BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Tentang Kredit - Analisis Strategi Peningkatan Debitur Kredit Angsuran Lainnya Pada PT Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Tentang Kredit

2.1.1 Pengertian Kredit

  Menurut Johanes (2004) kata "kredit" berasal dari bahasa Romawi

  

"credere" yang berarti percaya atau credo atau creditum yang berarti saya

  percaya. Seseorang yang mendapatkan kredit adalah seseorang yang telah mendapat kepercayaan dari kreditur.

  Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 menyebutkan pengertian kredit, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil tertentu. Kredit juga didefinisikan sebagai penyerahan atas dasar kepercayaan sejumlah uang atau barang yang dipersamakan dan wajib dikembalikan sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati bersama.

  Adapun menurut Hasibuan (2007:87) mengemukakan pengertian kredit yang lebih jelas bahwa: " Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati". Kemudian Suyatni, (2002) memberikan definisi kredit sebagai berikut: Kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu".

  Berdasarkan pengertian diatas nampak bahwa suatu fungsi pokok dari kredit pada dasaraya adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan kegiatan usaha berbagai bidang yang semua itu untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dalam hal ini mempermudah mendapatkan modal usaha.

2.1.2 Unsur-Unsur dan Jenis-Jenis Kredit a.

  Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2008) adalah sebagai berikut : 1) Kepercayaan

  Yaitu suatu keyakinan pemberian suatu kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang atau jasa yang akan benar - benar diterima kembali dimasa mendatang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank kepada calon debitur karena sebelum dana tersebut dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan bagaimana situasi dan kondisi calon debitur sehingga dapat dinilai apakah calon debitur tersebut dipastikan memiliki kemauan dan kemampuan membayar kredit yang disalurkan, sehingga pada saat dana telah dikucurkan tidak terjadi masalah yang berpengaruh baik bagi

  bank maupun debitur

  2) Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan, ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangi hak dan kewajibannya, kesepakatan kredit ini dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu bank dan nasabah disaksikan oleh notaris.

  3) Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

  Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

  4) Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin bersar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

  5) Balas Jasa Merupakan keuntungan .atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga bank konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi, dan komisi serta biaya administrasi, kredit ini merupakan keuntungan utama suatu bank. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah balas jasanya dalam bentuk bagi hasil.

  Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan ukuran - ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan yang berlaku. b.

  Jenis-jenis kredit Secara umum jenis-jenis kredit yang dikeluarkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi adalah :

  1) Dari Segi Jangka Waktu

  a) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi dan palawija b) Kredit jangka menengah

  Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun, dan biasanya kredit ini untuk melakukan investasi.

  c) Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama, yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun dan biasanya untuk keperluan investasi jangka panjang.

  2) Dari Segi Kolektibilitas

  a) Kredit lancar (pas) Adalah kredit yang kriterianya antara lain pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif, dan bagian dari kredit yang dijamin dengan angsuran tunai. Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila : (1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.

  (2) Memiliki mutasi rekening yang aktif. (3) Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

  b) Kredit dalam perhatian khusus (special mention) Adalah kredit yang kriterianya antara lain terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui sembilan puluh hari, kadang-kadang terjadi cerukan, mutasi rekening relatif aktif jarang teriadi pelanggaran terhadap kontrak vang dijanjikan dan didukung oleh pinjaman baru. Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:

  a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari.

  b. Kadang - kadang terjadi cerukan c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

  d. Mutasi rekening relatif rendah.

  e. Didukung dengan pinjaman baru.

  c) Kurang Lancar (substandard) Yang dimaksud kredit kurang lancar adalah kredit yang mempunyai kriteria antara lain terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui sembilan puluh hari, sering terjadi cerukan, frekuensi mutasi rekening relatif rendah, terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah diperjanjikan lebih dari sembilan puluh hari dan dokumen pinjaman lemah.

3) Dari Segi Tujuan Dan Kegunaannya

  a) Kredit Investasi

  Kredit untuk perluasan usaha atau untuk membangun proyek/pabrik dimana masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

  b) Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang dipergunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicairkan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.

  c) Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang dipergunakan untuk konsumsi secara pribadi, misalnya untuk perumahan, kredit mobil dan lain sebagainya.

4) Dari segi jaminan

  a) Kredit Dengan Jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi oleh jaminan yang diberikan debitur.

  b) Kredit Tanpa Jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan ataupun orang tertentu.

