PKM GAGASAN TERTULIS ATAU GT UNESA 2015

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS
VIDEO ANIMASI TERHADAP SISWA TUNARUNGU DI SMA-LB
SURABAYA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :
Christiana Nurcahyanti
Reniy Atika Damayanti
Maulana Hanif Rahman
Aisah Fitri Mutiatun

12040284007 / 2012
12040284009 / 2012
12040284023 / 2012
12040284036 / 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015


i

3 Orang

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................................iii
Ringkasan ......................................................................................................... iv
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
2. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
3. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
B. Gagasan
1. Kondisi Kekinian .................................................................................... 3
2. Solusi yang Pernah Dilakukan ................................................................ 5
3. Kehandalan Gagasan ............................................................................... 5

4. Pihak-Pihak yang Terkait ........................................................................ 5
5. Strategi Penerapan ................................................................................... 5
C. Kesimpulan
1. Gagasan yang Pernah Diajukan .............................................................. 6
2. Prediksi Hasil yang Diperoleh ................................................................ 7
D. Daftar Pustaka ....................................................................................... 8
E. Lampiran-Lampiran
1. Biodata Ketua Anggota ........................................................................... 9
2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas................... 13
3. Surat Pernyataan Ketua Tim ................................................................. 14

iii

RINGKASAN
Semakin maju sebuah bangsa semakin besar pula penghargaan yang
negara berikan kepada warganya yang berkbutuhan khusus. Semakin tinggi pula
penghargaan terhadap mereka untuk mendapatkan kesempatan dan hak yang sama
dalam menikmati pendidikan. Pendidikan inklusif merupakan salah satu langkah
yang strategis untuk memberikan perhatian kepada anak yang berkebutuhan
khusus untuk dapat menikmati pendidikan pada sekolah umum ataupun sekolah

luar biasa (segregasi).
Dalam perkembangan di dunia pendidikan terutama adanya Kurikulum
2013 seorang guru dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang akan mereka sampaikan, salah satu hal atau komponen dalam
menunjang pembelajaran adalah adanya media pembelajaran atau alat bantu yang
digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Hal yang menjadi masalah
adalah saat guru tersebut tidak hanya mengajar anak-anak normal pada suatu
lembaga pendidikan namun juga mengajar salah satu anak berkebutuhan khusus.
Dalam hal ini penulis mengangkat tema mengenai anak tunarungu (anak yang
mengalami hambatan atau gangguan dalam hal pendengaran).
Berdasarkan analisis yang telah diketahui bahwa media pembelajaran
merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, dalam
hal ini penulis mencoba salah satu alternative dalam memberikan solusi untuk
guru, lembaga pendidikan atau dinas pendidikan untuk menciptakan video
berbasis animasi untuk siswa tunarungu (anak yang mengalami hambatan atau
gangguan dalam hal pendengaran), khususnya di SMA LB Surabaya. Hal ini
tentunya akan sangat membantu siswa berkebutuhan khusus dalam mempelajari
sejarah. Seperti pesan Bapak Proklamator kita Bung Karno, “ Jasmerah ” dengan
maksud jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah merupakan harkat dan
martabat bangsa ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mengetahui dan

memahami sejarah bangsa tercinta ini.
Kata Kunci

: Pendidikan , Pembelajaran

iv

1

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Oleh sebab itu kegiatan pendidikan
merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa. Karenanya negara memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada
setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki
perbedaan perbedaan secara fisik atau yang lebih sering disebut sebagai
siswa yang memiliki kebutuhan khusus seperti yang tertuang pada UUD
1945 pasal 31 (1). Saat ini di Indonesia gencar dikembangkan pendidikan
Inklusif bagi seluruh anak yang memiliki keterbatasan baik di tingkatan

