Arsitektur Minangkabau sebagai Bagian da

Arsitektur Nusantara
“Semut Mengajar”
untuk Siswa SMP

ARSITEKTUR MINANGKABAU SEBAGAI BAGIAN DARI ARSITEKTUR
NUSANTARA

OLEH: ALIFALDO ARNELLO (3213100070)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DEFINISI ARSITEKTUR NUSANTARA
Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri
mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. (www.id.wikipedia.org/wiki/arsitektur)
Nusantara adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan kepulauan yang
membentang dari sumatera sampai papua. (www.id.wikipedia.org/wiki/nusantara)
Jadi arsitektur nusantara dapat diartikan sebagai seni dan ilmu merancang bangunan yang
mengacu pada potensi-potensi tradisi dan kebudayaan serta kondisi alam Indonesia
sebagai suatu negara kepulauan


PERBEDAAN NUSANTARA dan EROPA dari SEGI KONDISI ALAM


Nusantara didominasi oleh lautan sedangkan Eropa didominasi oleh daratan.



Nusantara merupakan wilayah rawan gempa bumi sedangkan Eropa tidak.



Nusantara terdiri dari 2 musim (musim kemarau dan musim hujan) sedangkan
Eropa terdiri dari 4 musim (musim semi, musim panas, musim gugur dan musim
dingin).

PERBEDAAN NUSANTARA dan EROPA dari SEGI ARSITEKTUR


Arsitektur nusantara menggunakan arsitektur kayu sedangkan arsitektur eropa

menggunakan arsitektur batu



Arsitektur nusantara menggunakan konstruksi tahan gempa sedangkan arsitektur
eropa tidak menggunakan konstruksi tahan gempa



Arsitektur nusantara adalah arsitektur pernaungan sedangkan arsitektur eropa
adalah arsitektur perlindungan

Arsitektur nusantara memiliki konsep pelestarian dengan ketergantungan sedangkan
arsitektur eropa memiliki konsep menjaga dan merawat
Dengan adanya banyak perbedaan pada kondisi alam antara nusantara dengan eropa ,
arsitektur kedua tempat ini juga menjadi berbeda karena masing-masing tempat
menyesuaikan dan beradaptasi dengan kondisi alam masing-masing. Oleh karena itu
arsitektur nusantara tidak berada dibawah arsitektur eropa dan begitu juga sebaliknya.
Dikarenakan perbedaan-perbedaan yang telah disebutkan, arsitektur nusantara akan sulit
berkembang di eropa dan begitu juga sebaliknya. Arsitektur nusantara harus beradaptasi

dengan arsitektur batu untuk mengikuti perkembangan zaman tanpa menghapus bentuk
dasarnya.

Walaupun semua daerah di Indonesia digolongkan sebagai arsitektur nusantara, arsitektur
tiap daerah memiliki beberapa persamaan dan perbedaan.
Persamaan:
1. Memiliki tiang utama
2. Menggunakan arsitektur kayu
Perbedaan:
1. Bentuk dasar (Kerucut, Kubus, Balok, dsb.)
2. Bentuk Atap
3. Bentuk Ukiran
4. Bentuk Ruang

ARSITEKTUR MINANGKABAU – RUMAH GADANG
Rumah tempat tinggal Minangkabau disebut sebagai Rumah Gadang (Rumah
Besar/Rumah Buranjang). Dikatakan gadang (besar) bukan karena fisiknya yang besar
melainkan karena fungsinya selain sebagai kediaman keluarga, Rumah Gadang merupakan
perlambangan kehadiran satu kaum dalam satu nagari, serta sebagai pusat kehidupan dan
kerukunan seperti tempat bermukafakat keluarga kaum dan melaksanakan upacara.

Bahkan sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.
Bentuk dasar dari rumah gadang adalah persegi panjang asimetris yang mengembang ke
atas. Rumah gadang terbagi menjadi dua bagian, muka dan belakang. Bagian muka
berisikan hiasan dan ukiran sedangkan belakang dilapisi dengan bambu.
Rumah gadang memiliki keunikan bentuk arsitektur pada bentuk puncak atapnya yang
runcing menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang tahan
sampai puluhan tahun namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap
seng untuk mengikuti perkembangan zaman.
Dalam masyarakat minangkabau dikenal 3 macam jenis ukiran. Ketiga ukiran tersebut
terinspirasi dari alam. Perbedaannya didasarkan pada sumber inspirasinya, yaitu:
1. Ukiran yang terinspirasi dari tumbuhan (contoh: Aka Duo Gagang, Aka Barayun,
Kaluak Paku jo Kacang Balimbiang, Pucu Rebung, Siriah Gadang).
2. Ukiran yang terinspirasi dari hewan (contoh: Itiak Pulang Patang, Ruso Balari dalam
Ransang, Tupai Managun).

