MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DIRECT INSTR

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
(DIRECT INSTRUCTION)
1. Apa Model Pembelajaran Langsung itu?
Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep
dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri
sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran
berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4)
lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai
penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang
sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang
disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara
lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan
pembelajaran dan semua siswa.
2. Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran?
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai
berikut:
o

Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong

siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2)
mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan
penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/
konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran;
dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.

o
o
o

Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsepkonsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam
langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;
(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan
cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4)
menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

o


Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihanlatihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap
respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan

mengoreksi respon siswa yang salah.
o
Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru
untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini
peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
o
Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri,
fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90%
dalam fase bimbingan latihan.
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam

sintaks pembelajaran

langsung, yaitu sebagai berikut.
o


Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada
siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja

siswa yang diharapkan.
o
Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah
dikuasai siswa.
o
Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi,
menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan
sebagainya.
o
Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
o
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan
informasi baru secara individu atau kelompok.
o
Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu

terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon
siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
o
Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas
mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah
mereka pelajari.

3. Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran:
o

Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan
memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan

menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
o
Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki
struktur yang jelas dan pasti.

o
Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilanketerampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa,
misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
o
Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual
(misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau
bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
o
Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan
pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
o
Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
o

Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa

melakukan suatu kegiatan praktik.
o
Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu
siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.

o
Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan
penjelasan yang sangat terstruktur.
o
Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa
atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada
siswa.

4. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung:
o
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
o
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
o

Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang


mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
o
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan
faktual yang sangat terstruktur.

o

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-

keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
o
Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
o
Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan
antusiasme siswa.
o
Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada
siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun

dan menafsirkan informasi.
o
o

Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan
lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu,
tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan

berpartisipasi dan dipermalukan.
o
Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model
pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu
permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu
pengetahuan dihasilkan.
o
Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam
memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang
menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran seharihari.
o
Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya

ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini.
o
Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia
secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil
penelitian terkini.
o
Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya
terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
o
Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu
tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika
siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
o
Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

o


Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga
guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
o
Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat.
Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
o
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
o
Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
o
Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan,

teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
o
Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang
tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
o
Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
o
Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model
pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup
untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
o
o
o

Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai
bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai

oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
o
Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi
yang disampaikan.

o

Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa
percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini

akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
o
Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru
sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat
membuat siswa tidak paham atau salah paham.
o
Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,
banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang
dimaksudkan oleh guru.
o
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lainsecara sadar dan
terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi oranglain, agar yang bersangkutan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Musaheri, 2005:20).
Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang
sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didikyang
berlangsung di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat)”.
Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid
dalam proses belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangatmenarik
untuk dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada habisnya. Olehkarena itu bagi para
pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa
diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenalselama ini dalam
proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai :
a.Apa yang diajarkan;
b.Teori pengajaran yang relevan;
c.Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar yang diajarkan);
d.Karakteristik siswa.
Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaranyang dipakai seharihari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajarantentu saja berorientasi pada tujuan
pengajaran termasuk tujuan setiap materi yangakan diberikan pada siswa. Dari beberapa
model pengajaran yang baru, salah
satu bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model
Pengajaran langsung
(Direct instruction)
. Istilah lain yang sering di pergunakanialah pengajaran aktif,
Master learning dan Explicit Instruction

(Nur, 2000:3).Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstrukturdengan
baik dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Nur, 2000:4-5).
A.Defenisi Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran berasal dari kata
Model dan Pembelajaran
. ”Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan suatu kegiatan” (Nur, 1996 : 78). Hakikat pembelajaran atau hakikat mengajar
adalah membentuk siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterapilan,nilai, cara berfikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara
bagaimana belajar (Joyce dan Weil dalam Nur, 1996 : 79).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa model pembelajaran adalah kerangkak
onseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan dapat ber
fungsisebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pendidik dalammerencanakan
dan melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapatmembantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuanlangkah demi langkah adalah
model pengajaran langsung (direct intruction)
Menurut Arends (2001):”
A teaching model that is aimed at helping student learnbasic skills and knowledge that can
be taught in a step-by-step fashion. For
our purposes here, the model is labeled the direct instruction model
”. Artinya:“Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa
mempelajariketerampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demilangkah.Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model
pengajaranlangsung.Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori
belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar
bergantung pada pengalaman
termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku
dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran
merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
D.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung
Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihanyang membuat
model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibandingdengan model pembelajaran
yang lainnya. Tetapi selain mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran
juga ditemukan keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.
A.Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagaiberikut:
1.Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi danurutan informasi
yang diterima oleh siswa sehingga dapatmempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.