Dasar, Menengah maupun Umum. Tujuan dari dikembangkannya
pendidikan Inklusif ialah memberikan kesempatan bagi seluruh anak untuk
memperoleh pendidkan secara sama tanpa memandang latar belakang atau
apapun keterbatasan yang ada dalam diri peserta didik. Dalam
Permendiknas No.70 tahun 2009 menyebutkan bahwa, pendidikan inkulusi
didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan
secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Selain itu
tujuan lain dari pendidikan inklusi adalah untuk memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya dan mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang
menghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif.
Pada tahapan awal pelembagaan atau pengadaan sekolah yang
berbasis inklusif tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak sarana prasarana dan tenaga pengajar yang perlu dipertimbangkan
serta diperbaiki untuk menunjang terlaksananya proses pendidikan inklusif
di sekolah. Sarana yang dimaksud meliputi media pembelajaran, bahan
ajar yang sesuai bagi para siswa berkebutuhan khusus, serta penambahan
guru bantu yang khusus menangani siswa yang memiliki kebutuhan

khusus. Media pembelajaran penting dalam proses pembalajaran karena
dapat membantu siswa untuk lebih memahami apa yang tengah mereka
pelajari.
Untuk itu maka kelompok kami mempunyai inisiatif untuk
menciptakan sebuah video animasi sejarah yang diperuntukan bagi para
siswa yang berada dalam kelas inklusi, khususnya yang mempunyai
kebutuhan khusus seperti tunarungu. Video ini dimaksudkan untuk
mempermudah siswa yang memiliki keterbatasan dalam hal
mendengarkan. Melalui video ini diharapkan mampu membantu para
siswa yang mengalami tunarungu agar mudah dalam memahami materi
pembelajaran sejarah yang diberikan oleh guru. Sebab melalui proses

2

melihat mereka dapat lebih memaknai proses pembelajaran sejarah
daripada hanya dengan membaca buku teks saja. Video animasi ini tak
hanya diperuntukkan bagi mereka yang menderita tuna rungu tapi bagi
siswa yang normal juga dapat membantu memotivasi mereka untuk
mengikuti pelajaran Sejarah dengan baik, moderen dan berkualitas. Karena
dengan memanfaatkan teknologi saat ini video animasi akan memiliki

kualitas yang memuasakan. Sebab dalam proses pembelajaran sejarah di
lapangan, banyak siswa yang kurang tertarik untuk mengikuti
pembelajaran, dikarenakan metode atau cara yang digunakan guru sangat
monoton. Dengan diciptakannya media pembelajaran berbasis video
animasi ini diharapkan siswa dapat memahami peristiwa sejarah dengan
mudah dan menarik, khusunya bagi mereka yang tidak bisa mendengar
atau tunarungu. Sejarah merupakan harga diri bangsa ini. Soekarno
sebagai bapak Proklamator telah berpesan kepada kita semua, “ Jasmerah ”
atau jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi dalam keadaan apapun diri
kita, sejarah harus tetap menjadi pondasi utama dalam membangun bangsa
ini.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan gagasan tertulis ini ialah untuk membantu
proses pengembangan media pembelajaran di sekolah Inkusi ataupun
sekolah luar biasa untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan
khusus agar dapat mengikuti proses pembelajaran Sejarah di Sekolah
secara baik.
3. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah,
a. Memberikan gagasan pada sekolah Inklusi atau sekolah SLB agar dapat

mengembangkan media pembelajarannya bagi siswa yang memiliki
kebutuhan khusus
b. Dapat mempermudah siswa inklusi atau anak berkebutuhan khusus dalam
memahami dan mempelajari sejarah, khususnya bagi siswa tunarungu.

3

B. GAGASAN
1. Kondisi Kekinian
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki kelainan
pada fisik, mental, tingkah laku (behavioral) atau indranya memiliki
kelainan yang sedemikian sehingga untuk mengembangkan secara
maksimum kemampuannya (capacity) membutuhkan PLB atau layanan
yang berhubungan dengan PLB. Sesuai dengan hak asasi sebagai anak
dimana ia harus tumbuh dan berkembang di tengah lingkungan keluarga,
maka PLB dalam bentuk Kelas khusus yang lokasinya berada di SLB
harus dirancang sedemikian rupa sehingga program dan layanannya dekat
dengan lingkungan ABK.
Pada akhir perkembangan sekarang ini, Anak luar Biasa sudah
mulai dianggap sebagai manusia biasa sama seperti yang lain. Ia memiliki

