T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Ceramah Plus Demonstrasi Dan Latihan (CPDL) Dengan Menggunakan Media Presentasi Macromedia Flash Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi kasus : SMA Kristen 1 Salatiga
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dari Indah nofiyati (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Ceramah Bervariasi
dan
Penggunaan
Media
Audiovisual
dalam
Pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga”.
Didapatkan hasil dengan penerapan metode ceramah bervariasi dan penggunaan
media audio visual meningkatkan hasil belajar siswa dibuktikan pada pra-siklus
siswa yang tuntas hanya sebesar 25% , lalu meningkat pada siklus I dengan
prosentase sebesar 46,4%. Siklus II prosentase ketuntasan meningkat dari 46,4%
menjadi 89,3% .
Penelitian lain dari Beatrix Maya SariI Sitanggang (2012), “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Bervariasi Pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Swasta Teladan Medan Kec. Medan Helvetia”.
Hasil penelitian menunjukkan pada saat pre tes sebelum dilakukan tindakan
diperoleh dari 30 orang siswa 3 siswa (10%) yang memenuhi ketuntasan belajar
dengan nilai rata – rata kelas sebesar 38,33 dan 27 siswa (90%) tidak memnuhi
ketuntasan belajar selanjutnya pada siklus I diperoleh nilai rata – rata kelas
meningkat menjadi 50,33, dengan tingkat belajar siswa dari 30 orang siswa
sebesar 53,33% atau sebanyak 15 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dan 15
siswa tidak memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus II diperoleh nilai rata – rata
kelas meningkatkan menjadi 82,33 dengan tingkat belajar siswa dari 30 orang
siswa sebanyak 28 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dan 2 siswa (6,66%)
tidak tuntas. Jadi, dapat dikatakan pada siklus II ketuntasan belajar meningkat
sebesar 93,33%.
Berdasarkan dua penelitian yang dikemukakan terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaan ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penggunaan metode ceramah bervariasi sebagai metode
pembelajaran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
6
menggunakan macromedia flash sebagai media presentasi dan pengukuran
motivasi belajar siswa dikelas. Diharapkan melalui penelitian ini dengan
penggunaan metode ceramah plus demonstrasi dengan menggunakan media
presentasi macromedia flash dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di
kelas XII IPA 3 SMA Kristen 1 Salatiga.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Metode pembelajaran
Metode pembelajaran menurut pendapat Akhmad Sudrajat ( 2008 )
dapat diartikan sebagai “cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran”. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan dalam mengajar suatu pelajaran atau urutan materi pelajaran
dengan memusatkan pada keseluruhan proses belajar untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Metode dalam pembelajaran banyak jenisnya, karena
metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misal faktor tujuan, faktor
peserta didik, faktor pengajar, faktor situasi, dan faktor fasilitas yang sesuai
dengan kualitas dan kuantitasnya.
2.2.1.1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan oleh
pendidik. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan secara
langsung atau dengan cara lisan kepada siswa untuk menyampaikan materi
pelajaran. Penggunaan metode ceramah ini mempunyai sifat yang praktis
dan efisien untuk memberikan materi pembelajaran dengan jumlah siswa
yang banyak ruangan cukup luas. Metode ceramah ini merupakan dapat
dikatakan sebagai traditional teaching karena diketahui sudah sejak dulu
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materinya. Metode ini
digunakan juga untuk sarana komunikasi antara dengan banyak siswa dan
ruangan luas.
Menurut Suryono (1992) “metode ceramah adalah penuturan atau
penjelasan guru secara lisan,dimana dalam pelaksanaanya guru dapat
menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang
7
disampaikan kepada murid – muridnya”.
Menurut Team Dikdaktik
Metodik (1995) “metode ceramah adalah penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap siswa didepan kelas”. Hal tersebut juga
disampaikan Muhibbin Syah (2000) “metode ceramah yaitu sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif”.
Sependapat dengan hal tersebut menurut Roestiyah N.K (2001) ”metode
ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau
masalah secara lisan”.
Metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan adalah sebagai
berikut :
2.2.1.2 Kelemahan Metode Ceramah
Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode ceramah :
1. Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan
mencatat dengan baik.
