PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMA BERBASIS S

M ATH EM ATI C, SCI EN CE, & ED UCATI ON N ATI ON AL CON FEREN CE ( M SEN Co)
Fakult as Tarbiyah dan Keguruan I AI N Raden I nt an Lam pung 2016

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMA BERBASIS STRATEGI REACT
(Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring) POKOK
BAHASAN GERAK MELINGKAR KELAS X SMA
Ardian Asyhari(1), Windarti(2), dan Widya Wati(3)
(1), (2), (3)

Pendidikan Fisika, IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung
(ardianasyhari@iainradenintan.ac.id)
ABSTRAK

Ketersediaan sumber belajar pada suatu sekolah akan memberikan kontribusi terhadap
kemajuan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah, karena pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran harus diimbangi dengan bahan ajar yang membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif,
dan menyenangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah Menghasilkan produk yaitu berupa Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak Melingkar dan mengetahui kualitas kelayakannya
berdasarkan penilaian ahli, Praktisi Pendidikan (guru fisika) SMA kelas X dan mengetahui respons
Peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah research and development berdasarkan adaptasi dari prosedur oleh

Sugiyono dan Borg and Gall. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tahapan potensi
& masalah, mengumpulkan informasi, desain produk awal, validasi desain dan revisi desain. Hasil
pengembangan bahan ajar yaitu: Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak
Melingkar untuk kelas X SMA. Validasi produk dilakukan oleh 6 dosen ahli dan 2 Praktisi Pendidikan
dan dilakukan sebanyak 2 kali. Data yang diperoleh dari validasi, kemudian dianalisis dengan teknik
perhitungan persentase setiap program dan diketahui modul fisika memiliki persentase 100% “Valid
dan layak” untuk digunakan bagi peserta didik kelas X SMA dan berdasarkan penilaian peserta didik,
kualitas modul fisika masuk dalam kategori “Valid dan layak”.
KATA KUNCI: Tahapan Pengembangan, REACT, Kualitas Produk, Respons Peserta Didik

PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
mampu bersaing di era globalisasi ini, sehingga
pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
untuk memperoleh hasil maksimal (Yudiprasetya,
2014). UU Nomor 20/2003 pasal 1 (1), pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasan belajar dan pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Usaha sadar - terencana,
suasana belajar-pembelajaran, mengembangkan potensi
diri peserta didik, merupakan tiga kunci yang mesti
dicermati secara serius.
Proses pembelajaran yang efektif dimulai dari
perencanaan yang efektif. Perencanaan tersebut
dipersiapkan oleh guru sebelum mengajar dan akan
terurai didalam perangkat pembelajaran (Fitriani, 2014).
Kegiatan
pembelajaran
merupakan
kegiatan
yang paling pokok. Ini menunjukkan bahwa
keberhasilan / pencapaian tujuan pendidikan

banyak bergantung kepada bagaimana proses
pembelajaran yang dialami peserta didik sebagai anak

didik. Pembelajaran yang efektif harus dipahami
dan diupayakan terjadi dalam setiap kegiatan
pembelajaran (Riyanto, 2014).
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran yang menentukan keberhasilan
pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran,
serta menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran,
karena itu, perencanaan bahan ajar perlu mendapat
pertimbangan secara cermat. Bahan ajar bukan sematamata berarti semua uraian yang tertera dalam buku
sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan
memiliki klasifikasi tertentu. Bahan ajar umumnya
harus terkandung pengetahuan, keterampilan, dan
afektif, antara pengetahuan dan keterampilan terdapat
perbedaan yang jelas “the information we feed the
learner”, sedangkan “the performance he achies (the
results)’’. Pengetahuan menunjukan kepada informasi
yang disimpan dalam pikiran (mind) peserta didik,
misalnya seseorang mengetahui sesuatu secara mandiri
(Hamalik, 2008). Salah satu bahan ajar yang sering
digunakan pada proses pembelajaran yaitu modul.

Modul adalah suatu paket pengajaran yang
memuat satu unit konsep kegiatan belajar yang

terencana, didesain guna membantu peserta didik
menyelesaikan tujuan-tujuannya, salah satu bentuk
media cetak yang berisi satu unit pembelajaran,
dilengkapi dengan berbagai komponen sehingga
memungkinkan peserta didik yang mempergunakannya
secara mandiri tanpa terpusat oleh guru.
Berdasarkan observasi langsung, wawancara dan
pemberian angket kepada pendidik bidang studi fisika di
SMA YPPL (Yayasan Pendidikan Pelabuhan) Panjang
Bandar Lampung, bahwa bahan ajar selama ini
digunakan masih menggunakan buku paket dan belum
pernah menggunakan modul. Bahan ajar yang
digunakan masih terfokus pada latihan-latihan soal,
penyajian materi cenderung langsung diberikan tanpa
banyak proses mencari tahu, dan materi yang disajikan
secara langsung tanpa pendahuluan yang mengantarkan
materi dengan kehidupan nyata. Sehingga bagi peserta

didik modul yang disajikan belum berinovasi. Suatu
modul pembelajaran akan lebih mempermudah proses
pembelajaran jika diimbangi dengan strategi
pembelajaran yang tepat.
Rumusan masalah penelitian adalah: (1)
Bagaimana menghasilkan produk yaitu berupa Modul
Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan
Gerak Melingkar ? (2) Bagaimana kualitas dari Modul
Fisika SMA Berbasis strategi REACT setelah
dikembangkan ? (3) Bagaimana respons peserta didik
terhadap modul yang dikembangkan ?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1)
Menghasilkan produk yaitu berupa Modul Fisika SMA
Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak
Melingkar. (2) Mengetahui kualitas dari Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT setelah dikembangkan.
(3) Mengetahui respons peserta didik terhadap modul
yang dikembangkan.
Strategi pembelajaran kontekstual haruslah

dirancang untuk merangsang 5 (lima) bentuk dasar dari
pembelajaran. Strategi React (relating, experiencing,
applying, cooperating, transferring) merupakan elemen
pembelajaran kontekstual yang memiliki lima strategi
yaitu (1) mengaitkan/menghubungkan (relating); (2)
mengalami (experiencing); (3) menerapkan (applying);
(4) strategi bekerjasama (cooperating); dan (5)
mentransfer (transferring) sehingga disingkat REACT
yang terfokus pada pembelajaran konteks (Trianto,
2010).
Srategi pembelajaran adalah cara dan seni untuk
menggunakan semua sumber belajar dalam upaya
membelajarkan peserta didik yang dikembangkan
dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk
suatu bidang pengetahuan tersendiri yang kemudian
diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran (Wena,
2009). Proses adalah bagaimana proses pembelajaran
dapat berjalan efektif. Hal ini terletak terletak pada
strategi pembelajaran yang berkaitan dengan relasi
antara pendidik dan peserta didik. Strategi pembelajaran

