IMPLEMENTASI PROGRAM UNIT PEMBINAAN MASY
IMPLEMENTASI PROGRAM UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT
(BINMAS) POLSEK SEMPOLAN JEMBER
Oleh:
Rahmadi Kurniawan
NIM: 1010512013
Abstrak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa program Unit
Binmas Polsek Sempolan Jember belum dapat diimplementasikan secara maksimal
sesuai apa yang direncanakan. Hal ini disebabkan karena masih adanya faktor-faktor
yang menghambat, diantaranya: 1) Kondisi personel Unit Binmas Polsek Sempolan
Jember saat ini baik secara kualitas maupun kuantitas masih jauh dari apa yang
diharapkan (sangat terbatas). 2) Pemahaman, kepedulian dan pemberdayaan fungsi
Unit Binmas di jajaran organisasi Polsek Sempolan Jember masih sangat minim. 3)
Terbatasnya anggaran bagi Unit Binmas Polsek Sempolan untuk mendukung berbagai
program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas). 4) Masih
adanya perilaku kolutif dikalangan oknum di lapangan yang mempraktekkan cara-cara
memperoleh informasi secara tidak etis/tidak syah. 5) Masih rendahnya kesadaran sebagian
masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan Unit Binmas dalam mengimplementasikan
program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa
wilayah masih rawan terjadi kasus pelanggaran hukum.
Kata Kunci: Implementasi, Program Unit Binmas
Abstract
Based on research conducted indicates that the program units of Jember Sempolan
Binmas police can not be implemented optimally match what is planned . This is due to the
persistence of the factors that inhibit , including: 1 ) Condition Unit personnel Binmas
Sempolan Jember police today both in quality and quantity is still far from what is expected (
very limited ) . 2 ) understanding , awareness and empowerment Unit functions within the
organization Binmas Sempolan Jember Police still very minimal . 3 ) Lack of budget for the
Police Unit Binmas Sempolan to support various development programs public order and
safety ( kamtibmas ) . 4 ) There are some collusive behavior among officers in the field who
practice ways of obtaining information is unethical / unlawful . 5 ) The low awareness of the
majority community to help support the activities Binmas Unit in implementing development
programs public order and security . This resulted in some areas are still prone to cases of
violation of the law .
Keywords : Implementation , Program Unit Binmas
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi yang sederhana ini akan mencoba mengangkat topik tentang
“Implementasi Program Unit Pembinaan Masyarakat (Unit Binmas) Polsek Sempolan
Jember”. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam kehidupan masyarakat
diperlukan adanya keamanan dan ketertiban agar masyarakat bisa hidup dengan tenteram,
aman dan damai. Polri dalam salah satu substansi tugas pokoknya adalah memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat bersumber dari
kedudukan fungsi kepolisian sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang
1
pada hakekatnya bersifat pelayanan publik (public service) dan termasuk dalam
kewajiban umum Kepolisian.
Dalam pengelolaan suatu negara, peran kepolisian sangatlah dibutuhkan agar
pemerintah dapat menjalankan program kebijakannya dengan baik. Terutama dalam
mengatasi masalah keamanan dan ketertiban negara berupa Ancaman, Tantangan,
Hambatan & Gangguan (ATHG), sangatlah mustahil apabila tanpa bantuan kepolisian.
Fungsi kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban sangat diperlukan dari
awal perencanaan program, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasinya.
Kepolisian Resort Jember sesuai dengan tugas pokok dan wewenangnya adalah
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, memberikan
perlindungan hukum, pengayoman dan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam kaitan dengan
salah satu fungsi kepolisian sebagai institusi yang memelihara keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat, maka di tingkat Polsek dibentuk institusi kepolisian yang bernama Unit
Pembinaan Masyarakat (Unit Binmas) yang dipimpin oleh Kanit Binmas dan secara hirarkis
berada dibawah Kapolsek. Di tingkat Polsek peran Unit Binmas ini sangat penting
terutama dalam memberikan pembinaan kepada seluruh masyarakat, sehingga
kehidupan yang benar-benar aman dan tertib bisa diwujudkan.
Salah satu hal yang menarik adalah bahwa meskipun sejak lama di tingkat
Polsek telah dibentuk Unit Binmas dan telah berusaha untuk terus menerus melakukan
tugas pokok dan fungsi pembinaan kepada masyarakat melalui berbagai program,
namun hingga kini kehidupan masyarakat yang benar-benar aman, tertib dan damai
belum bisa diwujudkan dengan baik. Untuk itulah peran Unit Binmas Polsek
Sempolan Jember dalam mengimplementasikan berbagai program atau kegiatan
kualitasnya harus lebih ditingkatkan lagi dan para personilnya juga harus lebih dekat
dengan masyarakat sehingga seluruh masyarakat merasa menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari fungsi keamanan dan ketertiban itu sendiri. Berdasarkan itulah
penulis tertarik mengambil judul, yaitu: “Implementasi Program Unit Pembinaan
Masyarakat (Unit Binmas) Polsek Sempolan Jember”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut studi ini akan diarahkan untuk menjawab
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. bagaimanakah implementasi program Unit Pembinaan Masyarakat (Unit
Binmas) Polsek Sempolan Jember?
2. faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi Unit Binmas Polsek
Sempolan dalam mengimplementasikan programnya?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dari
penelitian ini adalah:
1. untuk memberikan gambaran tentang implementasi program Unit Pembinaan
Masyarakat (Unit Binmas) Polsek Sempolan Jember;
2. untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang menjadi penghambat
dalam implementasi program Unit Binmas Polsek Sempolan.
Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu :
1. diharapkan dapat memberikan masukan bagi Unit Binmas Polsek Sempolan
khususnya dan Polres Jember umumnya dalam meningkatkan tugas pokok dan
fungsi Unit Binmas dimasa yang akan datang;
2
2.
3.
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan bidang ilmu pemerintahan pada khususnya;
diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi semua pihak yang tertarik meneliti
dengan topik atau judul yang sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan
implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,
2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan
juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun
Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi
adalah sistem rekayasa.” (lihat dalam http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/ pengertianimplementasi-menurut-para.html)
Menurut Kamus Webster, implementasi dirumuskan sebagai: “to implement
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (menyediakan sarana
dan untuk melaksanakan sesuatu), to give practical effect to (menimbulkan dampak/akibat
terhadap sesuatu). Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya
dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan
badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin
diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara
menstruktur/mengatur proses implemntasinya.
Dalam pandangan George C. Edwards dalam buku Leo Agustino (2006:149),
Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu: komunikasi, sumber daya,
disposisi dan struktur organisasi. Implementasi sebuah kebijakan secara konseptual bisa
dikatakan sebagai sebuah proses pengumpulan sumber daya Alam dan Sumber Daya Manusia
dan diikuti dengan penentuan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan
kebijakan. Rangkaian tindakan yang diambil tersebut merupakan bentuk transformasi
rumusan-rumusan yang diputuskan dalam kebijakan menjadi pola pola operasional yang pada
akhirnya akan menimbulkan perubahan sebagaimana diamanatkan dalam kebijakan yang telah
diambil sebelumnya. Hakikat utama implementasi adalah pemahaman atas apa yang harus
dilakukan setelah sebuah kebijakan diputuskan.
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Polsek
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kapolsek
Polsek bertugas menyelenggarakan Tugas Pokok Polri Dalam Pemeliharaan
Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat, Penegakan Hukum, Pemberian Perlindungan,
Pengayoman Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Serta Tugas-Tugas Polri Lainnya Dalam
Daerah Hukumnya Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
Sedangkan Kapolsek bertugas memimpin, membina, mengatur dan mengendalikan
satuan organisasi di lingkungan polsek dan unsur pelaksanaan kewilayahan dalam jajarannya
termasuk kegiatan pengamanan markas serta memberikan saran pertimbangan kepada kapolres
yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.
Adapun fungsi yang dijalankan Kapolsek adalah:
3
a.
Pengawasan, Pengendalian, Pemimpin Dan Pembina Satuan Organisasi Di
Lingkungan Polsek Dan Unsur Pelaksana Kewilayahan dalam Jajarannya Termasuk
Kegiatan Pengamanan Markas.
b. Pemberian Saran Pertimbangan Kepada Kapolres Yang Terkait Dengan Pelaksanaan
Tugasnya.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Kapolsek melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
a. memberikan arahan dan kebijakan strategis polsek di maupun operasional di
lingkungan unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok,
unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.
b. memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan pembantu pelaksana
pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas
kewilayahan.
c. menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di bidang
operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas
pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.
