BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi di SD Negeri Sukomarto Jumo Temanggung)

51

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SD Negeri Sukomarto
SD Negeri Sukomarto merupakan sebuah sekolah
yang terletak di pinggiran kota Temanggung, tepatnya
di

Desa

Sukomarto

Kecamatan

Jumo

Kabupaten

Temanggung. Sekolah ini berdiri pada tahun 1979 di
atas tanah seluas 1600M² dengan luas bangunan

744M².
Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini SD Negeri
Sukomarto memiliki 6 rombongan belajar, dengan
jumlah siswa 74 siswa yang terdiri dari kelas I16 siswa,
kelas II

12 siswa, kelas III 9 siswa, kelas IV 13 siswa,

kelas V 12 siswa dan kelas VI 12 siswa.
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SD
Negeri

Sukomarto

2014/2015berjumlah

pada
12

Tahun


orang,

dengan

Pelajaran
perincian

sebagi berikut: 1 orang Kepala Sekolah, 10Guru
kelas/bidang studi yang terdiri dari 7Guru Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan 3Guru Tidak Tetap (GTT) serta 1
orang penjaga sekolahyangberstatus tenaga tidak tetap.
Sarana

prasarana

yang

dimiliki


SD

Negeri

Sukomarto adalah 6 ruang kelas, 1 ruang UKS,1 ruang
perpustakaan, 1 ruang guru,1 ruang kepala sekolah, 1
buah musholla, dan 3 WC siswa serta 2 WC guru.
Prestasi yang diraih dalam berbagai perlombaan
antara lain, juara 1 Khitobah Putra tahun 2011 tingkat
Kecamatan Jumo, Juara 1 Khot dan kaligrafi

tahun

2011 tingkat Kecamatan jumo, juara 2 rebana tahun

52

2011 tingkat Kecamatan jumo, juara1 cerita bergambar
putra tahun 2014 tingkat Kecamatan Jumo, juara 1
seni lukis putri tahun 2014 tingkat Kecamatan Jumo,

juara 3 seni tari putra dan putri tingkat Kecamatan
Jumo, dan masih banyak lagi kejuaraan lainya yang
dapat diraih. Namun sayang belum pernah meraih
kejuaraan di tingkat kabupaten Temanggung.
SD Negeri Sukomarto memiliki visi dan misi
sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Adapun
visi SD Negeri Sukomarto adalah “Terwujudnya Warga
Sekolah yang Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berprestasi, Trampil dan Berbudaya”. Dan misi sekolah
adalah

sebagai

berikut:

meningkatkan

ketaqwaan

kepada Tuhan yang Maha Esa; memupuk kesadaran

menjalankan

ibadah

dan

mengamalkan

ajaran

agamanya masing-masing; menyelenggarakan kegiatan
belajar

mengajar

yang

efektif;

menyelenggarakan


kegiatan ekstra kurikuler dan kokurikuler.
Visi dan misi yang dimiliki sekolah dibuat untuk
menunjang kegiatan sekolah dalam mencapai tujuan
sekolah

yaitu:

terlaksananya

ajaran

agama,

dan

kepercayaannya dalam kehidupan sehari-hari; meraih
prestasi

akademik


maupun

non

akademik

siswa

minimal masuk peringkat sepuluh tingkat kecamatan;
meningkatkan

hasil

pembelajaran

siswa

sehingga


mampu bersaing dengan sekolah lain; meningkatkan
potensi

siswa

melalui

kegiatan

ekstra

kurikuler

pramuka, rebana, tari, dan mengadakan jam-jam
tambahan

untuk

bidang


studi

matematika,

Ilmu

Pengetahuan Alam, dan Bahasa Indonesia; menguasai
ketrampilan

hidup

sebagai

bekal

studi

lanjut;

53


meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni budaya dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil
pembelajaran.
Sesuai

dengan

Kepmendiknas

Nomor

044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah,

maka

pada

tanggal


25

Juli

2011

dilaksanakan pembentukan Komite Sekolah sekaligus
pemilihan pengurus untuk periode 2011-2015.

4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Kinerja

Komite

Sekolah

Sebagai

Badan

Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) di SD
Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah dalam peranya sebagai
badan

pertimbangan

diantaranya

adalah

pertama

melaksanakan progam perencanaan sekolah, dengan
mengidentifikasi
masyarakat,

sumber

daya

memberikan

penyusunan

dan

pendidikan

masukan

dalam

terhadap

pengesahan

RAPBS,

menyelenggarakan rapat RAPBS, maupun memberikan
pertimbangan tentang perubahan RAPBS. Dari hasil
wawancara dengan beberapa informan, menunjukkan
bahwa kinerja Komite Sekolah di SD Negeri Sukomarto
dalam
dengan

perencanaan sekolah, sudah berjalan sesuai
peran

mengundang

dan

Komite

fungsinya.
Sekolah

Sekolah

dalam

selalu

penyusunan

RAPBS. Dalam rapat tersebut Komite sekolah selalu
memberikan masukan, pertimbangan dan juga ikut
mengesahkan RAPBS. Seperti yang disampaikan oleh
Sariyadi selaku ketua Komite Sekolah SD Negeri
Sukomarto sebagai berikut:

54

RAPBS disusun oleh kepala sekolah dan guru atau tenaga
pendidik, tetapi Komite Sekolah juga memberikan
masukan dan pertimbangan dalam penyususnanya.
Setelah konsep tersusun, sekolah mengundang pengurus
lainya untuk membahas konsep tersebut. Terjadilah
kesepakatan antara pihak sekolah dan Komite Sekolah.
Kemudian pihak sekolah mengundang orang tua murid
untuk membahas konsep RAPBS yang telah disetujui oleh
sekolah dan Komite Sekolah. Setelah orang tua murid
setuju dengan konsep itu, maka sekolah beserta Komite
Sekolah mengesahkan RAPBS tersebut. (wawancara
tanggal 28 Maret 2015)

Hal tersebut dipertegas lagi dengan Yatiman kepala
sekolah SD Negeri Sukomarto sebagai berikut:
Komite Sekolah selalu diikutkan dalam penyusunan
RAPBS, dan mereka kami beri kesempatan untuk
memberikan masukan dan pertimbangan. Kemudian
pihak sekolah mengundang orang tua murid untuk
membahas konsep RAPBS. Setelah orang tua murid setuju
dengan konsep tersebut, sekolah beserta Komite Sekolah
mengesahkan RAPBS itu. (wawancara tanggal 1 April
2015)

Budiyarti, S.Pd selaku guru kelas tiga dan juga
sekaligus

Bendahara

satuKomite

mengatakan bahwa “Komite Sekolah

Sekolah

juga

selalu diikutkan

dalam menentukan dan merumuskan program sekolah,
dan komite juga ikut menetapkan program sekolah
tersebut”.(wawancara tanggal 6 April 2015).
Disamping dari hasil wawancara diatas, hal ini
juga dapat dilihat dari dokumen RAPBS dan daftar
hadir rapat penentuan program sekolah yang peneliti
temukan di lokasi penelitian.
Kinerja Komite Sekolah dalam peranya sebagai
badan pertimbangan yang kedua adalah pelaksanaan
program. Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sering
memberikan masukan terhadap proses pengelolaan
pendidikan, dan juga memberikan masukan-masukan
terhadap

proses pengelolaan dan pembelajaran di

55

sekolah, misalnya memberikan masukan agar sekolah
mengadakan program tambahan jam pelajaran. Seperti
hasil wawancara dengan beberapa informan yang
peneliti peroleh di lapangan, misalnya pernyataan dari
Ketua Komite Sekolah
Dalam rangka menghadapi Ujian Nasional,kami pernah
memberikan masukan tentang program tambahan jam
pelajaran, khususnya untuk kelas enam, dan dalam hal
ini pihak sekolah sangat menyetujui sehingga sampai
sekarang masih dilaksanakan. (wawancara tanggal 28
Maret 2015).