yang tepat menurut peneliti berdasarkan kenyataan yang

telah dipaparkan yaitu strategi REACT (relating,
experiencing, apllying, cooperating, transferring).
Strategi REACT yaitu strategi pembelajaran yang
memiliki lima tahapan yaitu relating (menghubungkan),
experiencing (mengalami), apllying (menerapkan),
cooperating
(bekerjasama),
dan
transferring
(mentransfer), melalui tahapan-tahapan ini peserta didik
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
nyata.
Penggunaan strategi REACT sebagai basis dalam
pengembangan modul untuk mendukung pembelajaran
yaitu dengan mengaitkan konteks nyata dan menggali
sejauh mana pengetahuan awal peserta didik mengenai
materi yang akan dikaji (relating). Dengan demikian,
persepsi peserta didik mengenai materi dapat diketahui

dan peserta didik dapat menyadari tentang hubungan
materi yang dikaji dengan permasalahan dalam konteks
nyata. Hal ini akan menumbuhkan motivasi peserta
didik untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan
mendapatkan konsep-konsep yang dapat digunakan
dalam menyelesaikan masalah (experiencing). Setelah
peserta didik mendapatkan konsep tersebut, peserta
didik dituntun untuk menerapkan konsep untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan
mampu menerapkannya kembali (applying). Dalam
mencari solusi, peserta didik dimungkinkan untuk
melaksanakan kerja sama dan berkomunikasi dengan
peserta didik lain dalam satu kelompok kerja
(cooperating). Terakhir, peserta didik dituntun untuk
mencoba menerapkan hasil yang telah diperoleh untuk
menyelesaikan permasalahan dalam konteks yang baru
dan melatih kemampuan berpikir peserta didik
(Transferring) (Yudiprasetya, 2014).
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan
tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri

tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul
berisi paling tidak tentang: (1) Petunjuk belajar
(petunjuk peserta didik/guru), (2) Kompetensi yang
akan dicapai, (3) Content atau isi materi informasi
pendukung, (4) Latihan-latihan, (5) Petunjuk kerja,
dapat berupa Lembar Kerja (LK), (6) Evaluasi, dan (7)
Balikan terhadap hasil evaluasi (Depdiknas, 2008).
Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang
oleh guru untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta didik tanpa bimbingan guru karena telah
disajikan secara sistematis. Kualitas modul dapat dilihat
dari beberapa aspek, diantaranya: (1) aspek kelayakan
isi, yang mencakup; kesesuaian dengan SK dan KD,
kesesuaian dengan perkembangan anak, kesesuaian
dengan kebutuhan bahan ajar, kebenaran substansi
materi pembelajaran, manfaat untuk penambahan
wawasan, kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai
sosial, (2) aspek kelayakan bahasa, yang mencakup:
keterbacaan, kejelasan informasi, kesesuaian dengan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar,

Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat), (3) aspek kelayakan penyajian, yang
mencakup: kejelasan tujuan (indikator) yang ingin
dicapai, urutan sajian, pemberian motivasi, daya tarik,

interaksi (pemberian stimulus dan respon), kelengkapan
informasi, (4) aspek kelayakan kegrafikan, yang
mencakup: penggunaan font (jenis dan ukuran), lay out
atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, dan desain
tampilan (Fitri, 2013).
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu
alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan
program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut
Cece Wijaya dapat dipandang sebagai paket program
yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna
keperluan banyak. Departemen Pendidikan Nasional
dalam buku Teknik Belajar dengan Modul,
mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan
belajar yang disajikan dalam bentuk “self-instruction”,
artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul

dapat dipelajari peserta didik secara mandiri dengan
bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.
Walaupun ada bermacam-macam batasan modul,
namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu
merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan
untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu init
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta
didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
khusus dan jelas (Daryanto, 2014).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini yaitu research and
development atau penelitian pengembangan yang
menggunakan model Borg and Gall yang diadaptasi
oleh Sugiyono, yaitu (1) Potensi Masalah, (2)
Mengumpulkan Informasi, (3) Desain Produk, (4)
Validasi Desain, (5) Perbaikan Desain, (6) Ujicoba
Produk, (7) Revisi Produk, (8) Ujicoba Pemakaian, (9)
Revisi Produk, (10) Produksi Masal (Sugiyono, 2014)
dengan membatasi Pengembangan sampai pada tahap
ke-5.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini
adalah: (1) Data kebutuhan awal penelitian diperoleh
dari observasi, wawancara dan angket kebutuhan yang
disebar peneliti di sekolah SMA YPPL Bandar
Lampung, (2) Data hasil validasi ahli berupa penilaian
terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT
pokok bahasan gerak melingkar berupa lembar validasi
yang ditujukan pada sejumlah dosen pakar untuk
melakukan validasi materi dan media (desain), (3) Data
penilaian guru mata pelajaran fisika, dan (4) Data
respons peserta didik sehingga mendapatkan kelayakan
modul fisika. Instrumen dalam penelitian ini adalah
lembar observasi, lembar wawancara, lembar angket,
lembar validasi ahli materi dan ahli media, lembar
penilaian praktisi pendidikan, dan lembar respons
peserta didik terhadap modul yang dikembangkan.
Analisis data untuk lembar validasi dosen pakar,
penilaian praktisi pendidikan, dan respons peserta didik
berbentuk skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe
ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “Ya–tidak”;

“benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”;
dan lain-lain. Penilaian yang digunakan berbentuk
ceklis dengan skala penilaian yaitu ya = 1 dan tidak = 0.
Analisis selanjutnya dilakukan seperti pada skala Likert.
(1) Teknik perhitungan PSA (persentase tiap aspek):

 



























 

100%

Teknik perhitungan PSP ( presentase setiap program)
dengan rumus:




(Bramianto, 2014).