2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Humas (Sihumas)
Seksi Humas bertugas bertugas mengumpulkan, mengolah data dan menyajikan
informasi serta dokumentasi yang berkaitan dengan tugas polsek.
Adapun fungsi Seksi Humas adalah:
a. pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan dan dokumentasi kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas polsek;
b. pengelolaan dan penyajian informasi sebagai bahan publikasi kegiatan polsek.
2.2.3 Seksi Umum (Sium)
Tugas Seksi Umum adalah menyelenggarakan perencanaan, pelayanan administrasi
umum, ketatausahaan dan urusan dalam, pelayanan kantor, perawatan tahanan serta
pengelolaan barang bukti di lingkungan polsek.
Adapun fungsi Seksi Umum adalah:
a. perencanaan kegiatan, pelayanan administrasi umum serta ketatausahaan dan urusan
dalam antara lain kesekretariatan dan kearsipan di lingkungan polsek;
b. pelayanan administrasi personel dan sarana prasarana;
c. pelayanan kantor antara lain pelayanan fasilitas kantor, rapat, protokoler untuk
upacara, dan urusan dalam di lingkungan di lingkungan polsek;
d. perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Seksi Umum menjalankan
kegiatan diantaranya:
a. Urusan Perencanaan Administrasi (Ur Renmin), yaitu melakukan perencanaan
kegiatan dan administrasi personel serta sarana prasarana;
b. Urusan Tata Urusan Dalam (Ur Taud), yaitu melakukan pelayanan administrasi
umum, ketatausahaan dan urusan dalam, kearsipan, dan pelayanan kantor di
lingkungan polsek;
c. Urusan Tahanan Dan Barang Bukti (Ur Tahti), yaitu melakukan perawatan
tahanan dan pengelolaan barang bukti.
2.2.4 Unit Provos
Unit Provos bertugas melaksanakan pembinaan disiplin personil polsek,
pemeliharaan ketertiban serta pengamanan internal dalam penegakan disiplin dan kode etik
profesi polri dan pelayanan pengaduan masyarakat terhadap penyimpangan perilaku dan
tindakan personel Polri;
Adapun fungsi Unit Provos adalah:
4
a. pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan personel
polri;
b. penegakan disiplin dan ketertiban personel polsek;
c. pengamanan internal, dalam upaya penegakan disiplin dan kode etik profesi polri;
d. pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel polsek yang sedang dan telah
menjalankan hukuman disiplin dan kode etik profesi;
e. pengusulan rehabilitasi personel polsek yang telah melaksanakan hukuman berdasarkan
hasil pengawasan dan penilaian yang dilakukan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Unit Provos menjalankan
kegiatan diantaranya:
a. melakukan pengamanan internal dalam rangka penegakan disiplin dan atau kode etik
profesi polri, pengusulan rehabilitasi personel polsek yang telah melaksanakan
hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian;
b. melakukan pelayanan pengaduan masyarakat terhadap penyimpangan perilaku dan
tindakan personel polri, penegakan disiplin dan ketertiban personel polsek, serta
pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel polsek yang sedang dan telah
menjalankan hukuman disiplin dan/atau kode etik profesi polri.
2.2.5 Unit Intelkam
Unit Intelkam bertugas menyelenggarakan fungsi intelejen di bidang keamanan
meliputi pengumpulan bahan keterangan/informasi untuk keperluan deteksi dini (early
detection) dan peringatan dini (early warning), dalam rangka pencegahan terjadinya gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat, serta pelayanan perizinan.
Adapun fungsi Intelkam adalah:
a. pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan dan produk intelijen dilingkungan
polsek;
b. pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya deteksi dini
(early detection) dan peringatan dini (early warning), pengembangan jaringan informasi
melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen;
c. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal
organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat kecamatan /kelurahan;
d. pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan serta
penyusunan produk intelijen;
e. penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil analisis
setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan;
f. pemberian pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat
lainnya, penerbitan rekomendasi skck kepada masyarakat yang memerlukan, serta
melakukan pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Intelkam menjalankan kegiatan
sebagai berikut:
a. melaksanakan deteksi dini;
b. melaksanakan pembuatan produk intel;
c. melaksanakan pulbaket;
d. melaksanakan peringatan dini / early warning;
e. melaksanakan pemberian saran dan masukan informasi intelejen kepada pimpinan;
f. melaksanakan pembangun jaringan intelejen;
g. melaksanakan pembuatan kirka intel;
h. melaksanakan giat anev;
i. melaksanakan giat dinas kepolisian lainnya;
5
2.2.6 Unit Reskrim
Unit Reskrim bertugas melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana,
termasuk fungsi identifikasi.
Dalam menjalankan tugasnya Unit Reskrim berfungsi antara lain:
a. Pelaksanaan Penyelidikan Dan Penyidikan Tindak Pidana;
b. Pelayanan Dan Perlindungan Khusus Kepada Remaja, Anak-Anak Dan Wanita Baik
Sebagai Pelaku Tindak Pidana Maupun Korban Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan;
c. Pengidentifikasian Untuk Kepentingan Penyidikan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Unit Reskrim menjalankan kegiatan
sebagai berikut:
a. melaksanakan penyelidikan tindak pidana;
b. melaksanakan olah TKP;
c. melaksanakan kegiatan gelar perkara;
d. melaksanakan pemberkasan perkara;
e. melaksanakan koordinasi dengan CJS;
f. melaksanakan kegiatan upaya paksa;
g. melaksanakan kegiatan kring serse;
h. melaksanakan pembuatan SP2HP;
i. melaksanakan penyerahan tersangka dan barang bukti serta berkas perkara kepada
kejaksaan;
j. melaksanakan pembuatan rengiat;
k. melaksanakan pembuatan rab lidik atau sidik;
l. melaksanakan pembuatan perwabku;
m. melaksanakan penyusunan laporan rutin dan insidentil;
n. melaksanakan giat dinas kepolisian lainnya.
2.2.7 Satuan Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
Tugas SPKT memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap
laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan
pelayanan informasi.
Adapun fungsi dari SPKT adalah:
a. pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara lain dalam bentuk
laporan polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
(Sktlk), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat Izin Keramaian (SIK);
b. pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian
Perkara (TPTKP) dan pengamanan kegiatan masyarakat dan koordinasi dengan instansi
pemerintah;
c. pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi, antara lain telepon, pesan
singkat, faksimile, jejaring sosial (internet);
d. pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian laporan harian kepada
Kapolsek.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya SPKT melaksankan kegiatan sebagai
berikut:
a. melaksanakan pelayanan kepolisian secara terpadu;
b. memberikan penerimaan laporan dan pengaduan;
c. memberikan bantuan atau pertolongan;
d. memberikan pelayanan surat keterangan;
6
e.
f.
g.
h.
mendatangi dan mengamankan tkp;
memberikan laporan situasi kepada kapolsek;
melaksanakan keamanan mako;
melaksanakan giat dinas kepolisian lainnya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang bertujuan menggambarkan dan mengungkap fakta, keadaan, fenomena
dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.
Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan
dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam
masyarakat. Penelitian deskriptif kualitatif ini berusaha melukiskan atau
menggambarkan sejumlah konsep yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa
mempersoalkan hubungan antar variabel. Ciri pokok metode deskriptif kualitatif
adalah lebih menekankan pada mencari jawaban atas permasalahan lewat subyek
penelitian daripada hanya mencari fakta-fakta yang aktual. Penelitian deskriptif
merupakan suatu jenis penelitian yang hanya akan meluruskan keadaan obyek atau
menggambarkan suatu persoalan dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau
menarik kesimpulan yang berlaku umum.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Unit Binmas Polsek Sempolan Jember
dengan pertimbangan antara lain: pertama, Polsek Sempolan merupakan salah satu
Polsek di Kabupaten Jember yang cukup berhasil dalam menjalankan program
pembinaan kepada masyarakat. Kedua, Sepanjang pengetahuan peneliti topik
penelitian ini belum pernah diteliti di Polsek Sempolan, sehingga diharapkan bisa
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan program pembinaan masyarakat di masa
yang akan datang. Ketiga, Polsek Sempolan berada di pusat kecamatan sehingga
memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi peneliti untuk bergerak dari berbagai
keterbatasan baik waktu, dana maupun tenaga.
