Pengaruh terapi musik islami untuk menurunkan kecenderungan burnout pada pekerja praktik dokter di Sobontoro - Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Diskripsi Teori
1. Tinjauan Tentang Burnout
a. Pengertian burnout
Burnout adalah ekspresi dari situasi kehabisan energi,
motivasi atau intensif. Yang menunjukkan perubahan sikap dan
perilaku seseorang dalam menanggapi tuntutan, serta frustasi
karena menganggap dirinya tidak dihargai dalam pekerjaanynya.
Awalnya
seseorang
mendeskrisikan
fenomena
ini
ialah
Freudenberger, seoranng psikiater pada tahun 1974. Ia menolong
orang-orang yang diketahuinya mengalami fenomena burnout
timbul pada saat tubuh dan pikiran yang terus menerus tegang
untuk menanggapi tingkat konstan stres yang tinggi. Hal ini terkait
dengan situasi dimana seseorang merasa bingung antara pekerjaan
dan prioritas yang mereka inginkan, khawatir tentang keamanan
kerja dan ingin dihargai serta mengharapkan bayaran yang sesuai
dengan apa yang ia lakukan. 1
Burnout diartikan sebagai sindrom psikologis yang terdiri
atas tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi,
maupun reduced personal accomplishment. Burnout merupakan
sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk
1
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada
Karyawan PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal.13
16
17
di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif. Keadaan ini
membuat suasana di dalam pekerjaan menjadi dingin, tidak
menyenangkan,
dedikasi
dan
komitmen
menjadi
kurang,
perfomansi, prestasi kerja menjadi tidak maksimal. Hal ini juga
membuat pekerja menjadi jaga jarak, tidak mau terlibat dengan
lingkungannya. Burnout juga dipengaruhi oleh ketidaksesuaian
antara usaha dengan apa yang didapat dari pekerjaan. 2
Burnout adalah sebuah metafora yang umum digunakan
untuk menggambarkan keadaan kelelahan mental. Awalnya,
burnout dianggap terjadi secara eksklusif dalam memberikan
pelayanan kepada manusia diantara mereka yang melakukan suatu
pekerjaan individu hal tersebut sering terjadi di kalangan orang
dewasa yang sudah bekerja, mereka memiliki tanggung jawab
terhadap pekerjaan mereka sehingga fisik dan mentalnya mudah
tertekan dan mengalami „kelelahan‟.3
Menurut Gold percaya bahwa burnout pada dasarnya
disebabkan oleh ketidaksuaian antara yang dikerjakan dengan
imbalan yang diterima dari pekerjaan mereka. Pola perubahan yang
ditunjukkan ketika seseorang merasa kelelahan, seperti kehilangan
toleransi dan simpati untuk orang lain, cenderung menyalahkan
orang lain karena kesulitan mereka sendiri. Hal ini menyebabkan
rasa frustasi, dan monoton di tempat kerja. Ia juga berpendapat
2
3
Ibid, hal.14
Ibid, hal.14-15
18
bahwa burnout disebabkan oleh hilangnya komitmen dan tujuan
moral dalam bekerja.
Menurut Azeem menunjukkan bahwa burnout terjadi ketika
beban pekerjaan dan kontrol pribadi seseorang yang tidak
bersinergi, serta tidak adanya keadilan seperti porsi kerja yang
berlebih atau tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan, rincian
dari masyarakat yang bekerja atau nilai-nilai saling bertentangan
ditempat kerja. 4
Sementara itu Menurut Schultz dan Schlutz burnout adalah
hasil dari psikologis dan fisik yang memiliki stress tinggi di tempat
kerja. Ini biasanya terjadi diantara karyawan yang tidak mampu
mengatasi tekanan pekerjaan yang luas yang menuntut energi,
waktu,
sumber
daya,
dan
diantaranya
karyawan
yang
membutuhkan untuk berurusan dengan orang-orang. Para peneliti
telah menemukan bahwa burnout membawa dampak yang sangat
besar untuk organisasi dan individu, yaitu mengakibatkan sikap
dan perilaku karyawan yang tidak diinginkan, seperti keterlibatan
kerja rendah, kinerja tugas berkurang, dan meningkatnya
pergantian karyawan. Pada karyawan yang mengalami burnouti
menjadi kurang energik dan kurang tertarik dalam pekerjaan
mereka. Mereka akan mengalami kelelahan secara emosional,
apatis, depresi, mudah tersinggung, dan bosan. Karyawan
4
Ibid, hal 15-16
19
cenderung untuk menemukan kesalahan pada segala aspek
lingkungan kerja mereka, termasuk rekan kerja, dan bereaksi
negatif terhadap usulan orang lain. 5
Burnout merupakan kondisi emosional seseorang merasa
jenuh dan lelah secara mental ataupun fisik sebagai tuntutan
pekerjaan yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini karena mereka
bekerja keras, merasa bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak
ada harapan, merasa terjebak, merasa kesedihan yang mendalam
dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan
perasaan lelah serta tidak nyaman yang pada dilirannya
meningkatkan rasa kesal, dan lingkaran terus berlanjut sehingga
menimbulkan kelelahan fisik, mental dan emosional. 6
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa burnout
merupakan gejala psikologis sebagai tanggapan terhadap stress
kerja yang berkepanjangan akibat adanya tuntutan emosional
dalam melakukan tugas dan pekerjaan dengan sindrom kelelahan
emosi, kelelahan fisik, kelelahan mental.
b. Dimensi Burnout
Berikut akan dijelaskan dengan terperinci ketiga dimensi burnout
tersebut :7
5
Ibid, hal 16-17
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015),Hal.20-21
7
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada Karyawan
PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal.17-18
6
20
1) Kelelahan emosional (Emotional Exhaustion)
Kelalahan emosional, mengacu pada perasaan secara
emosional yang terlalu berat dan kehabisan sumber daya emosi
seseorang. Sumber utama dari kelelahan ini beban kerja dan
konflik pribadi ditempat kerja. Orang-orang yang merasa
kehilangan energi ini akan merasa kesulitan dalam menghadapi
hari lain atau kesulitan berhadapan dengan orang lain.
Komponen emotional exhaustion ini merupakan dimensi dasar
dari burnout.
2) Depersonalisasi (Depersonalization)
Mengacu pada sikap negatif, kasar, menjaga jarak dengan
penerima layanan, menjauhnya seseorang dari lingkungan
sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta
orang-orang
disekitarnya,
kehilangan
idealism.
Perilaku
tersebut adalah upaya untuk melindungi diri dari tuntutan
emosional yang berlebihan.
3) Reduced Personal Accomplishment
Hal ini mengacu pada penilaian yang rendah terhadap
kompetensi diri dan pencapaian keberhasilan diri dalam
pekerjaan, ditandai dengan menurunnya self-efficacy yang telah
dikaitkan
dengan
depresi
dan
ketidakmampuan
untuk
mengatasi tuntutan pekerjaan dapat diperburuk oleh kurangnya
21
dukungan sosial dan kesempatan untuk berkembang secara
profesional. Pada dimensi ini, akan muncul perasaan tidak
mampu membantu klien, sehingga menyebabkan rasa putus asa
pada diri sendiri yang mengakibatkan kegagalan dalam
pekerjaan.
c. Faktor-faktor penyebab Burnout
Timbulnya burnout disebabkan oleh beberapa faktor yang
diantaranya yaitu :8
1) Karakteristik Individu
Sumber dari dalam individu merupakan salah satu penyebab
timbulnya burnout. Sumber tersebut dapat digolongkan atas
dua faktor yaitu :
a) Faktor Demografi, mengacu pada perbedaan jenis
kelamin antara wanita dan pria. Pria rentan terhadap
stres dan burnout jika dibandingkan dengan wanita.
b) Faktor Perfeksionis, yaitu individu yang selalu berusaha
melakukan pekerjaan sampai sangat sempurna sehingga
akan sangat mudah merasakan frustasi bila kebutuhan
untuk tampil sempurna tidak tercapai.
2) Lingkungan Kerja
Masalah beban kerja yang berlebih adalah salah satu faktor
dari pekerjaan yang berdampak pada timbulnya burnout. Beban
8
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada Karyawan
PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal.19-22
22
kerja yang berlebihan bisa meliputi jam kerja, jumlah individu
yang harus dilayani (jumlah antrian yang padat misalnya),
tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan yang rutin dan
yang bukan rutin, dan pekerjaan administrasi lainnya yang
melampaui kapasitas dan kemampuan individu. Di samping itu,
beban kerja yang berlebihan dapat mencangkup segi kuantitatif
yang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu tingkat
kesulitan pekerjaan tersebut yang harus ditangani. Beban kerja
yang berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan
adanya ketegangan emosional saat melayani klien sehingga
dapat mengarahkan perilaku pemberi pelayanan untuk menarik
diri secara psikologis dan menghindari diri untuk terlibat
dengan klien.
Dukungan sosial turut berpotensi dalam menyebabkan
burnout. Sisi positif yang dapat diambil bila memiliki
hubungan yang baik dengan rekan kerja yaitu mereka
merupakan sumber emosional bagi individu saat mengalami
masalah dengan klien. Individu yang memiliki persepsi adanya
dukungan sosial akan merasa nyaman, diperhatikan dihargai
atau tterbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan kerja yang
dapat menimbulkan burnout adalah terjadinya hubungan antar
rekan kerja buruk. Hal tersebut bisa terjadi apabila hubungan
23
antar mereka diwarnai dengan konflik, saling tidak percaya,
dan saling bermusuhan.
Ketidakpekaan pemimpin perusahaan, kurangnya apresiasi
masyarakat dengan pekerjaan mereka (penghargaan), kritik
masyarakat, pindah kerja yang tidak dikehendaki, jumlah
pelayanan yang banyak, kertas kerja yang berlebihan,
bangunan fisik yang tidak menarik dan tidak nyaman, kotor dan
berantakan, hilangnya otonomi, dan gaji tidak memadai
merupakan beberapa faktor lingkungan sosial yang turut
berperan menimbulkan burnout.
3) Keterlibatan emosional dengan penerimaan pelayanan atau
klien.
