BAB 4 PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills Siswa SMK Negeri 2 Salatiga

BAB 4 PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1. Profil Sekolah SMK Negeri 2 Salatiga berdiri sejak tahun 2000. Sekolah

  

telah mengalami perkembangan yang pesat dan luar biasa

sehingga pada tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah

siswa 1556 siswa. Baik dari sisi kelembagaan maupun

prestasi siswa, sarana pendidikan juga telah relatif memadai

karena SMKN 2 Salatiga termasuk salah satu pelaksana

program Sekolah Model Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Sebagai tindak lanjut Program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional) yang telah digugurkan oleh Keputusan

Mahkamah Konstitusi (MK), maka sekolah tetap mengarah

pada pelayanan pendidikan yang bermutu.

4.1.1. Program Keahlian SMK Negeri 2 Salatiga.

Tabel 4.1. Akreditasi Kompetensi Keahlian

  Tahun No Kompetensi Keahlian Akreditasi diakreditasi

  1 Teknik Gambar Bangunan A 2010

  2 Teknik Konstruksi Batu Beton A 2010

  3 Teknik Konstruksi Kayu A 2010

  4 Teknik Audio Video A 2010

  5 Teknik Elektronika Industri A 2008

  6 Teknik Kendaraan Ringan A 2010

  7 Teknik Pemesinan A 2007

  8 Teknik Komputer Jaringan A 2010

4.2. Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran Soft

  Skills Siswa SMK Negeri 2 Salatiga Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall (1979) yang terbatas pada

tahap pengembangan saja. Alur pengembangan model

pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga:

4.2.1. Studi pendahuluan (Research and information

  collecting), pada tahap studi pendahuluan, peneliti mengobservasi penyebab rendahnya keterserapan tamatan SMK Negeri 2 Salatiga ke dunia usaha maupun dunia industri serta yang berwirausaha. Rendahnya keterserapan tamatan juga dipengaruhi oleh rendahnya kompetensi soft skills siswa. Lemahnya kompetensi soft skills siswa dikarenakan kurangnya perhatian sekolah dalam mengembangkan kompetensi soft skills siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  4.2.2. Perencanaan penelitian (Planning), tahap perencanaan ini peneliti merumuskan tujuan pengembangan untuk mencari kekuatan maupun peluang dan kelemahan serta ancaman yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga

dalam pengembangan kompetensi soft skills siswa.

  4.2.3. Pengembangan produk awal, pengembangan model pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga merupakan produk yang akan dikembangkan berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD). Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT.

  Dalam kajian awal dan telah di diskusikan melalui Focus Group discussion (FGD) bersama pihak yang berperan dalam penentu kebijakan pengembangan kurikulum SMK Negeri 2 Salatiga mendapatkan model gambaran tentang proses pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga.

Gambar 4.1. Proses Pembelajaran Soft skills siswa di SMK Negeri 2 Salatiga

  KI.3, KI.4

  Evaluasi Pembelajaran

  Media & Sumber Pembelajaran

  Strategi Pembelajaran

  Materi Pembelajaran

  Perilaku Dasar Siswa

  KD.1.1, 1.2… KD.2.1, 2.2…

  Hard Skills

  Visi – Misi SMK N 2 Salatiga

  KI.1, KI.2

  Soft Skills

  Kompetensi Indikator

  Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4. Standar Penilaian Pendidikan

  Pembelajaran Standar Nasional Pendidikan: 1.

  Kurikulum Tujuan

KD.3, KD.4

  Penjelasan gambar: 1.

  Visi – Misi yang dikembangankan oleh SMK Negeri 2 Salatiga dalam kaitanya dengan pengembangan Soft skills yaitu mempersiapkan

tamatan SMK Negeri 2 Salatiga yang

berkarakter dalam menghadapi tuntutan dunia usaha dan dunia industri.

