berlaku dalam perusahaan. Oleh sebab itu untuk
Menurut Robbins (2006:296), hampir tidak ada
meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan
keraguan bahwa budaya organisasi sangat
dengan menciptakan budaya organisasi yang kuat
berpengaruh terhadap sikap karyawan. Maka untuk
untuk membentuk sikap dan pola pikir karyawan
mencapai profesional kerja, manajemen puncak
dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan.
dan divisi sumber daya manusia bisa menciptakan
Dalam suatu perusahaan adanya budaya
budaya kerja organisasi yang berkualitas. Budaya
organisasi yang kuat agar nilai-nilai yang ada dapat
organisasi memiliki peran yang sangat strategis
benar-benar dipahami dan diterapkan secara
untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas
mendalam, dianut dan diperjuangkan oleh para
kinerja organisasi.
karyawan agar dapat tercapai kinerja yang baik dan
Pegawai yang telah memahami nilai-nilai
optimal. Budaya organisasi dapat mempengaruhi
dalam suatu organisasi akan menjadikan nilai
cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi
tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai
acuan dalam setiap menyelesaikan tugas-tugas
dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi
dan kebijakan yang diambil. Oleh karena itu budaya
perilaku keseharian dalam bekerja, sehingga akan
organisasi yang terbentuk sangat berpengaruh
menjadi kinerja individual.
dengan cara pikir karyawan dalam menyelesaikan
Keutamaan budaya organisasi merupakan
suatu masalah dan dalam hal pengambilan
pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan
keputusan.
perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu
Budaya organisasi mempunyai kekuatan untuk
kegiatan organisasi. Budaya organisasi
menggiring anggota ke arah pencapaian tujuan
mempengaruhi produktivitas, kinerja, komitmen,
organisasi dan berpengaruh terhadap individu dan
kepercayaan diri, dan perilaku etis. Budaya yang
kinerjanya, bahkan terhadap lingkungan kerja.
kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi yang
Kemudian pada tataran implementasi, budaya
dianut dengan kuat, diatur dengan baik, dan
organisasi akan diwujudkan dalam bentuk perilaku
dirasakan bersama secara luas. Makin banyak
individu masing-masing anggota organisasi dalam
anggota yang menerima nilai-nilai inti maka makin
pembelajaran mengatasi permasalahan yang
kuat budaya tersebut. Dalam lingkungan dengan
dihadapi.
budaya organisasi yang kuat, pegawai merasakan
Perusahaan yang memiliki budaya yang kuat
adanya kesepahaman yang menjadi pengikat antar
akan mampu meningkatkan kinerja karyawannya,
anggota dan berpengaruh secara positif pada
menumbuhkan semangat kebersamaan dikalangan
kinerja pegawai.
para anggotanya, meingkatkan rasa nyaman dan
loyal terhadap perusahaan serta mampu
INDIKATOR BUDAYA ORGANISASI MODEL STEPHEN P. ROBBINS:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Innovation and risk taking (Inovasi dan Pengambilan resiko)
Attention to detail (Perhatian terhadap detail)
Outcome orientation (Orientasi hasil)
People Orientation (Orientasi individu)
Team Orientation (Orientasi terhadap tim)
Aggressiveness (Agresivitas)
7
7. Stability (Stabilitas)
KRITERIA JAWABAN
SKOR PENILAIAN
SS
= Sangat Setuju
5
S
= Setuju
4
KS
= Kurang Setuju
3
TS
= Tidak Setuju
2
STS
= Sangat Tidak Setuju
1
No
PERTANYAAN
Innovation and risk taking (Inovasi dan pengambilan resiko)
1
Saya diminta oleh pimpinan untuk memiliki inisiatif dalam
mengerjakan tugas pekerjaan
Pimpinan mendorong saya untuk meningkatkan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
kreativitas agar pekrjaan dapat diselesaikan dengan cepat
dan aman
Pimpinan mendorong saya untuk melakukan inovasi atau
gagasan baru dalam pekerjaan
Saya selalu menciptakan ide-ide yang inovatif dalam
pekerjaan
Pimpinan memberikan saya kebebasan dalam bertindak
untuk mengambil keputusan
Saya diberi kepercayaan penuh oleh pimpinan dalam
menyelesaikan pekerjaan
Dalam menjalankan aktivitas kerja, saya terkadang
mendapat masalah dalam melaksanakan pekerjaan
Saya siap mengambil resiko dalam melakukan pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab saya
Saya sering harus berhadapan dengan resiko dalam
upaya menyelesaikan tugas pekerjaan
Bila terjadi kesalahan maka saya siap menanggung
resikonya
Attention to detail (Perhatian terhadap detail)
11
12
Saya selalu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan tepat dan cermat
Saya selalu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan akurat
Pihak manajemen perusahaan memberitahukan saya
13
untuk lebih memperhatikan terhadap hal detail dalam
pekerjaan
Pihak manajemen perusahaan menginformasikan dengan
14