2. Kemungkinan menimbulkan verbalisme
3. Kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi
secara total (hanya proses mental, tetapi sulit dikontrol)
4. Peran guru lebih banyak sebagai sumber belajar
5. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi
dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat dengan baik
menerimanya
6. Bila terlalu lama membosankan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2.2.1.3 Kelebihan Metode Ceramah
Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode ceramah :
1. Guru dapat menguasai kelas
2. Hemat dalam hal waktu dan biaya
3. Mudah menerangkan materi dengan jumlah banyak
4. Dapat diikuti dengan jumlah siswa yang banyak
8
5. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi secara lisan atau
langsung dari seeorang kepada siswa dalam suatu ruangan dapat dengan
jumlah yang banyak.
2.2.1.4 Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ceramah plus demonstrasi adalah metode gabungan antara
kekauatan verbal dan praktek langsung ketika melakukan proses
pembelajaran. Metode ceramah sering sekali dianggap metode pembelajaran
konvensional akan tetapi pada kenyataannya masih banyak pendidik yang
menggunakan metode ceramah. Pendidik perlu memodifikasi metode
ceramah seperlunya. Kombinasi antara metode ceramah dengan demonstrasi
dan latihan (Drill). Metode ini hanya dapat dilakukan sesuai urutan
pengkombinasiannya yaitu pemberian ceramah singkat yang dipadukan atau
dikombinasikan dengan demonstrasi. Tahap akhir dari metode CPDL ini
adalah pemberian latihan berulang (Drill) yaitu latihan ketrampilan yang
sebelumnya didemonstrasikan. Latihan dianggap penting, karena menurut
hukum latihan (law of excersise) semakin sering sebuah perilaku dilatih atau
digunakan maka akan semakin mantap ekstensi perilaku tersebut (Hilgard
dan Bower,1975).
2.2.1.5 Tujuan Metode Ceramah Plus Demonstrasi
Tujuan utama metode ceramah plus ini adalah untuk menjelaskan
konsep-konsep materi pelajaran dengan demonstrasi dalam hal ini
menjelaskan mengenai proses pembuatan form web email dengan
menggunakan dreamweaver 8.
2.2.1.6 Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi
Dalam pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi, ada beberapa
langkah-langkah yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Guru menerangkan materi dengan detail dan singkat.
2. Guru memberikan demonstrasi dengan media yang telah disiapkan
3. Guru memberikan latihan kepada peserta didik
9
4. Guru memperkirakan waktu untuk peserta menyelesaikan latihan
tersebut
5. Mempersilahkan siswa yang mampu untuk turut aktif membantu
siswa yang belum mampu
6. Guru memberikan motivasi apabila siswa tersebut berhasil maupun
kurang berhasil
2.2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan metode ceramah plus demonstrasi
A. Kelebihan metode ceramah plus demonstrasi
1. Dari segi penggunaan waktu metode ini fleksibel, artinya materi
dapat dibahas yang pokok-pokok saja, namun apabila waktu masih
cukup pembehasan dapat diperdalam dan diperluas
2. Organisasi kelas lebih sederhana
3. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap
penting
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
5. Siswa dapat ikut aktif dalam pembelajaran
6. Pengalaman dan kesan lebih melekat pada siswa.
B. Kelemahan metode ceramah plus demonstrasi
Metode ceramah plus demonstrasi ini juga mempunyai kelemahan
yaitu :
1. Ketika ceramah, membuat siswa menjadi pasif
2. Ketika ceramah, menghambat daya kritis siswa
3. Ketika demonstrasi membutuhkan alat yang modern akan
memerlukan biaya yang mahal
4. Tidak semua pelajaran dapat didemonstrasikan didalam kelas
5. Ketika praktik akan memerlukan waktu yang lama
6. Ketika demonstrasi akan sulit dilaksanakan apabila siswa tidak
matang sebelumnya
10
2.2.2 Media pembelajaran
Menurut pendapat Nurseto Tejo (2011) Media pembelajaran adalah
sarana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang
dirancang dengan baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajarannya. Penting memperhatikan isi dalam media pembelajaran
yang akan digunakan agar dapat
meningkatkan pemahaman dan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.
Menurut Drs.Rudi Susilana, dkk (2008) “Media pembelajaran :
hakikat, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian” dikemukakan media
pembelajaran terdiri dari dua unsur penting yaitu : unsur peralatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (Message /
Software).
Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah media
pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang
terpenting bukan peralatan akan tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan media tersebut.
