Black Sea Economic Cooperation sebagai K

BLACK SEA ECONOMIC COOPERATION SEBAGAI KUNCI STABILITAS
EKONOMI EROPA TIMUR

Disusun oleh:
Erlinda Matondang
NPM. 120140106012

PROGRAM STUDI DIPLOMASI PERTAHANAN
FAKULTAS STRATEGI PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA
BOGOR
FEBRUARI 2015

BLACK SEA ECONOMIC COOPERATION SEBAGAI KUNCI STABILITAS
EKONOMI EROPA TIMUR1
1 Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Defense Diplomacy.

2

Oleh:
Erlinda Matondang2

NPM. 120140106012
A. Pendahuluan
Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,
termasuk dalam hubungan antarnegara. Kedua hal tersebut pula yang menjadi
dasar kuat berdirinya sebuah organisasi regional yang mengindikasikan adanya
penguatan regionalisme. Stabilitas politik dan ekonomi dapat dicapai melalui
penguatan regionalisme yang tertuang dalam bentuk kerja sama kawasan. Hal ini
pula yang mendasari kerja sama Black Sea Economic Cooperation (BSEC), yang
kemudian menjadi sebuah organisasi regional pada tahun 1999.
Kawasan Laut Hitam mempunyai kondisi perpolitikan yang tidak stabil.
Hubungan antarnegara di kawasan cenderung tidak harmonis, terdapat konflik
internal dan antarnegara. Kondisi tersebut memengaruhi perekonomian negaranegara yang berada di kawasan Laut Hitam, yang sebagian besar merupakan
bagian dari Eropa Timur.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas tentang peranan
BSEC dalam menjaga stabilitas ekonomi Eropa Timur melalui program-program
dan kinerjanya di Laut Hitam. Makalah ini mengulas peranan BSEC yang
berdampak pada kondisi ekonomi Eropa Timur. Peranan BSEC tersebut dikaitkan
dengan peta politik regional Laut Hitam.

B. Gambaran Black Sea Economic Cooperation (BSEC)3

2 Penulis merupakan mahasiswa Program Studi Diplomasi Pertahanan, Universitas Pertahanan
Indonesia T.A. 2014/2015.
3 Tulisan yang dimuat dalam subbab ini sebagian besar berasal dari informasi di www.bsecorganization.org yang diakses pada 14 Februari 2015.

3

Penandatanganan Istanbul Summit Declaration dan Pernyataan Bosphorus
oleh kepala negara dan pemerintahan di Kawasan Laut Hitam pada 25 Juni 1992,
merupakan dasar dari berdirinya BSEC. Pada bulan Maret 1994, Markas BSEC
diresmikan di Istanbul. Markas BSEC ini yang dikenal dengan the Permanent
International Secretariat of the Organization of the Black Sea Economic
Cooperation (BSEC PERMIS).
Walaupun dasar pembentukannya disepakati pada tahun 1992, Piagam
BSEC diterima oleh internasional pada tanggal 1 Mei 1999. Pengakuan
internasional membuat BSEC berubah menjadi sebuah organisasi regional yang
bergerak di bidang ekonomi. Semenjak itu, BSEC tidak hanya bersifat kerja sama
antarnegara di kawasan, tetapi sebuah organisasi regional yang menjadi wadah
komunikasi negara-negara yang tergabung di dalamnya.
Adapun negara yang tergabung dalam BSEC dan sekarang menjadi
anggota dari Organisasi BSEC, yaitu Albania, Armenia, Azerbaijan, Bulgaria,

Georgia, Yunani, Moldova, Rumania, Rusia, Serbia, Turki, dan Ukraina. Di dalam
forum BSEC, kedua belas negara anggota dapat menegosiasikan kepentingannya
di pelbagai bidang, seperti pertanian dan agroindustri, keuangan dan perbankan,
budaya, keamanan, pendidikan, bantuan darurat, energi, lingkungan, ekonomi,
kesehatan dan farmasi, teknologi informasi dan komunikasi, tata kelola
pemerintahan yang baik, pariwisata, perdagangan, dan transportasi.
Organisasi regional BSEC juga membentuk kerja sama dengan sejumlah
negara di luar kawasan dan organisasi internasional lain. Rekan kerja sama BSEC
ini diberi status observer dan third party. Status observer diberikan dan diambil
oleh dewan berdasarkan Rules of Procedure. Negara atau organisasi internasional
yang mendapatkan hak untuk berkontribusi dan berperan aktif dalam kinerja
BSEC. Adapun negara-negara dan organisasi-organisasi internasional yang
mendapatkan status observer, yaitu

