Pengaruh Mutasi dan Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi Pada PT. TELKOM Divisi Regional I Medan) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah

metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Menurut Sugiyono (2014:55)
penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih, mencari peranan, dan pengaruh, hubungan yang
bersifat sebab akibat, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun
variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu
mutasi (X1), promosi jabatan (X2) dan variabel terikat yaitu prestasi kerja (Y).

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Divisi Regional I Medan yang beralamat di Jl. Prof. H. M. Yamin, SH No. 2

Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2016 sampai dengan selesai.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Menurut Sugiyono (2015:135) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang ada di
PT. Telkom Divisi Regional I Medan sebanyak 223 orang karyawan.

35

Universitas Sumatera Utara


3.3.2

Sampel
Menurut Arikunto (2002:107), sampel ialah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Pada penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah probability sampling dengan teknik pengambilan simple random sampling.
Sampel yang diambil adalah karyawan tetap. Karena karyawan tetap mempunyai
kewajiban langsung dengan pihak perusahaan PT. Telkom dan untuk mengetahui
kemampuan masing-masing karyawan pada setiap akhir tahun dilakukan penilaian
kinerja yang biasa disebut dengan Performance Apraisal.
Menurut Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian (2002:107) apabila
populasi kurang dari 100 orang, maka sampel diambil secara keseluruhan
sedangkan apabila populasi diatas 100 orang maka diambil 10% - 15% atau 20% 25% dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 223 orang dan penulis
mengambil 20% dari populasi, maka sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang.

3.4

Hipotesis
Menurut Ikhsan, dkk (2014:73) Hipotesis penelitian adalah jawaban


sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling
mungkin atau palin tinggi kebenarannya. Berdasarkan masalah yang diteliti, maka
penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis I
Ho : Tidak terdapat pengaruh mutasi terhadap prestasi kerja karyawan di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I Medan.
Ha : Terdapat pengaruh mutasi terhadap prestasi kerja karyawan di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I Medan.

36

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis II
Ho : Tidak terdapat pengaruh promosi jabatan terhadap prestasi kerja karyawan
di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I Medan.
Ha : Terdapat pengaruh promosi jabatan terhadap prestasi kerja karyawan di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I Medan.
Hipotesis III

Ha : Tidak terdapat pengaruh mutasi dan promosi jabatan terhadap prestasi kerja
karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I Medan.
Ho : Terdapat pengaruh mutasi dan promosi jabatan terhadap prestasi kerja
karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I Medan.

3.5

Defenisi Konsep
Defenisi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,
kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1995:34). Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan pemikiran dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari
variabel yang diteliti.
Untuk mendapatkan batasan masalah yang jelas dari setiap konsep maka
penulis mengemukakan defenisi konsep penelitian ini yaitu :
a. Mutasi (X1)
Menurut

Hasibuan


(2008:102),

mutasi

adalah

suatu

perubahan

posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal
maupun vertikal di dalam satu organisasi.

37

Universitas Sumatera Utara

b. Promosi Jabatan (X2)
Menurut Hariandja (2002:157), promosi jabatan adalah menaikkan jabatan

seseorang ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar,
gaji yang lebih besar, dan pada level organisasi yang lebih besar.
c. Prestasi Kerja (Y)
Menurut Mangkunegara (2006:67), prestasi kerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

3.6

Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun 1995:46).
Yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (variabel terikat).
Adapun yang menjadi variabel independent dari penelitian ini adalah :
1. Variabel Mutasi (X1)
Mutasi adalah suatu perubahan posisi, jabatan, atau tempat kerja yang

dilakukan secara horizontal di dalam suatu organisasi dengan tujuan
menghilangkan rasa jenuh dan meningkatkan prestasi kerja.
2. Variabel Promosi (X2)
Promosi jabatan adalah perpindahan seorang karyawan dari suatu
bidang pekerjaan kebidang pekerjaan yang lain dalam tingkat yang

38

Universitas Sumatera Utara

lebih tinggi, yang diikuti oleh naiknya tanggung jawab, dan juga diikuti
oleh naiknya penghasilan.
2. Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel dependent
dari penelitian ini adalah :
1. Variabel Prestasi Kerja (Y)
Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


39

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel

Indikator

Skala

1. Frekwensi Mutasi
Mutasi
(X1)

2. Alasan Mutasi

Likert


3. Ketepatan Mutasi
1. Pengalaman Kerja

Variabel
Bebas
(X)

2. Tingkat Pendidikan
Promosi
Jabatan
(X2)

3. Prestasi Kerja

Likert

4. Peningkatan Karir
5. Keadilan
1. Kualitas
Variabel

Terikat
(Y)

Prestasi
Kerja (Y)

2. Kuantitas
Likert
3. Kehadiran
4. Kerjasama

3.7

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.7.1

Sumber Data
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat


menggunakan 2 sumber, yaitu :
(Sugiyono, 2015:222)
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data didalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan

40

Universitas Sumatera Utara

(kuesioner) kepada karyawan karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk Divisi
Regional I Medan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Sumber data sekunder seperti melalui buku-buku literature, jurnal,
majalah, situs internet yang menjadi bahan referensi pendukung dan
berhubungan dengan penelitian ini.
3.7.2

Teknik Pengumpulan Data
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Wanancara, merupakan teknik pengumpulan data di mana pewawancara
(peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam
mengumpulkan

data

mengajukan suatu

pertanyaan

kepada

yang

diwawancarai (Sugiyono, 2015:210). Peneliti melakukan wawancara
dengan Pak Edi dari Bagian Human Resources.
2. Observasi, menurut Creswell (dalam Sugiyono, 2015:214) merupakan
proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan mengamati
orang, atau proses kerja suatu produk di tempat pada saat dilakukan
penelitian.
3. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015:216). Dalam penelitian ini
responden adalah karyawan PT. Telkom Divre I Medan.

