Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Chapter III V

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi Ramunia dan Desa Baru
Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dengan
ketinggian 30m dpl mulai bulan Mei 2016 sampai Desember 2016.
Bahan dan Alat
Bahan yang dipakai adalah lahan sawah yang telah dipilih yaitu lahan
sawah dengan padi jenis Ciherang yang berumur 30 hari. Desa yang
menggunakan burung hantu yaitu Desa Sidodadi Ramunia dan Desa tanpa burung
hantu yaitu Desa Baru. Masing-masing 5 petakan lahan, jarak kedua Desa sekitar
22 Km, kertas kuisioner yang telah diisi beberapa pertanyaan dan pernyataan
sebagai sumber data sekunder yang akan dibagikan kepada anggota kelompok tani
maupun petani yang merupakan responden.
Alat yang dipakai antara lain pacak untuk memberi label petakan lahan,
meteran sebagai alat ukur, timbangan untuk mengukur hasil produksi, kamera
untuk dokumentasi.
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei.

Metode penentuan daerah


penelitian ditetapkan dengan purposive sampling (sampling dengan maksud dan
tujuan tertentu). Luas persawahan yang diamati masing-masing adalah5000 m2.
Total luas lahan keseluruhan 10.000 m2. Pengambilan sampel untuk masingmasing desa dilakukan diagonal sampling sehingga terdapat 5 petakan lahan pada
satu areal persawahan. Total petak lahan yaitu 10 petakan. Luas 1 petakan
sampel 20m X 10 m = 200 m2. Luas total 2000 m2

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Survei
Survei terhadap serangan tikus sawah dilakukan di lahan sawah rakyat di
Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin dan Desa Baru Kecamatan Batang
Kuis Kabupaten Deli Serdang. Disamping itu juga dilakukan pengisian kuisioner
oleh petani (responden) mengenai persepsi petani terhadap pengendalian tikus
sawah. Pengamatan pengendalian tikus sawah diperoleh dengan cara melihat
langsung areal di lapangan dan melakukan wawancara terhadap petani.
Analisis data
Untuk menganalisis data yang di peroleh, digunakan metode dengan
analisis kuantitatif korelasi.Penelitian ini mencari sebab dan akibat dalam suatu
gejala dan mencari hubungan diantara berbagai faktor.

Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang
lain disebut variabel bebas (X). Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tidak bebas (Y).
Pemeriksaan korelasi antara variabel dan variabel digunakan koefisien korelasi
Rank Spearman`s dan dilakukan uji validitas dan reabilitas angket menggunakan
analisis korelasi pearson dengan menggunakan program SPSS 22.0
Parameter pengamatan
Jumlah sarang tikus aktif (lubang)
Jumlah sarang tikus aktif dihitung dengan mengamati setiap sarang tikus
di pematang sawah, dan menghitung sarang tikus yang aktif. Dilakukan 10 hari
sekali (interval 10 hari).

Universitas Sumatera Utara

Persentase serangan (dalam % rumpun / jumlah tanaman )(%)
Persentase serangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
ISR =

Tanaman terserang (rumpun )
X 100%

T. terserang + T. tidak terserang

Jarak tanam padi 25cm x 25cm, jumlah rumpun padi keseluruhan 3200
rumpun/petak lahan. Dilakukan 2 kali seminggu, interval 3 hari sampai panen.
Produksi panen (Kw/Ha)
Produksi panen diperoleh dari responden setelah panen.
Persepsi Petani terhadap Pengendalian Tikus Sawah Dengan Memanfaatkan
Burung Hantu
Diambil dari hasil angket yang diberikan kepada responden yang telah
ditentukan dari masing-masing desa.
Responden untuk angket ini diambil dari petani Dusun Banjarnegoro Desa
Sidodadi Ramunia dan Dusun IV Desa Baru. Untuk Dusun Banjarnegoro terdapat
28 petani padi dan untuk Dusun IV terdapat 32 petani padi.
Sampel responden diambil secara
(Sugiyono,2007) yaitu sebagai berikut :

refresentatif dengan Rumus Slovin
N

n=


1 + Ne2

Dengan
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = tingkat kesalahan
Berdasarkan rumus tersebut ,dan menggunakan tingkat presesi 90 %
(tingkat kesalahan 10%) maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

