BAB 1. BILANGAN REAL Kegiatan Belajar 1 : Operasi Bilangan Real - 1. Bil Real

BAB 1. BILANGAN REAL
Kegiatan Belajar 1 : Operasi Bilangan Real

A. Sistem Bilangan Real
1. Pengertian Bilangan Real
Bilangan real adalah sekumpulan bilangan yang terdiri atas bilangan rasional dan bilangan irasional,
atau bilangan real adalah bilangan yang dapat berkorespodensi satu-satu dengan sebuah titik pada
garis bilangan.
2. Macam-macam Bilangan
a. Bilangan Asli
Himpunan bilangan asli dilambangkan dengan A.
A = { 1, 2, 3, 4, … }
A mempunyai beberapa himpunan bagian, antara lain :
Himpunan bilangan ganjil
= { 1, 3, 5, 7, … }
Himpunan bilangan genap = { 2, 4, 6, 8, … }
Himpunan bilangan prima
= { 2, 3, 5, 7, … }
Himpunan bilangan komposit = { 4, 6, 8, 9, 10, … }
b. Bilangan Cacah
Himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan C.

C = { 0, 1, 2, 3, … }
c. Bilangan Bulat
Himpunan bilangan bulat
B = { …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … }
d. Bilangan Pecahan
Bentuk umum :

a
b

e. Bilangan Rasional
Himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan Q.
Q = { ab a, b  B dan b  0 }
f. Bilangan Irasional
Himpunan bilangan irasional dilambangkan dengan I.
g. Bilangan Real
Himpunan bilangan real dilambangkan dengan R.
R=QI
h. Bilangan Kompleks
Himpunan bilangan kompleks dilambangkan dengan K.

K = { a+bi  a,bR dan i =  1 }
Macam-macam bilangan tersebut dapat dibuat dalam bentuk skema sebagai berikut :
Bilangan Kompleks
Bilangan Real

Bilangan Imaginer

Bilangan Rasional
Bilangan Bulat

Bilangan Irasional
Bilangan Pecahan

Bilangan Bulat Positif

Nol

Bilangan Bulat Negatif

B. Operasi Bilangan Real

1

1. Sifat-sifat Operasi Bilangan Real
a. Sifa komutatif
Jika a,bR, maka :
a + b = b + a  komutatif terhadap penjumlahan.
a x b = b x a  komutatif terhadap perkalian.
b. Sifat asosiatif
Jika a,b,cR, maka :
(a + b) + c = a + (b + c)  asosiatif terhadap penjumlahan.
(a x b) x c = a x (b x c)  asosiatif terhadap perkalian.
c. Sifat distributif
Jika a,b,cR, maka :
a(b + c) = (axb) + (axc)  distributif kanan.
(a + b)c = (axc) + (bxc)  distributif kiri.
d. Elemen identitas
- Elemen identitas terhadap penjumlahan adalah 0, karena aR maka a + 0 = 0 + a = a.
- Elemen identitas terhadap perkalian adalah 1, karena aR maka a x 1 = 1 x a = a.
e. elemen invers
- Elemen invers pada operasi penjumlahan adalah lawannya.

Jika aR maka a + (-a) = 0, -a adalah invers terhadap penjumlahan dari a.
Contoh : invers terhadap penjumlahan dari 2 adalah -2.
- Elemen invers pada operasi perkalian adalah kebalikannya.
Jika aR maka a x

1
a

= 1,

1
a

adalah invers terhadap perkalian dari a.

Contoh : invers terhadap perkalian dari 5 adalah

1
5


.

f. Sifat tertutup
Jika a,bR, maka :
a + b R  tertutup terhadap penjumlahan.
a x b R  tertutup terhadap perkalian
2. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan.
Jika a,b,c,d R, maka :
1) a + b = a – (-b)
2) a – b = a + (-b)
3) –a – b = – (a + b)
4) –a + b = b – a
b. Operasi perkalian dan pembagian.
Jika a,b,c,d R, maka :
1) a x b = b + b + b + … + b
a suku
a
2)
=a.

b

1
b

3. Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan.
Jika a,b,c,d R, maka :
1)
2)
3)

a
c
a
c

+
-


a
+
c

b
c
b
c
b
d

=
=
=

a b
c
a b
c
ad  bc

cd

2

4)

a
c

-

b
d

ad  bc
cd

=

b. Operasi perkalian dan pembagian.