100%

Hasil dari skor penilaian menggunakan Skala
Guttman kemudian dikonversikan ke pernyataan
penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat
kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan
pendapat pengguna.
Tabel 1. Kriteria Kevalidan Nilai Rata-rata Hasil
Validasi
No. Presentase
Kriteria Valid
(%)
76 – 100
Valid (tidak perlu revisi)
1.
56 – 75
Cukup valid (tidak perlu revisi)
2.
40 – 55
Kurang valid ( revisi sebagian)
3.
0 – 39
Tidak valid (revisi total)
4.
Berdasarkan tabel diatas, maka produk
pengembangan berakhir saat skor penilaian terhadap
Modul Fisika SMA telah memenuhi syarat kelayakan
dengan tingkat kesesuaian materi, kelayakan media, dan
kualitas teknis pada Modul Fisika SMA berbasis strategi
REACT pokok bahasan gerak melingkar dapat
dikategorikan valid.
HASIL PENELITIAN
Hasil utama dari penelitian pengembangan ini
adalah modul fisika SMA berbasis strategi REACT
pokok
bahasan
gerak
melingkar.
Penelitian
pengembangan ini dilakukan dengan mengadaptasi
metode Borg and Gall yang dilakukan dari tahap 1
hingga tahap 5. Hasil penilaian diperoleh dari penilaian
para ahli (validator) yaitu meliputi ahli materi, ahli
media & desain, dan praktisi pendidikan (guru mata
pelajaran fisika). Dosen-dosen yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan termasuk pada praktisi
pendidikan (guru mata pelajaran fisika).
Tanggapan atau respon dilakukan terhadap peserta
didik SMA YPPL Panjang Bandar Lampung kelas X,
dengan memberikan lembar tanggapan/respon terhadap
kelayakan Modul Fisika SMA berbasis strategi REACT.

Berikut hasil penilaian (validasi) dan penelitian
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Hasil Tahap Potensi dan Masalah
Tahapan dari studi pendahuluan yaitu meliputi:
observasi, wawancara dan pemberian angket. Hasil dari
analisis tahapan ini sehingga dapat dijadikan salah satu
referensi dalam pengembangan bahan ajar.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil pada tahap ini,
memungkinkan dipilih sebagai acuan pengembangan
bahan ajar yang spesifik yaitu pengembangan modul
fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan
gerak melingkar kelas X.
a. Observasi
Data dari hasil observasi yaitu: 1) Keberadaan
Bahan ajar menggunakan Buku pelajaran Fisika berupa
buku paket; 2) Pembelajaran di kelas belum pernah ada
pengantar materi sebelum memasuki materi; 3)
Keterkaitan antara materi dengan kehidupan sehari-hari
belum ada; 4) Soal latihan (lebih dominan); 5) Materi
fisika untuk mendorong peserta didik untuk aktif masih
kurang.
b. Wawancara
Data dari hasil wawancara diperoleh sebagai
berikut:1) Sekolah menggunakan buku paket dan belum
pernah menggunakan modul; 2) Sumber belajar yang
menjadi panduan bagi guru agar dapat mengaitkan
hubungan antara materi dengan kehidupan nyata masih
sedikit; 3) Belum ada bahan ajar atau modul fisika
berbasis strategi REACT.
c. Angket
Data dari hasil angket yang diperoleh sebagai
berikut: 1) Materi fisika masih belum menghubungkan
kehidupan sehari-hari; 2) Mengembangkan modul
dengan mengaitkan contoh nyata sangat diharapkan.
2. Hasil Mengumpulkan Informasi
Setelah hasil analisis dari tahapan potensi dan
masalah yang meliputi: observasi, wawancara dan
pemberian angket, kemudian disesuaikan dengan
mengumpulkan sumber referensi yang menunjang
pengembangan modul berbasis strategi REACT sebagai
penunjang pembelajaran fisika dengan materi gerak
melingkar pada tingkat SMA. Sumber referensi untuk
mengembangkan modul didapat dari sumber yang
relevan yaitu Jurnal penelitian, menggunakan buku
panduan dan internet. Hasil pengumpulan berbagai
informasi yaitu antara lain:
a. Jurnal penelitian.
- Informasi mengenai pengembangan produk
mengenai desain dan layout pada desain awal.
- Tahapan-tahapan dalam pengembangan modul.
b. Buku panduan pengembangan bahan ajar
(Departemen Pendidikan Nasional).
- Petunjuk dalam pengembangan modul.
- Komponen-komponen dalam modul
c. Internet.
- Materi fisika
- Fenomena-fenomena
dan
aplikasi
yang
berhubungan dengan materi untuk menujang
pengembangan modul.

3.

Hasil Desain Produk awal
Setelah memperoleh informasi melalui tahapan
studi pendahuluan yang meliputi: observasi, wawancara
dan angket, dan mengumpulkan informasi melalui
jurnal penelitian, buku panduan dan internet, maka
menentukan spesifikasi produk yang dikembangkan
yaitu materi yang digunakan, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan percobaan
atau pratikum, latihan soal, uji kompetensi, dan strategi
pembelajaran yang digunakan pada modul.
Informasi-informasi pendukung yang digunakan
untuk mengembangkan modul fisika SMA berbasis
strategi REACT adalah materi fisika yang disesuaikan
dengan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) materi
gerak melingkar, strategi pembelajaran REACT, artikel
mengenai fenomena-fenomena nyata mengenai materi
gerak melingkar dan bentuk-bentuk penugasan.
Pengembangan modul ini dikembangkan dengan
menggunakan model Borg and Gall, adapun
perencanaan pengembangan modul fisika SMA berbasis
strategi REACT yang dikembangkan sebagai berikut:
a. Rancangan modul fisika SMA berbasis strategi
REACT pokok bahasan gerak melingkar kelas
X
1) Judul modul.
2) Indikator pencapaian kompetensi.
3) Pengantar materi.
4) Materi yang berisi penjelasan mengenai
gerak melingkar.
5) Basis strategi pembelajaran REACT.
6) Soal-soal, latihan, atau tugas.
7) Evaluasi.
b. Penyusunan Modul Fisika SMA berbasis
strategi REACT pokok bahasan gerak
melingkar untuk kelas X.
1) Bahan pembuatan modul.
2) Halaman sampul.
3) Halaman francis.
4) Glosarium.
5) Bab I Pendahuluan
a) Peta konsep.
b) Pengantar materi.
c) SK dan KD.
6) Materi gerak melingkar.
7) Rangkuman.
4.

