PERTEMUAN ISLAM DENGAN PERADABAN INDIA

PERTEMUAN ISLAM DENGAN PERADABAN INDIA
Oleh: Fitri Sari Setyorini1

A.

PENGANTAR
Pengertian peradaban dibedakan cukup jelas oleh A. A. A. Fyzee,

yakni dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan
karena kata tersebut diambil dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris)
yang berarti menjadi seorang warga negara berkemajuan. Dalam hal ini
peradaban dapat diartikan dengan dua cara: pertama, proses menjadi
berkeadaban, dan kedua, suatu masyarakat manusia yang sudah
berkembang

atau

maju.

Berdasarkan


pengertian

terakhir,

suatu

peradaban ditunjukkan dengan gejala-gejala lahir, misalnya memiliki
kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di bidang industri
(pertanian,

pertambangan,

pembangunan,

pengangkutan

dan

sebagainya), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dengan
kesenian yang indah-indah.2

Tulisan ini membahas tentang bagaimana proses pertemuan Islam
dengan peradaban India yang diawali dengan invasi politik oleh bangsa
Arab pada masa Dinasti Umayyah hingga mengalami puncak kejayaannya
pada rezim Mughal. Dalam menguraikan proses dan hasil interaksi Islam
dengan peradaban India, penulis menggunakan acuan teori Scientific
Revolution/ Shifting Paradigm dari Thomas Kuhn dengan menggunakan
variabel-variabel yang sesuai terhadap realita yang ada berdasarkan
sumber sejarah.3 Teori ini mengemukakan

bahwa suatu ilmu selalu

1

Alumni program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, angkatan
tahun 2012, Jurusan Agama dan Filsafat, konsentrasi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI).
2
Siti Maryam ed, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik HIngga Modern
(Yogyakarta: Lesf, 2004), hlm. 8.
3
Buku The Structure of Scientific Revolution edisi pertama terdiri dari tigabelas

bab. Secara keseluruhan penyampaian bab dalam buku ini disusun secara sistematis.
Pada bagian kata pengantar, Kuhn menjelaskan asal-usul disusunnya buku ini dari
perspektif autobiograf. Pada bab pertama membahas A Role for History, di dalamnya
dijelaskan peran tentang sejarah dalam mengasah kembali pandangan tradisional

1

mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu sehingga
akan menghasilkan sebuah paradigma baru baik yang berbeda sama
sekali

dengan

paradigma

semula

maupun

sebagian


menyerupai

paradigma awal. Adapun proses terjadinya ilmu melalui tahapan sebagai
berikut:
Normal Science – Anomali – Krisis -- Revolusi –New Science/ New Paradigm.4
Kuhn memakai istilah paradigma untuk menggambarkan sistem keyakinan yang
berhubungan dekat dengan normal sains yang di dalamnya berisi seperangkat hukum-hukum,
teori, aplikasi dan instrumen yang digunakan.5 Fokus pemikiran Kuhn menyatakan bahwa
perkembangan sains berlaku pada apa yang disebut paradigma ilmu. Menurut Kuhn
paradigma ilmu adalah suatu kerangka teoritis, atau suatu cara memandang dan memahami
alam, yang telah digunakan sekelompok ilmuwan sebagai pandangan dunianya (world view).
Paradigma ilmu berfungsi seabagai lensa yang melaluinya para ilmuwan dapat mengamati dan
memahami masalah-masalah ilmiah dalam bidang masing-masing dan jawaban-jawaban
ilmiah terhadap persoalan tersebut. Dari rekaman sejarah ilmu bisa diketahui bahwa terjadinya
perubahan-perubahan mendalam selama sejarah ilmu tidak didasarkan pada upaya empiris
untuk membuktikan suatu teori atau sistem, tetapi melalui revolusi-revolusi ilmiah, sehingga
kemajuan ilmiah pertama-tama bersifat revolusioner dan bukan kumulatif.

B.


PEMBAHASAN

tentang ilmu. Duabelas bab berikutnya disusun berdasarkan tiga bagian yakni, transisi
dari pra-paradigma science ke normal science dari bab dua sampai bab lima. Transisi
dari normal science ke extraordinary science dijelaskan pada bab enam sampai delapan,
dan transisi dari extraordinary science ke normal science baru dipaparkan dalam bab
Sembilan sampai tigabelas. Thomas Nickles, Thomas Kuhn; Philosophy Now (Chesman:
Acuumen, 2003), hlm. 8. Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolution edisi II
(Amerika: University of Chicago Press, 1970), hlm. iii.

4

James A. Marcum,

Thomas Kuhn’s Revolution; An Historical Philosophy of

Science (London: Continuum. 2005), 58.
5


Kuhn, Scientific Revolution, hlm. 10.

2

a.Sejarah Singkat Invasi Muslim ke Benua India
Sejarah masyarakat Muslim di anak benua India bermula pada
periode chaostik yang mengiringi hancurnya imperium Abbasiyah pada
pertengahan abad kesepuluh. Sebelumnya telah berlangsung invasi Arab.
Pada masa kekhalifahan Umar ibn Khattab mengirim utusan untuk
menguasai Sind pada tahun 643-644 M yang dipimpin oleh Abdullah ibn
Amar ibn Rabi dengan berhasil menginvasi daerah Kimran dan Sistan atau
Siwistan dengan mengepung wilayah tersebut dan berhasil membuat
penguasa setempat

menyerah6. Pada tahun 711 dan 725 M pasukan

invasi Arab dengan dipimpin oleh Muhammad ibn Qasim berhasil
menduduki Sind, sebelah barat Rajasthan, Baluchistan dan Gujarat. 7
Selama periode ini kaum Muslim belum sepenuhnya menguasai wilayahwilayah penting. Ini terjadi karena pasukan yang dikerahkan oleh Khalifah
di Damaskus tidak sepenuhnya fokus ke daerah India. Perhatian pusat

saat itu terbagi-bagi di wilayah Asia Tengah, Afrika Utara hingga Spanyol.
Di samping itu khalifah tidak sepenuhnya memberi dukungan untuk
mengembangkan kekuasaanya di wilayah ini karena Abbasiyah lebih
senang membina kekuatan sosial-budaya di dalamnya.8
Ketika Khalifah Abbasiyah mulai memasukkan orang-orang Turki
dari wilayah timur sekitar abad sepuluh ke dalam elite kekuasaannya,
mereka

kemudian

diberi

wewenang

untuk

melanjutkan

kegiatan


penaklukan di berbagai wilayah yang hampir sepenuhnya tugas ini
diserahkan kepada kekuatan baru tersebut. Penaklukan

Muslim yang

paling menentukan di India datang dari rezim militer Afghanistan pasca

6

Ishwari Prasad, A Short History of Muslim Rule in India: From The Conquest of
Islam To The Death of Aurangzeb (Allahabad: Indian Press, 1931), Hlm. 30.
7
Burton Stein, A History of India ed. 2 (UK: Blackwell, 2010), hlm. 129. Judith E.
Walsh, A Brief History of India (New York: Fact on File, 2006), hlm. 61. W. W. Hunter, A
Brief History of The Indian People ed. III (London: Tubner, 1883), hlm. 98-99.
8

Ajid Thohir, Islam di Asia Selatan: Melacak Perkembangan Sosial, Politik Islam
di India, Pakistan dan Bangladesh (Bandung: Humaniora, 2006), hlm. 84.