Hal ini dipertegas lagi dengan jawaban dari Nok Sarofah
selaku guru kelas enam yang menyatakan bahwa:
Komite sekolah kami sangat memperhatikan tentang mutu
lulusan di sekolah ini. Misalnya tentang jam-jam
tambahan seperti pramuka, rebana, tari maupun jam-jam
tambahan tentang materi pelajaran untuk persiapan ujian
kelas VI, dengan cara memberikan saran atau masukanmasukan tentang guru yang akan memberikan jam-jam
tambahan ataupun tentang materi tambahan yang
sebaiknya diberikan kepada siswa (wawancara tanggal 6
April 2015)

Dengan adanya program tersebut sedikit demi sedikit
prestasi SD Negeri Sukomarto semakin meningkat baik
dibidang

akademik

maupun

non

akademik.

Diantaranya adalah hasil ujian kelas enam semakin
meningkat

yaitu

tahun

2010/2011

peringkat

11

kecamatan tahun 2011/2012 peringkat 10 kecamatan ,
tahun 2012/2013 peringkat 8 kecamatan, serta yang
terakhir tahun 2013/2014 peringkat 8 kecamatan.
Padahal

sebelum

Sukomarto

belum

tahun

2010/2011

pernah

menduduki

SD

Negeri

peringkat

sepuluh besar kecamatan.
Sedangkan untuk bidang non akademik yang
semula

jarang

sekali

mendapatkan

kejuaraan

56

walaupun ditingkat kecamatan, akhir-akhir ini banyak
sekali mendapatkan kejuaraan seperti dapat penulis
uraikan pada tabel di bawah ini
Tabel 4.1
Kejuaraan yang di Peroleh SD Negeri Sukomarto
Dari TahunPelajaran 2010/2011 s.d 2014/2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

JENIS LOMBA
Khitobah PA
Khot dan Kaligrafi PI
Khot dan Kaligrafi PA
Rebana
Tilawatil Qur’an PA
Tilawatil Qur’an PI
Khitobah PI
Musabaqoh Tilawatil
Qur’an
Seni Lukis
Cerita Bergambar
Seni Tari Daerah PA
Seni Tari Daerah PI
Musabaqoh Tilawatil
Qur’an
Khot dan Kaligrafi PA
Khot dan Kaligrafi PA
Khitobah PA
Tilawah PA
Khot dan Kaligrafi PI
Menyanyi Tunggal PI
Pantomom
Lukis

PERINGKAT
I
I
II
II
II
III
III
III
I
I
III
III
I
I
II
I
III
III
II
III
II

TINGKAT
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan

TAHUN
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011

Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan

2014
2014
2014
2014

Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan

2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015

2012

2014

Hal ini berarti salah satu tujuan sekolah SD
Negeri Sukomarto sudah tercapai yaitu meraih prestasi
akademik maupun non akademik siswa minimal masuk
peringkat sepuluh tingkat kecamatan.
Sedangkan

peran

ketiga

adalah

dalam

hal

pengelolaan sumberdaya pendididkan baik sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana maupun anggaran,

57

Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto aktif memberikan
pertimbangan.

Anggota

Komite

Sekolah

mayoritas

warga asli penduduk sekitar sekolah, bahkan ketua
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto adalah perangkat
desa tersebut, sehingga untuk mengidentifikasi potensi
sumberdaya

masyarakat

dapat

dilakukan

dengan

mudah. Misalnya sewaktu sekolah akan mencari dana
untuk

membangun

mushola,

Komite

Sekolah

mengusulkan agar hal tersebut dilakukan setelah
musim tembakau, seperti yang disampaikan Budiyarti
Guru kelas tiga sekaligus bendahara satu Komite
Sekolah sebagai berikut:
Dulu waktu mau membangun mushola Komite Sekolah
mengusulkan untuk permohonan dana pembangunan
mushola sebaiknya jangan dilakukan sekarang, karena
masyarakat disini sebagaian besar petani tembakau
dan sekarang baru musim tanam, sehingga uangnya
baru untuk biaya penanaman tembakau. Sebaiknya
permohonan dana ini dilakukan setelah musim panen
saja (wawancara tanggal 6 April 2015).

Dalam

pengelolaan

anggaran

sekolah,

pertimbangan
anggaran.

Hal

sarana
Komite

dan

prasarana

selalu

serta

memberikan

baik yang bersifat teknis maupun
ini

dibuktikan

dengan

adanya

pembahasan bersama antara sekolah dengan Komite
Sekolah dalam rencana pengadaan laptop, wastafel,
pembangunan mushola sekolah dan lain-lain. Seperti
yang disampaikan Rohmadi selaku bendahara dua
Komite Sekolah
Komite selalu memberikan pertimbangan dalam hal
pengelolaan sumberdaya pendidikan baik sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana maupun anggaran,
misalnya sewaktu sekolah membutuhkan laptop,
almari kelas, wastafel dan sarpras lainya, sekolah

58

mengadakan musyawarah dengan Komite Sekolah dan
Komite selalu memberikan solusinya sehingga dapat
direalisasikan (wawancara tanggal 4 April 2015).

Dari beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa
kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sebagai
badan

pemberi

pertimbangan

dalam

menjalankan

fungsi perencanaan sekolah, pelaksanaan program, dan
pengelolaan sumberdaya pendidikan telah berjalan
dengan baik. Hal ini sesuai dengan amanat pemerintah
yang tertuang dalam indikator kinerja Komite Sekolah
oleh

tim

Pengembangan

Komite

Sekolah

Ditjen

Dikdasmen sebagai badan pertimbangan.
4.2.2.

Kinerja

Komite

Pendukung

Sekolah

(Supporting

Sebagai
Agency)

Badan
di

SD

Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung
(supporting agency) di SD Negeri Sukomarto, dalam hal
pengelolaan sumber daya sekolah dilakukan dengan
memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah,
mobilisasi guru

sukarelawan untuk menangggulangi

kekurangan guru di sekolah, serta mobilisasi tenaga
kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di
sekolah. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah
bahwa:
Jika terdapat kekurangan guru, Komite Sekolah
mengusulkan kepada Dinas Pendidikan melalui Kepala
Sekolah. Apabila Dinas tidak memberikan tenaga guru
itu, maka dicari guru honorer/GTT untuk melengkapi
kekurangan guru tersebut (wawancara tanggal 1 April
2015).