Hasil Validasi Produk Awal (Tahap 1)
Sebelum melakukan validasi dan memberikan
lembar validasi kepada dosen ahli, terlebih dahulu
dilakukan validasi instrumen penilaian ahli materi,
media (desain), dan guru terhadap dosen, dan
pembuatan instrumen merujuk kepada instrumen
penilaian dari BSNP. Tabel 4.1 menyajikan hasil
validasi tahap 1 yang diberikan oleh masing-masing
validator yang diperoleh dari 6 dosen ahli, yang mana 3
dosen ahli menilai materi fisika dan 3 dosen menilai
media (tampilan atau desain) dari modul fisika termasuk
penilaian dari praktisi pendidikan. Tahap ini dilakukan
sebanyak 2 kali, hingga memperoleh kevalidan dan

kelayakan dari modul fisika SMA berbasis strategi
REACT kelas X .
a. Hasil Validasi Ahli Materi
Data hasil validasi tahap 1 terhadap materi gerak
melingkar diperoleh dari 3 dosen dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil Validasi Materi Tahap 1 Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak
melingkar Kelas X SMA
Aspek
PSA
Kategori
Penilaian
(%)
Valid (tidak perlu
Aspek
88
revisi)
kelayakan isi
Aspek
Valid (tidak perlu
100
kelayakan
revisi)
penyajian
Valid (tidak perlu
Aspek penilaian
100
revisi)
REACT
PSP

288



96 %

Valid (tidak perlu
revisi)

Berdasarkan validasi tahap 1 pada tabel 4.1
diperoleh hasil penilaian dari 3 dosen yang menilai
materi pada modul fisika SMA berbasis strategi
REACT. Penilaian materi meliputi: aspek kelayakan isi,
aspek penyajian, dan aspek penilaian REACT. Dari
hasil validasi instrumen penilaian ahli materi untuk
aspek kelayakan isi sebesar 88% dalam kategori valid
(tidak perlu revisi), sementara untuk aspek kelayakan
penyajian sebesar 100% dalam kategori valid (tidak
perlu revisi), dan penilaian untuk aspek penilaian
REACT sebesar 100% dalam kategori valid (tidak perlu
revisi). Berdasarkan total hasil validasi 1 untuk materi
sebesar 96% yang diinterpretasikan sesuai dengan tabel
4.1, maka dapat disimpulkan bahwa produk yang
dikembangkan layak digunakan dengan catatan
dilakukan revisi terhadap modul yang dikembangkan
dan kembali lagi ke validator.
b. Hasil Validasi Media.
Data hasil validasi tahap 1 terhadap media (desain)
modul fisika SMA berbasis strategi REACT diperoleh
dari 3 validator dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Validasi Media Tahap 1 Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak
melingkar Kelas X SMA
PSA
Kategori
Aspek Penilaian
(%)
Cukup Valid (tidak
Aspek kelayakan
75
perlu revisi)
kegrafikan
Cukup Valid (tidak
Aspek kelayakan
73
perlu revisi)
bahasa


147

PSP

74%

Cukup Valid (tidak
perlu revisi)

Berdasarkan validasi tahap 1 pada tabel 4.2
diperoleh hasil penilaian dari 3 validator yang menilai
media (desain) pada modul fisika SMA berbasis strategi
REACT. Penilaian media (desain) meliputi: aspek
kelayakan kegrafikan dan aspek kelayakan bahasa. Dari
hasil validasi instrumen penilaian ahli media untuk
aspek kelayakan kegrafikan sebesar 75% dalam kategori
cukup valid (tidak perlu revisi), sementara untuk aspek
kelayakan bahasa sebesar 73% dalam kategori cukup
valid (tidak perlu revisi). Berdasarkan hasil total validasi
1 untuk media sebesar 74% yang diinterpretasikan
sesuai dengan tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa
produk yang dikembangkan layak digunakan dengan
catatan dilakukan revisi terhadap modul yang
dikembangkan dan kembali lagi ke validator.
c.

Hasil Penilaian Praktisi Pendidikan (guru mata
pelajaran fisika).
Data hasil penilaian tahap 1 terhadap modul fisika
SMA berbasis strategi REACT diperoleh dari 2 guru
mata pelajaran fisika dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Penilaian Guru Fisika Tahap 1 Modul
Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan
gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek
PSA
Kategori
Penilaian
(%)
Kesesuaian
83
Valid (tidak perlu revisi)
materi dengan
SK dan KD
Strategi
90
Valid (tidak perlu revisi)
REACT
Cukup Valid (tidak perlu
75
Tampilan
revisi)
80
Valid (tidak perlu revisi)
Respon guru
147
PSP

74%

Cukup Valid (tidak perlu
revisi)

Berdasarkan penilaian guru mata pelajaran fisika
tahap 1 pada tabel 4.3 diperoleh hasil penilaian dari 2
guru mata pelajaran fisika. Penilaian terhadap modul
fisika SMA berbasis strategi REACT meliputi aspek
penilaian: kesesuaian materi dengan SK dan KD,
strategi REACT, tampilan dan respon. Dari hasil
penilaian guru mata pelajaran fisika untuk aspek
kesesuaian materi dengan SK dan KD sebesar 83%
dalam kategori valid (tidak perlu revisi), sementara
untuk penilaian strategi REACT sebesar 90% dalam
kategori valid (tidak perlu revisi), penilaian tampilan
sebesar 75% dalam kategori Cukup Valid (tidak perlu
revisi) dan respon terhadap modul fisika SMA berbasis
strategi REACT ini sebesar 80%.

Berdasarkan hasil total penilaian guru mata
pelajaran fisika tahap 1 untuk sebesar 74% yang
diinterpretasikan sesuai dengan tabel 4.3, maka dapat
disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan layak
digunakan dengan catatan dilakukan revisi terhadap
modul yang dikembangkan dan kembali lagi ke guru
mata pelajaran fisika.
5. Hasil Revisi 1
Setelah dilakukan validasi pada tahap 1,
didapatkan data yang menunjukkan tingkat validitas
kelayakan modul. Saran yang terdapat pada instrumen
digunakan untuk bahan pertimbangan perbaikan modul
lebih lanjut lagi. Berdasarkan saran dari validasi
terhadap vaidator-validator ahli, maka modul fisika
SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak
melingkar kelas X mengalami revisi. Saran dan
perbaikan dan hasil revisi modul dari para ahli dan
praktisi pendidikan sebagai berikut:
a. Revisi Ahli Materi Tahap 1
Adapun saran dan masukan dari ahli materi yaitu
sebagai berikut:

3.

Gambar pada kolom
pengantar
materi
pilih gambar yang
berevolusi baik.

Mengubah
gambar
menjadi lebih baik.

4.

Tampilan
tujuan
pembelajaran pada
kolom ECA agar
dipindah
pada
petunjuk penggunaan
modul.

Tampilan
tujuan
pembelajaran
pada
dipindah ke kolom
Petunjuk Penggunaan
modul.

5.

Terdapat perbedaan
jenis tulisan
Tampilan glosarium
terdapat fitur yang
tidak
ada
hubungannya.
Penggunaan warna
pada tiap kolom agar
konsisten
Tampilan
pada
persamaan
agar
diberi warna akan
lebih menarik
Dalam
kolom
pengantar
materi
dikaitkan dalam ayat
alquran

Konsisten penggunaan
jenis tulisan
Fitur yang terdapat
pada glosrium agar
dihapus

6.

