T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar dengan Model Think Pair Share Berbantuan Media Gambar pada Mata Pelajaran IPS T1 BAB IV
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan skema PTK spiral dari C.
Kemmis dan Mc. Taggart, oleh karena itu pada masing-masing siklus akan
dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan sekaligus observasi
dan yang terakhir adalah refeksi. Pada tahap pelaksanaan dan observasi dilakukan
secara bersamaan. Observasi dilakukan oleh guru kelas sebagai observer yang
akan mengamati jalannya pembelajaran oleh peneliti sebagai guru pengajar.
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1.1. Pra siklus
Penelitian ini dilakukan di SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Kab.
Semarang pada siswa kelas IV dengan jumlah 25 siswa, 10 siswa laki-laki dan15
siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, latar
belakang siswa lebih banyak sebagai anak petani, sehingga dari faktor keluarga
kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebiasaan siswa yang
masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat kondisi
pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Mereka lebih suka melakukan
aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman atau asik
dengan aktifitasnya sendiri. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih
kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga
berpengaruh pada minat siswa untuk belajar. Guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah dan menggunakan contoh dari buku saja. Belum nampak metode
pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat
membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.
Kondisi yang demikian secara langsung berdampak pada hasil belajar
siswa. Tingkat penguasaan siswa pada materi masih jauh dari harapan. Ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi siswa pada saat pra siklus. Dari keseluruhan siswa,
sebanyak 44% (11 siswa) yang nilainya sudah tuntas di atas KKM. Sedangkan
33
34
sisanya 66% (14 siswa) nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal atau
dapat dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah
71 guru harus mencari cara agar target ketuntasan sebanyak 80% dari keseluruhan
siswa nilainya berada di atas KKM.. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam
tabel 12 berikut:
Tabel 12
Hasil belajar siswa pra siklus
No
Kriteria
Frekuensi
Presentase
1
Tuntas
11
44%
2
Tidak tuntas
14
56%
3
Jumlah
25
100%
Nilai rata-rata kelas
69,2
Nilai Tertinggi
89
Nilai Terendah
50
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya
mencapai 69,2 dengan nilai tertinggi 89 dan nilai terendah adalah 50. Maka
peneliti mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan
metode yang lebih kooperatif dan menggunakan alat peraga pembelajaran agar
siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran.
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi
masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar. Tahap menyusun
rencana yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
35
1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan
digunakan, analisis ini dilakukan dengan guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
metode Think Pair Share.
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I.
Tabel 13
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan
Hari,Tanggal
Ke1
Selasa,
Jam
Keterangan
Pelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
2
Pelaksanaan pembelajaran dan
23 Mei 2017
2
Rabu,
24 Mei 2017
3
Jumat,
26 Mei 2017
evaluasi
b. Pelaksanaan dan observasi
Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan rancangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada
pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
-
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada kegiatan siklus I ini dilaksanakan minggu ke 3
bulan Mei 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk mempin doa. Setelah
berdoa guru menyapa siswa untuk lebih mengakrabkan guru dengan siswa dan
siswa merasa semangat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.
36
Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan Tanya jawab dengan siswa
untuk menggali pengetahuan siswa dan masuk menuju materi yang akan
disampaikan. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang
pemanfaatan sumber daya alam beserta contoh-contohnya kepada siswa. Kegiatan
penjelasan materi ini juga diselingi dengan Tanya jawab dengan siswa mengenai
contoh-contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar mereka.
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan
diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi. Setelah itu guru
membagikan gambar kepada seluruh siswa untuk diidentifikasi. Guru memberikan
waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara individu, lalu siswa
diminta untuk berdiskusi dengan teman sebangku mereka tentang gambar yang
mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, masing-masing pasangan mempresentasikan
hasil dikusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan
dan menanggapi hasil presentasi. Guru mengamati dan meluruskan tanggapan
siswa yang dinilai kurang pas dari materi. Setelah selesai, siswa mengerjakan
lembar kerja yang diberikan oleh guru tentang materi yang telah dipelajari. Pada
tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah
dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa
dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus I ini siswa masih terlihat canggung dengan
peneliti sebagai guru pengajar. Siswa masih malu untuk menjawab pertanyaan
dari guru atau menyampaikan pendapatnya. Dari lembar pengamatan observer,
guru belum bisa menguasai kelas dengan baik, jadi terkadang siswa masih sibuk
dengan kegiatannya sendiri atau mengobrol dengan temannya sehingga kelas
menjadi gaduh.
-
Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada
pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada
37
kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru menanyakan
kabar siswa dan memberikan motivasi dengan tujuan agar siswa merasa semangat
dalam menerima materi yang disampaiakan oleh guru. Guru melakukan kegiatan
apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang
berkaitan
dengan
materi.
Setelah
melakukan
kegiatan
apresepsi,
guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti guru menjelaskan materi tentang tentang sumber daya alam
yang dapat dan tidak dapat diperbaharui juga pemanfaatannya untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya
jika ada materi yang sulit dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
contoh-contoh jenis sumber daya alam apa saja yang ada di lingkungan sekitar
mereka. Setelah itu guru membagikan gambar pada masing-masing siswa untuk
melakukan metode pembelajaran Think Pair Share. Siswa menganalisis gambar
yang mereka dapatkan sebelum didiskusikan dengan teman sebangku mereka.
Setelah menganalisa dan berdiskusi, masing-masing pasangan mempresentasikan
hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi siswa yang lain. Lalu dilanjutkan dengan
pengerjaan lembar kerja yang diberikan oleh guru. Untuk mengakhiri, siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran lalu ditutup dengan berdoa bersama.
Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat belum berani
mengungkapkan pendapatnya, menurut observer, guru harus memberikan
bimbingan kepada siswa agar berani menyampaikan pendapatnya, guru harus bisa
memberikan pancingan kepada siswa agar siswa bisa lebih aktif.
-
Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga Siklus I pembelajaran diawali dengan berdoa
bersama. Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian
guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab untuk
mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
38
Pada tahap inti guru memberi penjelasan dengan memperdalam materi
yang sudah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang sulit dipahami. Lalu
guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa. Siswa mengerjakan lembar
evaluasi dengan sungguh-sungguh. Setelah pengerjaan evaluasi selesai, guru
menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
belajar dan berdoa bersama-sama.
Kesimpulan yang didapat dari pertemuan 3 siklus I adalah guru harus lebih
bisa mengkondisikan kelas dengan baik agar pembelajaran dapat berlangsung
secara maksimal.
c. Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh guru setelah semua data Siklus I terkumpul.
Baik berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas.
Refleksi dilakukan peneliti dengan meminta masukan dari guru kelas untuk
melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari data hasil belajar siswa yang
didapat dari pengerjaan soal evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai
materi dengan baik. Ini ditunjukkan dari 25 siswa, baru terdapat 15 siswa (60%)
yang nilainya sudah tuntas diatas KKM, sedangkan 10 siswa (40%) nilainya
masih berada dibawah KKM. Dari cacatan observer pada lembar observasi guru
dan siswa diperoleh beberapa masalah penyebab belum tercapainya indikator
kerja pada siklus I antara lain:
Guru masih belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini
dapat dilihat dari persiapan pada saat membuka pembelajaran guru
belum
mengkondisikan
siswa
untuk
siap
dalam
menerima
pembelajaran.
Pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang belum
fokus menerima pelajaran karena masih sibuk dengan kegiatan yang
lain.
Penyampaian materi sudah menarik, akan tetapi ketika tahap diskusi,
siswa terkadang masih membahas diluar materi pembelajaran karena
39
penggunaan media gambar yang sulit dipahami siswa (gambar dicetak
dengan warna hitam putih).
melakukan presentasi hasil diskusi.
Guru belum menegur siswa yang mengganggu temannya yang
Masih banyak pula siswa yang pasif belum berani mengemukakan
pendapatnya.
Dari beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan pembelajaran
pada Siklus II yang diantaranya dengan cara:
Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan
pengkondisian kelas dan kesiapan siswa dalam belajar agar materi
yang disampaikan dapat diserap siswa dengan baik.
(gambar dicetak berwarna agar lebih mudah dipahami).
Guru menyiapkan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa
Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan
diluar materi pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang
serius dalam belajar agar kondisi belajar menjadi lebih kondusif.
Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani
dalam mengungkapkan pendapat.
Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II
agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu
perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan
dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan
menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share sampai pada pertemuan ke3 evaluasi dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi
memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.
40
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar hingga hasil belajar
siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan
digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru
kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
metode Think Pair Share beserta materi pembelajaran.
3. Menyiapkan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi.
6. Berkonsultasi
dengan
guru
kelas
cara
menguasai
siswa
dan
mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung
secara maksimal.
Berikut jadwal pelaksanaan siklus II:
Tabel 14
Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan
Ke1
Hari,Tanggal
Senin,
Jam
Keterangan
Pelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
2
Pelaksanaan pembelajaran dan
29 Mei 2017
2
Selasa,
30 Mei 2017
3
Rabu,
31 Mei 2017
evaluasi
41
b. Pelaksanaan dan obsrvasi
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan metode Think
Pair Share yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
-
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan minggu ke 4
bulan Mei 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa, kemudian dilanjutkan dengan
berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas. Lalu guru melaukan presensi untuk
mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan
melakukan Tanya jawab yang berkaitan dengan materi untuk menggali
pengetahuan siswa dan masuk menuju materi pembelajaran. Pada tahap akhir
kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang
pemanfaatan sumber daya alam beserta pemanfaatannya oleh masyarakat. Guru
juga melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh pemanfaatan
sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini
dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi
pembelajaran selama guru menjelaskan materi juga untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang penjelasan guru. Setelah itu guru membagikan gambar tentang
contoh pemanfaatan sumber daya alam kepada seluruh siswa untuk diidentifikasi.
Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara
individu, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sebangku mereka
tentang gambar yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, masing-masing
pasangan mempresentasikan hasil dikusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa
yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru membimbing
dan memberikan motivasi kepada siswa yang tidak berani untuk maju di depan
kelas. Setelah selesai, guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk
dikerjakan. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama
pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi
yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
42
Pada pertemuan pertama siklus II ini pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik, akan tetapi saat guru menjelaskan materi siswa belum berani
bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum dipahaminya jadi pada saat
pengerjaan lembar kerja siswa masih ada siswa yang bingung tentang materi
pelajaran.
-
Pertemuan 2
Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada
pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Lalu
guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Apresepsi yang
dilakukan adalah dengan melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan
dengan materi. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti guru memberikan penjelasan materi tentang jenis-jenis
sumber daya alam dan kegiatan manusia yang dapat merusak sumber daya alam..
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang
sulit dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh jenis
sumber daya alam apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka serta kegiatan
apa saja yang telah mereka lakukan yang dapat merusak sumber daya alam.