Bekerja melayani orang lain membutuhkan banyak energi
karena harus bersikap sabarb dan memahami orang lain dalam
keadaan krisis, frustasi, ketakutan dan kesakitan. Pemberi dan
penerima
layanan
turut
membentuk
dan
mengarahkan
terjadinya hubungan yang mengakibatkan emosional karena
keterlibatan antar mereka dapat memberikan penguatan positif
atau kepuasan bagi kedua belah pihak atau sebaliknya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor-faktor penyebab burnout yaitu, karakteristik individu
24
meliputi demografi dan perfeksionis, lingkungan pekerjaan,
keterlibatan emosional dengan penerimaan pelayan atau pelanggan.
d. Proses Terjadinya Burnout
Secara sederhana proses terjadinya burnout diawali tahap
stress yaitu adanya ketidakseimbangan antara resurce dan demand
(sumber daya dan tuntutan) diikuti tahap strain yaitu respon emosi
yang singkat dan segera terhadap ketidakseimbangan tersebut
berupa perasaan cemas, tegang atau lelah. Tahap berikutnya terjadi
perubahan sikap dan tingkah laku, sinis, acuh tak acuh,
menganggap orang lain sebagai benda dan lain sebagainya. 9
Secara
bertahap
Farber
dalam
jurnal
pendidikan
menyatakan terjadinya burnout antara lain :10
1) Tahap antusias dan berdedikasi.
Individu mengawali pekerjaannya dengan semangat tinggi,
memiliki harapan yang tinggi dan harapan yang kurang
realistis.
2) Tahap frustasi dan marah.
Pada tahap ini individu mulai merasa frustasi, sering marah
tanpa alasan yang jelas dalam mengahadapi pekerjaan atau
dalam menghadapi stress.
3) Tahap keseimbangan.
9
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta , 2015),hal.23
10
Ibid hal 23
25
Individu harus merasa adanya ketidakseimbangan antara
sumber daya (tenaga dan harapan) dengan tuntutan (dari
organisasi dan dirinya sendiri)
4) Tahap penarikan diri.
Individu mulai menarik diri dan suka sulit untuk bekerja sama
dengan rekan-rekannya.
5) Tahap sensitivitas.
Individu mulai sensitif, mudah tersinggung, peka terhadap
gelaja-gejala fisik (sakit kepala, tekanan darah naik), perubahan
pola pikir, sering menyalahkan orang lain, berfikir negatif
terhadap diri sendiri dan pekerjaannya, perubahan emosional
(putus asa, terperangkap, tidak berdaya).
6) Kehilangan energi.
Individu menjadi apatis, menghindar berbagai tantangan, acuh
tak acuh terhadap pekerjaan. 11
Dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya burnout diawali
dengan ketidakseimbangan antara sumber daya dari karyawan
berupa tenaga, pemikiran ide-ide. Harapan dan seluruh kapasitas
yang dimiliki karyawan dengan tuntutan atasan, perusahaan
maupun diri sendiri.
Ketidakseimbangan itu
menimbulkan
perasaan kecewa, terperangkap dan sebagainya. Proses selanjutnya
11
Ibid hal 25
26
terjadi perubahan tingkah laku sinis, tanggung jawab dan moral
yang rendah dan perilaku negatif lainnya.
e. Dampak Burnout Pada Pekerja
Adapun dampak dari burnout menurut Leiter dan Maslach
adalah :12
1) Burnout is Lost Energy
Pekerja
yang
mengalami
burnout
akan
mersa
stress,
overwhelmed, dan exhausted. Pekerja juga akan sulit tidur,
menjaga jarak dengan lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi
kinerja perfoma dari pekerja. Produktivitas dalam bekerja juga
semakin menurun
2) Burnout is Lost Enthusiasm
Keinginan dalam bekerja semakin menurun, semua hal yang
berhubungan dengan pekerjaan menjadi tidak menyenangkan.
Kretifitas, ketertarikan terhadap pekerjaan semakin berkurang
sehingga hasil yang diberikan akan sangat minim.
3) Burnout is Lost Confidence
Tanpa adanya energi dan keterlibatan aktif pada pekerjaan akan
membuat pekerja tidak maksimal dalam bekerja. Pekerja
semakin tidak efektif dalam bekerja yang semakin lama
membuat
12
pekerja
itu
sendiri
merasa
ragu
dengan
Annisa Vanya Pulungan, Peranan Work Family Conflict Terhadap Burnout
Dikalangan Dosen Wanita, (Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara, 2014),Hal.12-13
27
kamampuannya. Hal ini akan memberikan dampak bagi
pekerjaan itu sendiri.
f. Perbedaan Burnout dengan Stress
Pengertian stress berbeda dengan burnout. Burnout adalah
jenis depresi dalam pekerjaan dan disebabkan oleh perasaann
ketidakberdayaan, hal itu tidak disebabkan oleh stress meskipun
orang yang mengalami burnout juga merasakan stress. Burnout
merupakan bagian dari masalah motivasi. Seseorang yang
mengalami burnout akan kehilangan motivasi, putus asa, depresi.
Lain halnya dengan stress, seseorang dengan stress tingkat tinggi
cenderung bertindak emosional secara berlebihan. 13 Perbedaan
stress dan burnout yaitu :14
Table 2.1
Perbedaan Antara Stress dengan Burnout
Stress
a. Emosi sangat berlebihan.
b. Menghasilkan kondisi yang
D
mendesak dan tindakan yang
berlebihan.
a
c. Kehilangan energi.
d. Menyebabkan
gangguan
r
kecemasan,.
e. Kerusakan utama pada fisik.
i
13
Burnout
a. Emosi tumpul.
b. Menghasilkan
ketidakberdayaan
dan
keputusasaan.
c. Kehilangan motivasi, citacita, dan harapan.
d. Mengarah pada paranoid,
sikap acuh tak acuh dan
depresi
e. Kerusakan utama berupa
ketidakstabilan
secara
emosional.
Ensan Arta Rusmaya Sari, Hubungan Antara Persepsi Kondisi Lingkungan Kerja dan
Persepsi Beban Kerja dengan Burnout,( Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabya, 2014),Hal.26
14
Ibid, hal 26
28
Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi burnout
berbeda dengan stress, pekerja yang mengalami burnout akan
cenderung diam dan terlihat tanpa daya, hal ini terjadi karena
hilangnya
motivasi
dan
semangat
yang
berakibat
pada
ketidakberdayaan. Pada kondisi stress, pekerja cenderung menjadi
aktif dan agresif secara emosional. Penderita burnout maupun
stress sama-sama mengalami masalah terutama dalam pekerjaan,
namun respinnya berbeda. Stress yang berkepanjangan dapat
berpotensi menjadi burnout, sedangkan kondisi burnout yang
dialami ileh pekerja belum tentu disebabkan oleh stress. 15
2. Tinjauan Tentang Terapi Musik Islami
a. Pengertian Terapi Musik Islami
Secara teoritis terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu
“terapi” dan “musik”. Kata “terapi” berkaitan dengan serangkaian
upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Kata
“musik” atau terapi musik digunakan untuk menjelaskan media
yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Menurut Association for Profesional Music Therapist in
Great Britain, terapi musik adalah bentuk rawatan dengan
hubungan timbal balik antara pasien dengan terapis yang
memungkinkan terjadinya perubahan dalam kondisi pasien selama
15
Ibid, hal. 26-27
29
terapi berlangsung. Terapi musik juga akan mendukung proses
kreatif menuju keutuhan dalam fisik, emosional, mental, dan
spiritual
seperti
kemandirian,
kebebasan
untuk
berubah,
kemampuan untuk berdaptasi, keseimbangan dan integrasi. 16
Musik adalah suatu komponen yang dinamis yang bisa
mempengaruhi
baik
psikologis
maupun
fisiologis
bagi
pendengarnya. Musik adalah paduan rangsang suara yang
membentuk getaran yang dapat memberikan rangsang pada
pengindraan, organ tubuh dan juga emosi. Ini berarti, individu yang
mendengarkan musik akan memberi respon, baik secara fisik
maupun psikis, yang akan menggugah sistem tubuh. Musik
memiliki tiga komponen penting yaitu beat, ritme, dan harmoni.
Beat atau ketukan mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa,
sedangkan harmoni mempengaruhi roh.17
Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan
musik dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi
individu dari berbagai kalangan usia. Penggunaan bunyi dan musik
dalam memunculkan hubungan antara individu dan terapis untuk
16
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (Jakarta : PT Bumi
Aksara : 2012), hal 203-204
17
Risnawati HR, Efektifitas Terapi Murottal Al-Qur’an dan Terapi Musik Terhadap
Tingkat Kecamasan Mahasiswa Keperawatan Semester VIII UIN Alauddin Makassar,(Makassar :
UIN Alauddin Makassar : 2017),Hal 23-24
30
mendukung dan menguatkan secara fisik, mental, sosial, dan
emosi. 18
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang
menggunakan musik dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan
atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi
individu dari berbagai kalangan usia. 19
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi
kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberikan
rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan,
belajar, mendengar, berbicara, serta analisi intelek dan fungsi
kesadaran.20
Disini penggunaan jenis musik yang digunakan sebagai
terapi, yaitu musik Islami atau musik rohani yang dapat membuat
klien “berpijak ke tanah” dan membimbing ke arah perasaan damai
yang mendalam serta kesadaran rohani.
Semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan sebagai
terapi, seperti lagu-lagu relaksasi, lagu popular, maupun lagu atau
musik klasik. Akan tetapi, yang paling dianjurkan adalah musik
atau lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan per menit yang bersifat
18
Ibid ,Hal.24
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.221
20
Ibid, Hal.221
19
31
rileks. Tidak terkecuali dengan jenis musik yang bernuansa Islami,
religi atau rohani. 21
Dalam dunia Islam, musik telah digunakan oleh para filsuf
muslim terdahulu sebagai sebuah terapi kesehatan. Berdasarkan
berbagai literature, tokoh-tokoh seperti Al-Kindi dan Al-Farabi
merupakan ilmuwan muslim yang mengembangkan musik sebagai
terapi. Pada abad ke-9, Al-Kindi sudah mencoba menerapkan
pengobatan dengan musik kepada seorang anak yang lumpuh total.
Selanjutnya, pemanfaatan musik sebagai terapi berkembang pesat
di era kejayaan Turki Utsmani. Pengembangan terapi musik ini
terus berlanjut hingga menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia.22
Hal ini membuktikan bahwa musik-musik yang bernuansa
Islami, religi ataupun musik rohani juga bisa digunakan untuk
terapi musik. Musik rohani dan suci, dapat membuat kita “berpijak
ke tanah” dan membimbing ke arah perasaan damai yang
mendalam serta kesadaran rohani. Musik tersebut dapat sangat
bermanfaat untuk membantu kita mengatasi dan melepaskan rasa
sakit.