Komite Sekolah juga menyampaikan hal yang sama
Jika terjadi kekurangan guru, Komite Sekolah
mengusulkan kepada dinas pendidikan melalui Kepala

59

Sekolah. Apabila Dinas tidak memberikan, maka dicari
guru honorer (wawancara tanggal 28 Maret 2015).

Dari hasil pengamatan juga memperkuat hal tersebut,
karena di sekolah itu ada empat tenaga honorer yang
terdiri dari tiga orang guru dan satu orang penjaga
sekolah. Sedangkan untuk pengelolaan sarana dan
prasarana Komite Sekolah mamantaunya bersamaan
dengan

rapat-rapat

di

sekolah.

Seperti

yang

disampaikan oleh Novia Widiastuti selaku sekretaris
Komite Sekolah yang menyatakan bahwa:
Sewaktu ada rapat, komite sering menyempatkan
untuk memantau, dan melihat kondisi sarana dan
prasarana sekolah yang ada. Apabila ada sarana dan
prasarana yang dibutuhkan sekolah, maka komite
sekolah akan musyawarah dengan pihak sekolah untuk
mengusahaanya (wawancara tanggal 4 April 2015).

Hal tersebut diperkuat dengan jawaban dari Kepala
Sekolah yang menyatakan bahwa:
Sewaktu ada rapat Komite Sekolah sering sekalian
memantau, dan melihatnya secara langsung kondisi
sarana dan prasarana sekolah yang ada. Apabila ada
sarana dan prasarana yang kami butuhkan tetapi
belum punya, maka kita bahas bersama (wawancara
tanggal 1 April 2015).

Selain itu Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto juga
mengkoordinir bantuan sarana dan prasarana dari
masyarakat

kepada

sekolah

serta

mengevaluasi

pelaksanaanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
usaha memobilisasi dan mengkoordinasi dukungan dan
bantuan pembangunan mushola sekolah, yang pada
waktu itu sangat dibutuhkan baik oleh siswa sendiri
maupun oleh semua guru. Karena semua siswa dan
guru di SD Negeri Sukomarto beragama Islam, tetapi
tidak punya mushola. Padahal sekolah tersebut sering
ada

jam-jam

tambahan,

sehingga

kalau

akan

melaksanakan sholat dhuhur sering kesulitan. Untuk

60

menyikapi

hal

tersebut

maka

pihak

sekolah

mengadakan rapat dengan Komite Sekolah. Hasil rapat
memutuskan akan membangun mushola dengan cara
infak

dari

dewan

pembangunan.
Komite

Kemudian

Sekolah

pemerintah

guru

dulu

sebagai

modal

kepala

sekolah

beserta

kerjasama

dengan

mengadakan

Desa

Sukomarto

dan

bersama-sama

membuat proposal sederhana. Dalam hal ini kepala
desa sangat mendukung dan langsung menyumbang
batu-bata

sebanyak

yang

dibutuhkan

untuk

pembangunan mushola tersebut. Bahkan komite dan
perangkat desa sendiri yang mencarikan dana ke
masyarakat
sampai

lewat

terkumpul

pertemuan-pertemuan
dana

yang

di

cukup

desa,
untuk

pembangunan mushola. Seperti yang disampaikan oleh
Budiyarti, S. Pd guru kelas tiga dan juga bendahara
satu Komite Sekolah
Tentang sarana dan prasarana yang diperbantukan di
sekolah komite selalu memberikan dukungan, bahkan
waktu pembangunan mushola, Komite Sekolah yang
berusaha mencari dana dan mengurusinya sampai
pembangunan selesai. Dan sekarang Komite Sekolah
sedang merencanakan membuka tembok antara ruang
kelas empat dan kelas lima, agar dapat untuk rapat-rapat
atau pertemuan, dan kemarin komite sudah mendapatkan
bantuan dari desa sebesar 1,5 juta rupiah. (wawancara
tanggal 6 April 2015)

Dukungan yang diberikan oleh Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto tidak hanya sebatas dukungan
dana saja, tetapi juga dukungan tenaga dan pikiran.
Seperti pada waktu SD Negeri Sukomarto belum punya
laptop, padahal semua laporan dianjurkan untuk
diketik

memakai

laptop,

maka

Komite

Sekolah

mengusahakanya dengan cara melelang bungkaran

61

bangunan, karena kebetulan waktu itu SD Negeri
Sukomarto baru saja menerima bantuan berupa ruang
kelas baru dari DAK, maka bungkaran yang masih bisa
dipakai dikumpulkan kemudian dilelang oleh Komite
Sekolah dan hasilnya untuk membeli laptop dan
printer, seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah
SD Negeri Sukomarto Yatiman, S. Pd
Untuk sarana dan prasana, Komite Sekolah kami
sangat berperan penting. Bahkan waktu sekolah kami
butuh laptop, Komite Sekolah yang mempunyai ide
untuk melelang bungkaran gedung yang sudah tidak
terpakai, dan hasil lelangan tersebut diserahkan
kepada kami untuk membeli laptop (wawancara
tanggal 1 April 2015).

Selain itu sewaktu sekolah membutuhkan wastafel
untuk menanamkan budaya cuci tangan kepada siswa,
Komite Sekolah juga mengusahakan lewat PAMSIMAS
(Penyediaan

Air

Minum

dan

Sanitasi

berbasis

Masyarakat). Hal ini dapat dilihat dari hasil opservasi,
di sana setiap kelas sudah ada wastafelnya. Dan masih
banyak lagi bantuan-bantuan kepada sekolah

untuk

memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
yang dapat penulis sajikan dalam bentuk tabel berikut:

62

Tabel 4.2
Sarana Prasarana Hasil Kerjasama Antara Komite Sekolah dengan
Pihak Sekolah Dari Tahun 2010 s.d 2015

2
3

SARANA DAN
PRASARANA
Sambungan
aliran
listrik
Tempat parkir
WC siswa

4

Wastafel

5

Almari kelas I

6

Almari kelas II

7

Almari kelas III

8

Mushola

NO
1

Dengan

semakin

SUMBER DANA
Pengembangan DAK Th 2010
Wali murid
Sumbangan dari desa
Komite
Sekolah
kerjasama
dengan PAMSIMAS
Kenang-kenangan dari
wali
murid kelas VI tahun pelajaran
2010/2011
Kenang-kenangan dari
wali
murid kelas VI tahun pelajaran
2011/2012
Kenang-kenangan dari
wali
murid kelas VI tahun pelajaran
2012/2013
Infak dari para guru, wali
murid dan masyarakat sekitar

lengkapnya

sarana

dan

prasarana yang dimiliki SD Negeri Sukomarto, maka
akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar
di

sekolah,

sehingga

akan

berdampak

pada

peningkatan mutu pendidikan.
Kinerja

Komite

Sekolah

sebagai

badan

pendukung dalam pengelolaan anggaran dilakukan
dengan memantau kondisi anggaran sekolah dari
laporan yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Dalam hal
mobilisasi dukungan anggaran sekolah dilakukan oleh
Komite Sekolah dengan mendorong perhatian dan
bantuan

dana

dari

masyarakat.

