KTI Bahasa Indonesia melakukan dengan benar

BAB 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran. Salah
satu fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman guru dan siswa agar
terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum yang kurang tepat bagi siswa atau suatu
sekolah akan menimbulkan masalah baru, karena kurikulum yang baru
belum tentu sesuai dengan siswa atau sekolah itu. Karena masih banyaknya
kekurangan dalam proses belajar mengajar, pemerintah sering kali
melakukan pergantian kurikulum. Akhirnya siswa mau tidak mau harus
beradaptasi terhadap sistem pendidikan yang baru.
Di Indonesia terjadi beberapa kali perubahan kurikulum yaitu dimulai pada
tahun 1947 dan berlanjut pada 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006 dan 2010. Tujuan pemerintah mengganti kurikulum tidak lain adalah
untuk meningkatkan kualitas pelajar di Indonesia. Pergantian kurikulum ini
sangat berpengaruh terhadap sekolah – sekolah yang ada di Indonesia tanpa
terkecuali SMA Negeri 1 Banjarmasin.
Dalam tulisan ini pemulis ingin mengetahui lebih lanjut pengaruh

pergantian kurikulum terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
1

Banjarmasin, apakah meningkatkan atau bahkan menurunkan prestasi pada
tiap – tiap siswa.

1.1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan Masalah penelitian ini adalah :

1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.1.6


1.1.3

Apa faktor yang mempengaruhi digantinya kurikulum?
Sekolah mana yang menjadi piloting kurikulum 2013?
Kenapa pergantian kurikulum bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa?
Siapa saja yang merasakan pengaruh dari pergantian kurikulum?
Mengapa pergantian kurikulum perlu terlaksana?
Bagaimana pengaruh pergantian kurikulum terhadap prestasi belajar siswa

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1. Menyelesaikan tugas KTI mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1.3.2. Melatih dan memberi pengalaman pada pelajar tentang cara menulis karya
tulis ilmiah yang baik dan benar
1.3.3. Mengetahui bagaimana pengaruh pergantian kurikulum terhadap siswa SMA
Negeri 1 Banjarmasin.
1.3.4.


1.14. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1.4.1. Mendeskripsikan bagaimana pengaruh pergantian kurikulum terhadap siswa
SMA Negeri 1 Banjarmasin.
1.4.2. Mengetahui kenapa pergantian kurikulum bisa mempengaruhi prestasi siswa
1.4.3. Mendeskripsikan mengapa pergantian kurikulum perlu terlaksana
1.4.4. Mengetahui kenapa pergantian kurikulum bisa mempengaruhi prestasi belajar
siswa?

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
2

Bab II
LANDASAN TEORI

2.1

PENGERTIAN KURIKULUM DAN KOMPONENNYA
Pengertian Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian


kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara
terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan pengalaman
secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan
sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
Pengertian Kurikulum Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian
kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang
diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin
ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Pengertian Kurikulum Menurut

UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
3


Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen
kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang
mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para
ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6)
mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:






komponen tujuan
komponen isi/materi
komponen media (sarana dan prasarana)
komponen strategi
komponen proses belajar mengajar.
Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum,

yaitu:






Objective (tujuan)
Knowledges (isi atau materi)
School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
Evaluation (penilaian).

Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya
(1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang
dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:

 Tujuan
 Isi dan struktur kurikulum
 Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)
 Evaluasi.
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsikomponen.html


2.2

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
4

Di Indonesia terjadi beberapa kali perubahan kurikulum yaitu dimulai pada
tahun 1947 dan berlanjut pada 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
dan 2010.
1) Rencana Pelajaran 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama
Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan
kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih
dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam
kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir
pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda,

artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris).
Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan
Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada
1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali
dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran
dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran
1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
5

mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran
Terurai 1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan seharihari.


2) Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut
Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali.
seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur
Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun
Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana
Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya
cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional prak tis.Usai
tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana
Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin

6

pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, kerigelan dan jasmani.

3) Kurikulum 1968

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964,
yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.


Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
7

moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan
fisik yang sehat dan kuat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada
pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.

Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat.
“Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi
pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa
di setiap jenjang pendidikan.

4) Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan
pada tujuan,Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
8

manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata
Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.

Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan
pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum
1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran.

5) Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum
ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor
Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
9

1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta —
periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya
di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi
saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu
menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran
siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru
tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

6) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulumkurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum
1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito
menjelaskan.

Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik
bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan
nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan
daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah,
dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,menjelma
menjadi kurikulum super padat.Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,diikuti
kehadiran suplemen Kurikulum 1999.Tapi perubahannya lebih pada menambah
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
10

sejumlah materi. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum
1994, di antaranya sebagai berikut:



Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
catur wulan.



Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi
pelajaran/isi).



Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa
di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti
sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
11

pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sekitar.



Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal
yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan
penyelidikan.



Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan
pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.



Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari
hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang
sederhana ke hal yang kompleks.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
12



Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu
dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa
permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan
penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :



Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata
pelajaran.



Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang
relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan
kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.



Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan
kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat
kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut.
Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya
suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
13

dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu:



Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai
upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan



masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan
proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan
beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta



sarana pendukungnya.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh
kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian



dengan tingkat perkembangan siswa.
Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai
aspek terkait, seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi



dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam
mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan
buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya



yang tersedia di sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap
penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka
panjang.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
14



Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada
seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk invovasi yang
dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu
pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum.
Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon
terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari
sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis
dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi
daerah.



Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah
(Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK
diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta
didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
15

kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh
tanggungjawab.

Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah
sebagai berikut:



Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupu klasikal.



Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.



Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi.



Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.



Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
16

7) Kurikulum 2004

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap
pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.
Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi
siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal
pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu
lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa
besar pemahaman dan kompetensi siswa.

Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di
Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya
tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi
yang diinginkan pembuat kurikulum.

Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi
nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan
bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi,
(2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
17

kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan
pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
setiap satuan pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi
yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan
pembelajarantetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan
bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:



Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
18



Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.



Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi.



Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.



Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun
2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan
penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standarstandar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan
kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan
silabusnya.

8) KTSP 2006
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
19

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi
isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis
evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang
paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan
(SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan
sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

9) Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni,
dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
20

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.
https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangankurikulum-di-indonesia/
.3

Fungsi Kurikulum
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum
itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan
sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa,
disusun secara sistematis dan logis,diberikan oleh sekolah untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan
harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :

2.3.1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus
disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai
alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.
2.3.2. Fungsi Integrasi, kurikulum
berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang
terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari
masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan
dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
2.3.3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan- perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
21

akan mendorong

orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong

kemajuan sosial dalam masyarakat.
2.3.4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
minat mereka.
2.3.5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan
yang erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi
seseorang untuk memilih apa yang

dinginkan

dan menarik minatnya. Ini

merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis,
sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
2.3.6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu
dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima
dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini dapat
dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki
melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan
membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.

Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :

Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuantujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan sehari-hari.
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
22

Fungsi bagi sekolah yang diatasnya

adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan

keseimbangan proses pendidikan
http://www.idsejarah.net/2014/01/fungsi-dan-peranan-kurikulum.html

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Objek Penelitian
Objek penelitian dalam karya tulis ini adalah siswa SMA Negeri 1

Banjarmasin Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 30 orang terdiri dari
kelas XII sampel diambil secara acak dari masing – masing kelas.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
23

3.2
25

Tempat Penelitian
Tempat Penelitian di SMA Negeri 1 Banjarmasin Jalan Mulawarman
Telepon

(0511-334567),

Kelurahan

Teluk

Dalam,

Kecamatan

Banjarmasin Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan 70117.
Sebelah utara berbatasan dengan Madrasah Aliyah Negeri 3
Banjarmasin, sebelah timur dengan SMK Negeri 1 Banjarmasin, sebelah
barat berbatasan dengan Gedung Pramuka dan Lapangan SKB
Banjarmasin dan sebelah selatan berbatasan dengan Lapangan Tenis
dan SMP Negeri 1 Banjarmasin.
3.3

Waktu Penelitian
Waktu penelitian dari tanggal 1 September sampai dengan 26

Oktober 2015.
3.4 Cara Menganalisa Data
3.4.1 Mencari Data
Penulis mengumpulkan data-data dari referensi buku atau
internet yang berkaitan dengan bahan penelitian. Selanjutnya
peneliti membuat daftar pertanyaan dalam angket yang diajukan
kepada responden atau narasumber.
3.4.2 Menggali Data
Peneliti menggali data dari responden atau narasumber.
Jawaban-jawaban yang diberikan narasumber atau responden
dianalisis dalam bentuk diagram lingkaran dan persentase
jumlah jawaban.
3.4.3 Merevisi Data
Peneliti merevisi data secara benar agar hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Selain itu juga
revisi data diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam
penelitian atau penelitian.
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
24

3.5

Metode Penelitian
Metode penelitian karya tulis ini menggunakan pendekatan

deskriptif

kualitatif.