Selain alunan musiknya yang lebih bernuansa Islami,
tentunya terapi musik Islami yang menggunakan media musik
21
Riziem Aizid, Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik, (Yogyakarta : Laksana, 2011),
22
Riziem Aizid, Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik, (Yogyakarta : Laksana, 2011),
hal.103
hal.103
32
religi perlu diperhatikan syairnya yaitu menggunakan syair yang
membuat klien merasa nyaman dan tidak menghukum. Karena
syair yang tidak sesuai, akan membuat tujuan terapi tidak berhasil.
Selain itu, terapi musik Islami dilengkapi juga dengan bimbingan
Islami yang dilakukan oleh terapis agar klien lebih meningkat sisi
kereligiusannya. 23
b. Perkembangan Terapi Musik Islami
Musik memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan
manusia, hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan
karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks,
berstuktur, dan universal. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
pandangana para filsuf muslim terdahulu, musik dijadikan sebagai
terapi kesehatan. Terapi musik sangat mudah diterima oleh organ
pendengaran kita dan kemudian melalui syaraf pendengaran
disalurkan kebagian otak yang memproses emosi. 24
Dalam dakwah ada proses bimbingan konseling adalah
proses pemberian bantuan secara terarah, kontinu dan sistematis
kepada setiap individu.25 Dengan cara memberikan masukan,
saran, pencerahn dan motivasi agar dia mampu mengembangkan
23
Ayad Wahyu Utomo dan Agus Santoso, Studi Pengembangan Terapi Musik Islami
Sebagai Relaksasi Untuk Lansia, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), hal. 64.
24
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.242
25
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2013 Ed. 1,
Cet.2), hal.23
33
fitrah agamanya dan mampu meningkatkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist.
Tokoh spiritual Islam masa lalu menggunakan musik untuk
memunculkan keseimbangan dalam hidup setelah aktifitas
keseharian mereka. Bagi para sufi kesenian ini adalah kesenian
paling suci, dengan bantuan musik mereka bermeditasi, dengan
memainkan musik tertentu yang memberikan efek tertentu bagi
perkembangan individu. Penyair besar dari Persia yang bernama
Jalal ad-Din Rumi, biasa menggunakan musik untuk meditasinya.
Dengan bantuan musik dia menenangkan diri dan mengendalikan
aktifitas tubuh dan pikiran.
Berdasarkan beberapa literatur tokoh-tokoh seperti AlKindi
dan
Al-Farabi
merupakan
ilmuwan
muslim
yang
megembangkan musik sebagai alat terapi. Pada abad ke 9, AlKindi sudah mencoba menerapkan pengobatan dengan musik
kepada seorang anak yang lumpuh total.
Selanjutnya, pemanfaatan musik sebagai terapi berkembang
pesat diera kejayaan Turki Usmani pegembangan terapi musik ini
terus berlanjut hingga menyebar keseluruh dunia, termaksuk
Indonesia. Saat ini musik dikalangan masyrakat dinikmati dengan
bentuk yang berbeda sesuai dengan kondisi hati yang tenang.
Pegelompokan
mengenai
kecenderungan
seseorang
34
diklasifikasikan menjadi 3 bentuk, yaitu : Penikmat musik,
Pencinta musik, Pekerja musik atau seniman musik.26
c. Jenis-Jenis Musik Untuk Terapi
Ada beberapa jenis musik yang dijadikan sebagai
pendekatan terapi :27
1) Musik Klasik
Musik klasik ialah perpaduan instrumen yang
menggunakan violin, biola, pianao dan celo sebagai alat
musiknya. Ciri utama dari musik klasik adalah memiliki
sedikit iringan vokal atau bahkan terkadang tidak memiliki
iringan vokal pada musiknya. Kemudian ciri berikutnya
diiringi dengan menggunakan orkestra.
2) Musik Alam
Musik alam adalah jenis musik yang bersifat
alamiya, karena jenis musik ini dihasilkan dari suara alam
sekitar. Dengan kata lain musik alam adalah musik yang
berasal dari lingkungan, salah satu contoh musik yang
dapat dijadikan terapi adalah suara ombak.
3) Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari
berbagai daerah. Cri khas dari jenis musik ini terletak pada
suara yang dihasilkan pada setiap alat musiknya. Musik ini
26
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.242
27
Ibid, Hal.243-246
35
dapat
mempengaruhi
pisikologi
sesorang
ketika
mendengarkan suara yang dihasilkan contonya dengan alat
musik kakula, lalove, dan gimba dapat merubah suasaana
diri seseorang.
4) Musik Islami
Musik
islami
adalah musik
yang
bernuansa
rohaniya, sehingga bagi siapa saja yang mendengarkan
jenis musik ini akan tersentuh hatinya. Musik ini bisa
mempengaruhi
jiwa
seseorang
mengambarkan tentang kehidupan.
sehingga
Jenis
musik
akan
ini
menggunakan instrumen renungan dan lagu.
Terapi musik islami ditandai dengan penggunaan jenis
musik yang digunakan sebagai terapi, yaitu musik Islam atau
musik rohani yang dapat membuat klien “berpijak ke tanah”
dengan membimbing kearah perasaan damai yang mendalam serta
kesadaran rohani. 28 Dengan menggunakan terapi musik ini kita
akan merasahkan sensasi yang sangat baik bagi kesehatan dalam
berfikir dan dalam melakukan kegiatan kita sehari-harinya.
Selain dari itu semua jenis musik sebenarnya dapat
digunakan sebagai terapi, seperti lagu-lagu relaksi, lagu populer
maupun lagu atau musik klasik. Akan tetapi yang paling dianjurkan
28
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.246
36
adalh musik atau lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan per menit
yang bersifat rileks.29 Tidak terkecuali dengan jenis musik yang
bernuansa Islami, religi atau rohani. Dengan demikian telah
tergambarkan secara sederhana yaitu bentuk dan jenis musik yang
digunakan sebagai pendekatan terapi bimbingan konseling Islam.
Hal ini membuktikan bahwa sejak dari dulu musik tida sekedar
hiburan saja, melainkan dapat digunakan sebagai alat terapi bagi
manusia, sebagai obat penenang, dan sebagi alat prufikasi
penyucian jiwa.
Menurut Fedrasi dalam Djohan;
“Terapi Musik Dunia (WMFT) terapi musik adalah penggunaan
musik dan/atau elemen musik (suara, irama, melodi, dan harmoni)
oleh seorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi,
terhadap klien dan sekelompok dalam proses membangun
komunikasi, untuk membangun relasi interpersonal, belajar,
meningkatkan mobilitas, mengunkapkan ekspresi, menata diri atau
untuk mencapai berbagai tujuan terapi lain”.30
d. Manfaat Terapi Musik
Ada beberapa manfaat dari terapi musik sebagai berikut :31
29
Rizem Azid, Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik, (Yogyakarta : Laksana, 2011),
hal.103
30
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.246
31
Ibid,Hal.246
37
1) Relaksasi Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan
terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga
dan fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi
tubuh untuk mengalami relaksasi (istirahat) yang sempurna.
Dan seluruh sel dalam tubuh mengalami re-produksi,
penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh
diseimbangkan
dan
pikiran
mengalami
penyegaran.
Sehingga semua beban pikiran yang kita rasakan akan
berkurang.
2) Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan
intelegensi seorang yang disebut Efek Mozart. Hal ini telah
diteliti oleh Frances Rausher dkk, daru Universitas
California. Penelitian yang lain juga membuktikan bahwa
masa dalam kandungan bayi adalah waktu yang paling tepat
untuk menstimulasi otak anak yang ingin cerdas. Hal ini
karena otak anak dalam keadaan pembentukan, sehingga
akan baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif.
Ketika seorang ibu yang hamil sering mendengarkan terapi
musik, janin yang ada di dalam kandungannya ikut
mendengarkan. Dan otak janinpun akan terstimulasi untuk
belajar dalam kandungan.
38
3) Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang bisa dilahirkan dengan
perasaan dan mood tertentu. Motifasi yang ada dalam diri
seseorang akan muncul ketika ada semangat yang di
bangun dalam diri. Dan begitupun sebaliknya jika motivasi
terbelenggu maka semangatpun akan luntur, lemas, dan tak
ada tenaga untuk beraktifitas. Dari beberapa pengamatan,
ternyata ada jenis musik tertentu yang bisa membangkitkan
motivasi, semangat dan level seseorang salah satunya jenis
musik Rock.32
4) Pengembangan Diri
Ternyata
musik
juga
bisa
mempengaruhi
pengembangan diri seseorang. Musik yang didengarkan
oleh seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi
seseorang. Hasil penelitian menunjukkan orang yang
memiliki
masalah
perasaan,
biasanya
cenderung
mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya.
Misalnya orang yang sedang putus cinta cenderung
mendengarkan musik atau lagu tentang putus cinta atau
sakit hati. Dan dari hasil pengamatan masalahnya semakin
parah. Dengan demikian setiap orang memiliki kepribadian
32
Ibid hal 246
39
yang diinginkan dengan cara mendengarkan musik dengan
tepat dan sesuai.
5) Meningkatkan Daya Ingat
Terapi musik juga bisa meningkatkan daya ingat
dan mencegah kepikunan. Hal tersebut bisa terjadi karena
bagian otak yang memproses musik berdampingan dengan
memori otak kita. Sehingga ketika seseorang melatih otak
dengan terapi musik, maka secara otomatis memori otak
manusia akan terlatih dan daya ingat akan bertambah. Atas
dasar inilah banyak orang yang menggunakan terapi musik
di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa dengan
tujuan mereka meningkatkan daya ingat dan prestasi
akademik siswa. Selain itu dipusat rehabilitasi, terapi musik
banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan
dan kehilangingatan.33
6) Kesehatan Jiwa
Musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan
moral, mengendalikan emosi, sebagai pengembangan
spiritual,
menyembuhkan
gangguan
psikologis,
pernyataannya tentu saja berdasarkan pengalamannya
dalam menggunakan musik sebagai terapi. Dan saat ini di
zaman modern terapi musik banyak digunakan oleh
33
Ibid hal 246
40
psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai
macam
gangguan
kejiwaan,
gangguan
mental
dan
gangguan psikologi.34
7) Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu
bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab mengontrol
tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, serta
mengontrol perasaan dan emosi. Dan kedua sistem tersebut
bereaksi sensitif kepada musik. Ketika kita merasa sakit,
kita menjadi takut, frustasi dan marah sehingga kita
menegangkan otot tubuh, dan hasilnya rasa sakit semakin
parah. Mendengarkan musik secara teratur membuat tubuh
rileks secara fisik dan mental. Sehingga membantu
menyembuhkan dan membuat fresh kembali otak kita
dalam berfikir. Dalam proses persalinan, terapi musik
berfungsi mengatasi rasa cemas dan mengurangi rasa sakit.
e. Penerapan Terapi Musik Islami
Untuk mengatasi perasaan cemas, tegang, dan marah dapat
dilakukan melalui terapi musik yang anda lakukan sendiri. Di
bawah ini akan dijelaskan beberapa langkah sederhana untuk
mengelola emosi malalui mendengarkan musik.