jelas mengenai ukuran keberhasilan dalam pekerjaan
15
saya
Pihak manajemen perusahaan selalu menyampaikan
SS
S
KS
TS
STS
8
16
tujuan perusahaan secara detail kepada para karyawan
Pimpinan memberikan arahan dan komunikasi yang jelas
dan rinci mengenai pekerjaan yang harus saya lakukan
Outcome orientation (Orientasi Hasil)
17
18
19
20
Saya senantiasa bekerja dengan menekankan pada hasil
yang optimal
Saya terus mengembangkan diri untuk mendapatkan hasil
yang optimal dalam menyelesaikan pekerjaan
Saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja
guna memperoleh hasil yang optimal
Saya selalu berfikir bagaimana menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dengan hasil yang optimal
Saya selalu menekankan pada hasil kerja, tetapi tetap
21
22
23
24
memperhatikan proses kerja untuk mencapai hasil yang
optimal
Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan
yang mampu menunjukkan prestasi kerja
Saya selalu dituntut untuk berorientasi kepada hasil kerja
yang tinggi dalam bekerja
Perusahaan memberikan fasilitas dalam menunjang
penyelesaian pekerjaan secara optimal
People orientation (Orientasi Individu)
25
26
27
Saya berusaha mengerjakan pekerjaan dengan sungguhsungguh
Saya selalu mengisi jam kerja untuk menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tugas saudara
Pihak manajemen perusahaan memotivasi saya untuk
aktif mengambil kesempatan atau peluang yang ada
Saya merasa senang dengan pekerjaan yang saya jalani
28
29
30
31
32
saat ini karena dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan
Saya bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
oleh pihak manajemen perusahaan
Pihak manajemen selalu memberi perhatian kepada
karyawan
Saya selalu dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan
tugas pekerjaan
Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya selalu melakukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
Team Orientation (Orientasi terhadap tim)
33
Saya lebih senang menyelesaikan pekerjaan dengan
kerjasama tim
Saya berusaha menjalin kerjasama dengan anggota
34
satuan kerja lain untuk meningkatkan hasil yang terbaik
35
bagi perusahaan
Saya berusaha untuk menolong sesama angota satuan
kerja maupun satuan kerja lainnya bila ada yang
9
mengalami kesulitan
Saya dituntut untuk menjadi anggota satuan kerja yang
36
37
kompak dan handal dalam menjalankan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil yang optimal
Para karyawan saling percaya terhadap sesama rekan
kerja
Loyalitas saya terhadap tim sangat tinggi untuk mencapai
38
target yang telah ditetapkan pihak manajemen
perusahaan
Di dalam perusahaan tempat saya bekerja, pekerjaan
39
40
diselesaikan dengan kerjasama tim sesuai penugasan
dari atasan
Jika timbul permasalahan di tempat kerja, selalu
diselesaikan secara bersama-sama
Pimpinan dan pihak manajemen memberi solusi dan
41
42
bantuan jika saya menemukan kendala dalam melakukan
pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan, saya melakukan
koordinasi dengan rekan kerja dan pimpinan
Aggressiveness (Agresivitas)
43
44
Saya dituntut untuk bekerja giat dalam melaksanakan
tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawab saya
Saya senantiasa datang tepat pada waktunya dan disiplin
waktu agar pekerjaan terselesaikan dengan baik
Perusahaan ini memiliki kesepakatan yang jelas
45
mengenai pedoman pelaksanaan tugas yang benar dan
yang salah
Perusahaan ini memiliki peraturan yang membimbing
46
perilaku dan memberitahu apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh karyawan berdasarkan nilai-nilai yang
47
48
49
berlaku di perusahaan
Saya selalu berbagi informasi pada rekan kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan
Dalam bekerja saya berusaha untuk mematuhi peraturan
yang ada walaupun tidak ada pengawasan
Saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya
tertantang dengan tugas berikutnya
Stability (Stabilitas)
Saya merasa dihargai dan bukan sebagai alat untuk
50
51
52
53
memperoleh keuntungan sehingga terwujudnya
ingkungan kerja yang baik
Saya merasa nyaman dengan kondisi organisasi yang
ada saat ini
Saya mampu mengedepankan visi dan misi perusahaan
daripada kepentingan pribadi
Saya akan merekomendasikan perusahaan ini sebagai
10
54
55
tempat yang baik untuk membangun karir
Perusahaan ini memiliki strategi yang jelas untuk masa
depan karir karyawan
Perusahaan ini melakukan acara family gathering secara
rutin
DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. Organization Theory and
th
Roe, Leslie W, Lloyd L. Byars. Management
Design, 6 Edition. United States of
Skills and Application, Tenth Edition,
Amerika: South-Western College
New York: McGraw-Hill Irwin, 2003.
Publishing, 1998.
