Peran MIKTA dalam masa depan Kekuatan

“Peran MIKTA dalam masa depan Kekuatan Ekonomi Dunia”

Moch Sulaiman Nurbach
(15323124)
Siti Fauziah Widia Nanda
(15323119)
Sopheeyah Sani
(15323129)
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Munculnya negara-negara middle power yang semakin berkembang menjadi
tantangan tersendiri bagi negara-negara maju yang telah lama memiliki kekuatan
baik secara Ekonomi,dalam hal Pertahanan maupun Sosial atau disebut juga
dengan hard power maupun soft power . Dengan mengusung sistem ekonomi
internasional yang liberal dan sistem politik yang demokratis.
Disaat Amerika Serikat sibuk menggencarkan ideologi demokratisme dan
sistem perdagangan liberal mereka keberbagai negara lain, sebagai bentuk upaya
kekuasaan, pada saat bersamaan muncul beberapa negara dengan sistem berbeda
dari Amerika yang memiliki kekuatan ekonomi maupun pertahanan yang cukup
tangguh menyaingi Amerika Serikat, sebagai contoh munculnya G20’s dan
beberapa forum informal negara-negara berkembang lainnya baik itu BRICS dan
MIKTA yang merupakan forum developing countries.

MIKTA salah satu perkumpulan informal negara-negara berkembang yang
diisi oleh Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia sebagai bentuk
upaya kerja sama trans-regional, lalu bagaimanakah peran MIKTA dalam
perubahan sistem global saat ini ?
II.PEMBAHASAN
A. MIKTA sebagai forum kerjasama negara Middle power
Munculnya krisis finansial yang terjadi pada atahun 2008, menyebabkan
negara-negara dari anggota G20 mendeklarasikan forum khusus untuk
pemerintahan global, dalam hal ini dampak globalisasai selain dirasakan kepada
negara Super power juga dirasakan kepada negara Middle power, salah satu

kemajuan akibat dari globalisasi negara Middle power yaitu dengan dibentuknya
kerjasama MIKTA [ CITATION Hak14 \l 1033 ], MIKTA ini sendiri terlahir dari
rahim G20 yang anggota negaranya adalah Meksiko, Indonesia, Korea Selatan,
Turki, Australia dimana anggota dari MIKTA ini sendiri termasuk dari anggota
G20.
Awal dibetuknya MIKTA ini tidak lain karena dimulainya era Global
governance, selain anggota dari MIKTA ini termasuk kedalam kategori negara
berkembang, negara anggota MIKTA juga memiliki latar belakang yang berbeda,
dan dianggap merupakan salah satu contoh yang ideal bagaimana negara-negara

dengan middle,Regional dan constructive power yang disana memiliki
karateristik yang berbeda tetapi mereka dapat bekerjasama dan dapat berbagi
pengalaman kondisi dari negara mereka, dan juga membangun kerjasama baik
yang membangun nilai-nilai baik diantara negara tersebut [ CITATION Jor16 \l
1033 ], Gagasan untuk membentuk MIKTA ini sendiri merupakan inisiatif dari
Korea Selatan, yang rapat perdananya diadakan pada 25 September 2013, setelah
dari rapat perdananya setidaknya MIKTA telah mengadakan lima kali setelah
pertemuan tersebut di sela KTT G20, melihat dari visi MIKTA ini, yang diadopsi
pada pertemuan MIKTA terakhir diadakan di Seoul, Korea Selatan, lima anggota
negara dari MIKTA yang terdiri dari beragam latar belakang budaya dan wilayah
tersebut berbagi pengalaman yang dimana bisa meningkatkan kerjasama di dalam
G20 dan diluar forum tersebut,
Meskipun dari anggota MIKTA ini sendiri banyak terdiri dari middle power
akan tetapi jika dikategorikn dalam hal kekuasaan maka Turki dan Meksiko
sebagai middle power memiliki ketergantungan dalam hal kekuatan yang
berkaitan dengan wilayah dunia, selain itu Indonesia dan Korea Selatan berada
dalam posisis middle power “non-traditonal” yang lebih condong ke utara, dan
hanya Australia ini sendiri yang mempunyai struktur kekuasaan yang lebih
tradisional meskipun sedikit berkurang dari asal dari Australia sendiri, meskipun
itu tidak terlalu ada perlakuakan khusus terhadap perbedeaan wilayah yang