Setelah itu guru membagikan gambar pada masing-masing siswa untuk
melakukan metode pembelajaran Think Pair Share. Siswa menganalisis gambar
yang mereka dapatkan sebelum didiskusikan dengan teman sebangku mereka.
Setelah menganalisa dan berdiskusi, masing-masing pasangan mempresentasikan
hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi siswa yang lain. Guru membimbing
siswa dalam melakukan presentasi dan memberikan kesempatan kepada siswa lain
untuk menanggapi. Setelah dirasa cukup, dilanjutkan dengan pengerjaan lembar
kerja yang diberikan oleh guru. Setelah semua selesai mengerjakan lembar kerja,
siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Guru
membimbing siswa untuk berani menyampaikan pendapat. Lalu pembelajaran
ditutup dengan berdoa bersama.
43
Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua
Siklus II ini diperoleh kesimpulan bahwa: guru kurang memberikan kesempatan
pada siswa yang lain dalam menyampaikan pendapat pada saat tahap Share atau
presentasi hasil diskusi di depan kelas. Guru juga kurang memeriksa kesiapan
siswa dalam mengikuti pelajaran. Akan tetapi secara keseluruhan pembelajaran
sudah berlangsung dengan baik.
-
Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga Siklus II guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan menyapa siswa sambil mengkondisikan kelas supaya
siswa nyaman dalam belajar. Pembelajaran diawali dengan berdoa bersama. Guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan
kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab materi yang telah dipelajari
sebelumnya untuk mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari
siswa. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada tahap inti guru memberi penjelasan dengan memperdalam materi
yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang sulit dipahami. Guru
melakukan Tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa. Lalu guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa. Siswa mengerjakan
lembar evaluasi dengan sungguh-sungguh. Guru menegur siswa yang mencontek
ataupun mengganggu temannya dalam mengerjakan lembar evaluasi. Setelah
pengerjaan evaluasi selesai, guru menutup pembelajaran dengan memberikan
motivasi kepada siswa agar selalu giat belajar dan berdoa bersama-sama.
Tahap observasi pada siklus II ini dilakukan oleh guru kelas dengan
mengisi lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan pada saat
pembelajaran berlangsung. Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti sebagai guru pengajar dan mencatat poin-poin penting.
Dari hasil pengamatan oleh guru kelas, didapatkan beberapa catatan antara lain:
pembelajaran yang dilakukan sudah berlangsung baik. Semua poin pada lembar
44
evaluasi sudah terlaksana. Pembelajaran sudah runtut sesuai dengan RPP yang
dibuat. Akan tetapi terkadang guru belum bisa mengkondisikan siswa yang ramai
pada saat pelajaran berlangsung.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II terkumpul. Baik
berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 3
pertemuan berlangsung. Dari data lembar observasi maupun lembar evaluasi,
siswa mengalami peningkatan keaktifan maupun hasil belajar. Ini ditunjukkan dari
25 siswa, hanya terdapat 3 siswa (12%) yang nilainya masih belum tuntas diatas
KKM, sedangkan 22 siswa (88%) nilainya sudah berada diatas KKM. Pada siklus
II siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Kebanyakan siswa
juga sudah berani mengungkapkan pendapatnya. Bagi beberapa siswa yang masih
belum berani utnuk mengungkapkan pendapat, guru membimbing dan
memberikan pengarahan. Pengkondisian kelas juga sudah dapat dilaknsanakan
dengan baik sehingga kondisi belajar dapat berlangsung dengan efektif.
Pengerjaan lembar evaluasi juga berlangsung secara kondusif, tidak lagi ada siswa
yang mengganggu temannya dalam mengerjakan lembar evaluasi ataupun
mencontek.
Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai pada
indikator kerja yaitu 80% atau lebih dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan
demikian penggunaan metode Think Pair Share berbantuan media gambar pada
mata pelajaran IPS materi sumber daya alam dapat diikuti dengan baik oleh siswa.
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil belajar IPS pada materi sumber daya alam diperoleh dari hasil
tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekwensi. Menurut Sugiono (2011:46) untuk membuat tabel distribusi
frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas,
menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk
45
menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n.
dimana:
K
= jumlah interval kelas
n
= jumlah data observasi
log
= logaritma
untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai
min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara
membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas,
rentang data dan panjang kelas.
a. Siklus I
Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai
terendah adalah 60. Jumlah data observasi adalah 25 siswa.
K
= 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 25
= 1+3.3 x 1,4
= 1+ 4.62
= 5.42 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 90 – 60 + 1
= 31
Panjang kelas = Range dibagi K
31/5 = 6.2 atau 6
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 6.
Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang
disajikan pada tabel 15 berikut:
46
Tabel 15.
Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa
Kelas IV SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017
Siklus I
No
Interval
Frekwensi
Persentase
1
≥ 90
1
4%
2
84 – 89
4
16%
3
78 – 83
2
8%
4
72 – 77
8
32%
5
66 – 71
2
8%
6
60 – 65
8
32%
25
100%
Jumlah
b. Siklus II
Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus I dan juga
disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah yaitu
menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir
menghitung panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 95 dan nilai
terendah adalah 60. Jumlah data observasi adalah 25 siswa.
K
= 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 25
= 1+3.3 x 1,4
= 1+ 4.62
= 5.42 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 95 – 60 + 1
= 36
Panjang kelas = Range dibagi K
31/5 = 7.2 atau 7
47
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 7.
Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang
disajikan pada tabel 16 berikut:
Tabel 16.
Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa
Kelas IV SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017
Siklus II
No
Interval
Frekwensi
Persentase
1
≥ 95
1
4%
2
88 – 94
2
8%
3
81 – 87
3
12%
4
74 – 80
16
64%
5
67 – 73
1
4%
6
60 – 66
2
8%
25
100%
Jumlah
4.1.3. Analis Data
Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis
ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar
IPS materi sumber daya alam siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan
tahun ajaran 2016/2017 semseter 2.
4.1.3.1. Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan
membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPS.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
48
Tabel 17.
Analisis ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas IV
SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017
Siklus I
No
Kriteria
Frekuensi
Presentase
1
Tuntas
15
60%
2
Tidak tuntas
10
40%
3
Jumlah
25
100%
Nilai rata-rata kelas
73,4
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
60
Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
mencapai 60% atau 15 siswa dari jumlah 25 siswa. Dengan KKM adalah 71,
sebanyak 10 siswa (40%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum
tuntas. Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan
skor 60. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 73,4. Tabel
17 jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS
Siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Siklus I
49
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar
IPS siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Tahun ajaran 2016/2017
Semester 2 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 18.
Analisis ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas IV
SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017
Siklus II
No
Kriteria
Frekuensi
Presentase
1
Tuntas
22
88%
2
Tidak tuntas
3
12%
3
Jumlah
25
100%
Nilai rata-rata kelas
78,6
Nilai Tertinggi
95
Nilai Terendah
60
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai
jumlah 22 siswa (88%) dari jumlah 25 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
dengan nilai masih dibawah KKM hanya terdapat 3 siswa (12%) saja. Nilai
tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 95 sedangkan nilai terendah masih
berada pada skor 60. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 73,4 pada
siklus II ini menjadi 78,6. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
50
Gambar 4. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS
Siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode
Think Pair Share (TPS) berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPS terjadi
peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perbandingan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel 17 berikut:
Tabel 19
Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No
Kriteria
Pra siklus
Siklus 1
Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1
Tuntas
11
44%
15
60%
22
88%
2
Tidak
14
56%
10
40%
3
12%
25
100%
25
100%
25
100%
tuntas
Jumlah
Skor tertinggi
89
90
95
Skor terendah
50
60
60
69,2
73,4
78,6
Rata-rata
51
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan
hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 44%, setelah digunakan metode kooperatif tipe
Thing Pair Share berbantuan media gambar meningkan menjadi 60% kemudian
setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi
mencapai 88% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar berikut:
Gambar 5. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor
tertinggi dan terenda tiap siklus disajikan dalam gambar 4 berikut:
52
Gambar 6. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
Penggunaan metode Think Pair Share yang digunakan oleh peneliti juga
berdampak pada perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan
adanya peningkatan tiap siklus.
80
78.6
78
76
73.4
nilai
74
72
Rata-rata
70
69.2
68
66
64
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 7. Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas
53
4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV SDN
Sumowono 04 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi sumber daya alam
menggunakan metode Think Pair Share (TPS) berbantuan media gamber sangat
memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dari pra siklus,
siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.
Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya
sebanyak 11 anak atau 44% kemudian dilaksanakan siklus 1 ketuntasan siswa
meningkat mencapai 15 anak atau 60%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak
16%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target
sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 80%
atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa
mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa
terkadang masih bermain-main dengan hal diluar materi pelajaran seperti
mengganggu siswa yang lain, menggunakan media pembelajaran sebagai mainan
atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga belum menunjukkan
keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar
penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II,
ketuntasan siswa mencapai 88% dan hanya terdapat 3 siswa (12%) saja yang
belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode
Think Pair Share berbantuan media gambar meningkatkan ketuntasan siswa
sebanyak 44% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Dan hasil
yang diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa
lebih dari 80%. Hal ini dikarenakan kelebihan dengan menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar tingkat keaktifan siswa
dalam belajar meningkat, siswa dituntut untuk berfikir menganalisis contoh
gambar yang diberikan oleh guru kemudian berdiskusi dengan temannya untuk
54
saling bertukar pikiran maupun bertukar informasi pengetahuan masing-masing.
Kemudian siswa dituntut untuk berani mempresentasikan hasil pemikiran dan
diskusinya di depan kelas, bagi siswa yang lain agar berani menyampaikan
pendapatnya. Jadi pengetahuan yang didapat oleh siswa tidak hanya berasal dari
guru, akan tetapi dari contoh konkrit dan juga pengalaman masing-masing
individu. Ini sesuai dengan teori dari Anita Lie (2004:57) yang menyatakan bahwa
Think Pair Share (TPS) adalah salah satu metode pembelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang
lain. Keunggulan metode ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Akan tetapi penggunaan metode Think Pair Share berbantuan media
gambar ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada saat tahap diskusi
dengan teman sebangku apabila guru tidak membimbing siswa untuk berdiskusi
dengan benar, maka siswa malah akan mendiskusikan tema yang lain diluar
materi pelajaran. Jadi guru harus fokus membimbing siswa untuk berdiskusi. Ini
dapat dilakukan dengan cara guru berkeliling kelas. Jika gambar yang digunakan
oleh guru kurang jelas, siswa terkadang kesulitan untuk memahami maksud dari
gambar tersebut, hal ini dapat diatasi dengan cara guru menjelaskan kepada
masing-masing siswa yang merasa kesulitan.
Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan
metode Think Pair Share berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat
dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan metode ini dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir lebih dan
terpacu dalam berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga tidak bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPS siswa menjadi
meningkat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan skema PTK spiral dari C.