3.3 Penentuan Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber kedua. Sumber data primer diperoleh dari 6
orang informan yang terdiri dari: 1 orang personil Unit Binmas Polsek sempolan
Jember, yaitu Kanit Binmas dan 5 orang dari pihak masyarakat, yaitu: Bambang
Haryanto, Suyono, Suripto, Hartono dan Sumardi.
Penentuan para informan atau sumber data primer tersebut dilakukan dengan
teknik purposive, yaitu dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sumber
data atau informan yang dipilih dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber tertulis, misalnya dokumen
rencana program/kegiatan Unit Binmas, laporan kegiatan tahunan Unit Binmas,
dokumen SOP, Peraturan Kapolri, dan berbagai dokumen lainnya.
7
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Teknik observasi partisipan. Observasi partisipan dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap setiap aktivitas yang dilakukan oleh para personil
Unit Binmas Polsek Sempolan Jember dalam menjalankan program pembinaan
masyarakat.
2. Wawancara, yaitu proses tanya jawab antara peneliti dengan para informan.
Wawancara ini dilakukan terhadap 1 (satu) orang personil Polsek Sempolan, yaitu
Kanit Binmas serta 5 (lima) orang dari pihak masyarakat yang dibina.
3. Teknik dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari berbagai
referensi atau dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti, misalnya: Profil Polsek Sempolan Jember, dokumen laporan tahunan Unit
Binmas Polsek Sempolan dan data sekunder lainnya yang terkait dengan masalah
yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data-data yang diperoleh maka penulis menggunakan
metode analisis data kualitatif yaitu data yang dapat diperoleh dari hasil dokumentasi
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh suatu kesimpulan penelitian.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Program Unit Binmas Polsek Sempolan
4.1.1 Program Pembinaan keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan ditemukan data atau
informasi bahwa selama tahun 2013 program pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat oleh Unit Binmas Polsek Sempolan telah diimplementasikan dengan
bentuk-bentuk aktivitas sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan potensi masyarakat, antara lain dengan:
1. Melakukan pendataan tentang organisasi-organisasi sosial, organisasiorganisasi profesi dan kelompok-kelompok masyarakat dalam wilayah
Kecamatan Sempolan.
2. Menjalin hubungan baik (Public Relation) dengan Pimpinan/pengurus dan
sebanyak mungkin anggota-anggota dari organisasi atau kelompok-kelompok
masyarakat baik formal maupun nonformal.
3. Menjalin kerjasama dengam kekuatan masyarakat dalam rangka pemeliharaan
Kamtibmas.
b. Pembinaan Ketertiban Sosial, antara lain:
1. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi masalah-masalah/PMKS
(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di wilayah Kecamatan Sempolan
yang dapat menjurus pada situasi konflik ).
2. Melakukan pendekatan-pendekatan dan bimbingan terhadap tokoh-tokoh
masyarakat dan anggota-anggota masyarakat yang mempunyai sikap dan
perilaku menyimpang/fanatik (cenderung ekstrim kanan/ ekstrim kiri), dalam
rangka membantu Polsek Sempolan melakukan pembinaan/penggalangan
8
tokoh-tokoh atau kelompok masyarakat yang bersikap atau berperilaku
menyimpang/fanatic tersebut.
3. Bersama pimpinan tokoh-tokoh masyarakat setempat melakukan pembinaan
terhadap eks Narapidana.
c. Rehabilitasi, antara lain:
1. Bersama-sama dengan Instansi setempat melakukan upaya rehabilitasi social
akibat bencana alam, pencemaran lingkungan.
2. Membantu instansi yang berwenang dalam melakukan penyelenggaraan
berbagai proyek-proyek rehabilitasi sosial maupun rehabilitasi lingkungan.
Misalnya: Rahabilitasi masalah Tuna Karya, tuna Wisma, Proyek
pemasyarakat suku terasing, reboisasi dan sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan oleh Unit Binmas
Polsek Sempolan ini ia menyampaikan bahwa:
“dengan adanya program pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat di
desa, maka masyarakat di desa merasa jauh lebih dekat dengan pihak
kepolisian, sehingga apabila terjadi permasalahan sosial maupun kriminal
dalam masyarakat, maka pihak masyarakat tidak segan-segan untuk melapor
atau minta pendapat polisi” (wawancara dengan Bambang Haryanto, tanggal
22 November 2013).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan oleh Unit Binmas
Polsek Sempolan ini sangat membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban dan
keamanan dalam masyarakat. Melalui program pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat ini diharapkan agar masyarakat bisa merasakan bahwa mereka adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari pihak kepolisian dalam ikut menciptakan keamanan
dan ketertiban dalam masyarakat.
4.2.2 Program Pembinaan Terhadap Forum Komunitas Perpolisian Masyarakat
(FKPM) di Desa
Program pembinaan terhadap Forum Komunitas Perpolisian Masyarakat
(FKPM) di desa ini dilakukan dengan tujuan agar terjalin kemitraan antara pihak
kepolisian dengan masyarakat. Dari hasil penelusuran dokumentasi yang dilakukan
ditemukan data atau informasi bahwa selama tahun 2013 kegiatan ini telah berhasil
diimplementasikan sebanyak 9 (sembilan) kali.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan FKPM ini ia menyampaikan bahwa:
“menurut saya dengan adanya Forum Komunitas Perpolisian Masyarakat di
desa ini sangat membantu semua masyarakat yang sedang mempunyai
permasalahan antar masyarakat, karena masyarakat tidak perlu melapor lagi ke
Polsek setempat dan bisa diselesaikan di desa” (wawancara dengan Suyono, tgl
22 November 2013).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa sejak
dibentuknya FKPM di Polsek Sempolan ini sangat membantu pihak kepolisian dalam
9
menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat, karena dengan adanya FKPM ini
maka ketika terjadi perselisihan diantara berbagai kelompok dalam masyarakat mereka
tidak perlu lagi melapor ke polsek. Semua permasalahan yang terjadi antar masyarakat
dapat dimediasi lewat FKPM.
4.2.3 Program Pembinaan Terhadap Poskamling
Program pembinaan terhadap Poskamling ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam ikut menciptakan keamanan dan ketertiban
dalam masyarakat dimana mereka berada. Dari hasil studi dokumentasi yang
dilakukan ditemukan data bahwa selama tahun 2013 program pembinaan terhadap
Poskamling ini telah diimplementasikan sebanyak 36 kali kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan Poskamling ini ia menyampaikan bahwa:
“dengan program pembinaan Poskamling yang ada di desa-desa, maka hal ini
bisa meminimalkan angka tindak kriminal pencurian yang kerap terjadi di
rumah-rumah warga. Dan kami berharap bahwa program pembinaan secara
terus menerus dapat dilakukan agar semua masyarakat dapat memahami arti
pentingnya keberadaan Poskamling” (wawancara dengan Suripto, tanggal 22
November 2013).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program
pembinaan Poskamling yang dilakukan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan ini sangat
membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan dalam
masyarakat. Melalui program pembinaan Poskamling ini diharapkan agar masyarakat
bisa merasakan bahwa mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pihak
kepolisian dalam ikut menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
4.2.4 Program Pembinaan dan Penyuluhan kepada Siswa SMP dan SMA
Program pembinaan dan penyuluhan terhadap para siswa SMP dan SMA ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran para siswa dalam ikut
menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah dan masyarakat dimana
mereka berada. Dari hasil studi dokumentasi yang dilakukan ditemukan data bahwa
program pembinaan dan penyuluhan terhadap para siswa SMP dan SMA ini telah
berhasil diimplementasikan setiap minggu dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang
ada di Kecamatan Sempolan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan dan penyuluhan ini ia menyampaikan bahwa:
“menurut saya sangat setuju sekali, karena dengan sering diadakannya
penyuluhan oleh anggota Polsek di sekolah-sekolah dapat memberikan
dorongan kepada siswa/siswi untuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang
melanggar hukum serta norma-norma yang dilarang oleh pemerintah maupun
agama” (wawancara dengan Hartono, tanggal 22 November 2013)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program
pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan
kepada para siswa ini sangat membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban
10
dan keamanan dalam masyarakat, khususnya dilingkungan sekolah. Melalui program
pembinaan dan penyuluhan ini diharapkan agar semua siswa bisa ikut menciptakan
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat dengan tidak melakukan sesuatu tindakan
yang melanggar hukum serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
4.2.5 Program Pembinaan Terhadap Club-Club Motor
Program pembinaan dan penyuluhan terhadap club-club motor ini dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya yang terlibat
dalam club-club motor untuk ikut menciptakan keamanan dan ketertiban di jalan raya,
sehingga tidak mengganggu ketertiban lalu lintas. Dari hasil studi dokumentasi yang
dilakukan ditemukan bahwa selama tahun 2013 program pembinaan dan penyuluhan
terhadap club-club motor oleh unit Binmas Polsek Sempolan ini telah
diimplementasikan sebanyak 46 kali kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan dan penyuluhan terhadap club-club motor yang dilakukan oleh Unit
Binmas Polsek Sempolan ia menyampaikan bahwa:
“saya sangat setuju dan mendukung sepenuhnya apabila semua club motor di
Sempolan ini bisa dibina dan dirangkul oleh pihak Polsek Sempolan, hal ini
supaya tidak liar di jalan raya dan mengganggu para pengguna jalan yang lain
dan yang penting juga adalah mereka lebih mengerti mengenai tata cara
berkendara yang baik di jalan” (wawancara dengan Sumardi, tanggal 22
November 2013)
Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program pembinaan dan
penyuluhan yang dilakukan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan kepada club-club
motor ini sangat membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan
dalam masyarakat, khususnya di jalan raya. Melalui program pembinaan dan
penyuluhan ini diharapkan agar semua club motor bisa ikut menciptakan keamanan
dan ketertiban di jalan raya dengan tidak melakukan sesuatu tindakan yang melanggar
hukum atau rambu-rambu lalu lintas, sehingga keselematan di jalan raya tetap bisa
dijaga.