2.Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep danketerampilanketerampilan kepada siswa yang berprestasi rendahsekalipun.
3.Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran
dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat di
dekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimanasuatu pengetahuan dihasilkan.
4.Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melaluiceramah) dan
kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehinggamembantu siswa yang cocok belajar
dengan cara-cara ini.
5.Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untukmempertimbangkan
kesenjangan antara teori dan fakta.
6.Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas
yang kecil
7.Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
8.Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.
9.Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik
10.Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.
11.Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.
12.Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir- butir penting atau
kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
13.Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untukmengajarkan informasi
dan pengetahuan faktual dan terstruktur.
B.Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagaiberikut:
1.Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka
kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetah
uan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya,
dan pembelajaran akan terhambat.
2.Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru.Jika guru tidak
dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik
pula.
3.Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswauntuk cukup
memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
4.Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan
membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu dike
tahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawabmengenai pembelajan siswa itu
sendiri.
5.Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.Kenyataannya,
banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehinggasering melewatkan hal-hal penting yang
seharusnya diketahui.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan
polakegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.Adapun pembahasan tentang aspekaspek perencanaan model pembelajaran langsung ini meliputi:
(1) merumuskan tujuan pembelajaran;
(2)memilih materi pembelajaran;
(3) melakukan analisis tugas (task analysis);
(4)merencanakan alokasi waktu; dan
(5) merencanakan pengaturan ruang kelas.Model pengajaran langsung memiliki lima fase
yang sangat penting, yaitu
(1) Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa,
(2) MendemonstrasikanPengetahuan atau Keterampilan,
(3) Menyediakan Latihan Terbimbing,
(4)Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik,
(5) MemberikanKesempatan Latihan Mandiri.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(KOOPERATIF LEARNING)

PONDASI Teori dan Pemikiran Deutsch (1949) menyatakan bahwa ada tiga struktur tujuan
utama dalam pendidikan individualistik, kompetitif, dan kooperatif. Model seperti PSI (Bab
sangat individualistis-siswa bekerja sendiri untuk mencapai pembelajaran rives keadan dan
memiliki sedikit interaksi dengan orang lain, termasuk guru seperti Instruksi Langsung (Bab
8) sangat com karena siswa harus menegaskan diri mereka sendiri untuk mendapatkan
perhatian guru dan memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk mempelajari isi, dan
mereka kadang-kadang dinilai relatif terhadap prestasi siswa lain model Koperasi diwakili
dengan baik dalam buku ini dengan yang dijelaskan dalam bab ini, di Sport Pendidikan (Bab
11), dan di peer Teaching Bab 12). Dasar dari model ini adalah memiliki siswa belajar
dengan dan dari satu sama lain melalui hubungan saling tergantung terstruktur. Prestasi
tujuan pembelajaran akademik adalah prioritv tinggi tetapi tidak lebih penting daripada
proses pembelajaran sosial dan keterampilan. Jelas, model Cooperative Learning memiliki
berdirinya pada jenis ketiga Deutsch untuk Struktur Pembelajaran Kooperatif model desain
didasarkan pada konvergensi empat teori set utama: motivasi, kognisi, pembelajaran sosial,
dan ini agak unik, karena kebanyakan model lainnya berasal dari hanya satu atau dua teori
tentang belajar. Namun, semua empat teori memainkan peran sama dalam desain dan operasi
dari model khusus ini.
l. teori motipasi 'digunakan untuk membuat struktur yang mendapatkan tim untuk mengakui
bahwa satu-satunya cara tim dapat dicapai adalah untuk semua anggotanya untuk
berkontribusi dan mencapai. Yang meminta masing-masing siswa untuk memberikan yang
terbaik dan memulai interaksi kelompok untuk memenuhi tujuan bersama.
2. teori kongnitive digunakan untuk memberikan para siswa dengan tugas-tugas belajar
perkembangan tindakan-prtare koperasi yang memberikan tim jumlah yang tepat dari
tantangan

tujuan tim omplish. Jika tugas terlalu mudah, tim melakukan nya perlu

menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan. Jika tugas terlalu sulit, anggota
tim akan henome prustasi, yang menyebabkan perbedaan pendapat dan bahkan penarikan dari
tugas.
3. teori pembelajaran sosial ke dalam model sebanyak pembelajaran terjadi mendengarkan
dan menonton anggota tim lainnya. Proses ini membuat lalu saham yang belajar menjadi
timbal balik sebagai salah satu kemajuan siswa ng dengan orang lain, . paling sering dengan
menunjukkan dan menjelaskan kepada mereka. Guru berkontribusi pada agenda
pembelajaran sosial model ketika mereka menonton. contoh positif dan negatif dari
keterampilan sosial dan menggunakannya sebagai "momen mengajar" untuk menyorot
keterampilan interaksi yang diinginkan dan tidak diinginkan.
4. Teori Perilaku memberikan hubungan antara proses kooperatif, siswa pada keterlibatan
tugas, dan imbalan prestasi tim. Baik tugas kandang erative membuat jelas kepada siswa
keterampilan sosial (perilaku) yang dibutuhkan dalam situasi itu, Roals pembelajaran, dan
konsekuensi untuk mencapai atau gagal ing di tugas yang diberikan. Perhatikan bahwa siswa
tidak langsung diberitahu tentang bagaimana menyelesaikan tugas parameter di mana tugas
yang akan ditempuh. Alasan di balik model Cooperative Learning sangat mudah, seperti yang
dijelaskan oleh desainer utamanya, Robert Slavin (1990): (struktur Clooperative menciptakan
situasi di mana anggota-satunya cara kelompok-anggota dapat mencapai tujuan pribadi NWN
mereka adalah jika kelompok ini berhasil Oleh karena itu, untuk memenuhi tujuan pribadi
mereka, anggota kelompok harus membantu rekan-rekan kelompok mereka untuk melakukan
apa yang membantu kelompok untuk berhasil, dan mungkin lebih penting, mendorong
pasangan kelompok mereka untuk mengerahkan usaha maksimal. (pp. 13-14) pemilihan hatihati kelompok yang tinggal bersama-sama untuk jangka waktu yang lebih lama dan penataan
tugas kelompok untuk mempromosikan hasil belajar akademik dan sosial adalah perbedaan
utama antara Cooperative Learning sebagai model dan strategi hanya menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok kecil untuk belajar tugas tunggal di kelas .
Jauhkan perbedaan ini dalam pikiran saat Anda belajar lebih banyak tentang model ini dan
menggunakannya untuk mengajar pendidikan jasmani Asumsi Tentang pengajaran dan model
pembelajaran Cooperative Learning mengasumsikan prinsip-prinsip tertentu tentang
pengajaran dan pembelajaran. prinsip-prinsip ini tercantum secara terpisah di bawah ini.
Asumsi Tentang Pengajaran.

