Neraca Bahan Makanan Jadwal Membuat

KATA PENGANTAR

Assalaamu ’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT, Tuhan semesta alam, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Atas
kuasa-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen DasarEkologi Pangan dan Gizi. Membuat makalah tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis tak
luput dari kesalahan, mengingat penulis masih dalam tahap pembelajaran. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
bapak untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalaamu ’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh

Gorontalo,

September 2015

Necaca Bahan Makanan

ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Neraca Bahan Makanan..............................................................4
B. Kegunaan Neraca Bahan Makanan...............................................................4
C. Konsep dan Definisi dalam NBM.................................................................4
D. Pengertian Pola Pangan Harapan..................................................................9
E. Tujuan PPH.................................................................................................10
F.

Perhitungan Skor PPH.................................................................................11


BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

Necaca Bahan Makanan

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengadaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh penduduk dan sesuai dengan persyaratan gizi, merupakan masalah
terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia. Untuk menjawab masalah ini
diperlukan informasi mengenai situasi pangan disuatu negara/daerah pada
periode tertentu. Hal ini dapat terlihat dari gambaran produksi, pengadaan dan

penggunaan pangan serta tingkat ketersediaan untuk konsumsi penduduk per
kapita. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran situasi pangan dapat
disajikan dalam suatu neraca atau tabel yang dikenal dengan nama “Neraca
Bahan Makanan”.

Di dalam Neraca Bahan Makanan (NBM) disajikan angka rata-rata jumlah
jenis Bahan Makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita
pertahun dalam kilogram serta per kapita per hari dalam satuan gram, pada
kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi Bahan Makanan
yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan pangan
untuk konsumsi per kapita per hari diterjemahkan ke dalam satuan energi,
protein, dan lemak per kapita per hari.

Pemenuhan penyediaan bahan pangan merupakan faktor penting dalam
memenuhi kebutuhan gizi, terutama untuk peningkatan gizi masyarakat.
Menurut Departemen Pertanian (2001) angka kecukupan rata-rata energi dan
protein untuk penduduk Indonesia masing- masing sebesar 2.200 kalori dan 55
gram protein per kapita per hari, sedangkan angka kecukupan lemak telah
direkomendasikan minimal setara dengan 10 % dan maksimal 25 % dari
energi (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1993).


Necaca Bahan Makanan

ii

Oleh karena pentingnya neraca bahan makanan dalam suatu wilayah, maka
kami tertarik untuk membahas lebih rinci tentang Neraca Bahan Makanan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat
mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang
setiap waktu merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasar kenyataan
tersebut masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap
saat di suatu wilayah menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi
pemerintahan suatu negara. Indonesia sebagai negara dengan jumlah
penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam

memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Ketahahan pangan merupakan
bagian dari ketahahan ekonomi nasional yang berdampak besar pada seluruh
warga negara yang ada dalam Indonesia. Dalam hal ketahanan pangan, bukan
hanya sebatas pada sesuatu yang dianggap mudah dan ia memiliki pengaruh
besar terhadap pertahahanan keamanan. Pertahanan pangan merupakan salah
satu hal yang mendukung dalam mempertahankan pertahahanan keamanan,
bukan hanya sebagai komoditi yang memiliki fungsi ekonomi, akan tetapi
merupakan komoditi yang memiliki fungsi sosial dan politik, baik nasional
maupun global. Untuk itulah, ketahahan pangan dapat mempunyai pengaruh
yang penting pula agar pertahanan keamanan dapat diciptakan.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Neraca Bahan Makanan?

2. Apakah kegunaan dari Neraca Bahan Makanan?

Necaca Bahan Makanan

ii


3. Apa saja konsep dan definisi dalam Neraca Bahan Makanan?

4. Apa definisi dari Pola Pangan Harapan?

5. Apa tujuan dari Pola Pangan Harapan?

6. Bagaimana perhitungan skor Pola Pangan Harapan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Neraca Bahan Makanan

2. Untuk mengetahui kegunaan dari Neraca Bahan Makanan

3. Untuk mengetahui konsep dan definisi dalam Neraca Bahan Makanan

4. Untuk mengetahui definisi dari Pola Pangan Harapan

5. Untuk mengetahui tujuan dari Pola Pangan Harapan


6. Untuk mengetahui perhitungan skor Pola Pangan Harapan

Necaca Bahan Makanan

ii

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neraca Bahan Makanan

B. Kegunaan Neraca Bahan Makanan

1. Melakukan evaluasi terhadap pengadaan dan penggunaan pangan

2. Memberikan informasi tentang produksi, pengadaan serta semua
perubahan- perubahan yang terjadi,

3. Alat perencanaan di bidang produksi atau pengadaan pangan dan gizi,

4. Merumauskan kebijakan pangan dan Gizi.


Sedangkan menurut Suhardjo (1996) beberapa factor yang
menguntungkan dalam pemakaian neraca bahan makanan yaitu:

1. Dapat menggambarkan imbangan antara persediaan pangan dihubungkan
dengan   kebutuhan   yang   seharusnya   dipenuhi.   Dapat   dibandingkan
terhadap konsumsi pangan yang nyata dari survei konsumsi pangan.