3

Abbasiyah.9 Ghaznawiyah (973-1025)10 menduduki Kanauj pada January
1019 M11 setelah gagal melakukan invasi ke India sebanyak tujuh belas
kali,12

Lahore tahun 1030 M dan menghancurkan wilayah India Utara

dengan pusat kekuasaan di Afghanistan dan Khurasan, sedangkan
wilayah yang pertama kali ditaklukannya hanya dijadikan sebagai daerah
taklukan.13 Melalui para pelanjutnya akhirnya Islam bisa diperkenalkan
dan dipelihara di daerah ini, bahkan bisa melebar hingga ke daerah lain.
Pada abad dua belas kedudukan Ghaznawiyah digantikan oleh
kesukuan di wilayah pegunungan setempat di bawah kepemimpinan
Dinasti Ghuridiyah yang mengawali kekuasaan sistematik di India. Tahun
1175 dan 1192 M mereka merebut Uch, Multan, Peshawar, Lahore dan
Delhi. Tahun 1206 M, salah seorang jenderal Ghuridiyah, Qutb al-Din
Aybeg menjadikan dirinya sebagai penguasa independen dan membentuk
dinasti dari serangkaian dinasti yang dikenal dengan Kesultanan Delhi
(1206-1526).14

Pada abad dua belas kedudukan Gahznawi digantikan oleh
panglimanya yang kemudian di sebut Dinasti Ghuridiyah (kesultanan para
budak) pada 1190-1206 M yang jauh berambisi dalam penaklukan wilayah
India dibandingkan dengan pendahulunya. Dalam rentang waktu 11751192 M mereka berhasil merebut daerah Uch, Multan Peshawar, Lahore.
Tahun 1206 M ia berhasil memperluas taklukannya hingga ke Delhi,
9
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam 1 &2 (Jakarta: Raja Grafndo
Persada, 1999), hlm. 672.
10
Mahmud Ghazni terkenal akan aksinya dalam penghancuran kuil-kuil Hindu di
Kanauj, Mathura, Nagarkot, Somnath (Gujarat) dan Thneswar dari sana ia mendapatkan
harta rampasan berupa emas, perak, dan para budak pada tahun 1025 dan dibawa ke
istananya di Ghazna (sekarang Afghanistan). Pada waktu itu Mahmud menyombongkan
dirinya dengan mengatakan telah membunuh 50.000 orang kafr dan 50.000 Muslim
yang dianggapnya telah melakukan perbuatan bid’ah. Sultan Mamud Ghazni meninggal
di Ghazna pada 1030 M. Hunter, India, hlm. 103. Stein, India, hlm. 130. Judith E. Walsh,
A Brief History of Hindia (New York: Fact on File, 2006), hlm. 62.

11


Prasad, Muslim Rule, hlm. 59.

12

Hunter, India, hlm. 102.
Sayyid S. Alvi “The Muslim Almanak: Islam in South Asia”, dalam Ajid Thoir,
Asia Selatan, hlm. 85.
14
Ibid.,
13

4

Kanauj dan (Varanasi) Benares dan sebagian besar wilayah di Rajashan
serta menghancurkan dinasti Sena di Bengal dan menghancurkan banyak
biara Budha di situ.15 Ia menempatkan Delhi sebagai bangunan politik.
Selama pemerintahannya, tujuh panglima budak (sultan-sultan lokal)
memimpin daerah-daerah kekuasaanya silih berganti, bahkan tidak jarang
saling bertikai. Muhammad Ghuri kemudian digantikan oleh sanak
saudaranya

yang

sekaligus

sebagai

budak-budaknya.

Ia

membagi

kekuasaan yang dimilikinya kepada tiga panglima yang dipercayainya,
Tajuddin

yang

menguasai

daerah

Ghazna,

Nashiruddin

Kubacha

menguasai wilayah Sind, dan Quthubuddin Aybek menguasai seluruh
Hindustan.

Aybek

memiliki

kemampuan

manajemen

politik

dan

ketrampilan militer yang sangat hebat. Ini terlihat jelas dari luasnya
wilayah

yang

kekuasaannya16.

dikuasainya
Ia

berhasil

dan

kuatnya

menduduki

pengaruh
Meerut,

di

Hansa,

daerah
Delhi,

Ranthambor, Kol, Benares, Mahoba.17 Rezimnya ini disebut dengan
Kesultanan Delhi dengan beberapa dinasti yang memimpin seperti Dinasti
Khalji (1290-1320), Dinasti Tugluq (1320-1413), Dinasti Sayyid (14141451) dan Dinasti Lodi (1451-1526). 18 Setelah kematian Quthubuddin
Aybek karena kecelakaan jatuh dari kuda saat bermain chaugan19 (polo)
pada tahun 1211 M, anaknya Aram Shah menggantikan ayahnya
memegang kekuasaan. Ketidak cakapannya dalam memerintah membuat
para pembesar istana memecat dan menggantinya dengan Ilutmish
(1211-1236) yang tidak lain adalah menantu dari Quthubuddin sendiri. 20
Ia mengamankan wilayah utara India sampai ke sungai Indus dan
melakukan ekspansi wilayah ke Sind, Rajasthan dan Bengal. Anak
perempuannya Raziya meneruskan kekuasaan Ilutmish selama tiga tahun
15

Walsh, India, hlm. 62.
Rajeswari Chatterjee, A History of The People of The Subcontinent of India in
a Nutshell (Nevada: Frandsen Humanities Press, 2003), hlm 14.
17
Prasad, Muslim Rule, hlm. 75.
18
Walsh, India, hlm. 66.
19
Permainan ini begitu populer di masanya terutama di Persia dan India.
Prasad, Muslim Rule, hlm. 76.
20
Maryam, Sejarah, hlm. 169. Walsh, India, hlm. 70.
16

5

terhitung dari tahun 1236-1239 M. Ia merupakan sultanah pertama yang
pernah memerintah di India, dan akhirnya dibunuh oleh sekelompok
golongan istana yang tidak menyukai pemerintahan yang dipimpin oleh
perempuan.21
Selama rezim Khalji tercatat Mongol pernah melakukan beberapa
serangan antara tahun 1299, 1303, 1305, 1306, dan 1241 M di
perbatasan Indus yang kesemuanya dapat dikalahkan oleh pasukan
Khalji.22 Ekspansi yang dilakukan oleh Alauddin Khalji meliputi Gujarat,
Bengal,

Bihar,

Delhi,

Kalanjar,

Lakhnauti, 23

Lahore,

Madurai.

Bagaimanapun juga setelah Alauddin Khalji meninggal pada 1316 M
kondisi

kerajaannya

menjadi kacau. Malik Kafur yang merupakan

bawahan setianya juga dibunuh oleh salah satu prajuritnya sendiri,
setelah

itu

wilayah

kemerdekaanya.

Gujarat

dan

Rajasthan

kembali

mendapatkan

Ghiyasuddin Tugluq berhasil mendirikan dinastinya

setelah melakukan pemberontakan terhadap Khalji pada tahun 1320.
Kematiannya yang tiba-tiba membuat anaknya Muhammad ibn Tugluq
menggantikan pemerintahan ayahnya. Selama masa kepemimpinannya ia
berusaha mempertahankan wilayah yang telah dikuasai oleh ayahnya
dulu. Pasca kematiannya karena demam pada 1351 M, ia digantikan oleh
saudara sepupunya Firuz Shah (1351-1388). Dinasti ini tidak mampu
bertahan setelah kematian Firuz Shah dikarenakan para penggantinya
tidak sekuat dan secakap Firuz Shah dalam memerintah, juga disebabkan
karena invasi yang dilakukan oleh Mongol.24
Kesultanan Vijayanagar dan Bahmani
Di India bagian selatan, pada tahun 1336 terdapat sebuah
kerajaan Hindu Vijayanagar yang kemudian berubah menjadi Islam dalam
rangka melakukan pemberontakan terhadap dinasti Tugluq dengan
21

Ibid.,
Ibid., hlm. 69.
23
Prasad, Muslim Rule, hlm. 75.
24
Walsh,India, hlm. 71. Stuart Cary Welch, India Art and Culture 1300-1900 ed.II
(New York: Bradford Kelleher, 1986), hlm. 121.
22

6

Harihara I sebagai raja pertamanya yang memerintah dari tahun 13361357. Adapun raja-raja besar yang pernah memerintah Vijayanagar
antara lain Khrisnadevaraya (1509-1529), Achyutadevaraya (1529-1542),
dan Aliya Rama Raja (1542-1565). Tidak jauh dari Vijayagar yakni di
sebelah utaranya terdapat kesultanan Bahmani (1347) yang didirikan oleh
penguasa Muslim lokal Hasan Gangu dan mendeklarasikan sebagai
dinasti independen yang terpisah dari Kesultanan Delhi.