Sewaktu

peneliti

menanyakan hal itu kepada kepala sekolah tentang
bagaimana

Komite

Sekolah

mengkoordinasikan

63

dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah,
beliau menjawab
Komite Sekolah selalu mengajak semua fihak khususnya
wali murid untuk
mendukung anggaran yang telah
ditetapkan oleh komite dan sekolah, bahkan setiap akhir
tahun ajaran, Komite Sekolah mengkoordinir wali murid
kelas enam untuk memberikan kenang-kenangan (
wawancara tanggal 1 April 2015).

Hal itu sama dengan jawaban dari ketua Komite
Sekolah, Sariyadi
Kami menganjurkan kepada semua fihak khususnya wali
murid untuk mendukung anggaran yang telah ditetapkan
oleh komite dan sekolah, yang dikelola oleh sekolah, dan
Komite Sekolah hanya memantau saja. Bahkan setiap
akhir tahun ajaran, Komite Sekolah mengkoordinasikan
wali murid kelas enam untuk memberikan kenangkenangan (wawancara tanggal 28 Maret 2015).

Komite

Sekolah

juga

mengevaluasi

pelaksanaan

dukungan anggaran dua kali dalam setahun, seperti
yang

disampaikan

oleh

kepala

sekolah

“Evaluasi

anggaran dilakukan rata-rata setiap tahunya dua kali,
yaitu di tengah tahun dan akhir tahun” (wawancara
tanggal 1 Apil 2015). Hal itu juga disampaikan oleh
ketua Komite Sekolah
Evaluasi anggaran sering dilakukan di tengah tahun dan
akhir tahun. Evaluasi di tengan tahun dengan tujuan
untuk mengetahui jumlah anggaran yang telah masuk
dan yang telah digunakan, serta kendalanya. Sedangkan
di akhir tahun bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat ketercapaianya dan untuk merencanakan RAPBS
tahun berikutnya (wawancara tanggal 28 Maret 2015).

Dari

hasil

wawancara,

dokumentasi

dan

pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja Komite
Sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency)
di SD Negeri Sukomarto sudah dilaksanakan sesuai
peran

dan

fingsinya

yaitu

dengan

mengelola

sumberdaya, sarana dan prasarana serta mengelola
anggaran.

64

4.2.3.

Kinerja

Komite

Sekolah

Sebagai

Badan

Pengontrol (Controlling Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan pengontrol (controlling agency) dilakukan
dengan mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah
yang meliputi proses pengambilan keputusan, kualitas
kebijakan,

proses

perencanaan

pendidikan,

pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah,
dan pengawasan terhadap kualitas program sekolah.
Komite

Sekolah

mengontrol

perencanaan

pendidikan tersebut bersamaan dengan rapat. Misalnya
waktu rapat penentuan RAPBS di sekolah, rapat pleno
dan sebagainya. Disamping itu Komite Sekolah juga
mengetahui
perencanaan
jadwal

dari

laporan

pendidikan

khusus

kepala
tersebut.

mengontrol,

sekolah
Jadi

sehingga

tentang

tidak
tidak

ada
bisa

dilaksanakan secara periodik (terencana). Sebagaimana
disampaikan oleh kepala sekolah sewaktu peneliti
menanyakan

apakah

Komite

Sekolah

pernah

mengontrol kualitas kebijakan di sekolah, jawabanya
“Pernah,

tetapi hanya dilakukan bersamaan dengan

rapat-rapat di sekolah, tidak ada waktu-waktu khusus
untuk itu” (wawancara tanggal 1 April 2015). Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan guru kelas
enam, Nok Sarofah, S.Pd yang menyatakan bahwa
“Komite Sekolah hanya sekali-kali saja mengontrol, itu
saja bersamaan waktu ada rapat”(wawancara tanggal 6
April 2015). Ini diperkuat lagi dengan jawaban dari
ketua Komite Sekolah sendiri, beliau mengatakan
bahwa

“Pernah

mengontrol

kwalitas

kebijakan

di

65

sekolah tetapi itu kami lakukan bersamaan dengan
kalau ada rapat-rapat di sekolah, tidak pada waktuwaktu khusus” (wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Hal ini diperkuat dengan data dokumentasi yang
diperoleh, karena dalam dokumentasi tidak ditemukan
daftar hadir pengontrolan program. Ini disebabkan
Komite Sekolah mempunyai kesibukan sendiri sesuai
dengan profesinya, karena memang di SD Negeri
Sukomarto tidak ada anggaran untuk operasional
Komite Sekolah.
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
hal memantau pelaksanaan program

sekolah, yang

terdiri dari memantau organisasi sekolahmemantau
penjadwalan
anggaran

program

untuk

sekolahmemantau

pelaksanaan

program

alokasi
sekolah

memantau sumber daya pelaksana program sekolah
memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam
pelaksanaan

program

sekolah,

juga

dilaksanakan

melalui laporan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah.
Dalam hal ini Komite Sekolah memberikan masukan
atau saran-saran tentang proses belajar mengajar
kepada sekolah, misalnya menyarankan untuk selalu
memberi

tugas

rumah

kepada

siswa

agar

siswa

tersebut setiap harinya belajar. Dan juga menyarankan
agar setiap tugas rumah yang sudah dikerjakan siswa,
untuk

di

koreksi biar

siswa

tidak malas

untuk

mengerjakan tugas rumah. Seperti yang disampaikan
oleh Novia Widiastuti sekretaris komite
Kami juga mengawasinya, sehingga program sekolah
tersebut bisa berjalan dengan baik, tetapi kami tidak
punya jadwal khusus untuk itu, kami hanya

66

memantaunya pada saat kami diundang untuk mengikuti
rapat saja (wawancara tanggal 8 April 2015).

Hal itu sejalan dengan jawaban dari kepala sekolah
Komite memantau organisasi sekolah berdasarkan laporan
kami pada saat rapat. Komite Sekolah tidak ikut terjun
langsung dalam setiap kegiatan siswa, komite hanya
datang pada saat diundang saja” (wawancara tanggal 1
April).

Dan dipertegas lagi dengan jawaban dari ketua Komite
Sekolah Sariyadi
Kami memantau organisasi sekolah berdasarkan laporan
kepala sekolah pada saat rapat. Komite Sekolah tidak ikut
terjun langsung dalam setiap kegiatan siswa, kami datang
pada saat diundang saja, karena kami juga mempunyai
pekerjaan sendiri (wawancara tanggal 28 Maret 2015).

Pemantauan terhadap output pendidikan merupakan
bagian dari kinerja Komite Sekolah dalam menjalankan
peran

dan

fungsinya

sebagai

badan

pengontrol.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Komite Sekolah SD
Negeri Sukomarto dalam memantau hasil ujian akhir
sekolah, angka partisipasi sekolah, memantau angka
mengulang sekolah dan memantau angka bertahan di
sekolah

dilakukan

melakukan

secara

pemantauan

berkelanjutan.
melalui

Komite

laporan

yang

disampaikan oleh Kepala Sekolah
Hasil wawancara diperoleh data bahwa kinerja Komite
Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam hal memantau
output

pendidikan

sudah

baik.