4.2. Faktor Penghambat
Bedasarkan hasil wawancara penulis dengan Kanit Binmas Polsek Sempolan
ketika ditanyakan tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam
rangka mengimplementasikan program Unit Binmas Polsek Sempolan Polres Jember,
ia mengatakan bahwa:
“Untuk saat ini memang masih banyak faktor yang menjadi penghambat bagi
Polsek Sempolan dalam mengimplementasikan program-programnya,
diantaranya: kondisi personel baik secara kualitas maupun kuantitas masih jauh
dari apa yang diharapkan (sangat terbatas); pemahaman, kepedulian dan
pemberdayaan fungsi Unit Binmas di jajaran organisasi Polsek Sempolan
Jember masih sangat minim; terbatasnya anggaran; masih adanya perilaku
kolutif dikalangan petugas; dan masih rendahnya kesadaran sebagian
masyarakat untuk ikut mendukung berbagai kegiatan Unit Binmas”
(Wawancara tanggal 26 Januari 2014).
11
Selanjutnya menurut Suyono selaku informan dari pihak masyarakat yang
pernah ikut dalam program pembinaan masyarakat ketika ditanyakan tentang
bagaimanakah hambatan yang dihadapi Polsek Sempolan dalam menjalankan
programnya ditengah-tengah masyarakat, ia menuturkan bahwa:
“Menurut saya faktor penghambat di tengah masyarakat ketika Polsek
melaksanakan programnya adalah masih rendahnya kesadaran sebagian
masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan Unit Binmas dalam
mengimplementasikan programnya terutama kegiatan pembinaan ketertiban
dan keamanan masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa wilayah masih
rawan terjadi kasus pelanggaran hukum. Selain itu, seringkali juga masih
ditemukan adanya oknum di lapangan yang mempraktekkan cara-cara
memperoleh informasi secara tidak etis/tidak syah, seperti dengan cara
menyuap oknum petugas” (wawancara tanggal 26 Januari 2014).
Senada dengan Suyono, empat informan lainnya yaitu: Bambang Haryanto,
Suripto, Hartono dan Sumardi ketika ditanyakan tentang hambatan yang dihadapi
dalam rangka pelaksanaan program pembinaan masyarakat yang dilakukan oleh unit
Binmas Polsek Sempolan juga sepakat dengan pendapat Suyono bahwa faktor
penghambat umumnya adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut
mendukung berbagai program pembinaan masyarakat, padahal menurut para informan
ini program tersebut justru sangat penting dalam rangka memelihara keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dan juga pengamatan penulis dilapangan
dapat dikatakan bahwa untuk saat ini memang masih banyak faktor yang menjadi
penghambat bagi Polsek Sempolan dalam mengimpelementasikan programnya. Dan
keberhasilan Unit Binmas Polsek Sempolan dalam mengimplementasikan programnya
sangat tergantung juga dari upaya-upaya untuk mengatasi faktor penghambat yang
ada.
Untuk itulah menurut penulis dalam rangka mengatasi berbagai hambatan
tersebut Unit Binmas Polsek Sempolan perlu melakukan berbagai langkah strategis,
misalnya: melakukan peningkatan kemampuan personil, pembinaan secara terus
menerus kepada setiap personil agar menghindari perilaku kolutif, peningkatan jumlah
anggaran pembinaan masyarakat dan pemberdayaan unit Binmas.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan ada beberapa program yang
sudah diimplementasikan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan, yaitu: program
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat, program pembinaan terhadap Forum
Komunitas Perpolisian Masyarakat (FKPM) di desa, program pembinaan terhadap
poskamling, program pembinaan dan penyuluhan kepada siswa SMP dan SMA dan
program pembinaan terhadap club-club motor. Berdasarkan pengamatan lapangan
yang dilakukan berbagai program tersebut belum sepenuhnya dapat
diimplementasikan secara maksimal sesuai apa yang direncanakan. Hal ini disebabkan
karena masih adanya faktor-faktor yang menghambat, misalnya:
12
a. Kondisi personel Unit Binmas Polsek Sempolan Jember saat ini baik secara kualitas
maupun kuantitas masih jauh dari apa yang diharapkan (sangat terbatas).
b. Pemahaman, kepedulian dan pemberdayaan fungsi Unit Binmas di jajaran
organisasi Polsek Sempolan Jember masih sangat minim.
c. Terbatasnya anggaran bagi Unit Binmas Polsek Sempolan untuk mendukung
berbagai program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas).
d. Masih adanya perilaku kolutif. Dalam hal ini masih ditemukan adanya oknum di lapangan
yang mempraktekkan cara-cara memperoleh informasi secara tidak etis/tidak syah, seperti
dengan cara menyuap oknum petugas.
e. Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan Unit
Binmas dalam mengimplementasikan program pembinaan ketertiban dan keamanan
masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa wilayah masih rawan terjadi kasus
pelanggaran hukum.
5.2 Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan saransaran sebagai berikut:
a. perlu peningkatan personel Unit Binmas Polsek Sempolan Jember baik secara
kualitas maupun kuantitas, sehingga mereka bisa melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya dengan baik;
b. perlu peningkatan pemahaman, kepedulian dan pemberdayaan fungsi Unit Binmas
di jajaran organisasi Polsek Sempolan Jember yang masih sangat minim;
c. perlu peningkatan anggaran bagi Unit Binmas Polsek Sempolan untuk mendukung
berbagai program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas);
d. perlu melakukan upaya-upaya serius dalam memberantas perilaku kolutif, baik dikalangan
personil maupun dikalangan masyarakat;
e. perlu upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut mendukung
kegiatan Unit Binmas dalam mengimplementasikan program pembinaan ketertiban dan
keamanan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik (Konsep Dimensi, Indikator, dan
Implementasinya). Yogyakarta: Gava Media
Riant Nugroho D. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Ratminto, Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Modal
Konseptual, Penerapan Citizen's Charter dan Standar Pelayanan
Minimal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Singarimbun, Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai (Edisi Revisi). Jakarta: PT.
Pustaka LP3ES
Undang-Undang dan Peraturan lainnya:
Surat telegram dengan No.Pol.: STR/32/III/2009 dari Kababinkam Polri kepada Para
Kapolda tentang Program Quick Wins
13
Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Pasal 13 huruf c, pasal 14 huruf b, pasal 15 ayat 2 huruf ( c).