  Hanya melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas sicalon debitur selama berhubungan dengan yang bersangkutan.

2.2 Teori Tentang Manajemen Strategi

2.2.1 Pengertian dan Model Manajemen Strategi

  Strategi menurut Hamel dan Prahalad (1994) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi juga merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

  Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, memilih strategi tertentu untuk digunakan. Teknik- teknik perumusan strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu Input Stage (tahap masukan),

  

Matching Stage (tahap pencocokan), dan Decision Stage (tahap

keputusan).

  David (2009) menyatakan proses manajemen strategis dapat dengan cukup mudah dipelajari dan diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi ia mempresentasikan sebuah pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, menerapkan, dan menilai strategi. David (2009) berpendapat bahwa Model Manajemen Strategis Komprehensif terdiri dari tiga unsur utama yaitu unsur perumusan, implementasi dan evaluasi strategi. Sumber : David, 2009

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif

2.2.2 Tingkatan Strategi

  Strategi yang disusun dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan tergantung pada jenis perusahaan atau organisasi yang melakukannya, apakah perusahaan tunggal atau perusahaan atau organisasi terdiversifikasi.

Gambar 2.2 Tingkatan Strategi

  a. Strategi Korporat Strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan korporat atau bisnis secara keseluruhan mencakup bagaimana mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis (Divisi Baru, Merger, Akuisis). Korporat bertanggung jawab membangun “value” dalam bisnisnya. Korporat bertanggung jawab pada portofolio bisnis, memastikan bahwa bisnis akan beroprasi dalam jangka panjang, dan memastikan setiap bisnis yang dimilikinya kompatibel satu sama lain. Strategi korporat merupakan game plan keseluruhan dari perusahaan diversifikasi. Strategi ini menjadi payung atau pedoman strategi bagi seluruh unit bisnis yang dimiliki perusahaan diversifikasi.

  b. Strategi Bisnis

  Strategi bisnis atau sering disebut strategi unit bisnis ini bisa berupa strategi di level anak perusahaan, divisi, lini produk, atau

  profit centre lain yang memiliki otonomi pengelolaan bisnisnya

  sendiri. Isu dalam strategi bisnis adalah bagaimana mengkoordinasikan fungsi-fungsi bisnis/manajemen untuk mencapai keunggulan kompetitif. Di level bisnis strategi yang diformulasikan akan berkaitan dengan posisi bisnis terhadap pesaing, bagaimana mengakomodasi perubahan tren pasar dan teknologi, dan upaya-upaya mempengaruhi persaingan melalui tindakan-tindakan strategis seperti integrasi vertikal, atau tindakan politis seperti lobi. Strategi generik Michael Porter adalah contoh strategi bisnis.

  c. Strategi Fungsional Strategi yang diformulasikan dan diimplementasikan di level fungsi manajemen dari tiap bisnis, seperti fungsi SDM, keuangan, operasional, dan pemasaran. Level ini menjadi pusat informasi manajemen strategi di level lebih atas yaitu bisnis dan korporat. Setiap unit fungsional diharuskan mengembangkan strategi bisnis agar dapat memberikan kontribusi pada kesuksesan strategi bisnis secara keseluruhan.

  d. Strategi Operasional Strategi yang diformulasikan dan diimplementasikan di unit-unit operasional seperti penjualan, distribusi, penyimpanan, promosi, persediaan, penggajian dll. Keberhasilan pimpinan pada jajaran ini akan menentukan kelancaran proses dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.

2.3 Teori Tentang Lingkungan Bisnis

2.3.1 Pengertian dan Aspek Lingkungan Internal

  Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan. Menurut Kotler (2008), pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan menghindari ancaman yang berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat peluang dan faktor eksternalnya.

  Menurut David (2009) analisis lingkungan internal berfokus pada upaya identifikasi dan evaluasi kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan dalam area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasional, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Analisis lingkungan internal berdasarkan area fungsional bisnis dibagi menjadi enam fungsi yaitu manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen.

  1. Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelolaan SDM yang ada diperusahaan, mulai dari rekrutmen hingga pengembangan. Bagaimana potensi SDM diperusahaan dapat memberikan kontribusi maksimal untuk perusahaan.

  2. Organisasi Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu (Robbins, 2004). Tujuan tersebut dapat berupa keuntungan (perusahaan), kebijakan publik (pemerintah) maupun perubahan sosial (organisasi nirlaba).

  Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pembagian kerja dan penempatan yang sesuai bagi setiap orang. Manajemen dapat dikatakan sebagai menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat pada waktu yang tepat untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sebuah struktur sebagai pengejawantahan strategi organisasi ke dalam pelaksanaannya di lapangan. Maksudnya tidak lain adalah agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien yaitu dengan membuat sebuah desain struktur yang memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dinamis dimana semua hal dapat berubah dengan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah struktur formal yang dapat mendukung dan mempermudah anggota organisasi dalam pelaksanaan pekerjaan organisasi.

  3. Pemasaran Pemasaran tidak hanya terbatas pada aktivitas penjualan produk, tetapi juga upaya-upaya untuk memahami kebutuhan konsumen dan memenuhinya sesuai keinginan konsumen.

  Terdapat tujuh fungsi pemasaran pokok yaitu analisis konsumen, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atau jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang (David, 2009).

  4. Keuangan Keadaan keuangan suatu perusahaan sangat vital untuk keberlangsungan perusahaan.

  5. Produksi atau Operasional Fungsi produksi atau operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa.

  Aktivitas produksi atau operasi seringkali mempresentasikan bagian terbesar dari asset manusia dan modal suatu organisasi (David 2009).

  5. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan (litbang) diarahkan untuk mengembangkan produk-produk baru, meningkatkan kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biaya (David 2009).

  6. Sistem Informasi Sistem informasi manajemen mengelola Informasi dari berbagai bagian perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajerial. Tujuan dari sistem manajemen informasi adalah meningkatkan kualitas keputusan manajerial.

2.3.2 Pengertian dan Aspek Lingkungan Eksternal

  Menurut David (2009) lingkungan eksternal berfokus pada upaya identifikasi kejadian yang berada di luar kendali suatu perusahaan. Audit eksternal mengungkap peluang-peluang dan ancaman-ancaman besar yang dihadapi suatu organisasi sehingga manajer dapat merumuskan strategi guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang tersebut dan menghindar atau meminimalkan dampak dari ancaman yang muncul.

  Analisis lingkungan eksternal adalah upaya untuk memeriksa kondisi lingkungan eksternal perusahaan, baik berupa kondisi yang memberikan peluang bagi perusahaan maupun kondisi yang mengancam perusahaan. Lingkungan eksternal menurut Robinson dan Pearce (2009) adalah faktor-faktor diluar kontrol perusahaan yang mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap arah dan tindakan, struktur organisasi, serta proses internal. Menurut David (2009) lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori luas yaitu kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya dan demografis, kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan kompetitif.

  1. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat perusahaan beroperasi (Robinson dan Pearce, 2009). Keadaan ekonomi di suatu daerah atau negara tempat perusahaan berada dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

  Keadaan ekonomi berada di luar kontrol perusahaan namun dapat memberikan ancaman maupun peluang bagi perkembangan perusahaan.

  2. Faktor Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi. Tren-tren baru itu menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan, konsekuensinya, menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula (David 2009).

  3. Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum, karenanya, dapat mempresentasikan peluang atau ancaman baik bagi organisasi kecil maupun besar (David 2009).

  4. Faktor Teknologi Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak yang dramatis terhadap organisasi (David 2009).

  Kemajuan teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan produk baru, tetapi juga mencakup cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

  5. Faktor Kompetitif Salah satu bagian penting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing penting bagi perumusan strategi yang berhasil (David 2009). Pesaing bagi perusahaan merupakan pelaku usaha terkait. Persaingan dengan pelaku-pelaku usaha terkait dapat mempengaruhi kualitas produk dan keuntungan perusahaan.

2.4 Pengertian dan Matriks SWOT

  Menurut Zimmerer (2003), perencanaan strategis bukan merupakan hasil atau keluaran melainkan suatu proses yang terus berlangsung. Pemikiran strategis tidak memiliki titik akhir, dan akibatnya proses perencanaan berlangsung terus menerus. Salah satu dari proses perencanaan manajemen strategis adalah mengenali lingkungan internal perusahaan (strength, weaknesses) dan lingkungan eksternal perusahaan (opportunity, threat).

  Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness) dalam lingkungan internal perusahaan, dan peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan eksternal perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan yang ada di lingkungan internal terutama ditujukan terhadap faktor keberhasilan kunci (Key Success

  

Factor). Jadi dengan analisis ini diharapkan akan diperoleh cara untuk

  mengembangkan dan memanfaatkan kekuatan serta penopang atau mengurangi kelemahan dengan maksud untuk memanfaatkan peluang dan mengurangi ancaman. (David, 2006)

  Dari analisis ini ada empat kemungkinan identifikasi lingkungan yang dihadapi perusahaan :  Terdapat peluang dalam suatu perusahaan dan perusahaan mempunyai kekuatan untuk mendapatkannya sehingga harus disusun strategi yang bersifat agresif.

   Terdapat peluang dalam suatu perusahaan akan tetapi perusahaan mempunyai kelemahan yang pokok untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi yang bersifat perubahan haluan (Turnaround).

   Terdapat ancaman dalam suatu perusahaan mempunyai kekuatan untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi bisnis yang bersifat diversifikasi.

   Terdapat ancaman dalam suatu perusahaan dan disamping itu mempunyai kelemahan, sehingga harus disusun strategi yang bersifat defensif. Analisis SWOT berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimkan kelemahan dan ancaman suatu perusahaan. Apabila diterapkan secara tepat, asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang berpengaruh untuk merancang suatu strategi yang berhasil. Analisis lingkungan perusahaan memberikan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkungan suatu perusahaan, yang merupakan fokus utama dalam analisis SWOT.

Tabel 2.1 Diagram Matrik SWOT

  Untuk menyusun Tabel 2.1 terdapat 8 (delapan) langkah dalam menyusun matrik SWOT, yaitu:

  7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat.

  6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat.

  5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.

  4. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.

  3. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.

  2. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.

  1. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.

  

Opportunities), ST (Strengths, Threats), dan WT (Weakness, Threats).

  IFAS EFAS Strengths (S) Tentukan Faktor- Faktor Kekuatan Internal

  Berdasarkan analisis SWOT tersebut, dapat disusun empat strategi utama yaitu : SO (Strengths, Opportunities), WO (Weakness,

  Sumber : Rangkuti, (2008)

  Strategi WT Ciptakan Strategi Yang Meminimalkan Kelemahan Dan Menghindari Ancaman

  Tentukan Faktor-Faktor Ancaman Eksternal Strategi ST Ciptakan Strategi Yang Mengunakan Kekuatan Untuk Mengatasi Ancaman

  Strategi WO Ciptakan Strategi Yang Meminimalkan Kelemahan Untuk Memanfaatkan Peluang Threats (T)

  Ciptakan Strategi Yang Mengunakan Kekuatan Untuk Memanfaatkan Peluang

  Oportunities (O) Tentukan Faktor-Faktor Peluang Eksternal Strategi SO

  Weaknesses (W) Tentukan Faktor- Faktor Kelemahan Internal

  8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.

Tabel 2.1 menunjukkan berbagai alternatif strategi dari setiap elemen SWOT yang terdiri dari :

  1) Strategi SO (Kekuatan Peluang).

  Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi.

  2) Strategi WO (Kelemahan Peluang).

  Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, akan tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

  Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around).

  Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan.

  3) Strategi ST (Kekuatan Ancaman).

  Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Dalam analisis ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut..

4) Strategi WT (Kelemahan-Ancaman).

  Perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive). Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.

2.5 Penelitian Terdahulu

  Fadhila dkk (2013) melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Atas Strategi yang Dilakukan PT Bank Mandiri Dalam Meningkatkan Kualitas Portofolio Produk Kredit Usaha Mikro (KUM) dengan Menggunakan Analisis SWOT (Studi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Cabang Leces Probolinggo)”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan kredit yang sangat penting untuk menggerakkan perekonomian rakyat salah satunya kredit mikro dan banyak lembaga keuangan yang memperluas pasar di segmen mikro salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank dalam setiap penyaluran kreditnya dibutuhkan strategi-strategi khusus agar kredit yang disalurkan tersebut berkualitas yang nantinya juga akan memperbaiki kualitas portofolionya. Secara umum kinerja dan tingkat pencapaian portofolio kredit pada Bank Mandiri Leces Probolinggo belum sepenuhnya maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan implikasi strategi yang dapat digunakan melalui model analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh posisi perusahaan dalam kuadran SWOT berada pada kuadran III. Dimana peluang yang tersedia sangat menyakinkan namun tidak dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk mengelolanya. Strategi yang direkomendasikan adalah mengatasi kelemahan yang diuraikan dalam pembahasan untuk menggarap peluang yang ada..