Menurut Heinich (Daryanto 2010:4) “kata media merupakan bentuk
jamak dari kata medium. Medium didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (Sanjaya 2010:163) menyatakan
bahwa “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan penidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya”.
Dari pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat dijadikan
sebagai perantara atau penghubung pesan untuk memperoleh tujuan dan
hasil belajar yang maksimal.
2.2.2.1 Macromedia Flash Professional 8
Menurut Nur Hadi W (2004) macromedia flash adalah program grafis
dan animasi yang keberadaannya ditujukan bagi pecinta desain dan animasi
untuk berkreasi membuat animasi web iteraktif, dan CD pembelajaran yang
menarik. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Yudhiantoro (2006:1)
11
Macromedia Flash adalah sebuah program yang ditujukan kepada para
desaigner maupun programer yang bermaksud merancang animasi untuk
pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses
pembelajaran hingga pembuatan game interaktif serta tujuan-tujuan lain
yang lebih spesifik. Pada program macromedia flash ini disediakan berbagai
tools serta kemampuan lain untuk menunjang pembuatan media presentasi
untuk menarik motivasi siswa dalam belajar.
2.2.3 Motivasi Belajar
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hamzah B. Uno (2007:1)
motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan seluruh
daya gerak siswa dalam melakukan kegiatan belajar demi sebuah tujuan
yang dikehendaki dalam sebuah pembelajaran tercapai dengan maksimal.
Menurut Mulyasa (2003:112) “Motivasi adalah tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi
yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang
disebut motivasi”. Pengukuran motivasi belajar dapat dilakukan bermacammacam cara salah satunya dengan teknik pre-test dan post-test misal :
menggunakan angket sesudah dilakukan treatment. Teknik nontest juga
dilakukan dalam penelitian ini misal : observasi atau wawancara. Menurut
Arikunto (2012:45), observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan penelitian serta pencatatan secara sistematis. Wawancara
menurut Arikunto (2012) adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya jawab
12
sepihak. Dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama
untuk sekali untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan hanya diajukan oleh
subjek yang dievaluasi.
Teori Sardiman menurunkan 5 sub-variabel yaitu : ketekunan dalam
belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian
dalam belajar, berprestasi dalam belajar, dan mandiri dalam belajar yang
diuraikan oleh Riduwan (dalam Aritonang, K., 2008) tabel indikator
tersebut seperti pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Indikator Motivasi
Indikator
Ketekunan dalam belajar
1) Kehadiran di sekolah
Sub Indikator
2) Mengikuti PBM di kelas
Sub Indikator
3) Belajar di rumah
Sub Indikator
Ulet dalam menghadapi kesulitan
Indikator
1) Sikap terhadap kesulitan
Sub Indikator
2) Usaha mengatasi kesulitan
Sub Indikator
Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
Indikator
1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
Sub Indikator
2) Semangat dalam mengikuti PBM
Sub Indikator
Indikator
Berprestasi dalam belajar
1) Keinginan untuk berprestasi
Sub Indikator
2) Kualifikasi hasil
Sub Indikator
Indikator
Mandiri dalam belajar
1) Penyelesaian tugas/PR
Sub Indikator
2) Menggunakan kesempatan di luar jam
pelajaran
Sub Indikator
13
2.2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan masih terdapat guru yang
hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa ada kombinasi dengan
media pembelajaran. Penggunaan metode ceramah plus dengan bantuan
media presentasi menggunakan macromedia flash 8, akan dilakukan pada
kelas XII IPA 3 SMA Kristen 1 Salatiga . Metode pembelajaran ceramah
plus dengan bantuan media presentasi menggunakan macromedia flash ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Gambar 2.1
menunjukkan diagram kerangka berpikir.
Perlakuan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Penggunaan metode
Diduga dengan
menggunakan
ceramah plus
menerapkan metode
metode ceramah
demonstrasi dengan
ceramah plus
saja tanpa ada
menggunakan media
demonstrasi
kombinasi
presentasi
menggunakan media
dengan media
menggunakan
presentasi
presentasi yang
macromedia flash
macromedia flash
digunakan.
flash pada kelas
mempengaruhi
study case
motivasi belajar
- Guru masih
- Siswa belum
termotivasi untuk
siswa Kelas XII IPA
belajar
3 SMA Kristen 1
Salatiga.