7.
8.

Tabel 5. Revisi Ahli Materi terhadap Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak
melingkar Kelas X SMA
No.
Komentar/ saran
Tindak lanjut

9.

1

Terdapat
penulisan Menambahkan
rumus yang tidak ada keterangan pada
keterangan
rumus
Penyajian
Penyajian
2
menghubungkan materi menambahkan
dengan contoh nyata informasi
dalam kehidupan sehari- mengenai contoh
hari
masih
kurang nyata
dalam. Terdapat pada
kolom relating
Terdapat
sketsa Mengganti sketsa
3
percepatan sentripetal, yang
sesuai
sentrifugal
masih bahasan materi
menggunakan gambar
yang sama
b. Revisi oleh Ahli Media (Desain).
Adapun saran dan masukan dari ahli media
(desain) yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Revisi Ahli Media terhadap Modul Fisika SMA
Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak
melingkar Kelas X SMA
No
Komentar/ saran
Tindak lanjut
Tampilan
gambar Mengganti
gambar
1.
pada cover terlalu dengan resolusi yang
pecah
baik.
2.

Tampilan warna pada
cover tidak menarik

Mengganti tampilan
warna yang lebih soft
dan menarik.

.

Kekonsistenan
warna

pada

Penggunaan
persamaan.

pada

Menambahkan
ayat
alquran dalam kolom
pengantar materi

c.

Penilaian Praktisi Pendidikan terhadap modul.
Penilaian praktisi Pendidikan terhadap modul
fisika SMA berbasis strategi REACT yang dilakukan
oleh 2 orang guru mata pelajaran fisika untuk menilai
kelayakan. Adapun komentar dan saran serta
tindaklanjutnya adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Revisi Guru Mata Pelajaran Fisika terhadap
Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok
Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
No.
Komentar/ saran
Tindak lanjut
1

Materi sudah sesuai
dengan SK dan KD
Setiap akhir materi
2
terdapat kegiatan yang
dapat
mendorong
peserta didik untuk
aktif dan berfikir
3. Layak untuk diterapkan
disekolah
6.

-

-

Hasil Validasi Produk Tahap 2
a. Validasi Ahli Materi
Validasi materi dilakukan oleh 3 validator untuk
menilai kelayakan materi gerak melingkar. Setelah
produk mengalami revisi berdasarkan saran atau
masukan dari para validator, maka dilakukan validasi
tahap kedua. Adapun umpan balik mengenai revisi yang

telah dilakukan yaitu produk sudah mengalami
perbaikan dan layak digunakan sehingga validasi
produk kepada ahli materi cukup sampai di tahap kedua.
Adapun data validasi tahap ke dua yang dilakukan
terhadap materi gerak melingkar berbasis strategi
REACT adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Validasi Materi Tahap 2 Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak
melingkar Kelas X SMA
Aspek
PSA
Kategori
Penilaian
(%)
Valid (tidak perlu
Aspek
100
revisi)
kelayakan isi
Aspek
Valid (tidak perlu
100
kelayakan
revisi)
penyajian
Valid (tidak perlu
Aspek penilaian
100
revisi)
REACT
PSP



300
100 %

Valid (tidak perlu
revisi)

Setelah melakukan revisi sesuai saran dan
masukan dari validator materi, maka dapat terlihat
adanya peningkatan seperti pada aspek kelayakan isi
sebesar 100% dalam kategori “valid” (tidak perlu
revisi), untuk aspek kelayakan penyajian dan aspek
penilaian REACT tetap pada skor yang sama yaitu
sebesar 100% dalam kategori “valid” (tidak perlu
revisi). Kategori yang didapatkan dari penilaian
validator untuk materi di dalam modul fisika berbasis
strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar X
SMA tetap berada pada kategori “Layak”.
b. Validasi Ahli Media (Desain).
Validasi media dilakukan oleh 3 validator untuk
menilai kelayakan media gerak melingkar. Setelah
produk mengalami revisi berdasarkan saran atau
masukan dari para validator, maka dilakukan validasi
tahap kedua. Adapun umpan balik mengenai revisi yang
telah dilakukan yaitu produk sudah mengalami
perbaikan dan layak digunakan sehingga validasi
produk kepada ahli media (desain) cukup sampai di
tahap kedua. Adapun data validasi tahap ke dua yang
dilakukan terhadap media (desain) gerak melingkar
berbasis strategi REACT adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Validasi Media Tahap 2 Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak
melingkar Kelas X SMA
PSA
Kategori
Aspek Penilaian
(%)
Valid (tidak perlu
Aspek kelayakan
100
revisi)
kegrafikan
Valid (tidak perlu
Aspek kelayakan
100
revisi)
bahasa

200
PSP

100%

Valid (tidak perlu
revisi)

Setelah melakukan revisi sesuai saran dan
masukan dari validator media, maka dapat terlihat
adanya peningkatan seperti pada aspek kelayakan
kegrafikan sebesar 100% dalam kategori “valid’’ (tidak
perlu revisi) dan untuk aspek kelayakan bahasa yaitu
sebesar 100% dalam kategori “valid’’ (tidak perlu
revisi). Kategori yang didapatkan dari penilaian
validator untuk media di dalam modul fisika berbasis
strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar X
SMA tetap berada pada kategori “Layak”.
c. Penilaian Praktisi Pendidikan terhadap modul.
Setelah produk mengalami revisi berdasarkan
saran atau masukan dari guru mata pelajaran fisika,
maka dilakukan validasi tahap kedua. Adapun umpan
balik mengenai revisi yang telah dilakukan yaitu produk
sudah mengalami perbaikan dan layak digunakan
sehingga validasi produk kepada guru mata pelajaran
fisika cukup sampai di tahap kedua. Adapun data
penilaian tahap ke dua yang dilakukan terhadap modul
fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan
gerak melingkar adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Penilaian Guru Mata Pelajaran Fisika
Tahap 2 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT
Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek
PSA
Kategori
Penilaian
(%)
Kesesuaian
100
Valid (tidak perlu revisi)
materi dengan
SK dan KD
Strategi
100
Valid (tidak perlu revisi)
REACT
100
Valid (tidak perlu revisi)
Tampilan
Respon guru

100

Valid (tidak perlu revisi)

400
PSP

100%

Valid (tidak perlu revisi)