41

Universitas Sumatera Utara

4. Dokumentasi, adalah cara mencari data atau informasi dari buku-buku atau
catatan-catatan, transkrip, surat kabar, majalah, motulen rapat, agenda dan
yang lainnya (Soewadji, 2012:160). Yang berhubungan dengan mutasi,
promosi dan prestasi kerja karyawan.

3.8

Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengembangkan instrument yang digunakan untuk mengukur
sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi
dan permasalahan suatu objek (Sugiyono, 2015:165). Pada penelitian ini
responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masingmasing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi
responden dalam skala likert. Kriteria pengukuran untuk variabel adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No.

Skala

Skor

1

Sangat Setuju (SS)

5

2

Setuju (S)

4

3

Ragu-Ragu (R)

3

4

Tidak Setuju (TS)

2

5

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

42

Universitas Sumatera Utara

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel dalam penelitian ini
dijabarkan menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Indicator yang terukur
tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan pertanyaan dan pernyataan
yang perlu dijawab oleh responden.

3.9

Teknik Analisis Data

3.9.1

Uji Instrumen
Untuk memastikan apakah instrument yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua
macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji realibilitas.
3.9.1.1 Uji Validitas
Menurut Juliandi (2013:79) uji validitas yakni dengan cara menguji sejauh
mana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel
penelitian. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS Statistics 17.0 dengan kriteria sebaga berikut :
1. Jika rhitung > rtanel , maka pertanyaan dikatakan valid.
2. Jika rhitung < rtanel , maka pertanyaan dikatakan tidak valid.
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Juliandi (2013:83) tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk
melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat
dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah instrumen penelitian

43

Universitas Sumatera Utara

merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Untuk menguji
reliabilitas, peneliti alat uji statistic SPSS Statistics 17.0 dengan kriteria :
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0.6 , maka instrumen dapat dipercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0.6 , maka instrumen tidak dapat
dipercaya.
3.9.2

Uji Asumsi Klasik
Menurut Juliandi (2013:174) ada beberapa metode uji persyaratan analisis

sebelum dilakukan uji regresi. Untuk melakukan analisis regresi linier berganda,
maka salah satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah terpenuhi
asumsi klasik, yaitu berdistribusi normal, tidak adanya multikolinieritas, dan tidak
adanya heteroskedasitas. Pengujian asumsi klasik akan diolah dengan aplikasi
statistik SPSS 17.0. Berikut ini uji analisis tersebut :
3.9.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independennya memiliki distribusi normal
atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang
baik adalah apabila distribusi datanya normal.
3.9.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier
yang sempurna diantara variabel-varibel bebas dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF) melalui program SPSS 23.0.

44

Universitas Sumatera Utara

Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerance > 0.1 atau nilai VIF < 5,
maka tidak terjadi multikolineritas, dimana :
a. Tolerance value < 0.1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinieritas.
b. Tolerance value > 0.1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinieritas.
3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika
variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedestisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedestisitas. Model
regeresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas.
Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3.9.3

Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari

variabel terikat yaitu prestasi kerja karyawan (Y) dengan memperhitungkan nilainilai variabel bebas yang terdiri dari mutasi (X1) dan promosi jabatan (X2)
sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut
terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi
Regional I Medan. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Adapun model persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut :

45

Universitas Sumatera Utara

Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y

: Prestasi Kerja Karyawan

X1

: Mutasi

X2

: Promosi Jabatan

a

: Konstanta

b1,b2

: Koefisien Regresi Variabel X

e

: error term

3.9.4

Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengukur porsi atau presentase sumbangan variabel bebas yaitu

mutasi (X1) dan promosi jabatan (X2) terhadap prestasi kerja karyawan (Y) secara
bersama-sama dimana : 0 < R2 < 1 . Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati
nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap
variabel terikat.
3.9.5

Uji Hipotesis

3.9.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh
positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat
(Y). Model hipotesis yang digunakan dalam uji-F statistik adalah :
1. H0 : b1 = b2 = 0 , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara mutasi dan promosi jabatan terhadap prestasi
kerja karyawan.

46

Universitas Sumatera Utara

2. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 , artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara mutasi dan promosi jabatan terhadap prestasi kerja
karyawan.
Kriteria uji yang digunakan adalah :
1. Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
2. Ha diterima bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3.9.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)
Uji-T dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas, apakah mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Bentuk
pengujiannya adalah :
1. H0 : b1,b2 = 0 , artinya mutasi dan promosi jabatan secara parsial tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.
2. Ha : b1,b2 ≠ 0 , artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara mutasi dan promosi jabatan terhadap prestasi kerja
karyawan.
Kriteria pengambilan keputusan :
1. Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5%
2. Ha diterima bila thitung > ttabel pada α = 5%

47

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1

Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional I
Telkom Group adalah satu - satunya BUMN telekomunikasi serta

penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom
Group melayani jutaan pelangaan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap
layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak
dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan
interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga
menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment,
termasuk cloud-based dan server-based managed services, layanan e-Payment
dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.
Statusnya

sebagai

perusahaan

milik

Negara

yang

sahamnya

diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas perusahaan adalah
pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham
perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock
Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Public Offering Without
Listing (POWL) di Jepang.
Bisnis telekomunikasi adalah fundamental platform bisnis perusahaan
yang bersifat legasi, sedangkan portofolio bisnis lainnya disebut sebagai bisnis
new wave yang mengarahkan perusahaan untuk terus berinovasi pada produk
berbasis kreatif digital. Obsesi perusahaan untuk secara berkelanjutan membantu