Gambar 2.1 Diagram kerangka berpikir
14
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dari Indah nofiyati (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Ceramah Bervariasi
dan
Penggunaan
Media
Audiovisual
dalam
Pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga”.
Didapatkan hasil dengan penerapan metode ceramah bervariasi dan penggunaan
media audio visual meningkatkan hasil belajar siswa dibuktikan pada pra-siklus
siswa yang tuntas hanya sebesar 25% , lalu meningkat pada siklus I dengan
prosentase sebesar 46,4%. Siklus II prosentase ketuntasan meningkat dari 46,4%
menjadi 89,3% .
Penelitian lain dari Beatrix Maya SariI Sitanggang (2012), “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Bervariasi Pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Swasta Teladan Medan Kec. Medan Helvetia”.
Hasil penelitian menunjukkan pada saat pre tes sebelum dilakukan tindakan
diperoleh dari 30 orang siswa 3 siswa (10%) yang memenuhi ketuntasan belajar
dengan nilai rata – rata kelas sebesar 38,33 dan 27 siswa (90%) tidak memnuhi
ketuntasan belajar selanjutnya pada siklus I diperoleh nilai rata – rata kelas
meningkat menjadi 50,33, dengan tingkat belajar siswa dari 30 orang siswa
sebesar 53,33% atau sebanyak 15 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dan 15
siswa tidak memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus II diperoleh nilai rata – rata
kelas meningkatkan menjadi 82,33 dengan tingkat belajar siswa dari 30 orang
siswa sebanyak 28 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dan 2 siswa (6,66%)
tidak tuntas. Jadi, dapat dikatakan pada siklus II ketuntasan belajar meningkat
sebesar 93,33%.
Berdasarkan dua penelitian yang dikemukakan terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaan ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penggunaan metode ceramah bervariasi sebagai metode
pembelajaran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
6
menggunakan macromedia flash sebagai media presentasi dan pengukuran
motivasi belajar siswa dikelas. Diharapkan melalui penelitian ini dengan
penggunaan metode ceramah plus demonstrasi dengan menggunakan media
presentasi macromedia flash dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di
kelas XII IPA 3 SMA Kristen 1 Salatiga.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Metode pembelajaran
Metode pembelajaran menurut pendapat Akhmad Sudrajat ( 2008 )
dapat diartikan sebagai “cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran”. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan dalam mengajar suatu pelajaran atau urutan materi pelajaran
dengan memusatkan pada keseluruhan proses belajar untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Metode dalam pembelajaran banyak jenisnya, karena
metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misal faktor tujuan, faktor
peserta didik, faktor pengajar, faktor situasi, dan faktor fasilitas yang sesuai
dengan kualitas dan kuantitasnya.
2.2.1.1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan oleh
pendidik. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan secara
langsung atau dengan cara lisan kepada siswa untuk menyampaikan materi
pelajaran. Penggunaan metode ceramah ini mempunyai sifat yang praktis
dan efisien untuk memberikan materi pembelajaran dengan jumlah siswa
yang banyak ruangan cukup luas. Metode ceramah ini merupakan dapat
dikatakan sebagai traditional teaching karena diketahui sudah sejak dulu
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materinya. Metode ini
digunakan juga untuk sarana komunikasi antara dengan banyak siswa dan
ruangan luas.
Menurut Suryono (1992) “metode ceramah adalah penuturan atau
penjelasan guru secara lisan,dimana dalam pelaksanaanya guru dapat
menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang
7
disampaikan kepada murid – muridnya”.
Menurut Team Dikdaktik
Metodik (1995) “metode ceramah adalah penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap siswa didepan kelas”. Hal tersebut juga
disampaikan Muhibbin Syah (2000) “metode ceramah yaitu sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif”.
Sependapat dengan hal tersebut menurut Roestiyah N.K (2001) ”metode
ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau
masalah secara lisan”.
Metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan adalah sebagai
berikut :
2.2.1.2 Kelemahan Metode Ceramah
Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode ceramah :
1. Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan
mencatat dengan baik.