Kemmis dan Mc. Taggart, oleh karena itu pada masing-masing siklus akan
dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan sekaligus observasi
dan yang terakhir adalah refeksi. Pada tahap pelaksanaan dan observasi dilakukan
secara bersamaan. Observasi dilakukan oleh guru kelas sebagai observer yang
akan mengamati jalannya pembelajaran oleh peneliti sebagai guru pengajar.
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1.1. Pra siklus
Penelitian ini dilakukan di SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Kab.
Semarang pada siswa kelas IV dengan jumlah 25 siswa, 10 siswa laki-laki dan15
siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, latar
belakang siswa lebih banyak sebagai anak petani, sehingga dari faktor keluarga
kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebiasaan siswa yang
masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat kondisi
pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Mereka lebih suka melakukan
aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman atau asik
dengan aktifitasnya sendiri. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih
kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga
berpengaruh pada minat siswa untuk belajar. Guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah dan menggunakan contoh dari buku saja. Belum nampak metode
pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat
membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.
Kondisi yang demikian secara langsung berdampak pada hasil belajar
siswa. Tingkat penguasaan siswa pada materi masih jauh dari harapan. Ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi siswa pada saat pra siklus. Dari keseluruhan siswa,
sebanyak 44% (11 siswa) yang nilainya sudah tuntas di atas KKM. Sedangkan
33
34
sisanya 66% (14 siswa) nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal atau
dapat dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah
71 guru harus mencari cara agar target ketuntasan sebanyak 80% dari keseluruhan
siswa nilainya berada di atas KKM.. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam
tabel 12 berikut:
Tabel 12
Hasil belajar siswa pra siklus
No
Kriteria
Frekuensi
Presentase
1
Tuntas
11
44%
2
Tidak tuntas
14
56%
3
Jumlah
25
100%
Nilai rata-rata kelas
69,2
Nilai Tertinggi
89
Nilai Terendah
50
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya
mencapai 69,2 dengan nilai tertinggi 89 dan nilai terendah adalah 50. Maka
peneliti mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan
metode yang lebih kooperatif dan menggunakan alat peraga pembelajaran agar
siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran.
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi
masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar. Tahap menyusun
rencana yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
35
1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan
digunakan, analisis ini dilakukan dengan guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
metode Think Pair Share.
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I.
Tabel 13
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan
Hari,Tanggal
Ke1
Selasa,
Jam
Keterangan
Pelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
2
Pelaksanaan pembelajaran dan
23 Mei 2017
2
Rabu,
24 Mei 2017
3
Jumat,
26 Mei 2017
evaluasi
b. Pelaksanaan dan observasi
Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan rancangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada
pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
-
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada kegiatan siklus I ini dilaksanakan minggu ke 3
bulan Mei 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk mempin doa. Setelah
berdoa guru menyapa siswa untuk lebih mengakrabkan guru dengan siswa dan
siswa merasa semangat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.
36
Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan Tanya jawab dengan siswa
untuk menggali pengetahuan siswa dan masuk menuju materi yang akan
disampaikan. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang
pemanfaatan sumber daya alam beserta contoh-contohnya kepada siswa. Kegiatan
penjelasan materi ini juga diselingi dengan Tanya jawab dengan siswa mengenai
contoh-contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar mereka.
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan
diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi. Setelah itu guru
membagikan gambar kepada seluruh siswa untuk diidentifikasi. Guru memberikan
waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara individu, lalu siswa
diminta untuk berdiskusi dengan teman sebangku mereka tentang gambar yang
mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, masing-masing pasangan mempresentasikan
hasil dikusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan
dan menanggapi hasil presentasi. Guru mengamati dan meluruskan tanggapan
siswa yang dinilai kurang pas dari materi. Setelah selesai, siswa mengerjakan
lembar kerja yang diberikan oleh guru tentang materi yang telah dipelajari. Pada
tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah
dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa
dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus I ini siswa masih terlihat canggung dengan
peneliti sebagai guru pengajar. Siswa masih malu untuk menjawab pertanyaan
dari guru atau menyampaikan pendapatnya. Dari lembar pengamatan observer,
guru belum bisa menguasai kelas dengan baik, jadi terkadang siswa masih sibuk
dengan kegiatannya sendiri atau mengobrol dengan temannya sehingga kelas
menjadi gaduh.
-
Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada
pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada
37
kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru menanyakan
kabar siswa dan memberikan motivasi dengan tujuan agar siswa merasa semangat
dalam menerima materi yang disampaiakan oleh guru. Guru melakukan kegiatan
apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang
berkaitan
dengan
materi.
Setelah
melakukan
kegiatan
apresepsi,
guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti guru menjelaskan materi tentang tentang sumber daya alam
yang dapat dan tidak dapat diperbaharui juga pemanfaatannya untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya
jika ada materi yang sulit dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
contoh-contoh jenis sumber daya alam apa saja yang ada di lingkungan sekitar
mereka. Setelah itu guru membagikan gambar pada masing-masing siswa untuk
melakukan metode pembelajaran Think Pair Share. Siswa menganalisis gambar
yang mereka dapatkan sebelum didiskusikan dengan teman sebangku mereka.
Setelah menganalisa dan berdiskusi, masing-masing pasangan mempresentasikan
hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi siswa yang lain. Lalu dilanjutkan dengan
pengerjaan lembar kerja yang diberikan oleh guru. Untuk mengakhiri, siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran lalu ditutup dengan berdoa bersama.
Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat belum berani
mengungkapkan pendapatnya, menurut observer, guru harus memberikan
bimbingan kepada siswa agar berani menyampaikan pendapatnya, guru harus bisa
memberikan pancingan kepada siswa agar siswa bisa lebih aktif.
-
Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga Siklus I pembelajaran diawali dengan berdoa
bersama. Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian
guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab untuk
mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
38
Pada tahap inti guru memberi penjelasan dengan memperdalam materi
yang sudah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang sulit dipahami. Lalu
guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa. Siswa mengerjakan lembar
evaluasi dengan sungguh-sungguh. Setelah pengerjaan evaluasi selesai, guru
menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
belajar dan berdoa bersama-sama.
Kesimpulan yang didapat dari pertemuan 3 siklus I adalah guru harus lebih
bisa mengkondisikan kelas dengan baik agar pembelajaran dapat berlangsung
secara maksimal.
c. Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh guru setelah semua data Siklus I terkumpul.
Baik berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas.
Refleksi dilakukan peneliti dengan meminta masukan dari guru kelas untuk
melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari data hasil belajar siswa yang
didapat dari pengerjaan soal evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai
materi dengan baik. Ini ditunjukkan dari 25 siswa, baru terdapat 15 siswa (60%)
yang nilainya sudah tuntas diatas KKM, sedangkan 10 siswa (40%) nilainya
masih berada dibawah KKM. Dari cacatan observer pada lembar observasi guru
dan siswa diperoleh beberapa masalah penyebab belum tercapainya indikator
kerja pada siklus I antara lain:
Guru masih belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini
dapat dilihat dari persiapan pada saat membuka pembelajaran guru
belum
mengkondisikan
siswa
untuk
siap
dalam
menerima
pembelajaran.
Pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang belum
fokus menerima pelajaran karena masih sibuk dengan kegiatan yang
lain.
Penyampaian materi sudah menarik, akan tetapi ketika tahap diskusi,
siswa terkadang masih membahas diluar materi pembelajaran karena
39
penggunaan media gambar yang sulit dipahami siswa (gambar dicetak
dengan warna hitam putih).
melakukan presentasi hasil diskusi.
Guru belum menegur siswa yang mengganggu temannya yang
Masih banyak pula siswa yang pasif belum berani mengemukakan
pendapatnya.
Dari beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan pembelajaran
pada Siklus II yang diantaranya dengan cara:
Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan
pengkondisian kelas dan kesiapan siswa dalam belajar agar materi
yang disampaikan dapat diserap siswa dengan baik.
(gambar dicetak berwarna agar lebih mudah dipahami).
Guru menyiapkan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa
Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan
diluar materi pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang
serius dalam belajar agar kondisi belajar menjadi lebih kondusif.
Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani
dalam mengungkapkan pendapat.
Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II
agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu
perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan
dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan
menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share sampai pada pertemuan ke3 evaluasi dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi
memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.
40
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar hingga hasil belajar
siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan
digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru
kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
metode Think Pair Share beserta materi pembelajaran.
3. Menyiapkan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi.
6. Berkonsultasi
dengan
guru
kelas
cara
menguasai
siswa
dan
mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung
secara maksimal.
Berikut jadwal pelaksanaan siklus II:
Tabel 14
Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan
Ke1
Hari,Tanggal
Senin,
Jam
Keterangan
Pelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
3
Pelaksanaan pembelajaran
2
Pelaksanaan pembelajaran dan
29 Mei 2017
2
Selasa,
30 Mei 2017
3
Rabu,
31 Mei 2017
evaluasi
41
b. Pelaksanaan dan obsrvasi
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan metode Think
Pair Share yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
-
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan minggu ke 4
bulan Mei 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa, kemudian dilanjutkan dengan
berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas. Lalu guru melaukan presensi untuk
mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan
melakukan Tanya jawab yang berkaitan dengan materi untuk menggali
pengetahuan siswa dan masuk menuju materi pembelajaran. Pada tahap akhir
kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang
pemanfaatan sumber daya alam beserta pemanfaatannya oleh masyarakat. Guru
juga melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh pemanfaatan
sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini
dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi
pembelajaran selama guru menjelaskan materi juga untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang penjelasan guru. Setelah itu guru membagikan gambar tentang
contoh pemanfaatan sumber daya alam kepada seluruh siswa untuk diidentifikasi.
Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara
individu, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sebangku mereka
tentang gambar yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, masing-masing
pasangan mempresentasikan hasil dikusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa
yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru membimbing
dan memberikan motivasi kepada siswa yang tidak berani untuk maju di depan
kelas. Setelah selesai, guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk
dikerjakan. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama
pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi
yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
42
Pada pertemuan pertama siklus II ini pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik, akan tetapi saat guru menjelaskan materi siswa belum berani
bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum dipahaminya jadi pada saat
pengerjaan lembar kerja siswa masih ada siswa yang bingung tentang materi
pelajaran.
-
Pertemuan 2
Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada
pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Lalu
guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Apresepsi yang
dilakukan adalah dengan melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan
dengan materi. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti guru memberikan penjelasan materi tentang jenis-jenis
sumber daya alam dan kegiatan manusia yang dapat merusak sumber daya alam..
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang
sulit dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh jenis
sumber daya alam apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka serta kegiatan
apa saja yang telah mereka lakukan yang dapat merusak sumber daya alam.