48
Universitas Sumatera Utara

mengembangkan usaha kecil dan menengah menjadi perusahaan dengan skala
besar, dengan tetap mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.
Selain itu, perusahaan juga terus melakukan diversifikasi usaha baik melalui
merger ataupun akuisisi.
Pada

tahun

pengoperasian

1856-1882,

telegraf

menghubungkan

pemerintah

elektromagnetik

kolonial
pertama

belanda
di

melakukan

Indonesia

yang

Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Pada tahun

1906-1965, pemerintah kolonial belanda membentuk lembaga pemerintahan untuk
mengendalikan jasa pos dan telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 1965, terjadi
pemisahan jasa pos dan telekomunikasi sehingga di tangani oleh dua perusahaan
negara yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Pada tahun 1974, PN
Telekomunikasi dibagi menjadi dua divisi, yaitu PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia (PT. Inti) yang memproduksi perangkat telekomunikasi dan perusahaan
umum telekomunikasii (Perumtel) untuk melayani jasa telekomunikasi domestic
dan internasional.
Pada tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh PT.
Indonesian Satellite Corporation (Indosat). Pada tahun 1991, nama PT. Perumtel
berubah menjadi PT. Telekomunikasi Indonesia atau Telkom. Pada tahun 1995,
Telkom melaksanakan penawaran saham perdana publik (Initial Public Offering)
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun yang sama, Telkom
mendirikan anak perusahaan yang menangani bisnis telepon seluler Telkomsel.
Pada tahun 1999, undang- undang telekomunikasi (UU no. 36/1999) yang berlaku
efektif pada bulan September tahun 2000 telah memfasilitasi masuknya pemain
baru sehingga menimbulkan persaingan usaha di industri telekomunikasi. Pada

49
Universitas Sumatera Utara

tahun 2001, Telkom mengakuisisi 35% saham Indosat di Telkomsel sehingga
menjadikannya pemegang saham mayoritas di perusahaan seluler itu dengan
kepemilikan 77,7%, Indosat kemudian mengambil alih 22,5% saham Telkom di
Satelindo dan 37,7% saham Telkom di PT. Lintasarata Aplicanusa. Pada saat
bersamaan, Telkom kehilangan hak ekslusifnya sebagai penyelenggara tunggal
layanan telepon tidak bergerak di Indonesia.
Pada tahun 2002, Telkom melepaskan kepemilikan sahamnya sebesar
12,7% di Telkomsel kepada Singapore Telkom Mobile PTE Ltd (Sintelmobile).
ada

tahun

2004,

Telkom

meluncurkan

layanan

sambungann

langsung

internasional untuk telepon tidak bergerak. Pada tahun 2005, Satelit Telkom-2
diluncurkan untuk menggantikan seluruh layanan transmisi satelit yang
sebelumnya dilayani oleh Satelit Palaba B-4, peluncurannya menjadikan jumlah
satelit yang telah diluncurkan oleh Telkom menjadi 8 satelit termasuk satelit
palapa A-1. Pada tahun 2009, Telkom bertahan formasi dari perusahaan infocom
menjadi perusahaan perusahaan penyelenggara TIMES (Telecommunication,
Information, Media, Edutainment, Services). Pada tahun 2010, proyek kabel serat
optik bawah

laut

jakaladema

yang

menghubungkan

Jawa,

Kalimantan,

Sulawesi, Denpasar dan Mataram telah berhasil dirangkumkan pada bulan April
2010. Pada tahun 2011, reformasi infrastruktur telekomunikasi melalui proyek
Telkom Nusantara Super

High Way yang menyatukan nusantara mulai dari

Sumatera hingga Papua, serta proyek true broadband access yang menyediakan
akses internet berkapasitas 20 -100 Mbps ke pelanggan di seluruh Indonesia. Pada
17 Agustus 2013, Telkomsel telah menetapkan tiga hal yaitu Kota Broadband
Indonesia (KBI), Aplikasi Lokal Tuan Rumah di negeri sendiri, dan mobile

50
Universitas Sumatera Utara

GraPari untuk Indonesia, sedangkan untuk

international

expansion

telah

ditetapkan 3 hal proyek yaitu, Macau Project, Taiwan Project dan Malaysia
Project. Dengan mengambil semangat HUT RI ke - 68, Telkom telah
memperkenalkan penampilan baru logo Telkom yang mencerminkan komitmen
Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
Gambar 4.1
Logo PT. Telkom, Tbk

Penampilan logo baru ini mencakup perubahan logo secara menyeluruh
dan terintegrasi dengan empat aspek dasar perusahaan, yaitu transformasi bisnis,
infrastruktur, sistem dan model operasi serta sumber daya manusia.
Filosofi warna dari Logo Telkom tersebut adalah :
1. Merah = Berani, Cinta, Energi, Ulet.
Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis dan berani dalam
menghadapi tantangan dan perusahaan.
2. Putih = Suci, Damai, Cahaya, Bersatu.
Mencerminkan spirit Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi
bangsa Indonesia.
3. Hitam = Warna dasar.
Melambangkan kemauan keras.
4. Abu abu = Warna transisi.
Melambangkan teknologi.

51
Universitas Sumatera Utara

Dengan tetap mengacu kepada Telkom Corporate, yaitu Always The Best,
sebuah keyakinan dasar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap
pekerjaan yang dilakukan dan senantiasa memperbaiki hal- hal yang biasa
menjadi sebuah kondisi yang lebih baik, dan pada akhirnya akan membawanya
menjadi yang terbaik.
4.1.2