Jones, Gareth R. Organization Theory, Text
and Cases. Second Edition, United
States of America: Addison-Wesley
Susanto, A.B., Gede Prama, Dkk. Strategi
Organisasi, Yogyakarta: Amara Books,
2006.
Tika, Moh. Pabundu. Budaya Organisasi dan
Longman Publishing Company, Inc,
Peningkatan Kinerja Perusahaan,
1998.
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Kusdi. Budaya Organisasi, Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Pabundu, Moh. Budaya Organisasi dan
Peningkatan Kinerja Karyawan,
Tunggal, Amin Widjaja. Corporate Culture
Konsep dan Kasus, Jakarta:
Harvarindo, 2007.
Wibowo. Manajemen Perubahan, Jakarta: PT.
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Raja Grafindo Persada, 2006.
Robbins, Stephen P. Organizational Behavior,
______. Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali
th
9 Edition. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc, 2001.
_______________. Perilaku Organisasi,
Jakarta: Gramedia, 2006.
Pers, 2007.
Wirawan. Budaya dan Iklim Organisasi Teori
Aplikasi dan Penelitian, Jakarta:
Salemba Empat, 2007.
KUESIONER
BUDAYA ORGANISASI (MODEL STEPHEN P. ROBBINS)
EKO HERTANTO
PROGRAM PASCASARJANA
Sesuai dengan konteks pemberdayaan sumber
melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat di
daya manusia, agar menghasilkan karyawan yang
dalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah
profesional diperlukan adanya acuan baku yang
dan lebih efektif.
diberlakukan oleh suatu organisasi. Acuan tersebut
Budaya organisasi merupakan sistem
adalah budaya organisasi yang secara sistematis
penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang
menuntun karyawan untuk meningkatkan komitmen
berkembang dalam suatu organisasi dan
kerjanya bagi organisasi.
mengarahkan perilaku anggota-anggotanya.
Pabundu (2010:1), menjelaskan di Indonesia,
Budaya organisasi dapat menjadi instrumen
budaya organisasi mulai diperkenalkan di era 1990-
keunggulan kompetetif yang utama, yaitu bila
an ketika saat itu banyak dibicarakan perihal konflik
budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi
budaya, bagaimana mempertahankan budaya
tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat.
Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Budaya organisasi disebut juga budaya
Seiring dengan itu, budaya organisasi kemudian
perusahaan, sering disebut juga budaya kerja
dimasukkan dalam kurikukum berbagai program
karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja
pendidikan, pelatihan, bimbingan dan penyuluhan,
(performance) sumber daya manusia. Semakin kuat
baik di lingkungan perguruan tinggi dan instansi
budaya perusahaan, semakin kuat pula dorongan
pemerintah maupun di berbagai perusahaan
berprestasi. Salah satu faktor yang membedakan
swasta besar di Indonesia.
suatu organisasi dari organisasi yang lainnya ialah
Menurut Kusdi (2011:12), budaya atau
budayanya. Budaya merupakan faktor yang sangat
kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu
penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi.
buddhayah, merupakan bentuk jamak dari buddhi
Budaya organisasi dapat menjadi instrumen
(budi dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang
keunggulan kompetetitif yang utama, ketika budaya
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Disini
organisasi mendukung strategi organisasi dan
tampaknya menenkankan pada aspek kolektif,
dapat menjawab atau mengatasi tantangan
bahwa budaya adalah hasil kerja dari sejumlah akal
lingkungan dengan cepat dan tepat.
dan bukan hanya satu akal individu saja. Dalam
Menurut Jones (1998:30), “Organization
bahasa inggris, kebudayaan berasal dari kata
culture as the set of shared values and norm that
culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu
controls organizational member interactions with
mengelola dan mengerjakan. Wibowo (2007:15),
each other and with people outside the
menjelaskan budaya merupakan kegiatan manusia
organization” (Budaya organisasi adalah kumpulan
yan sistematis diturunkan dari generasi ke generasi
nilai-nilai dan norma yang mengendalikan interaksi
melalui berbagai proses pembelajaran untuk
antara anggota organisasi dengan anggota lainnya
menciptakan cara hidup tertentu yang paling sesuai
dan dengan orang yang berada diluar organisasi.
dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani
Kemudian Wirawan (2007:10), mendefinisikan
budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai,
organon yang berarti alat atau instrumen. Arti kata
asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan
ini menyiratkan bahwa organisasi adalah alat bantu
organisasi, yang dikembangkan dalam kurun waktu
manusia. Ketika seseorang mendirikan organisasi,
lama oleh pendiri, pemimpin, dan angota organisasi
tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri
yang disosialisasikan dan diajarkan kepada
2
anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas
organisasi tersebut dengan organisasi-organisasi
organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir,
lain).
sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam
Menurut Turner dalam Wibowo (2006:258),
memproduksi produk, melayani konsumen, dan
budaya organisasi adalah norma-norma perilaku,
mencapai tujuan organisasi.