mempengaruhi kekuasaan mereka, dan melihat kemabali bahwsanya tujun dari
MIKTA ini sendiri selayaknya berperan sebagai

sebagai penghubung dari

perbedaan kekuasaan ditiap wilayah yang terbagi diantara bagian utara dan
tengah, tradisional maupun non-traditional tersebut.
Selain lima negara tersebut merupakan anggota dari G20, anggota dari
MIKTA ini sendiri merupakan, anggota dari organisasi internasional layaknya
PBB, WTO,IMF, World Bank, OECD , yang menunjukksn bshwasanya kerjasama
tersebut tidak hanya dalam lingkup G20 tetapi juga lebih luas cakupannya yaitu
seperti di PBB, lalu, MIKTA bukan hanya sekedar akronim yang mterdiri dari
berbagagi macam latar belakang kekuasaan yang berbeda, negara-negara anggota
MIKTA hanya percaya terhadap pemerintahan global, maka dari itu MIKTA tidak
bisa diartikan secara akronim karena MIKTA merupakan sekolompok dari
beberapa negara untuk menegakkan perintahan secara global yang lebih baik, dan
dari MIKTA ini sendiri terdiri dari banyak kesamaan seperti baik dalam hal
politik, ekonomi, tetapi mereka juga tidak terlalu kuat sebagai ancaman, dan
negara anggota MIKTA juga termasuk salah satu ekonominya sangat terbuka,
stabil dan rendah inflasi dan juga termasuk dari negara non-nuklir dengan hal ini

membuktikan kepada dunia merupakan MIKTA memiliki nilai-nilai dan dampak
positif bagi global governance.
B. Global Shift sebagai bentuk munculnya kekuatan baru dari negara
Middle Power
Setelah terjadinya great depression menggeser beberapa struktur dunia
baik itu ekonomi, sosial dan politik. Dimana aspek perekonomian menjadi salah
satu yang memberikan dampak paling signifikan dalam tatanan kerjasama global
maupun regionbal. Perubahan ekonomi yang berlangsung cepat saat ini bukan
hanya bagaimana proses sebuah perdagangan konvensional (perpindahan barang
dan jasa) namun mendapat dorongan dengan danya kemajuan teknologi dan
informasi dalam menggerakan sebuah system perdagangan konvensional
tersebut.
Perdagangan internasional bukan lagi hanya sekedar ekspor dan impor namun
kerjasama dalam investasi asing maupun perdagangan saham. Kedua jenis sdpek
perdagangan baru ini, sangat aktif dan fluktuatif dalam mempengaruhi pasar
ataupun nilai mata uang negara lain.

Global shift sendiri merupakan suatu perubahan struktur peran ekonomi
antara negara dengan kekuatan ekonomi, sosial, tekhnologi maupun budaya yang
baik dan telah terbentuk, dengan negara-negara yang mulai muncul mencoba

menyaingi negara-negara dengan perekonomian yang telah terstruktur tersebut.
Namun negara-negara tersebut masih exist sebagai negara berkembang jika
dibandingkan dengan negara-negara develop tadi.
Kehadiran

negara-negara

berkembang

ini

bukan

hanya

mencoba

membangkitkan kemampuan saing aspek ekonomi mereka namun aspek lain baik
itu hard power maupun soft power yang mereka miliki. The world’s changing
rapidly hal ini terjadi tidak lain dikarenakan bagaimana system internasional yang

hampir semua negara gunakan saat ini merupakan sebuah system hasil dari
pemikiran bangsa barat terutamanya Amerika Serikat, dimana struktur ekonomi
yang Kapitalis dan system negara Demokratis.
International order’s obsolete system yang dimiliki didunia dan diterapkan
oleh beberapa negara-negara dengan perdagangan dan system pemerintahan yang
kuat, namun Amerika Serikat sebagai negara yang membentuk system dunia yang
sudah tua ini hingga saat ini masih saja berfokus dalam peregrakan dan upayaupaya menyebarkan agar seluruh dunia mengaplikasikan system yang mereka
miliki, baik itu upaya demokratisasi negara-negara yang tidak menganut sistem
pemerintahan