  2. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

  3. Standar Isi merupakan kompetensi tamatan yang memuat kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran.

  4. Standar Proses merupakan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan.

  5. Standar Penilaian merupakan perencanaan, pelaksanaan dalam evaluasi pembelajaran.

6. merupakan perangkat

Kurikulum pembelajaran dalam penyelenggaan pendidikan.

  7. Kompetensi dapat dijabarkan menjadi dua yaitu Soft skills atau sikap dan Hard skills yaitu pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi Soft skills dapat dikembangkan melalui kurikuler dan non kurikuler.

  8. Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan indikator

  9. Tujuan pembelajaran adalah tujuan dari suatu

mata pelajaran dalam rentang waktu

pembelajaran tertentu seperti semester

  10. Strategi pembelajaran yaitu cara-cara sgpesifik yang dapat dilakukan oleh indifidu untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

  11. Perilaku dasar siswa terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya.

  12. Media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi aktifitas belajar. Media dapat diartikan sebagai perantara yang menghubungkan guru dengan siswa. Media dapat digunakan untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.

  13. Evaluasi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dapat dinilai dengan menggunakan tes dan penilaian Rekomendasi yang dihasilkan melalui FGD adalah:

  (1) RPP yang ada sekarang ini masih kurang dalam membangun karakter siswa, soft skills tidak

terimplementasikan di kelas, (2) perlu membangun kultur kerjasama antara sekolah dan keluarga dalam meningkatkan soft skills siswa, (3) Soft skills tidak perlu dibuat dalam mata pelajaran tersendiri, diintegrasikan saja dalam KBM, (4) Perlu dipikirkan kriteria lulusan berdasarkan soft skills, (5) Soft skills sangat berpengaruh dalam karir, sedangkan prestasi akademik membantu siswa masuk ke dunia usaha atau dunia

industri, (6) Perlu adanya budaya industri untuk mempersiapkan tamatan ke dunia usaha atau dunia industri dan (7) Perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan soft skills siswa.

  4.2.4. Uji lapangan terbatas (Preliminary field testing), yaitu melakukan ujicoba pengembangan model pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga dalam skala terbatas bersama pemangku kebijakan dan praktisi budaya industri di sekolah. Pada langkah ini pengumpulan data dan analisis dapat dilakukan dengan cara wawancara dan observasi serta divalidasi oleh validator yang merupakan dosen pembimbing.

  4.2.5. Revisi hasil uji lapangan terbatas, perbaikan produk awal dilaksanakan melalui FGD dengan melibatkan elemen sekolah yang berkompeten dalam pengembangan pembelajaran.

4.3. Analisis

  Yang akan dilakukan pada bagian analisis adalah data

dari hasil penelitian tentang pengembangan model

pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga melalui Focus Group Discussion (FGD) terhadap proses pembelajaran soft skills yang diterapkan oleh SMK Negeri 2 Salatiga.

  Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan bersama dengan: (1) Kepala sekolah, (2) Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, Kesiswaan, Humas, Manajemen mutu dan (3) Guru yang kompeten dalam budaya industri. FGD yang dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga dalam mengembangkan model pembelajaran soft skills siswa.

  Hasil diskusi dan wawancara dalam penelitian ini

kemudian peneliti menggunakan analisis SWOT pada

komponen pembelajaran soft skills siswa: (A) Tujuan

pembelajaran, (B) Perilaku dasar siswa, (C) Materi

Pembelajaran, (D) Strategi Pembelajaran, (E) Media dan

sumber pembelajaran dan (F) Evaluasi pembelajaran.

Kemudian mendapatkan factor kekuatan dan kelemahan

(IFAS) serta peluang dan ancaman (EFAS).