Artinya

peneliti

mendeskripsikan

data

dari

responden dalam bentuk tertulis kemudian direfleksikan jumlahnya
dalam bentuk diagram angka-angka hasil penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Diagram Pengetahuan Siswa tentang Kurikulum 2013

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
25

Diagram Pengetahuan Siswa terhadap Kurikulum 2013

23.33%

3.33%

20.00%
Sangat Mengetahui
Mengetahui
Cukup Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui

53.33%

Berdasarkan diagram di atas, pengetahuan siswa tentang kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut: Responden yang memilih sangat mengetahui kurikulum 2013 sebanyak 6
orang atau dengan persentase 20%. Responden yang memilih mengetahui kurikulum 2013
sebanyak 16 orang atau dengan persentase 54%. Responden yang memilih cukup mengetahui
kurikulum 2013 sebanyak 7 orang atau dengan persentase 23%. Respoden yang memilih
kurang mengetahui kurikulum 2013 sebanyak 1 orang atau dengan persentase 3%. Responden
yang memilih tidak mengetahui sebanyak orang atau dengan persentase 0%.

4.2 Diagram Tingkat Kesukaan Siswa terhadap Kurikulum 2013

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
26

Diagram Tingkat Kesukaan Siswa terhadap Kurikulum 2013
20.00%

3.33%
33.33%

Sangat menyukai
Menyukai
Cukup menyukai
Kurang menyukai
Tidak menyukai

43.33%

Berdasarkan diagram di atas, Tingkat Kesukaan Siswa terhadap Kurikulum 2013
adalah sebagai berikut: Tidak ada Responden yang memilih sangat menyukai dengan
persentase 0%. Responden yang memilih menyukai kurikulum 2013 sebanyak 1 orang atau
dengan persentase 3%. Responden yang memilih cukup menyukai kurikulum 2013 sebanyak
10 orang atau dengan persentase 34%. Responden yang memilih kurang menyukai kurikulum
2013 sebanyak 13 orang atau dengan persentase 43%. Responden yang memilih tidak
menyukai kurikulum 2013 sebanyak 6 orang atau dengan persentase 20%.

4.3 Diagram Tingkat Terbebaninya Siswa dengan Digantinya Kurikulum

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
27

Diagram Tingkat Terbebaninya Siswa Dengan Digantinya Kurikulum
13.33%
Sangat
Terbebani

3.33%

46.67%
36.67%

Terbebani
Cukup
Terbebani
Kurang
terbebani

Berdasarkan diagram di atas, tingkat terbebaninya siswa dengan digantinya kurikulum
adalah sebagai berikut: Responden yang memilih sangat terbebani dengan digantinya
kurikulum sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih terbebani
dengan digantinya kurikulum sebanyak 11 orang dengan persentase 37%. Responden yang
memilih cukup terbebani sebanyak sebanyak 14 orang dengan persentase 47%. Responden
yang memilih kurang terbebani dengan digantinya kurikulum sebanyak 1 orang dengan
persentase 3%. Tidak ada Responden yang memilih tidak terbebani dengan digantinya
kurikulum dengan persentase 0%

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
28

4.4 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Sistem Belajar Mengajar

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Sistem Belajar Mengajar

16.67%

3.33%

50.00%

Sangat Berpengaruh
Berpengaruh
Cukup Berpengaruh
Kurang Berpengaruh
Tidak Berpengaruh