l. Peran utama guru adalah untuk melayani sebagai fasilitator pembelajaran akademik dan
sosial siswa Guru dapat mengambil peran sebagai fasilitator hanya setelah ia langsung tting,
struktur, dan parameter dari tugas-tugas kelompok. Yang menetapkan dengan instruksi
diarahkan dan kemudian menjadi odel sangat indi dimulai Recr sekali tim terlibat dalam
tugas mereka ditugaskan 3 Guru adalah orang kry untuk memantau dan mengajar siswa
proses tive reflektan untuk sosial belajar guru harus mencari keseimbangan antara sosial dan
dewa belajar akademik. Proses pembelajaran socal sama pentingnya dengan produk
akademik Asumsi leamine Tentang bekerja sama struktur Koperasi mempromosikan tingkat
yang lebih tinggi dari indiviu struktur sosial dan akademik atau kompetitif.

2. Kelompok dapat, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
3. Tim belajar bekerja terbaik ketika kelompok-kelompok yang heterogen dalam semua tor
fa kunci dan ketika kelompok yang sama dipertahankan selama beberapa periode kelas atau
seluruh unit.
4. Semua anggota kelompok memiliki sesuatu untuk coltribute untuk pencapaian tujuan
kelompok.
5. tugas Learning harus menentukan kriteria untuk akuntabilitas individu, kinerja sebuah
anggota 'harus menghitung di skor penilaian tim.
6. "kemalasan Sosial" bisa, tapi tidak secara otomatis, bagian dari proses kelompok.
Parameter harus dinyatakan untuk memastikan bahwa semua anggota tim con upeti kepada
prestasi kelompok. Kelompok siswa dapat mengorganisir diri untuk mengejar dan
menyelesaikan tugas yang diberikan
BELAJAR MENGAJAR FITUR
Keterusterangan dan inklusivitas
Profil keterus terangan untuk Cooperative Learning didasarkan pada tiga pola yang berbeda
yang terjadi selama pelajaran. Model ini sangat langsung ketika guru memutuskan apa tugas
yang diberikan akan, memilih tim, menjelaskan parameter untuk menyelesaikan tugas
(misalnya waktu yang tersedia dan sumber daya lainnya), dan menetapkan kriteria kinerja
dan keterampilan sosial perilaku, model menjadi sangat tidak langsung ketika tim terlibat