Pembagian Bisnis Telkom
Bisnis Telkom terbagi menjadi 12 unit operasi regional, yang dikenal

dengan nama “witel” dikontrol secara terpusat oleh kantor pusat Telkom Bandung,
Jawa Barat. Tiap witel mempunyai strukutur manajemen tersendiri yang
bertanggung jawab terhadap aspek bisnis Telkom dalam wilayah mereka, dari
penyediaan jasa telepon hingga kegiatan manajemen dan pengamanan, meskipun
bukan merupakan perusahaan yang berorientasi kepada laba. Sebagai bagian
restrukturisasi, kegiatan bisnis perusahaan terbagi dalam 3 area utama, yaitu:
bisnis utama, bisnis sampingan dan jasa pendukung bisnis perusahaan.
Bisnis utama perusahaan adalah menyediakan jasa sambungan lokal dan
sambungan lokal jarak jauh.Bisnis yang berhubungan termasuk jasa seluler
bergerak, saluran sewa telex, penyewaan satelit transponder, VSAT dan berbagi
jasa tambahan lainnya. Bisnis sampingan tersebut tidak dioperasikan oleh Telkom
secara langsung seluruhnya tetapi melalui kerja sama (Joint Venture), yaitu
Telkom mempunyai keuntungan langsung dan tidak langsung. Kemudian bisnis
seluler analog dioperasikan oleh Telkom dengan perjanjian pembagian
keuntungan bersama investor. Hal ini menjadi perhatian lebih bagi perusahaan
untuk mengubah penambahan bisnis sampingan kearah kerjasama.Perusahaan
juga merencanakan untuk mendelegasikan perusahaan luar (out source) untuk jasa

52
Universitas Sumatera Utara

pendukung bisnis sebagai bagian dari restrukturisasi.
PT Telkom Indonesia, Tbk telah menghapus struktur wilayah usaha
Telekomunikasi (WITEL) dan diresmikan 7 (tujuh) Divisi Regional. Divisi
Regional

mempunyai

tanggung

jawab

untuk

menyelenggarakan

jasa

telekomunikasi di wilayahnya masing-masing, sedangkan Divisi Network
berkewajiban menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri.
Melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Ketujuh Divisi
Regional itu adalah :
a)

Divisi Regional I, Sumatera.

b)

Divisi Regional II, Jakarta & sekitarnya.

c)

Divisi Regional III, Jawa Barat.

d)

Divisi Regional IV, Jawa Tengah & DIY.

e)

Divisi Regional V, Jawa Timur.

f)

Divisi Regional VI, Kalimantan.

g)

Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia, meliputi Sulawesi,
Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.

Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah
berdasarkan prinsip disentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi (Divisi
Regional) & pusat keuntungan (Divisi Network), serta divisi lainnya yang
mempunyai keuntungan internal secara terpisah. Divisi-divisi pendukung terdiri
dari Divisi Pelatihan, Divisi Properti, Divisi Sistem Informasi. Berdasarkan
informasi divisi ini, maka kantor pusat diubah menjadi pusat biaya. Berlakunya
kebijaksanaan dekonsentrasi menjadikan jumlah SDM menjadi lebih sedikit.

53
Universitas Sumatera Utara

Telkom Divisi I sumatra membawahi 8 kantor daerah pelayanan
telekomunikasi (Kandatel) yaitu :
1. Kandatel Aceh, dengan daerah pelayanan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan sebagian daerah Provinsi Sumatera Utara (Pangkalan Susu,
Pangkalan Brandan).
2. Kandatel Medan, dengan daerah pelayanan Kotamadya Medan, sebagian besar
Kabupaten Langkat, dan sebagian daerah Kabupaten Deli Serdang (Tanjung
Morawa, Perbaungan, Lubuk Pakam dan Galang).
3. Kandatel Sumatera Utara (Sumut), dengan area pelayanan Provinsi Sumatera
Utara selain area pelayanan Kandatel Aceh dan Kandatel Medan.
4. Kandatel Sumatera Barat (Sumbar), dengan area pelayanan Provinsi Sumatera
Barat.
5. Kandatel Riau Daratan (Ridar), dengan area pelayanan Provinsi Riau kecuali
Riau Kepulauan.
6. Kandatel Riau Kepulauan (Rikep), dengan area pelayanan Riau Kepulauan.
7. Kandatel Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), dengan area pelayanan
Provinsi Sumatera Selatan Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung.
8. Kandatel Lampung, dengan area pelayanan Provinsi Lampung.
4.1.3

Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
“To become a leading Telecommunication, Information, Media,
Edutainment and Services (“TIMES”) player in the region.

54
Universitas Sumatera Utara

2. Misi
1. Menyediakan layanan “more for less” TIMES.
2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
3. Strategi Inisiatif
a.

Pusat keunggulan.

b. Fokus pada portofolio dengan pertumbuhan atau value yang tinggi.
c.

Percepatan ekspansi internasional.

d. Transformasi biaya.
e.

Pengembangan IDN (id-Access, id-Ring, id-Con).

f.

Indonesia Digital Solution (“IDS”) – layanan konvergen pada solusi
ekosistem digital.

g. Indonesia Digital Platform (“IDF”) – platform enabler untuk
pengembangan ekosistem.
h. Eksekusi sistem pengelolaan anak perusahaan terbaik.
i.

Mengelola portofolio melalui BoE dan CRO.

j.

Meningkatkan sinergi di dalam Telkom Group.

4.1.4

Budaya Perusahaan (Corporate Culture)

1.

Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah pernyataan formula budaya perusahaan sebagai

cara bekerja yang secara nyata nampak dalam perilaku kerja dan memberikan
dampak pada layanan, produk, dan kinerja. Formula budaya perusahaan Telkom
Group disebut “The Telkom Way”.
Budaya perusahaan The Telkom Way dilingkungan Telkom Group yang
dibangun, dikembangkan, diperkuat dan dipelihara secara berkelanjutan meliputi

55
Universitas Sumatera Utara

4 (empat) dimensi :
1. Dimensi Spiritual, dikelola melalui Olah Ruh.
2. Dimensi Emotional, dikelola melalui Olah Rasa.
3. Dimensi Intellectual, dikelola melalui Olah Rasio.
4. Dimensi Physical, dikelola melalui Olah Raga.
2.

Keyakinan Dasar (Basic Belief)
Basic belief dari The Telkom Way yakni “Always the Best”. Esensi dari

always the best adalah ihsan, yang diterjemahkan sebagai “terbaik”. Always The
Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam
setiap pekerjaan. Karyawan yang memiliki spirit ihsan akan selalu memberikan
hasil kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara
otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Always The Best menuntut setiap
karyawan PT. Telkom untuk memiliki integritas ( Integrity), antusiasme
(Enthusiam) dan totalitas ( Totality).
3.