sosial, dan moral yang mendasari setiap tindakan
Sedangkan Victor Tan dalam Tunggal (2007:2),
mengatakan budaya organisasi merupakan suatu
dalam organisasi dan dibentuk oleh kepercayaan,
sikap, dan prioritas anggotanya.
norma yang terdiri dari suatu keyakinan, sikap, core
TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
values, dan pola perilaku yang dilakukan orang
Robbins (2001:523-524), menggambarkan
dalam organisasi.
bagaimana budaya suatu organisasi dibangun dan
Menurut Drucker dalam Tika (2006:4), budaya
dipertahankan. Budaya asli ditunjukkan dari filsafat
organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-
pendirinya. Selanjutnya budaya ini sangat
masalah eksternal dan internal yang
mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh
mempekerjakan karyawannya. Tindakan dari
suatu kelompok yang diwariskan kepada anggota-
manajemen puncak menentukan iklim umum dari
anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
perilaku baik yang dapat diterima maupun tidak.
memahami, memikirkan dan merasakan terhadap
Bagaimanapun karyawan disosialisasikan, tingkat
masalah-masalah yang terkait. Sedangkan
sukses yang dicapai akan tergantung pada
menurut Robbins (2001:510), “Organizational
kecocokan nilai-nilai yang dianut oleh karyawan
culture refers to a system of shared meaning held
baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses
by members that distinguishes the organization
seleksi maupun pada preferensi. Proses
from other organizations” (Budaya organisasi
terbentuknya budaya organisasi dapat dilihat pada
sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut
gambar 1.
oleh anggota-anggota yang membedakan
Gambar 1
PROSES TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
Manajemen
Puncak
Filsafat dari Pendiri
Organisasi
Kriteria
Seleksi
Budaya
Organisasi
Sosialisasi
Sumber: Stephen P. Robbins. Organizational Behavior, 9th Edition, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2001), h.596.
KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI
Inovasi dan pengambilan resiko yaitu,
Menurut Robbins (2006:279), ada 7 (tujuh)
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
karakteristik primer yang secara bersama-sama
organisasi atau karyawan didorong untuk
merupakan hakekat dari budaya organisasi yaitu:
inovatif dan berani mengambil resiko.
2.
1.
Innovation and risk taking
Attention to detail
Perhatian terhadap hal-hal yang rinci, yaitu
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
3
organisasi atau karyawan diharapkan mau
1.
Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan,
2.
organisasi maupun kelompok.
Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu
memperlihatkan kecermatan, analisis dan
3.
perhatian terhadap hal-hal yang detail (rinci).
Outcome orientation
Orientasi hasil, yaitu sejauh mana manajemen
organisasi sehingga dapat mempunyai rasa
memiliki, partisipasi dan rasa tanggung jawab
fokus pada hasil, bukan pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mendapatkan
4.
3.
hasil tersebut.
People Orientation
Orientasi individu, yaitu sejauh mana
sehingga lingkungan kerja menjadi positif,
4.
nyaman dan konflik dapat diatur secara efektif.
Sebagai mekanisme control dalam memandu
5.
dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Sebagai integrator karena adanya sub budaya
keputusan manajemen memperhitungkan efek
hasil kepada orang-orang di dalam organisasi
5.
tersebut.
Team Orientation
Orientasi tim, yaitu berkaitan dengan sejauh
baru. Dapat mempersatukan kegiatan para
anggota perusahaan yang terdiri dari
sekumpulan individu yang berasal dari budaya
mana kegiatan kerja organisasi dilaksanakan
dalam tim-tim kerja, bukan pada individu6.
6.
individu.
Aggressiveness
Agresivitas, yaitu sejauh mana orang-orang
yang berbeda.
Membentuk perilaku karyawan, sehingga
karyawan dapat memahami bagaimana
dalam organisasi menunjukkan keagresifan
7.
atas kemajuan perusahaan.
Mempromosikan stabilitas sistem sosial,
dan kompetitif, bukannya bersantai.
Stability
Stabilitas, yaitu sejauh mana kegiatan
organisasi menekankan dipertahankannya
7.
mencapai tujuan organisasi.
Sebagai sarana untuk menyelesaikan
8.
masalah-masalah pokok organisasi.
Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan
9.
perusahaan.
Sebagai alat komunikasi antara atasan dengan
bawahan atau sebaliknya, serta antar anggota
status quo sebagai lawan dari pertumbuhan
organisasi.
atau inovasi.
Budaya organisasi berguna bagi organisasi
Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu
dan karyawan. Budaya mendorong terciptanya
kontinum (suatu kesatuan) dari rendah ke tinggi.
komitmen organisasi dan meningkatkan konsistensi
Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan 7
sikap kerja karyawan. Keadaan seperti ini jelas
(tujuh) karakteristik tersebut, akan diperoleh
menguntungkan sebuah organisasi. Budaya
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu.
menyampaikan kepada karyawan bagaimana
Gambaran ini akan menjadi dasar bagi anggota
pekerjaan dilakukan dan apa saja yang bernilai
organisasi untuk memahami organisasi dan
bagaimana melakukan sesuatu dan cara
penting.