Jika a,b,c,d R, maka :
1)

a
c

2)

a
:
c

3)

a
c

:b=

a

c

x

1
=
b

4)

a
b

:c=

a
b

x


1
c

x

b
d
b
d

ab
cd

=
=

a
c

x

d
b

=

=

ad
bc

a
bc
ac
b

C. Konversi Bilangan Pecahan
1. Bentuk-bentuk bilangan pecahan :
a. Pecahan biasa, yaitu pecahan yang berbentuk

a
b

; a,bB ; b 0 ; b bukan faktor a.

b. Pecahan desimal, yaitu pecahan yang dinyatakan dalam tanda koma.
c. Persen, yaitu pecahan yang penyebutnya 100, ditulis …%.
2. Konversi pecahan ke desimal
Konversi pecahan ke bentuk desimal dapat dilakukan dengan langkah membagi pembilang dengan
penyebutnya.
Contoh: 1) 34 = 0,75
2) 23 = 0,666… (pecahan desimal berulang tak terbatas)
Catatan: 0,666… dapat ditulis 0, 6
0,323232… dapat ditulis 0, 32
3. Konversi decimal ke persen
Konversi desimal ke persen dapat dilakukan dengan mengalikan pecahan desimal tersebut dengan
100%.
Contoh: 34 = 0,75 = 0,75 x 100% = 75%
4. Konversi desimal ke pecahan
Konversi desimal ke bentuk pecahan dilakukan dengan melihat kondisinya, yaitu :
a. Bilangan desimal terbatas
324
Contoh: 1) 0,2 = 102
3) 0,324 = 1000
23
2) 0,23 = 100
b. Bilangan desimal berulang tak terbatas.
Contoh:
Tentukan bentuk pecahan biasa dari 0,666… !
Jawab:
Misal p = 0,666…
Diperoleh 10p = 6,666…
p = 0,666… −
9p = 6
 p = 96 = 23
5. Konversi persen ke pecahan dan desimal.
1
Konversi persen menjadi desimal dilakukan dengan langkah mengubah lambang % menjadi 100
,
kemudian menyederhanakannya. Setelah mendapatkan bentuk pecahan selanjutnya diubah ke
desimal.
Contoh:
Bentuk pecahan: 44% = 44 x

1
100

=

44
100

=

11
25

3

Bentuk desimal: 44% = 44 x

1
100

=

44
100

= 0,44

D. Perbandingan, Skala, dan Persen
1. Pebandingan
Perbandingan dua nilai a : b merupakan bentuk pembagian.
Perbandingan a : b dibaca “ a disbanding b “
Contoh: 3 : 5 atau 53 dibaca “ 3 dibanding 5 “
Ada dua jenis perbandingan:
a. Perbandingan Senilai
Contoh:
Mobil dengan kecepatan tetap yaitu 60 km/jam, berarti :
Lama berjalan (km)
1
2
3

n
Jarak (km)
60 120 180

60.n
Jika waktu yang dipergunakan bertambah, maka jarak yang dicapai juga bertambah. Perbandingan
antara jarak dan waktu tetap yaitu 1 : 60. Dua variabel dengan perbandingan demikian ini disebut
perbandingan senilai.
b. Perbandingan Berbalik Nilai
Contoh:
Suatu pekerjaan jika dikerjakan oleh 1 orang akan selesai 60 hari, jika dikerjakan 2 orang selesai
30 hari, dikerjakan 3 orang selesai 20 hari, dan seterusnya.
Banyak orang
1
2
3

60
Waktu (hari)
60
30
20

1
Jika banyaknya orang yang mengerjakan bertambah maka banyaknya hari berkurang.
Perbandingan banyaknya orang dengan banyaknya hari tidak tetap ( tetapi hasil kali dua variabel
tersebut tetap yaitu 60 ). Dua variabel dengan perbandingan demikian ini disebut perbandingan
berbalik nilai.
Secara matematik, jika variabel-variabel yang saling bergantungan tersebut dinamakan x
dan y, sehingga x berubah dari x1 menjadi x2 dan y berubah dari y1 menjadi y2, maka disebut :
x1
x2

(i)

Perbandingan senilai, jika :

=

(ii)