4.3.1. Hasil Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) A. Tujuan Pembelajaran

  IFAS

  Elemen SWOT Total No

  Bobot Skor

  Kekuatan Skor

  1 Telah menerapkan kurikulum 2013 0,1 2 0,2 Telah melakukan sinkronisasi 2 kurikulum berbasis Industri dengan 0,3

  4 1,2 industri terkait Pembelajaran siswa aktif dalam

  3 0,2 2 0,4 pengembangan diri dan berakhlak mulia

  Misi sekolah menyiapkan tamatan yang 4 memiliki budaya industri sebagai bagian 0,4 4 1,6 dari pembentukan karakter bangsa

  Total Skor

  1 3,4

  Kelemahan

  Pembelajaran masih terbatas pada 1 pengetahuan dan keterampilan (hard 0,3 2 0,6

  skills) saja

  Kompetensi soft skills belum termuat

  2 0,4 3 1,2 dalam pembelajaran

  Kegiatan pembelajaran mengabaikan

  3 0,3 2 0,6 aspek budaya industri

  Total Skor

  1 2,4

  Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 3,4 2,4

  1

  EFAS

  1 Hanya hard skills sebagai tujuan pembelajaran 0,3 2 0,6

  Total (S-W)

  Kekuatan (S) 3,4 Peluang (O) 2,9 Kelemahan (W) 2,4 Ancaman (T) 2,3

  

Kategori Sub total Kategori Sub total

  Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 2,9 2,3 0,6

  1 2,3

  Total Skor

  3 Tidak semua budaya industri bisa diterapkan di sekolah 0,3 3 0,9

  2 Banyak sekolah yang telah menerapkan budaya industri 0,4 2 0,8

  Ancaman

  No Elemen SWOT

  1 2,9

  Total Skor

  4 Dukungan Dudi dalam menerapkan budaya industri 0,3 2 0,6

  0,3 3 0,9

  3 Implementasi Prakerin di Dunia Usaha dan Industri yang menerapkan budaya industri

  2 Adanya guru tamu dari DuDi dalam meningkatkan kompetensi guru 0,3 4 1,2

  1 Adanya pelatihan bagi guru dalam pengembangan kurikulum 0,1 2 0,2

  Skor Peluang

  Bobot Skor Total

IFAS EFAS

1 Total (O-T) 0,6

  Peluang

  4 1.

  Kompetensi Soft skills dilaksanakan pada 3 semua mata pelajaran.

  2. Budaya industri diterapkan pada semua 2 program keahlian.

  1 (1.0 ; 0.6)

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 Kelemahan

  Kekuatan

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman B.

   Perilaku Dasar Siswa

  IFAS

  Elemen SWOT Total

  No Bobot Skor

  Skor

  Kekuatan

  Penilaian sikap sebagai penentu 1 kenaikan kelas maupun kelulusan 0,4 4 1,6 siswa

  2 Siswa memiliki potensi sikap yang baik 0,2 3 0,6 Pengembangan diri siswa melalui

  3 0,2 3 0,6

  Kepramukaan dan karakter building

  4 Seleksi siswa baru melalui tes bakat 0,2 3 0,6 minat

  Total Skor

  1 3,4

  Kelemahan

  Latar belakang siswa dalam memahami 1 budaya industri dan belum semua 0.2 2 0,4 siswa memahami konsep soft skills

  Tidak semua guru disiplin sehingga 2 belum bisa menjadi role model bagi 0,4 3 1,2 siswa

  Tidak semua guru menerapkan budaya

  3 0,4 3 1,2 industri

  Total Skor

  1 2,8

  Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,4 2,8 0,6 EFAS

  Elemen SWOT Total No

  Bobot Skor

  Peluang Skor

  Kepercayaan masyarakat untuk 1 menitipkan putera puterinya sekolah di 0,5 4 2,0

  SMK Negeri 2 Salatiga Kepercayaan DuDi terhadap tamatan

  2 0,5 4 2,0

  SMK Negeri 2 Salatiga Salatiga

  Total Skor

  1 4,0

  Ancaman

  Belum ada pembiasaan Soft skills di

  1 0,3 3 0,9 dalam keluarga

  Kesadaran siswa tentang kedisiplinan

  2 0,3 2 0,6 masih lemah

  Kesadaran siswa tentang budaya

  3 0,4 2 0,8 industri masih lemah

  Total Skor

  1 2,3

  Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 4,0 2,3 1,7

  

IFAS EFAS

Kategori Sub total Kategori Sub total

  Kekuatan (S) 3,4 Peluang (O) 4,0 Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 2,3

  Total (S-W) 0,6 Total (O-T) 1,7

  Peluang 1.