34
Ibid hal 246
41
Tahap pertama : persiapan
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan pada tahap
persiapan ini, yaitu sebagai berikut :35
a) Pilihlah jenis musik yang kita gunakan untuk terapi, disini
kita menggunakan musik islami klasik.
b) Siapkan ruangan untuk bersantai selama mendengarkan
musik. Buat senyaman mungkin. Anda bisa mendengarkan
sambil berbaring atau duduk di kursi yang empuk.
c) Pilih saat yang tepat, yakni suasana yang sepi dan tidak
banyak gangguan ataupun suara ribut.
Tahap kedua : pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini terapis mulai untuk klien. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut :
a) Nyalakan musik dengan volume yang sedang, tidak terlalu
keras dan tidak terlalu pelan.
b) Ketika musik sudah mulai mengalun, ambil posisi
senyaman mungkin, bisa sambil berbaring ataupun duduk.
c) Tarik napas panjang 3x, tahan 5 detik lalu hembuskan
perlahan-lahan,
sambil
tetap
mendengarkan
alunan
musiknya. Hingga napas mulai santai dan tenang.
d) Sambil mendengarkan alunan musik, visualisasikan seolaholah diri anda berada di sebuah tempat yang nyaman seperti
35
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (Jakarta : PT Bumi
Aksara : 2012), hal 203-209
42
di taman bunga, di daerah pegunungan yang sejuk, atau di
tepi sungai yang tenang. Buat diri anda memasuki alam
visualisasi yang menenangkan tersebut.36
3. Pengaruh
Terapi
Musik
Islami
untuk
Menurunkan
Kecenderungan Burnout Pada Pekerja di Praktik Dokter
Terapi
musik
islami,
mempunyai
kemungkinan
dapat
menurunkan kejenuhan dalam bekerja. Hal itu disebabkan karena
musik dapat menimbulkan efek relaksasi. Efek relaksasi yang
dimaksudkan itu dapat menimbulkan perasaan tenang apabila fikiran
tenang maka bisa melakukan hal-hal dengan mudah dan lebih
semangat.
Pekerja di praktik dokter banyak sekali pasien yang ditangani
setiap harinya, biasanya pasien kecantikan melakukan treatmenttreatmen khusus jadi satu orang pasien bisa menghabiskan lebih dari
satu jam. Dalam sehari pekerja bisa menangani 4-7 pasien di praktik
dokter. Maka pekerja menjadi stress dan tertekan oleh pekerjaannya.
Untuk menanggapi fenomena tersebut maka banyak sebenarnya
stategi coping yang dilakukuan untuk mengurangi atau menurunkan
tingkat kejenuhan (burnout) pada pekerja Praktik Dokter. Salah satu
36
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (Jakarta : PT Bumi
Aksara : 2012), hal 203-209
43
cara adalah melalui media musik sebagai model untuk menurunkan
tingkat kejenuhan (burnout) kerja. 37
Musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi
musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur
lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Disamping sebagai hiburan
musik diyakini dapat membantu menurunkan tingkat stress, gelisah,
peningkatan kecerdasan manusia, mencegah kehilangan daya ingat,
dan meningkatkan motivasi seseorang. Salah satu alasan musik adalah
musik islami. Terapi musik Islami diyakini dapat menurunkan burnout
dan menjadikan spiritualitas seseorang menjadi lebih tinggi sehingga
dapat tenang jiwanya, menerima kenyataan.
Dari uraian diatas, diharapkan adanya intervensi terapi musik
yang akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kejenuhan
(burnout) pekerja praktik dokter, sehingga tidak berdampak negatif
dan mampu bekerja tanpa tekanan.
B. Penelitian Terdahulu
Sejauh sepengetahuan penulis belum ditemukan penelitian yang
mengangkat tema dan objek kajian yang sama dengan penelitian ini.
Adapun beberapa penelitian sejenis yang penulis temukan dalam literatur
adalah sebagai berikut :
37
Ibid , hal 246.
44
1. Skripsi Nova Apriyana yang berjudul “Pengaruh Musik Terhadap
Produktivitas Perusahaan Furniture (Study kasus : UD. Wanamulya,
Desa Dagen, Karanganyar)” mahasiswa jurusan teknik industri
fakultas teknik Universitas sebelas maret Surakarta 2010. Skripsi ini
menyimpulkan bahwa musik yang diperdengarkan ditempat kerja
mempunyai pengaruh terhadap produktivitas pada pekerja. 38
2. Skripsi Isnia Prijayanti yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja dan
Dukungan Sosial
mahasiswa
Terhadap Burnout
fakultas
psikologi
pada
universitas
Karyawan
islam
negri
PT.X”
syarif
hidayatullah Jakarta 2015. Skripsi ini menyimpulkan bahwa dukungan
sosial yang memiliki variabel dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan di tempat kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan pada burnout pada karyawan. 39
3. Skripsi Andie Kamarus Zaman yang berjudul “Hubungan Antara
Burnout dengan Kualitas Pelayanan Perawat Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Tangerang”
mahasiswa
fakultas psikologi
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Skripsi ini
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi burnout dengan
pemberian kualitas pelayanan pada rumah sakit. 40
38
Nova Aprilyana, Pengaruh Musik Terhadap Produktivitas Perusahaan Furnitur (Studi
Kasus :UD. Wanamulya, Desa Dagen, Karanganyar, (Surakarta : Tidak diterbitkan, 2010)
39
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada
Karyawan PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015)
40
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015)
45
Dari beberapa penelitian diatas, terdapat perbedaan dengan penelitian
yang penulis angkat dalam penelitian ini, namun memiliki kesamaan pada
variabelnya. Untuk mempermudah dalam membaca kajian terdahulu,
penulis petakan seperti di bawah ini :
Tabel 2.2
Kajian Penelitian Terdahulu
No Penulis
Penelitia
n
1
Nova
Apriyana
2
Isnia
Prijayanti
Jenis
Penelitian
/
Judul
Penelitian
Pengaruh
Musik
Terhadap
Produktivitas
Perusahaan
Furniture
(Study kasus:
UD.
Wanamulya,
Desa Dagen,
Karanganyar)
Pengaruh
Beban Kerja
dan Dukungan
Sosial
Terhadap
Burnout pada
Karyawan
PT.X
Hasil
Penelitian
Perbandingan
Penetian
Persamaa Perbeda
n
an
Ada pengaruh Variabel
Variabel
yang
bebas
terikat
signifikan
yaitu
yaitu
musik
yang pengaruh
produkti
diperdengarka musik
fitas
n
ditempat
perusaha
kerja
an
mempengaruhi
furniture
terhadap
produktivitas
pada pekerja.
Skripsi
ini Variabel
Variabel
menyimpulkan terikat
bebas
bahwa
yaitu
yaitu
dukungan
burnout
beban
sosial
yang
kerja
memiliki
dan
variabel
dukunga
dukungan
n sosial
emosional,
dukungan
instrumental,
dukungan
informasi, dan
dukungan di
46
3
Andie
Kamarus
Zaman
tempat kerja
mempunyai
pengaruh yang
signifikan pada
burnout pada
karyawan
Hubungan
bahwa
ada
Antara
hubungan
Burnout
antara kondisi
burnout
dengan
dengan
Kualitas
pemberian
Pelayanan
kualitas
Perawat
Rumah Sakit pelayanan
rumah
Umum Daerah pada
sakit
Kabupaten
tangerang
Variabel
bebas
yaitu
burnout
Variabel
terikat
yaitu
kualitas
pelayana
n
perawat.
C. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mengetahui pengaruh
terapi musik Islami untuk menurunkan kecenderungan burnout pada
pekerja praktik Dokter di Sobontoro – Tulungagung.
47
Skema kerangka berfikir :
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Masalah yang terjadi di
tempat kerja, termasuk
beban kerja, tuntutan dari
atasan, kurang istirahat, dll
Burnout
Terapi Musik
Islami
Menurunkan
Kecenderungan Burout
pada Pekerja Praktik
Dokter.
Bermula
dari
masalah-masalah
yang
terjadi
pada
lingkungan kerja, masalah yang muncul antara lain tuntutan dari
atasan, kurang istirahat, kejenuhan kerja, sehingga menjadikan
seseorang tersebut mengalami burnout. Burnout merupakan
kondisi emosional seseorang merasa jenuh dan lelah secara mental
ataupun fisik sebagai tuntutan pekerjaan yang meningkat.
Timbulnya kelelahan ini karena mereka bekerja keras, merasa
bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada harapan, merasa
48
terjebak, merasa kesedihan yang mendalam dan secara terus
menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan perasaan lelah
serta tidak nyaman yang pada dilirannya meningkatkan rasa kesal,
dan lingkaran terus berlanjut sehingga menimbulkan kelelahan
fisik, mental dan emosional. 41 Dari masalah-masalah tersebut yang
muncul membuat seseorang untuk berfikir dan mencari jalan
keluarnya.
Berdasarkan keadaan inilah seseorang perlu di berikan
terapi. Disini terapi musik dengan menggunakan nuansa Islami.
Selain bisa menenangkan diri, membuat rileks, bisa berfikir jernih
terapi musik Islami ini juga diharapkan bisa dekat dengan Allah,
bisa selalu mengingat Allah. Seseorang yang dengan terus menerus
melakukan terapi musik bernuansa Islami ini akan menurunkan
kecnderungan burnout pada pekerja praktik Dokter.