Austria, Belarus, Kroasia, Ceko, Mesir,

Perancis, Jerman, Israel, Italia, Polandia, Slovakia, Tunisia, Amerika Serikat,
International Black Sea Club, Energy Charter Secretariat, Black Sea Commission,
dan Commission of the European Union. Sementara itu, pihak-pihak yang
mendapatkan status pihak ketiga merupakan organisasi internasional atau negara


4

yang hanya tertarik untuk melakukan kerja sama atau menjalin dialog pada
bidang-bidang tertentu yang menjadi perhatiannya. Adapun pihak-pihak yang
menjadi third party dalam BSEC, yaitu: Hongaria, Iran, Jepang, Korea Selatan,
Montenegro, Slovenia, Black Sea International Shipowners Association (BINSA),
Black & Azov Seas Ports Association (BASPA), Union of Road Transport
Association in the Black Sea Economic Cooperation Region (BSEC-URTA),
Black Sea Region Association of Shipbuilders and Shiprepairers (BRASS), Black
Sea Universities Network (BSUN), Conference of Peripheral Maritime Regions of
Europe (CPMR), Danube Commission, dan International Network for SMEs
(INSME).
Pada tataran internasional, BSEC sudah menjalin kerja sama dengan
sejumlah lembaga yang bergerak di bawah naungan United Nations (UN), seperti
United Nations Economic Commission for Europe (UN/ECE), United Nations
Development Program (UNDP), United Nations Environment Program (UNEP),
United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), dan Food and
Agriculture Organization (FAO). Selain itu, BSEC juga menjalin kerja sama
dengan World Bank (WB), World Trade Organization (WTO), Eurasian Economic

Community (EAEC), dan Intergovernmental Commission Traceca (IGC
TRACECA). Setiap kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian yang
mengikat BSEC dan lembaga terkait. Di dalam perjanjian tersebut juga disepakati
sejumlah projek kerja sama.
Kegiatan-kegiatan yang dibentuk dan dilaksanakan oleh BSEC berpegang
pada sejumlah prinsip, yaitu mengutamakan hubungan persahabatan dan negara
bertetangga yang baik serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai atau institusional
di tingkat internasional. Pengambilan keputusan dilakukan melalui konsensus,
kecuali untuk permasalahan yang sudah dapat diselesaikan melalui Rules of
Procedure.4

C. Regionalisme dan Politik Kawasan Laut Hitam
4 Piagam BSEC.

5

Regionalisme merujuk pada sikap, kesetiaan, dan pandangan yang terfokus
perspektif kolektif masyarakat mengenai wilayah atau kawasannya.5 Namun,
dalam perkembangannya, regionalisme mempunyai sejumlah karakteristik baru.
Pertama,


pembentukan

mega-regionalisme

dengan

adanya

kerja

sama

antarkawasan. Kedua, kekuatan ekonomi dan politik yang besar sangat penting
untuk

regionalisme,

tetapi


kerapkali

tidak

ikut

berpartisipasi

dalam

melaksanakannya di tingkat regional. Ketiga, regionalisme meliputi negara maju
dan berkembang. Keempat, terdapat variasi tingkat institusionalisasi di pelbagai
negara. Kelima, regionalisme baru mempunyai karakter multidimensional.
Keenam, regionalisme berasal dari ‘bawah’ atau ‘dalam’. Ketujuh, suatu negara
dapat memasuki lebih dari satu organisasi regional. Kedelapan, membentuk
hubungan interkawasan yang bersifat multilapis.6
Laut Hitam bukan hanya kawasan yang mengandung dengan sumber daya
minyak, tetapi juga mempunyai nilai strategis dalam perpolitikan negara-negara
yang berada di sekitarnya. Negara-negara yang berada di sekitar Laut Hitam tidak
mempunyai hubungan yang harmonis. Hal ini terjadi karena adanya faktor sejarah