Laporan Tahunan Unit Binmas Polsek Sempolan Jember, 2012, 2013
SOP Unit Binmas Polsek Sempolan Jember, 2013
Profil Polsek Sempolan Jember, 2013
Dokumen Elektronik:
http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/ pengertian-implementasi-menurut-para.html- (diakses
tanggal 11 Desember 2013)
http://sambodossite.blogspot.com/2009/06/iso-9001-2000-dan-citra-pelayanan-polri.
html (diakses tanggal 9 Oktober 2013)
14
(BINMAS) POLSEK SEMPOLAN JEMBER
Oleh:
Rahmadi Kurniawan
NIM: 1010512013
Abstrak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa program Unit
Binmas Polsek Sempolan Jember belum dapat diimplementasikan secara maksimal
sesuai apa yang direncanakan. Hal ini disebabkan karena masih adanya faktor-faktor
yang menghambat, diantaranya: 1) Kondisi personel Unit Binmas Polsek Sempolan
Jember saat ini baik secara kualitas maupun kuantitas masih jauh dari apa yang
diharapkan (sangat terbatas). 2) Pemahaman, kepedulian dan pemberdayaan fungsi
Unit Binmas di jajaran organisasi Polsek Sempolan Jember masih sangat minim. 3)
Terbatasnya anggaran bagi Unit Binmas Polsek Sempolan untuk mendukung berbagai
program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas). 4) Masih
adanya perilaku kolutif dikalangan oknum di lapangan yang mempraktekkan cara-cara
memperoleh informasi secara tidak etis/tidak syah. 5) Masih rendahnya kesadaran sebagian
masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan Unit Binmas dalam mengimplementasikan
program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa
wilayah masih rawan terjadi kasus pelanggaran hukum.
Kata Kunci: Implementasi, Program Unit Binmas
Abstract
Based on research conducted indicates that the program units of Jember Sempolan
Binmas police can not be implemented optimally match what is planned . This is due to the
persistence of the factors that inhibit , including: 1 ) Condition Unit personnel Binmas
Sempolan Jember police today both in quality and quantity is still far from what is expected (
very limited ) . 2 ) understanding , awareness and empowerment Unit functions within the
organization Binmas Sempolan Jember Police still very minimal . 3 ) Lack of budget for the
Police Unit Binmas Sempolan to support various development programs public order and
safety ( kamtibmas ) . 4 ) There are some collusive behavior among officers in the field who
practice ways of obtaining information is unethical / unlawful . 5 ) The low awareness of the
majority community to help support the activities Binmas Unit in implementing development
programs public order and security . This resulted in some areas are still prone to cases of
violation of the law .
Keywords : Implementation , Program Unit Binmas
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi yang sederhana ini akan mencoba mengangkat topik tentang
“Implementasi Program Unit Pembinaan Masyarakat (Unit Binmas) Polsek Sempolan
Jember”. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam kehidupan masyarakat
diperlukan adanya keamanan dan ketertiban agar masyarakat bisa hidup dengan tenteram,
aman dan damai. Polri dalam salah satu substansi tugas pokoknya adalah memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat bersumber dari
kedudukan fungsi kepolisian sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang
1
pada hakekatnya bersifat pelayanan publik (public service) dan termasuk dalam
kewajiban umum Kepolisian.
Dalam pengelolaan suatu negara, peran kepolisian sangatlah dibutuhkan agar
pemerintah dapat menjalankan program kebijakannya dengan baik. Terutama dalam
mengatasi masalah keamanan dan ketertiban negara berupa Ancaman, Tantangan,
Hambatan & Gangguan (ATHG), sangatlah mustahil apabila tanpa bantuan kepolisian.
Fungsi kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban sangat diperlukan dari
awal perencanaan program, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasinya.
Kepolisian Resort Jember sesuai dengan tugas pokok dan wewenangnya adalah
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, memberikan
perlindungan hukum, pengayoman dan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam kaitan dengan
salah satu fungsi kepolisian sebagai institusi yang memelihara keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat, maka di tingkat Polsek dibentuk institusi kepolisian yang bernama Unit
Pembinaan Masyarakat (Unit Binmas) yang dipimpin oleh Kanit Binmas dan secara hirarkis
berada dibawah Kapolsek. Di tingkat Polsek peran Unit Binmas ini sangat penting
terutama dalam memberikan pembinaan kepada seluruh masyarakat, sehingga
kehidupan yang benar-benar aman dan tertib bisa diwujudkan.
Salah satu hal yang menarik adalah bahwa meskipun sejak lama di tingkat
Polsek telah dibentuk Unit Binmas dan telah berusaha untuk terus menerus melakukan
tugas pokok dan fungsi pembinaan kepada masyarakat melalui berbagai program,
namun hingga kini kehidupan masyarakat yang benar-benar aman, tertib dan damai
belum bisa diwujudkan dengan baik. Untuk itulah peran Unit Binmas Polsek
Sempolan Jember dalam mengimplementasikan berbagai program atau kegiatan
kualitasnya harus lebih ditingkatkan lagi dan para personilnya juga harus lebih dekat
dengan masyarakat sehingga seluruh masyarakat merasa menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari fungsi keamanan dan ketertiban itu sendiri. Berdasarkan itulah
penulis tertarik mengambil judul, yaitu: “Implementasi Program Unit Pembinaan
Masyarakat (Unit Binmas) Polsek Sempolan Jember”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut studi ini akan diarahkan untuk menjawab
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. bagaimanakah implementasi program Unit Pembinaan Masyarakat (Unit
Binmas) Polsek Sempolan Jember?
2. faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi Unit Binmas Polsek
Sempolan dalam mengimplementasikan programnya?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dari
penelitian ini adalah:
1. untuk memberikan gambaran tentang implementasi program Unit Pembinaan
Masyarakat (Unit Binmas) Polsek Sempolan Jember;
2. untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang menjadi penghambat
dalam implementasi program Unit Binmas Polsek Sempolan.
Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu :
1. diharapkan dapat memberikan masukan bagi Unit Binmas Polsek Sempolan
khususnya dan Polres Jember umumnya dalam meningkatkan tugas pokok dan
fungsi Unit Binmas dimasa yang akan datang;
2
2.
3.
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan bidang ilmu pemerintahan pada khususnya;
diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi semua pihak yang tertarik meneliti
dengan topik atau judul yang sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan
implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,
2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan
juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun
Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi
adalah sistem rekayasa.” (lihat dalam http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/ pengertianimplementasi-menurut-para.html)
Menurut Kamus Webster, implementasi dirumuskan sebagai: “to implement
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (menyediakan sarana
dan untuk melaksanakan sesuatu), to give practical effect to (menimbulkan dampak/akibat
terhadap sesuatu). Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya
dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan
badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin
diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara
menstruktur/mengatur proses implemntasinya.
Dalam pandangan George C. Edwards dalam buku Leo Agustino (2006:149),
Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu: komunikasi, sumber daya,
disposisi dan struktur organisasi. Implementasi sebuah kebijakan secara konseptual bisa
dikatakan sebagai sebuah proses pengumpulan sumber daya Alam dan Sumber Daya Manusia
dan diikuti dengan penentuan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan
kebijakan. Rangkaian tindakan yang diambil tersebut merupakan bentuk transformasi
rumusan-rumusan yang diputuskan dalam kebijakan menjadi pola pola operasional yang pada
akhirnya akan menimbulkan perubahan sebagaimana diamanatkan dalam kebijakan yang telah
diambil sebelumnya. Hakikat utama implementasi adalah pemahaman atas apa yang harus
dilakukan setelah sebuah kebijakan diputuskan.
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Polsek
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kapolsek
Polsek bertugas menyelenggarakan Tugas Pokok Polri Dalam Pemeliharaan
Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat, Penegakan Hukum, Pemberian Perlindungan,
Pengayoman Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Serta Tugas-Tugas Polri Lainnya Dalam
Daerah Hukumnya Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
Sedangkan Kapolsek bertugas memimpin, membina, mengatur dan mengendalikan
satuan organisasi di lingkungan polsek dan unsur pelaksanaan kewilayahan dalam jajarannya
termasuk kegiatan pengamanan markas serta memberikan saran pertimbangan kepada kapolres
yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.
Adapun fungsi yang dijalankan Kapolsek adalah:
3
a.
Pengawasan, Pengendalian, Pemimpin Dan Pembina Satuan Organisasi Di
Lingkungan Polsek Dan Unsur Pelaksana Kewilayahan dalam Jajarannya Termasuk
Kegiatan Pengamanan Markas.
b. Pemberian Saran Pertimbangan Kepada Kapolres Yang Terkait Dengan Pelaksanaan
Tugasnya.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Kapolsek melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
a. memberikan arahan dan kebijakan strategis polsek di maupun operasional di
lingkungan unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok,
unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.
b. memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan pembantu pelaksana
pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas
kewilayahan.
c. menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di bidang
operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas
pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.