41
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015),Hal.20-21
KAJIAN TEORI
A. Diskripsi Teori
1. Tinjauan Tentang Burnout
a. Pengertian burnout
Burnout adalah ekspresi dari situasi kehabisan energi,
motivasi atau intensif. Yang menunjukkan perubahan sikap dan
perilaku seseorang dalam menanggapi tuntutan, serta frustasi
karena menganggap dirinya tidak dihargai dalam pekerjaanynya.
Awalnya
seseorang
mendeskrisikan
fenomena
ini
ialah
Freudenberger, seoranng psikiater pada tahun 1974. Ia menolong
orang-orang yang diketahuinya mengalami fenomena burnout
timbul pada saat tubuh dan pikiran yang terus menerus tegang
untuk menanggapi tingkat konstan stres yang tinggi. Hal ini terkait
dengan situasi dimana seseorang merasa bingung antara pekerjaan
dan prioritas yang mereka inginkan, khawatir tentang keamanan
kerja dan ingin dihargai serta mengharapkan bayaran yang sesuai
dengan apa yang ia lakukan. 1
Burnout diartikan sebagai sindrom psikologis yang terdiri
atas tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi,
maupun reduced personal accomplishment. Burnout merupakan
sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk
1
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada
Karyawan PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal.13
16
17
di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif. Keadaan ini
membuat suasana di dalam pekerjaan menjadi dingin, tidak
menyenangkan,
dedikasi
dan
komitmen
menjadi
kurang,
perfomansi, prestasi kerja menjadi tidak maksimal. Hal ini juga
membuat pekerja menjadi jaga jarak, tidak mau terlibat dengan
lingkungannya. Burnout juga dipengaruhi oleh ketidaksesuaian
antara usaha dengan apa yang didapat dari pekerjaan. 2
Burnout adalah sebuah metafora yang umum digunakan
untuk menggambarkan keadaan kelelahan mental. Awalnya,
burnout dianggap terjadi secara eksklusif dalam memberikan
pelayanan kepada manusia diantara mereka yang melakukan suatu
pekerjaan individu hal tersebut sering terjadi di kalangan orang
dewasa yang sudah bekerja, mereka memiliki tanggung jawab
terhadap pekerjaan mereka sehingga fisik dan mentalnya mudah
tertekan dan mengalami „kelelahan‟.3
Menurut Gold percaya bahwa burnout pada dasarnya
disebabkan oleh ketidaksuaian antara yang dikerjakan dengan
imbalan yang diterima dari pekerjaan mereka. Pola perubahan yang
ditunjukkan ketika seseorang merasa kelelahan, seperti kehilangan
toleransi dan simpati untuk orang lain, cenderung menyalahkan
orang lain karena kesulitan mereka sendiri. Hal ini menyebabkan
rasa frustasi, dan monoton di tempat kerja. Ia juga berpendapat
2
3
Ibid, hal.14
Ibid, hal.14-15
18
bahwa burnout disebabkan oleh hilangnya komitmen dan tujuan
moral dalam bekerja.
Menurut Azeem menunjukkan bahwa burnout terjadi ketika
beban pekerjaan dan kontrol pribadi seseorang yang tidak
bersinergi, serta tidak adanya keadilan seperti porsi kerja yang
berlebih atau tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan, rincian
dari masyarakat yang bekerja atau nilai-nilai saling bertentangan
ditempat kerja. 4
Sementara itu Menurut Schultz dan Schlutz burnout adalah
hasil dari psikologis dan fisik yang memiliki stress tinggi di tempat
kerja. Ini biasanya terjadi diantara karyawan yang tidak mampu
mengatasi tekanan pekerjaan yang luas yang menuntut energi,
waktu,
sumber
daya,
dan
diantaranya
karyawan
yang
membutuhkan untuk berurusan dengan orang-orang. Para peneliti
telah menemukan bahwa burnout membawa dampak yang sangat
besar untuk organisasi dan individu, yaitu mengakibatkan sikap
dan perilaku karyawan yang tidak diinginkan, seperti keterlibatan
kerja rendah, kinerja tugas berkurang, dan meningkatnya
pergantian karyawan. Pada karyawan yang mengalami burnouti
menjadi kurang energik dan kurang tertarik dalam pekerjaan
mereka. Mereka akan mengalami kelelahan secara emosional,
apatis, depresi, mudah tersinggung, dan bosan. Karyawan
4
Ibid, hal 15-16
19
cenderung untuk menemukan kesalahan pada segala aspek
lingkungan kerja mereka, termasuk rekan kerja, dan bereaksi
negatif terhadap usulan orang lain. 5
Burnout merupakan kondisi emosional seseorang merasa
jenuh dan lelah secara mental ataupun fisik sebagai tuntutan
pekerjaan yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini karena mereka
bekerja keras, merasa bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak
ada harapan, merasa terjebak, merasa kesedihan yang mendalam
dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan
perasaan lelah serta tidak nyaman yang pada dilirannya
meningkatkan rasa kesal, dan lingkaran terus berlanjut sehingga
menimbulkan kelelahan fisik, mental dan emosional. 6
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa burnout
merupakan gejala psikologis sebagai tanggapan terhadap stress
kerja yang berkepanjangan akibat adanya tuntutan emosional
dalam melakukan tugas dan pekerjaan dengan sindrom kelelahan
emosi, kelelahan fisik, kelelahan mental.
b. Dimensi Burnout
Berikut akan dijelaskan dengan terperinci ketiga dimensi burnout
tersebut :7
5
Ibid, hal 16-17
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015),Hal.20-21
7
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada Karyawan
PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal.17-18
6
20
1) Kelelahan emosional (Emotional Exhaustion)
Kelalahan emosional, mengacu pada perasaan secara
emosional yang terlalu berat dan kehabisan sumber daya emosi
seseorang. Sumber utama dari kelelahan ini beban kerja dan
konflik pribadi ditempat kerja. Orang-orang yang merasa
kehilangan energi ini akan merasa kesulitan dalam menghadapi
hari lain atau kesulitan berhadapan dengan orang lain.
Komponen emotional exhaustion ini merupakan dimensi dasar
dari burnout.
2) Depersonalisasi (Depersonalization)
Mengacu pada sikap negatif, kasar, menjaga jarak dengan
penerima layanan, menjauhnya seseorang dari lingkungan
sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta
orang-orang
disekitarnya,
kehilangan
idealism.
Perilaku
tersebut adalah upaya untuk melindungi diri dari tuntutan
emosional yang berlebihan.
3) Reduced Personal Accomplishment
Hal ini mengacu pada penilaian yang rendah terhadap
kompetensi diri dan pencapaian keberhasilan diri dalam
pekerjaan, ditandai dengan menurunnya self-efficacy yang telah
dikaitkan
dengan
depresi
dan
ketidakmampuan
untuk
mengatasi tuntutan pekerjaan dapat diperburuk oleh kurangnya
21
dukungan sosial dan kesempatan untuk berkembang secara
profesional. Pada dimensi ini, akan muncul perasaan tidak
mampu membantu klien, sehingga menyebabkan rasa putus asa
pada diri sendiri yang mengakibatkan kegagalan dalam
pekerjaan.
c. Faktor-faktor penyebab Burnout
Timbulnya burnout disebabkan oleh beberapa faktor yang
diantaranya yaitu :8
1) Karakteristik Individu
Sumber dari dalam individu merupakan salah satu penyebab
timbulnya burnout. Sumber tersebut dapat digolongkan atas
dua faktor yaitu :
a) Faktor Demografi, mengacu pada perbedaan jenis
kelamin antara wanita dan pria. Pria rentan terhadap
stres dan burnout jika dibandingkan dengan wanita.
b) Faktor Perfeksionis, yaitu individu yang selalu berusaha
melakukan pekerjaan sampai sangat sempurna sehingga
akan sangat mudah merasakan frustasi bila kebutuhan
untuk tampil sempurna tidak tercapai.
2) Lingkungan Kerja
Masalah beban kerja yang berlebih adalah salah satu faktor
dari pekerjaan yang berdampak pada timbulnya burnout. Beban
8
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada Karyawan
PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal.19-22
22
kerja yang berlebihan bisa meliputi jam kerja, jumlah individu
yang harus dilayani (jumlah antrian yang padat misalnya),
tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan yang rutin dan
yang bukan rutin, dan pekerjaan administrasi lainnya yang
melampaui kapasitas dan kemampuan individu. Di samping itu,
beban kerja yang berlebihan dapat mencangkup segi kuantitatif
yang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu tingkat
kesulitan pekerjaan tersebut yang harus ditangani. Beban kerja
yang berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan
adanya ketegangan emosional saat melayani klien sehingga
dapat mengarahkan perilaku pemberi pelayanan untuk menarik
diri secara psikologis dan menghindari diri untuk terlibat
dengan klien.
Dukungan sosial turut berpotensi dalam menyebabkan
burnout. Sisi positif yang dapat diambil bila memiliki
hubungan yang baik dengan rekan kerja yaitu mereka
merupakan sumber emosional bagi individu saat mengalami
masalah dengan klien. Individu yang memiliki persepsi adanya
dukungan sosial akan merasa nyaman, diperhatikan dihargai
atau tterbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan kerja yang
dapat menimbulkan burnout adalah terjadinya hubungan antar
rekan kerja buruk. Hal tersebut bisa terjadi apabila hubungan
23
antar mereka diwarnai dengan konflik, saling tidak percaya,
dan saling bermusuhan.
Ketidakpekaan pemimpin perusahaan, kurangnya apresiasi
masyarakat dengan pekerjaan mereka (penghargaan), kritik
masyarakat, pindah kerja yang tidak dikehendaki, jumlah
pelayanan yang banyak, kertas kerja yang berlebihan,
bangunan fisik yang tidak menarik dan tidak nyaman, kotor dan
berantakan, hilangnya otonomi, dan gaji tidak memadai
merupakan beberapa faktor lingkungan sosial yang turut
berperan menimbulkan burnout.
3) Keterlibatan emosional dengan penerimaan pelayanan atau
klien.