  Guru sebagai role model bagi siswa.

  4 2.

  Guru menerapkan budaya industri dalam pembelajaran.

  3 3.

  Komitmen bersama antara sekolah dengan orang tua dalam

  2 pengembangan soft

  skills siswa

  1 (0.6 ; 1.7)

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 Kelemahan

  Kekuatan

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman

C. Materi Pembelajaran

  IFAS

  Elemen SWOT Total No

  Bobot Skor

  Kekuatan Skor

  Tersedianya silabus pembelajaran dari

  1 0,4 2 0,8 pemerintah

  Kunjungan industri bagi guru dalam 2 upaya pengembangan budaya industri 0,6 4 2,4 di sekolah

  Total Skor

  1 3,2

  Kelemahan

  Tidak semua mata pelajaran program 1 keahlian tersedia buku dan silabus 0,2 2 0,4 dari pemerintah

  Rencana pembelajaran belum memuat

  2 0,4 3 1,2 kompetensi soft skills

  Guru kurang memperhatikan

  3 0,4 3 0,8 pentingnya budaya industri

  Total Skor

  1 2,4

  Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,2 2,4 0,8 EFAS

  Elemen SWOT Total No

  Bobot Skor

  Peluang Skor

  Dukungan DuDi melalui sinkronisasi

  1 0,5 4 2,0 kurikulum

  Sosialisasi budaya industri 2 disampaikan langsung oleh praktisi 0,5 4 2,0

  DuDi yang kompeten di bidangnya

  Total Skor

  1 4,0

  Ancaman

  Materi pembelajaran hanya 1 menekankan pada aspek kompetensi 0,4 3 1,2

  hard skills saja

  Materi pembiasaan budaya industri

  2 0,6 2 1,2 tidak sampai ke siswa

  Total Skor

  1 2,4

  Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 4,0 2,4 1,6

  

IFAS EFAS

Kategori Sub total Kategori Sub total

  Kekuatan (S) 3,2 Peluang (O) 4,0 Kelemahan (W) 2,4 Ancaman (T) 2,4

  Total (S-W) 0,8 Total (O-T) 1,6

  (0.8 ; 1.6)

  skills dalam pembelajaran.

  2. Dicantumkannya pengembangan soft

  soft skills & hard skills dari DuDi.

  Sinkronisasi kurikulum berbasis

  1

  2

  3

  4

  Peluang Ancaman

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4

  Kelemahan Kekuatan

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 1.

D. Strategi Pembelajaran

  1 3,7

  Total Skor

  3 Menerapkan budaya industri 0,3 3 0,9

  0,3 4 1,2

  2 Pendidikan dan pelatihan bagi guru dalam pengembangan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif

  0,4 4 1,6

  1 Adanya petunjuk pelaksanaan pembelajaran KI.1 (spiritual) dan KI.2 (sosial)

  Skor Kekuatan

  Bobot Skor Total

  No Elemen SWOT

  IFAS

  Kelemahan Tidak semua guru menerapkan budaya

  1 0,3 2 0,6 industri

  Guru belum menerapkan model 2 pembelajaran soft skills dalam proses 0,4 3 1,2 belajar mengajar

  Guru belum memberikan bimbingan 3 secara intensif dalam menanamkan 0,3 3 0,9 kompetensi soft skills bagi siswa

  Total Skor

  1 2,7

  Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,7 2,7 1,0 EFAS

  Elemen SWOT Total No

  Bobot Skor

  Peluang Skor

  Tersedianya nara sumber dalam 1 meningkatkan strategi pembelajaran 0,4 3 1,2

  soft skills siswa

  Kerjasama antara DuDi dengan sekolah

  2 0,6 4 2,4 dalam menerapkan budaya industri

  Total Skor

  1 3,6

  Ancaman

  Hanya kompetensi hard skills saja yang 1 terserap oleh siswa dalam 0,3 3 0,9 pembelajaran