28 + 32
n=
1+ 60 (0,10)2
n = 38
Sehingga terdapat 19 responden untuk masing-masing desa .
Korelasi Antara Jumlah Sarang Tikus Aktif dengan Persentase Serangan
Tikus Sawah
Untuk menganalisis korelasi antara sarang aktif dengan persentase

serangan tikus sawah ditentukan 2 variabel yaitu jumlah sarang aktif sebagai
variabel bebas (x) dan persentase serangan tikus sebagai variabel tidak bebas (y).
Korelasi persepsi petani terhadap produksi panen
Korelasi antara persepsi petani dalam pengendalian tikus sawah dengan
menggunakan burung hantu terhadap produksi panen ditentukan oleh 2 variabel
yaitu persepsi petani dalam pengendalian tikus sawah x dan produksi panen
sebagai variabel tidak bebas y.
Data persepsi petani terhadap pengendalian tikus sawah dengan
menggunakan burung hantu di peroleh dari kuesioner di buat secara kuantitatif .
dengan bobot nilai 1-3 dengan 3 alternatif jawaban, dimana keseluruhan jawaban
terhadap kuisioner diklasifikasikan dalam 3 kategori sebagai berikut:
Keterangan

Bobot Nilai

(a) Jawaban A berarti tinggi

3

(b) Jawaban B berarti sedang


2

(c) Jawaban C berarti rendah

1

(Samosir, 2013)

Universitas Sumatera Utara

Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah
dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1
artinya korelasinya negatif sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y
adalah negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti
korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan dengan Tabel 1.
Tabel 1.Pedoman tabel interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien


Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

Sangat rendah

0,20 - 0,399

Rendah

0,40 - 0,599

Sedang

0,60 - 0,799

Kuat

0,80 - 1,000

(Sumber: Sugiyono, 2007)

Sangat kuat

Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI WILAYAH
Desa Sidodadi Ramunia
Letak geografis dan luas wilayah Desa Sidodadi Ramunia
Desa Sidodadi Ramunia adalah sebuah desa di Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang. Jarak ke ibukota kecamatan ± 1 km. Jarak ke ibukota
kabupaten/kota ± 5 km. Desa Sidodadi Ramunia merupakan desa yang sebagian
besar lahannya digunakan untuk lahan usahatani, terutama usaha tani padi. Desa
Sidodadi Ramunia mempunyai total luas wilayah sebesar 779 Ha/m². Dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 2. Pembagian Luas Wilayah Desa Sidodadi Ramunia tahun 2015
No
Keterangan
Luas wilayah
1

Luas Pemukiman
267
2
LuasPersawahan
477
3
Luas Kuburan
3
4
Luas Pekarangan
60
5
Luas Prasaran umum lainnya
22
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016
Batas-batas desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat padaTabel berikut :
Tabel 3.Batas-Batas Desa Sidodadi Ramunia tahun 2015
No

Keterangan


Berbatasan

1

Sebelah Utara

Desa Karang Anyar

2

sebelah Selatan

Desa Kwala namu

3

Sebelah Timur

Sungai Ular


4
Sebelah barat
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

Desa Pasar V Kebun Kelapa

Universitas Sumatera Utara

Keadaan Potensi Areal Pertanian
Tabel 4. Keadaan Potensi Areal Pertanian Desa Sidodadi Ramunia Tahun 2015
No

Keterangan

Luas lahan

1

Sawah Irigasi Teknis

427

2

Tegal/ladang

24,38

3

Pemukiman

265,62

4
Lahan Kering/ Pekarangan
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

62

Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk tahun 2010 di WKPP Sidodadi Ramunia berjumlah
11.521 orang. Mata pencaharian sebagai petani 1.435 orang, dan buruh tani
sebanyak 634 orang, dengan petani pemilik sebanyak 5 orang.
Masyarakat desa Sidodadi Ramunia mayoritasnya adalah sebagai petani
dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 5berikut :
Tabel 5.Rincian Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2015
No