2. Bila   persediaan   total   energi   yang   dibandingkan   dengan   perkiraan
kebutuhan   tidak   banyak   berbeda,   maka   diduga   tidak   terdapat   masalah
kekurangan   gizi   serius   bila   distribusinya   merata.   Namun   demikian   bila
persediaannya   jauh   lebih   rendah   dari   perkiraan   kebutuhan,   maka   dapat
menyebabkan masalah kekurangan gizi berat.

Necaca Bahan Makanan

ii

3. Secara mudah dapat menggambarkan perkiraan persediaan zat gizi dari
berbagai kelompok jenis pangan, seperti energi, protein, lemak, vitamin

dan mineral.

4. Sangat berarti sebagai alat komunikasi diantara para ahli gizi, pertanian,
dan ekonomi.
C. Konsep dan Definisi dalam NBM

1. Jenis Bahan Makanan

Bahan makanan yang dicantumkan dalam kolom NBM adalah semua jenis
bahan makanan baik nabati maupun hewani yang umum tersedia untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan tersebut dikelompokkan
menurut jenisnya yang diikuti prosesnya dari produksi sampai dengan
dapat dipasarkan/dikonsumsi dalam bentuk belum berubah atau bentuk
lain yang berbeda sama sekali setelah melalui proses pengolahan.
Pengelompokkan bahan makanan tersebut adalah sebagai berikut :

a.

Padi-padian


Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gandum,
padi, jagung dan sorgum (cantel), serta produksi turunannnya.

b. Makanan Berpati

Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang
berasal dari akar/umbi dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan
bahan makanan pokok lainnya. Yang termasuk dalam kelompok
komoditas ini adalah ubi kayu, ubi jalar dan sagu serta produksi
turunannya. Contoh : gaplek/chips dan tapioca/pellet adalah turunan

Necaca Bahan Makanan

ii

dari ubi kayu. Kelompok komoditi makanan berpati ini merupakan
jenis bahan makanan yang mudah rusak jika disimpan dalam jangka
waktu yang cukup lama bila tidak melalui proses pengolahan

c.


Gula

Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gula pasir dan
gula merah (gula mangkok, gula lempengan , gula semut dan lainlain), baik dari hasil olahan pabrik maupun rumah tangga yang
merupakan produksi olahan dari tanaman kelapa deres, aren, siwalan,
nipah, dan tebu.

d. Buah/biji berminyak

Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang
mengandung minyak, yang berasal dari buah dan biji-bijian.
Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang hijau,
kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri pala, wijen,
kacang bogor dan lain- lain yang sejenis. Sebagian dari komoditas ini
khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang selanjutnya dijadikan
minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam
kelompok minyak dan lemak.

e.

Buah-buahan

Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman
yang berupa buah. Umumya merupakan produksi tanaman tahunan
yang biasa dikonsumsi tanpa dimasak.

f.

Sayuran

Necaca Bahan Makanan

ii

Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari
bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, batang, atau umbi.
Tanaman tersebut pada umumnya berumur kurang dari 1 (satu) tahun.

g. Daging

Daging adalah bagian dari hewan yang disembelih atau dibunuh dan
lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara
lain dari pada pendinginan.

h. Telur

Telur adalah telur unggas. Telur yang dimaksud yaitu telur ayam
buras, telur ayam ras, telur itik dan telur unggas lainnya.

i.

Susu

Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara
pemerahan yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu
dan/atau ditambahkan kedalamnya sesuatu bahan lain.

j.