Robbins (2001:613), berpandangan bahwa
bagaimana anggota organisasi didorong untuk
budaya organisasi mempengaruhi isi keunggulan
berperilaku.
bersaing organisasi. Ketika faktor-faktor objektif
dipersepsikan sama oleh seluruh karyawan
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
sehingga akan membentuk budaya organisasi.
Pabundu (2010:14), menjelaskan budaya
memiliki beberapa fungsi di dalam suatu organisasi
yaitu sebagai berikut:
Budaya yang dihasilkan nanti dapat budaya yang
kuat dan budaya yang lemah, selanjutnya akan
berdampak pada kinerja dan kepuasan karyawan.
Seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2.
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA DAN KEPUASAN
Objective Factors
Innovation and Risk
taking
Attention to detail
Outcome Orientation
People Orientation
Team Orientation
Aggressiveness
Stability
Strength
Performance
4
High
Perceive as
Organizational
Culture
Low
Satisfaction
Sumber: Stephen P. Robbins. Organizational Behavior, 9th Edition, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2001), h.613.
MENILAI KUAT-LEMAHNYA FUNGSI BUDAYA
melebihi kesetiaan kepada organisasi, dan anggota
ORGANISASI
organisasi tidak segan-segan mengorbankan
Menurut Sathe dalam Tika dan Pabundu
kepentingan organisasi untuk kepentingan
(2006:108), budaya organisasi yang kuat adalah
kelompok atau kepentingan sendiri. Jika hal ini
budaya organisasi yang ideal dimana kekuatan
terjadi pada perusahaan, maka tugas-tugas tidak
budaya mempengaruhi intensitas pelaku. Pada
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari
organisasi yang memiliki budaya organisasi yang
kurangnya motivasi atau semangat kerja, timbul
kuat anggota-anggota organisasi loyal kepada
kecurigaan-kecurigaan, komunikasi kurang lancar,
organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi
lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada tugas
serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik
utamanya dan komitmen pegawai ke perusahaan.
dan tidak baik.Nilai-nilai yang dianut organisasi
Akibatnya perusahaan menjadi tidak efektif dan
tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati
kurang kompetetitif.
dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari
secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja
JENIS-JENIS BUDAYA ORGANISASI
Menurut Roe dan Byars (2003:328),
dalam perusahaan. Jadi budaya organisasi yang
kuat membantu perusahaan memberi kepastian
kepada seluruh individu yang ada dalam organisasi
untuk berkembang bersama perusahaan dan
bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha
dalam menghadapi persaingan.
Menurut Daft (1998:373), budaya kuat
menunjukkan suatu tingkat persetujuan antara
mengemukakan keempat jenis budaya organisasi
tersebut yaitu: (1) The though person, macho
culture, (2) Work-hard/play hard culture, (3) Bet
your company culture dan (4) Process culture.
Adapun pengertian keempat jenis budaya tersebut,
yaitu:
1.
anggota-anggota organisasi mengenai kepentingan
individu yang terbiasa mengambil resiko tinggi
dari nilai-nilai yang spesifik. Jika konsensus
dalam rangka mengharapkan keuntungan yang
menghadirkan kepentingan dari nilai-nilai budaya
cepat tanpa memikirkan mereka salah atau
menjadi kohesif dan kuat, tetapi jika persetujuan
benar. Dalam budaya organisasi tipe ini kerja
kurang maka budaya menjadi lemah.
tim tidaklah penting, artinya nilai kerjasama
Budaya organisasi yang lemah adalah budaya
tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting
organisasi yang kurang didukung secara luas oleh
dan tidak ada kesempatan untuk belajar dari
para anggotanya dan sangat dipaksakan, serta
memberi pengaruh negatif pada organisasi karena
akan memberi arah yang salah kepada para
pegawainya. Selain itu, dalam organisasi yang
memiliki budaya organisasi yang lemah mudah
terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan
satu sama lain, kesetiaan kepada kelompok
The tough person, macho culture
Budaya organisasi ini ditandai oleh individu-
2.
kesalahan.
Work-hard/play hard culture
Budaya organisasi ini memotivasi karyawan
untuk mengambil resiko rendah dan
mengharapkan pengembalian yang cepat.
Budaya organisasi ini lebih mengutamakan
penjualan.
5
3.
Bet-your company culture
Budaya organisasi ini ada di lingkungan
organisasi atau karyawan diharapkan mau
memperlihatkan kecermatan, analisis dan
dimana resiko tinggi dan keputusan diambil
4.
sebelum hasil diketahui.
Process culture
Budaya resiko rendah dengan pengembalian
3.
fokus pada hasil, bukan pada teknik dan
rendah; karyawan hanya fokus kepada
proses yang digunakan untuk mendapatkan
bagaimana sesuatu dilakukan daripada hasil.