untuk menyelesaikan tugas kemudian guru belajar keterampilan sosial dengan siswa selama
kelas dan pada akhir clas ini tiga struktur utama dalam pelajaran koperasi menentukan
kelangsungan pro file untuk pembelajaran kooperatif. Exhibn 101 ates UNDI bagaimana
setiap komponen protile dapat berubah sesuai dengan struktur yang berbeda. tions Pemaparan
lebih lengkap dari komponen profil ikuti.
1. Isi seleksi. Komponen model Pembelajaran Kooperatif sangat langsung. guru menentukan
serangkaian tugas yang tim akan menuntut di unit dan berkomunikasi mereka untuk siswa, A
konten resmi daftar sulit untuk menentukan depan waktu karena guru tidak bisa sering pra
dict dibutuhkan keterampilan pembelajaran sosial di muka. kebutuhan akan menjadi jelas
sebagai tim bekerja pada tugas yang diberikan. Isi akademik juga sulit untuk daftar ke depan
karena setiap tugas kemungkinan akan cukup besar untuk dari mengandung banyak hasil di
dalamnya. Mengingat itu, daftar isi biasanya dibenci oleh serangkaian tugas pembelajaran
guru akan konsultasi bagi kelompok sebagai unit berlangsung. Proses yang hampir selalu
guru-diarahkan
2. kontrol manajerial. kontrol manajerial adalah sangat berpusat pada guru sebelum tim mulai
pertunangan mereka pada belajar tas The mengajar er memilih tim. memutuskan apa yang
sumber daya akan tersedia. menentukan jumlah waktu yang akan dialokasikan untuk setiap
tugas, dan memutuskan parameter dengan di mana tim harus mematuhi. Setelah tim mulai
mengejar tugas, kontrol thi bergeser dengan cepat kepada siswa dalam setiap kelompok
koperasi. Mereka membuat keputusan tentang bagaimana mengatur themselve. bagaimana
membagi pekerjaan yang harus dilakukan, dan bagaimana menggunakan waktu yang tersedia
dan sumber daya.
3. presentasi Tugas. Tidak ada tugas presentasi oleh guru di Cooperative Learning.
Sebaliknya, guru frame masalah dengan menjelaskan tugas yang diberikan dan tanah aturan
tim harus mengikuti dalam mengejar itu. Setelah itu, terserah kepada siswa, dalam kelompok
mereka, untuk menjelaskan satu sama lain apa yang perlu dilakukan dan derek untuk
melakukannya. Diharapkan siswa akan menggunakan peer teaching sebagai modus utama
mereka mengajar.
4. pola-pola Engagement. Ada dua pola keterlibatan utama dalam model ini. Salah satu pola
yang kuat siswa-diarahkan, terjadi di kalangan siswa di masing-masing tim. memutuskan
yang Dibutuhkan memimpin di ans diberikan waktu dan menetapkan rencana pertunangan
mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas. Pola lain adalah interaktif, sebagai guru

menggunakan pertanyaan untuk mengembangkan siswa 'keterampilan sosial terjadi masalah
dan di review. Agar efektif, pengolahan ini harus memberikan waktu siswa untuk
merefleksikan pola mereka saat ini dan untuk datang dengan solusi mereka sendiri ketika
bekerja secara kooperatif dalam kelompok.
5. Interaksi G. Instructional. Seperti dua yang keterlibatan pola yang berbeda, akan ada dua
jenis interaksi instruksional dengan Cooperative Learning. Interaksi akan ada dua jenis yang
sama dengan tems keterlibatan tepuk: hampir sama sekali siswa-diarahkan sebagai tim
bekerja pada tugas yang diberikan, dan interaktif ketika guru mencoba untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa Sementara siswa bekerja dalam tim mereka, guru
mengambil pada peran Difasilitasi tor dan narasumber utama. Guru memfasilitasi proses
kooperatif, mendapatkan tim untuk bekerja untuk kapasitas mereka sepenuhnya; guru juga
berfungsi sebagai "ahli penduduk ketika tim membutuhkan saran atau ingin seseorang untuk
mendengarkan ide-ide mereka. Para guru Pembelajaran Kooperatif paling efektif adalah
mereka yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran tanpa memberikan tim dengan banyak
informasi atau bantuan.
6. Mondar-mandir. mondar-mandir kelas diarahkan oleh guru sebagai tim makan pilih
masalah belajar ed dan dibingkai. Setelah guru telah memperkenalkan tugas produktif dan
tim tentang berapa lama mereka harus menyelesaikan tugas informasi. dalam tim mereka,
para siswa memutuskan berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan berapa lama
mereka berencana untuk menghabiskan pada setiap bagian dari tugas. guru mengintervensi
hanya jika rencana tim akan jelas tidak memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tepat
waktu.
7. tugas perkembangan. guru memutuskan kapan tugas baru akan ia ditugaskan dan berapa
lama siswa w harus bekerja di atasnya. Seperti mondar-mandir, setelah tim bekerja bersamasama,

masing-masing

tim

menentukan

langkah-langkah

yang

diperlukan

untuk

menyelesaikan tugas dan kapan harus mempertimbangkan setiap bagian dari tugas selesai.
Bersenang rencana kerja dan evaluaring secara teratur merupakan bagian penting dari
partisipasi siswa dalam Pembelajaran Kooperatif proces Model Pembelajaran Kooperatif
dirancang untuk menyertakan setiap siswa dalam proses tim. inklusi ini dicapai dalam tiga
cara. Pertama, proses seleksi tim memastikan bahwa semua tim yang heterogen, terdiri dari
siswa

dengan

beragam

kemampuan,

motivasi,

dan

kepribadian

yang

diversitv

mempromosikan tindakan antar antara semua jenis siswa. Kedua, semua anggota adalah tor

kountable membuat kontribusi untuk succ tim sehingga ada motivasi yang kuat bagi siswa
untuk mendukung, mendorong. dan mengajar setiap nther: n meer tujuan tim ini es
participatior lebih lengkap oleh semua anggota tim. cess SUC ketiga, thr Taam adalah lebih
mungkin ketika mengakui dan menggunakan berbagai bakat di antara para anggotanya,
mempromosikan apprecianon untuk ANV kontribusi yang membantu tim mencapai
tujuannya. Oleh karena itu, dalam kepentingan terbaik tim untuk menemukan wavs untuk
menyertakan, tidak mengecualikan atau mengisolasi, siswa dengan kemampuan yang unik
dan kisah
Kebutuhan IMPLEMENTASI DAN guru modifikasi
Guru Keahlian
Cooperative Learning perlu memiliki beberapa bidang keahlian tertentu untuk menggunakan
model untuk kapasitas penuh. Peserta didik. Salah satu fungsi utama ini adalah pemilihan tim
neous yang dicampur dengan beberapa cara: dengan tingkat keterampilan, pengalaman
sebelumnya,