Ikan

Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air (ikan berkulit halus
dan berkulit keras) dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud
komoditas disini adalah yang berasal dari kegiatan penangkapan dilaut
maupun diperairan umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari
kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba dan sawah) yang dapat
diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi
masyarakat. Berdasarkan banyaknya jenis ikandarat/laut yang

Necaca Bahan Makanan

ii

dikonsumsi penduduk dirinci menjadi : tuna/cakalan/tongkol, kakap,
cucut, bawal, teri, lemuru, kembung, tengiri, bandeng, belanak, mujair,
ikan mas, udang, rajungan, kerang darat, cumi-cumi,/sotong dan ikan
lainnya.

k. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari
nabati seperti : minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah,
minyak kacang kedelai dan minyak jagung serta yang berasal dari
hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak umumnya berasal dari
hewani seperti : lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing/domba,
lemak babi dan lain- lain.

2. Produksi

Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan
makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan,
perkebunan, perikanan dan peternakan), baik yang belum mengalami
proses pengolahan maupun yang sudah mengalami proses pengolahan.
Produksi dikategorikan menjadi 2 kategori sebagai berikut:

a. Masukan (input) adalah produksi yang masih dalam bentuk asli
maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses
pengolahan lebih lanjut.

b. Keluaran (output) adalah produksi dari hasil keseluruhan atau sebagian
hasil turunan yang diperoleh dari hasil kegiatan berproduksi yang
belum mengalami perubahan. Besarnya keluaran sebagai hasil

Necaca Bahan Makanan

ii

masukkan sangat tergantung pada besarnya derajat ekstraksi dan faktor
konversi.

3. Stok dan Perubahan Stok

Stok dan perubahan stok adalah perubahan jumlah bahan makanan yang
berada dilumbung atau di gudang-gudang yang dikuasai oleh pemerintah
(Dolog), yang merupakan selisih antara stok akhir tahun dengan stok awal
tahun. Perubahan stok ini hasilnya bisa negatif (-) dan bisa positif (+).
Negatif berarti ada penurunan stok akibat pelepasan stok ke pasar, dengan
demikian komoditas yang beredar di pasar untuk dikonsumsi bertambah
jumlahnya. Positif berarti ada peningkatan stok digudang yang berasal dari
komoditas yang beredar di pasar, dengan demikian komoditas yang
beredar di pasar menjadi menurun jumlahnya.

4. Impor di Kabupaten

Impor adalah sejumlah bahan makanan yang didatangkan ke wilayah
Kabupaten Lamongan, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari
kabupaten lain. Bahan makanan ini termasuk bahan yang belum diolah
maupun yang sudah mengalami pengolahan.

5. Penyediaan di Kabupaten

Penyediaan di kabupaten sebelum ekspor adalah sejumlah bahan makanan
yang berasal dari produksi (keluaran) setelah dikurangi perubahan stok
ditambah impor.

6. Ekspor di Kabupaten

Necaca Bahan Makanan

ii

Ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah
Kabupaten Lamongan, baik yang dikirim ke luar negeri maupun ke
Kabupaten lain. Bahan makanan ini termasuk bahan yang belum diolah
maupun yang sudah mengalami perubahan.

7. Pemakaian di Kabupaten

Pemakaian di Kabupaten adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan
di daerah Kabupaten Lamongan dan dialokasikan untuk pakan ternak,
bibit/benih, diolah untuk industri makanan dan industri non-makanan,
yang tercecer, dan yang tersedia untuk dimakan.

a. Makanan ternak (pakan) adalah sejumlah bahan yang langsung
diberikan kepada ternak peliharaan , baik ternak besar, ternak kecil,
unggas maupun ikan.

b. Bibit/benih adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk
keperluan berproduksi selanjutnya

c. Diolah untuk makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih
mengalami proses pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan
dan hasilnya dimanfaatkan untuk makanan manusia dalam bentuk lain.

d. Diolah untuk bukan bukan makanan adalah sejumlah bahan makanan
yang masih mengalami proses pengolahan lebih lanjut dan
dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, bukan untuk manusia,
termasuk untuk industri pakan ternak/ikan.

Necaca Bahan Makanan

ii

e. Tercecer adalah sejumlah bahan makanan yang hilang atau rusak,
sehingga tidak dapat dimakan manusia, yang terjadi secara tidak
sengaja sejak pasca panen hingga tersedia untuk konsumen.

f. Tersedia untuk Dikonsumsi adalah sejumlah bahan makanan yang
tersedia untuk dikonsumsi oleh penduduk pada tingkat pedagang
pengecer dan pada tingkat rumah tangga, dalam kurun waktu tertentu.