Pada tahap 2 untuk penilaian guru mata pelajaran
fisika terhadap modul fisika SMA berbasis strategi
REACT mendapatkan peningkatan dalam presentase
untuk semua aspek penilaian yaitu sebesar 100%. Hasil
validasi tahap ke dua mengalami peningkatan.
d. Tanggapan/respon peserta didik terhadap modul
fisika SMA berbasis strategi REACT pokok gerak
melingkar.
Setelah melakukan validasi oleh dosen-dosen ahli
materi dan media hingga tahap ke 2 termasuk penilaian
dari
praktisi
pendidikan,
maka
diperlukan
tanggapan/respon peserta didik terhadap modul fisika
SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak
melingkar kelas X. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan untuk mengetahui respon dari peserta didik
terhadap kelayakan dan tampilan modul adalah angket
dengan menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari
18 pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu Ya – Tidak.
Angket diberikan kepada 15 peserta didik yaitu kelas X.
Terdapat sejumlah masukan dari peserta didik mengenai
aspek kemenarikan modul.
100%
95%

95%
90%

90%
85%

82%

80%
75%

Materi
Bahasa
Respon Peserta didik

ketertarikan

Gambar 1. Respon peserta didik terhadap modul fisika
SMA
Adapun tanggapan/respon peserta didik sebagai
berikut:
1) Memudahkan dalam memahami pelajaran
khususnya materi gerak melingkar.
2) Pengguanaan bahasa mudah dipahami.
3) Mendorong peserta didik untuk dapat
merangkum/meringkas materi.
4) Dapat membangun kerjasama antar peserta
didik dalam melakukan kegiatan pratikum
khususnya.
5) Tampilan modul menarik.
7. Revisi tahap 2
Hasil dari revisi tahap 2 tidak ada masukan dan
saran yang perlu ditindak lanjuti dikarenakan sudah
sesuai saran dan masukan para vaidator.
PEMBAHASAN
1. Pembahasan Hasil Tahap Potensi dan Masalah
Tahap awal ini yang meliputi observasi,
wawancara dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber yang relevan yaitu: jurnal penelitian, buku
panduan dan internet. Dapat dianalisis bahwa kegiatan
apersepsi tidak dilakukan (Wibowo, 2014).
Sumber belajar yang menjadi panduan guru agar
dapat mengaitkan hubungan materi dengan kehidupan
nyata masih sedikit, hal ini dapat menyulitkan peserta
didik untuk memahami mata pelajaran fisika, menurut
Fitri (2015), menghubungkan terlebih dahulu dengan
bahan pelajarannya yang telah dikuasai oleh muridmurid berupa pengetahuan yang telah diketahui dari
pelajaran yang lalu atau dari pengalaman, hal ini yang
dimaksud adalah dengan masih minimnya sumber
belajar yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
akan menyulitkan pemahaman akan materi fisika,

pemasalahan ini telah dijelaskan oleh peneliti
sebelumnya yaitu; mengatakan bahwa tanpa adanya
sumber referensi yang mengaitkan antara materi dengan
kehidupan nyata akan mempersulit pemahaman.
Salah satu upaya pemahaman mengenali materi
dengan contoh nyata adalah melalui tahapan
pembelajaran yang terdapat pada suatu strategi
pembelajaran seperti yang dimuat dalam modul fisika
SMA berbasis strategi REACT pada pokok bahasan
gerak melingkar kelas X, melalui fakta yang ditemukan
dilapangan dan berdasarkan peneliti sebelumnya maka
menjadi acuan untuk mengembangkan bahan ajar yang
dapat memecahkan permasalahan diatas yaitu dengan
mengembangkan modul fisika SMA berbasis strategi
REACT.
2. Pembahasan Mengumpulkan Informasi
Melalui jurnal penelitian pengembangan bahan
ajar berbasis strategi REACT terdapat informasi
mengenai langkah-langkah dan tahapan pengembangan
sehingga memudahkan dalam mengembangkan produk.
Hasil informasi yang didapat dari jurnal penelitian
dipiih
karena
ingin
melanjutkan
penelitian
pengembangan modul yang sudah ada. Melalui buku
panduan pengembangan bahan ajar dari Departemen
Pendidikan Nasional bahwa terdapat informasi
mengenai komponen-komponen utama dalam bahan
ajar khususnya modul, hal ini dipilih karena terdapat
komponen-komponen utama dalam mengembangkan
modul dan cocok untuk strategi REACT.
Pengembangan ini tidak terlepas dari internet
yang merupakan salah satu sumber informasi, karena
melalui internet memuat informasi yang tidak terdapat
pada jurnal penelitian maupun buku panduan. Salah satu
informasi dari internet adalah mengenai strategi
pembelajaran REACT, maupun mengenai materi yang
akan dikembangkan.
3. Pembahasan Hasil Desain Produk Awal
Setelah memperoleh informasi melalui tahapan
studi pendahuluan yang meliputi: observasi, wawancara
dan angket, dan mengupulkan informasi melalui jurnal
penelitian, buku panduan dan internet, maka selanjutnya
mendesain produk awal yang akan dikembangkan,
spesifikasi produk yang pertama adalah terkait dengan
sasaran peserta didik dari modul yang dikembangkan,
yaitu bagi peserta didik SMA kelas X. Sebagaimana
yang telah dijelaskan menurut PP No.19/2005, buku
teks yang baik memiliki empat komponen yaitu
komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan
kegrafikaan,
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
menentukan spesifikasi produk yang dikembangkan
yaitu materi yang digunakan, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan percobaan
atau pratikum, latihan soal, uji kompetensi, dan strategi
pembelajaran yang digunakan pada modul. Informasiinformasi pendukung yang digunakan untuk
mengembangkan modul fisika SMA berbasis strategi
REACT adalah materi fisika yang disesuaikan dengan
Rencana Proses Pembelajaran (RPP) materi gerak