  Hosen dan Arif (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri di Kabupaten Pati” Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu yang bersandarkan padahasil wawancara mendalam, catatan-catatan dan data-data penunjang lainnya untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif berkaitan dengan topik penelitian. Berdasar pada analisis SWOT, diperoleh keterangan sebagai berikut: a. Kelebihan 1) KUR merupakan program pemerintah. 2) Adanya jaminan dari pemerintah (resiko jaminan ditanggung oleh pemerintah sebesar 70%, sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pemerintah). 3) Proses pencairannya cepat. 4) Keramahan pelayanan yang syar’i. 5) Integritas dari staffmarketing yang sangat baik. 6) Tingkat marjin untuk KUR kategori mikro yang ditawarkan oleh BSM Pati lebih rendah dibanding bank lainnya. 7) KUR Memberikan proses perpanjangan kontrak. 8) Kekurangan 1) Limit plafon yang kurang mampu memenuhi kebutuhan nasabah. 2) Kurangnya penjelasan akan perbedaan antara KUR dengan progam lainnya. 3) Jaminan pemerintah tidak begitu ditransparansikan. 4) Hanya ada 1 BSM di Kab. Pati. 5) KUR belum bisa membantu mengembangkan usaha UMKM-K.

  Wiyono dkk (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Strategi Pola Pembiayaan Kredit Mikro pada Bank BNI : Solusi Pemenuhan Permodalan Bagi Usaha Kecil”. PT. Bank Negara Indonesia atau BNI (Persero) Tbk sebagai bank yang telah berusia lebih dari setengah abad dan telah memiliki jaringan hampir disetiap Daerah Kabupaten diseluruh Indonesia, lima kantor cabang di Luar Negeri dan dilihat dari aset Bank BNI berada pada urutan kedua setelah Bank Mandiri. Bank BNI didukung oleh 12 Kantor Wilayah dengan 223 Cabang, maka bagi Bank BNI bukan hal sulit untuk mengembangkan bisnis, khususnya mikro banking, mengingat sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki cukup berpengalaman. Komitmen mewujudkan paradigma baru Bank BNI dalam mengembangkan usaha segmen mikro (micro banking atau mikro banking) dibuktikan dengan membentuk Unit Bank Mikro yang dipimpin oleh seorang pejabat setara Wakil Divisi dan diberikan kewenangan penuh dalam operasionalnya.

  Dalam upaya perwujudannya, dibentuklah organisasi, yang diantaranya akan mempraktekkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh rentenir, koperasi simpan pinjam, ataupun lembaga keuangan mikro lainya yang berbentuk informal menjadi formal. Pada awal tahun 2001, Bank BNI mulai mengembangkan usaha mikro yang diberi nama Unit Bank Mikro (UBM), dengan harapan dapat melayani masyarakat, dalam hal ini pengusaha kecil dalam menjalankan usahanya dengan prinsip win-win solution.

  Dari hasil analisis SWOT, dapat dipetakan pasar yang bagaimana harus digarap secara intensif oleh Bank BNI, agar sumber dayanya optimal digunakan, strategi-strategi pemasaran yang efektif dan tepat dapat diterapkan, sehingga ekspansi kredit mikro Bank BNI dapat menghasilkan keuntungan optimal Dalam menjalankan bisnisnya di sektor mikro, Bank BNI menggunakan dua strategi pemasaran, yakni : 1) Memasarkan produk-produk kredit mikro secara organik (proses dan pengelolaan debitur mikro dikelola sendiri oleh Bank BNI). 2) Melakukan aliansi strategis melalui suatu kerjasama dengan lembaga keuangan mikro lainnya (anorganik), seperti BPR, Koperasi dan lainnya, sehingga penyaluran kredit mikro Bank BNI dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah 2.1.1. Definisi Sampah - Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Gangguan Kelainan Kulit Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 52

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Gangguan Kelainan Kulit Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 16

Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

0 1 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan TB paru dan MDR TB di Indonesia - Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

1 4 56

Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

0 3 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENYAKIT DIABETES MELLITUS (DM) 2.1.1 Definisi DM - Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

0 0 9

Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

1 2 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Edukasi Perawatan Diri Terstrukutur Berbasis Teori Perilaku - Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

0 0 7