Mata Pencaharian

Jumlah (orang)

1 Petani

1.835

2 Buruh Tani

1.405

3 Buruh Migran

53

4 PNS

115

5 Pedagang

100

6 Peternak

32

7 Montir

100

8 Bidan/Perawat

32

9 Asisten Rumah Tangga

190

10 TNI/POLRI

38

11 Pengusaha

144

12 Jasa Pengobatan Alternatif

31

13 Pensiunan PNS/TNI/POLRI

74

14 Karyawan
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

263

Universitas Sumatera Utara

Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Pertanian di Desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat
pada tabel 6 :
Tabel 6.Sarana dan Prasarana Pertanian di Desa Sidodadi Ramunia
NO

Sarana

Jumlah

1

Kios Saprodi Pertanian

3

2

Kilang Padi

3

3
Gapoktan
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

1

Tabel 6 menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh petani di desa Sidodadi Ramunia cukup memadai dibidang
pertaniannya. Petani di Desa Sidodadi sudah menerapkan pola tanam PanganPangan-Palawija sejak tahun 2012.
Pengadaan Burung Hantu
Pemanfaatan dan pengembangan tyto alba dalam pengendalian hama tikus
pada areal persawahan dimulai ketika adanya kegiatan pengembangan musuh
alami tikus di areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Deli Serdang oleh
BBP2TP Sumut pada tahun 2012. Lokasi kegiatan tersebut berada di

Desa

Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Desa Perkebunan Ramunia, Kecamatan
Pantai Labu, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang. Hasil kegiatan ini diantaranya ditemukan sarang alami burung hantu
yaitu di atap gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Percut Sei Tuan dan atap
gedung bangunan yang sudah tidak dipakai di Sidodadi Ramunia. Burung hantu
yang ditemukan sedang bertelur ,bahkan ada yang sudah menetas.
Pada tahun 2012 juga ditemukan rubuha yang sudah ditempati di 2 lokasi
yaitu: Desa Sidodadi Ramunia (Bapak Sutiman) dan (Bapak Jumadi). Rubuha

Universitas Sumatera Utara

yang dihuni burung hantu berada di atas pohon besar bertempat di belakang
rumah Pak Sutiman dan berjarak sekitar 200m dari areal persawahan sehingga
dilakukan kerja sama dengan BPTPH Sumut, untuk mengembangkan burung
hantu dalam mengendaikan tikus di areal persawahan. Dilakukan penambahan
rubuha, dan pada tahun 2013 rubuha yang ditempati ada 2 buah. Pengembangan
burung hantu di Desa Sidodadi Ramunia dilakukan dengan pemindahan anakan
yang berumur 3-4 bulan agar burung hantu cepat menempati rubuha.
Tahun 2014 dilakukan lagi penambahan rubuhan sebanyak 6 buah. Dan
pada tahun 2015 rubuha yang sudah dihuni ada 5 rubuha. Rubuha ditambahi
sebanyak 3 buah yang dibuat pada tiang rubuha (tidak diatas pohon) dan
dilakukan pembuatan tiang hinggap di tengah sawah yang berguna untuk tempat
hinggap burung hantu saat keluar dari sarang dan mengintai mangsa. Dan pada
tahun 2016 rubuha yang sudah ditempati burung hantu ada 7 rubuha yang masingmasing dihuni sepasang burung hantu yang telah aktif memangsa.
Desa Baru
Letak geografis dan luas wilayah Desa Baru
Desa Baru adalah sebuah desa di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli
Serdang. Jarak ke ibukota kecamatan ± 3 km. Jarak ke ibukota kabupaten/kota ± 5
km. Luas wilayah Desa Baru 4,32 Km2. Desa Baru merupakan desa yang 40%
lahannya digunakan untuk lahan usaha tani, terutama usaha tani padi.
Desa Baru memiliki suhu rata-rata berkisar 30ºC dengan curah hujan ratarata berkisar 200 mm/tahun.Tanah di desa ini termasuk tanah jenis aluvial dengan
tekstur umumnya lempung berpasir.