3. Ukiran yang terinspirasi dari benda dalam kehidupan sehari-hari (contoh: Ampiang
Taserak, Limpapeh, Ambun Dewi)

PROSES PEMBANGUNAN RUMAH GADANG
 Pertapakan

 Perangkaan
 Persungkupan
 Persolekan
(Prijotomo,1995)
Pertapakan
Langkah pertama dari membangun adalah proses pertapakan. Yaitu proses menentukan
tapak, termasuk disini penetapan tempat-tempat yang akan diperuntukkan bagi berdirinya
bangunan
Untuk mendirikan rumah gadang masyarakat tidak bisa langsung saja memutuskan.
Sebelumnya harus dimulai dengan permusyawarahan antara orang-orang sekaum untuk
mengkaji patut tidaknya didirikan rumah gadang. Hal ini dilihat dari segi kepentingan satusatu dan tidak rusaknya adat.

Perangkaan
Langkah kedua adalah proses perangkaan. Pada langkah ini termasuk penyiapan hingga
pemberdirian kerangka rumah gadang. Untuk mendirikan rumah gadang masyarakat
bergotong-royong mencari bahannya ke hutan dan mengangkatnya bersama-sama ke
tapak.
Setelah bahan lengkap didapatkan. Pembangunan diawali dengan batagak tiang.
Pembangunan di awali dari bawah kemudian terus ke atas.


Persungkupan
Langkah ketiga yang ditempuh adalah proses persungkupan yaitu proses pemasangan
lantai, dinding, penyekat serta pemasangan atap bangunan.
Atap atau Kanopi berfungsi memisahkan tempat dari langit dan melindungi dari sinar
matahari dan hujan. Berbentuk seperti tanduk kerbau yang terbuat dari ijuk atau seng.

Lantai terbuat dari papan atau bambu. Pada beberapa kaum seperti Piliang, sisi kiri dan
kanan rumah ditinggikan karena suku tersebut memiliki tingkatan-tingkatan dalam
pemerintahannya.
Barrier dapat berupa dinding penyekat, pagar atau garis pada lantai yang berfungsi untuk
memisahkan antara satu tempat dengan yang lainnya dapat berupa fisik maupun
psikologis. Terbuat dari papan atau bambu.

Persolekan
Persolekan merupakan langkah keempat atau langkah terakhir dalam pendirian rumah
gadang. Termasuk disini mengukir dan memberi cat pada bagian-bagian yang diperlukan.
Dan yang paling akhir adalah pembuatan parit di sekeliling rumah. Penempatan ukiran
perlu diperhatikan dalam langkah persolekan ini, hal tersebut didasarkan dari nama atau
makna dari ukiran. Jenis-jenis dari ukiran rumah gadang telah dijelaskan dalam langkah
sebelumnya. Dengan berakhirnya langkah ini maka rumah gadang telah selesai didirikan

yang kemudian akan diiringi dengan upacara peresmian rumah gadang yang telah
didirikan tersebut.

KESIMPULAN


Setelah mempelajari dan membandingkan antara arsitektur nusantara dengan
arsitektur eropa, arsitektur nusantara indah dan bagus baik bentuk maupun
konstruksinya dengan caranya sendiri.



Pada masa kini arsitektur nusantara masih digunakan walaupun sebagian hanya
digunakan sebagai tempat upacara adat saja.



Arsitektur nusantara perlu untuk dipelihara dan dikembangkan agar dapat
ditinggali pada masa kini dan esok serta agar tidak punah pada masa esok.


DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur



http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Gadang



http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara



http://www.arearumah.com/2014/01/ukiran-rumah-gadang.html



http://ninkarch.files.wordpress.com/2008/11/ars-nus-tgs-besar.pdf