hak yang sama. Hal ini menimbulkan perlakuan yang wajar seperti pada
anak yang lain yaitu dididik dan disekolahkan.
Perbedaannya hanya terletak pada adanya kelainan yang
disandangnya, Kelainan bisa terletak pada fisiknya, mentalnya, sosialnya
atau perpaduan ketiganya. Mereka mengalami kelainan sedemikian rupa
sehingga membutuhkan pelayanan Pendidikan Luar Biasa. Dengan sikap
ini maka ia memiliki hak yang sama dengan anak biasa lainnya. Dengan
sikap ini timbul deklarasi hak asasi manusia penyandang cacat yang
meliputi :
1. Hak untuk mendidik dirinya. (The Right to Educated Oneself)
2. Hak untuk pekerjaan dan profesi.(The Right to Occupation or
Profession)
3. Hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik ( The Right to
Maintain Health and Physical Well Being)
4. Hak untuk hidup mandiri (the Right to Independent Living)
5. Hak untuk mendapatkan kasih sayang (Right to Love)
Kegiatan pembelajaran dalam seting inklusi akan berbeda baik dalam
strategi, kegiatan, media, dan metode. Dalam seting inklusi, guru
hendaknya dapat mengakomodasi semua kebutuhan siswa di kelas yang
bersangkutan termasuk membantu mereka memperoleh pemahaman yang

sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Hambatan belajar dapat
berasal dari kesulitan menentukan strategi belajar dan metode belajar
lainnya sebagai akibat dari faktor-faktor biologis, psikologis, lingkungan,
atau gabungan dari beberapa faktor tersebut. Sebagai contoh gangguan
sensoris seperti hilangnya penglihatan atau pendengaran, merupakan
hambatan dalam memperoleh masukan informasi dari luar. Disfungsi
minimal otak mungkin akan berakibat yang cukup serius terhadap
konsentrasi. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada model kelas tertentu

4

mungkin berbeda dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada model
kelas yang lain. Pada model Kelas Reguler (Inklusi Penuh), bahan belajar
antara anak luar biasa dengan anak normal mungkin tidak berbeda secara
signifikan; namun pada model Kelas Reguler dengan Cluster, bahan
belajar antara siswa luar biasa dengan siswa normal biasanya tidak sama,
bahkan antara sesama siswa luar biasa pun dapat berbeda.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar ,

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan
baik. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran atau pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Media pengajaran yang berupa multimedia adalah cara efektif yang
bisa diigunakan untuk memberikan pengajaran kepada siswa tunarungu.
Media ini merupakan sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk
membantu pengajaran yang lebih menarik, menyenangkan, mudah
dimengerti dan jelas karena informasi yang berupa pengetahuan disajikan
dalam bentuk dokumen yang lebih hidup.
Pengajaran menggunakan multimedia membantu para guru untuk
membuat suasana menjadi menarik dan menyenangkan, karena materi
pelajaran yang diajarkan dikemas dalam bentuk animasi yang lebih hidup,
mudah dimengerti dan jelas sehingga para siswa tunarungu dapat dengan
mudah memahami materi yang diajarkan.
Pengajaran menggunakan multimedia sudah banyak digunakan dalam
dunia pendidikan seiring dengan berkembang pesatnya teknologi software
maka dirancanglah aplikasi pengajaran interaktif dengan konsep
multimedia. Hal ini merupakan bentuk metamorfosa pengajaran dalam
dunia pendidikan. Dari pengajaran konvensional yang hanya
menggunakan papan tulis sebagai media pengajarannya ke pengajaran
mengunakan multimedia. Metode ini dapat mengubah metode pengajaran
yang biasa menjadi lebih interaktif, menarik, dan mudah. Sehingga secara