Perbandingan berbalik nilai, jika :

y1
y2
x1
x2

atau x1 : x2 = y1 : y2
=

y2
y1

atau x1 : x2 = y2 : y1

Contoh:
1) Suatu “pigura” akan digambar pada rancangan dengan panjang gambar rancangan 15 cm dan
lebar gambar rancangan 10 cm. Jika seorang tukang membuat panjang “pigura” tersebut
berukuran panjang 3 m, harus berapa meterkah lebar “pigura” itu ?
Jawab:
Pg = 15 cm; lg = 10 cm; ps = 3m; ls = … ?
Maka :

pg
ps

ls =

=

lg

ls
p s .l g
pg

=

3.10
15

=2

Jadi lebar “pigura“ itu harus 2 meter.
2) Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 4 orang tukang dalam 20 hari. Jika pekerjaan itu harus
selesai dalam 2 hari, maka berapa orang tukang yang diperlukan untuk menyelewaikan
pekerjaan itu ?
Jawab:
T1 = 4; H1 = 20; H2 = 2; T2 = … ?
Maka :

T1
T2

T2 =

H2
H1
T1 .H 1
H2

=

=

4.20
2

= 40

Jadi untuk selesai selama 2 hari, harus mempekerjakan 40 rang tukang.
4

2. Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak/panjang pada gambar dengan jarak/panjang sebenarnya.
Dalam perbandingan tersebut jarak pada gambar biasanya dinyatakan dengan 1.
Contoh:
Skala pada peta 1 : 150.000. Jarak dua kota pada peta 7,5 cm. Berapakah jarak yang sesungguhnya ?
Jawab:
Jarak yang sesungguhnya
= 7,5 x 150.000
= 1.125.000 cm
= 11,25 km
3. Persen
Suatu pecahan dapat ditulis dalam tiga cara, yaitu: pecahan biasa, pecahan decimal, dan persen.
3
Misalnya : 10
= 0,3 = 30%
3
30
30% berasal dari 10
= 100
= 30%, hal ini berarti pecahan dalam persen sebenarnya adalah bilangan
pecahan biasa yang penyebutnya 100. Dengan demikian setiap bilangan pecahan biasa dapat diubah
ke bentuk yang lain atau sebaliknya.
Contoh:
1) Sebatang perunggu terbuat dari 100 kg tembaga, 20 kg timah hitam, dan 30 kg timah
putih.Berapakah persentase tiap-tiap bahan tersebut dalam perunggu itu ?
Jawab:
Mtotal = 100 + 20 + 30 = 150 kg
Persentase tembaga
= 100
150 x 100% = 66,7%
20
Persentase timah hitam
= 150
x 100% = 13,3%
30
Persentase timah putih
= 150 x 100% = 20%
2) Banyaknya emen pada suatu adonan dengan pasir hanya 10%. Jika semen itu sebanyak 5 kg,
berapa kilogramkah pasir dalam adonan tersebut ?
Jawab:
Adonan pasir dan semen = 100%
Persentase pasir
= persentase adonan – persentase semen
= 100% - 10% = 90%
90
Banyaknya pasir
= 5 x 10
= 45
Jadi banyaknya pasir 45 kg.

LATIHAN 1.1
1. -19 + {21 + (-37)}= …

6.

2. 117 – (213 – 127) = …
3. 17 + 15 x 12 – 10 = …

7.

4.
5.

8.

2
3

=…
3 5
1
1
2 3
=…
5
2

9.

1
1
1
=…
3
2
5 2
x
=…
8 9
1
1
3 x2
=…
3
2
1
1
4 :2
=…
3
2
5

10. Ubahlah pecahan biasa di bawah ini ke bentuk decimal !
a.

3
5

b.

2
3

c.

3
7

d.

5
8

11. Ubahlah pecahan berikut ke bentuk biasa !
1

a. 12 2

b. 85%

c. 160%

d.26,5%

12. Ubahlah pecahan berikut ke bentuk persen !
a. 0,80
b. 0,66
c. 2,15
d. 1,3
13. Seorang pengendara mobil menempuh jarak 150 km dalam waktu 3 jam. Berapa waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak 300 km?
14. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 15 orang dalam 20 hari. Berapa hari dibutuhkan jika pekerja
ada 10 orang?
5

15. Sebuah pompa air dapat mengalirkan 1.800 liter air dalam 2 jam. Berapa waktu yang diperlukan untuk
mengisi tangki bahan baker berukuran 2 m x 1,5 m x 3 m ?
16. Sebuah mesin dibeli dengan potongan harga 16%. Pembeli membayar Rp 820.000,00. Tentukan
harga mesin tersebut tanpa potongan harga !
17. Suatu peta berskala 1 : 1.500. Berapa luas daerah yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran
panjang 13,5 cm dan lebar 9,25 cm ?