8. Ketersediaan Per Kapita

Ketersediaan per Kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia
untuk dikonsumsi setiap penduduk Kabupaten Lamongan dalam suatu
kurun waktu tertentu, baik dalam bentuk natural maupun dalam bentuk
unsur gizinya. Unsur gizi utama tersebut adalah:

a. Energi adalah sejumlah kalori hasil pembakaran karbohidrat yang
berasal dari berbagai jenis bahan makanan. Energi ini sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan tubuh seluruhnya.

b. Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur “N”,
sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan serta penggantian
jaringan-jaringan yang rusak/aus.

c. Lemak adalah salah satu unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh sebagai tempat penyimpanan energi, protein dan vitamin.

d. Vitamin merupakan salah satu unsur zat makanan yang sangat
diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan normal.

Necaca Bahan Makanan

ii

e. Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan manusia agar
memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik.
D. Pengertian Pola Pangan Harapan
Pola pangan harapan (PPH) atau desirable dietary pattern (DDP) adalah
susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energy tiap
kelompok pangan (baik secara absolute maupun relative) dari suatu pola
ketersedian dan konsumsi pangan. FAO – RAPA (1989) Mendefinisikan PPH
sebagai komposisi dari kelompok – kelompok pangan utama yang ketika
disiapkan untuk dikonsumsi sebagai makanan untuk memenuhi kebutuhan
kalori akan memberikan semua zat gizi dalam jumlah yang mencukupi.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah Penilaian kualitas konsumsi pangan
berdasarkan keragaman dankeseimbangan komposisi energi dapat dilakukan
dengan pendekatan PolaPangan Harapan (PPH). PPH merupakan kumpulan
beragam jenis dan jumlahkelompok pangan utama yang dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan energidan zat gizi pada komposisi yang seimbang.
Tabel 1 Susunan Pola Pangan Harapan

E. Tujuan PPH
PPH pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988, yang
kemudian dikembangkan oleh departemen pertanian republic Indonesia
melalui tahap workshop yang diselenggarakan Departemen Pertanian bekerja
sama dengan FAO. Tujuan utama penyusunan PPH adalah untuk membuat
suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan, yang terdiri dari

Necaca Bahan Makanan

ii

kombinasi aneka ragam pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai
cita rasa.
Untuk pertama kali, PPH untuk kawasan Asia Pasifik dikembangkan
berdasarkan data pola pangan (pola ketersediaan pangan) dari neraca bahan
pangan karena bahan inilah yang mudah tersedia dan tersedia secara berkala
setiap tahun. Sementara data konsumsi pangan dari berbagai negara di
kawasan Asia Pasifik tidak tersedia secara terbuka.
Dengan pendekatan PPH, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi
pangan penduduk diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kecukupan gizi
(Nutritional Adequacy), tetapi sekaligus mempertimbangkan keseimbangan
gizi (Nutritional Balance) yang didukung oleh cita rasa (Palatability), daya
cerna (Digestability), daya terima masyarakat (Acceptability), kuantitas dan
kemampuan daya beli (Affortability).
F. Perhitungan Skor PPH

Skor PPH digunakan untuk mengetahui kualitas pangan dilihat
darikeragamannya pola pangan, biasanya untuk menilai kualitas dari sisi
ketersediaan pangan.

Cara Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Untuk menghitung
PPH, dapat mengikuti langkah langkah di bawah ini:

1. Mengelompokkan jenis pangan ke dalam delapan kelompok pangan.

2. Menghitung

jumlah

energi

denganDKBM (Daftar Komposisi

masing-masing

kelompok

pangan

Bahan Makanan).

3. Menghitung persentase masing-masing kelompok pangan terhadap
totalenergi per hari.

Necaca Bahan Makanan

ii

4. Skor

PPH

dihitung

dengan

mengalikan

persen

energi

dari

kelompok pangan dengan bobot.

Kriteria
Kriteria Skor PPH sebagai berikut:Skor PPH < 78 : Segitiga Perunggu
Skor PPH 78- 88 : Segitiga Perak Skor PPH > 88 : Segitiga Emas. Semakin
tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan bergiziseimbang.
Jika skor konsumsi pangan mencapai 100, maka wilayah tersebutdikatakan
tahan pangan.
Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui
diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi total, persentase energi dan
gizi aktual, dan skor kecukupan energi dan zat gizi.

1. Menghitung energi dan zat gizi

Energi dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing-masing
bahan pangan. Pada cell energi pada sheet PPH diketik =SUM(data energi
setiap golongan bahan pangan pada sheet konsumsi). Selanjutnya dihitung
jumlah total energi untuk semua golongan bahan pangan dengan cara ketik
=SUM(data energi setiap golongan bahan pangan dari padi-paadian
sampai yang lainnya).