melingkar, strategi pembelajaran REACT, artikel
mengenai fenomena-fenomena nyata mengenai materi
gerak melingkar dan bentuk-bentuk penugasan.
Pengembangan modul ini dikembangkan dengan
menggunakan model Borg and Gall, komponenkomponen yang terdapat pada desain produk awal ini
dipilih karena telah melalui validasi namun terdapat
perbedaan dari peneliti sebelumya. Komponenkomponen yang terdapat pada modul fisika SMA
berbasis strategi REACT pada pokok bahasan gerak
melingkar memiliki beberapa item setiap materi (judul
besar) yang menjadikan salah satu dari tahapan dari
strategi REACT ini. Modul sebagai sumber belajar
menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar
mengajar menjadi agar lebih bermakna dan peserta didik
tidak hanya memahami materi pelajaran secara umum
melainkan dapat memahami secara nyata.
4. Pembahasan Hasil Validasi Produk Awal
Aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian para
validator pada modul adalah penilaian materi gerak
melingkar, media (desain atau tampilan) dari modul
fisika dan Praktisi Pendidikan. Berikut hasil validasi
dari beberapa pakar dibidangnya:
a. Validasi Ahli Materi
Tahap awal untuk penilaian materi terhadap modul
fisika terdapat persentase aspek kelayakan isi sebesar
88%, menurut Sadiman (2008) dalam penyajian gambar
harus mudah dipahami dan merangsang pemahaman
akan materi, hal ini dimaksudkan bahwa dalam
penyajian relating antara materi dengan contoh nyata
masih kurang dalam sehingga peserta didik kurang
memahami dan untuk gambar terdapat penggunaan yang
berulang-ulang, nantinya peserta didik berpendapat
tidak ada perbedaan antara gambar satu dengan yang
lain.
b. Validasi Ahli Media
Penilaian media (desain) terhadap modul fisika
SMA terdapat persentase untuk aspek kelayakan
kegrafikan sebesar 75% dan aspek kelayakan bahasa
sebesar 73%, menurut pakar media, Prawiradilaga
(2015) “bahwa penyajian gambar, bagan, denah,
maupun warna yang terdapat pada komponen modul
harus dapat menjelaskan rincian atau penegasan pada
materi, begitu pula pada penyajian gambar dapat
menjelaskan dan menggambarkan hubungan konsepkonsep yang saling terintegrasi”. Hal ini trlihat pada
aspek kelayakan kegrafikan terdapat beberapa
kekurangan yaitu: tampilan gambar yang terdapat pada
cover terlalu pecah dan tidak menarik, hal ini
mempengaruhi ketertarikan akan modul, penyajian pada
persamaan tidak menarik dan tidak berwarna, agar
diberi warna dan terlihat menarik. Kelayakan bahasa
terdapat kekurangan yaitu: tampilan penempatan tujuan
pembelajaran pada kolom ECA (Experienc,
Cooperating and Applying) tidak tepat, sehingga
penyampaian pemahaman terhadap pesan atau
informasi tidak tepat, kemampuan mendorong peserta
didik untuk berpikir kritis tidak ada, tidak konsisten
dalam penggunaan simbol atau ikon, tulisan pada cover

tidak jelas, identitas cover tidak ada, pada bagian
glosarium terdapat fitur yang seharusnya tidak ada,
terdapat persamaan tanpa keterangan sehingga
menyulitkan peserta didik maka harus dilengkapi, setiap
keterangan pada gambar harus disertakan sumber dan
identitas.
c. Penilaian Praktisi Pendidikan (Guru mata
pelajaran fisika)
Penilaian guru tehadap modul fisika SMA berbasis
satrategi REACT yaitu meliputi: aspek penilaian
kesesuaian materi dengan SK dan KD, strategi REACT,
tampilan dan respon. Hasil penilaian tahap 1 untuk
aspek penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD
83%, dikarenakan untuk kedalaman materi masih
minim, penilaian strategi REACT 90%, masih terdapat
kekurangan yaitu: penyajian pada tahap transferring
untuk peserta didik masih kurang, penilaian tampilan
75%, dikarenakan terdapat warna pada desain tidak satu
kesatuan, respon 80%, pertanyaan-pertanyaan pada
modul harus mendorong peserta didik untuk berpikir
kritis itu masih kurang, dan belum dapat dikatakan
belajar mandiri. Menurut praktisi pendidikan “bahwa
kedalaman materi amat penting sehingga tidak terjadi
kekurangan dan kesalahan materi, ketika peserta didik
mengerjakan permasalahan seperti soal-soal dapat
menyelesaikannya yang terdapat pada tahap
transferring, begitu pula dalam penyajian warna akan
mempengaruhi karena sebelum menggunakannya
biasanya peserta didik akan tertarik dengan melihat
warna desain”.
5. Pembahasan Hasil Revisi
a. Hasil Revisi Ahli Materi
102%
100%
98%
96%
94%
92%
90%
88%
86%
84%
82%

100%

100% 100%

100% 100%

88%

Aspek Kelayakan Aspek Kelayakan
Isi
Penyajian
Validasi 1

Aspek Penilaian
REACT

Validasi 2

Gambar 2. Perbandingan Hasil Ahli Materi
Validasi 1dan 2
Hasil dari validasi untuk materi khususnya pada
aspek kelayakan isi sebesar 88% ditahap awal,
kemudian pada tahap kedua mengalami peningkatan
yaitu sebesar 100%. Peningkatan persentase ini
disebabkan oleh revisi pada aspek kelayakan isi, seperti
dengan menambahkan penyajian relating dalam bentuk
yang lebih sederhana namun dapat dipahami oleh
peserta didik dan dapat menyimpulkan secara mandiri,
begitu pula dengan penyajian gambar yang diberikan

dengan perbedaan gambar satu dengan yang lain tanpa
mengurangi makna pada materi. Setelah melakukan
revisi tahap 1 sesuai saran validator, maka kembali
melakukan validasi tahap 2. Setelah melakukan validasi
tahap kedua berdasarkan saran validator, maka produk
yang dikembangkan dinyatakan “valid” dan masuk ke
dalam kategori “layak”.
b.

Hasil Revisi Ahli Media

100%
83%

100%

100%
75%

100%

100%
90%

100%
75%

80%

100%
80%

60%
73%

40%

60%

20%

40%

0%

20%
0%

120%
100%

120%

80%

yang dikembangkan dinyatakan “valid” dan masuk ke
dalam kategori “layak”.
c. Hasil Revisi Penilaian Praktisi Pendidikan (Guru
mata pelajaran fisika)

Aspek Kelayakan
Kegrafikan
Validasi 1

Aspek Kelayakan
Bahasa
Validasi 2

Gambar 3. Perbandingan Hasil Validasi Media tahap 1
dan 2.
Hasil dari validasi tahap awal untuk media pada
aspek kelayakan kegrafikan sebesar 75%, kemudian
pada tahap kedua mengalami peningkatan yaitu sebesar
100%. Peningkatan persentase ini, hal yang dilakukan
ialah mengubah tampilan gambar, warna pada desain
cover, dan pada penyajian persamaan-persamaan
(rumus). Warna pada tampilan akan mempengaruhi
ketertarikan peserta didik untuk menggunakan produk
khususnya modul, begitu pula dengan penggunaan tata
bahasa dalam penyampaian pemahaman terhadap pesan
atau informasi (Sadiman, 2008).
Aspek kelayakan bahasa sebesar 73% pada tahap
awal, setelah melakukan revisi mengalami peningkatan
persentase sebesar 100%, hal yang dilakukan untuk
peningkatan ini yaitu: merevisi penyajian (penggunaan)
bahasa dalam setiap materi maupun bahasan,
penempatan pada tujuan pembelajaran diubah dan
dipindah pada kolom penggunaan modul, penggunaan
simbol atau ikon pada setiap persamaan konsisten
sehingga tidak dapat menyulitkan peserta didik, fitur
yang terdapat pada glosarium dihilangkan karena tidak
memiliki makna, setiap gambar diberi sumber referensi
dan pemberian identitas pada cover. Setelah melakukan
revisi tahap 1 sesuai saran validator, maka kembali
melakukan validasi tahap 2. Setelah melakukan validasi
tahap kedua berdasarkan saran validator, maka produk