  Budaya industri hanya menjadi slogan

  2 0,3 3 0,9 saja

  Banyak sekolah lain menjalankan

  3 0,4 3 1,2 budaya industri

  Total Skor

  1 3,0

  Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 3,6 3,0 0,6

  

IFAS EFAS

Kategori Sub total Kategori Sub total

  Kekuatan (S) 3,7 Peluang (O) 3,6 Kelemahan (W) 2,7 Ancaman (T) 3,0

  

Total (S-W) 1,0 Total (O-T) 0,6

  Peluang 1.

  4 Model-model pengembangan pembelajaran soft

  3 skills.

  2. Pembiasaan budaya industri di sekolah.

  2

  1 (1.0 ; 0.6)

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 Kelemahan

  Kekuatan

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman E.

   Media & Sumber Pembelajaran

  IFAS

  Elemen SWOT Total

  No Bobot Skor

  Skor

  Kekuatan

  Sarana dan prasarana pembelajaran

  1 0,5 4 2,0 yang tersedia berbasis Industri

  Adanya media pembelajaran budaya

  2 0,5 3 1,5 industri di sekolah

  Total Skor

  1 3,5

  Kelemahan

  1 Belum ada kata-kata mutiara (message 0,4 4 1,6

  of the week) sebagai motivasi

  peningkatan soft skills siswa di lingkungan sekolah Kurangnya komitmen guru dalam

  2 0,3 2 0,6 menerapkan budaya industri

  Tidak semua tempat terdapat simbol-

  3 0,3 2 0,6 simbol penerapan budaya industri

  Total Skor

  1 2,8

  Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,5 2,8 0,7 EFAS

  Elemen SWOT Total

  No Bobot Skor

  Skor

  Peluang

  Tersedianya bantuan dana atau fasilitasi dari pemerintah dalam

  1 0,4 4 1,6 menerapkan budaya industri di sekolah Terjalinnya kerjasama dengan DuDi 2 dalam praktik kerja industri maupun 0,4

  4 1,6 kelas industri Tersedianya media dan buku-buku 3 penunjang peningkatan soft skills bagi 0,2

  2 0,4 guru

  Total Skor

  1 3,6

  Ancaman

  Terbatasnya bantuan pendanaan

  1 0,5 3 1,5 dalam penerapan budaya industri

  Siswa mengabaikan budaya industri

  2 0,5 3 1,5 yang di sediakan sekolah

  Total Skor

  1 3,0

  Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 3,6 3,0 0,6

  

IFAS EFAS

Kategori Sub total Kategori Sub total

  Kekuatan (S) 3,5 Peluang (O) 3,6 Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 3,0

  Total (S-W) 0,7 Total (O-T) 0,6

  Peluang 1.

  Menciptakan kata-kata mutiara sebagai motivasi pengembangan soft skills.

  4 2.

  Komitmen guru dalam menerapkan budaya industri di sekolah.

  3 3.

  Terjalinnya kerjasama antara sekolah dengan DuDi dalam

  2 pengembangan budaya industri.

  1 (0.7 ; 0.6)

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 Kelemahan

  Kekuatan

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman F.

   Evaluasi Pembelajaran

  IFAS

  Elemen SWOT Total

  No Bobot Skor

  Skor

  Kekuatan

  Tersedianya petunjuk penilaian untuk

  1 0,3 4 1,2

  KI.1 dan KI.2 Evaluasi pembelajaran sepenuhnya

  2 0,3 3 0,9 dikelola guru

  Aspek penilaian sikap terdapat pada

  3 0,4 4 1,6 semua mata pelajaran

  Total Skor

  1 3,7

  Kelemahan

  Belum tersedia lembar observasi

  1 0,4 3 1,2 penilaian soft skills siswa

  Belum ada standar penilaian

  2 0,4 2 0,8 perkembangan soft skills siswa

  Belum ada team penilai agar lebih 3 obyektif dalam mengukur 0,2 2 0,4 perkembangan soft skills siswa

