contoh proposal penelitian di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Berbagai perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

di rasakan oleh segenap umat manusia di zaman modern ini. Berbagai macam ilmu
pengetahun telah banyak berkembang, begitu juga dengan perkembangan ilmu
dakwah.
Kata dakwah tidak jauh-jauh beda dengan kata komunikasi. Apabila di kaitkan
dengan dakwah, maka pengertian dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya
saja ia di bedakan dalam bentuk komunikasi yang lainnya, terletak pada cara dan
tujuan yang hendak di capai. Demikian pula dengan komunikasi dakwah, kalau
berbicara tentang komunikasi dakwah, maka hal itu tidak akan terlepas dari
komunikasi Islam.1
Makna komunikasi Islam berarti mengajak atau mengubah dari pemikiranpemikiran dan perbuatan-perbuatan yang di larang Allah SWT kepada perbuatanperbuatan yang di ridhai Allah.
Jika di hubungkan dengan komunikasi dakwah, maka komunikasi Islam itu
sendiri dapat di katakan sebagai dinamika dakwah, sebab kata dakwah berasal dari
bahasa Arab yang memiliki arti ajakan, seruan, atau panggilan. Dengan demikian,

dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan tehnik-tehnik dan seni-seni
untuk menarik perhatian orang lain agar mengikuti suatu ideologi dan perbuatan
tertentu, yaitu ajaran agama yang benar, Islam.2 Atau dengan kata lain ialah suatu cara
untuk mempengaruhi melalui pikirannya, dengan tujuan mengubah situasi yang buruk
kepada situasi yang lebaik baik, memindahkan dari alam ke awaman menuju kepada
1
2

Toto Tasmara, komunikasi Dakwah, Jakarta,Gaya Media Pratama,1997,hal.39.
Ibid, hal.41.

1

alam kefahaman, dari kekafiran kepada keimanan, dari penjajahan kepada
kemerdekaan, dari kebodohan kepada kepintaran, dan begitulah seterusnya, itulah
makna dari komunikasi dakwah. Semua usaha tersebut di maksudkan untuk mencapai
suatu tujuan di dalam keimanan tentang Islam.3
Sudah seharusnya berdakwah itu di berikan seperti sebuah hidangan yang
begitu lezat dan nikmat, lezat di butuhkan dan nikmat sesuai dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat ( mad’u) yang sudah memasuki era digital. Itulah makna

yang sebenarnya dari hadis Rasulullah “ Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan
tingkat kecerdasannya”.
Pada zaman sekarang ini, dakwah tak cukup di lakukan dengan individu per
individu, tetapi harus di lakukan dengan dakwah secara bersama-sama melalui
berbagai lembaga-lembaga dan forum-forum dakwah yang kuat dan solid. Telah
banyak dijumpai lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada penyeruan dakwah,
yang di sebut dengan pergerakan dakwah (dakwah haraqah) yakni dakwah yang
dilakukan secara berjama’ah, dakwah yang lebih kepada aksi nyata dari pada
omongan belaka. Konsekuensi logis dari paradigm dakwah secara berjama’ah adalah
dakwah tidak lagi semata-mata bermakna tabliq, seperti yang selama ini disalah
artikan, tetapi lebih kepada makna ikhtiar orang yang beriman untuk membangun
komunitas Islam secara meyeluruh (syumul/kaffah),walau tak semudah mengkedipkan
mata.4
Menurut Syaikh Musthafa Mansyur, dakwah secara berjama’ah adalah
dakwah yang paling efektif dan sangat bermanfaat bagi gerakan Islam. Sebaliknya
dakwah secara sendiri-sendiri akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan
3

Syukri Syama’un, Yusri Daud dan Fakhri, Komunikasi Islam, Banda Aceh, ArRaniry Press, 2006, hal.3-4.
4

Syaikh Mustafa Mansyur, Amal Jama’i Gerakan Bersama, Cet,II, Jakarta,Al I’tishon
Cahaya Umat,2004,hal.9.

2

ajaran Islam pada umat secara umum. Atas dasar inilah Allah telah berfirman dalam
Al-Qur’an Surat Ali Imran:104

“ Dan hendaklah di antara kamu ada

segolongan umat yang menyerukan kepada

kebaikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah
orang-orang yang beruntung”.5
Dalam

ayat

tersebut


Allah telah

mengisyaratkan

tentang

wajibnya

melaksanakan dakwah secara bersama (berjama’ah) atau melaksanakan aktifitas
bersama-sama (Amal Jam’i). sebab ikhtiar yang di lakukan secara sendirian terlalu
berat dan sulit dalam memikul beban dan amanah dalam rangka memberantas
kejahatan di dunia ini termasuk di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.
Untuk menjawab tantangan tersebut pada tahun 2013 didirikanlah program
mentoring dan wajib tinggal di Ma’had Jami’ah (pesantren kampus) di mulai dari
angkatan tahun 2013. Program ini di fokuskan kepada pembinaan pemahaman dan
bacaan Al-Qur’an yang fasih, pendalaman bahasa Asing (Arab-Inggris) dan
pembinaan akhlak yang bertujuan untuk melahirkan generasi-generasi bangsa dan
agama yang cerdas serta berakhlak mulia. Hari ini begitu banyak generasi-generasi
pendidikan yang memiliki pengetahuan dan berpendidikan, akan tetapi krisis moral
dan hampir tidak bisa membaca Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, apalagi

5

Al-Qur’an Digital version 2014.