Nilai-Nilai Inti (Core Values)
Core values merupakan nilai panduan untuk kebaikan yang saling terkait

dan memperkuat keberadaan setiap value. Core values dari The Telkom Way
sekaligus sebagai Great Spirit yang disebut 3S, yaitu Solid, Speed dan Smart.
Core values terdiri dari tiga nilai:
a. Solid, yaitu sikap mental untuk bertindak didasari adanya rasa satu kesatuan,
kesamaan nilai dan rasa saling percaya sebagai ihsan Telkom Group dalam
mencapai tujuan bersama.
Sikap yang harus dikembangkan setiap karyawan :
1. Telkom Group adalah satu kesatuan utuh (Oneness).

56
Universitas Sumatera Utara

2. Membuka pikiran, saling belajar dan saling percaya.
3. Berpikir positif dan logis dalam menghadapi segala kondisi.
b. Speed, yaitu sikap mental untuk bertindak secara proaktif dalam mengelola
pekerjaan secara cepat, tepat dan berkualitas.
Sikap yang harus dikembangkan setiap karyawan :
1. Berkontribusi dengan cara yang memungkinkan dan layak dilakukan.
2. Berpola piker, bekerja pada perusahaan modern yang harus bergerak cepat.
3. Berani bertindak dengan rasa percaya diri yang tinggi.
c. Smart, sikap mental untuk bertindak secara cerdas dalam menyelesaikan semua
pekerjaan untuk mencapai hasil yang membanggakan.
Sikap yang harus dikembangkan setiap karyawan :
1. Setiap peluang maupun hambatan memiliki solusi.
2. Tiada hari tanpa kreasi dan inovasi.
3. Sebuah karya harus menjadi karya terbaik.

57
Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Struktur Organisasi
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT. Telkom Divisi Regional I

4.2

Penyajian Data
Penyajian data pada bab ini merupakan hasil dari kuesioner yang telah

disebarkan kepada karyawan tetap kantor PT. Telkom, Tbk Divisi Regional I
Medan yang berjumlah 45 orang. Alasan dilakukan penelitian pengumpulan data
dari karyawan tetap kantor PT. Telkom, Tbk Divisi Regional I Medan agar dapat
dilihat bagaimana pengaruh Mutasi dan Promosi Jabatan terhadap Prestasi Kerja
Karyawan pada PT. Telkom, Tbk Divisi Regional I Medan.

58
Universitas Sumatera Utara

4.2.1

Analisis Deskriptif Responden
1. Status
Deskriptif responden berdasarkan status karyawan PT. Telkom, Tbk Divisi

Regional I dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Deskriptif Responden Berdasarkan Status
No.
1
2

Status
Menikah
Belum Menikah
Jumlah

Frekuensi Presentase
35
77,8%
10
22,2%
45
100%

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar
responden berstatus menikah sebanya 35 responden (77,8%) dibandingkan dengan
yang berstatus belum menikah sebanyak 10 responden (22,2%). Dari tabel diatas
dapat disimpulkan bahwa karyawan pada PT. Telkom, Tbk Divisi Regional I
mayoritas sudah menikah dan berkeluarga.
2. Umur
Deskriptif responden berdasarkan umur karyawan PT. Telkom, Tbk Divisi
Regional I dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2
Deskriptif Responden Berdasarkan Umur
No.
1
2
3
4
5

Umur
< 20 Tahun
21 - 30 Tahun
31 - 40 Tahun
41 - 50 Tahun
> 50 Tahun
Jumlah

Frekuensi Presentase
1
2,2%
5
11,1%
8
17,8%
10
22,2%
21
46,7%
45
100%

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.

59
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden berumur 50 tahun ke
atas sebanyak 21 responden (46,7%) diikuti dengan responden berumur antara 4150 tahun sebanyak 10 responden (22,2%), umur 31-40 tahun sebanyak 8
responden (17,8%), umur 21-30 tahun sebanyak 5 responden (11,1%), umur 20
tahun kebawah sebanyak 1 responden (2,2%). Hal ini menunjukan bahwa
karyawan yang bekerja pada PT. Telkom, Tbk Divisi Regional I mayoritasnya
adalah berumur > 50 tahun.
3. Pendidikan
Deskriptif responden berdasarkan pendidikan terakhir karyawan PT.
Telkom, Tbk Divisi Regional I dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan
No.
1
2
3
4
5
6

Pendidikan
SD
SMP
SMA
Diploma
S1
S2-S3
Jumlah

Frekuensi Presentase
0
0.00%
0
0.00%
7
15.56%
11
24.44%
21
46.67%
6
13.33%
45
100%

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk responden dengan
pendidikan SD dan SMP tidak ada, pendidikan SMA sebanyak 7 responden
(15,56%), pendidikan Diploma sebanyak 11 responden (24,44%), pendidikan S1
sebanyak 21 responden (46,67%) dan pendidikan S2-S3 sebanyak 6 responden
(13,33%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan pada PT. Telkom,
Tbk Divisi Regional I mayoritas memiliki pendidikan akhir sarjana S1.

60
Universitas Sumatera Utara

4. Lama Bekerja
Deskriptif responden berdasarkan lama bekerja karyawan PT. Telkom,
Tbk Divisi Regional I dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No.
1
2
3

Lama Bekerja
< 3 Tahun
3 - 10 Tahun
> 10 Tahun
Jumlah

Frekuensi Presentase
4
8.89%
7
15.56%
34
75.56%
45
100%

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa untuk responden dengan lama
bekerja selama < 3 Tahun sebanyak 4 responden (8,89%), lama bekerja 3- 10
tahun sebanyak 7 responden (15,56%), dan lama bekerja > 10 tahun sebanyak 34
responden (75,56%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
karyawan pada PT. Telkom, Tbk Divisi Regional I telah bekerja selama lebih dari
10 tahun yang berarti karyawan yang bekerja pada kantor itu telah
berpengalaman.
4.2.2
4.2.2.1

Uji Instrumen
Uji Validitas
Hasil penelitian yang baik haruslah memiliki data dengan tingkat kesahian

atau validitas yang tinggi, maka setiap data yang digunakan harus diuji
kecermatannya. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan korelasi
antara rhitung dari setiap penyataan yang ada dengan rtabel didasarkan pada derajat
keyakinan tertentu dengan n = jumlah responden. Apabila nilai rhitung > rtabel
berarti data empirik yang berarti variabel penelitian valid atau sahih.