2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Humas (Sihumas)
Seksi Humas bertugas bertugas mengumpulkan, mengolah data dan menyajikan
informasi serta dokumentasi yang berkaitan dengan tugas polsek.
Adapun fungsi Seksi Humas adalah:
a. pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan dan dokumentasi kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas polsek;
b. pengelolaan dan penyajian informasi sebagai bahan publikasi kegiatan polsek.
2.2.3 Seksi Umum (Sium)
Tugas Seksi Umum adalah menyelenggarakan perencanaan, pelayanan administrasi
umum, ketatausahaan dan urusan dalam, pelayanan kantor, perawatan tahanan serta
pengelolaan barang bukti di lingkungan polsek.
Adapun fungsi Seksi Umum adalah:
a. perencanaan kegiatan, pelayanan administrasi umum serta ketatausahaan dan urusan
dalam antara lain kesekretariatan dan kearsipan di lingkungan polsek;
b. pelayanan administrasi personel dan sarana prasarana;
c. pelayanan kantor antara lain pelayanan fasilitas kantor, rapat, protokoler untuk
upacara, dan urusan dalam di lingkungan di lingkungan polsek;
d. perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Seksi Umum menjalankan
kegiatan diantaranya:
a. Urusan Perencanaan Administrasi (Ur Renmin), yaitu melakukan perencanaan
kegiatan dan administrasi personel serta sarana prasarana;
b. Urusan Tata Urusan Dalam (Ur Taud), yaitu melakukan pelayanan administrasi
umum, ketatausahaan dan urusan dalam, kearsipan, dan pelayanan kantor di
lingkungan polsek;
c. Urusan Tahanan Dan Barang Bukti (Ur Tahti), yaitu melakukan perawatan
tahanan dan pengelolaan barang bukti.
2.2.4 Unit Provos
Unit Provos bertugas melaksanakan pembinaan disiplin personil polsek,
pemeliharaan ketertiban serta pengamanan internal dalam penegakan disiplin dan kode etik
profesi polri dan pelayanan pengaduan masyarakat terhadap penyimpangan perilaku dan
tindakan personel Polri;
Adapun fungsi Unit Provos adalah:
4
a. pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan personel
polri;
b. penegakan disiplin dan ketertiban personel polsek;
c. pengamanan internal, dalam upaya penegakan disiplin dan kode etik profesi polri;
d. pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel polsek yang sedang dan telah
menjalankan hukuman disiplin dan kode etik profesi;
e. pengusulan rehabilitasi personel polsek yang telah melaksanakan hukuman berdasarkan
hasil pengawasan dan penilaian yang dilakukan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Unit Provos menjalankan
kegiatan diantaranya:
a. melakukan pengamanan internal dalam rangka penegakan disiplin dan atau kode etik
profesi polri, pengusulan rehabilitasi personel polsek yang telah melaksanakan
hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian;
b. melakukan pelayanan pengaduan masyarakat terhadap penyimpangan perilaku dan
tindakan personel polri, penegakan disiplin dan ketertiban personel polsek, serta
pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel polsek yang sedang dan telah
menjalankan hukuman disiplin dan/atau kode etik profesi polri.
2.2.5 Unit Intelkam
Unit Intelkam bertugas menyelenggarakan fungsi intelejen di bidang keamanan
meliputi pengumpulan bahan keterangan/informasi untuk keperluan deteksi dini (early
detection) dan peringatan dini (early warning), dalam rangka pencegahan terjadinya gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat, serta pelayanan perizinan.
Adapun fungsi Intelkam adalah:
a. pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan dan produk intelijen dilingkungan
polsek;
b. pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya deteksi dini
(early detection) dan peringatan dini (early warning), pengembangan jaringan informasi
melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen;
c. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal
organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat kecamatan /kelurahan;
d. pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan serta
penyusunan produk intelijen;
e. penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil analisis
setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan;
f. pemberian pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat
lainnya, penerbitan rekomendasi skck kepada masyarakat yang memerlukan, serta
melakukan pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Intelkam menjalankan kegiatan
sebagai berikut:
a. melaksanakan deteksi dini;
b. melaksanakan pembuatan produk intel;
c. melaksanakan pulbaket;
d. melaksanakan peringatan dini / early warning;
e. melaksanakan pemberian saran dan masukan informasi intelejen kepada pimpinan;
f. melaksanakan pembangun jaringan intelejen;
g. melaksanakan pembuatan kirka intel;
h. melaksanakan giat anev;
i. melaksanakan giat dinas kepolisian lainnya;
5
2.2.6 Unit Reskrim
Unit Reskrim bertugas melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana,
termasuk fungsi identifikasi.
Dalam menjalankan tugasnya Unit Reskrim berfungsi antara lain:
a. Pelaksanaan Penyelidikan Dan Penyidikan Tindak Pidana;
b. Pelayanan Dan Perlindungan Khusus Kepada Remaja, Anak-Anak Dan Wanita Baik
Sebagai Pelaku Tindak Pidana Maupun Korban Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan;
c. Pengidentifikasian Untuk Kepentingan Penyidikan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Unit Reskrim menjalankan kegiatan
sebagai berikut:
a. melaksanakan penyelidikan tindak pidana;
b. melaksanakan olah TKP;
c. melaksanakan kegiatan gelar perkara;
d. melaksanakan pemberkasan perkara;
e. melaksanakan koordinasi dengan CJS;
f. melaksanakan kegiatan upaya paksa;
g. melaksanakan kegiatan kring serse;
h. melaksanakan pembuatan SP2HP;
i. melaksanakan penyerahan tersangka dan barang bukti serta berkas perkara kepada
kejaksaan;
j. melaksanakan pembuatan rengiat;
k. melaksanakan pembuatan rab lidik atau sidik;
l. melaksanakan pembuatan perwabku;
m. melaksanakan penyusunan laporan rutin dan insidentil;
n. melaksanakan giat dinas kepolisian lainnya.
2.2.7 Satuan Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
Tugas SPKT memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap
laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan
pelayanan informasi.
Adapun fungsi dari SPKT adalah:
a. pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara lain dalam bentuk
laporan polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
(Sktlk), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat Izin Keramaian (SIK);
b. pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian
Perkara (TPTKP) dan pengamanan kegiatan masyarakat dan koordinasi dengan instansi
pemerintah;
c. pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi, antara lain telepon, pesan
singkat, faksimile, jejaring sosial (internet);
d. pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian laporan harian kepada
Kapolsek.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya SPKT melaksankan kegiatan sebagai
berikut:
a. melaksanakan pelayanan kepolisian secara terpadu;
b. memberikan penerimaan laporan dan pengaduan;
c. memberikan bantuan atau pertolongan;
d. memberikan pelayanan surat keterangan;
6
e.
f.
g.
h.
mendatangi dan mengamankan tkp;
memberikan laporan situasi kepada kapolsek;
melaksanakan keamanan mako;
melaksanakan giat dinas kepolisian lainnya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang bertujuan menggambarkan dan mengungkap fakta, keadaan, fenomena
dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.
Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan
dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam
masyarakat. Penelitian deskriptif kualitatif ini berusaha melukiskan atau
menggambarkan sejumlah konsep yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa
mempersoalkan hubungan antar variabel. Ciri pokok metode deskriptif kualitatif
adalah lebih menekankan pada mencari jawaban atas permasalahan lewat subyek
penelitian daripada hanya mencari fakta-fakta yang aktual. Penelitian deskriptif
merupakan suatu jenis penelitian yang hanya akan meluruskan keadaan obyek atau
menggambarkan suatu persoalan dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau
menarik kesimpulan yang berlaku umum.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Unit Binmas Polsek Sempolan Jember
dengan pertimbangan antara lain: pertama, Polsek Sempolan merupakan salah satu
Polsek di Kabupaten Jember yang cukup berhasil dalam menjalankan program
pembinaan kepada masyarakat. Kedua, Sepanjang pengetahuan peneliti topik
penelitian ini belum pernah diteliti di Polsek Sempolan, sehingga diharapkan bisa
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan program pembinaan masyarakat di masa
yang akan datang. Ketiga, Polsek Sempolan berada di pusat kecamatan sehingga
memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi peneliti untuk bergerak dari berbagai
keterbatasan baik waktu, dana maupun tenaga.