3

memahami dan mengamalkan ajarannya sehingga tidah heran jika kita melihat dan
menyaksikan dengan mata kepala masing-masing pribadi bagaimana anarkisnya
karakter generasi bangsawan (mahasiswa), baik dalam asepek moral maupun dalam
pemahaman agama.
Dengan kehadiram program mentoring dan Ma’had Jami’ah ini yang sudah
berusia dua tahun tersebut apakah penyampaian dakwah oleh para mentor (Pembina)
dan ustaz-ustazah sudah menyentuh akar permasalahan yang di hadapi para
mahasiswa, baik mahasiswa yang sudah selesai menduduki asrama ataupun yang
sedang berjalan saat ini. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menelaah dan menelusuri
sejauh mana efektifitas dakwah dapat berpengaruh terhadap akhlak mahasiswa
dewasa ini.
Dalam pembahasan ini, dakwah dapat diartikan dengan sebuah proses
perpaduan antara penyampaian-penyampaian pesan dengan muatan dakwah.
Penelitian ini di fokuskan kepada efektifitas dakwah dalam pembinaan akhlak, yaitu

cara-cara berbusana mahasiswa-mahasiswi, apakah sudah sesuai dengan ajaran agama
Islam, tentang pelaksaan pembacaan Al-Qur’an setiap hari minimal sebanyak 2
lembar, dan pelaksanaan shalat apakah sudah tepat waktu atau menunda-nundanya.
Berdasarkan uraian masalah yang telah di paparkan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Efektifitas Dakwah Dalam
Pembinaan Akhlak Mahasiswa ( Studi Pada Program Mentoring dan Ma’had
Jami’ah UIN Ar-Raniry )
B.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan dua

pokok permasalahan yaitu:
4

1. Apakah dakwah yang di sampaikan oleh para mentor sudah sesuai dengan
komunikasi dakwah yang komunikatif ?
2.

Sejauh mana program mentoring m ampu mengubah akhlak mahasiswa dalam

melaksanakan ibadah secara konsisten?

C.

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:

1

Mengetahui bentuk dakwah yang di sampaikan oleh para mentor pada program
mentoring dan Ma’had Jami’ah UIN Ar-raniry sudah sesuai dengan komunikasi
dakwah yang komunikatif atau belum.

2. Mengetahui tingkat keterpengaruhan dakwah pada program mentoring dalam
mengubah akhlak mahasiswa dalam melaksanakan ibadah secara konsisten.
D.

Manfaat penelitian
Dalam melaksanakan penelitian selalu dibarengi dengan manfaat penelitian,
demikian pula dalam menyusun ini. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan referensi dan memperkaya atau memperluas wawasan khazanah
pengetahuan tentang dakwah.
2. Diharapakan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang berkepentingan, khususnya bagi peneliti yang lain yang ingin
mengadakan penelitian yang sejenis.
3. Secara praktis, di harapkan tulisan ini berguna untuk meningkatkan etos kerja
para mentor dan ustaz-ustazah sebagai salah satu penyeru dakwah di masyarakat
kampus

5

BAB II
kajian Pustaka

A.

Pengertian Komunikasi
Seperti yang telah di paparkan oleh Onong Uchjana dalam bukunya, di
jelaskan tentang komunikasi tidak hanya informative, tetapi juga persuasif ( rayuan,

mengajak)6. Dengan kata lain, komunikasi tersebut baru terjadi apabila pelakunya
sama-sama mengerti dan memahami apa yang di sampaikan dan di maksudkan oleh
orang yang berkomunikasi dengannya.
Dalam komunikasi yang menjadi penting adalah adanya kebersamaan atau
partisipasi komunikan terhadap komunikatornya. Makna kebersamaan yang lebih luas
dalam komunikasi mengandung sifat informative, artinya bahwa komunikasi
merupakan upaya memberikan pengetahuan agar orang lain tahu dan mengerti. Di sisi
lain, terdapat pula sifat persuasive yang berarti komunikasi merupakan upaya
mempengaruhi orang lain agar mau menerima dan bersedia mengikuti ajaran, faham,
ide, pesan dakwah atau keyakinan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang
di sampaikan komunikatornya. Dan dalam ilmu dakwah disebut da’i (Murabbi).
B.