Selama dua

ratus tahun kedua dinasti ini terlibat pertikaian mengenai persoalan doab
(wilayah yang terdapat diantara dua sungai) di wilayah perbatasan
mereka. Pada 1518 M kesultanan Bahmani terbagi menjadi lima bagian
Admadnagar, Berar, Bidar, Bijapur, dan Golconda. Pada tahun 1565 M
kelima dinasti kecil ini bersatu melawan Vijayanagar. Dinasti-dinasti kecil
ini berada di bawah kekuasaan Mughal nantinya.25
Kesultanan Delhi mengalami kemunduruan pada masa Dinasti
Sayyid dan Lodi dengan bangkitnya kekuatan-kekuatan lokal seperti
Fakhruddin Mubaraq (1336) di Bengal, Syamsudin Syah Mirza Swati
(1346) di Kashmir, Zafar Khan Muzzafar (1391) di Gujarat, Malik Sarvar
(1349) di Jawnpur, dan Dilavar Khan Husein Ghury (1401) di Malwa. Dari
dalam Dinasti Lodi sendiri terjadi konfik internal antara Sultan Lodi
dengan pamannya Alam Khan yang berusaha menggulingkan sultan
karena ketidakmampuannya dalam mengelola kekuasaan di istana. Alam
Khan kemudian meminta bantuan dari Zahiruddin Muhammad Babur
(1482-1530) yang pada saat itu sebagai penguasa Farghana untuk
membantunya menggulingkan pemerintahan Lodi. Dalam pertempuran di
Panipat Babur berhasil mengalahkan Lodi dan mengikrarkan dirinya
sebagai penguasa India. Periode selanjutnya disebut dengan periode
Mughal (1526-1748).
Pada pemerintahan Babur kondisi perpolitikan di India sedang
mengalami transisi dari penguasa lama ke penguasa baru. Kondisi seperti
ini rupanya dimanfaatkan oleh sejumlah penguasa Hindu lokal untuk
25

Ibid., hlm. 72.

7

melancarkan

pemberontakan

kepada

penguasa

baru

seperti

yang

dilakukan oleh raja Hindu Rajput, Rana Sanga pada tahun 1526 hingga
tahun 1527 M. Pada masa ini ditandai dengan bangkitnya kekuatan rajaraja lokal Hindu India dalam memberontak Mughal dan munculnya
penguasa

Muslim

Afghanistan.

yang

Wilayah

enggan

yang

mengakui

berhasil

pemerintahannya

dikuasainya

sepanjang

di
dari

Badhakshan, Kabul, Punjab dan perbatasan Bengal. 26 Babur meninggal
pada 26 Desember 1530 M dan mewariskan kekuasaannya kepada anak
pertamanya Humayun yang memerintah dari tahun 1530-1539 Mdan
1555-1556 M.
Perode pemerintahan Humayun banyak diwarnai dengan berbagai
kerusuhan dan pemberontakan. Salah satu dinasti dari Afghanistan yang
diperintah oleh Sher Khan berhasil menginvasinya pada tahun 1539 M di
Delhi. Humayun berhasil lolos ke Persia dan meminta perlindungan politik
dari Sultan Tahmasp I Safawi di Tabriz, Persia pada tahun 1544 M. Pada
tahun 1545 M Shah Tahmasp membantu Humayun dalam menduduki
benteng Kandahar, dan melanjutkan penyerangan ke Kabul. 27 Ia kembali
ke India dengan membawa sejumlah besar pasukan untuk mengalahkan
Sher

Khan

pada

1555

M.

Humayun

hanya

setahun

menikmati

kekuasaannya di India, setelah kematiannya pada 1556 M, anaknya
Jalaluddin Muhammad Akbar menggantikan posisinya sebagai sultan di
Mughal pada usia dua belas tahun.28
Jalaluddin Muhammad Akbar menjadi raja tujuh belas hari setelah
ayahnya

meninggal.

Selama

masa

itu

Akbar

berada

di

bawah

pengawasan regent nya Bairam Khan. Selama dua dekade Akbar berhasil
menguasai

Lahore

dan

Agra,

Rajasthan

(1570),

Gujarat

(1572),

menaklukan kota klan Rajput yang terletak di Chitor dan pasukannya
melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 25.000 penduduk kota
26

Welch, India Art, hlm. 118.
Ibid., hlm. 144.
28
Beberapa pendapat salah satunya Stuart Cary Welch mengatakan bahwa usia
Akbar ketika naik tahta adalah empatbelas tahun. Welch, India Art, hlm. 118.
Walsh,India,hlm. 73.
27

8

Chitor dan sekitarnya, serta berhasil merebut Bihar pada tahun 1574 M.
Pada tahun 1580 M ia berhasil menganeksasi provinsi-provinsi yang
berada di wilayah Sind dan Kashmir, dan pada tahun 1600 M ia berhasil
merebut Birar di dataran Deccan.
Sultan Akbar meninggal pada 1605 M dan digantikan oleh
anaknya Jahangir (1605-1627), Sultan Shah Jahan (1627-1658), Sultan
Aurangzeb (1658-1707). Bijapur dan Golconda berhasil ditakukan dan
tunduk di bawah bendera Mughal pada masa Aurangzeb pada 1686-1687
M.

b.

Ideologi Negara
Antusiasme sultan-sultan Ghaznawi memakai pola administrasi

dan kultural

Persia

secara umum sangat mendukung peradaban ini.

Buktinya pada tahun 1030-1186 M banyak para sarjana, penyair, guru suf
dari kota-kota di Asia Tengah, Iran dan wilayah Arab lainnya termasuk
Samarqand, Bukhara, Kasgar, Naisapur, dan Baghdad merasa tertarik
untuk tinggal di Lahore. Kedatangan mereka dalam mengisi daerahdaerah yang baru dengan berbagai pengalaman dan potensi yang telah
mereka kembangkan di daerah sebelumnya belum memainkan peran
yang signifkan. Tetapi di sisi lain pola ini justru menghentikan dan
mematikan tradisi Stepa Turki Pagan-nya29 sebagai pengelana atau
penjelajah wilayah sebagaimana tradisi sebelumnya.
Kesultanan Dehi mencerminkan sebuah periode tunggal dalam
sejarah India-Muslim disebabkan oleh kontinuitas elite penguasa yang
terdiri dari sejumlah panglima militer Afghanistan (Asia Tengah Turki) dan
klien mereka. Masing-masing dinasti mencerminkan sebuah segmen yang
berbeda-beda dari elite Turki-Afghan serta Asia Tengah yakni pihak
29

C. W. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam terj. Ilyas Rahman (Bandung: Mizan,
1993), hm. 206.

9

pemenang dalam perebutan kekuasaan yang berlangsung terus-menerus.
Sejumlah dinasti yang silih-berganti tersebut melancarkan usaha yang
berkelanjutan untuk memusatkan kekuasaan negara, tetapi tidak satupun
dari mereka yang menciptakan kekuasaan absolut. Masing-masing
sekedar merupakan senior (pimpinan) dalam sebuah masyarakat politik
yang terdiri dari sejumlah muslim lokal dan raja-raja Hindu. Pola
kepemimpinan yang diterapkan lebih mirip dengan pola militerisme Tartar
Mongol. Dalam setiap kebijakan suksesi yang diterapkan militerisme
Tartar Mongol, para pengganti biasanya tidak selalu berasal dari sanak
keluarga, tetapi bisa saja dari orang yang dianggap mampu memimpin
dan mengembangkan kekuatan militer kelompoknya. 30 Akhirnya masingmasing mengalami problem pembentukan negara Islam di dalam daerah
yang sangat menonjol kultur Budha dan Hindunya.31
Semula Kesultanan Delhi secara agresif berkembang sebagai
kesultanan Muslim yang bersifat ekslusif, dan tidak menghendaki
keterlibatan

politik

non-Muslim.