61
Universitas Sumatera Utara

Uji validitas dilakukan dengan mengunakan program SPSS Statistics 17.0
dengan kriteria berikut :
a. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan “valid”.
b. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan dinyatakan “tidak valid”.
c. Nilai rhitung didapat dari kolom corrected item – total correlation. Dengan
nilai rtabel dengan ketentuan df = n-2 = 43 dan tingkat signifikan sebesar
5% adalah 0,294.
Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi 32 pertanyaan yang
menyangkut variabel independen yaitu Mutasi dan Promosi Jabatan, sedangkan
variabel dependen yaitu Prestasi Kerja kepada 45 responden. Hasil dari penyajian
uji validitas adalah sebagai berikut :

62
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Uji Validitas
No. Pernyataan
rhitung
rtabel
1 Mutasi 1.1
0,581
0,294
2 Mutasi 1.2
0,407
0,294
3 Mutasi 1.3
0,299
0,294
4 Mutasi 1.4
0,500
0,294
5 Mutasi 1.5
0,528
0,294
6 Mutasi 1.6
0,541
0,294
7 Mutasi 1.7
0,475
0,294
8 Mutasi 1.8
0,338
0,294
9 Mutasi 1.9
0,315
0,294
10 Mutasi 1.10
0,479
0,294
11 Promosi 1.1
0,300
0,294
12 Promosi 1.2
0,573
0,294
13 Promosi 1.3
0,302
0,294
14 Promosi 1.4
0,386
0,294
15 Promosi 1.5
0,349
0,294
16 Promosi 1.6
0,339
0,294
17 Promosi 1.7
0,466
0,294
18 Promosi 1.8
0,481
0,294
19 Promosi 1.9
0,534
0,294
20 Promosi 1.10
0,581
0,294
21 Prestasi 1.1
0,469
0,294
22 Prestasi 1.2
0,406
0,294
23 Prestasi 1.3
0,410
0,294
24 Prestasi 1.4
0,404
0,294
25 Prestasi 1.5
0,489
0,294
26 Prestasi 1.6
0,442
0,294
27 Prestasi 1.7
0,400
0,294
28 Prestasi 1.8
0,302
0,294
29 Prestasi 1.9
0,364
0,294
30 Prestasi 1.10
0,459
0,294
31 Prestasi 1.11
0,353
0,294
32 Prestasi 1.12
0,341
0,294
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 4.5 menunjukan bahwa seluruh butir (item) pernyataan telah valid
karena rhitung > rtabel. Maka dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

63
Universitas Sumatera Utara

4.2.2.2

Uji Reliabilitas
Uji keandalan dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari

variabel atau instrumen penelitian pada objek penelitian yang sama secara
berulang, apabila hasil nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka dinyatakan data
empirik yang diuji handal atau reliabel.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics
17.0. Hasil dari penyajian reliabilitas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.886

32

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016
Pada 32 pernyataan dengan tingkat signifikansi sebesar 5% diketahui
bahwa koefisien alpha (Cronbach’s Alpha) adalah 0,886. Dengan demikian berarti
0,886 > 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner yang telah dibagikan
oleh peneliti kepada karyawan adalah reliabel dan dapat dipercaya.
4.2.3

Distribusi Jawaban Responden
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui tanggapan responden

terhadap masing-masing indicator dari variabel. Untuk mengetahui penilaian
responden baik atau tidak menggunakan skor rata-rata yang dibagi menjadi lima
dari skala 1 (terendah) sampai skala 5 (tertinggi) (Sudjana, 2000:79), yang
dihitung dengan rumus :

64
Universitas Sumatera Utara

Panjang Kelas =

Nilai Tertinggi −Nilai Terendah
Banyak Kelas Interval

Panjang Kelas =

5−1
5

= 0,8

Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat dikelompokan tanggapan
responden berdasarkan kategori-kategori sebagai berikut :
1,00 – 1,79 = Sangat Buruk
1,80 – 2,59 = Buruk
2,60 – 3,39 = Kurang Baik
3,40 – 4,19 = Baik
4,20 – 5,00 = Sangat Baik
Statistik deskriptif dari persepsi jawaban responden digunakan untuk
mengetahui tanggapan responden terhadap alternatif jawaban masing-masing
variabel. Untuk mengetahui penilaian responden baik atau tidak digunakan ratarata dari skala 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (ragu-ragu), 2 (tidak setuju), dan 1
(sangat tidak setuju). Hasil dari distribusi frekuensi jawaban responden dari
masing-masing indicator dapat dilihat sebagai berikut :
1. Deskriptif Data Variabel Mutasi (Variabel X1)
Variabel penelitian X1 merupakan variabel yang menjelaskan mengenai
Mutasi. Variabel ini memuat beberapa pertanyaan yang telah dibagikan pada
responden terlebih dahulu, lalu kemudian dianalisis sesuai dengan jawaban
responden.
Untuk mengukur variabel Mutasi peneliti menggunakan 3 indikator yang
kemudian disajikan menjadi 10 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5
jawaban alternatif, dimana responden diharuskan menentukan jawaban mereka

65
Universitas Sumatera Utara

dengan memilih salah satu dari pilihan jawaban yang telah disediakan oleh
peneliti.
Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan variabel
penelitian X1 (Mutasi), diantaranya sebagai berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Mutasi (X1)
No.