Bekerja melayani orang lain membutuhkan banyak energi
karena harus bersikap sabarb dan memahami orang lain dalam
keadaan krisis, frustasi, ketakutan dan kesakitan. Pemberi dan
penerima
layanan
turut
membentuk
dan
mengarahkan
terjadinya hubungan yang mengakibatkan emosional karena
keterlibatan antar mereka dapat memberikan penguatan positif
atau kepuasan bagi kedua belah pihak atau sebaliknya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor-faktor penyebab burnout yaitu, karakteristik individu
24
meliputi demografi dan perfeksionis, lingkungan pekerjaan,
keterlibatan emosional dengan penerimaan pelayan atau pelanggan.
d. Proses Terjadinya Burnout
Secara sederhana proses terjadinya burnout diawali tahap
stress yaitu adanya ketidakseimbangan antara resurce dan demand
(sumber daya dan tuntutan) diikuti tahap strain yaitu respon emosi
yang singkat dan segera terhadap ketidakseimbangan tersebut
berupa perasaan cemas, tegang atau lelah. Tahap berikutnya terjadi
perubahan sikap dan tingkah laku, sinis, acuh tak acuh,
menganggap orang lain sebagai benda dan lain sebagainya. 9
Secara
bertahap
Farber
dalam
jurnal
pendidikan
menyatakan terjadinya burnout antara lain :10
1) Tahap antusias dan berdedikasi.
Individu mengawali pekerjaannya dengan semangat tinggi,
memiliki harapan yang tinggi dan harapan yang kurang
realistis.
2) Tahap frustasi dan marah.
Pada tahap ini individu mulai merasa frustasi, sering marah
tanpa alasan yang jelas dalam mengahadapi pekerjaan atau
dalam menghadapi stress.
3) Tahap keseimbangan.
9
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta , 2015),hal.23
10
Ibid hal 23
25
Individu harus merasa adanya ketidakseimbangan antara
sumber daya (tenaga dan harapan) dengan tuntutan (dari
organisasi dan dirinya sendiri)
4) Tahap penarikan diri.
Individu mulai menarik diri dan suka sulit untuk bekerja sama
dengan rekan-rekannya.
5) Tahap sensitivitas.
Individu mulai sensitif, mudah tersinggung, peka terhadap
gelaja-gejala fisik (sakit kepala, tekanan darah naik), perubahan
pola pikir, sering menyalahkan orang lain, berfikir negatif
terhadap diri sendiri dan pekerjaannya, perubahan emosional
(putus asa, terperangkap, tidak berdaya).
6) Kehilangan energi.
Individu menjadi apatis, menghindar berbagai tantangan, acuh
tak acuh terhadap pekerjaan. 11
Dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya burnout diawali
dengan ketidakseimbangan antara sumber daya dari karyawan
berupa tenaga, pemikiran ide-ide. Harapan dan seluruh kapasitas
yang dimiliki karyawan dengan tuntutan atasan, perusahaan
maupun diri sendiri.
Ketidakseimbangan itu
menimbulkan
perasaan kecewa, terperangkap dan sebagainya. Proses selanjutnya
11
Ibid hal 25
26
terjadi perubahan tingkah laku sinis, tanggung jawab dan moral
yang rendah dan perilaku negatif lainnya.
e. Dampak Burnout Pada Pekerja
Adapun dampak dari burnout menurut Leiter dan Maslach
adalah :12
1) Burnout is Lost Energy
Pekerja
yang
mengalami
burnout
akan
mersa
stress,
overwhelmed, dan exhausted. Pekerja juga akan sulit tidur,
menjaga jarak dengan lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi
kinerja perfoma dari pekerja. Produktivitas dalam bekerja juga
semakin menurun
2) Burnout is Lost Enthusiasm
Keinginan dalam bekerja semakin menurun, semua hal yang
berhubungan dengan pekerjaan menjadi tidak menyenangkan.
Kretifitas, ketertarikan terhadap pekerjaan semakin berkurang
sehingga hasil yang diberikan akan sangat minim.
3) Burnout is Lost Confidence
Tanpa adanya energi dan keterlibatan aktif pada pekerjaan akan
membuat pekerja tidak maksimal dalam bekerja. Pekerja
semakin tidak efektif dalam bekerja yang semakin lama
membuat
12
pekerja
itu
sendiri
merasa
ragu
dengan
Annisa Vanya Pulungan, Peranan Work Family Conflict Terhadap Burnout
Dikalangan Dosen Wanita, (Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara, 2014),Hal.12-13
27
kamampuannya. Hal ini akan memberikan dampak bagi
pekerjaan itu sendiri.
f. Perbedaan Burnout dengan Stress
Pengertian stress berbeda dengan burnout. Burnout adalah
jenis depresi dalam pekerjaan dan disebabkan oleh perasaann
ketidakberdayaan, hal itu tidak disebabkan oleh stress meskipun
orang yang mengalami burnout juga merasakan stress. Burnout
merupakan bagian dari masalah motivasi. Seseorang yang
mengalami burnout akan kehilangan motivasi, putus asa, depresi.
Lain halnya dengan stress, seseorang dengan stress tingkat tinggi
cenderung bertindak emosional secara berlebihan. 13 Perbedaan
stress dan burnout yaitu :14
Table 2.1
Perbedaan Antara Stress dengan Burnout
Stress
a. Emosi sangat berlebihan.
b. Menghasilkan kondisi yang
D
mendesak dan tindakan yang
berlebihan.
a
c. Kehilangan energi.
d. Menyebabkan
gangguan
r
kecemasan,.
e. Kerusakan utama pada fisik.
i
13
Burnout
a. Emosi tumpul.
b. Menghasilkan
ketidakberdayaan
dan
keputusasaan.
c. Kehilangan motivasi, citacita, dan harapan.
d. Mengarah pada paranoid,
sikap acuh tak acuh dan
depresi
e. Kerusakan utama berupa
ketidakstabilan
secara
emosional.
Ensan Arta Rusmaya Sari, Hubungan Antara Persepsi Kondisi Lingkungan Kerja dan
Persepsi Beban Kerja dengan Burnout,( Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabya, 2014),Hal.26
14
Ibid, hal 26
28
Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi burnout
berbeda dengan stress, pekerja yang mengalami burnout akan
cenderung diam dan terlihat tanpa daya, hal ini terjadi karena
hilangnya
motivasi
dan
semangat
yang
berakibat
pada
ketidakberdayaan. Pada kondisi stress, pekerja cenderung menjadi
aktif dan agresif secara emosional. Penderita burnout maupun
stress sama-sama mengalami masalah terutama dalam pekerjaan,
namun respinnya berbeda. Stress yang berkepanjangan dapat
berpotensi menjadi burnout, sedangkan kondisi burnout yang
dialami ileh pekerja belum tentu disebabkan oleh stress. 15
2. Tinjauan Tentang Terapi Musik Islami
a. Pengertian Terapi Musik Islami
Secara teoritis terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu
“terapi” dan “musik”. Kata “terapi” berkaitan dengan serangkaian
upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Kata
“musik” atau terapi musik digunakan untuk menjelaskan media
yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Menurut Association for Profesional Music Therapist in
Great Britain, terapi musik adalah bentuk rawatan dengan
hubungan timbal balik antara pasien dengan terapis yang
memungkinkan terjadinya perubahan dalam kondisi pasien selama
15
Ibid, hal. 26-27
29
terapi berlangsung. Terapi musik juga akan mendukung proses
kreatif menuju keutuhan dalam fisik, emosional, mental, dan
spiritual
seperti
kemandirian,
kebebasan
untuk
berubah,
kemampuan untuk berdaptasi, keseimbangan dan integrasi. 16
Musik adalah suatu komponen yang dinamis yang bisa
mempengaruhi
baik
psikologis
maupun
fisiologis
bagi
pendengarnya. Musik adalah paduan rangsang suara yang
membentuk getaran yang dapat memberikan rangsang pada
pengindraan, organ tubuh dan juga emosi. Ini berarti, individu yang
mendengarkan musik akan memberi respon, baik secara fisik
maupun psikis, yang akan menggugah sistem tubuh. Musik
memiliki tiga komponen penting yaitu beat, ritme, dan harmoni.
Beat atau ketukan mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa,
sedangkan harmoni mempengaruhi roh.17
Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan
musik dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi
individu dari berbagai kalangan usia. Penggunaan bunyi dan musik
dalam memunculkan hubungan antara individu dan terapis untuk
16
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (Jakarta : PT Bumi
Aksara : 2012), hal 203-204
17
Risnawati HR, Efektifitas Terapi Murottal Al-Qur’an dan Terapi Musik Terhadap
Tingkat Kecamasan Mahasiswa Keperawatan Semester VIII UIN Alauddin Makassar,(Makassar :
UIN Alauddin Makassar : 2017),Hal 23-24
30
mendukung dan menguatkan secara fisik, mental, sosial, dan
emosi. 18
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang
menggunakan musik dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan
atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi
individu dari berbagai kalangan usia. 19
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi
kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberikan
rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan,
belajar, mendengar, berbicara, serta analisi intelek dan fungsi
kesadaran.20
Disini penggunaan jenis musik yang digunakan sebagai
terapi, yaitu musik Islami atau musik rohani yang dapat membuat
klien “berpijak ke tanah” dan membimbing ke arah perasaan damai
yang mendalam serta kesadaran rohani.
Semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan sebagai
terapi, seperti lagu-lagu relaksasi, lagu popular, maupun lagu atau
musik klasik. Akan tetapi, yang paling dianjurkan adalah musik
atau lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan per menit yang bersifat
18
Ibid ,Hal.24
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.221
20
Ibid, Hal.221
19
31
rileks. Tidak terkecuali dengan jenis musik yang bernuansa Islami,
religi atau rohani. 21
Dalam dunia Islam, musik telah digunakan oleh para filsuf
muslim terdahulu sebagai sebuah terapi kesehatan. Berdasarkan
berbagai literature, tokoh-tokoh seperti Al-Kindi dan Al-Farabi
merupakan ilmuwan muslim yang mengembangkan musik sebagai
terapi. Pada abad ke-9, Al-Kindi sudah mencoba menerapkan
pengobatan dengan musik kepada seorang anak yang lumpuh total.
Selanjutnya, pemanfaatan musik sebagai terapi berkembang pesat
di era kejayaan Turki Utsmani. Pengembangan terapi musik ini
terus berlanjut hingga menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia.22
Hal ini membuktikan bahwa musik-musik yang bernuansa
Islami, religi ataupun musik rohani juga bisa digunakan untuk
terapi musik. Musik rohani dan suci, dapat membuat kita “berpijak
ke tanah” dan membimbing ke arah perasaan damai yang
mendalam serta kesadaran rohani. Musik tersebut dapat sangat
bermanfaat untuk membantu kita mengatasi dan melepaskan rasa
sakit.