30.00%

Berdasarkan diagram di atas, pengaruh pergantian kurikulum terhadap sistem belajar
mengajar adalah sebagai berikut: Responden yang memilih sangat berpengaruh terhadap
sistem belajar mengajar sebanyak 15 orang dengan persentase 50%. Responden yang memilih
berpengaruh terhadap sistem belajar mengajar sebanyak 9 orang dengan persentase 30%.
Responden yang memilih cukup berpengaruh terhadap sistem belajar mengajar sebanyak 5
orang dengan persentase 17%. Responden yang memilih kurang berpengaruh terhadap sistem
belajar mengajar sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Tidak ada Responden yang
memilih tidak berpengaruh terhadap sistem belajar mengajar dengan persentase 0%

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
29

4.5 Diagram Pemahaman Siswa terhadap Materi yang Baru dengan Teknik Pengajaran
Guru yang Baru

Diagram Pemahaman Siswa terhadap Materi yang Baru dengan Teknik Pengajaran Guru yang Baru

6.67% 3.33%

40.00%

Sangat mudah dipahami
Mudah dipahami
Cukup mudah dipahami
Sulit dipahami
Sangat sulit dipahami

50.00%

Berdasarkan diagram di atas, pemahaman siswa terhadap materi yang baru dengan
teknik pengajaran guru yang baru adalah sebagai berikut: Tidak ada Responden yang memilih
sangat mudah dipahami dengan persentase 0%. Responden yang memilih mudah dipahami
sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Responden yang memilih cukup mudah dipahami
sebanyak 12 orang dengan persentase 40%. Responden yang memilih sulit dipahami
sebanyak 15 orang dengan persentase 50%. Responden yang sangat sulit dipahami sebanyak
2 orang dengan persentase 7%.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
30

4.6 Diagram Keefektifan Metode Diskusi yang Diterapkan Kurikulum 2013

Diagram Keefektifan Metode Diskusi yang Diterapkan Kurikulum 2013

30.00%

3.33%
33.33%

Sangat efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif

33.33%

Berdasarkan diagram di atas, keefektifan metode diskusi yang diterapkan kurikulum
2013 adalah sebagai berikut: Tidak ada Responden yang memilih sangat efektif dengan
persentase 0% Responden yang memilih efektif sebanyak 1 orang dengan persentase 3%.
Responden yang memilih cukup efektif sebanyak 10 orang dengan persentase 34%.
Responden yang memilih kurang efektif sebanyak 10 orang dengan persentase 33%.
Responden yang memilih tidak efektif sebanyak 9 orang dengan persentase 30%.

4.7 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Prestasi Siswa
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
31

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Prestasi Siswa

3.33% 3.33%

20.00%
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh
Cukup berpengaruh
Kurang berpengaruh
Tidak berpengaruh

46.67%
26.67%

Berdasarkan diagram di atas, pengaruh pergantian kurikulum terhadap prestasi siswa
adalah sebagai berikut: Responden yang sangat berpengaruh sebanyak 6 orang dengan
persentase 20%. Responden yang memilih berpengaruh sebanyak 8 orang dengan persentase
27%. Responden yang memilih cukup berpengaruh sebanyak 14 orang dengan persentase
47%. Responden yang memilih kurang berpengaruh sebanyak 1 orang dengan persentase 3%.
Responden yang memilih tidak berpengaruh sebanyak 1 orang dengan persentase 3%.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
32

4.8 Diagram Perlu atau Tidaknya Kurikulum Diganti

Diagram Perlu atau Tidaknya Kurikulum Diganti
10.00%
3.33%

Sangat perlu
Perlu
Cukup perlu
Kurang perlu
Tidak perlu

33.33%

33.33%

20.00%

Berdasarkan diagram di atas, perlu atau tidaknya kurikulum diganti adalah sebagai
berikut: Responden yang memilih sangat perlu diganti sebanyak 1 orang dengan persentase
3%. Responden yang memilih perlu diganti sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.
Responden yang memilih cukup perlu diganti sebanyak 10 orang dengan persentase 34%.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
33

Responden yang memilih kurang perlu diganti sebanyak 6 orang dengan persentase 20%.
Responden yang memilih tidak perlu diganti sebanyak 10 orang dengan persentase 33%.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
34

4.9 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Orang Tua Siswa

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Orang Tua Siswa
10.00%

13.33%

16.67%
20.00%

Sangat merasakan
Merasakan
Cukup Merasakan
Kurang merasakan
Tidak merasakan

40.00%

Berdasarkan diagram di atas, pengaruh pergantian kurikulum terhadap orang tua
adalah sebagai berikut: Responden yang memilih Orang tua sangat merasakan pengaruh
pergantian kurikulum sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih
Orang tua merasakan pengaruh pergantian kurikulum sebanyak 6 orang dengan persentase
20%. Responden yang memilih Orang tua cukup merasakan pengaruh pergantian kurikulum
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
35

sebanyak 12 orang dengan persentase 40%. Responden yang memilih Orang tua kurang
merasakan pengaruh pergantian kurikulum sebanyak 5 orang dengan persentase 17 %.
Responden yang memilih Orang tua tidak merasakan pengaruh pergantian kurikulum
sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.