1

2

3

4

5

6

7

Item
Pertanyaan
Mutasi selalu
dilakukan
sesuai dengan
kurun waktu
yang telah
ditetapkan.
Lamanya
kurun waktu
yang
ditetapkan
perusahaan
untuk mutasi
sudah tepat.
Mutasi
diberikan
hanya untuk
karyawan
tertentu dan
jumlah
tertentu.
Perusahaan
memberikan
batas untuk
mutasi dalam
satu kali
periode mutasi.
Mutasi
dilaksanakan
untuk mengisi
jabatan yang
kosong.
Pelaksanaan
mutasi untuk
meningkatkan
semangat kerja
karyawan.
Mutasi untuk
menambah
pengalaman
dan
pengetahuan
karyawan.

SS

S

Skor (%)
R

TS

STS

6,7%

57,8%

20%

15,6%

11,1%

60%

17,8%

_

60%

2,2%

Total

RataRata

Keterangan

_

100%

3,6

Baik

11,1%

_

100%

3,7

Baik

20%

15,6%

4,4%

100%

3,4

Baik

44,4%

24,4%

26,7%

2,2%

100%

3,2

Kurang
Baik

8,9%

48,9%

28,9%

13,3%

_

100%

3,5

Baik

11,1%

48,9%

26,7%

13,3%

_

100%

3,6

Baik

26,7%

55,6%

13,3%

4,4%

_

100%

4

Baik

66
Universitas Sumatera Utara

8

9

10

Mutasi
dilakukan
untuk
menghilangkan
kejenuhan dan
kebosanan
dalam bekerja.
Mutasi sebagai
sanksi bagi
karyawan yang
mempunyai
penilaian yang
buruk.
Mutasi
dilakukan
berdasarkan
kemampuan
kerja
karyawan.

11,1%

68,9%

13,3%

6,7%

_

100%

3,8

Baik

_

66,7%

15,6%

13,3%

4,4%

100%

3,4

Baik

13,3%

55,6%

15,6%

11,1%

4,4%

100%

3,6

Baik

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
Berikut ini akan disajikan beberapa tabel pendistribusian dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penelitian. Tabel distribusi tersebut
merupakan hasil pendistribusian pertanyaan yang termasuk dalam variabel X1
(Mutasi).
Tabel 4.8
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.1
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
3
2
Setuju
26
3
Ragu-Ragu
9
4
Tidak Setuju
7
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
6.67%
57.78%
20.00%
15.56%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 3 orang menyatakan sangat
setuju, 26 orang setuju, 9 orang ragu-ragu, 7 orang tidak setuju dan tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 26 orang setuju

67
Universitas Sumatera Utara

bahwa perusahaan selalu melakukan pelaksanaan mutasi sesuai dengan kurun
waktu yang telah ditentukan.
Tabel 4.9
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.2
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
27
3
Ragu-Ragu
8
4
Tidak Setuju
5
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
11.11%
60.00%
17.78%
11.11%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 orang menyatakan sangat
setuju, 27 orang setuju, 8 orang ragu-ragu, 5 orang tidak setuju, dan tidak ada
yang menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 27 orang setuju
bahwa lamanya kurun waktu yang ditetapkan perusahaan untuk pelaksanaan
mutasi sudah tepat.
Tabel 4.10
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.3
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
2
Setuju
27
3
Ragu-Ragu
9
4
Tidak Setuju
7
5 Sangat Tidak Setuju
2
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016
No

Presentase
(%)
60.00%
20.00%
15.56%
4.44%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 27 orang menyatakan setuju, 9
orang ragu-ragu, 7 orang tidak setuju, 2 orang sangat tidak setuju, dan tidak ada

68
Universitas Sumatera Utara

yang menjawab sangat setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 27 orang setuju bahwa
mutasi diberikan hanya untuk karyawan tertentu dan jumlah tertentu.
Tabel 4.11
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.4
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
1
2
Setuju
20
3
Ragu-Ragu
11
4
Tidak Setuju
12
5 Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
2.22%
44.44%
24.44%
26.67%
2.22%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 orang menyatakan sangat
setuju, 20 orang setuju, 11 orang ragu-ragu, 12 orang tidak setuju, dan 1 orang
sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 20 orang setuju bahwa
perusahaan memberikan batas untuk mutasi dalam satu kali periode mutasi.
Tabel 4.12
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.5
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
4
2
Setuju
22
3
Ragu-Ragu
13
4
Tidak Setuju
6
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
8.89%
48.89%
28.89%
13.33%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 4 orang menyatakan sangat
setuju, 22 orang setuju, 13 orang ragu-ragu, 6 orang tidak setuju, dan tidak ada
yang menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 22 orang setuju
bahwa perusahaan melakukan mutasi untuk mengisi jabatan yang kosong.

69
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.13
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.6
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
22
3
Ragu-Ragu
12
4
Tidak Setuju
6
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
11.11%
48.89%
26.67%
13.33%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 orang menyatakan sangat
setuju, 22 orang setuju, 12 orang ragu-ragu, 6 orang tidak setuju, dan tidak ada
yang menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 22 orang setuju
bahwa mutasi dilakukan perusahaan untuk meningkatkan semangat kerja
karyawan.
Tabel 4.14
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.7
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
12
2
Setuju
25
3
Ragu-Ragu
6
4
Tidak Setuju
2
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
26.67%
55.56%
13.33%
4.44%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 12 orang menyatakan sangat
setuju, 25 orang setuju, 6 ragu-ragu, 2 tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 25 orang setuju bahwa dengan
dilakukannya mutasi dapat menambah pengalaman dan pengetahuan karyawan.