2. Kemungkinan menimbulkan verbalisme
3. Kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi
secara total (hanya proses mental, tetapi sulit dikontrol)
4. Peran guru lebih banyak sebagai sumber belajar
5. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi
dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat dengan baik
menerimanya
6. Bila terlalu lama membosankan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2.2.1.3 Kelebihan Metode Ceramah
Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode ceramah :
1. Guru dapat menguasai kelas
2. Hemat dalam hal waktu dan biaya
3. Mudah menerangkan materi dengan jumlah banyak
4. Dapat diikuti dengan jumlah siswa yang banyak
8
5. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi secara lisan atau
langsung dari seeorang kepada siswa dalam suatu ruangan dapat dengan
jumlah yang banyak.
2.2.1.4 Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ceramah plus demonstrasi adalah metode gabungan antara
kekauatan verbal dan praktek langsung ketika melakukan proses
pembelajaran. Metode ceramah sering sekali dianggap metode pembelajaran
konvensional akan tetapi pada kenyataannya masih banyak pendidik yang
menggunakan metode ceramah. Pendidik perlu memodifikasi metode
ceramah seperlunya. Kombinasi antara metode ceramah dengan demonstrasi
dan latihan (Drill). Metode ini hanya dapat dilakukan sesuai urutan
pengkombinasiannya yaitu pemberian ceramah singkat yang dipadukan atau
dikombinasikan dengan demonstrasi. Tahap akhir dari metode CPDL ini
adalah pemberian latihan berulang (Drill) yaitu latihan ketrampilan yang
sebelumnya didemonstrasikan. Latihan dianggap penting, karena menurut
hukum latihan (law of excersise) semakin sering sebuah perilaku dilatih atau
digunakan maka akan semakin mantap ekstensi perilaku tersebut (Hilgard
dan Bower,1975).
2.2.1.5 Tujuan Metode Ceramah Plus Demonstrasi
Tujuan utama metode ceramah plus ini adalah untuk menjelaskan
konsep-konsep materi pelajaran dengan demonstrasi dalam hal ini
menjelaskan mengenai proses pembuatan form web email dengan
menggunakan dreamweaver 8.
2.2.1.6 Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi
Dalam pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi, ada beberapa
langkah-langkah yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Guru menerangkan materi dengan detail dan singkat.
2. Guru memberikan demonstrasi dengan media yang telah disiapkan
3. Guru memberikan latihan kepada peserta didik
9
4. Guru memperkirakan waktu untuk peserta menyelesaikan latihan
tersebut
5. Mempersilahkan siswa yang mampu untuk turut aktif membantu
siswa yang belum mampu
6. Guru memberikan motivasi apabila siswa tersebut berhasil maupun
kurang berhasil
2.2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan metode ceramah plus demonstrasi
A. Kelebihan metode ceramah plus demonstrasi
1. Dari segi penggunaan waktu metode ini fleksibel, artinya materi
dapat dibahas yang pokok-pokok saja, namun apabila waktu masih
cukup pembehasan dapat diperdalam dan diperluas
2. Organisasi kelas lebih sederhana
3. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap
penting
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
5. Siswa dapat ikut aktif dalam pembelajaran
6. Pengalaman dan kesan lebih melekat pada siswa.
B. Kelemahan metode ceramah plus demonstrasi
Metode ceramah plus demonstrasi ini juga mempunyai kelemahan
yaitu :
1. Ketika ceramah, membuat siswa menjadi pasif
2. Ketika ceramah, menghambat daya kritis siswa
3. Ketika demonstrasi membutuhkan alat yang modern akan
memerlukan biaya yang mahal
4. Tidak semua pelajaran dapat didemonstrasikan didalam kelas
5. Ketika praktik akan memerlukan waktu yang lama
6. Ketika demonstrasi akan sulit dilaksanakan apabila siswa tidak
matang sebelumnya
10
2.2.2 Media pembelajaran
Menurut pendapat Nurseto Tejo (2011) Media pembelajaran adalah
sarana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang
dirancang dengan baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajarannya. Penting memperhatikan isi dalam media pembelajaran
yang akan digunakan agar dapat
meningkatkan pemahaman dan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.
Menurut Drs.Rudi Susilana, dkk (2008) “Media pembelajaran :
hakikat, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian” dikemukakan media
pembelajaran terdiri dari dua unsur penting yaitu : unsur peralatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (Message /
Software).
Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah media
pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang
terpenting bukan peralatan akan tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan media tersebut.