jenis

kelamin,

berlari

etnis,

kemampuan

komunikasi,

kemampuan

kepemimpinan, dan bersedia ness untuk berkontribusi terhadap upaya tim. Akibatnya, guru
harus tahu setiap siswa pada semua dimensi-dimensi dan dapat memilih tim yang
mencerminkan keragaman dalam bakat dan tim dinamika. Meskipun tidak mungkin untuk bal
Ance semua tim di semua dimensi, tujuannya adalah untuk menyediakan semua tim dengan
kesempatan yang adil untuk berhasil di ditugaskan.
teori Learning. Model Cooperative Learning menggabungkan empat teori utama
pembelajaran: kognitif (du teanu pemecahan masalah), perilaku (dalam memenuhi kriteria
kinerja), motivasi (dalam saling mendukung antara rekan satu tim), dan sosial (belajar dengan
mengamati dan berinteraksi dengan anggota tim) Guru akan perlu mengenali mana teori yang
paling menonjol di tempat kerja dalam setiap bagian dari model dan untuk memfasilitasi
semacam itu belajar pada waktu yang tepat.
analisis tugas dan konten Analisis tugas dalam perkembangan Cooperative Learning harus
mewakili perkembangan belajar di semua tiga domain. Oleh karena itu, guru harus mampu
merencanakan progresi tidak hanya untuk kinerja keterampilan motorik dan belajar kognitif,
tetapi untuk domain social affective juga. guru perlu mempertimbangkan perkembangan dari
ple sim untuk belajar yang kompleks dalam domain afektif, seperti yang dia lakukan untuk
domain rwo lainnya. Fr cukup, guru thr harus merencanakan tugas-tugas mulai sederhana

untuk setiap tim yang memungkinkan tim untuk berkenalan, untuk berhasil, dan berlatih
bekerja sama. tugas STAD adalah permulaan yang baik dalam unit. Setelah tim bekerja
dengan baik, tugas lagi dan lebih menantang, seperti Jigsaw dan investigasi Group, dapat
diberikan.
Perkembangan yang sesuai intruksi. Ada kemungkinan bahwa tim siswa dapat siap untuk
tantangan akademik tugas yang diberikan dalam psikomotor dan domain kognitif, tetapi tidak
siap untuk jenis interaksi sosial dan koperasi diperlukan untuk membuat kerja tim sukses.
Sebagai guru menentukan analisis tugas dan perkembangan melalui tugas yang diberikan, ia
harus bertanya pada diri sendiri, "Apakah para siswa siap untuk jenis interaksi koperasi
dibutuhkan untuk bekerja sama dengan baik pada tugas-tugas ini?" Untuk merancang
Pembelajaran Kooperatif sesuai dengan tahapan perkembangan, guru harus cukup yakin
bahwa siswa dapat membuat pilihan yang baik dan menganggap jenis tanggung jawab yang
dibutuhkan untuk menjadi kontribusi anggota tim. Pertanyaan kunci lain untuk bertanya
adalah, "Apa yang akan terjadi jika tim mengalami frustrasi, konflik, dan kegagalan?"
Pengalaman-pengalaman bisa dan akan terjadi dalam menantang tugas Pembelajaran
Kooperatif, sehingga guru harus siap untuk mengubahnya menjadi positif "saat-saat
mengajar."

Penilaian. Semua tugas Pembelajaran Kooperatif ditugaskan dinilai untuk kinerja yang dan
proses tim koperasi. Kinerja bagaimana merancang secara teratur selama dan setelah tugas
yang diberikan. Guru tahu penilaian sementara selama tugas yang secara langsung
menargetkan keluar kinerja utama datang dan yang dapat diselesaikan dan mencetak gol
cepat untuk menentukan poin tim dan penilaian baru juga harus dirancang untuk akhir tugas
yang diberikan, untuk menentukan poin tim dan nilai. Meskipun kognitif gigi dan kinerja
psikomotor dinilai, model koperasi bergantung pada alternatif teknik, otentik. Guru juga
harus tahu bagaimana merancang penilaian untuk keterampilan sosial yang diamati dalam
dan di antara tim selama cooperative tugas harus menjelaskan harapannya kepada siswa
untuk interaksi tim dan memantau (menilai) interaksi tersebut selama tugas yang diberikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dan insiden penting yang dijelaskan di atas,
yang mewakili jenis sosial guru.