Setelah itu guru membagikan gambar pada masing-masing siswa untuk
melakukan metode pembelajaran Think Pair Share. Siswa menganalisis gambar
yang mereka dapatkan sebelum didiskusikan dengan teman sebangku mereka.
Setelah menganalisa dan berdiskusi, masing-masing pasangan mempresentasikan
hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi siswa yang lain. Guru membimbing
siswa dalam melakukan presentasi dan memberikan kesempatan kepada siswa lain
untuk menanggapi. Setelah dirasa cukup, dilanjutkan dengan pengerjaan lembar
kerja yang diberikan oleh guru. Setelah semua selesai mengerjakan lembar kerja,
siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Guru
membimbing siswa untuk berani menyampaikan pendapat. Lalu pembelajaran
ditutup dengan berdoa bersama.
43
Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua
Siklus II ini diperoleh kesimpulan bahwa: guru kurang memberikan kesempatan
pada siswa yang lain dalam menyampaikan pendapat pada saat tahap Share atau
presentasi hasil diskusi di depan kelas. Guru juga kurang memeriksa kesiapan
siswa dalam mengikuti pelajaran. Akan tetapi secara keseluruhan pembelajaran
sudah berlangsung dengan baik.
-
Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga Siklus II guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan menyapa siswa sambil mengkondisikan kelas supaya
siswa nyaman dalam belajar. Pembelajaran diawali dengan berdoa bersama. Guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan
kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab materi yang telah dipelajari
sebelumnya untuk mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari
siswa. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada tahap inti guru memberi penjelasan dengan memperdalam materi
yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang sulit dipahami. Guru
melakukan Tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa. Lalu guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa. Siswa mengerjakan
lembar evaluasi dengan sungguh-sungguh. Guru menegur siswa yang mencontek
ataupun mengganggu temannya dalam mengerjakan lembar evaluasi. Setelah
pengerjaan evaluasi selesai, guru menutup pembelajaran dengan memberikan
motivasi kepada siswa agar selalu giat belajar dan berdoa bersama-sama.
Tahap observasi pada siklus II ini dilakukan oleh guru kelas dengan
mengisi lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan pada saat
pembelajaran berlangsung. Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti sebagai guru pengajar dan mencatat poin-poin penting.
Dari hasil pengamatan oleh guru kelas, didapatkan beberapa catatan antara lain:
pembelajaran yang dilakukan sudah berlangsung baik. Semua poin pada lembar
44
evaluasi sudah terlaksana. Pembelajaran sudah runtut sesuai dengan RPP yang
dibuat. Akan tetapi terkadang guru belum bisa mengkondisikan siswa yang ramai
pada saat pelajaran berlangsung.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II terkumpul. Baik
berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 3
pertemuan berlangsung. Dari data lembar observasi maupun lembar evaluasi,
siswa mengalami peningkatan keaktifan maupun hasil belajar. Ini ditunjukkan dari
25 siswa, hanya terdapat 3 siswa (12%) yang nilainya masih belum tuntas diatas
KKM, sedangkan 22 siswa (88%) nilainya sudah berada diatas KKM. Pada siklus
II siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Kebanyakan siswa
juga sudah berani mengungkapkan pendapatnya. Bagi beberapa siswa yang masih
belum berani utnuk mengungkapkan pendapat, guru membimbing dan
memberikan pengarahan. Pengkondisian kelas juga sudah dapat dilaknsanakan
dengan baik sehingga kondisi belajar dapat berlangsung dengan efektif.
Pengerjaan lembar evaluasi juga berlangsung secara kondusif, tidak lagi ada siswa
yang mengganggu temannya dalam mengerjakan lembar evaluasi ataupun
mencontek.
Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai pada
indikator kerja yaitu 80% atau lebih dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan
demikian penggunaan metode Think Pair Share berbantuan media gambar pada
mata pelajaran IPS materi sumber daya alam dapat diikuti dengan baik oleh siswa.
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil belajar IPS pada materi sumber daya alam diperoleh dari hasil
tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekwensi. Menurut Sugiono (2011:46) untuk membuat tabel distribusi
frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas,
menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk
45
menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n.
dimana:
K
= jumlah interval kelas
n
= jumlah data observasi
log
= logaritma
untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai
min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara
membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas,
rentang data dan panjang kelas.
a. Siklus I
Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai
terendah adalah 60. Jumlah data observasi adalah 25 siswa.
K
= 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 25
= 1+3.3 x 1,4
= 1+ 4.62
= 5.42 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 90 – 60 + 1
= 31
Panjang kelas = Range dibagi K
31/5 = 6.2 atau 6
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 6.
Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang
disajikan pada tabel 15 berikut:
46
Tabel 15.
Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa
Kelas IV SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017
Siklus I
No
Interval
Frekwensi
Persentase
1
≥ 90
1
4%
2
84 – 89
4
16%
3
78 – 83
2
8%
4
72 – 77
8
32%
5
66 – 71
2
8%
6
60 – 65
8
32%
25
100%
Jumlah
b. Siklus II
Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus I dan juga
disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah yaitu
menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir
menghitung panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 95 dan nilai
terendah adalah 60. Jumlah data observasi adalah 25 siswa.
K
= 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 25
= 1+3.3 x 1,4
= 1+ 4.62
= 5.42 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 95 – 60 + 1
= 36
Panjang kelas = Range dibagi K
31/5 = 7.2 atau 7
47
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 7.
Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang
disajikan pada tabel 16 berikut:
Tabel 16.
Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa
Kelas IV SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017
Siklus II
No
Interval
Frekwensi
Persentase
1
≥ 95
1
4%
2
88 – 94
2
8%
3
81 – 87
3
12%
4
74 – 80
16
64%
5
67 – 73
1
4%
6
60 – 66
2
8%
25
100%
Jumlah
4.1.3. Analis Data
Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis
ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar
IPS materi sumber daya alam siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan
tahun ajaran 2016/2017 semseter 2.
4.1.3.1. Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan
membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPS.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
48
Tabel 17.
Analisis ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas IV
SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017
Siklus I
No
Kriteria
Frekuensi
Presentase
1
Tuntas
15
60%
2
Tidak tuntas
10
40%
3
Jumlah
25
100%
Nilai rata-rata kelas
73,4
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
60
Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
mencapai 60% atau 15 siswa dari jumlah 25 siswa. Dengan KKM adalah 71,
sebanyak 10 siswa (40%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum
tuntas. Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan
skor 60. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 73,4. Tabel
17 jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS
Siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Siklus I
49
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar
IPS siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Tahun ajaran 2016/2017
Semester 2 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 18.
Analisis ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas IV
SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017
Siklus II
No
Kriteria
Frekuensi
Presentase
1
Tuntas
22
88%
2
Tidak tuntas
3
12%
3
Jumlah
25
100%
Nilai rata-rata kelas
78,6
Nilai Tertinggi
95
Nilai Terendah
60
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai
jumlah 22 siswa (88%) dari jumlah 25 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
dengan nilai masih dibawah KKM hanya terdapat 3 siswa (12%) saja. Nilai
tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 95 sedangkan nilai terendah masih
berada pada skor 60. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 73,4 pada
siklus II ini menjadi 78,6. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
50
Gambar 4. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS
Siswa kelas IV SDN Sumogawe 04 Siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode
Think Pair Share (TPS) berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPS terjadi
peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perbandingan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel 17 berikut:
Tabel 19
Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No
Kriteria
Pra siklus
Siklus 1
Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1
Tuntas
11
44%
15
60%
22
88%
2
Tidak
14
56%
10
40%
3
12%
25
100%
25
100%
25
100%
tuntas
Jumlah
Skor tertinggi
89
90
95
Skor terendah
50
60
60
69,2
73,4
78,6
Rata-rata
51
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan
hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 44%, setelah digunakan metode kooperatif tipe
Thing Pair Share berbantuan media gambar meningkan menjadi 60% kemudian
setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi
mencapai 88% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar berikut:
Gambar 5. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor
tertinggi dan terenda tiap siklus disajikan dalam gambar 4 berikut:
52
Gambar 6. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
Penggunaan metode Think Pair Share yang digunakan oleh peneliti juga
berdampak pada perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan
adanya peningkatan tiap siklus.
80
78.6
78
76
73.4
nilai
74
72
Rata-rata
70
69.2
68
66
64
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 7. Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas
53
4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV SDN
Sumowono 04 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi sumber daya alam
menggunakan metode Think Pair Share (TPS) berbantuan media gamber sangat
memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dari pra siklus,
siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.
Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya
sebanyak 11 anak atau 44% kemudian dilaksanakan siklus 1 ketuntasan siswa
meningkat mencapai 15 anak atau 60%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak
16%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target
sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 80%
atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa
mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa
terkadang masih bermain-main dengan hal diluar materi pelajaran seperti
mengganggu siswa yang lain, menggunakan media pembelajaran sebagai mainan
atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga belum menunjukkan
keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar
penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II,
ketuntasan siswa mencapai 88% dan hanya terdapat 3 siswa (12%) saja yang
belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode
Think Pair Share berbantuan media gambar meningkatkan ketuntasan siswa
sebanyak 44% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Dan hasil
yang diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa
lebih dari 80%. Hal ini dikarenakan kelebihan dengan menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar tingkat keaktifan siswa
dalam belajar meningkat, siswa dituntut untuk berfikir menganalisis contoh
gambar yang diberikan oleh guru kemudian berdiskusi dengan temannya untuk
54
saling bertukar pikiran maupun bertukar informasi pengetahuan masing-masing.
Kemudian siswa dituntut untuk berani mempresentasikan hasil pemikiran dan
diskusinya di depan kelas, bagi siswa yang lain agar berani menyampaikan
pendapatnya. Jadi pengetahuan yang didapat oleh siswa tidak hanya berasal dari
guru, akan tetapi dari contoh konkrit dan juga pengalaman masing-masing
individu. Ini sesuai dengan teori dari Anita Lie (2004:57) yang menyatakan bahwa
Think Pair Share (TPS) adalah salah satu metode pembelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang
lain. Keunggulan metode ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Akan tetapi penggunaan metode Think Pair Share berbantuan media
gambar ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada saat tahap diskusi
dengan teman sebangku apabila guru tidak membimbing siswa untuk berdiskusi
dengan benar, maka siswa malah akan mendiskusikan tema yang lain diluar
materi pelajaran. Jadi guru harus fokus membimbing siswa untuk berdiskusi. Ini
dapat dilakukan dengan cara guru berkeliling kelas. Jika gambar yang digunakan
oleh guru kurang jelas, siswa terkadang kesulitan untuk memahami maksud dari
gambar tersebut, hal ini dapat diatasi dengan cara guru menjelaskan kepada
masing-masing siswa yang merasa kesulitan.
Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan
metode Think Pair Share berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat
dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan metode ini dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir lebih dan
terpacu dalam berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga tidak bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPS siswa menjadi
meningkat.