Rezim

Delhi

menegaskan

persekutuannya terhadap Khalifah dan mendukung pembentukan yudisial
dari kalangan ulama. Beberapa penguasa seperti Ala al-Din lebih
membutuhkan dukungan kaum suf daripada dukungan kaum ulama
untuk menjadi sultan, sebab kaum Suf memiliki kesamaan konsep
30
Inilah periode kekuasaan para budak militer (the slave soldiers) yang
mewarnai wilayah Timur Islam pasca Abbasiyah. Di sebelah Barat terutama Mesir dan
Syria kekuatan seperti ini sedang ditunjukkan oleh para budak-budak militer Turki yang
terorganisir dalam Muluk al-Burji dan Muluk al-Bahri. Mereka pada umumnya mencari
legitimasi kekuasaan dengan bernaung di bawah legitimasi para pewaris keluarga
khalifah Dinasti Abbasiyah yang berdasar pada konsep klasik bahwa seorang khalifah
harus berasal dari keturunan Quraisy. Tradisi seperti ini banyak dilakukan pada periode
sebelumnya oleh para daulat-daulat kecil (al-duwailat) di hampir seluruh propinsi
kekuasaan Abbasiyah di Baghdad untuk hidup secara mandiri dan setengah independen
dalam berpolitik. Kemandirianya secara teologi politik belum sepenuhnya mereka
tunjukkan. Sikap ini masih mereka terus pelihara baik melalui pencatuman nama para
khalifah pusat dalam koin mata uang, mendoakannya dalam setiap kotbah Jum’at,
bahkan melalui pemberian upeti secara terus-menerus kepada penguasa pusat yang
masih dianggap sakral dalam politik. Karena itu para panglima militer yang secara de
facto dan de jure berkuasa penuh secara politik di wilayah Barat Baghdad ini, tetapi
tidak berani menyebut dirinya sebagai khalifah. Mereka lebih senang menyebut dirinya
sultan. Daniel Pipes “ The Slave Soldiers and Islam” dalam Ajid Thohir, Asia Selatan, hlm.
88.
31
Lapidus, Sejarah, hlm. 673.

10

hirarkis mengenai masyarakat politik. Persis sebagaimana lazimnya para
wali Suf ketika berdiri di puncak spiritual, maka para sultan berpijak pada
pimpinan masyarakat sekuler.32
Dinasti Tuglug (1320-1413), dengan pemerintahan Muhammad ibn
Tugluq (1325-1351) berusaha menyeimbangkan pengaruh politik

dari

beberapa keluarga besar Muslim dengan memperkuat dukungan dari
kalangan imigran tentara Turki. Ia merupakan sultan pertama yang
mengangkat warga non-Muslim dalam tugas kemiliteran dan tugas-tugas
administrasi

pemerintahan,

terlibat

di

dalam

perayaan

lokal,

dan

mengizinkan pembangunan kuil-kuil Hindu.33 Untuk mempertahankan
sejumlah

amanat

muslim

atas

rezimnya,

Muhammad

ibn

Tuglug

menerapkan kebijakan yang pro-sunni. Ia mempertegas mandatnya
sebagai sebagai seorang pejuang Muslim dengan mempertahankan India
dari serangan Mongol. Ia memperlihatkan keterikatan secara formal
terhadap syari’ah, mengakui kekhalifahan Abbasiyah di Kairo sebagai
pimpinan

umat

Muslim,

mengangkat

seorang

hakim

kepala,

dan

menerapkan pajak kepala kepada warga non-Muslim. 34 Muhammad ibn
Tuglug secara umum sangat hormat kepada ulama. Rezimnya merupakan
rezim muslim pertama yang mengintegrasikan sejumlah panglima perang
Turki, kalangan feudal Hindu, dan ulama muslim ke dalam elite politik.
Selama masa rezim Mughal berlangsung problem yang berkaitan
dengan hak penerus takhta tetap saja menjadi persoalan yang tidak
mampu diselesaikan. Perebutan kekuasaan menjadi hal yang biasa ketika
sultan meninggal, siapa yang paling berhak menduduki kekuasaan
menjadi poin yang paling penting. Istilah “takht ya takhta” (kerajaan atau
peti mati) menjadi istilah yang begitu populer pada masa itu.
32

Lapidus, Sejarah, hlm. 677.
Ibid., hlm. 676.
34
Pemberlakuan sistem pajak seperti ini pertama kali dilakukan pada masa
Khalifah Umar. Pada era kepemimpinannya mulai diatur tentang pembayaran gaji dan
pajak tanah. Terkait dengan masalah pajak, Umar membagi warga negara dalam dua
kelompok yaitu muslim dan non-muslim (dzimmy). Bagi muslim diwajibkan membayar
pajak, bagi non-muslim dipungut kharaj (pajak tanah) dan jizyah (pajak kepala). Ibid.,.
Maryam, Sejarah, hlm. 47.
33

11

c. Administrasi
i.

Bidang Militer dan Kenegaraan
Keberhasilan penaklukan India yang dilakukan oleh para penguasa

Muslim tidak terlepas dari peran penting pasukan yang dibawa berperang.
Mahmud Ghaznawi dan Muhammad Ghuri membawa ribuan pasukan
penunggang kuda Afghanistan ketika menguasai India. Para sultan di
India melanjutkan tradisi ini sesudahnya. Pasukan yang dibawa oleh para
sultan tersebut terdiri atas pasukan cavaleri dan infantry, pasukan gajah,
unta, kuda poni, dan binatang lainnya.
Di India hanya beberapa wilayah seperti bagian timur Punjab
seperti di Shiwaliks, Samana, Sunnam, Tabarhind, Thanesar dan Kokhars
yang memiliki ketersediaan kuda perang dengan kwalitas baik. Tetapi
kuda-kuda yang berasal dari daerah ini kwalitasnya di bawah kuda-kuda
yang berasal dari Asia Barat, dan impor kuda perang sangat diperlukan
oleh para sultan di India. Berdasarkan catatan kronik abad pertengahan
mengatakan bahwa kuda yang berasal dari Yamani, Shami, Bahri dan
Qipchaqi sudah digunakan oleh para pasukan di India dan terdapat impor
kuda

dalam

jumlah

besar-besaran

dari

Arab.

Ziyauddin

Barani

mengungkapkan bahwa Sultan Alauddin Khalji memiliki koleksi kuda
perang sebesar 70.000 di paigahs (kandang) Delhi. Ahli Geograf Arab,
Ahmad Abbas al-Umari juga menyebutkan bahwa Sultan Muhammad
Tugluq memberi rombongannya kuda Arab berjumlah 10.000. 35Dibawah
pemerintahan Sultan Alauddin Khalji, ia memiliki 450.000 pasukan
berkuda, dan pasukan cavaleri Muhammad Tugluq berjumlah 900.000
pasukan. Tentu saja jumlah ini berubah-ubah setiap waktu.