  Total Skor

  1 2,4

  Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,7 2,4 1,3 EFAS

  Elemen SWOT Total No

  Bobot Skor

  Peluang Skor

  Adanya pelatihan bagi guru dalam

  1 0,6 4 2,4 sistem penilaian siswa

  Adanya kerjasama dengan Lembaga

  2 0,4 2 0,8

  Sertifikasi Profesi (LSP)

  Total Skor

  1 3,2

  Ancaman

  Tidak teramati perkembangan soft

  1 0,2 3 0,6

  skills siswa

  Tidak ada evaluasi berkelanjutan dari

  2 0,4 2 0,8 perkembangan soft skills siswa

  Tidak ada evaluasi perkembangan

  3 0,4 2 0,8 budaya industri siswa

  Total Skor

  1 2,2

  Total Skor Akhir

  3,2 2,2 1,0

  (Peluang-Ancaman)

  

IFAS EFAS

Kategori Sub total Kategori Sub total

  Kekuatan (S) 3,7 Peluang (O) 3,2 Kelemahan (W) 2,4 Ancaman (T) 2,2

  Total (S-W) 1,3 Total (O-T) 1,0

  Peluang 1.

  Lembar observasi

  4 penilaian soft skills siswa.

  2. Lembar pengamatan

  3 penilaian siswa berbasis budaya industri

  2 (1.3 ; 1.0)

  1

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 Kelemahan

  Kekuatan

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman 4.3.2.

   Strategi Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills A.

   Tujuan Pembelajaran Hasil analisis SWOT terhadap tujuan pembelajaran

berada pada strategi pengembangan SO (1.0 ; 0.6), strategi

pengembangan yang digunakan adalah: (1) Kompetensi soft

skills dilaksanakan pada semua mata pelajaran, strategi ini

bertujuan agar terjadi kebersamaan dalam mewujudkan

pembelajaran soft skills pada semua mata pelajaran. (2) Budaya industri di terapkan pada semua program studi keahlian yang artinya bahwa budaya industri ini merupakan

program sekolah dan diharapkan agar semua siswa

memahami pentingnya budaya industri dalam mempersiapkan tamatan ke dunia usaha maupun dunia industri.

  B. Perilaku Dasar Siswa Hasil analisis SWOT terhadap perilaku dasar siswa berada pada strategi pengembangan SO (0.6 ; 1.7), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1) Menjadikan guru sebagai role model bagi siswa yaitu guru harus bisa menjadi contoh atau teladan bagi siswa baik dari kedisiplinan maupun dalam bersikap di depan siswa. (2) Guru menerapkan budaya

industri dalam pembelajaran, guru tidak hanya

menyampaiakan materi pelajaran saja tetapi juga dapat menerapkan budaya industri agar pemahaman siswa tentang budaya industri tidak hanya mereka dapatkan di industri saja tapi juga ada pembiasaan budaya industri di sekolah. (3) Komitmen bersama antara sekolah dengan orang tua siswa dalam pengembangan soft skills. Soft skills tidak hanya diajarkan dalam pelajaran tetapi perlu pembiasaan, pengembangan soft skills tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja tetapi juga tanggung jawab orang tua siswa karena peran penting pengembangan soft skills adalah di dalam keluarga.

  C. Materi Pembelajaran Hasil analisis SWOT terhadap meteri pembelajaran berada pada strategi pengembangan SO (0.8 ; 1.6), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1) Sinkronisasi kurikulum berbasis soft skills dan hard skills dari dunia usaha

maupun dunia industri (dudi), sinkronisasi kurikulum dimaksudkan agar adanya kesesuaian antara kompetensi

tamatan SMK Negeri 2 Salatiga terhadap kebutuhan dunia

industri maupun dunia usaha. (2) Dicantumkannya

pengembangan soft skills dalam pembelajaran. Pembelajaran soft skills dapat dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) demi tercapainya pengembangan soft skills siswa.