70
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.15
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.8
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
31
3
Ragu-Ragu
6
4
Tidak Setuju
3
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
11.11%
68.89%
13.33%
6.67%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 orang menyatakan sangat
setuju, 31 orang setuju, 6 orang ragu-ragu, 3 orang tidak setuju, dan tidak ada
yang menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 31 orang setuju
bahwa dengan dilakukanya mutasi dapat menghilangkan kejenuhan dan
kebosanan dalam bekerja.
Tabel 4.16
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.9
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
2
Setuju
30
3
Ragu-Ragu
7
4
Tidak Setuju
6
5 Sangat Tidak Setuju
2
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
66.67%
15.56%
13.33%
4.44%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 30 orang menyatakan setuju, 7
orang ragu-ragu, 6 orang tidak setuju, 2 orang sangat tidak setuju dan tidak ada
yang menjawab sangat setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 30 orang menyatakan
setuju bahwa mutasi sebagai sanksi bagi karyawan yang mempunyai penilaian
yang buruk.

71
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.17
Jawaban Responden pada Pernyataan Mutasi 1.10
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
6
2
Setuju
25
3
Ragu-Ragu
7
4
Tidak Setuju
5
5 Sangat Tidak Setuju
2
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
13.33%
55.56%
15.56%
11.11%
4.44%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 6 orang menyatakan sangat
setuju, 25 orang setuju, 7 orang ragu-ragu, 5 orang tidak setuju dan 2 orang sangat
tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 25 orang setuju bahwa pelaksanaan
mutasi yang dilakukan karyawan berdasarkan kemampuan kerja karyawan.
2. Deskriptif Data Variabel Promosi Jabatan (X2)
Variabel penelitian X2 merupakan variabel yang menjelaskan mengenai
Promosi Jabatan. Variabel ini memuat beberapa pertanyaan yang telah dibagikan
pada responden terlebih dahulu, lalu kemudian dianalisis sesuai dengan jawaban
responden.
Untuk mengukur variabel Promosi Jabatan, peneliti menggunakan 5
indikator yang kemudian disajikan menjadi 10 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan
terdapat 5 jawaban alternatif, dimana responden diharuskan menentukan jawaban
mereka dengan memilih salah satu dari pilihan jawaban yang telah disediakan
oleh peneliti.
Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan variabel
penelitian X2 (Promosi Jabatan), diantaranya sebagai berikut :

72
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.18
Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Promosi Jabatan (X2)
No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Item Pertanyaan
Lamanya masa
kerja menjadi
salah satu tolak
ukur untuk
mendapatkan
promosi.
Promosi selalu
dilakukan setelah
pegawai
memenuhi masa
kerja tertentu.
Tingkat
pendidikan
menjadi salah
satu tolak ukur
untuk
mendapatkan
promosi jabatan.
Tingkat
pendidikan yang
anda miliki
sesuai dengan
jabatan sekarang.
Prestasi kerja
merupakan salah
satu syarat untuk
pemberian
promosi jabatan.
Promosi jabatan
memotivasi anda
untuk berprestasi
dalam bekerja.
Perusahaan
memberikan
jaminan
peningkatan karir
yang jelas.
Perusahaan
menjamin
keadilan dalam
pemberian
promosi.
Selama ini
perusahaan selalu
adil dalam
pemberian
promosi.
Anda puas
dengan promosi
jabatan yang
dilaksanakan.

SS

S

Skor (%)
R

TS

STS

17,8%

60%

6,7%

6,7%

11,1%

66,7%

8,9%

6,7%

55,6%

_

Total

RataRata

Keterangan

8,9%

100%

3,71

Baik

13,3%

_

100%

3,76

Baik

15,6%

22,2%

_

100%

3,47

Baik

62,2%

15,6%

17,8%

4,4%

100%

3,36

Kurang Baik

31,1%

48,9%

13,3%

6,7%

_

100%

4,04

Baik

42,2%

44,4%

13,3%

_

_

100%

4,29

Sangat Baik

28,9%

53,3%

13,3%

4,4%

_

100%

4,07

Baik

15,6%

64,4%

17,8%

2,2%

_

100%

3,93

Baik

11,1%

64,4%

15,6%

8,9%

_

100%

3,78

Baik

6,7%

57,8%

20%

15,6%

_

100%

3,56

Baik

Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.

73
Universitas Sumatera Utara

Berikut ini akan disajikan beberapa tabel pendistribusian dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penelitian. Tabel distribusi tersebut
merupakan hasil pendistribusian pernyataan yang termasuk dalam variabel X2
(Promosi Jabatan).
Tabel 4.19
Jawaban Responden pada Pernyataan Promosi Jabatan 1.1
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
8
2
Setuju
27
3
Ragu-Ragu
3
4
Tidak Setuju
3
5 Sangat Tidak Setuju
4
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
17.78%
60.00%
6.67%
6.67%
8.89%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 8 orang menyatakan sangat
setuju, 27 orang setuju, 3 orang ragu-ragu, 3 orang tidak setuju, dan 4 orang
sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 27 orang setuju bahwa lamanya
masa kerja menjadi salah satu tolak ukur untuk mendapatkan promosi.
Tabel 4.20
Jawaban Responden pada Pernyataan Promosi Jabatan 1.2
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
30
3
Ragu-Ragu
4
4
Tidak Setuju
6
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumber : Hasil pengolahan data, 2016.
No

Presentase
(%)
11.11%
66.67%
8.89%
13.33%
100%

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 orang menyatakan sangat
setuju, 30 orang setuju, 4 orang ragu-ragu, 6 orang tidak setuju dan tidak ada yang

74
Universitas Sumatera Utara

menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan sebanyak 30 orang setuju
bahwa perusahaan selalu melakukan promosi kepada karyawan yang telah
memenuhi masa kerja tertentu.
Tabel 4.21
Jawaban Responden pada Pernyataan Promosi Jabatan 1.3
Jawaban
Frekuensi
Responden
1
Sangat Setuju
3
2
Setuju
25
3
Ragu-Ragu
7
4
Tidak Setuju
10
5 Sangat Tidak Setuju
Jumlah
45
Sumbe