ini

agar

mampu

membuka

perdagangan


melalui

system

perekonomian liberal. Disisi lain negara-negara seperti China, India, Rusia dan
beberapa negara-negara lain sedang sibuk dalam menjalin kerjasama yang jauh
lebih fleksibel dengan negara-negara berkembang lainnya.
Kemunculan negara-negara baru dan sedang berupaya menyaingi kekuatan
negara-negara besar umumnya dan Amerika Khususnya, dengan berpacu dari
Lima Pilar Inovasi negara yang jika dimiliki atau dibentuk oleh suatu negara
maka, negara terseut dapat dikatakan bagian dari “global shift” hal tersebut antara
lain Property Rights dimana negara mengakui inovasi yang dimiliki atau dibentuk
oleh masyarakatnya, Research and Development Subsidies yang dilakukan negara
kepada masyarakatnya yang memiliki inovasi tersebut,dalam hal pendidikan
tentunya merupakan bagian dari upaya negara mensejahterakan rakyatnya untuk

menjaga inovasi yang sudah ada maupun mendorong terbentuknya inovasi-inovasi
baru, Research Universities yang dimiliki oleh negara diberbagai instansi
pendidikan tinggi untuk menjadi media research, kemudian pilar terakhir ialah
Trade Policy yang dibentuk negara untuk memperjelas system perdagangannya

serta membentuk komitmen yang unilateral untuk meliberalisasikan perdagangan
negaranya.
Hanya saja hal ini menjadi sebuah dilemma bagi negara-negara yang sedang
mencoba berkembang maupun menjadi pesaing dari Amerika Serikat, dimana
ketika negara-negara yang ada didalam G20’s baik itu BRIC’s maupun MIKTA’s
berada dalam suatu forum tertentu contohnya PBB dan WTO, mereka tidak cukup
mampu menekan posisi Amerika dan posisi mereka alaminya tertekan oleh
keberadaan Amerika sehingga bagaimanapun kuat sebuah negara selain Amerika
mereka tidak cukup mampu untuk tidak tunduk maupun menolak posisi Amerika
tersebut. Hal ini jugalah yang memperkuat argument kami bahwasannya MIKTA’s
sebagai salah satu forum informal perdagangan Meksiko, India, Korea Selatan,
Turki dan Australia tidak cukup mampu dikatakan bisa menekan kedudukan
Amerika Serikat.
III.

KESIMPULAN

Hadirnya kekuatan dari negara middle power di era globalisasi ini
menyebabkan dampak yang terlihat tidak hanya diterima di negara maju tapi juga
terlihat di negara berkembang, MIKTA merupakan salah satu contoh kerjasama

negara-negara berkembang yang dilahirkan dari rahim G20, ini merupakan bentuk
realisasi dari global governance yang diusung oleh MIKTA, karena tidak bisa
dipungkiri bahwsanaya terjadinya pergeseran kekuatan oleh negara berkembang,
tetapi meskipun MIKTA mengalami adanya pergeseran kekuatan, MIKTA ini
sendiri tidak terlalu kuat dibandingkan anggota dari G20 lain yang dimana
kekuasaan negara tersebut bisa mengintervensi negara dari MIKTA sendiri, hal
tersebut meskipun jadi dilemma di MIKTA sendiri tetapi ini merupakan salah saru
bukti dari terjadinya Global Shift, dan menghilangkan keyakinan bahwa hanya
negara maju yang dapat mengatur pola politik, ekonomi dunia.

DAFTAR PUSTAKA
Alderson, A.S. and Brecfield, J. (2004) Power and position in the world city
system. American Jounal of Sociology.
Bair, J. (ed.) (2009) Frontiers of commodity Chain Reserch. Stanford: Stanford
University Press.
Dicken Peter, (2011) Global Shift : Mapping the Changing Contours of the world
Economy. The Guillford Press.