35

Artikel “Muslim Rule in India” dalam Ajid Thohir, Asia Selatan, hlm 136.

12

Struktur

baru

mengenai peringkat pasukan dalam kemiliteran

yang diciptakan oleh Sultan Akbar ialah terbentuknya 33 mansabs atau
derajad kepangkatan militer. Di dalamnya terdapat tiga mansabdars
senior yaitu 10.000, 8.000 dan 7.000

bertugas mengawal pangeran

kerajaan. Kepangkatan pasukan lainnya terdiri dari masnsabdars 5.000
hingga paling sedikit 10 saja. Dari keseluruhan tingkatan sistem
mansabdars yang kompleks ini hanya mansabdars dengan status tertentu
saja yang dapat memimpin (senior)

dalam kesatuan pasukannya yang

berwenang sebagai kepala komando dari semua mansabdars. Setiap
peringkat diwajibkan memiliki sejumlah pasukan tertentu dan sejumlah
binatang. Mansabdars 5.000

misalnya memiliki

340 kuda dengan

spesifkasi jenis tertentu, 90 gajah, 80 unta, 20 keledai dan 160 gerobak.
Untuk tingkatan mansabdars paling rendah yaitu 10 hanya memiliki
empat buah kuda tanpa diberi tambahan binatang.36
Selama masa pemerintahan Sultan Akbar, mansabdars dengan
peringkat 500 ke atas diberi gelar dengan sebutan mirs (dari bahasa Arab
amirs), namun hal ini mengalami perubahan pada masa Shah Jahan,
dimana yang memperoleh gelar mir hanya mansabdars dengan tingkatan
1000 keatas. Beberapa mir memiliki spesifkasi tugas masing-masing.
Mirs Bakhsi misalnya yang bertanggung jawab terhadap persoalan
transportasi dan pembayaran gaji tentara yang kemudian disalurkan
melalui diwan (departemen pererintahan di bawah wazir atau perdana
menteri). Jabatan senior penting lainnya adalah Mir Saman yang
bertanggung jawab menangani persoalan managemen ketentaraan,
termasuk di dalamnya loka karya, gudang senjata dan perbekalan
pasukan.37 Salah satu perubahan paling mendasar yang dilakukan oleh
Sultan Akbar ialah memperkenalkan sistem pembayaran gaji tentara.
Secara teoritis semua mansabdar mendapatkan gaji secara langsung dari

36
37

David Nicolle, Mughul India 1504-1761 (Inggris: Osprey, 1993), hlm. 8.
Ibid, hlm. 9.

13

kekayaan kerajaan.

Di

bawah pemerintahannya

mansabdars

5000

mendapatkan gaji 30.000 Rupee setiap bulannya.
Jumlah pasukan Mughal mengalami peningkatan dari pertama kali
Babur melakukan invasi ke India. Ia membawa sejumlah pasukan dari
Afghanistan pada tahun 1507 M tidak kurang dari 2.000 pasukan. Baru
setelah lima kali usaha Babur menginvasi India jumlah pasukan yang
dibawanya mencapai 15.000 sampai 20.000 orang. Jumlah ini semakin
meningkat ketika Mughal telah memantapkan kekuasaannya di India.
Pada tahun 1596 M Mughal memiliki 1803 mansabdars, dan pada tahun
1690 M tidak kurang dari 14.449 jumlah mansabdars yang dimiliki. Pada
masa Shah Jahan, tahun 1648 M menurut manuskrip yang ada jumlah
pasukannya terdiri dari 440.000 orang, termasuk 200.000 pasukan
cavalery, 8.000 mansabdars, 7000 ahadis elit, 40.000 pasukan infantry
dan artileri, ditambah 185.000

cavalery dari berbagai kontingens di

masing-masing provinsi dan para bangsawan.

Pada pemerintahan

Aurangzeb, jumlah pasukan Mughal akhir abad ke-17 setidaknya memiliki
pasukan sebanyak 200.000 orang bagian cavaleri saja.
Di India senjata peperangan berupa busur bersilang yang dikenal
dengan istilah chark telah digunakan oleh pasukan Islam India setidaknya
hingga awal abad ke enam belas. Di dalam Babur-nama senjata ini
dikenal dengan sebutan Kaman-i-guroha dengan bobot tarikan sebesar 40
batman (setara dengan 280 kilogram) dan taksh-andaz (anak panah).38
Dalam pemerintahan militeristik tersebut, sultan adalah penguasa
diktator,39

pemerintah

daerah

dipegang

oleh

sipah

salar

(kepala

komandan), sedangkan sub-distrik dipegang oleh faudjar (komandan).
Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak

38

David Nicolle, Medieval Siege Weapons (2); Byzantium, The Islamic World and
India AD 476-1526 (UK:Osprey Publishing, 2003), hlm. 23.
39
M. Mujib,”The Indian Muslim”, dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam;
Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Raja Grafndo Persada, 2000), hlm. 149.

14

kemiliteran.40 Akbar membagi wilayah kekuasaannya menjadi duabelas
provinsi.

ii.

Bidang Ekonomi

Pada masa pemerintahan ‘Ala al-Din Khalji (1296-1316), rezim
Delhi

memperkokoh

kembali

status

imperialnya

dan

memperluas

kekuasaannya sampai ke Gujarat, Rajasthan, Deccan, dan sebagian
wilayah India Selatan. Ia juga berusaha memperkuat negara agraria. 41
Pada tahun 1300 M Ala al-Din Khalji menetapkan standar penghasilan
baru sebesar setengah (1/2) dari hasil pertanian di beberapa wilayah
utama India, menghapuskan penghasilan tambahan dari kepala-kepala
lokal, dan merampas seluruh tanah pemberian yang ada sebagai upaya
untuk melepaskan para penguasa lokal dari kekuatan militer dan
kekuatan fnansial mereka. Ia juga menguasai pasar biji-bijian di Delhi, di
mana hasil biji-bijian tersebut disalurkan kepada para tentara dan warga
perkotaan dengan patokan harga yang terkendali.
Pada masa Muhammad ibn Tugluq untuk pertama kalinya
diperkenalkan mata uang yang dibuat dari tembaga dan kuningan. 42
Kemantapan

stabilitas

politik

karena

sistem

pemerintahan

yang

diterapkan Sultan Akbar membawa kemajuan di bidang-bidang yang lain.
Dalam bidang ekonomi misanya, kerajaan Mughal dapat mengembangkan
program pertanian, pertambangan dan perdagangan. Akan tetapi, sumber
keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di sektor
40

Yatim, Dirasah, hlm. 149.
Sebelum penaklukan Muslim pajak agrarian didasarkan pada prinsip
bahwasanya kaum petani memiliki kewajiban mengolah tanah dan membayarkan
sebagian dari produksinya kepada penguasa. Besarnya bagian ditetapkan oleh penguasa
dengan mempertimbangkan luasnya tanah dan melalui besarnya pajak bagi setiap unit
ukuran tanah ditetapkan berdasarkan jumlah tertentu atau dengan membagi tanaman
pertanian asal. Para penguasa lokal umunya memperlakukan beberapa kampung
sebagai satuan unit, dan mengumpulkan pajak melalui asisten atau tokoh-tokoh lokal
yang akan menaksir para petani individual. Sang Penguasa pada umumnya menyalurkan
hak-hak pajaknya untuk membayar gajii tentara atau gaji para pegawai administratif.
Lapidus, Sejarah, hlm. 674.
42
Walsh, India, hlm. 70.
41