yang memunculkan sejumlah negara kecil pecahan Uni Soviet. Selain itu, Rusia,
sebagai negara yang mewarisi kekuasaan Uni Soviet masih menyimpan sentimen
masa lalu kepada negara-negara yang besar pada masanya, seperti Turki dan Iran.
Amerika Serikat juga mengambil peranan dalam peta perpolitikan Laut
Hitam. Negara adikuasa tersebut menempatkan pasukan North Atlantic Treaty
Organization (NATO) di kawasan Laut Hitam. Selain itu, sejumlah negara yang
berada di kawasan tersebut juga didorong untuk menjadi anggota NATO, seperti
Turki. Belarus dan Ukraina juga diperkirakan akan menjadi anggota NATO
mengikuti jejak negara-negara Balkan, yaitu Estonia, Latvia, dan Lituania.7
Penggabungan diri negara-negara tersebut ke dalam NATO memperbesar
ancaman terhadap Rusia yang merupakan pengganti dari Uni Soviet. Hal tersebut
5 G. Evans & J. Newnham, The Penguin Dictionary of International Relations, (London: Penguin
Books, Ltd., 1998), h. 474.
6 C. Tsardanisdis, (2005). “The BSEC: From Regionalism to Inter-Regionalism.” Agora Without
Frontiers, Vol. 10, 2005, No. 4, h. 362.
7 G. Friedman, The Next 100 Years, (New York, NY: Doubleday, 2009), h. 112.

6

yang kemudian mendorong Rusia untuk melakukan invasi ke Georgia 8, yang

merupakan pecahan dari Uni Soviet, dan menganeksasi Chechnya, yang
mempunyai posisi kunci untuk mendapatkan akses ke Laut Hitam 9. Sementara itu,
Rusia tidak mempunyai hubungan yang baik dengan Azerbaijan karena negara
tersebut berhubungan baik dengan Iran.10 Namun, Rusia mempunyai hubungan
baik dengan Armenia yang mempunyai sentimen sejarah terhadap Turki.11
Peta perpolitikan tersebut menunjukkan hubungan yang tidak harmonis
antarnegara yang berada di Kawasan Laut Hitam. Kondisi perpolitikan regional
ini memengaruhi kerja sama di tingkat regional, termasuk pencapaian tujuan dari
organisasi regional yang dibentuk oleh negara. Kondisi perpolitikan ini pula yang
akan memengaruhi perekonomian setiap negara. Hal ini akan berdampak pada
perekonomian regional dan internasional.
Kondisi perpolitikan tersebut hampir tidak mempunyai celah untuk
mengadakan kerja sama regional, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosialbudaya. Setiap negara mempunyai kepentingan yang saling bertentangan dengan
negara lain. Hal ini membuat pola hubungan antarnegara cenderung menuju
konflik. Namun, negara-negara di kawasan Laut Hitam mempunyai perhatian lain.
Kepentingan

ekonomi

negara-negara


di

kawasan

mendorongnya

untuk

membentuk kerja sama regional, yang disebut dengan BSEC.
Sebagai bentuk dari regionalisme, BSEC menunjukkan regionalisme baru.
Hubungan kerja sama yang dijalin oleh BSEC tidak hanya melibatkan negaranegara anggota, tetapi juga organisasi regional lainnya, termasuk Uni Eropa.
Selain itu, negara-negara anggota BSEC juga merupakan anggota dari organisasi
regional lainnya. Oleh karena itu, setiap perkembangan yang terjadi di BSEC
memengaruhi organisasi regional lainnya ataupun kawasan pada tataran yang
lebih tinggi, seperti Eropa Timur dan Benua Eropa.