Menurut Heinich (Daryanto 2010:4) “kata media merupakan bentuk
jamak dari kata medium. Medium didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (Sanjaya 2010:163) menyatakan
bahwa “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan penidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya”.
Dari pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat dijadikan
sebagai perantara atau penghubung pesan untuk memperoleh tujuan dan
hasil belajar yang maksimal.
2.2.2.1 Macromedia Flash Professional 8
Menurut Nur Hadi W (2004) macromedia flash adalah program grafis
dan animasi yang keberadaannya ditujukan bagi pecinta desain dan animasi
untuk berkreasi membuat animasi web iteraktif, dan CD pembelajaran yang
menarik. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Yudhiantoro (2006:1)
11
Macromedia Flash adalah sebuah program yang ditujukan kepada para
desaigner maupun programer yang bermaksud merancang animasi untuk
pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses
pembelajaran hingga pembuatan game interaktif serta tujuan-tujuan lain
yang lebih spesifik. Pada program macromedia flash ini disediakan berbagai
tools serta kemampuan lain untuk menunjang pembuatan media presentasi
untuk menarik motivasi siswa dalam belajar.
2.2.3 Motivasi Belajar
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hamzah B. Uno (2007:1)
motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan seluruh
daya gerak siswa dalam melakukan kegiatan belajar demi sebuah tujuan
yang dikehendaki dalam sebuah pembelajaran tercapai dengan maksimal.
Menurut Mulyasa (2003:112) “Motivasi adalah tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi
yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang
disebut motivasi”. Pengukuran motivasi belajar dapat dilakukan bermacammacam cara salah satunya dengan teknik pre-test dan post-test misal :
menggunakan angket sesudah dilakukan treatment. Teknik nontest juga
dilakukan dalam penelitian ini misal : observasi atau wawancara. Menurut
Arikunto (2012:45), observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan penelitian serta pencatatan secara sistematis. Wawancara
menurut Arikunto (2012) adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya jawab
12
sepihak. Dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama
untuk sekali untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan hanya diajukan oleh
subjek yang dievaluasi.
Teori Sardiman menurunkan 5 sub-variabel yaitu : ketekunan dalam
belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian
dalam belajar, berprestasi dalam belajar, dan mandiri dalam belajar yang
diuraikan oleh Riduwan (dalam Aritonang, K., 2008) tabel indikator
tersebut seperti pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Indikator Motivasi
Indikator
Ketekunan dalam belajar
1) Kehadiran di sekolah
Sub Indikator
2) Mengikuti PBM di kelas
Sub Indikator
3) Belajar di rumah
Sub Indikator
Ulet dalam menghadapi kesulitan
Indikator
1) Sikap terhadap kesulitan
Sub Indikator
2) Usaha mengatasi kesulitan
Sub Indikator
Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
Indikator
1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
Sub Indikator
2) Semangat dalam mengikuti PBM
Sub Indikator
Indikator
Berprestasi dalam belajar
1) Keinginan untuk berprestasi
Sub Indikator
2) Kualifikasi hasil
Sub Indikator
Indikator
Mandiri dalam belajar
1) Penyelesaian tugas/PR
Sub Indikator
2) Menggunakan kesempatan di luar jam
pelajaran
Sub Indikator
13
2.2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan masih terdapat guru yang
hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa ada kombinasi dengan
media pembelajaran. Penggunaan metode ceramah plus dengan bantuan
media presentasi menggunakan macromedia flash 8, akan dilakukan pada
kelas XII IPA 3 SMA Kristen 1 Salatiga . Metode pembelajaran ceramah
plus dengan bantuan media presentasi menggunakan macromedia flash ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Gambar 2.1
menunjukkan diagram kerangka berpikir.
Perlakuan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Penggunaan metode
Diduga dengan
menggunakan
ceramah plus
menerapkan metode
metode ceramah
demonstrasi dengan
ceramah plus
saja tanpa ada
menggunakan media
demonstrasi
kombinasi
presentasi
menggunakan media
dengan media
menggunakan
presentasi
presentasi yang
macromedia flash
macromedia flash
digunakan.
flash pada kelas
mempengaruhi
study case
motivasi belajar
- Guru masih
- Siswa belum
termotivasi untuk
siswa Kelas XII IPA
belajar
3 SMA Kristen 1
Salatiga.
Gambar 2.1 Diagram kerangka berpikir
14