MANFAAT BUDAYA ORGANISASI
4.
Menurut Wibowo (2006:351), manfaat budaya
2.
hasil kepada orang-orang di dalam organisasi
Membantu mengarahkan sumber daya
manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
5.
organisasi.
Meningkatkan kekompakan tim antar berbagai
mengikat orang dalam organisasi bersama3.
dalam tim-tim kerja, bukan pada individu6.
sama.
Membentuk perilaku staf dengan mendorong
individu.
Aggressiveness
Agresivitas, yaitu sejauh mana orang-orang
dalam organisasi menunjukkan keagresifan
diinginkan sehingga memungkinkan organisasi
dan kompetitif, bukannya bersantai.
Stability
Stabilitas, yaitu sejauh mana kegiatan
bekerja dengan lebih efisien dan efektif,
organisasi menekankan dipertahankannya
meningkatkan konsistensi, menyelesaikan
status quo sebagai lawan dari pertumbuhan
konflik dan memfasilitasi kordinasi dan kontrol.
Meningkatkan motivasi staf dengan member
atau inovasi.
pencampuran core values dan perilaku yang
4.
tersebut.
Team Orientation
Orientasi tim, yaitu berkaitan dengan sejauh
mana kegiatan kerja organisasi dilaksanakan
departemen, divisi, atau unit dalam organisasi
sehingga mampu menjadi perekat yang
hasil tersebut.
People Orientation
Orientasi individu, yaitu sejauh mana
keputusan manajemen memperhitungkan efek
organisasi adalah sebagai berikut:
1.
perhatian terhadap hal-hal yang detail (rinci).
Outcome orientation
Orientasi hasil, yaitu sejauh mana manajemen
7.
mereka perasaan memiliki, loyalitas,
kepercayaan dan nilai-nilai, dan mendorong
mereka berfikir positif tentang mereka dan
5.
organisasi.
Dapat memperbaiki perilaku dan motivasi
sumber daya manusia sehingga mampu
meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya
KESIMPULAN
Susanto (2006:109), mengatakan untuk
meningkatkan kinerja organisasi untuk
menciptakan kinerja karyawan yang efektif dan
mencapai tujuan organisasi.
efisien demi kemajuan organisasi maka perlu
adanya budaya organisasi sebagai salah satu
INDIKATOR BUDAYA ORGANISASI
Indikator-indikator budaya organisasi menurut
Robbins (2006:279) adalah sebagai berikut:
1.
2.
Innovation and risk taking
Inovasi dan pengambilan resiko yaitu,
pedoman kerja yang bisa menjadi acuan kayawan
untuk melakukan aktivitas organisasi.
Budaya organisasi sangat berpengaruh
terhadap perilaku para anggota organisasi karena
sistem nilai dalam budaya organisasi dapat
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi
organisasi atau karyawan didorong untuk
yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau
inovatif dan berani mengambil resiko.
Attention to detail
Perhatian terhadap hal-hal yang rinci, yaitu
hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya
berkaitan dengan sejauh mana para anggota
organisasi baik maka anggota organisasi adalah
orang-orang yang baik dan berkualitas. Dengan
demikian budaya organisasi baik secara langsung
6
maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap
membesarkan keuntungan perusahaan. Budaya
kinerja seorang karyawan.
organisasi yang kuat diharapkan dapat mempererat
Tujuan penerapan budaya organisasi adalah
individu yang ada didalam organisasi sehingga
agar seluruh individu dalam perusahaan atau
dapat membentuk sikap dan perilaku yang dapat
organisasi mematuhi dan berpendoman pada
menghasilkan kinerja maksimal demi peningkatan
sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang
kinerja perusahaan atau organisasi.
berlaku dalam perusahaan. Oleh sebab itu untuk
Menurut Robbins (2006:296), hampir tidak ada
meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan
keraguan bahwa budaya organisasi sangat
dengan menciptakan budaya organisasi yang kuat
berpengaruh terhadap sikap karyawan. Maka untuk
untuk membentuk sikap dan pola pikir karyawan
mencapai profesional kerja, manajemen puncak
dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan.
dan divisi sumber daya manusia bisa menciptakan
Dalam suatu perusahaan adanya budaya
budaya kerja organisasi yang berkualitas. Budaya
organisasi yang kuat agar nilai-nilai yang ada dapat
organisasi memiliki peran yang sangat strategis
benar-benar dipahami dan diterapkan secara
untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas
mendalam, dianut dan diperjuangkan oleh para
kinerja organisasi.
karyawan agar dapat tercapai kinerja yang baik dan
Pegawai yang telah memahami nilai-nilai
optimal. Budaya organisasi dapat mempengaruhi
dalam suatu organisasi akan menjadikan nilai
cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi
tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai
acuan dalam setiap menyelesaikan tugas-tugas
dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi
dan kebijakan yang diambil. Oleh karena itu budaya
perilaku keseharian dalam bekerja, sehingga akan
organisasi yang terbentuk sangat berpengaruh
menjadi kinerja individual.