8 Ibid., h. 108.
9 Ibid., h. 107.
10 Ibid., h. 109.

11 Ibid.

7

D. Pencapaian BSEC dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Kawasan Eropa
Timur
Banyak konflik yang terjadi di kawasan Laut Hitam, baik yang bersifat
domestik maupun antarnegara. Sebagaimana tujuan pembentukannya, BSEC
mempunyai peranan penting dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi di
kawasan Laut Hitam.12 Kerja sama yang dijalin BSEC dengan Uni Eropa
merupakan salah satu bukti nyata peranan BSEC dalam menjaga stabilitas
kawasan, baik di bidang ekonomi maupun politik. Selain itu, BSEC juga menjalin
kerja sama dengan UNDP untuk melaksanakan sejumlah program kesejahteraan di
negara-negara yang mengalami konflik domestik. Bantuan yang diberikan tidak
hanya bersifat material, tetapi juga dukungan psikologis ke negara-negara pascakonflik.Bantuan-bantuan tersebut tidak hanya menjadi dorongan moral dan
material untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dukungan untuk perbaikan
kondisi ekonomi negara yang berada di kawasan Laut Hitam.
Sebagaimana yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya
bahwa negara-negara anggota BSEC, yaitu Albania, Armenia, Azerbaijan,
Bulgaria, Georgia, Yunani, Moldova, Rumania, Rusia, Serbia, Turki, dan Ukraina.
Dari kedua belas negara anggota BSEC, lima di antaranya berada di wilayah
Eropa Timur, yaitu Albania, Ukraina, Serbia, Moldova, dan Rumania. Sementara
itu, negara Eropa Timur yang berperan sebagai observer dalam BSEC, yaitu
Kroasia, Slovakia, Ceko, Polandia, dan Belarus. Dengan demikian, hanya ada
lima negara Eropa Timur yang tidak terlibat dalam BSEC, yaitu Hungaria, Latvia,
Bosnia dan Herzegovina, Macedonia, dan Estonia. Hal ini menunjukkan bahwa
BSEC mempunyai nilai strategis, tidak hanya untuk negara-negara di sekitar Laut
Hitam, tetapi juga untuk negara-negara di Eropa Timur secara menyeluruh.
Aktivitas-aktivitas BSEC, yang mampu menjembatani kepentingan politis
dari setiap negara anggota dan melewati konflik-konflik yang terjadi di sekitar
Laut Hitam, mendorong perbaikan kondisi ekonomi dari negara-negara anggota.
Stabilitas ekonomi dari lima negara Eropa Timur yang bergabung di dalam BSEC
dapat mendorong perekonomian di seluruh kawasan Eropa Timur. Apalagi
12 Loc.cit., hlm. 372.

8

sejumlah negara Eropa Timur bertindak sebagai observer yang turut berperan aktif
dalam

aktivitas BSEC. Negara-negara observer ini dapat memperjuangkan

kepentingan-kepentingannya dalam BSEC. Peranan negara-negara observer yang
berasal dari Eropa Timur ini merupakan kunci dari pencapaian BSEC dan penentu
stabilitas ekonomi, khususnya di Laut Hitam dan umumnya di Eropa Timur.
E. Penutup
Regionalisme mengalami penguatan pada masa kini. Regionalisme
mendorong peningkatan kerja sama antarnegara di kawasan Laut Hitam untuk
menjaga stabilitas perekonomiannya. Walaupun banyak terdapat konflik di sekitar
Laut Hitam, kesepakatan sejumlah negara untuk mengikatkan diri dalam BSEC
dan bertindak secara kolektif untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan menjadi
dasar kuat pelaksanaan peranan BSEC.
Perkembangan yang terjadi dalam interaksi negara-negara anggota dan
pencapaian dari program-program yang dilaksanakan BSEC memengaruhi kondisi
ekonomi dari negara lain yang menjadi observer atau third party. Pada tingkat
regional yang lebih tinggi, pencapaian BSEC juga memengaruhi Eropa Timur.
Stabilitas kawasan Laut Hitam mendorong terciptanya stabilitas ekonomi di Eropa
Timur. Oleh karena itu, BSEC merupakan kunci dari stabilitas ekonomi Eropa
Timur.

Daftar Pustaka
Anonim. (___). “BSEC Information.” www.bsec-organization.org, diakses pada
14 Februari 2015.
Charter of the Organization of the Black Sea Economic Cooperation.
Evans, G. & Newnham, J. (1998). The Penguin Dictionary of International
Relations. London: Penguin Books, Ltd.
Friedman, G. (2009). The Next 100 Years. New York, NY: Doubleday.

9

Tsardanisdis, C. (2005). “The BSEC: From Regionalism to Inter-Regionalism.”
Agora Without Frontiers, Vol. 10 (4): 362—391.