Komite

selalu

memperhatikan hasil ujian akhir sekolah. Apabila
hasilnya

kurang

baik

komite

selalu

mencari

penyebabnya dan berusaha mencari solusinya. Seperti
yang disampaikan oleh Ketua Komite Sekolah
Dulu pernah ada seorang wali murid yang mengadu
kepada saya bahwa ada seorang guru kalau di kelas

67

selalu
sms-an
terus
sehingga
siswanya
kurang
diperhatikan, maka hal tersebut saya adukan kepada
kepala sekolah. Tidak lama kemudian kepala sekolah
melakukan tindakan, sehingga guru tersebut tidak
melakukanya lagi. Itu semua kami lakukan demi
kemajuan pendidikan serta kelancaran proses belajar
mengajar (wawancara tanggal 28 Maret 2015).

Untuk meningkatkan mutu lulusan Komite Sekolah
juga mengusulkan sebelum ujian dilaksanakan untuk
mengadakan mujahadah bersama dengan wali murid,
siswa, dan juga Komite Sekolah, serta guru di mushola
sekolah. Komite Sekolah juga sangat memperhatikan
angka partisipasi sekolah, mereka selalu menganjurkan
kepada wali murid kelas enam untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang lebih lanjut, sehingga waktu ada
anak yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs Komite
Sekolah

datang

ke

sekolah

untuk

melaporkanya,

sehingga kepala sekolah dan guru kelas enam datang
ke rumah siswa tersebut untuk menanyakan apa
penyebabnya. Ternyata penyebabnya karena tidak ada
biaya dan setelah diberikan solusinya, siswa tersebut
bisa melanjutkan ke SMP. Hal tersebut di sampaikan
oleh guru kelas enam Nok Sarofah, S. Pd
Dulu kami pernah mendapat laporan dari ketua komite
bahwa ada anak yang tidak melanjutkan ke SMP,
kemudian saya beserta kepala sekolah datang kerumah
orang tua siswa tersebut. Setelah ditanyakan katanya
tidak punya biaya, padahal sebetulnya anaknya ingin
sekali melanjutkan sekolah, maka kami berdua mencoba
bernegosiasi dengan SMP terdekat. Dan syukurlah SMP
tersebut mau menerima anak ini tanpa ditarik biaya
apapun, bahkan dari pihak SMP memberikan tiga setel
sragam beserta buku-buku secara gratis. (wawancara
tanggal 6 April 2015)

Hal ini dipertegas dengan jawaban kepala sekolah dan
Komite Sekolah bahwa dulu ada anak yang tidak bisa
melanjutkan

ke

SMP,

setelah

diselidiki

ternyata

68

alasanya tidak ada biaya. Kemudian pihak sekolah
mengusahakan agar anak tersebut bisa sekolah, tanpa
biaya (gratis).
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa kinerja
Komite

Sekolah

menjalankan

SD

peran

Negeri

dan

Sukomarto

fungsinya

sebagai

dalam
badan

pengontrol (controlling agency) sudah dilaksanakan
dengan

baik,

walaupun

belum

maksimal

karena

dilaksanakan bersamaan dengan rapat dan melalui
laporan dari pihak sekolah. Hal itu dikarenakan Komite
Sekolah mempunyai kegiatan sendiri sesuai profesinya
masing-masing. Sebab memang SD Negeri Sukomarto
tidak

punya

anggaran

untuk

operasional

Komite

Sekolah, sehingga sifatnya hanya pengabdian belaka.
4.2.4.

Kinerja

Komite

Sekolah

Sebagai

Badan

Penghubung (Mediator Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja
penghubung

Komite

Sekolah

(Mediator

Agency)

sebagai

badan

dilakukan

melalui

fungsi manajemen pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan program, dan pengelolaan sumberdaya
pendidikan. Dalam perencanaan Komite Sekolah SD
Negeri Sukomarto menjadi penghubung antara Komite
Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan
sekolah dan Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan.
Sebagai

penghubung

Komite

Sekolah

SD

Negeri

Sukomarto menjalin hubungan yang baik dengan
semua pihak, sehingga memudahkkan dalam berbagai
kegiatan dan permasalahan sekolah. Tetapi sayangnya
sampai saat ini Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto

69

belum

dapat

menjalin

hubungan

dengan

Dewan

Pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh Kepala
Sekolah
Komite Sekolah menjembatani kepentingan sekolah
dengan masyarakat yang dilakukan melalui rapat pleno
maupun surat edaran. Namun kalau dengan Dewan
Pendidikan belum pernah kami lakukan (wawancara
tanggal 1 April 2015).

Hal tersebut dipertegas lagi dengan jawaban dari
Rohmadi Bendahara dua Komite Sekolah
Komite Sekolah memang selalu
dan

aspirasi

penyusunan
pernah

masyarakat
program

mengadakan

kerja

menampung keluhan

sebagai
sekolah,

musyawarah

bahan

dalam

tetapi

belum

dengan

Dewan

Pendidikan (wawancara tanggal 4 April 2015)

Terkait dengan aspirasi dan usulan kebijakan
program pendidikan kepada sekolah, Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto secara terbuka menerima segala
aspirasi masyarakat demi peningkatan kualitas sekolah
serta kebutuhan masyarakat. Hal ini telah dibuktikan
oleh Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto yang saat ini
sedang membahas dan mengkaji dengan pihak sekolah
sehubungan dengan adanya masukan dari wali murid
untuk membuka dinding antara kelas lima dan kelas
enam, agar bisa untuk ruang pertemuan. Dalam hal ini
Komite

Sekolah

sudah

mengadakan

musyawarah

dengan pihak sekolah dalam hal sumber dananya.
Hasil

musyawarah

memutuskan

bahwa

anggaran

untuk membuka dinding tersebut akan diambil dari
wali murid kelas enam yang lulus tahun ini ditambah
bantuan dari desa. Seperti yang disampaikan oleh
Komite Sekolah
Sekarang ini rencananya sekolah akan membuka
dinding antara kelas lima dan kelas enam dengan dana

70

sekitar enam juta rupiah. Biaya rencananya akan
diambilkan dari wali murid kelas enam yang lulus
tahun ini, dan pemerintah desa sudah sanggup untuk
membantunya (wawancara tanggal 25 Maret 2015).

Sedangkan kinerja Komite Sekolah terkait dengan
peran dan fungsi Komite dalam pelaksanaan program ,
turut serta dalam mensosialisasikan kebijakan dan
program sekolah kepada masyarakat, memfasilitasi
berbagai masukan, menampung pengaduan terhadap
kebijakan

sekolah,

serta

mengkomunikasikan

pengaduan dan keluhan masyarkat kepada sekolah.
Jadi setiap keputusan yang dihasilkan dalam rapat
tersebut adalah aspirasi atau keinginan yang muncul
dari

masyarakat.

Kemudian

hasil

rapat

tersebut

disampaikan kepada sekolah untuk ditindak lanjuti
dan

seterusnya

akan

dilaksanakan.