Membangun dan mempertahankan iklim sosial yang positif pada tim Efektivitas model
Cooperative Learning tergantung keteraturan dan kualitas interaksi siswa pada tim karena
mereka mengejar tugas yang diberikan. Ini membutuhkan keahlian guru di tiga bidang
terkait: membangun lingkungan positif mendeteksi pola efektif yang mengarah ke lingkungan
yang negatif, dan mengajar siswa bagaimana mengubah iklim negatif menjadi salah satu yang
positif. Bagian yang sulit adalah bahwa guru tidak harus mendikte siswa bagaimana mereka
harus bertindak terhadap cach lainnya sehingga siswa berperilaku baik untuk menghindari
dihukum oleh guru. Guru harus menetapkan aturan-aturan dasar dan pilih tim dengan cara
yang mengatur proses kooperatif dalam gerak-dan kemudian memungkinkan siswa untuk
menemukan bagaimana mereka dapat terbaik di tim mereka untuk memenuhi tujuan mereka.
Guru memonitor sebagai tim bekerja pada tugas-tugas, mencatat interaksi yang mengarah ke
arah iklim positif atau negatif dalam kelas. interaksi positif dicatat dan diperkuat melalui
pengakuan publik pada akhir kelas (mis. "Hari ini Honor Roll. tepuk tangan dari kelas, poin
untuk hadiah). Interaksi negatif diproses di akhir kelas melalui analisis reflektif dipimpin.
Oleh guru Tujuan pengolahan adalah untuk menemukan sumber masalah-masalah ( "Apa
yang terjadi ketika rekan mengkritik satu sama lain?") Dan untuk mendapatkan siswa untuk
mencapai solusi sendiri di tim masing-masing ( "Jika rekan setimnya mengatakan sesuatu
yang negatif kepada Anda, apa yang harus Anda lakukan? ") konten pendidikan fisik. Tidak
langsung, jenis fasilitatif instruksi yang digunakan untuk tugas-tugas Pembelajaran
Kooperatif panggilan untuk guru untuk mengetahui konten pendidikan jasmani dengan cara
yang berbeda dari jenis yang lebih langsung dari instruksi. Dalam instruksi langsung, guru
menunjukkan keahlian konten dengan teknik oper pemodelan (selama presentasi tugas) dan
upaya praktek menganalisis siswa. Dalam model Pembelajaran Kooperatif, guru
mendemonstrasikan keahlian dengan frame yang tepat, menantang, dan kreatif tugas-tugas
belajar yang ditugaskan dan dengan mengenali berbagai cara di mana tim dapat mencapai
solusi untuk masalah-masalah tertanam dalam tugas-tugas mereka. "Mengetahui barangbarang Anda" mengambil makna yang unik dalam Cooperative Learning dan model lain yang
menggunakan fasilitatif, indi rect pendekatan untuk belajar siswa.
Ekuitas di gym. Salah satu prinsip pendiri Cooperative Learning adalah untuk
mempromosikan kesempatan yang sama untuk sukses dengan semua siswa (Slavin, 1995).
Model ini mengasumsikan bahwa semua anggota tim dapat berkontribusi untuk
keberhasilannya, jika masing-masing diperbolehkan untuk membiarkan nya bakat unik
digunakan dalam usaha. keahlian guru diperlukan untuk memilih tim dan tugas desain di

mana masing-masing siswa harus bertanggung jawab dalam kerja kelompok dan pada
penilaian, baik untuk pencapaian kinerja dan pembelajaran sosial capaian ada harapan bahwa
semua anggota tim akan memberikan kontribusi jumlah yang sama dari keterampilan dan
pengetahuan, tapi ada setiap harapan bahwa semua anggota tim akan memberikan kontribusi
upaya penuh mereka untuk kesuksesan tim Key pengajaran keterampilan seorang guru perlu
mengembangkan repertoar unik keterampilan mengajar yang efektif untuk digunakan dalam
model Pembelajaran Kooperatif. Perencanaan. Banyak dari perencanaan di Cooperative
Learning terjadi di tingkat unit th, dalam menentukan tugas yang diberikan kepada tim dan
kelas.
Guru harus membuat beberapa keputusan di depan waktu untuk setiap tugas
1. Apa yang yang "masalah yang ditimbulkan dalam setiap tugas? Apa kognitif, psy dan
sosial pembelajaran tantangan akan tugas termasuk?
2. Yang Cooperative Learning strategi akan bekerja terbaik untuk tugas ini?
3, Bagaimana tim akan dipilih? faktor apa yang akan menentukan ukuran dan dia erogeneous
campuran masing-masing tim.
4. Berapa lama tim harus menyelesaikan tugas?
5.sumber apa yang akan dibuat tersedia untuk tim untuk tugas?
6. apa yang hasil kinerja atau produk akan diproduksi oleh masing-masing tim?
7.Bagaimana kinerja masing-masing tim dan pembelajaran sosial dinilai?
8. Peran apa yang akan guru bermain sebagai tim bekerja pada tugas?
Setelah semua pertanyaan-pertanyaan dijawab, guru dapat memilih tim dan menyajikan
tugas kepada mereka. Pada saat itu, perencanaan menjadi suatu proses interaksi yang sebagai
guru mencari hal-hal yang perlu disesuaikan sebagai bekerja pada tugas yang diberikan.
Ketika tugas yang diberikan akan berlangsung selama lebih dari satu periode kelas, guru
dapat merencanakan briefing singkat setiap hari untuk memberikan umpan balik siswa pada
kerja tim mereka dan untuk menilai kemajuan ke titik Waktu dan pengelolaan kelas. waktu
utama guru mengelola masalah keputusan pemerintah berapa lama untuk mengalokasikan
untuk setiap tugas yang diberikan. Beberapa tugas akan singkat, mungkin 10 sampai adalah
menit, tugas-tugas lain, seperti mereka yang menggunakan Group Investigation, dapat