Kesesuaian
Materi
dengan SK
dan KD

Strategi
REACT

Validasi 1

Tampilan

Respon
Guru

Validasi 2

Gambar 4. Perbandingan Hasil Penilaian Guru tahap 1
dan 2
Penilaian guru tehadap modul fisika SMA berbasis
satrategi REACT yaitu meliputi: aspek penilaian
kesesuaian materi dengan SK dan KD, strategi REACT,
tampilan dan respon. Hasil penilaian tahap 1 untuk
aspek penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD
83%, setelah melakukan revisi dan mengalami
peningkatan persentase sebesar 100% dengan
melakukan perubahan (revisi) beberapa konten yang
terdapat pada modul, antara lain: memperdalam dan
memperkaya materi. Penilaian strategi REACT 90%
pada tahap awal, setelah revisi mengalami peningkatan
yaitu 100%.
Peningkatan ini karena dengan melakukan
penambahan pada penyajian pada tahap transferring
yang terdapat pada konten modul, untuk penilaian
tampilan 75% pada tahap awal, kemudian mengalami
peningkatan sebesar 100% dikarenakan melakukan
revisi warna pada desain dan menjadi satu kesatuan dan
respon 80%, setelah melakukan revisi kini menjadi
100% dengan melakukan perubahan pada pertanyaanpertanyaan pada modul agar peserta didik terdorong
untuk berpikir kritis dan dapat belajar mandiri. Setelah
melakukan revisi tahap 1 sesuai saran dari guru mata
pelajaran fisika, maka kembali melakukan validasi
tahap 2. Setelah melakukan validasi tahap kedua
berdasarkan saran dari guru mata pelajaran fisika, maka
produk yang dikembangkan dinyatakan “valid” dan
masuk ke dalam kategori “layak”.

d.

Tanggapan/respon peserta didik terhadap modul
fisika SMA
Setelah melakukan tahap validasi 1 dan 2, maka
diperlukan tanggapan/respon untuk memperlengkap dan
memperkuat kualitas dari modul fisika SMA berbasis
strategi REACT pada pokok bahasan gerak melingkar
kelas X. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
untuk mengetahui respon dari peserta didik terhadap
kelayakan dan ketertarikan tampilan modul adalah
angket, dengan menggunakan skala Guttman, yang
terdiri dari 18 pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu
Ya – Tidak. Lembar respon diberikan kepada 15 peserta
didik yaitu kelas X. Terdapat sejumlah masukan dari
peserta didik mengenai aspek kelayakan dan
ketertarikan tampilan modul.
Adapun tanggapan/respon peserta didik sebagai
berikut:
1) Memudahkan dalam memahami pelajaran
khususnya materi gerak melingkar.
2) Pengguanaan bahasa mudah dipahami.
3) Mendorong peserta didik untuk dapat
merangkum/meringkas materi.
4) Dapat membangun kerjasama antar peserta
didik dalam melakukan kegiatan pratikum
khususnya.
5) Tampilan modul menarik.
Tanggapan/Respon para peserta didik terhadap
modul fisika SMA berbasis strategi REACT mendapat
tanggapan/respon yang positif dan baik bahwa dengan
adanya inovasi bahan ajar/ modul dapat memudahkan
dalam kegiatan belajar mengajar.
6. Produk Akhir.
Setelah melalui tahapan validasi 1 dan 2, maka
didapat perubahan dan perbedaan dari produk awal
hingga tercipta produk akhir. Dapat dilihat pada produk
akhir.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) Pengembangan
modul Fisika berbasis strategi REACT pokok bahasan
gerak melingkar dilakukan dengan mengadaptasi dari
model research and development atau R&D yang terdiri
dari beberapa tahapan yang mengikuti langkah Borg and
Gall, antara lain tahapan studi pendahuluan,
mengumpulkan informasi, desain produk awal, validasi
produk awal, dan revisi produk awal, (2) Kualitas
produk modul Fisika SMA berbasis strategi REACT
pokok bahasan gerak melingkar berdasarkan hasil
validasi oleh 6 dosen ahli dan hasil penilaian 2 guru
mata pelajaran fisika adalah layak digunakan, serta (3)
mendapat respon peserta didik terhadap modul fisika
yang dikembangkan yaitu valid dan layak dari
perhitungan skor total jumlah nilai maupun rerata nilai.

DAFTAR PUSTAKA
Bramianto, Erix-Triadi. 2014. Pengembangan Media
Komputer Pembelajaran (CAI) pada mata
pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro, Vol. 03 No. 01 Tahun 2014. 31-45.
Daryanto, Aris Dwi. (2014). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar),
Yogyakarta : Gava Media.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan
Ajar, Jakarta : Depdiknas.
Fitri, Lidy-Alimah. 2013. Pengembangan Modul Fisika
pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis
Domain
Pengetahuan
Sains
Untuk
Mengoptimalkan Minds-On Peserta Didik.
Jurnal Mahasiswa UM Purworejo, Vo. 1 No. 1.
Tahun 2013. 44.
Fitriani, Dwi. 2014. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berdasarkan Strategi REACT Pada
Materi Lingkaran Kelas VIII SMP. Jurnal
Mahasiswa UNJA, Vol. 1 No. 1. Tahun 2014.
Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar,
Jakarta : Bumi aksara.
Mulyasa, Enco. (2004). Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Riyanto, Anton-Iful dan Muslim, Supari. 2014.
Penerapan Strategi Pembelajaran REACT Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 03 No. 02 Tahun
2014. 37-46.
Sadiman, Arief S. (2008). Media Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan;
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung : Alfabeta.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana.
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer: Suatu Pendekatan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Wibowo, Anggit-Cahyo. 2014. Pengembangan Bahan
Ajar Fisika Berbasis REACT pada Pokok
Bahasan Fluida. Jurnal Mahasiswa UNM, Vol. 2
No 1. Tahun 2014. 68

Yudiprasetya, I Dw Pt, Suarni, Ni Kt, dan Rati, Ni Wyn.
2014. Pengaruh Strategi REACT dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V. E-Journal MIMBAR PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 No. 1
Tahun 2014.