Seperti

yang

dikatakan oleh ketua komite
Komite Sekolah menampung keluhan dan aspirasi
masyarakat, dalam penyusunan program kerja sekolah.
Aspirasi masyaraka dibawa kedalam sebuah rapat,
kemudian dipecahkan secara bersama-sama. (wawancara
tanggal 28 Maret 2015)

Dalam pelaksanaan program ini apa yang dihasilkan
dalam musyawarah Komite Sekolah, setelah disetujui
pihak sekolah, komite kembali menyampaikan kepada
orang tua siswa baik melalui rapat maupun melalui
surat kepada orang tua. Dan semua keluhan yang
disampaikan orang tua siswa, ditampung oleh Komite
Sekolah yang selanjutnya akan disampaikan kepada
pihak sekolah, seperti yang di sampaikan kepala
sekolah
Program kerja disosialisasikan oleh Komite Sekolah
kepada masyarakat melalui rapat pleno. Selain itu
Komite Sekolah juga mensosialisasikan malalui surat

71

edaran, agar masyarakat mengetahui program kerja
sekolah tersebut (wawancara tanggal 1 April 2015).

Jawaban

tersebut

sama

dengan

jawaban

Komite

Sekolah
Program
kerja,
kami
sosialisasikan
kepada
masyarakat melalui rapat pleno. Selain itu juga kami
sosialisasikan malalui surat edaran, agar masyarakat
mengetahui
program
kerja
sekolah
tersebut
(wawancara tanggal 28 Maret 2015).

Sedangkan
penghubung
pendidikan

Kinerja

dalam

Komite

hal

dilakukan

Sekolah

pengelola
melalui

sebagai

sumber

daya

mengindentifikasi

kondisi sumber daya di sekolah dan masyarakat,
sekaligus mobilisasi dan mengkoordinasikan bantuan
masyarakat. Sehubungan mayoritas pengurus Komite
Sekolah adalah warga di lingkungan sekolah, maka
komite

lebih

memahami

kondisi

sumberdaya

masyrakatnya dan memudahkan melakukan mobilisasi
dan mengkoordinasikan bantuan masyarakat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak
kepada sekolah saat kegiatan persami se Kecamatan
Jumo

yang

dilakukan

Sukomarto.

Komite

mengkoordinasikan
masyarakat,

seperti

di

lingkungan

sekolah
kebutuhan
kebutuhan

SD

memobilisasi
dan

Negeri
dan

bantuan

lampu/penerangan,

kebutuhan air dan keamanan. Seperti pernyataan dari
kepala sekolah
Dulu sewaktu ada persami yang diadakan di sekitar
sekolah ini, Komite Sekolah ikut memobilisasi dan
mengkoordinasikan kebutuhan kami, dengan cara
mengajak masyarakat sekitar untuk membuatkan MCK
sementara, penerangan dan minta bantuan Hansip
untuk menjaga keamanan (wawancara tanggal 1 April
2015).

Di samping itu Komite Sekolah juga memobilisasi dan
mengkoordinasikan
bantuan
masyarakat
untuk

72

pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh ketua
Komite Sekolah
Dalam pengelolaan sumberdaya pendidikan, Komite
Sekolah
selalu
mengkoordinasikan
bantuan
masyarakat baik dari orang tua siswa maupun
masyarakat sekitar yang peduli dengan pendidikan.
Bahkan waktu sekolah akan mendapatkan bantuan
gedung perpustakaan dari profinsi, warga masyarakat
dan wali murid bergotong royong untuk membungkar
gedung tua yang akan dijadikan tempat untuk
pembangunan gedung tersebut (wawancara tanggal 28
Maret 2015).

Dari uraian di atas, maka, dapat disimpulkan
bahwa Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai

badan

penghubung

sudah

berjalan

sebagaimana peran dan fungsinya, namun belum ada
hubungan yang baik dengan Dewan Pendidikan.

4.3. Pembahasan
4.3.1. Kinerja

Komite

Sekolah

Sebagai

Badan

Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) di SD
Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Dalam indikator kinerja Komite Sekolah dalam
peranya sebagai badan petimbangan (advisory agency)
yang diambil dari tim pengembangan Komite Sekolah
Ditjen Dikdasmen

Depdiknas, ada tiga yang pertama

melaksanakan progam perencanaan sekolah, dengan
mengidentifikasi
masyarakat,

sumber

daya

memberikan

penyusunan

dan

pendidikan

masukan

dalam

terhadap

pengesahan

RAPBS,

menyelenggarakan rapat RAPBS, maupun memberikan
pertimbangan tentang perubahan RAPBS. Dari hasil
wawancara
observasi

dengan
dan

beberapa

dokumentasi

informan

dan

menunjukkan

juga
bahwa

73

kinerja Komite Sekolah di SD Negeri Sukomarto dalam
perencanaan sekolah, sudah berjalan sesuai dengan
peran dan fungsinya. Sekolah selalu mengundang
Komite Sekolah dalam penyusunan RAPBS. Dalam
rapat tersebut Komite sekolah memberikan masukan,
pertimbangan dan juga ikut mengesahkan RAPBS. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003 BAB IV pasal 1 yang menyebutkan bahwa
masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan,

pengawasan,

dan

evaluasi

program

pendidikan.
Kinerja Komite Sekolah dalam peranya sebagai
badan pertimbangan yang kedua adalah pelaksanaan
program. Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sering
memberikan masukan terhadap proses pengelolaan
pendidikan, dan juga memberikan masukan-masukan
terhadap

proses pengelolaan dan pembelajaran di

sekolah, misalnya memberikan masukan agar sekolah
mengadakan program tambahan jam pelajaran, dan
sekolah sangat mendukung hal tersebut sehingga
sampai sekarang masih berjalan.

Dengan adanya

program tersebut sedikit demi sedikit prestasi SD
Negeri Sukomarto semakin meningkat baik dibidang
akademik maupun non akademik.
Sedangkan

peran

ketiga

adalah

dalam

hal

pengelolaan sumberdaya pendididkan baik sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana maupun anggaran,
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto aktif memberikan
pertimbangan.

Anggota

Komite

Sekolah

mayoritas

warga asli penduduk sekitar sekolah, bahkan ketua

74

Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto adalah perangkat
desa tersebut, sehingga untuk mengidentifikasi potensi
sumberdaya

masyarakat

dapat

dilakukan

dengan

mudah.
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana serta
anggaran

sekolah,Komite

pertimbangan
anggaran.

Hal

selalu

memberikan

baik yang bersifat teknis maupun
ini

dibuktikan

dengan

adanya

pembahasan bersama antara sekolah dengan Komite
Sekolah dalam rencana pengadaan laptop, wastafel,
pembangunan mushola sekolah dan lain-lain.
Dari beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa
kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sebagai
badan

pemberi

pertimbangan

dalam

menjalankan

fungsi perencanaan sekolah, pelaksanaan program, dan
pengelolaan sumberdaya pendidikan telah berjalan
dengan baik. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ninik (2011) dan Mawan Kriswanto
(2013) yang menyatakan bahwa Komite Sekolah telah
melaksanakan peranya sebagai badan pertimbangan.
Tetapi

sangat

berbeda

dengan

penelitian

yang

dilakukan oleh Armansyah (2009), karena penelitianya
menyimpulkan bahwa Komite Sekolah di Kota Binjai
belum

mampu

melaksanakan

badan pemberi pertimbangan.

peranannya

sebagai

75

4.3.2.