Universitas Sumatera Utara

Desa Baru berada di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
Desa ini terletak 13 km dari Ibukota Kecamatan batang Kuis, 8 km dari Ibukota
Kabupaten Deli Serdang dan sekitar 42 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara.
Secara administratif Desa Baru mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Tabel 7. Batas-Batas Desa Baru tahun 2015
No.

Keterangan

Berbatasan

1 Sebelah Utara

Desa Paya Gambar

2 Sebelah Selatan

Desa Tumpatan Nibung

3 Sebelah Timur

Desa Beringin

4 Sebelah Barat
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

Desa Tanjung Sari

Keadaan Penduduk
Desa Baru memiliki penduduk sejumlah 8.931 jiwa dan 1.408 rumah
tangga, dan untuk Dusun IV terdapat 425 jiwa dengan 114 rumah tangga.
Tata Guna Lahan
Desa Baru mempunyai luas lahan 4,32 Km2. Sebagian besar lahan
digunakan sebagai lahan persawahan. Penggunaan lahan yang paling luas
digunakan adalah untuk pertanian sawah, dan yang selebihnya digunakan untuk
pertanian bukan sawah non pertanian dan pemukiman. Pola tanam yang dilakukan
petani di desa ini adalah menanam padi sepanjang tahun.
Sarana dan Prasarana
Desa Baru juga memiliki beberapa sarana dan prasarana. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Tabel 8

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Sarana Dan Prasarana Desa Baru 2015
No
Sarana dan Prasarana
1 Kios pupuk dan pestisida
2 Kilang padi
3 Koperasi
4 SD/ Sederajat
5 SMP/sederajat
6 TK
7 Puskesmas Pembantu
8 Posyandu
9 BKIA
10 BPU
11 Prasarana Irigasi
12 Balai Desa
Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

Jumlah
1
1
1
2
2
2
1
5
1
1
2
1

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sarang Tikus Aktif (lubang)
Penggunaan

burung

hantu

dalam

mengendalikan

tikus

sawah

menunjukkan hasil yang berbeda dibandingkan tanpa penggunaan burung hantu.
Tabel 9 menunjukkan jumlah sarang tikus aktif di Desa Sidodadi Ramunia dan
Desa Baru Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 9. Jumlah sarang tikus aktif (lubang)
Desa Baru
(Tanpa burung hantu)

Sidodadi Ramunia
( Dengan burung hantu)

Waktu
Pengamatan

I

II

III

IV

V

Total

Rataan

I

II

III

IV

V

Total

Rataan

20 hst
30 hst
40 hst
50 hst
60 hst
70 hst
80 hst
90 hst

2
10
12
16
12
10
8
6

4
12
16
16
12
10
7
4

3
16
14
12
13
12
6
4

3
16
18
14
10
12
8
8

4
18
16
12
12
10
8
6

16
72
76
70
59
54
37
28

3,2
14,4
15,2
14
11,8
10,8
7,4
5,6

0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0

100 hst

6

4

4

4

3

21

4,2

0

0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

Hasil pengamatan menunjukkan jumlah sarang tikus aktif tertinggi
terdapat di Desa yang tidak menggunakan burung hantu yaitu pada lahan IV (40
hst) dan V (30hst) dengan jumlah sarang tikus aktif 18 lubang (Tabel 9). Data ini
menunjukkan keberhasilan pengendalian tikus sawah menggunakan burung hantu
di Desa Sidodadi Ramunia. Teknik pengendalian menggunakan perangkap yang
dilakukan petani di Desa Baru dinilai sudah tidak efektif dalam mengendalikan
tikus sawah. Menurut literatur Anggara et al, (2008) indera perasa tikus sawah
sangat peka. Ini menyebabkan tikus dapat menilai makanan yang aman dan
menolak makanan yang tidak disukainya (beracun). Deteksi juga dapat dilakukan