5

otomatis proses belajar akan lebih efektif baik dari segi pemanfaatan
waktu maupun kualitas belajar.
Kondisi anak berkebutuhan khusus khususnya anak tunarunggu (anak
yang memiliki gangguan dalam pendengaran) memiliki hambatan dalam
menerima pelajaran terutama mata pelajaran sejarah yang notabenennya
berkaitan dengan mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau. Yang
pada umumnya mata pelajaran sejarah hanya disampaikan melalui
ceramamah. Tentunya hal seperti ini sangat membosankan bagi siswa.
2. Solusi yang Pernah Dilakukan
Solusi ditawarkan untuk membantu siswa berkebutuhan khusus
dengan gangguan tunarungu yaitu guru lebih sering menggunakan gambar
sesuai dengan materi yang disampaikan. Sehingga siswa dapat memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Gambar yang disajikan disertai dengan
tulisan untuk memberikan kemudahan pada siswa.
Selain itu seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran
yang ditawarkan untuk membantu siswa yang berkebutuhan khusus adalah
dengan menggunakan metode bahasa isyarat, hal ini dirasa kurang efektif
dan efisien dalam penggelolaan pembelajaran sejarah.
3. Kehandalan Gagasan
Gagasan mengenai video animasi untuk anak berkebutuhan khusus
tepatnya untuk anak tunarungu (gangguan pada pendengaran) mempunyai
keefektifan dalam proses pembelajaran pada materi pembelajaran sejarah
hal ini didukung pada rendahnya pembelajaran yang hanya disampaikan
melalui gambar sesuai dengan materi pembelajaran yang berkaitan dengan
materi pembelajaran sejarah.
Video animasi yang dirancang untuk mata pembelajaran sejarah
khususnya untuk anak tunarungu (gangguan pada pendengaran)
diharapkan mampu mengatasi permasalahan terkait dengan adanya media
pembelajaran yang berkembang di ruang lingkup pembelajaran lainnya.
Video animasi untuk pembelajaaran sejarah anak tunarungu belum
banyak digunakan oleh lembaga sekolah maupun oleh guru oleh karena itu
adanya video animasi dapat dijadikan motivasi untuk lebih efektif, efisien,
dan menyenangkan bagi siswa.
4. Pihak yang Terkait
Pihak-pihak yang terkait berkaitan dengan terlaksanannya gagasan
mengenai video animasi untuk anak berkebutuhan khusus untuk mata
pelajaran sejarah SMA adalah :
a. Pemerintah :
Pemerintah berupaya untuk memberikan segenap kemampuan
dalam membantu pelaksanaan gagasan mengenai video animasi untuk

6

anak berkebutuhan khusus mata pelajaran sejarah di SMA LB. Guru yang
terkait mata pelajaran :
Guru yang terkait dalam melaksanakan gagasan mengenai video animasi
untuk anak berkebutuhan khusus (tunarungu) untuk mata pelajaran sejarah
SMA.
b. Dinas Pendidikan :
Dinas pendidikan daerah memberikan motivasi serta
mengusahakan adanya fasilitas untuk menciptakan terwujudnya video
animasi sehingga video animasi tersebut mampu membantu
pembelajaran sejarah pada tingkat SMA dan jika bias video tersebut
dijadikan alternative untuk membantu guru maupun lembaga dalam
mengajarkan materi sejarah untuk anak tunarungu.
c. Lembaga sekolah
Lembaga sekolah berperan serta dalam mendukung terwujudnya
media pembelajaran yang lebih variatif untuk anak berkebutuhan
khusus. Hal ini tentunya didukung lewat sarana dan prasarana yang
tidak hanya ditujukan untuk anak-anak normal namun juga ditujukan
untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
d. Strategi Penerapan
Strategi penerapan yang akan dijalankan terkait gagasan video
animasi untuk pembelajaran sejarah anak berkebutuhan khusus
(tunarungu) pertama akan diterapkan pada anak tunarungu untuk siswa
SMA-LB. Guru meninjau dan mengawal proses pembelajaran sejarah
pada materi tertentu dengan menggunakan media pembelajaran video
animasi. Pemberian media video animasi ini diberikan pada proses
pembelajaran Sejarah sesuai dengan kebijakan metode pembelajaran
Sejarah yang tengah dirancang oleh guru.
C. KESIMPULAN
1. Inti Gagasan
Gagasan mengenai video berbasis animasi untuk anak tunarungu
(anak yang mengalami hambatan atau gangguan dalam hal pendengaran).
Dengan konsep media pembelajaran mata pelajaran sejarah yang
disampaikan kepada siswa tunarungu di tingkat SMA-LB diharapkan
mampu dikembangkan dengan mengacu pada kurikulum yang diterapkan
pada lembaga pendidikan. Hal ini akan menjadi salah satu alternative yang
dapat digunakan oleh guru mata pelajaran sejarah dalam menunjang
pemahaman siswa tunarungu melalui video animasi sesuai dengan bab
maupun materi yang akan disampaikan.
2. Teknik Implementasi Gagasan
Teknik implmentasi untuk mwujudkan gagasan mengenai video
animasi sebagai salah satu alternative untuk menunjang media