dengan cara pikir karyawan dalam menyelesaikan
Keutamaan budaya organisasi merupakan
suatu masalah dan dalam hal pengambilan
pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan
keputusan.
perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu
Budaya organisasi mempunyai kekuatan untuk
kegiatan organisasi. Budaya organisasi
menggiring anggota ke arah pencapaian tujuan
mempengaruhi produktivitas, kinerja, komitmen,
organisasi dan berpengaruh terhadap individu dan
kepercayaan diri, dan perilaku etis. Budaya yang
kinerjanya, bahkan terhadap lingkungan kerja.
kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi yang
Kemudian pada tataran implementasi, budaya
dianut dengan kuat, diatur dengan baik, dan
organisasi akan diwujudkan dalam bentuk perilaku
dirasakan bersama secara luas. Makin banyak
individu masing-masing anggota organisasi dalam
anggota yang menerima nilai-nilai inti maka makin
pembelajaran mengatasi permasalahan yang
kuat budaya tersebut. Dalam lingkungan dengan
dihadapi.
budaya organisasi yang kuat, pegawai merasakan
Perusahaan yang memiliki budaya yang kuat
adanya kesepahaman yang menjadi pengikat antar
akan mampu meningkatkan kinerja karyawannya,
anggota dan berpengaruh secara positif pada
menumbuhkan semangat kebersamaan dikalangan
kinerja pegawai.
para anggotanya, meingkatkan rasa nyaman dan
loyal terhadap perusahaan serta mampu
INDIKATOR BUDAYA ORGANISASI MODEL STEPHEN P. ROBBINS:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Innovation and risk taking (Inovasi dan Pengambilan resiko)
Attention to detail (Perhatian terhadap detail)
Outcome orientation (Orientasi hasil)
People Orientation (Orientasi individu)
Team Orientation (Orientasi terhadap tim)
Aggressiveness (Agresivitas)
7
7. Stability (Stabilitas)
KRITERIA JAWABAN
SKOR PENILAIAN
SS
= Sangat Setuju
5
S
= Setuju
4
KS
= Kurang Setuju
3
TS
= Tidak Setuju
2
STS
= Sangat Tidak Setuju
1
No
PERTANYAAN
Innovation and risk taking (Inovasi dan pengambilan resiko)
1
Saya diminta oleh pimpinan untuk memiliki inisiatif dalam
mengerjakan tugas pekerjaan
Pimpinan mendorong saya untuk meningkatkan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
kreativitas agar pekrjaan dapat diselesaikan dengan cepat
dan aman
Pimpinan mendorong saya untuk melakukan inovasi atau
gagasan baru dalam pekerjaan
Saya selalu menciptakan ide-ide yang inovatif dalam
pekerjaan
Pimpinan memberikan saya kebebasan dalam bertindak
untuk mengambil keputusan
Saya diberi kepercayaan penuh oleh pimpinan dalam
menyelesaikan pekerjaan
Dalam menjalankan aktivitas kerja, saya terkadang
mendapat masalah dalam melaksanakan pekerjaan
Saya siap mengambil resiko dalam melakukan pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab saya
Saya sering harus berhadapan dengan resiko dalam
upaya menyelesaikan tugas pekerjaan
Bila terjadi kesalahan maka saya siap menanggung
resikonya
Attention to detail (Perhatian terhadap detail)
11
12
Saya selalu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan tepat dan cermat
Saya selalu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan akurat
Pihak manajemen perusahaan memberitahukan saya
13
untuk lebih memperhatikan terhadap hal detail dalam
pekerjaan
Pihak manajemen perusahaan menginformasikan dengan
14
jelas mengenai ukuran keberhasilan dalam pekerjaan
15
saya
Pihak manajemen perusahaan selalu menyampaikan
SS
S
KS
TS
STS
8
16
tujuan perusahaan secara detail kepada para karyawan
Pimpinan memberikan arahan dan komunikasi yang jelas
dan rinci mengenai pekerjaan yang harus saya lakukan
Outcome orientation (Orientasi Hasil)
17
18
19
20
Saya senantiasa bekerja dengan menekankan pada hasil
yang optimal
Saya terus mengembangkan diri untuk mendapatkan hasil
yang optimal dalam menyelesaikan pekerjaan
Saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja
guna memperoleh hasil yang optimal
Saya selalu berfikir bagaimana menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dengan hasil yang optimal
Saya selalu menekankan pada hasil kerja, tetapi tetap
21
22
23
24
memperhatikan proses kerja untuk mencapai hasil yang
optimal
Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan
yang mampu menunjukkan prestasi kerja
Saya selalu dituntut untuk berorientasi kepada hasil kerja
yang tinggi dalam bekerja
Perusahaan memberikan fasilitas dalam menunjang
penyelesaian pekerjaan secara optimal
People orientation (Orientasi Individu)
25
26
27
Saya berusaha mengerjakan pekerjaan dengan sungguhsungguh