4.10

Diagram Kendala yang dihadapi Siswa Saat digantinya Kurikulum

Diagram Kendala yang dihadapi Siswa Saat digantinya Kurikulum
10.00%

13.33%

36.67%

13.33%

Berbedanya metode
pengajaran guru
Lambatnya psokan buku
paket
Berubahnya materi pelajaran
Materi pelajaran terlalu
berat
Lain-lain

26.67%

Berdasarkan diagram di atas, kendala yang dihadapi siswa saat digantinya kurikulum
adalah sebagai berikut: Responden yang memilih berbedanya metode pengajaran guru
sebanyak 11 orang dengan persentase 37%. Responden yang memilih lambatnya pasokan
buku paket sebanyak 8 orang dengan persentase 27%. Responden yang memilih berubahnya
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
36

materi pelajaran sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih materi
pelajaran terlalu berat sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih
lain-lain sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.

4.11

Diagram Peningkatan Nilai Rapot Siswa Setelah digantinya Kurikulum

Diagram Peningkatan Nilai Rapot Siswa Setelah digantinya Kurikulum

Sangat meningkat
Sedikit meningkat
Biasa saja
Sedikit menurun
Sangat menurun

6.67% 6.67%

43.33%

43.33%

Berdasarkan diagram di atas, peningkatan nilai siswa setelah digantinya kurikulum
adalah sebagai berikut: Responden yang memilih nilai rapotnya sangat meningkat sebanyak 2
orang dengan persentase 7%. Responden yang memilih nilai rapotnya sedikit meningkat
sebanyak 13 orang dengan persentase 43%. Responden yang memilih nilai rapotnya biasa
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
37

saja sebanyak 13 orang dengan persentase 43%. Responden yang memilih nilai rapotnya
sedikit menurun sebanyak 2 orang dengan persentase 7%. Tidak ada responden yang memilih
nilai rapotnya sangat menurun dengan persentase 0%.

4.12

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Kedisiplinan Siswa

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Kedisiplinan Siswa
13.33%
6.67%
3.33%
20.00%

Sangat memengaruhi
Memengaruhi
Cukup memengaruhi
Kurang memengaruhi
Tidak memengaruhi

56.67%

Berdasarkan diagram di atas, pengaruh pergantian kurikulum terhadap tingkat
kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut: Responden yang memilih sangat memengaruhi
tingkat kedisiplinan siswa sebanyak 4 orang dengan persentase 7%. Responden yang memilih
memengaruhi tingkat kedisiplinan siswa sebanyak 6 orang dengan persentase 20%.
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
38

Responden yang memilih cukup memengaruhi tingkat kedisplinan siswa sebanyak 17 orang
dengan persentase 57%. Responden yang memilih kurang memengaruhi tingkat kedisplinan
siswa sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Responden yang memilih tidak memegaruhi
kedisiplinan siswa sebanyak 2 orang dengan persentase 7%.

4.13

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Tingkat Kejujuraniswa

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Kejujuran Siswa

13.33%
23.33%

20.00%

Sangat memengaruhi
Memengaruhi
Cukup memengaruhi
Sedikit memengaruhi
Tidak memengaruhi

10.00%

33.33%

Berdasarkan diagram di atas pengaruh pergantian kurikulum terhadap tingkat
kejujuran Siswa adalah sebagai berikut: Responden yang memilih sangat memengaruhi
tingkat kejujuran siwa sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih
memengaruhi tingkat kejujuran siswa sebanyak 6 orang dengan persentase 20%. Responden
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
39

yang memilih cukup memengaruhi tingkat kejujuran siswa sebanyak 10 orang dengan
persentase 34%. Responden yang memilih sedikit memengaruhi tingkat kejujuran siswa
sebanyak 3 orang dengan persentase 10%. Responden yang memilih tidak memengaruhi
tingkat kejujuran siswa sebanyak 7 orang dengan persentase 23%.