Selain alunan musiknya yang lebih bernuansa Islami,
tentunya terapi musik Islami yang menggunakan media musik
21
Riziem Aizid, Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik, (Yogyakarta : Laksana, 2011),
22
Riziem Aizid, Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik, (Yogyakarta : Laksana, 2011),
hal.103
hal.103
32
religi perlu diperhatikan syairnya yaitu menggunakan syair yang
membuat klien merasa nyaman dan tidak menghukum. Karena
syair yang tidak sesuai, akan membuat tujuan terapi tidak berhasil.
Selain itu, terapi musik Islami dilengkapi juga dengan bimbingan
Islami yang dilakukan oleh terapis agar klien lebih meningkat sisi
kereligiusannya. 23
b. Perkembangan Terapi Musik Islami
Musik memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan
manusia, hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan
karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks,
berstuktur, dan universal. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
pandangana para filsuf muslim terdahulu, musik dijadikan sebagai
terapi kesehatan. Terapi musik sangat mudah diterima oleh organ
pendengaran kita dan kemudian melalui syaraf pendengaran
disalurkan kebagian otak yang memproses emosi. 24
Dalam dakwah ada proses bimbingan konseling adalah
proses pemberian bantuan secara terarah, kontinu dan sistematis
kepada setiap individu.25 Dengan cara memberikan masukan,
saran, pencerahn dan motivasi agar dia mampu mengembangkan
23
Ayad Wahyu Utomo dan Agus Santoso, Studi Pengembangan Terapi Musik Islami
Sebagai Relaksasi Untuk Lansia, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), hal. 64.
24
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.242
25
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2013 Ed. 1,
Cet.2), hal.23
33
fitrah agamanya dan mampu meningkatkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist.
Tokoh spiritual Islam masa lalu menggunakan musik untuk
memunculkan keseimbangan dalam hidup setelah aktifitas
keseharian mereka. Bagi para sufi kesenian ini adalah kesenian
paling suci, dengan bantuan musik mereka bermeditasi, dengan
memainkan musik tertentu yang memberikan efek tertentu bagi
perkembangan individu. Penyair besar dari Persia yang bernama
Jalal ad-Din Rumi, biasa menggunakan musik untuk meditasinya.
Dengan bantuan musik dia menenangkan diri dan mengendalikan
aktifitas tubuh dan pikiran.
Berdasarkan beberapa literatur tokoh-tokoh seperti AlKindi
dan
Al-Farabi
merupakan
ilmuwan
muslim
yang
megembangkan musik sebagai alat terapi. Pada abad ke 9, AlKindi sudah mencoba menerapkan pengobatan dengan musik
kepada seorang anak yang lumpuh total.
Selanjutnya, pemanfaatan musik sebagai terapi berkembang
pesat diera kejayaan Turki Usmani pegembangan terapi musik ini
terus berlanjut hingga menyebar keseluruh dunia, termaksuk
Indonesia. Saat ini musik dikalangan masyrakat dinikmati dengan
bentuk yang berbeda sesuai dengan kondisi hati yang tenang.
Pegelompokan
mengenai
kecenderungan
seseorang
34
diklasifikasikan menjadi 3 bentuk, yaitu : Penikmat musik,
Pencinta musik, Pekerja musik atau seniman musik.26
c. Jenis-Jenis Musik Untuk Terapi
Ada beberapa jenis musik yang dijadikan sebagai
pendekatan terapi :27
1) Musik Klasik
Musik klasik ialah perpaduan instrumen yang
menggunakan violin, biola, pianao dan celo sebagai alat
musiknya. Ciri utama dari musik klasik adalah memiliki
sedikit iringan vokal atau bahkan terkadang tidak memiliki
iringan vokal pada musiknya. Kemudian ciri berikutnya
diiringi dengan menggunakan orkestra.
2) Musik Alam
Musik alam adalah jenis musik yang bersifat
alamiya, karena jenis musik ini dihasilkan dari suara alam
sekitar. Dengan kata lain musik alam adalah musik yang
berasal dari lingkungan, salah satu contoh musik yang
dapat dijadikan terapi adalah suara ombak.
3) Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari
berbagai daerah. Cri khas dari jenis musik ini terletak pada
suara yang dihasilkan pada setiap alat musiknya. Musik ini
26
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.242
27
Ibid, Hal.243-246
35
dapat
mempengaruhi
pisikologi
sesorang
ketika
mendengarkan suara yang dihasilkan contonya dengan alat
musik kakula, lalove, dan gimba dapat merubah suasaana
diri seseorang.
4) Musik Islami
Musik
islami
adalah musik
yang
bernuansa
rohaniya, sehingga bagi siapa saja yang mendengarkan
jenis musik ini akan tersentuh hatinya. Musik ini bisa
mempengaruhi
jiwa
seseorang
mengambarkan tentang kehidupan.
sehingga
Jenis
musik
akan
ini
menggunakan instrumen renungan dan lagu.
Terapi musik islami ditandai dengan penggunaan jenis
musik yang digunakan sebagai terapi, yaitu musik Islam atau
musik rohani yang dapat membuat klien “berpijak ke tanah”
dengan membimbing kearah perasaan damai yang mendalam serta
kesadaran rohani. 28 Dengan menggunakan terapi musik ini kita
akan merasahkan sensasi yang sangat baik bagi kesehatan dalam
berfikir dan dalam melakukan kegiatan kita sehari-harinya.
Selain dari itu semua jenis musik sebenarnya dapat
digunakan sebagai terapi, seperti lagu-lagu relaksi, lagu populer
maupun lagu atau musik klasik. Akan tetapi yang paling dianjurkan
28
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.246
36
adalh musik atau lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan per menit
yang bersifat rileks.29 Tidak terkecuali dengan jenis musik yang
bernuansa Islami, religi atau rohani. Dengan demikian telah
tergambarkan secara sederhana yaitu bentuk dan jenis musik yang
digunakan sebagai pendekatan terapi bimbingan konseling Islam.
Hal ini membuktikan bahwa sejak dari dulu musik tida sekedar
hiburan saja, melainkan dapat digunakan sebagai alat terapi bagi
manusia, sebagai obat penenang, dan sebagi alat prufikasi
penyucian jiwa.
Menurut Fedrasi dalam Djohan;
“Terapi Musik Dunia (WMFT) terapi musik adalah penggunaan
musik dan/atau elemen musik (suara, irama, melodi, dan harmoni)
oleh seorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi,
terhadap klien dan sekelompok dalam proses membangun
komunikasi, untuk membangun relasi interpersonal, belajar,
meningkatkan mobilitas, mengunkapkan ekspresi, menata diri atau
untuk mencapai berbagai tujuan terapi lain”.30
d. Manfaat Terapi Musik
Ada beberapa manfaat dari terapi musik sebagai berikut :31
29
Rizem Azid, Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik, (Yogyakarta : Laksana, 2011),
hal.103
30
M. Nawir, dkk, Musik Sebagai Media Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna
Grahita Nipotowe Palu,(Palu : Institut Agama Islam Negri Palu : 2016),Hal.246
31
Ibid,Hal.246
37
1) Relaksasi Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan
terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga
dan fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi
tubuh untuk mengalami relaksasi (istirahat) yang sempurna.
Dan seluruh sel dalam tubuh mengalami re-produksi,
penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh
diseimbangkan
dan
pikiran
mengalami
penyegaran.
Sehingga semua beban pikiran yang kita rasakan akan
berkurang.
2) Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan
intelegensi seorang yang disebut Efek Mozart. Hal ini telah
diteliti oleh Frances Rausher dkk, daru Universitas
California. Penelitian yang lain juga membuktikan bahwa
masa dalam kandungan bayi adalah waktu yang paling tepat
untuk menstimulasi otak anak yang ingin cerdas. Hal ini
karena otak anak dalam keadaan pembentukan, sehingga
akan baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif.
Ketika seorang ibu yang hamil sering mendengarkan terapi
musik, janin yang ada di dalam kandungannya ikut
mendengarkan. Dan otak janinpun akan terstimulasi untuk
belajar dalam kandungan.
38
3) Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang bisa dilahirkan dengan
perasaan dan mood tertentu. Motifasi yang ada dalam diri
seseorang akan muncul ketika ada semangat yang di
bangun dalam diri. Dan begitupun sebaliknya jika motivasi
terbelenggu maka semangatpun akan luntur, lemas, dan tak
ada tenaga untuk beraktifitas. Dari beberapa pengamatan,
ternyata ada jenis musik tertentu yang bisa membangkitkan
motivasi, semangat dan level seseorang salah satunya jenis
musik Rock.32
4) Pengembangan Diri
Ternyata
musik
juga
bisa
mempengaruhi
pengembangan diri seseorang. Musik yang didengarkan
oleh seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi
seseorang. Hasil penelitian menunjukkan orang yang
memiliki
masalah
perasaan,
biasanya
cenderung
mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya.
Misalnya orang yang sedang putus cinta cenderung
mendengarkan musik atau lagu tentang putus cinta atau
sakit hati. Dan dari hasil pengamatan masalahnya semakin
parah. Dengan demikian setiap orang memiliki kepribadian
32
Ibid hal 246
39
yang diinginkan dengan cara mendengarkan musik dengan
tepat dan sesuai.
5) Meningkatkan Daya Ingat
Terapi musik juga bisa meningkatkan daya ingat
dan mencegah kepikunan. Hal tersebut bisa terjadi karena
bagian otak yang memproses musik berdampingan dengan
memori otak kita. Sehingga ketika seseorang melatih otak
dengan terapi musik, maka secara otomatis memori otak
manusia akan terlatih dan daya ingat akan bertambah. Atas
dasar inilah banyak orang yang menggunakan terapi musik
di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa dengan
tujuan mereka meningkatkan daya ingat dan prestasi
akademik siswa. Selain itu dipusat rehabilitasi, terapi musik
banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan
dan kehilangingatan.33
6) Kesehatan Jiwa
Musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan
moral, mengendalikan emosi, sebagai pengembangan
spiritual,
menyembuhkan
gangguan
psikologis,
pernyataannya tentu saja berdasarkan pengalamannya
dalam menggunakan musik sebagai terapi. Dan saat ini di
zaman modern terapi musik banyak digunakan oleh
33
Ibid hal 246
40
psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai
macam
gangguan
kejiwaan,
gangguan
mental
dan
gangguan psikologi.34
7) Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu
bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab mengontrol
tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, serta
mengontrol perasaan dan emosi. Dan kedua sistem tersebut
bereaksi sensitif kepada musik. Ketika kita merasa sakit,
kita menjadi takut, frustasi dan marah sehingga kita
menegangkan otot tubuh, dan hasilnya rasa sakit semakin
parah. Mendengarkan musik secara teratur membuat tubuh
rileks secara fisik dan mental. Sehingga membantu
menyembuhkan dan membuat fresh kembali otak kita
dalam berfikir. Dalam proses persalinan, terapi musik
berfungsi mengatasi rasa cemas dan mengurangi rasa sakit.
e. Penerapan Terapi Musik Islami
Untuk mengatasi perasaan cemas, tegang, dan marah dapat
dilakukan melalui terapi musik yang anda lakukan sendiri. Di
bawah ini akan dijelaskan beberapa langkah sederhana untuk
mengelola emosi malalui mendengarkan musik.