7

pembelajaran mata pelajaran sejarah bagi siswa tunarungu tingkat SMALB, yaitu :
a. Membentuk sinergi tim ahli khusus yang terdiri dari pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu lembaga pendidikan misalnya guru sejarah, guru
mata pelajaran komputer yang mengetahui pengetahuan lebih
mengenai IT serta guru pembimbing khusus, dalam hal ini guru
inklusi.
b. Meningkatkan kerjasama antara guru mata plajaran sejarah dalam
suatu lembaga pendidikan SMA-LB dengan guru mata pelajaran
seejarah sekolah umum dalam hal ini sekolah bagi anak-anak normal
untuk merealisasikan pengembangan media pembelajaran berbasis
video animasi bagi anak tunarungu.
c. Mengalokasikan dana guna merealisasikan pengembangan media
pembelajaran berbasis video animasi bagi anak tunarungu untuk SMALB.
3. Prediksi keberhasilan gagasan
Output dari adanya video animasi yang dikembangkan untuk siswa
tunarunggu pada mata pelajaran sejarah bagi siswa SMA-LB diharapkan
mampu menjadi salah satu alternatif guru mata pelajaran sejarah dalam
mempermudah menyampaikan materi pembelajaran serta dengan adanya
media pembelajaran yang bervariasi untuk siswa berkebutuhan khusus
akan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam
mengeenai pembelajaran sjarah yang tidak hanya bersifat statis dalam
penyampaiannya namun bersifat dinamis dalam menyampaikan
pembelajarannya yang disesuaikan dengan informasi dan teknologi

8

DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional,
Pedoman Manajemen dan Pembelajaran Sekolah Inklusi Tunagrahita
Ringan ( C ), 2010.
2. Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik : Panduan Bagi Orang
Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.2009.
3. Sumarno. “ Manajemen Pendidikan Inklusif : Konsep, Kebijakan, dan
Implementasinya dalam Perspektif Pendidikan Luar Biasa ”,
http://file.upi.edu/direktori/A-FIP/JUR-PENDLUARBIASA/19560722985031-Sunaryo/makalah inklusi. pdf dalam
google.co.id. Diakses pada 24 Maret 2015
4. Sambas.
Pendidikan
Inklusi
”.http://sambasalim.com
/pendidikan/pendidikan-inklusi.html.dalam Google co.id, 2010. Diakses
pada 23 Maret 2015
5. Supariadi. Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapat Pendidikan.
Jakarta : Balai Pustaka, 1982.
6. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. “ Mengenal Pendidikan
Inklusif ”,.http://118.98.163.196.dalam Google.co.id. Diakses pada 22
Maret 2015
7. Efendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.
Jakarta : Bumi Aksara. 2006.
8. Hidayanti, Rini dkk. Materi Pokok Penanganan Anak Berkelainan ( Anak
dengan Berkebutuhan Khusus). Jakarta : Universitas Terbuka, cet. 3, 2007.

9

10

11

12

13

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
N
o

Nama / NIM

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Alokasi Waktu
Uraian tugas
(jam/ minggu)

1

Maulana
Rahman

Hanif Pendidikan
Sejarah

Pendidi
kan

4 jam / minggu

Pencarian
Data

2

Reniy
Atika Pendidikan
Damayanti
Sejarah

Pendidi
kan

4 jam / minggu

Editing Data

3

Aisah
Mutiatun

Fitri Pendidikan
Sejarah

Pendidi
kan

4 jam / minggu

Pencarian
literatur

4

Christiana
Nurcahyanti

Pendidikan
Sejarah

Pendidi
kan

4 jam / minggu

Pencaarian
Literatur

14

Penggunaan
Di SMA-LB Surabaya