3.3 Penentuan Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber kedua. Sumber data primer diperoleh dari 6
orang informan yang terdiri dari: 1 orang personil Unit Binmas Polsek sempolan
Jember, yaitu Kanit Binmas dan 5 orang dari pihak masyarakat, yaitu: Bambang
Haryanto, Suyono, Suripto, Hartono dan Sumardi.
Penentuan para informan atau sumber data primer tersebut dilakukan dengan
teknik purposive, yaitu dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sumber
data atau informan yang dipilih dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber tertulis, misalnya dokumen
rencana program/kegiatan Unit Binmas, laporan kegiatan tahunan Unit Binmas,
dokumen SOP, Peraturan Kapolri, dan berbagai dokumen lainnya.
7
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Teknik observasi partisipan. Observasi partisipan dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap setiap aktivitas yang dilakukan oleh para personil
Unit Binmas Polsek Sempolan Jember dalam menjalankan program pembinaan
masyarakat.
2. Wawancara, yaitu proses tanya jawab antara peneliti dengan para informan.
Wawancara ini dilakukan terhadap 1 (satu) orang personil Polsek Sempolan, yaitu
Kanit Binmas serta 5 (lima) orang dari pihak masyarakat yang dibina.
3. Teknik dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari berbagai
referensi atau dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti, misalnya: Profil Polsek Sempolan Jember, dokumen laporan tahunan Unit
Binmas Polsek Sempolan dan data sekunder lainnya yang terkait dengan masalah
yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data-data yang diperoleh maka penulis menggunakan
metode analisis data kualitatif yaitu data yang dapat diperoleh dari hasil dokumentasi
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh suatu kesimpulan penelitian.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Program Unit Binmas Polsek Sempolan
4.1.1 Program Pembinaan keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan ditemukan data atau
informasi bahwa selama tahun 2013 program pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat oleh Unit Binmas Polsek Sempolan telah diimplementasikan dengan
bentuk-bentuk aktivitas sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan potensi masyarakat, antara lain dengan:
1. Melakukan pendataan tentang organisasi-organisasi sosial, organisasiorganisasi profesi dan kelompok-kelompok masyarakat dalam wilayah
Kecamatan Sempolan.
2. Menjalin hubungan baik (Public Relation) dengan Pimpinan/pengurus dan
sebanyak mungkin anggota-anggota dari organisasi atau kelompok-kelompok
masyarakat baik formal maupun nonformal.
3. Menjalin kerjasama dengam kekuatan masyarakat dalam rangka pemeliharaan
Kamtibmas.
b. Pembinaan Ketertiban Sosial, antara lain:
1. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi masalah-masalah/PMKS
(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di wilayah Kecamatan Sempolan
yang dapat menjurus pada situasi konflik ).
2. Melakukan pendekatan-pendekatan dan bimbingan terhadap tokoh-tokoh
masyarakat dan anggota-anggota masyarakat yang mempunyai sikap dan
perilaku menyimpang/fanatik (cenderung ekstrim kanan/ ekstrim kiri), dalam
rangka membantu Polsek Sempolan melakukan pembinaan/penggalangan
8
tokoh-tokoh atau kelompok masyarakat yang bersikap atau berperilaku
menyimpang/fanatic tersebut.
3. Bersama pimpinan tokoh-tokoh masyarakat setempat melakukan pembinaan
terhadap eks Narapidana.
c. Rehabilitasi, antara lain:
1. Bersama-sama dengan Instansi setempat melakukan upaya rehabilitasi social
akibat bencana alam, pencemaran lingkungan.
2. Membantu instansi yang berwenang dalam melakukan penyelenggaraan
berbagai proyek-proyek rehabilitasi sosial maupun rehabilitasi lingkungan.
Misalnya: Rahabilitasi masalah Tuna Karya, tuna Wisma, Proyek
pemasyarakat suku terasing, reboisasi dan sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan oleh Unit Binmas
Polsek Sempolan ini ia menyampaikan bahwa:
“dengan adanya program pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat di
desa, maka masyarakat di desa merasa jauh lebih dekat dengan pihak
kepolisian, sehingga apabila terjadi permasalahan sosial maupun kriminal
dalam masyarakat, maka pihak masyarakat tidak segan-segan untuk melapor
atau minta pendapat polisi” (wawancara dengan Bambang Haryanto, tanggal
22 November 2013).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan oleh Unit Binmas
Polsek Sempolan ini sangat membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban dan
keamanan dalam masyarakat. Melalui program pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat ini diharapkan agar masyarakat bisa merasakan bahwa mereka adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari pihak kepolisian dalam ikut menciptakan keamanan
dan ketertiban dalam masyarakat.
4.2.2 Program Pembinaan Terhadap Forum Komunitas Perpolisian Masyarakat
(FKPM) di Desa
Program pembinaan terhadap Forum Komunitas Perpolisian Masyarakat
(FKPM) di desa ini dilakukan dengan tujuan agar terjalin kemitraan antara pihak
kepolisian dengan masyarakat. Dari hasil penelusuran dokumentasi yang dilakukan
ditemukan data atau informasi bahwa selama tahun 2013 kegiatan ini telah berhasil
diimplementasikan sebanyak 9 (sembilan) kali.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan FKPM ini ia menyampaikan bahwa:
“menurut saya dengan adanya Forum Komunitas Perpolisian Masyarakat di
desa ini sangat membantu semua masyarakat yang sedang mempunyai
permasalahan antar masyarakat, karena masyarakat tidak perlu melapor lagi ke
Polsek setempat dan bisa diselesaikan di desa” (wawancara dengan Suyono, tgl
22 November 2013).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa sejak
dibentuknya FKPM di Polsek Sempolan ini sangat membantu pihak kepolisian dalam
9
menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat, karena dengan adanya FKPM ini
maka ketika terjadi perselisihan diantara berbagai kelompok dalam masyarakat mereka
tidak perlu lagi melapor ke polsek. Semua permasalahan yang terjadi antar masyarakat
dapat dimediasi lewat FKPM.
4.2.3 Program Pembinaan Terhadap Poskamling
Program pembinaan terhadap Poskamling ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam ikut menciptakan keamanan dan ketertiban
dalam masyarakat dimana mereka berada. Dari hasil studi dokumentasi yang
dilakukan ditemukan data bahwa selama tahun 2013 program pembinaan terhadap
Poskamling ini telah diimplementasikan sebanyak 36 kali kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan Poskamling ini ia menyampaikan bahwa:
“dengan program pembinaan Poskamling yang ada di desa-desa, maka hal ini
bisa meminimalkan angka tindak kriminal pencurian yang kerap terjadi di
rumah-rumah warga. Dan kami berharap bahwa program pembinaan secara
terus menerus dapat dilakukan agar semua masyarakat dapat memahami arti
pentingnya keberadaan Poskamling” (wawancara dengan Suripto, tanggal 22
November 2013).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program
pembinaan Poskamling yang dilakukan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan ini sangat
membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan dalam
masyarakat. Melalui program pembinaan Poskamling ini diharapkan agar masyarakat
bisa merasakan bahwa mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pihak
kepolisian dalam ikut menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
4.2.4 Program Pembinaan dan Penyuluhan kepada Siswa SMP dan SMA
Program pembinaan dan penyuluhan terhadap para siswa SMP dan SMA ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran para siswa dalam ikut
menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah dan masyarakat dimana
mereka berada. Dari hasil studi dokumentasi yang dilakukan ditemukan data bahwa
program pembinaan dan penyuluhan terhadap para siswa SMP dan SMA ini telah
berhasil diimplementasikan setiap minggu dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang
ada di Kecamatan Sempolan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan dan penyuluhan ini ia menyampaikan bahwa:
“menurut saya sangat setuju sekali, karena dengan sering diadakannya
penyuluhan oleh anggota Polsek di sekolah-sekolah dapat memberikan
dorongan kepada siswa/siswi untuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang
melanggar hukum serta norma-norma yang dilarang oleh pemerintah maupun
agama” (wawancara dengan Hartono, tanggal 22 November 2013)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program
pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan
kepada para siswa ini sangat membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban
10
dan keamanan dalam masyarakat, khususnya dilingkungan sekolah. Melalui program
pembinaan dan penyuluhan ini diharapkan agar semua siswa bisa ikut menciptakan
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat dengan tidak melakukan sesuatu tindakan
yang melanggar hukum serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
4.2.5 Program Pembinaan Terhadap Club-Club Motor
Program pembinaan dan penyuluhan terhadap club-club motor ini dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya yang terlibat
dalam club-club motor untuk ikut menciptakan keamanan dan ketertiban di jalan raya,
sehingga tidak mengganggu ketertiban lalu lintas. Dari hasil studi dokumentasi yang
dilakukan ditemukan bahwa selama tahun 2013 program pembinaan dan penyuluhan
terhadap club-club motor oleh unit Binmas Polsek Sempolan ini telah
diimplementasikan sebanyak 46 kali kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang informan ketika
ditanyakan tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap pelaksanaan program
pembinaan dan penyuluhan terhadap club-club motor yang dilakukan oleh Unit
Binmas Polsek Sempolan ia menyampaikan bahwa:
“saya sangat setuju dan mendukung sepenuhnya apabila semua club motor di
Sempolan ini bisa dibina dan dirangkul oleh pihak Polsek Sempolan, hal ini
supaya tidak liar di jalan raya dan mengganggu para pengguna jalan yang lain
dan yang penting juga adalah mereka lebih mengerti mengenai tata cara
berkendara yang baik di jalan” (wawancara dengan Sumardi, tanggal 22
November 2013)
Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa program pembinaan dan
penyuluhan yang dilakukan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan kepada club-club
motor ini sangat membantu pihak kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan
dalam masyarakat, khususnya di jalan raya. Melalui program pembinaan dan
penyuluhan ini diharapkan agar semua club motor bisa ikut menciptakan keamanan
dan ketertiban di jalan raya dengan tidak melakukan sesuatu tindakan yang melanggar
hukum atau rambu-rambu lalu lintas, sehingga keselematan di jalan raya tetap bisa
dijaga.