Saya selalu mengisi jam kerja untuk menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tugas saudara
Pihak manajemen perusahaan memotivasi saya untuk
aktif mengambil kesempatan atau peluang yang ada
Saya merasa senang dengan pekerjaan yang saya jalani
28
29
30
31
32
saat ini karena dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan
Saya bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
oleh pihak manajemen perusahaan
Pihak manajemen selalu memberi perhatian kepada
karyawan
Saya selalu dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan
tugas pekerjaan
Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya selalu melakukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
Team Orientation (Orientasi terhadap tim)
33
Saya lebih senang menyelesaikan pekerjaan dengan
kerjasama tim
Saya berusaha menjalin kerjasama dengan anggota
34
satuan kerja lain untuk meningkatkan hasil yang terbaik
35
bagi perusahaan
Saya berusaha untuk menolong sesama angota satuan
kerja maupun satuan kerja lainnya bila ada yang
9
mengalami kesulitan
Saya dituntut untuk menjadi anggota satuan kerja yang
36
37
kompak dan handal dalam menjalankan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil yang optimal
Para karyawan saling percaya terhadap sesama rekan
kerja
Loyalitas saya terhadap tim sangat tinggi untuk mencapai
38
target yang telah ditetapkan pihak manajemen
perusahaan
Di dalam perusahaan tempat saya bekerja, pekerjaan
39
40
diselesaikan dengan kerjasama tim sesuai penugasan
dari atasan
Jika timbul permasalahan di tempat kerja, selalu
diselesaikan secara bersama-sama
Pimpinan dan pihak manajemen memberi solusi dan
41
42
bantuan jika saya menemukan kendala dalam melakukan
pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan, saya melakukan
koordinasi dengan rekan kerja dan pimpinan
Aggressiveness (Agresivitas)
43
44
Saya dituntut untuk bekerja giat dalam melaksanakan
tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawab saya
Saya senantiasa datang tepat pada waktunya dan disiplin
waktu agar pekerjaan terselesaikan dengan baik
Perusahaan ini memiliki kesepakatan yang jelas
45
mengenai pedoman pelaksanaan tugas yang benar dan
yang salah
Perusahaan ini memiliki peraturan yang membimbing
46
perilaku dan memberitahu apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh karyawan berdasarkan nilai-nilai yang
47
48
49
berlaku di perusahaan
Saya selalu berbagi informasi pada rekan kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan
Dalam bekerja saya berusaha untuk mematuhi peraturan
yang ada walaupun tidak ada pengawasan
Saya tidak puas dengan satu tugas, sehingga saya
tertantang dengan tugas berikutnya
Stability (Stabilitas)
Saya merasa dihargai dan bukan sebagai alat untuk
50
51
52
53
memperoleh keuntungan sehingga terwujudnya
ingkungan kerja yang baik
Saya merasa nyaman dengan kondisi organisasi yang
ada saat ini
Saya mampu mengedepankan visi dan misi perusahaan
daripada kepentingan pribadi
Saya akan merekomendasikan perusahaan ini sebagai
10
54
55
tempat yang baik untuk membangun karir
Perusahaan ini memiliki strategi yang jelas untuk masa
depan karir karyawan
Perusahaan ini melakukan acara family gathering secara
rutin
DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. Organization Theory and
th
Roe, Leslie W, Lloyd L. Byars. Management
Design, 6 Edition. United States of
Skills and Application, Tenth Edition,
Amerika: South-Western College
New York: McGraw-Hill Irwin, 2003.
Publishing, 1998.
Jones, Gareth R. Organization Theory, Text
and Cases. Second Edition, United
States of America: Addison-Wesley
Susanto, A.B., Gede Prama, Dkk. Strategi
Organisasi, Yogyakarta: Amara Books,
2006.
Tika, Moh. Pabundu. Budaya Organisasi dan
Longman Publishing Company, Inc,
Peningkatan Kinerja Perusahaan,
1998.
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Kusdi. Budaya Organisasi, Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Pabundu, Moh. Budaya Organisasi dan
Peningkatan Kinerja Karyawan,
Tunggal, Amin Widjaja. Corporate Culture
Konsep dan Kasus, Jakarta:
Harvarindo, 2007.
Wibowo. Manajemen Perubahan, Jakarta: PT.
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Raja Grafindo Persada, 2006.
Robbins, Stephen P. Organizational Behavior,
______. Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali
th
9 Edition. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc, 2001.
_______________. Perilaku Organisasi,
Jakarta: Gramedia, 2006.
Pers, 2007.
Wirawan. Budaya dan Iklim Organisasi Teori
Aplikasi dan Penelitian, Jakarta:
Salemba Empat, 2007.