  D. Strategi Pembelajaran Hasil analisis SWOT terhadap strategi pembelajaran

berada pada strategi pengembangan SO (1.0 ; 0.6), strategi

pengembangan yang digunakan adalah: (1) Model-model pengembangan pembelajaran soft skills, model-model

pembelajaran yang dimaksudkan adalah strategi mengajar

yang dapat menumbuhkan atau meningkatkan kompetensi

soft skills siswa. (2) Pembiasaan budaya industri di sekolah

bertujuan untuk mengkuatkan pola berfikir siswa dalam

menerapkan pembiasaan budaya industri dapat dimulai dari sekolah. (3) Message of the week artinya terciptanya kata-kata mutiara sebagai motivasi dalam pengembangan soft skills siswa.

  E. Media dan Sumber Pembelajaran Hasil analisis SWOT terhadap media dan sumber pembelajaran berada pada strategi pengembangan SO (0.7 ;

  0.6), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1)

Komitmen guru dalam menerapkan budaya industri di

sekolah, bertujuan agar terjadi kerjasama dari semua guru

bahwa penerapan budaya industri menjadi tanggung jawab

semua guru. (2) Terjalinya kerjasama antara sekolah dengan

dunia usaha maupun dunia industri dalam pengembangan

budaya industri, tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan

  

penerapan budaya industri di sekolah sesuai dengan

perkembangan budaya industri yang ada pada dunia usaha

maupun dunia industri.

F. Evaliasi Pembelajaran

  Hasil analisis SWOT terhadap evaluasi pembelajaran

berada pada strategi pengembangan SO (1.3 ; 1.0), strategi

pengembangan yang digunakan adalah: (1) Lembar observasi

penilaian soft skills siswa, terciptanya lembar observasi dari

perkembangan penilaian siswa dalam melaksanakan proses

pembelajaran, (2) Lembar pengamatan penilaian siswa

berbasis budaya industri, yaitu pengamatan perkembangan

penerapan budaya industri siswa dalam pembelajaran.

4.4. Model pembelajaran soft skills

  Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan bersama pihak

SMK Negeri 2 Salatiga yang diantaranya: (1) Kepala Sekolah,

(2) Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, kesiswaan,

hubungan masyarakat dan hubungan dengan industri (humas

hubin) dan manajemen mutu, (3) praktisi budaya industri dan

(4) perwakilan guru, sehingga hasil dari Focus Group

Discussion (FGD) di dapat model pembelajaran soft skills siswa

SMK Negeri 2 Salatiga:

  Penjelasan gambar: a.

  

Visi SMK Negeri 2 Salatiga yang terkait dalam kompetensi

soft skills siswa adalah upaya sekolah mempersiapkan

tamatan SMK Negeri 2 Salatiga yang berkarakter dalam

menghadapi tuntutan dunia usaha dan dunia industri.

  b.

  

Undang-Undang Republik Indonesia N0. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah ikut serta

menentukan tujuan pengembangan kompetensi peserta

didik untuk menjadi manusia yang berketuhanan dan

bertanggung jawab.

  c.

  

Identifikasi tujuan pembelajaran bertujuan untuk

menentukan kompetensi yang dimiliki siswa setelah

menempuh kegiatan pembelajaran baik yang sudah ada

pada silabus dan analisis kebutuhan (need assessment)

soft skills dan hard skills siswa yang dibutuhkan oleh dunia

usaha maupun dunia industri.

  d.

  Analisis pembelajaran adalah menentukan aspek

pengetahuan, aspek keterampilan maupun aspek sikap

yang diperlukan siswa untuk mencapai kompetensi atau

tujuan pembelajaran.

  e.

  

Perilaku dasar siswa, merupakan analisis terhadap

karakteristik siswa dalam belajar yang dapat membantu

perancangan program pembelajaran dalam menentukan

strategi pembelajaran yang akan digunakan. Sedangkan

yang berperan dalam meningkatkan soft skills siswa adalah

guru juga dapat menerapkan budaya industri dalam

pembelajaran dan Komitmen bersama antara sekolah

dengan orang tua dalam pengembangan soft skills siswa f.