4.14

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Rasa Tanggung Jawab Siswa

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Rasa Tanggung Jawab Siswa
16.67%
6.67%
10.00%

33.33%

Sangat memengaruhi
Memengaruhi
Cukup memengaruhi
Sedikit memengaruhi
Tidak memengaruhi

33.33%

Berdasarkan diagram di atas, pengaruh pergantian kurikulum terhadap rasa tanggung
jawab adalah sebagai berikut: responden yang memilih sangat memengaruhi rasa tanggung
jawab siswa sebanyak 2 orang dengan persentase 7%. Responden yang memilih
memengaruhi rasa tanggung jawab siswa sebanyak 10 orang dengan persentase 33%.
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
40

Responden yang memilih cukup memengaruhi rasa tanggung jawab siswa sebnyak 10 orang
dengan persentase 33%. Responden yang memilih sedikit memengaruhi rasa tangung jawab
siswa sebanyak 3

orang dengan persentase 10%. Responden yang memilih tidak

memengaruhi rasa tanggung jawab siswa sebanyak 5 orang dengan persentase 17%.

4.15

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Tingkat Ketaqwaan Siswa

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Ketaqwaan Siswa

16.67%
36.67%

6.67%

Sangat memengaruhi
Memengaruhi
Cukup memengaruhi
Sedikit memengaruhi
Tidak memengaruhi

3.33%
36.67%

Berdasarkan diagram diatas, pengaruh pergantian kurikulum terhadap tingkat
ketaqwaan siswa adalah sebagai berikut: Responden yang memilih sangat memengaruhi
tingkat ketaqwaan siswa

sebanyak 5 orang dengan persentase 17%. Responden yang

memilih memengaruhi tingkat ketaqwaan siswa sebanyak 2 orang dengan persentase 7%.
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
41

Responden yang memilih cukup memengaruhi tingkat ketaqwaan siswa sebanyak 11 orang
dengan persentase 36%. Responden yang memilih sedikit memengaruhi tingkat ketaqwaan
siswa sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Responden yang memilih tidak memengaruhi
tingkat ketaqwaan siswa sebanyak 11 orang dengan persentase 37%.

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
42

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran. Salah satu fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman
guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu
pendidikan di suatu negara, tak terkecuali di negara kita ini. Namun dalam
pelaksanaannya kurikulum sering kali berubah hal ini didasari oleh kebutuhan
pendidikan yang semakin kompleks dan kebutuhan kurikulum yang juga semakin
berkembang.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kurikulum pada suatu negara diganti yaitu :




Berkembangnya industri dan teknologi.
Pemikiran baru tentang proses belajar – mengajar.
Perubahan dalam masyarakat.

Jadi, perubahan kurikulum dilakukan agar dapat menghasilkan kualitas pendidikan
yang lebih baik lagi
5.2 Saran
Saran yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa hendaknya lebih mempelajari sistem – sistem yang termuat dalam kurikulum
2013 agar tidak kebingungan saat diterapkan
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
43

2. Pemerintah seharusnya lebih mensosialisasikan tentang pergantian kurikulum yang
baru agar dapat menambah pengetahuan siswa maupun guru terhadap kurikulum
yang baru tersebut.
3. Guru sebaiknya lebih dapat menguasai teknik pengajaran yang diterapkan oleh
kurikulum yang baru.
4. Sekolah seharusnya lebih cepat dalam memenuhi fasilitas yang kurang sesuai dengan
kurikulum yang baru.

DAFTAR PUSTAKA


Balai Pustaka.1989: Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kedua. Jakarta: Balai Pustaka



https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kurikulum diunduh pada hari Minggu 18



Oktober jam 10.16
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsikomponen.html diunduh pada hari Jumat 16 Oktober 2015 jam 20.15

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
44



https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangankurikulum-di-indonesia/ diunduh pada hari Jumat 16 Oktober 2015 jam



20.40
http://www.idsejarah.net/2014/01/fungsi-dan-peranan-kurikulum.html
diunduh pada hari Sabtu 17 Oktober 2015 jam 19.18

ANGKET

PENELITIAN PENGARUH PERGANTIAN KURIKULUM
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
BANJARMASIN
Mohon jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan jujur! Isi
identitas Anda dengan benar! Kerahasiaan jawaban Anda terjamin.
Terima kasih atas partisipasi Anda terlibat dalam penelitian ini.
Nama
:
Kelas
:
Umur
:
Jenis Kelamin :
Alamat
:
1. Apakah Anda mengetahui tentang Kurikulum 2013?
A. Sangat mengetahui
B. Mengetahui
C. Cukup mengetahui
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
45

2.