34
Ibid hal 246
41
Tahap pertama : persiapan
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan pada tahap
persiapan ini, yaitu sebagai berikut :35
a) Pilihlah jenis musik yang kita gunakan untuk terapi, disini
kita menggunakan musik islami klasik.
b) Siapkan ruangan untuk bersantai selama mendengarkan
musik. Buat senyaman mungkin. Anda bisa mendengarkan
sambil berbaring atau duduk di kursi yang empuk.
c) Pilih saat yang tepat, yakni suasana yang sepi dan tidak
banyak gangguan ataupun suara ribut.
Tahap kedua : pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini terapis mulai untuk klien. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut :
a) Nyalakan musik dengan volume yang sedang, tidak terlalu
keras dan tidak terlalu pelan.
b) Ketika musik sudah mulai mengalun, ambil posisi
senyaman mungkin, bisa sambil berbaring ataupun duduk.
c) Tarik napas panjang 3x, tahan 5 detik lalu hembuskan
perlahan-lahan,
sambil
tetap
mendengarkan
alunan
musiknya. Hingga napas mulai santai dan tenang.
d) Sambil mendengarkan alunan musik, visualisasikan seolaholah diri anda berada di sebuah tempat yang nyaman seperti
35
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (Jakarta : PT Bumi
Aksara : 2012), hal 203-209
42
di taman bunga, di daerah pegunungan yang sejuk, atau di
tepi sungai yang tenang. Buat diri anda memasuki alam
visualisasi yang menenangkan tersebut.36
3. Pengaruh
Terapi
Musik
Islami
untuk
Menurunkan
Kecenderungan Burnout Pada Pekerja di Praktik Dokter
Terapi
musik
islami,
mempunyai
kemungkinan
dapat
menurunkan kejenuhan dalam bekerja. Hal itu disebabkan karena
musik dapat menimbulkan efek relaksasi. Efek relaksasi yang
dimaksudkan itu dapat menimbulkan perasaan tenang apabila fikiran
tenang maka bisa melakukan hal-hal dengan mudah dan lebih
semangat.
Pekerja di praktik dokter banyak sekali pasien yang ditangani
setiap harinya, biasanya pasien kecantikan melakukan treatmenttreatmen khusus jadi satu orang pasien bisa menghabiskan lebih dari
satu jam. Dalam sehari pekerja bisa menangani 4-7 pasien di praktik
dokter. Maka pekerja menjadi stress dan tertekan oleh pekerjaannya.
Untuk menanggapi fenomena tersebut maka banyak sebenarnya
stategi coping yang dilakukuan untuk mengurangi atau menurunkan
tingkat kejenuhan (burnout) pada pekerja Praktik Dokter. Salah satu
36
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (Jakarta : PT Bumi
Aksara : 2012), hal 203-209
43
cara adalah melalui media musik sebagai model untuk menurunkan
tingkat kejenuhan (burnout) kerja. 37
Musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi
musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur
lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Disamping sebagai hiburan
musik diyakini dapat membantu menurunkan tingkat stress, gelisah,
peningkatan kecerdasan manusia, mencegah kehilangan daya ingat,
dan meningkatkan motivasi seseorang. Salah satu alasan musik adalah
musik islami. Terapi musik Islami diyakini dapat menurunkan burnout
dan menjadikan spiritualitas seseorang menjadi lebih tinggi sehingga
dapat tenang jiwanya, menerima kenyataan.
Dari uraian diatas, diharapkan adanya intervensi terapi musik
yang akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kejenuhan
(burnout) pekerja praktik dokter, sehingga tidak berdampak negatif
dan mampu bekerja tanpa tekanan.
B. Penelitian Terdahulu
Sejauh sepengetahuan penulis belum ditemukan penelitian yang
mengangkat tema dan objek kajian yang sama dengan penelitian ini.
Adapun beberapa penelitian sejenis yang penulis temukan dalam literatur
adalah sebagai berikut :
37
Ibid , hal 246.
44
1. Skripsi Nova Apriyana yang berjudul “Pengaruh Musik Terhadap
Produktivitas Perusahaan Furniture (Study kasus : UD. Wanamulya,
Desa Dagen, Karanganyar)” mahasiswa jurusan teknik industri
fakultas teknik Universitas sebelas maret Surakarta 2010. Skripsi ini
menyimpulkan bahwa musik yang diperdengarkan ditempat kerja
mempunyai pengaruh terhadap produktivitas pada pekerja. 38
2. Skripsi Isnia Prijayanti yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja dan
Dukungan Sosial
mahasiswa
Terhadap Burnout
fakultas
psikologi
pada
universitas
Karyawan
islam
negri
PT.X”
syarif
hidayatullah Jakarta 2015. Skripsi ini menyimpulkan bahwa dukungan
sosial yang memiliki variabel dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan di tempat kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan pada burnout pada karyawan. 39
3. Skripsi Andie Kamarus Zaman yang berjudul “Hubungan Antara
Burnout dengan Kualitas Pelayanan Perawat Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Tangerang”
mahasiswa
fakultas psikologi
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Skripsi ini
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi burnout dengan
pemberian kualitas pelayanan pada rumah sakit. 40
38
Nova Aprilyana, Pengaruh Musik Terhadap Produktivitas Perusahaan Furnitur (Studi
Kasus :UD. Wanamulya, Desa Dagen, Karanganyar, (Surakarta : Tidak diterbitkan, 2010)
39
Isnia Prijayanti, Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada
Karyawan PT.X, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015)
40
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015)
45
Dari beberapa penelitian diatas, terdapat perbedaan dengan penelitian
yang penulis angkat dalam penelitian ini, namun memiliki kesamaan pada
variabelnya. Untuk mempermudah dalam membaca kajian terdahulu,
penulis petakan seperti di bawah ini :
Tabel 2.2
Kajian Penelitian Terdahulu
No Penulis
Penelitia
n
1
Nova
Apriyana
2
Isnia
Prijayanti
Jenis
Penelitian
/
Judul
Penelitian
Pengaruh
Musik
Terhadap
Produktivitas
Perusahaan
Furniture
(Study kasus:
UD.
Wanamulya,
Desa Dagen,
Karanganyar)
Pengaruh
Beban Kerja
dan Dukungan
Sosial
Terhadap
Burnout pada
Karyawan
PT.X
Hasil
Penelitian
Perbandingan
Penetian
Persamaa Perbeda
n
an
Ada pengaruh Variabel
Variabel
yang
bebas
terikat
signifikan
yaitu
yaitu
musik
yang pengaruh
produkti
diperdengarka musik
fitas
n
ditempat
perusaha
kerja
an
mempengaruhi
furniture
terhadap
produktivitas
pada pekerja.
Skripsi
ini Variabel
Variabel
menyimpulkan terikat
bebas
bahwa
yaitu
yaitu
dukungan
burnout
beban
sosial
yang
kerja
memiliki
dan
variabel
dukunga
dukungan
n sosial
emosional,
dukungan
instrumental,
dukungan
informasi, dan
dukungan di
46
3
Andie
Kamarus
Zaman
tempat kerja
mempunyai
pengaruh yang
signifikan pada
burnout pada
karyawan
Hubungan
bahwa
ada
Antara
hubungan
Burnout
antara kondisi
burnout
dengan
dengan
Kualitas
pemberian
Pelayanan
kualitas
Perawat
Rumah Sakit pelayanan
rumah
Umum Daerah pada
sakit
Kabupaten
tangerang
Variabel
bebas
yaitu
burnout
Variabel
terikat
yaitu
kualitas
pelayana
n
perawat.
C. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mengetahui pengaruh
terapi musik Islami untuk menurunkan kecenderungan burnout pada
pekerja praktik Dokter di Sobontoro – Tulungagung.
47
Skema kerangka berfikir :
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Masalah yang terjadi di
tempat kerja, termasuk
beban kerja, tuntutan dari
atasan, kurang istirahat, dll
Burnout
Terapi Musik
Islami
Menurunkan
Kecenderungan Burout
pada Pekerja Praktik
Dokter.
Bermula
dari
masalah-masalah
yang
terjadi
pada
lingkungan kerja, masalah yang muncul antara lain tuntutan dari
atasan, kurang istirahat, kejenuhan kerja, sehingga menjadikan
seseorang tersebut mengalami burnout. Burnout merupakan
kondisi emosional seseorang merasa jenuh dan lelah secara mental
ataupun fisik sebagai tuntutan pekerjaan yang meningkat.
Timbulnya kelelahan ini karena mereka bekerja keras, merasa
bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada harapan, merasa
48
terjebak, merasa kesedihan yang mendalam dan secara terus
menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan perasaan lelah
serta tidak nyaman yang pada dilirannya meningkatkan rasa kesal,
dan lingkaran terus berlanjut sehingga menimbulkan kelelahan
fisik, mental dan emosional. 41 Dari masalah-masalah tersebut yang
muncul membuat seseorang untuk berfikir dan mencari jalan
keluarnya.
Berdasarkan keadaan inilah seseorang perlu di berikan
terapi. Disini terapi musik dengan menggunakan nuansa Islami.
Selain bisa menenangkan diri, membuat rileks, bisa berfikir jernih
terapi musik Islami ini juga diharapkan bisa dekat dengan Allah,
bisa selalu mengingat Allah. Seseorang yang dengan terus menerus
melakukan terapi musik bernuansa Islami ini akan menurunkan
kecnderungan burnout pada pekerja praktik Dokter.
41
Andie Kamarus Zaman, Hubungan antara Burnouat dengan kualitas Pelayanan
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Tangerang, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015),Hal.20-21