Kegiatan Belajar 2: Konsep Bilangan Berpangkat

A. Pengertian Bilangan Berpangkat
an = a x a x a x … x a

sebanyak n faktor
a n dibaca a pangkat n

a disebut bilangan dasar / bilangan pokok / basis
n disebut pangkat / eksponen
Contoh: 2 5 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32

B. Aturan Dasar Mengenai Pangkat
1. a m x a n = a m n
2. a m : a n = a m n untuk mn atau
am : an =

3. a n =

1
a

n m

untuk mn

n

7.

1
an

Contoh:
1. 2 5.2 6  2 56  211
5

5
 5 5 2  5 3
52
52
1
3. 4  5 24  5 2  2
5
5

2.

4. a 0 = 1
5. (am)n = amn
6. (ab)n = an.bn
an
a 
   n
b
b 

26
 2 66  2 0  1
6
2

4.

5. 3 4 2  3 4.2  38
6. 2.34  2 4.3 4
3

4
43
  3
5
5 


7. 

LATIHAN 1.2
Sederhanakan bentuk berikut!
1. 32 x 2 3 x3 4  ...
2
3

2. 25 x

1
 ...
54

3. 34 x9 2 : 27 x92   ...
4.

a 2

b 3


4



  ...


5. x 2 x3  x  2   ...
a xa a  ...
6.
x 4
7. 4
 210 x 12 maka x = ….
2 x 6
 9 4 3 maka x = …
8. 27
3

9. a.
b.
c.

7 2 x32
 ...
3 x 7 4 x 7 3
5

3 4

3 5

2  x2 
1
5

32 

 ...

2

1 
x 
2 

10. Carilah harga x dari persamaan berikut ini!
x 1

a.

1 
 
16 

b.

1 


25 

 64

x 2

 5 x 1

c. 3 25 x  4  125 x 1
d. 35 x 2  9 x  2
11. Tulislah dalam bentuk baku!
a. (4,5 x 80 x 10-4) : (400 x 10-8) = …
b. 1.500 x 4 x 106 x 2 x 10 = …
12. Carilah harga x! (ingat a0 = 1)
a. 2 4 5 x 6  1
b. 32 x32 x 5  1

 ...

6

13. Jika a = 27 dan b = 32, nilai dari
2
1
3 a 3 4b 5 adalah…

 

14. Jika a = 27, b = 4, dan c = 4, nilai dari
1
3
a 3 b 2 c 1 adalah…





Kegiatan Belajar 3 : Konsep Bilangan Irasional

A. Pengertian Bentuk Akar
Rumus :

m

am  a n

n
n

dibaca akar pangkat n dari am

am

2

Contoh:

a 3  3 a2
2

2 5  5 22
1

9 2  2 91  9

Bentuk akar (Bilangan irasional) adalah bilangan di bawah tanda akar yang tidak mempunyai pengganti
yang eksak.
Perhatikan bilangan berikut :
2  1,414213... ;
3  1,73205080 ;
9 3
4 2 ;
Sehingga 2 dan 3 disebut bentuk akar sedangkan 4 dan 9 bukan bentuk akar.

B. Operasi Bentuk Akar
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar
Syarat kedua bentuk akar dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika keduanya sejenis.
Contoh:
2 +3 2 =4 2
3 2 + 9 8 = 3 2 + 9.2 2 = 3 2 + 18 2 = 21 2
125 - 4 5 = 5 5 - 4 5 =
5
2. Perkalian Bentuk Akar
a n b xc n d  axc n bxd 

a x b  ab
ax



a 

Contoh:
3x

a

27 

2



a

81  9

3. Pembagian Bentuk Akar
n

a

n

b

n

a
b

Contoh:
3

32

3

4

3
32 3
 8  3 23  2 3  2
4

3

C. Merasionalkan Penyebut
a

1. Bentuk
a
b

=

,b0

b
a

x

b

x

3
3

b

b

=

a

=

2

b
b

Contoh:
2
3

2. Bentuk

2

=

3
c

a

c



b

,

a

c

x

3
3

b 0

a

b

a b
a b a b
c
c
a b

x
a b
a b a b

Contoh:
2
4

5



2
4

5

x

4

5

4

5



82 5
82 5

16  5
11

7

2

3

2

3

3. Bentuk



2

3

c

b

c
a

3

a 

c
a

2

b




x

2

3

2

3

,

b

a 

c
a

b

c
a



b

x
x

4 2 3 2 3 3
74 3
4 3

b 0

a

b

a

b

a

b

a

b

7

6

Contoh:
5
7

6

3
3

2




5
7

6

3
3

x

2

x

7

6

3

2

3

2



5 7 5 6
 5 7 5 6
7 6



3 3 3 2
 3 3 3 2
32

LATIHAN 1.3
Rasionalkan penyebut bentuk-bentuk berikut!
7

1.
2.