2. Menghitung % energy energy dan zat gizi

Menghitung persentase nergi energy energy adalah dengan membagi
energy setiap golongan dengan energy total untuk semua golongan.
Caranya adalah dengan mengetik =cell setiap golongan/cell total
energy*100.

3. Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi

Necaca Bahan Makanan

ii

Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah dengan
membandingkan persentase energy energy dengan angka kecukupan
energy (2000 kkal) dikali 100. Untuk rumus formulanya dapat ditulis
dengan mengetik =cell % energy energy/2000*100.

4. Menghitung skor AKE

Untuk menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah dengan
mamasukkan kolom bobot untuk setiap golongan pangan terlebih dahulu.
Bobot menggambarkan kontribusi setiap golongan bahan pangan dalam
menyumbangkan energi. Misalnya untuk golongan padi-padian bobotnya
adalah 0.5, umbi-umbian 0.5 panga hewani 2.0 dan seterusnya.
Selanjutnya adalah menghitung skor aktual energi setiap golongan bahan
pangan yaitu dengan mengalikan persentase AKE setiap golongan bahan
pangan dengan bobot setiap golongan bahan pangan.

Necaca Bahan Makanan

ii

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. NBM mulai disusun pada tahun 1963 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dan
tahun 1985 dibentuk tim Penyusunan NBM Regional/ Provinsi yang bertugas
menyusun NBM Regional/Provinsi masing-masing

2. Adapun komponen utama dalam tabel NBM yaitu: Jenis Bahan Makanan,
Produksi, Stok dan Perubahan Stok, Impor/Masuk Kabupaten, Penyediaan di
Kabupaten sebelum ekspor, Ekspor/Keluar Kabupaten, Pemakaian di
Kabupaten, Ketersediaan per Kapita.

3. Untuk menyusun NBM dalam suatu wilayah diperlukan data jenis bahan
makanan, data penduduk, besaran dan angka konversi, komposisi gizi bahan
makanan. Yang akan digunakan dalam pengisian tabel NBM.

4. Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar, dianggap
strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.
Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat
penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dalam jangka panjang. Undang-undang pangan Nomor 7/1996 mengamatkan
bahwa pangan merupakan salahsatu kebutuhan pokok yang pemenuhannya
bagian dari hak asasi manusia

5. Pola pangan harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok
pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolute
maupun relative terhadap total energy baik dalam hal ketersediaan maupun
konsumsi

pangan,

yang

mampu

mencukupi

kebutuhan

dengnan

mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, cita rasa

Necaca Bahan Makanan

ii

B. Saran

1. Untuk merubah pola konsumsi masyarakat yang masih cukup tinggi dalam
mengkonsumsi

beras,

diperlukan

intervensi

kebijakan

di

bidang

perberasan melalui implementasi prioritaskebijakan yang berbeda satu
daerah dengan daerah lainnya.

2. Perlu dilakukan sosialisasi dan kampanye menggalakkan makanan non
beras yang telah ada selama ini di berbagai daerah pedesaan dengan
melibatkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Kabupaten/Kota
seperti : Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Tim Penggerak PKK
dan stakeholders lainnya.

3. Untuk menarik minat masyarakat dalam mengkonsumsi pangan non beras
diperlukan diversifikasi pangan melalui pengembangan teknologi pangan
yang tidak hanya meningkatkan produksi berbagai macam bahan pangan,
namun yang terpenting adalah merubah struktur bahan pangan yang
dikonsumsi menjadi kecukupan gizi yang berimbang.

4. Penganekaragaman

pangan

yang

dilakukan

bukan

hanya

untuk

mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras, tetapi juga untuk
peningkatan mutu gizi makanan rakyat dalam rangka meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia.

Necaca Bahan Makanan

ii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.
2014.
Pola
Pangan
Harapan.
On-Line
https://atikinayatirohmah.wordpress.com/2014/12/02/pola-pangan-harapan/
(diakses tanggal 19 September 2015)

Baliwati, Yayuk Farida dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar 
Swadaya.

Jimmy Ludin, SST , 2007. Neraca Bahan Makanan Kabupaten Keerom 2007
http://bps.papua.go.id/keerom/dl_jump.php?id=25. (Di akses pada tanggal
19 April 2009.

Rahmadani, 2009. Neraca Bahan Makanan (NBM), Materi Kuliah Ekologi
Pangan Dan Gizi, Jurusan Sosek Pertania Fakultas Pertanian Unhas.

Suhardjo, 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi, Jakarta; Bumi Aksara.

Necaca Bahan Makanan

ii