15

ini komunikasi antara petani dengan pemerintah diatur dengan baik.
Pengaturan itu didasarkan atas lahan pertanian. Deh merupakan unit
lahan pertanian terkecil. Beberapa deh tegabung dalam pargana (desa).
Komunitas petani dipimpin oleh seorang mukaddam. Melalui para
mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan petani.43 Kerajaan
berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu. Hasil pertanian
kerajaan Mughal yang terpenting saat itu adalah biji-bijian, padi, kacang,
tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan
celupan.
Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu
diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan
hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordin yang
banyak di produksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi,
Jahangir mengizinkan Inggris (1611) dan Belanda (1617) mendirikan
pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.44
Sultan Akbar membentuk departemen kementerian pada tahun
1560 dengan membaginya menjadi empat kementrian yakni Menteri
Keuangan, Menteri Rumah Tangga, Menteri Pertahanan dan Menteri
Keagamaan.45 Selama periode pemerintahannya sebesar delapan puluh
dua persen dari keseluruhan pajak dan anggaran yang terkumpul
dipergunakan untuk membayar gaji para mansabdars, pasukan dan halhal yang berkaitan dengan militer.

iii. Ilmu Pengetahuan
Kesuksesan

sultan-sultan

budak

dalam

memerintah

wilayah

sekitar India bukan hanya menghasilkan kontrol politik, melainkan juga
43
44

150.
45

Yatim, Dirasah, hlm. 150.
M. Th. Houtsman ed, “First Encyclopedia of Islam”, dalam Yatim, Dirasah, hlm.
Walsh, India, hlm. 76.

16

sangat mewarnai proses Islamisasi. Salah satu cara yang dilakukan oleh
para penguasa dalam memperkenalkan Islam di India adalah melalui
penerjemahan teks-teks keislaman dengan jumlah kurang lebih 1.500
buah dari bahasa Arab dan Persia ke dalam berbagai bahasa lokal di India
pada masa pemerintahan Mahmud Ghaznawi. 46 Dengan cara demikian
pemikiran tentang keislaman masuk ke dalam wilayah India, kecuali di
pusat-pusat Hindu yang masih kental tradisinya seperti di Vijayanagar,
India bagian selatan.
Arus pemikiran Islam yang membeku di Timur Tengah saat itu
akibat invasi yang dilakukan Mongol kembali menjadi cair di Asia Selatan
terutama setelah Hijaz menjadi wilayah persimpangan antara India dan
Mekkah. Misalnya dalam kasus Sultan Muhammad Tugluq yang begitu
terpengaruh dengan pemikiran Ibn Taimiyyah (1263-1327) hingga ia
banyak menggagas kembali penegakan sistem khalifah untuk diterapkan
di wilayah India. Tugluq meminta legitimasi spiritual sebagai penguasa
yang sah kepada para khalifah Abbasiyah di Mesir untuk memimpin umat
Islam di India. Pada masa Tuglugiyah terdapat tokoh penting Ibn Batuta
(pengembara asal Maroko) yang pernah mengabdikan dirinya menjadi
kepala hakim di wilayah Delhi pada abad empat belas. 47 Pada masa
Kesultanan Delhi mazhab yang dianut adalah mazhab Hanaf dengan
sebagian besar diikuti oleh India bagian tengah dan barat daya,
sedangkan mazhab Maliki di anut oleh masyarakat Muslim di sepanjang
Samudra Hindia.
Beberapa karya yang dihasilkan oleh sejarawan pada masa
Mughal antara lain auto biograf Babur dengan judul aslinya Waqi’at-I
Baburi dalam bahasa Turki Chaghtai namun dialih bahasakan ke dalam
bahasa

Persia

dengan

judul

“Babur-Nama”,48

memuat

banyak

ilustrasi/gambar-gambar dan dikerjakan oleh para artisan pada masa
46

Walsh, India, hlm. 62.
Barbara D. Metcalf dan Thomas R. Metcalf, A Concise History of Modern India
ed. II (USA: Cambridge University Press, 2006), hlm. 6.
48
Welch, India, hlm. 83.
47

17

Sultan Akbar.49 Di tahun yang sama karya Tuzuk-I Jahangiri (autobiograf
Jahangir) yang berbahasa Persia dan telah dialih bahasakan ke dalam
bahasa Inggris, Ain-I Akhbari oleh sejarawan istana Abul Fazl, Akbar
Nama, sebuah auto biograf Akbar yang mengkhususkan pembahasan
mengenai penaklukan yang dilakukan oleh Mughal ke India, karya ini
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris terdiri dari tiga volume,
Padshah Nama (Sejarah Para Raja) karangan Abd al-Hamid Lahori.50
Dinasti Mughal

banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu

pengetahuan. Sejak masa Umayyah dan Abbasiyah banyak orang-orang
Hindu yang menerjemahkan buku-buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa
Arab. Buku astrologi Sidhanta yang dikarang Brahma Gupta, dalam
bahasa Arab diberi nama Tariche Sind wa Hind. Buku Kalilah wa Dimna
merupakan terjemahan dari buku Panca Tantra yang populer di kalangan
Arab. Banyak buku-buku kedokteran India, kehewanan, etika, sulap,
kimia, ilmu politik diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Investasi India
dalam angka-angka terhadap dunia Arab dikenal oleh Barat

sebagai

angka Arab (Arabics numerals). Penggunaan angka nol dikenal orang Arab
setelah invasi ibn Qasim.
Para ilmuwan, ulama, fuqaha, ahli bahasa, suf dan flsuf serta
berbagai bidang ilmu lainnya datang dan berkumpul di

India, istana

Mughal pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini karena adanya
dukungan dari para penguasa, bangsawan serta para ulama. Sultan Akbar
memiliki koleksi buku di perpustakaannya dalam bidang biograf, teologi,
perbandingan agama, sain, matematika, sejarah, astrologi, pengobatan,
zoologi, dan antropologi. Kebanyakan dari buku yang dikoleksinya berisi
gambar ilustrasi. Aurangzeb misalnya, memberikan sejumlah besar uang
dan tanah untuk membangun sekolah di Lucknow.

49

Karya ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam dua volume.
Annete Susannah Beveridge, The Babur Nama in English; Memoirs of Babur vol.I
(London: Luzac & Co, 1922).
50
Welch, India, hlm. 118.

18

Sultan-sultan

Mughal

sangat

menyukai

seni

dan

ilmu

pengetahuan. Sultan Babur sangat menyukai menulis dan membaca puisi,
tetapi ia lebih suka menulis prosa tentang fora dan fauna, gaya
penulisannya sangat alami. Sultan Akbar mendirikan perpustakaan yang
amat besar dengan buku-buku berbahasa Inggris, Yunani, Persia, Hindi
serta Arab, di antaranya kitab-kitab suci Hindu dan Alkitab. Perpustakaan
Sultan Akbar menyimpan koleksi sekitar tiga puluh empat ribu jilid buku.
Pada masa Shah Jahan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah
ini semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb.
iv. Arsitektur
Kondisi geografs menentukan gaya dari bentuk seni bangun India.
India mempunyai daerah yang amat luas, dan kaya dengan material
bangunan seperti batu-batu besar, granit, marmer, tanah liat dan
sebagainya. Di India Utara banyak mengandung tanah liat, hal ini
menimbulkan ciri arsitektur

yang berupa bangunan melengkung dan

menjulang tinggi, sebaliknya di India Selatan batu granit banyak terdapat
di kawasan ini. Ciri umum bangunan di India Selatan atau yang lebih
dikenal dengan ragam Dravida adalah bangunan dengan bentuk melimas,
seperti tumpukan batu-batu.
Langkah awal penaklukan muslim di India adalah dengan jalan
menghancurkan banyak kuil Hindu dan menggunakan bahan-bahan dari
kuil-kuil tersebut untuk membangun masjid raya, monumen, benteng,
menara, seperti yang terjadi di Ajmer dan Jalor di Rajasthan, Bharoch,
Cambay (Khambayat) dan Patan di Gujarat, Jawnpur, Bijapur, Daulatabad
dan Warangal di Deccan, Gaur (Lakhaunati), Pandua dan Tribeni di
Bengal, Dhar dan Mandu di Malwa, dan banyak tempat lainnya.51

51

John Burton Page, Indian Islamic Architecture; Forms and Typologies, Sites
and Monuments (Leiden: Brill, 2006), hlm 4.