  

Merumuskan tujuan pembelajaran, dalam merumuskan

tujuan pembelajaran memperhatikan: (1) aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki siswa,

(2) kemampuan siswa untuk melaksanakan kompetensinya

  

di dalam pembelajaran dan (3) menentukan indikator atau

kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Sedangkan merumuskan tujuan pembelajaran yang

digunakan adalah kompetensi Soft skills dilaksanakan pada

semua mata pelajaran dan budaya industri diterapkan

pada semua program keahlian.

  g. strategi pembelajaran, perencanaan Pengembangan

program pembelajaran dalam menentukan strategi

mencapai tujuan pengembangan soft skills siswa yang telah

ditentukan.

  h.

  

Pengembangan dan memilih perangkat pembelajaran, pada

tahap ini strategi pembelajaran yang telah ditentukan

dirancang ke dalam bahan pembelajaran yang digunakan,

yaitu bahan ajar yang digunakan dalam aktivitas

pembelajaran soft skills yang diantaranya sinkronisasi

kurikulum berbasis soft skills & hard skills dari dunia

usaha dan dunia industri, dicantumkannya pengembangan

soft skills dalam pembelajaran, penerapkan budaya-budaya

industri di sekolah. i.

  

Merencanakan dan melaksanakan evaluasi, dalam

persiapan penilaian yang dapat mengukur hasil belajar

siswa, perlu juga mendapatkan perhatian dalam

menentukan instrumen evaluasi yang akan digunakan agar

dapat mengukur tujuan pembelajaran. Instrumen yang

dibutuhkan dalam menilai perkembangan soft skills siswa

yaitu lembar observasi penilaian soft skills siswa dan

lembar pengamatan penilaian siswa berbasis budaya industri j.

Revisi pembelajaran, langkah akhir dari proses

pembelajaran ini merangkum program pembelajaran yang

selanjutnya mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki dari masing-masing program pembelajaran.

4.5. Pembahasan

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMK Negeri 2 Salatiga memiliki kelemahan dalam pembelajaran soft skills yang diantaranya adalah: (1) Pembelajaran masih terbatas pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan (hard skills) saja, (2) Guru belum seluruhnya menjadi contoh yang baik (role model) bagi siswa, (3) Strategi pembelajaran belum

menerapkan model-model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kompetensi soft skills siswa dan (4) Belum meratanya dalam penerapan budaya industri.

  Lemahnya pengelolaan pembelajaran soft skills dapat mengakibatkan kurangnya rasa tanggung jawab, kerjasama, kemandirian, kejujuran, kemampuan berkomunikasi maupun beradaptasi.

  Pengembangan model pembelajaran soft skills menjadi

kebutuhan dalam menciptakan tamatan yang handal,

pengembangan kompetensi soft skills siswa yang terintegrasi dalam pembelajaran perlu didukung penggunaan model-model pembelajaran soft skills siswa, pengembangan strategi penilaian serta penerapan budaya industri di sekolah. Selain

peningkatan kompetensi soft skills melalui strategi

pembelajaran juga didukung dengan pembinaan non

akademis yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan kompetensi soft skills siswa.

  Tujuan pengembangan model pembelajaran soft skills

siswa dapat menjadi acuan penentu kebijakan dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi peningkatan kompetensi soft skills siswa.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Realistic - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar dari Penerapan Pendekatan Realistic

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar dari Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education pada Siswa Kelas 5 SD di Gugus Diponegoro Kota Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar dari Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education pada Siswa Kelas 5 SD di Gugus Diponegoro Kota Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pada Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Tuntangkabupaten Semarang

1 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pada Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Tuntangkabupaten Semarang

1 0 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pada Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Tuntangkabupaten Semarang

1 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pada Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Tuntangkabupaten Semarang

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Problem Based Learning (PBL) Berbantu Media Realia untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Sekolah Dasar

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills Siswa SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 7

BAB 2 KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills Siswa SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 34