Kinerja

Komite

Pendukung

Sekolah

(Supporting

Sebagai
Agency)

Badan
di

SD

Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung
(supporting agency) di SD Negeri Sukomarto, dalam hal
pengelolaan sumber daya sekolah dilakukan dengan
memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah,
mobilisasi guru

sukarelawan untuk menangggulangi

kekurangan guru di sekolah, serta mobilisasi tenaga
kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di
sekolah. Dari hasil pengamatan dan dokumentasi juga
menunjukkan bahwa di sekolah itu ada empat tenaga
honorer yang terdiri dari tiga orang guru dan satu
orang penjaga sekolah. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sudah
berperan aktif dalam menangggulangi kekurangan guru
di sekolah, serta mobilisasi tenaga kependidikan non
guru untuk mengisi kekurangan di sekolah tersebut.
Selain itu Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
juga mengkoordinir bantuan sarana dan prasarana dari
masyarakat

kepada

sekolah

serta

mengevaluasi

pelaksanaanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
usaha memobilisasi dan mengkoordinasi dukungan dan
bantuan pembangunan mushola sekolah, yang pada
saat itu sangat dibutuhkan baik oleh siswa sendiri
maupun

oleh

semua

guru.

Bahkan

komite

dan

perangkat desa sendiri yang mencarikan dana ke
masyarakat
sampai

lewat

pertemuan-pertemuan

terkumpul

pembangunan mushola.

dana

yang

di

cukup

desa,
untuk

76

Dukungan yang diberikan oleh Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto tidak hanya sebatas dukungan
dana saja, tetapi juga dukungan tenaga dan pikiran.
Seperti pada waktu SD Negeri Sukomarto belum punya
laptop, padahal semua laporan dianjurkan untuk
diketik

memakai

laptop,

maka

Komite

Sekolah

mengusahakanya dengan cara melelang bungkaran
bangunan, karena kebetulan waktu itu SD Negeri
Sukomarto baru saja menerima bantuan berupa ruang
kelas baru dari DAK, maka bungkaran yang masih bisa
dipakai dikumpulkan kemudian dileleng oleh Komite
Sekolah dan hasilnya untuk membeli laptop dan
printer. Ini sesuai dengan pendapat (Haryanto, 2008:
82) yang menyatakan bahwa: “Penekanan peran Komite
Sekolah seharusnya bukan pada aspek dana saja tetapi
juga aspek lainya, terutama berupa gagasan dalam
rangka

penyelenggaraan

dan

peningkatan

mutu

pendidikan”.
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto juga
menjalin hubungan dengan dunia usaha dan dunia
industri, yaitu waktu sekolah membutuhkan wastafel
untuk menanamkan budaya cuci tangan kepada siswa,
Komite Sekolah juga mengusahakan lewat PAMSIMAS
(Penyediaan

Air

Minum

dan

Sanitasi

berbasis

Masyarakat). Hal ini dapat dilihat dari hasil opservasi,
di sana setiap kelas sudah ada wastafelnya. Dengan
semakin

lengkapnya

sarana

dan

prasarana

yang

dimiliki SD Negeri Sukomarto, maka akan mendukung
kelancaran

proses

belajar

mengajar

di

sekolah,

sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan. Seperti pendapat dari (Permadi, 2010: 25)

77

bahwa: “Dengan adanya hubungan kerjasama antara
sekolah dengan masyarakat, dapat dicapai perpaduan
antara sarana sekolah dengan masyarakat”.
Kinerja

Komite

Sekolah

sebagai

badan

pendukung dalam pengelolaan anggaran dilakukan
dengan memantau kondisi anggaran sekolah dari
laporan yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Dalam hal
mobilisasi dukungan anggaran sekolah dilakukan oleh
Komite Sekolah dengan mendorong perhatian dan
bantuan dana dari masyarakat. Komite Sekolah juga
mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran dua
kali dalam setahun, yaitu di tengah tahun dan akhir
tahun. Evaluasi di tengan tahun dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah

anggaran yang telah masuk dan

yang telah digunakan, serta kendalanya. Sedangkan di
akhir tahun bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat

ketercapaianya

dan

untuk

merencanakan

RAPBS tahun berikutnya.
Dari

hasil

wawancara,

dokumentasi

dan

pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja Komite
Sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency)
di SD Negeri Sukomarto sudah dilaksanakan sesuai
peran

dan

fungsinya

yaitu

dengan

mengelola

sumberdaya, sarana dan prasarana serta mengelola
anggaran.
Hal ini sesuai dengan amanat pemerintah yang
tertuang dalam indikator kinerja Komite Sekolah oleh
tim Pengembangan Komite Sekolah Ditjen Dikdasmen
sebagai badan pendukung. Disamping itu juga sesuai
dengan

penelitian

yang

dilakukan

oleh

Mawan

Kriswantoro (2013), yang menyimpulkan bahwa Komite

78

Sekolah telah melaksanakan peranya sebagai badan
pendukung.
4.3.3.

Kinerja

Komite

Sekolah

Sebagai

Badan

Pengontrol (Controlling Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan pengontrol (controlling agency) dilakukan
dengan mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah
yang meliputi proses pengambilan keputusan, kualitas
kebijakan,

proses

perencanaan

pendidikan,

pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah,
dan pengawasan terhadap kualitas program sekolah.
Komite

Sekolah

mengontrol

perencanaan

pendidikan tersebut bersamaan dengan rapat. Misalnya
waktu rapat penentuan RAPBS di sekolah, rapat pleno
dan sebagainya. Disamping itu Komite Sekolah juga
mengetahui

dari

perencanaan
jadwal

pendidikan

khusus

dilaksanakan

laporan

kepala
tersebut.

mengontrol,
secara

sekolah
Jadi

sehingga

periodik

tentang

tidak

ada

tidak

bisa

(terencana).

Ini

disebabkan Komite Sekolah mempunyai kesibukan
sendiri sesuai dengan profesinya, karena memang di
SD Negeri Sukomarto tidak ada anggaran untuk
operasional Komite Sekolah.
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
hal memantau pelaksanaan program

sekolah, yang

terdiri dari memantau organisasi sekolah memantau
penjadwalan
anggaran

program

untuk

sekolah

pelaksanaan

memantau

alokasi

program

sekolah

memantau sumber daya pelaksana program sekolah

79

memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam
pelaksanaan

program

sekolah,

juga

dilaksanakan

melalui laporan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah.
Dalam hal ini Komite Sekolah memberikan masukan
atau saran-saran tentang proses belajar mengajar
kepada sekolah, misalnya menyarankan untuk selalu
memberi

tugas

rumah

kepada

siswa

agar

siswa

tersebut setiap harinya belajar. Dan juga menyarankan
agar setiap tugas rumah yang sudah dikerjakan siswa,
untuk

di

koreksi biar

siswa

tidak malas

untuk

mengerjakan tugas rumah.
Pemantauan

terhadap

output

pendidikan

merupakan bagian dari kinerja Komite Sekolah dalam
menjalankan

peran

dan

fungsinya

sebagai

badan

pengontrol. Sebagaimana yang dilakukan oleh Komite
Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam memantau hasil
ujian

akhir

sekolah,

angka

partisipasi

sekolah,

memantau angka mengulang sekolah dan memantau
angka

bertahan

di

sekolah

dilakukan

secara

berkelanjutan. Komite melakukan pemantauan melalui
laporan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah
Hasil wawancara diperoleh data bahwa kinerja
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam hal
memantau output pendidikan sudah baik. Komite
selalu

memperhatikan

hasil

ujian

akhir

sekolah.