19

Masjid Quwwat al-Islam di Delhi yang dibangun pada 1191 M dan
masjid Atala di Jaunpur yang dibangun menggunakan sisa-sisa material
bangunan candi Hindu dan Jain. 52 Masjid ini menggabungkan dua puluh
tujuh ting-tiang

batu dari beberapa kuil Hindu sebagai perlambang

bahwasanya tatanan Islam telah mengalahkan tatanan Hindu. 53 Dalam
rangka

pembangunan

masjid

ini

banyak

pekerja

Hindu

yang

diperkerjakan. Bagian halaman gedung yang dikelilingi oleh tembok
ditutupi dengan ukiran yang sebagian besarnya menggunakan motif-motif
foral

dan hiasan-hiasan. Di sebelah tenggara masjid terdapat sebuah

menara yang bernama Qutb Minar. Qutb Minar, sebuah bangunan menara
bata melambangkan kehadiran komunitas muslim. Pintu masuk ke
komplek masjid sebelah selatan bernama Ala’I Darwaza. Bangunan lain
yang dapat ditemukan pada periode Khalji antara lain masjid di Jalor di
Rajashtan, Bharoch, Cambay, Patan, Sidhpur di Gujarat, Bhilsa di Malwa,
Daulatabad. Masjid-masjid tersebut memiliki karakteristik yang hampir
sama dengan yang dijumpai pada Masjid Quwwat al-Islam baik dari segi
material maupun model bangunan.54
Tuglugabad merupakan sebuah benteng kastil yang dibangun oleh
Quthubuddin Tughlug tahun 1321-1325. Di dalamnya terdapat makam
Quthubuddin Tuglug, istri dan anaknya, Muhammad ibn Tugluq. 55 Pada
masa Muhammad ibn Tugluq dibangunlah pusat pemerintahan kedua di
Daulatabad selama lima tahun, istana megah di Delhi, Bijay Mandal, dan
Hazar Sutun. Ia juga membangun tembok benteng Adilabad dan
Jahanpanah. Membangun pintu air yang berfungi untuk mengatur debit
keluar masuk air dengan nama Sat Pulah. 56 Hanya pada abad keempat
belas Dinasti Tugluq mulai mengadopsi motif-motif Hindu ke dalam
arsitektur muslim sebagai sebuah lambang kebijaksaan Muslim terhadap
52

Ibid., hlm. 42.
Lapidus, Sejarah, hlm. 679.
54
Burton, Architecture, hlm.
55
Konstantin S. Nossov, Indian Castles 1206-1526; The Rise and Fall of The
Delhi Sultanate (USA; Osprey, 2006). hlm. 32.
56
Burton, Architecture, hlm. 7.
53

20

otoritas politik Hindu. Arsitektur Tugluqiyah meminjam sejumlah desaindesain ruangan seperti chatri atau kios Hindu, batu langkan yang besar,
bagian atap, pilar pemisah dan ruang utama. 57 Selama pemerintahan
Firuz Shah tercatat sedikitnya empat puluh masjid yang berhasil di
bangunnya dan memberlakukan jizyah bagi penduduk non-Muslim.58
Arsitektur Muslim masa Firuz Shah juga dapat ditemui di Jaunpur,
Fathabad, dan Hisar. Adapun material yang paling sering digunakan
dalam arsitektur Islam di Delhi antara lain kwarsit,

untuk digunakan

sebagai tiang, kusen pintu dan jendela, lengkungan, dan melapisi alas
lantai.
Rezim

Delhi

juga

mewarisi

konsep-konsep

Persia

pra-Islam

tentang kerajaan yang menimbulkan pengagungan terhadap penguasa
yang mendorong mereka mendemonstrasikan otoritasnya dalam karyakarya publik yang sangat megah. Sher Shah misalnya membangun
sejumlah

benteng,

masjid,

dan

caravansaries

(penginapan)

bagi

pelancong di sepanjang jalan raya utama di mana tersedia makanan dan
pakan hewan untuk keperluan para tentara dan pedagang.

Ia juga

membangun bangunan makam yang sangat terkenal kemegahannya
untuk kakek, ayah, dan bagi dirinya sendiri untuk melegitimasi bentuk
pemerintahan yang agung. Makam-makam tersebut dibangun di tempattempat yang strategis sebagai penguat legitimasi, dan memudahkan
makam-makam para wali tersebut menimbulkan kemuliaan keagamaan. 59
Ketika pencapaian Sher Khan dalam mengalahkan Humayun
tercapai, ia segera mendirikan benteng pertamanya Purana Qil’a dan
membangun sebuah masjid yang sangat elok dengan nama Moth ki dan
masjid Jamali, dilengkapi sebuah menara kecil di bagian pojoknya yang
diperkaya dengan potongan batu marmer putih. Selain itu, Sher Khan
juga membangun benteng di Rohtasgarh di Bihar dan Panjab.
57
58
59

Lapidus, Sejarah, hlm. 679.
Walsh, India, hlm. 71.
Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 678.

21

Arsitektur bangunan di India masa Dinasti Mughal banyak dijumpai
persamaan antara kesenian Islam dengan kesenian Hindu, misalnya pada
hiasan. Seni bangun Islam dan Hindu sama-sama mementingkan hiasan.
Masjid-masjid Islam biasanya ramai dengan berbagai ukiran, demikian
halnya dengan kuil. Perbedaan di anatara keduanya terletak pada motif
hiasan.
Hasil karya seni dan arsitektur Mughal sangat terkenal dan bisa
dinikmati sampai sekarang. Ciri yang menonjol dari arsitektur Mughal
adalah pemakaian ukiran dan marmer timbul dengan kombinasi warnawarni. Bangunan yang menunjukkan ciri ini antara lain benteng merah (Red
Fort/Lah Qellah),60 istana-istana, makam kerajaan dan Taj Mahal di Agra,
Masjid Raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah istana di Lahore 61.
Red Fort memiliki ketinggian pagar mencapai dua puluh meter
dengan keseluruhan luas benteng 2,5 kilometer. Material bangunan terbuat
dari batu pasir merah dan batu marmer putih. Hathi (Elephant) Gate
terletak di sebelah timur yang merupakan gerbang masuk utama bagi
masyarakat umum. Lokasi benteng ini berdekatan dengan sungai Jumna
(Yamuna) yang ramai digunakan oleh masyarakat. Tata ruang pada
halaman istana dalam benteng

ini dan dilihat dari segi pahatan batu

dipengaruhi oleh tradisi kerajaan non-Muslim di Gujarat dan Rajasthan,
benteng raksasa di Gwalior.62
Turbah Sultan Akbar, merupakan makam dan masjid yang terletak
di Iskandra dekat dengan kota Agra. Merupakan tempat ziarah yang sampai
saat ini banyak dikunjungi orang. Turbah ini belum selesai pengerjaannya
ketika sultan wafat. Penyempurnaan bangunan ini dilakukan oleh Syah

60

Josef W. Meri, ed, Medieval Islamic Civilisation An Encyclopedia volume 1
(New York: Routledge, 2006), hlm. 20.
61
Ibid., hlm. 188.
62
Jahangir menambahkan istana tambahan dan aula untuk umum. Shah Jahan
menjadikan benteng ini sebagai benteng yang mewah, besar dan indah, sehingga
dijuluki “King of The World”. Meri, Encyclopedia, hlm. 21.