Pengertian Dakwah
Dakwah yaitu berasal dari bahasa Arab yaitu Da’a yang berarti panggilan

seruan dan ajakan. Sementara pengertian dakwah yaitu mengajak orang lain meyakini
dan mengamalkan agidah dan syariat Islam yang terlebih dahulu telah dijalani dan di
amalkan oleh pendakwah itu sendiri. 7


6

Onong Uchjana Efendy, ilmu komunikasi: teori dan praktek, Bandung, Remaja
Rosdakarya,2001.
7
Rasyidah, Syukri Syamaun dkk, Ilmu Dakwah (Perspektif Gender),Banda Aceh,
Bandar Publishing, 2009.

6

Sementara dakwah sering di samakan dengan tabliq, hanya karena maksudnya
sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau ajaran Islam, juga terdapat proted
ajakan panggilan agar orang yang di panggil berkenan merubah sikap dan akhlaknya
sesuai dengan ajaran agama Islam. Adapun tehnik dakwah yaitu jalan berdakwah
yang di tempu oleh dai dengan tindakan-tindakan yang baik dan tepat, berupa
perkataan, perbuatan atau diam, dengan usaha-usaha yang dengan sengaja
ditumbuhkan atau dilakukan oleh si da’I yang dapat merangsang atau menggugah
perhatian dan pikiran si penerima dakwah, sehingga ia bisa menerima dakwah
tersebut dengan penerimaan yang baik dan mengesankan.
C.


Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluq” secara bahasa

kata ini memiliki arti perangai atau yang mencakup di antaranya: sikap, perilaku,
sopan, tabi’at, etika, karakter, kepribadian, moral. Sedangkan menurut Mukhtar Asshihah akhlak adalah watak. Sedangkan menurut Al-Firuzabadi akhlak watak, tabi’at,
keberanian dan agama.8
Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak.
Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu
disebut akhlak.9

8
9

Kamus Al-Muhith
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.

7

BAB III
Metode Penelitian

A.

Metode Penelitian Yang Digunakan
Dalam sebuah karya ilmiah, diperlukan metode penelitian, metode ini

sangatlah diperlukan agar penulisan nantinya sistematis,terarah, sehingga setiap
permasalahan dapat dijawab sesuai dengan yang diharapkan .Dengan demikian, 10
metode yang ingin dilakukan oleh calon peneliti dalam Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari
penelitian kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk
membedah suatu fenomena di lapangan. Penelitian deskriptif ditujukan untuk
mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, mengidentifikasikan masalah,
membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain
dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Karenanya, untuk memperoleh data yang objektif dan akurat, maka akan
digunakan metode sebagai berikut:
1.

Library Research (studi kepustakaan)
Yaitu, penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah buku-buku yang

berkaitan dengan penelitian, serta yang dapat mendukung data-data yang diperoleh
dilapangan, seperti buku-buku yang berhubungan dengan dakwah dan komunikasi.11
2.

Field Research (studi lapangan)

10

Gassing, Kadir dan Wahyudin Halim. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Makalah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Makassar, Alauddin Press.2009.
11
Winarno Surachman, Pengantar Metode Ilmiah dan Teknik Rescach, Tarsito,
Bandung.1965.

8

Yaitu, penelitian yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan atau
lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
B.

Teknik pengumpulan data
Dalam metode Field Research, untuk mendapatkan data-data dibutuhkan

teknik pengumpulan data, yaitu:
a.

Pengamatan (oservasi )
Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba
dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung
didalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuisioner, rekaman
gambar, rekaman suara.
b.

Wawancara (interview
Interview adalah salah satu teknik untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan

dengan

cara

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang

sudah

dipersiapkan.wawancara ini ditujukan kepada mahasiswa yang sedang di asramakan
(mahasantri) maupun yang sudah diasramakan (alumni). 12
c.

Angket (kuesioner)
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari nara sumber.kemudian kuesioner dibagi-bagikan dan nara sumber
hanya tinggal memilih jawaban yang paling cocok dengan apa yang nara sumber

12

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 186

9

ketahui. Pada tahapan yang ini, angket akan ditujukan kepada mahasantri yang sedang
menjalani kehidupan di Ma’had UIN dan yang sudah menjadi Alumni perangkatan.
C.

Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ma’had UIN Ar-Raniry tepatnya di Jl. Syeikh Abdurrauf
Kopelma Darussalam, Banda Aceh. sedangkan yang menjadi objek penelitiannya
adalah seluruh santri yang ada dima’had tersebut.
D.

Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan (social situation ) situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen
yakni place (tempat), actor (pelaku) dan activity ( aktifitas ) yang berinteraksi secara
sinergis. Situasi social tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin
di ketahui.13
Pada situasi sosial atau objek penelitian ini dapat mengamati secara mendalam
aktifitas, pelaku dan orang-orang yang ada pada tempat tertentu. Adapun yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalah diambil 10 orang mahasantri yang sedang
tinggal di Ma’had UIN Ar-Raniry dan yang sudah menjadi Alumni Ma’had
perangkatannya.

13

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. PT. Rineka
Cipta, Bandung.2002.

10