Apabila hasilnya kurang baik komite selalu mencari
penyebabnya dan berusaha mencari solusinya. Untuk
meningkatkan mutu lulusan Komite Sekolah juga
mengusulkan

sebelum

ujian

dilaksanakan

untuk

mengadakan mujahadah bersama dengan wali murid,

80

siswa, dan juga Komite Sekolah, serta guru di mushola
sekolah.
Komite Sekolah juga sangat memperhatikan angka
partisipasi

sekolah,

mereka

selalu

menganjurkan

kepada wali murid kelas enam untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang lebih lanjut, sehingga waktu ada
anak yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs Komite
Sekolah

datang

ke

sekolah

untuk

melaporkanya,

sehingga kepala sekolah dan guru kelas enam datang
ke rumah siswa tersebut untuk menanyakan apa
penyebabnya. Ternyata penyebabnya karena tidak ada
biaya dan setelah diberikan solusinya, siswa tersebut
bisa melanjutkan ke SMP.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa kinerja
Komite

Sekolah

menjalankan

peran

SD
dan

Negeri

Sukomarto

fungsinya

sebagai

dalam
badan

pengontrol (controlling agency) sudah dilaksanakan
dengan

baik,

walaupun

belum

maksimal

karena

dilaksanakan bersamaan dengan dengan rapat dan
melalui laporan dari pihak sekolah. Hal itu dikarenakan
Komite Sekolah mempunyai kegiatan sendiri sesuai
profesinya masing-masing. Sebab memang SD Negeri
Sukomarto tidak punya anggaran untuk operasional
Komite Sekolah, sehingga sifatnya hanya pengabdian
belaka.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ninik (2011) yang menyimpulkan bahwa Komite
Sekolah SMA Negeri I Tuntang dalam hal pengawasan
dan evaluasi biaya pendidikan telah dapat menjalankan
fungsi

kontroling

dengan

baik,

sehingga

dapat

memperbaiki manajemen biaya pendidikan di sekolah

81

tersebut. Ini sudah sesuai dengan amanat pemerintah
yang tertuang dalam indikator kinerja Komite Sekolah
oleh

tim

Pengembangan

Komite

Sekolah

Ditjen

Dikdasmen sebagai badan pertimbangan.
4.3.4.

Kinerja

Komite

Sekolah

Sebagai

Badan

Penghubung (Mediator Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja
penghubung

Komite

Sekolah

(Mediator

Agency)

sebagai

badan

dilakukan

melalui

fungsi manajemen pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan program, dan pengelolaan sumberdaya
pendidikan. Dalam perencanaan Komite Sekolah SD
Negeri Sukomarto menjadi penghubung antara Komite
Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan
sekolah dan Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan.
Sebagai

penghubung

Komite

Sekolah

SD

Negeri

Sukomarto menjalin hubungan yang baik dengan
semua pihak, sehingga memudahkkan dalam berbagai
kegiatan dan permasalahan sekolah. Tetapi sayangnya
sampai saat ini Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
belum

dapat

menjalin

hubungan

dengan

Dewan

Pendidikan.
Terkait dengan aspirasi dan usulan kebijakan
program pendidikan kepada sekolah, Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto secara terbuka menerima segala
aspirasi masyarakat demi peningkatan kualitas sekolah
serta kebutuhan masyarakat.
Sedangkan kinerja Komite Sekolah terkait dengan
peran dan fungsi Komite dalam pelaksanaan program ,
turut serta dalam mensosialisasikan kebijakan dan

82

program sekolah kepada masyarakat, memfasilitasi
berbagai masukan, menampung pengaduan terhadap
kebijakan

sekolah,

serta

mengkomunikasikan

pengaduan dan keluhan masyarkat kepada sekolah.
Jadi setiap keputusan yang dihasilkan dalam rapat
tersebut adalah aspirasi atau keinginan yang muncul
dari

masyarakat.

Kemudian

hasil

rapat

tersebut

disampaikan kepada sekolah untuk ditindak lanjuti
dan seterusnya akan dilaksanakan. Ini sesuai dengan
pendapat

(Haryanto,

2008:81)

yang

menyatakan

“TujuanKomite Sekolah adalah: (1) Mewadahi dan
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan

kebijakan

operasional

dan

program

pendidikan di satuan pendidikan; (2) Meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan di satuan pendidikan;
(3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan,
akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
pelayanan

pendidikan

yang

bermutu

di

satuan

pendidikan”.
Dalam

pelaksanaan

program

ini

apa

yang

dihasilkan dalam musyawarah Komite Sekolah, setelah
disetujui pihak sekolah, komite kembali menyampaikan
kepada orang tua siswa baik melalui rapat maupun
melalui surat kepada orang tua. Dan semua keluhan
yang disampaikan orang tua siswa, ditampung oleh
Komite Sekolah yang selanjutnya akan disampaikan
kepada pihak sekolah.
Sedangkan
penghubung

Kinerja

dalam

hal

Komite

Sekolah

pengelola

sebagai

sumber

daya

pendidikan dilakukan melalui mengindentifikasi kondisi

83

sumber daya di sekolah dan masyarakat, sekaligus
mobilisasi

dan

mengkoordinasikan

bantuan

masyarakat. Sehubungan mayoritas pengurus Komite
Sekolah adalah warga di lingkungan sekolah, maka
komite

lebih

memahami

kondisi

sumberdaya

masyrakatnya dan memudahkan melakukan mobilisasi
dan mengkoordinasikan bantuan masyarakat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak
kepada sekolah saat kegiatan persami se Kecamatan
Jumo

yang

dilakukan

Sukomarto.

Komite

mengkoordinasikan
masyarakat,

seperti

di

lingkungan

sekolah

memobilisasi

kebutuhan
kebutuhan

SD

dan

Negeri
dan

bantuan

lampu/penerangan,

kebutuhan air dan keamanan.
Berdasarka hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
peran dan fungsinya sebagai badan penghubung di SD
Negeri Sukomarto, sudah berjalan sebagaimana peran
dan fungsinya, namun belum ada hubungan yang baik
dengan Dewan Pendidikan.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan pertimbangan (advisory agency), Badan
Pendukung

(supporting

agency),

badan

pengontrol

(controlling agency) dan sebagai badan penghubung
(mediator agency), sudah dilaksanakan dengan baik.
Tetapi

untuk

Pendidikan
Komite

menjalin

belum

Sekolah

di

hubungan

terlaksana.
SD

Negeri

dengan

Untuk

Dewan

administrasi

Sukomarto

belum

dilaksanakan dengan baik, karena sewaktu peneliti
mengadakan observasi dan studi dokumentasi tidak

84

ditemukan

Anggaran

Dasar

dan

Anggaran

Rumahtangga (AD/ART). Padahal menurut

(Satori,

2001: 71) menyebutkan bahwa salah satu tugas dan
fungsi Komite Sekolah adalah menetapkan AD dan
ART.

(A.T.Alabi,

2012)

dengan

penelitianya

yang

berjudul Utilization of Committee System and Secondary
School Principals’ Administra