22

Jahan. Kota Fatehpur Sikri dibangun Sultan Akbar pada tahun 1560. Kota ini
dari segi arsitektur merupakan bentuk sintesis arsitektur Hindu dan Islam.63
Bangunan lain yang didirikan pada masa Sultan Akbar ialah Masjid
Akbar di Delhi. Pada bagian depan masjid terdapat sebuah pintu besar
dengan material batu merah. Bentuk pintu ini sendiri mengikuti model
Persia dengan lengkung luas dan dihiasi dengan lengkung kecil-kecil.
Terdapat anak tangga yang menuju ke dalam masjid pada pintu gapura
masjid. Dua buah menara azan terletak di sebelah sisi kiri dan kanan
masjid. Di hadapan masjid terdapat lapangan yang luas dan sebuah kolam
di tengahnya. Dalam masjid ini terlihat perpaduan ragam Hindu dan
Persia.64
Taj Mahal dibangun oleh Syah Jahan pada tahun 1631 M untuk
mengenang

kematian

istrinya

Mumtaz

Mahal.

Bahan-bahan

yang

digunakan untuk membangun Taj Mahal antara lain marmer putih, pualam
dan batu permata. Syah Jahan sendiri mendatangkan beberapa arsitek
penatah yang didatangkan dari Multan, tukang batu dari Multan dan Delhi,
desainer halaman dari Kashmir. Banyak juga yang didatangkan dari luar
wilayah India seperti, ahli kaligraf dari Shiraz, Samarkand, pemahat batu
dari Bukhara.65 Pekerja yang digunakan sekitar dua puluh ribu orang dan
pengerjaannya baru selesai dalam kurun waktu tujuh belas tahun.66
Bangunan lain yang didirikan oleh Syah Jahan adalah Masjid Moti di
kota Agra pada tahun 1656 dikenal juga dengan Masjid Luk-Luk (mutiara)

63

Akbar S. Ahmed, Living Islam: From Samarkand to Stoneway (New York:
Facts on File, 1994), hlm. 92.
64
C. Israr, Sejarah Kesenian Islam Jilid II. (Jakarta: Bulan Bintang. 1978), hlm.
117.
65
Akbar, Living, hlm. 95.
66
Luas bangunan ini berdiri di atas lahan ukuran 100x100 meter dengan empat
buah menara di masing-masing penjuru yang terbuat dari albast (marmer putih).
Mempunyai empat buah pintu masuk ukuran besar yang menghadap ke tiap penjuru.
Tinggi pintu duapuluh meter dengan langgam Persia. Kubah yang menutup tengahtengah bangunan tinggi delapanpuluh meter dari tanah. Di dalamnya terdapat makam
Syah Jahan dan istrinya dibalut dengan marmer putih dengan motif daun-daun kembang
dan tulisan Arab, bertaburan permata lazuardi, zabarjad dan lain-lain. Makam ini
dilingkupi oleh pagar berukir dengan tinggi kira-kira 1,30 meter. Akbar, Islam, hlm.93.

23

dan istana Syah Jahan yang dibangun pada tahun 1648 di kota Delhi.
Masjid Badshahi di Lahore di bangun oleh Sultan Aurangzeb.
Pada masa Mughal perkembangan seni lukis dan kesusastraan
berkembang pesat yang menghiasi istana-istana dan masjid di Agra,
Delhi, Fatehpur Sikri, dan Lahore. Akbar membangun istananya di
Fatehpur Sikri (fateh: kemenangan, pur: kota) yang ia jadikan sebagai
pusat pemerintahan dari tahun 1571 dan 1585 M. Para kaum bangsawan
hidup di kastil-kastil yang indah yang di dalamnya banyak terdapat
harem, taman-taman yang ada air mancurnya, sejumlah besar budak dan
pelayan. Para bangsawan mengenakan pakaian dengan kualitas kain
yang sangat baik yang terbuat dari bahan terbaik seperti katun dan sutra.
Untuk memenuhi kebutuhan mereka terdapat sejumlah industri kerajinan
tangan yang memproduksi barang-barang dengan kwalitas tinggi seperti
kain katun, sutra, perhiasan, hiasan pada pedang dan senjata. Industriindustri besar banyak berkembang dengan sangat pesat pada masyarakat
perkotaan.
Populasi masyarakat perkotaan lebiih besar di bawah rezim
Muslim dibanding dengan rezim Hindu. Sebagian besar pekerja urban
adalah Muslim. India telah melakukan perdagangan produk-produk tekstil
dengan Afrika Timur, Teluk Persia, dan Asia Tenggara. Pusat industri
tekstil, nila dan mineral terdapat di Gujarat, Coromandel dan Bengal.
Mereka memperkenalkan teknik baru dalam pencelupan warna pada
benang, memintal benang sutra dan mengatur produksi kain dalam
jumlah besar untuk pertama kalinya.
Meskipun demikian, sisi lain dari kemajuan industri tekstil pada
masa itu seperti yang diungkapkan oleh Abul Fazl bahwasanya kaum laki
dan perempuan di daerah Bengal sebagian besar telanjang dan hanya
mengenakan pakaian sebatas pinggang yang seringnya terbuat dari kain
goni/rami dibanding yang terbuat dari katun. Di Orissa para wanita hanya
menutupi tubuhnya bagian paling bawah dengan pakaian yang terbuat
dari daun-daun dan kulit kayu yang telah dikeringkan.
24

v.

Bahasa dan Seni Sastra

Amir Khusrau Dihlavi merupakan seorang penyair yang lahir pada
1253 di Patiala, ayahnya adalah seorang Turki sedang ibunya asli
penduduk India. Ia merupakan murid dari Nizam ad-Din Auliya. Menjadi
penyair istana pada masa kesultanan Delhi terhitung dari tahun 1270 dan
1325 M.67 Ia menulis sejumlah besar lirik, membuat copyan Khamsa karya
Nizam ad-Din Auliya, risalah dalam hal korespondensi dan sejumlah karya
sejarah. Puisi ketiganya berisi tentang ashiqa (puisi cinta) Duwal Rani
Khizr Khan diselesaikan pada 1314. Ashiqa ini bercerita tentang kisah
roman tragis antara Putra Sultan Alauddin Khalji, Khizr Khan dengan
Devaldi, seorang putri Hindu.68
Bahasa Persia telah dijadikan sebagai bahasa elite pemerintahan
sejak masa pemerintahan Quthbuddin Aybek tahun 1206. 69 Meskipun
pada prosesnya interaksi antara bahasa Persia dan Hindi sudah ada
sebelum rezim Lodi, hal ini terbukti dengan adanya tokoh penyair
terkemuka bernama Chandko’i dan Shah Sharaf pada abad keenam dan
kedelapan masehi.70 Pada masa Sikandar Lodi inillah orang-orang Hindu
dalam sejarah mereka mulai membaca karya-karya dalam bahasa Persia
secara lebih terbuka sekaligus sebagai bahasa administrasi.
Bahasa Persia yang telah digunakan pada masa rezim Delhi,
kembali digunakan sebagai bahasa komunikasi politik dan administrasi
pada rezim Mughal menggantikan bahasa Sansekerta yang biasa
digunakan oleh penguasa dan golongan elite Hindu sebelumnya. Tetapi di
sini keduanya mengalami interaksi sehingga terjadilah perpaduan antara
67

Welch, India, h