4.2. Faktor Penghambat
Bedasarkan hasil wawancara penulis dengan Kanit Binmas Polsek Sempolan
ketika ditanyakan tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam
rangka mengimplementasikan program Unit Binmas Polsek Sempolan Polres Jember,
ia mengatakan bahwa:
“Untuk saat ini memang masih banyak faktor yang menjadi penghambat bagi
Polsek Sempolan dalam mengimplementasikan program-programnya,
diantaranya: kondisi personel baik secara kualitas maupun kuantitas masih jauh
dari apa yang diharapkan (sangat terbatas); pemahaman, kepedulian dan
pemberdayaan fungsi Unit Binmas di jajaran organisasi Polsek Sempolan
Jember masih sangat minim; terbatasnya anggaran; masih adanya perilaku
kolutif dikalangan petugas; dan masih rendahnya kesadaran sebagian
masyarakat untuk ikut mendukung berbagai kegiatan Unit Binmas”
(Wawancara tanggal 26 Januari 2014).
11
Selanjutnya menurut Suyono selaku informan dari pihak masyarakat yang
pernah ikut dalam program pembinaan masyarakat ketika ditanyakan tentang
bagaimanakah hambatan yang dihadapi Polsek Sempolan dalam menjalankan
programnya ditengah-tengah masyarakat, ia menuturkan bahwa:
“Menurut saya faktor penghambat di tengah masyarakat ketika Polsek
melaksanakan programnya adalah masih rendahnya kesadaran sebagian
masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan Unit Binmas dalam
mengimplementasikan programnya terutama kegiatan pembinaan ketertiban
dan keamanan masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa wilayah masih
rawan terjadi kasus pelanggaran hukum. Selain itu, seringkali juga masih
ditemukan adanya oknum di lapangan yang mempraktekkan cara-cara
memperoleh informasi secara tidak etis/tidak syah, seperti dengan cara
menyuap oknum petugas” (wawancara tanggal 26 Januari 2014).
Senada dengan Suyono, empat informan lainnya yaitu: Bambang Haryanto,
Suripto, Hartono dan Sumardi ketika ditanyakan tentang hambatan yang dihadapi
dalam rangka pelaksanaan program pembinaan masyarakat yang dilakukan oleh unit
Binmas Polsek Sempolan juga sepakat dengan pendapat Suyono bahwa faktor
penghambat umumnya adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut
mendukung berbagai program pembinaan masyarakat, padahal menurut para informan
ini program tersebut justru sangat penting dalam rangka memelihara keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dan juga pengamatan penulis dilapangan
dapat dikatakan bahwa untuk saat ini memang masih banyak faktor yang menjadi
penghambat bagi Polsek Sempolan dalam mengimpelementasikan programnya. Dan
keberhasilan Unit Binmas Polsek Sempolan dalam mengimplementasikan programnya
sangat tergantung juga dari upaya-upaya untuk mengatasi faktor penghambat yang
ada.
Untuk itulah menurut penulis dalam rangka mengatasi berbagai hambatan
tersebut Unit Binmas Polsek Sempolan perlu melakukan berbagai langkah strategis,
misalnya: melakukan peningkatan kemampuan personil, pembinaan secara terus
menerus kepada setiap personil agar menghindari perilaku kolutif, peningkatan jumlah
anggaran pembinaan masyarakat dan pemberdayaan unit Binmas.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan ada beberapa program yang
sudah diimplementasikan oleh Unit Binmas Polsek Sempolan, yaitu: program
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat, program pembinaan terhadap Forum
Komunitas Perpolisian Masyarakat (FKPM) di desa, program pembinaan terhadap
poskamling, program pembinaan dan penyuluhan kepada siswa SMP dan SMA dan
program pembinaan terhadap club-club motor. Berdasarkan pengamatan lapangan
yang dilakukan berbagai program tersebut belum sepenuhnya dapat
diimplementasikan secara maksimal sesuai apa yang direncanakan. Hal ini disebabkan
karena masih adanya faktor-faktor yang menghambat, misalnya:
12
a. Kondisi personel Unit Binmas Polsek Sempolan Jember saat ini baik secara kualitas
maupun kuantitas masih jauh dari apa yang diharapkan (sangat terbatas).
b. Pemahaman, kepedulian dan pemberdayaan fungsi Unit Binmas di jajaran
organisasi Polsek Sempolan Jember masih sangat minim.
c. Terbatasnya anggaran bagi Unit Binmas Polsek Sempolan untuk mendukung
berbagai program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas).
d. Masih adanya perilaku kolutif. Dalam hal ini masih ditemukan adanya oknum di lapangan
yang mempraktekkan cara-cara memperoleh informasi secara tidak etis/tidak syah, seperti
dengan cara menyuap oknum petugas.
e. Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan Unit
Binmas dalam mengimplementasikan program pembinaan ketertiban dan keamanan
masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa wilayah masih rawan terjadi kasus
pelanggaran hukum.
5.2 Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan saransaran sebagai berikut:
a. perlu peningkatan personel Unit Binmas Polsek Sempolan Jember baik secara
kualitas maupun kuantitas, sehingga mereka bisa melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya dengan baik;
b. perlu peningkatan pemahaman, kepedulian dan pemberdayaan fungsi Unit Binmas
di jajaran organisasi Polsek Sempolan Jember yang masih sangat minim;
c. perlu peningkatan anggaran bagi Unit Binmas Polsek Sempolan untuk mendukung
berbagai program pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas);
d. perlu melakukan upaya-upaya serius dalam memberantas perilaku kolutif, baik dikalangan
personil maupun dikalangan masyarakat;
e. perlu upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut mendukung
kegiatan Unit Binmas dalam mengimplementasikan program pembinaan ketertiban dan
keamanan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik (Konsep Dimensi, Indikator, dan
Implementasinya). Yogyakarta: Gava Media
Riant Nugroho D. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Ratminto, Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Modal
Konseptual, Penerapan Citizen's Charter dan Standar Pelayanan
Minimal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Singarimbun, Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai (Edisi Revisi). Jakarta: PT.
Pustaka LP3ES
Undang-Undang dan Peraturan lainnya:
Surat telegram dengan No.Pol.: STR/32/III/2009 dari Kababinkam Polri kepada Para
Kapolda tentang Program Quick Wins
13
Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Pasal 13 huruf c, pasal 14 huruf b, pasal 15 ayat 2 huruf ( c).
Laporan Tahunan Unit Binmas Polsek Sempolan Jember, 2012, 2013
SOP Unit Binmas Polsek Sempolan Jember, 2013
Profil Polsek Sempolan Jember, 2013
Dokumen Elektronik:
http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/ pengertian-implementasi-menurut-para.html- (diakses
tanggal 11 Desember 2013)
http://sambodossite.blogspot.com/2009/06/iso-9001-2000-dan-citra-pelayanan-polri.
html (diakses tanggal 9 Oktober 2013)
14