Universitas Sumatera Utara

dengan menyentuhkan sensor peraba pada permukaan benda sehingga tikus dapat
menentukan arah dan mengetahui ada tidaknya rintangan.
Jumlah sarang tikus aktif tertinggi di Desa Baru didapati pada saat
tanaman berumur 40hst yakni sebanyak 76hst dan berkurang 6 lubang pada 50hst.
Perubahan jumlah sarang tikus aktif ini menunjukkan bahwa umur tanaman padi
berpengaruh terhadap serangan tikus sawah. Berdasarkan penelitian Sudarmaji
(2007) dinyatakan bahwa tingkat hunian tikus bervariasi tergantung kondisi
lingkungan dan tidak semua sarang dihuni (aktif). Pada periode kekurangan
pakan, sarang tikus akan ditinggalkan. Pada kondisi ketersediaan pakan padi yang
melimpah, populasi tikus sawah akan meningkat. Hal ini disebabkan kecepatan

Jumlah sarang tikus aktif (lubang)

kelahiran yang meningkat dengan ketersediaan pakan padi.

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Desa Baru
Sidodadi Ramunia

1

2

3

4

5

Lahan Pengamatan

Gambar 5. Histogram jumlah sarang tikus aktif di Deli serdang
Jumlah sarang tikus aktif terendah terdapat di Desa Sidodadi Ramunia
yaitu 0 lubang. Data tersebut menunjukkan bahwa teknik pengendalian tikus
sawah di Desa ini telah berhasil menekan populasi tikus yang ditandai dengan
tidak ditemukannya sarang tikus aktif di lahan pengamatan. Pengendalian dengan
manipulasi habitat yaitu membentuk pematang sawah dengan ukuran tinggi 15cm

Universitas Sumatera Utara

dan lebar 20cm ternyata menyebabkan pematang sawah tersebut kurang disenangi
tikus sawah untuk membangun sarang.

Lam pada tahun 1983 menyebutkan

bahwa tikus sawah pada umumnya menyukai habitat pematang sawah yang tinggi
dan lebar. Pematang sawah yang dianjurkan dibuat rendah kira-kira tinggi kurang
dari 30 cm, agar pematang tersebut tidak digunakan tikus bersarang dan
berkembangbiak. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Sudarmaji, 2007) yang
menjelaskan bahwa sanitasi dan manipulasi habitat akan menyebabkan tikus
kehilangan tempat persembunyian sehingga secara tidak langsung menurunkan

Jumlah sarang tikus aktif (lubang)

populasi tikus di daerah tersebut
18
16
14
12

1

10

2

8
6

3

4

4

2

5

0
20

30

40

50

60

70

80

90

100

Waktu pengamatan (hst)

Gambar 6. Histogram jumlah sarang tikus aktif di Desa Baru

Universitas Sumatera Utara

Persentase serangan (% )
Persentase serangan tikus sawah di lahan penelitian dilihat dari jumlah
rumpun padi yang terserang tikus sawah. Persentase serangan tikus sawah di
Desa Baru lebih tinggi dibandingkan di Desa Sidodadi Ramunia (tabel 10).
Tabel 10. Persentase serangan tikus sawah di Deli Serdang (%)
Desa Baru
(Tanpa burung hantu)

Waktu
Pengamatan

Desa Sidoadi Ramunia
( Dengan burung hantu)