3.

4.

5.

D. Kurang mengetahui
E. Tidak mengetahui
Apakah Anda menyukai Kurikulum 2013?
A. Sangat menyukai
B. Menyukai
C. Cukup menyukai
D. Kurang menyukai
E. Tidak menyukai
Apakah Anda merasa terbebani dengan digantinya kurikulum?
A. Sangat terbebani
B. Terbebani
C. Cukup terbebani
D. Kurang terbebani
E. Tidak terbebani
Apakah pergantian kurikulum berpengaruh terhadap sistem belajar mengajar?
A. Sangat berpengaruh
B. Berpengaruh
C. Cukup berpengaruh
D. Kurang berpengaruh
E. Tidak berpengaruh
Apakah dengan teknik pengajaran guru yang baru materi dapat lebih mudah
dipahami?
A. Sangat mudah dipahami
B. Mudah dipahami
C. Cukup mudah dipahami
D. Sulit dipahami
E. Sangat sulit dipahami

6. Menurut Anda, apakah metode diskusi yang diterapkan Kurikulum 2013 efektif?
A. Sangat efektif
B. Efektif
C. Cukup efektif
D. Kurang efektif
E. Tidak efektif
7. Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum sangat memengaruhi prestasi siswa?
A. Sangat berpengaruh
B. Berpengaruh
C. Cukup berpengaruh
D. Sedikit berpengaruh
E. Tidak berpengaruh
8. Menurut Anda, apakah perlu digantinya kurikulum ?
A. Sangat perlu
B. Perlu
C. Cukup perlu
D. Kurang perlu
E. Tidak perlu
9. Apakah orang tua juga merasakan pengaruh dari pergantian kurikulum?
A. Sangat merasakan
Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
46

B. Merasakan
C. Cukup merasakan
D. Kurang merasakan
E. Tidak merasakan
10. Apa kendala yang Anda hadapi pada saat digantinya kurikulum?
A. Berbedanya metode pengajaran guru
B. Lambatnya pasokan buku paket
C. Berubahnya materi pelajaran
D. Materi pelajaran terlalu berat
E. Lain – lain, sebutkan...............................
11. Apakah nilai rapot Anda mengalami peningkatan setelah digantinya kurikulum?
A. Sangat meningkat
B. Sedikit meningkat
C. Biasa saja
D. Sedikit menurun
E. Sangat menurun
12. Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat kedisiplinan
siswa?
A. Sangat memengaruhi
B. Memengaruhi
C. Cukup memengaruhi
D. Sedikit memengaruhi
E. Tidak memengarhi
13. Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat kejujuran
siswa?
A. Sangat memengaruhi
B. Memengaruhi
C. Cukup memengaruhi
D. Sedikit memengaruhi
E. Tidak memengaruhi
14. Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat tanggung
jawab siswa?
A. Sangat memengaruhi
B. Memengaruhi
C. Cukup memengaruhi
D. Sedikit memengaruhi
E. Tidak memengaruhi
15. Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat ketaqwaan
siswa?
A.
B.
C.
D.
E.

Sangat memengaruhi
Memengaruhi
Cukup memengaruhi
Sedikit memengaruhi
Tidak memengaruhi

Pengaruh Pergantian Kurikulum Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Banjarmasin
47

DAFTAR NAMA NARASUMBER

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Nama
Syawal Ferdyawan
Muhammad Ichsan Nugroho
Muhammad Haikal
Ana Rizki Widyaningrum
Asfarina Noorbaiti
Ahmad Nurdin Fuad
Ahmad Akbar Ramadhani
Ahmad Na

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Preparasi dan Karaterisasi Nanopartikel Zink Pektinat Mengandung Diltiazem Hidroklorida dengan Metode Gelasi Ionik.

7 51 92