berlangsung selama beberapa pelajaran, termasuk waktu di luar periode pendidikan jasmani
(melakukan penelitian perpustakaan, menggunakan laporan tertulis Internet). manajemen
kelas dalam Cooperative Learning sebagian besar tanggung tanggung siswa, setelah mereka
berada di tim dan mengerjakan tugas. Setiap tim dapat pada tugas, bagaimana kecepatan itu
sendiri, dan bagaimana memutuskan bagaimana untuk menetapkan Worl dibutuhkan
membagi waktu yang dialokasikan. guru tidak memainkan kunci, jika tidak langsung, peran
dengan memantau interaksi siswa dalam tim dan dengan menggunakan reflektif untuk
membantu tim menjadi lebih efisien efektif. Guru Belajar perlu skilied dalam mengenali
interaksi miskin dan mengetahui bagaimana untuk membantu tim menjadi lebih produktif
tanpa membuat intervensi langsung atau mengambil tindakan penghukuman presentasi Tugas
dan struktur tugas. Tidak ada presentasi tugas seperti yang digunakan di banyak model
lainnya, dimana guru menunjukkan siswa bagaimana melakukan keterampilan dengan benar.
Sebaliknya, guru memilih tim, membingkai keterampilan ded sini mencakup pemberian tugas
yang diberikan, dan mengarahkan tim untuk memulai The nee tugas, tanpa memberi mereka
tim gh informasi untuk mulai bekerja pada petunjuk enou tentang cara menyelesaikannya
strategi Task struktur di Koperasi belajar tergantung pada dalam hal ini dipilih untuk setiap
tugas yang diberikan. Semua strategi yang disajikan sebelumnya The mempromosikan jenis
tertentu interaksi dan hasil kinerja. untuk guru Cooperative Learning harus mengetahui desain
dan prosedur masing-masing strategi dan kemudian memilih strategi terbaik untuk setiap
situasi. Komunikasi. Guru Pembelajaran Kooperatif perlu memberikan informasi yang jelas
dan spesifik untuk tim ketika membingkai tugas dan menjelaskan STRATEGI yang akan
digunakan untuk itu. Ini akan sangat membantu untuk memeriksa pemahaman sering selama
penjelasannya, serta dalam beberapa menit pertama dari keterlibatan tim informasi
Instruksional. Guru Pembelajaran Kooperatif harus terampil dalam memberikan jenis
informasi instruksional: sebagai tugas yang dibingkai dan mempertanyakan selama
pemrosesan reflektif. Seperti yang baru saja disebutkan, adalah penting bahwa siswa (tim)
mendapatkan penjelasan yang jelas dan rinci dari tugas yang diberikan dan trategi yang akan
digunakan untuk itu . Mereka tugas, semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi tepat
terlibat langsung.

SISTEM INSTRUKSI PERSONAL
(PERSONAL SYSTEM INSTRUCTIONAL)
Fondasi PSI Untuk Pendidikan Jasmani
Teori dan Rasional
Ide pertama dalam mengembangkan PSI adalah dengan melakukan analisis tingkah laku.
Cabang ilmu psikologi mengungkapkan bahwa pengajaran manusia dihasilkan dari adanya
interaksi antara orang dengan lingkungannya. Konsekuensi dari perilaku tertentu, disebut
penguatan, penambahan kemungkinan perilaku yang diulangi lagi. Konsekuensi lain, disebut
hukuman, penurunan perilaku yang telah dilakukan. Ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku
manusia didasari oleh interaksi antara manusia dengan lingkungannya. B. F. Skinner telah
menggunakan berbagai teori psikologi dalam desain model pembelajaran dengan sekolah
sebagai subjek. Bentuknya berupa Mesin Pengajaran yang menghasilkan penguatan positive
kepada siswa yang membuat jawaban benar dengan menekan tombol, menyentuh layar atau
dengan menarik tuas. Dasar dari desain ini adalah untuk memudahkan guru menentukan
pertanyaan dan jawaban yang benar, tetapi harus terlebih dahulu memasukan data isi
presentasi, umpan balik dan penguatan kepada mesin sebelum digunakan.
Keller dan Sherman (1974) mengakui bahwa PSI merupakan dasar dari empat fitur yang
menyediakan jadwal penguatan bagai siswa yang tidak dimiliki oleh model lain:
1. Kemampuan untuk merancang materi pengajaran yang kreatif dan menarik
2. Biasanya, kemajuan kearah hasil pembelajaran
3. Umpan balik pengajaran dapat segera diketahui.
4. Perhatian setiap individu dari instruktur.
Asumsi Mengenai Pengajaran Dan Belajar
Asumsi mengenai pengajaran
1. Banyak fungsi pengajaran, khususnya tugas presentasi dan struktur tugas, dapat dibuat
melakui printer, visual, dan media audio (tetapi bukan guru)
2. Guru mempunyai peran utama untuk berinteraksi dengan siswa untuk belajar dan memberi
motivasi. Tidak untuk mengatur kelas. Manajemen kelas dapat dikomunikasikan kepada
siswa melalui tulisan dan dilakukan siswa dengan sedikit peran dari guru.
3. Partisipasi siswa dan belajar lebih efektif dari pada peran yang besar dari guru.
4. Keputusan perencanaan dibuat dari data hasil belajar siswa.
5. Hal tersebut tidak cuma diinginkan tetapi memungkinkan untuk membuat desain yang
berisi instruksi bagi setiap individu.
Asumsi mengenai belajar
1. Siswa dapat belajar dengan sedikit peran dari guru.
2. Materi belajar siswa disesuaikan denga kemamnpuannya