I

II

III

IV

V

Total

Ratarata

I

II

III

IV

V

Total

Rata
Rata

20 hst

0,69

1,50

0,97

1,31

1,19

5,66

1,13

0

0

0

0

0

0

0

30 hst

3,78

4,44

4,50

6,81

7,16

26,69

5,34

0

0

0

0

0

0

0

40 hst

3,81

5,81

5,38

8,00

6,81

29,81

5,9

0

0

0

0

0

0

0

50 hst

3,56

3,78

3,50

4,50

5,53

20,88

4,18

0

0

0

0

0

0

0

60 hst

2,84

2,75

2,44

3,06

3,19

14,28

2,86

0

0

0

0

0

0

0

70 hst

1,72

1,44

1,31

1,91

2,25

8,63

1,73

0

0

0

0

0

0

0

80 hst

0,44

0,44

0,38

0,25

0,88

2,59

0,52

0

0

0

0

0

0

0

90 hst

0,31

0,13

0,13

0,06

0,25

0,88

0,18

0

0

0

0

0

0

0

100 hst

0,19

0,13

0,13

0,19

0,25

0,88

0,18

0

0

0

0

0

0

0

Total

17,3

20,4

18,7

27,5

26,3

0

0

0

0

0

Persentase serangan tikus sawah di Desa Baru bearada dalam kategori
ringan sampai sedang. Serangan sedang terjadi di Lahan 4 dan 5 yaitu 27,5 %,
dan 26,3% kemudian lahan 1, 2, 3, berada dalam kategori ringan yakni < 25%.
Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam

Pertemuan

Koordinasi Percepatan Data UPSUS Tanaman Pangan Tahun 2015, menyatakan
kriteria serangan hama yaitu serangan ringan jika
≤ 25%, serangan s

edang jika

>25 - ≤ 50% dan serangan berat >50% - ≤ 85% dan puso jika > 85%.
Persentase serangan tikus di Desa Baru (tabel 4) tertinggi terjadi pada saat
padi berumur 40 hst (fase bunting-matang susu) dengan persentase serangan
29,81% dan terendah pada saat berumur 90-100 hari yaitu 0,18%.
menunjukkan

bahwa umur

Data ini

padi mempengaruhi serangan tikus sawah.

Universitas Sumatera Utara

Rochman & Toto (1976) menyebutkan bahwa ternyata tikus sawah lebih suka
menyerang tanaman padi yang sedang bunting, sehingga pada umumnya padi
stadium bunting akan mengalami kerusakan yang paling tinggi. Solikhin dan
Purnomo (2008) pada saat primordial kemungkinan tanaman padi mengeluarkan
senyawa-senyawa tertentu, misalnya senyawa yang mudah menguap atau berupa
gas (volatil) yang disukai tikus sawah.

Persentase serangan tikus (%)

3,50
3,00
2,50
2,00
1,50

Desa Baru

1,00

Sidodadi Ramunia

0,50
0,00
1

2

3

4

5

Lahan pengamatan

Gambar 7. Histogram persentase serangan tikus sawah (%)
Persentase serangan tikus sawah terendah terdapat di Desa Sidodadi Ramunia
yaitu 0%. Data tersebut menunjukkan keberhasi;an teknik pengendalian tikus sawah yang
dilakukan oleh petani di Desa Sidodadi Ramunia diantaranya pemanfaatan burung hantu
dan manipulasi habittat.

Pemanfaatan burung hantu yang dilaksanakan di areal

perkebunan kelapa sawit mampu menekan serangan tikus dari 20 – 30% menjadi 5%

(Erik,2008) dan menjadi alternatif yang berkesinambungan yang mampu
mengendalikan tikus sawah hingga di batas ambang ekonomi (kerusakan buah
digigit

Dokumen yang terkait

Efektivitas Beberapa Rodentisida Nabati terhadap Tikus Sawah (Rattus argentiventer Robb and Kloss) di Laboratorium

3 22 79

Efektivitas Beberapa Rodentisida Nabati terhadap Tikus Sawah (Rattus argentiventer Robb and Kloss) di Laboratorium

0 1 12

Efektivitas Beberapa Rodentisida Nabati terhadap Tikus Sawah (Rattus argentiventer Robb and Kloss) di Laboratorium

0 0 2

Efektivitas Beberapa Rodentisida Nabati terhadap Tikus Sawah (Rattus argentiventer Robb and Kloss) di Laboratorium

0 0 4

Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 12

Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 2

Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 2 3

Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

1 1 16

Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 4

Evaluasi Serangan Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Robb & Kloss) Sebagai Dampak Keberadaan Burung Hantu ( Tyto alba ) di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 22