2

5

5.

4.

2
2

5

7.

3

1

6.

2

3.

3
1

8.

7
5

3

3 2
1
2

3

2

3

1 2
Tentukan bentuk sederhana dari pecahan berikut!

2

3

4 2

9.
10.

7 2
7 3
2 3 5

Kegiatan Belajar 4 : Konsep Logaritma

A. Logaritma Briggs (Biasa)
1. Pengertian Logaritma
Rumus :

a

 an = b
a : bilangan pokok (jika a tidak dituliskan, berarti bilangan pokok logaritma itu adalah 10)
b : numerus, bilangan yang dicari nilai logaritmanya
n : nilai logaritma
log b  n

2. Sifat-sifat Logaritma
1. a log a  1 artinya a1 = a
Contoh:
2.

a

log 1  0

Contoh:
3.

a

5.

7

log 5  1

;

0,5

log

1
1
2

artinya a0 = 1
log 1  0

log(b.c )  a log b  a log c

Contoh:
4.

5

2

log 24 2 log 8.3 2 log 8 2 log 3

b a
 log b  a log c
c
4
Contoh: 5 log 15 5 log 45 log 15
a
log b n  n. a log b
a

log

8

Contoh:
6.

a

log b 

Contoh:
7.

a

log 2 5  5.2 log 2  5.1  5

c

log b
log a

c
7

log 42 

log 42
log 7.6
log 7  log 6
log 7
log 6




 1 7 log 6
log 7
log 7
log 7
log 7
log 7

log b.b log c  a log c

Contoh:
8.

2

am

log b n

Contoh:

2

log 3.3 log 64 2 log 64 2 log 2 6  6. 2 log 2  6
n
 . a log b
m
2
6
4
log 64 2 log 2 6  . 2 log 2  3
2

9. a log b  b
Contoh: 2
a

2

log 5

5

B. Logaritma Napier
Logaritma Napier yaitu logaritma dengan bilangan pokok / basis e dengan nilai e = 2,7182.
Secara umum e log a ditulis sebagai ln a.
e
log a  ln a , dengan a0
Sifat-sifat logaritma Napier sama dengan sifat-sifat logaritma biasa, antara lain :
ln ab = ln a + ln b
a 
 

ln b  = ln a – ln b
ln an

= n.lna

ln a

=

ln a
log a

= 2,3030 log a
= 0,4342 ln a

Contoh:
1. ln 25
2. ln 5

log a
ln e

= 2,3030 log 25
= 2,3030 . 1,3979
= 3,21936
= 2,3030 log 5
= 2,3030 . 0,6990
= 1,6098

C. Tabel Logaritma
1. Menggunakan tabel logaritma
Hal-hal yang perlu diketahui dalam menggunakan tabel logaritma :
a. Mantisa adalah bagian desimal / bilangan di belakang koma.Mantisa dapat dilihat pada tabel.
Contoh: log 3,27 = 0,5145, mantisanya adalah 5145
log 0,05628 = 0,7504 – 2 , mantisanya adalah 7504
b. Karakteristik adalah bagian bulat / bilangan di depan koma.
Cara menentukan karakteristik : lihat bilangan yang dicari nilai logaritmanya, jika:
1) 1 maka nilai karakteristiknya adalah banyaknya bilangan di depan koma dikurangi 1.
2) Antara 0 dan 1 maka nilai karakteristiknya adalah banyaknya nol di depan bilangan bukan nol
yang pertama.
Contoh: Dengan tabel, tentukan nilai dari log 2,34 !
Jawab:
x
0
1
2
3
:

0
0000
3020
4772

1
0000
0414

2
3010
0792

3
4771
1139

4
6021
1461

5
6990
1761

369
2

6
7782
2041

7
8451
2304

8
9081
2553

9
9542
2788

9

:
:
23

3617

Cara menentukan logaritma dengan tabel logaritma untuk log 23,4 :
1) Lihat pada tabel logaritma baris 23 dan kolom 4, tertulis 3692  disebut mantisa
2) Lihat bilangan yang dicari nilai logaritmanya 23,4  1
Maka nilai karakteristik : banyaknya bilangan di depan koma dikurangi 1 (2-1=1).
Sehingga log 23,4 = 1,3692 ; karakteristik = 1 dan mantisa = 3692.
Dengan cara yang sama : log 2,34 = 0,3692
log 0,0234 = 0,3692 – 2
log 0,00234 = 0,3692 – 3
2. Menggunakan tabel anti logaritma
Cara mencari :
1) Mencari pada daftar mantisanya (bilangan di belakang koma), setelah ketemu lihat ke kiri dank e
atas menunjuk angka berapa.
2) Menentukan koma (karakteristik ditambah 1)
Contoh:
log x = 2,8179  x = 657,5
log x = 1,8179  x = 65,75
log x = 0,8179  x = 6,575
log x = 0,8179 - 1  x = 0,6575
x
0

0

1

2

657

3

4

5

6

7

8

9

8179

D. Persamaan Logaritma
Menyelesaikan persamaan logaritma adalah menentukan himpunan penyelesaian dari persamaan
logaritma itu. Bentuk-bentuk persamaan logaritma adalah sebagai berikut:
1. Bentuk a log f ( x) a log b
Jika a log f ( x)  a log b maka f(x) = b
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari :
1) 3 log(2 x  1)  2
Jawab:
 3 log(2 x  1)3 log 9
 2x – 1 = 9
x=5
Jadi, HP = {5}
2) log (x2 + 3x -3) = 0
Jawab:
 log (x2 + 3x -3) = log 1
 x2 + 3x -3 = 1
 x2 + 3x -4 = 0
 (x + 4)(x – 1) = 0
x1 = -4 atau x2 = 1
Jadi, HP = {-4, 1}
2. Bentuk a log f ( x) a log g ( x)
Jika a log f ( x) a log g ( x) maka f(x) = g(x) dan f(x)  0 , g(x)  0
10

Contoh:
1) log (x2 – 4x + 2) = log (x +2)
Jawab:
 x2 – 4x + 2 = x +2
 x2 – 4x – x + 2 -2 = 0
 x2 – 5x = 0
 x(x – 5) = 0
x1 = 0 atau x2 = 5
Untuk x1 = 0 dan x2 = 5 , bentuk x2 – 4x + 2 dan x +2 keduanya positif.
Jadi HP = {0, 5}
2) log (x2 – 4x + 2) = log (2 - x)
Jawab:
 x2 – 4x + 2 = 2 - x
 x2 – 4x + x + 2 -2 = 0
 x2 – 3x = 0
 x(x – 3) = 0
x1 = 0 atau x2 = 3
Untuk x1 = 0 maka bentuk x2 – 4x + 2 dan 2 – x keduanya positif.
Sedangkan x2 = 3 maka bentuk x2 – 4x + 2 dan 2 – x keduanya negatif.
Jadi HP = {0, 5}

LATIHAN 1.4
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jika 3 log x  6 maka nilai x = …
Jika 2 log 3 = p dan 2 log 5 = q maka 2 log 45 = …
Diketahui log 3 = 0,4772 dan log 2 = 0,3010. Nilai dari log 75 = …
Diketahui 2 log x = -4 maka nilai dari 2x = …
Jika 6 log 3 216  x maka nilai -5x + 2 = …
Nilai dari 2 log 4 + 2 log 12 - 2 log 6 = …

7. Nilai dari
8.

3

3

log 7 33 log 3 

log 543 log 23 log

1 3
. log 813 log 63  ...
2

1
 ...
9

9. Tentukan nilai dari log 567, jika diketahui log 7 = a dan log 3 = b !
10. Kerjakan dengan menggunakan daftar logaritma !
a. log 6,13 = …
b. log 37 = …
c. log 0,7286 = …
11. Tentukan himpunan penyelesaian dari :
a. 2 log (x – 4) + 2 log (x – 6) = 3
b. 2 log (x – 5) + 2 log (x – 2) = 9 log 81
c.

2

log

(x – 2) +

d. log (2x -

5
x

2

log

(x – 3) =

1
3

log 2.2 log

1
3

+ 13) = 1

e. log {log (3x + 4) + 2} = log 4

11

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53