3. Siswa memiliki sikap yang berbeda terhadap isi materi pengajaran
4. Jika diberikan waktu yang cukup dan untuk mencoba maka siswa akan memperoleh hasil
yang diharapkan.
5. Siswa akan lebih termotivasi dan bertanggung jawab dalam belajar mandiri.
Tema pokok untuk PSI : Kemajuan siswa dapat dengan cepat sesuai dengan
kemampuannya atau bias lambat sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Desain dasar dari PSI adalah menyediakan bagi setiap siswa seperangkat instruksi mengenai
materi termasuk manajemen kelas, tugas presentasi, struktur tugas aktivitas belajar dengan
kriteria penampilan dan analisis kesalahan dan umpan balik. Siswa kemudian melakukan
tugas berdasarkan urutan aktivitas belajar, menyelesaikan tugas samapai selesai kemudian
berlanjut ke tugas berikutnya. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai
dengan sikapnya terhadap isi dari pelajaran. Siswa dengan kemampuan tinggi,
berpengalaman, dan memiliki sikap yang lebih baik dapat berkembang lebih cepat melalui isi
pelajaran. Dan sebaliknya siswa dengan keterampilan rendah, tidak berpengalaman, dan sikap
yang kurang akan berkembag lebih lambat dan dapat waktu tambahan sampai mereka dapat
menyelesaikan seluruh aktivitas. Oleh karena itu tema untuk PSI adalah siswa dapat
berkembag lebih cepat jika mereka mampu dan dapat berkembang lebih lambat sesuai dengan
yang mereka butuhkan. (metzler dan sebolt,1994)
Belajar Wilayah Prioritas Dan Interaksi
Domain prioritas
PSI merupakan model yang menitikberatkan pada penguasaan dan perolehan siswa. Yang
dimaksud dengan penguasaan adalah bahwa siswa harus menguasai terlebih dahulu tugas
yang diberikan kaemudian diberikan tugas berikutnya. Perolehan mengandung maksud
bahwa fokus outcome yang diharapkan melalui penampilannya, salah satu dari kognitif atau
psikomotor. Oleh karena itu prioritas pokok belajar dari PSI adalah :
Prioritas Pertama : Psikomotor
Prioritas Kedua : Kognitif
Prioritas Ketiga : Afektif
Domain interaksi
Domain interaksi untuk PSI dapat dilakukan dengan berbagai cara. Siswa harus
menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memahami tugas presentasi dan struktur tugas
yang berupa tulisan dan media visual. Mereka juga harus menggunakan kemampuannya
untuk merancang strategi penyelesaikan tugas. Bagaimanapun, pengajaran terjadi melalui
penampilan domain psikomotor. Yang mana criteria penampilan telah ditentukan. Beberapa
tugas ajar merupakan desain untuk domain kognitif seperti pemahaman kuis, test strategi,
tetapi yang paling banyak adalah criteria penampilan untuk dalam bentuk tertulis untuk
domain psikomotor. Dalam domain interaksi bukan berarti menghiraukan aspek afektif, tetapi
hal tersebut tidak dilakukan secara langsung. Siswa yang merasa mampu akan senang dan
merasa kuat bahwa dia bias berpindah ke tugas berikutnya. Pemindahan ini merupakan level
tinggi dari kemandirian dan konsep diri siswa antar outcome dalam domain afektif.
Validasi terbagi menjadi dua yaitu :
Validasi penelitian

PSI telah diterima secara luas dan sangat konsisten berdasarkan penelitian sebagai
instruksi model yang efektif. Sepuluh tahun yang lalu Lowry dan Thornburg (1988) melalui
1500 artikel penelitian yang menggambarkan bagaimana mengimplementasikan PSI dan
bagaimana efektifnya model ini untuk diterapkan dalam berbagai bidang seperti : Ilmu bumi,
matematika, menulis, fisika, kimia, kesehatan, psykologi dan masih banyak lagi.
Validitas pengetahuan keterampilan
Fakta bahwa PSI telah digunakan hampir di setiap isi materi dan digeneralisasi
sejumlah literatur tentang bagaimana mengimplement