Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN

3.1

Kerangka Konsep

Respon Istri tentang
Kebiasaan Suami
Mengonsumsi Tuak :

Respon Positif
Respon Negatif

- Persepsi
- Sikap
- Partisipasi
Keterangan :

3.2


Variabel yang diteliti

Definisi Operasional
Tabel 3.2.1 Definisi Operasional
Variabel
Respon
Istri

Defenisi
Alat ukur
operasional
Reaksi
istri Kuesioner
tentang kebiasaan
suami
mengonsumsi
tuak
yang
meliputi persepsi,
sikap

dan
partisipasi.

Hasil Ukur

Skala
Ukur
 Respon Positif Ordinal
= 30 – 45
 Respon
Negatif = 15 29

27
Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Deskriptif Eksploratif. Melalui penelitian deskriptif eksploratif, peneliti ingin
membuat gambaran menyeluruh dan mengeksplor respon istri tentang kebiasaan
suami mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.2

Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua istri yang memiliki suami
dengan kebiasaan mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.
4.2.2 Sampel
Pada penelitian ini jumlah semua istri yang memiliki suami dengan
kebiasaan mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan tidak diketahui dengan pasti sehingga untuk
menghitung jumlah sampel minimum yang dibutuhkan menggunakan formula
Lemeshow untuk jumlah populasi yang tidak diketahui.
Z² x P (1-P)

N=

(1,96)² x 0,5 (1-0,5)
=


0,9604
=

(0,1)²
=

(3,8416) x (0,25)
=
0,01

96,04

0,01
28

Universitas Sumatera Utara

29

Keterangan :
N = jumlah sampel
Z = skor z pada kepercayaan 95% = 1,96
P = maksimal estimasi = 0,5
D = alpha atau sampling error = 0,10
sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka N yang didapatkan adalah 96,04.
Peneliti memutuskan untuk membulatkan jumlah sampel menjadi 100 sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non-probability Sampel
artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang
sama sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu Snowball Sampling.
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,

sehingga jumlah sampel semakin banyak.. Adapun kriteria inklusi yaitu istri yang
mempunyai suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak, bersedia untuk menjadi
responden dan bisa membaca dan menulis.

Universitas Sumatera Utara

30

4.3

Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan dengan pertimbangan bahwa di desa ini belum
pernah ada penelitian sebelumnya dan populasi keluarga yang mengonsumsi tuak
cukup untuk memenuhi target sampel.
4.3.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian sampai pengumpulan data dilakukan mulai April – Juli
2017.


4.4

Pertimbangan Etik Penelitian
Pertimbangan etik dalam penelitian dilakukan untuk melindungi integritas

penelitian, hak asasi manusia dan perilaku normal. Pertimbangan etik ini meliputi
kualitas penelitian: 1) ethical clearence oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Keperawatan Sumatera Utara, 2) ijin dan rekomendasi dari Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan ijin dari Kepala Desa Huta Gurgur
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, 3) mengakui hakhak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subjek
penelitian dan memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri (otonomy), 4)
seluruh responden diberikan lembar persetujuan yang ditandatangani sebagai
bukti dan kesediaan menjadi responden (informed consent), 5) anonymity yaitu
peneliti tidak mencantumkan nama responden hanya berupa inisial atau
pengkodean saja, 6) confidentiality, semua informasi yang diberikan responden

Universitas Sumatera Utara

31


dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, 7) peneliti melindungi subjek dari semua
kerugian (nonmalefience) baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik
dan psikologis yang timbul akibat penelitian ini.

4.5

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah kuesioner yang terdiri

dari dua bagian, yakni kuesioner data demografi yang membahas tentang umur,
pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan responden. Dan kuesioner penelitian
yaitu kuesioner respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan mengacu pada
kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Kuesioner disusun berdasarkan skala likert
dengan menetapkan skor jawaban untuk setiap pernyataan yang diajukan.
Skor untuk pernyataan positif adalah Setuju bernilai 3, Kurang Setuju
bernilai 2, dan Tidak Setuju bernilai 1. Untuk pernyataan negatif adalah Setuju
bernilai 1, Kurang Setuju bernilai 2, dan Tidak Setuju bernilai 3. Kuesioner
respon istri terdiri dari 15 pernyataan dimana 10 pernyataan positif yang berada

pada nomor urut 3,4,6,7,9,11,12,13,14,15, dan 5 pernyataan negatif yang berada
pada nomor urut 1,2,5,8,10.
Untuk menentukan panjang kelas dipakai rumus: P = rentang/banyak kelas
dimana P adalah panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurang dengan
nilai terendah dan dibagi banyak kelas. Nilai tertinggi adalah 45 dan nilai terendah
adalah 15 sehingga didapat panjang kelas = (45-15)/2 = 15. Penilaian total skor
adalah skor respon negatif = 15-29, dan skor respon positif = 30-45.

Universitas Sumatera Utara

32

4.6

Uji Vadilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkapkan variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui
validitas kuesioner respon


keluarga terhadap kebiasaan mengonsumsi tuak,

peneliti menggunakan konten vadilitas isi yang membuktikan instrumen lebih
sahih yang akan dilakukan orang yang ahli dalam Keperawatan Keluarga dari
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji kevalidan bertujuan untuk
menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen dan menggambarkan sejauh mana
instrumen ini mampu mengukur apa yang akan diukur.
Uji validitas telah dilakukan dengan melakukan uji konten (isi) oleh 1 orang
Dosen Keperawatan Keluarga yaitu Ibu Siti Zahara Nasution, S.KP, MNS.
Istrumen yang berisikan pernyataan terdiri dari 15 butir dapat digunakan dengan
dua kali perbaikan kalimat. Setelah itu dilakukan pengecekan ulang oleh validator
dan dinyatakan sesuai dengan tinjauan pustaka. Hasil uji validitas isi kuesioner
respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak adalah 100% valid
dengan nilai Content Validity Indeks (CVI) adalah 1.

4.7

Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu


alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Uji
reliabilitas diuji dengan metode cronbach alpha dimana alpha harus >0,80.

Universitas Sumatera Utara

33

Berdasarkan Polit and Beck (2012) yang menyatakan bahwa sebuah instrumen
akan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,80.
Uji reliabilitas dilakukan di desa lain yaitu Desa Pasaribu tetapi masih
dalam satu kecamatan dengan desa tempat penelitian dengan jumlah kepala
keluarga dengan kebiasaan mengonsumsi tuak cukup banyak. Dengan jumlah
responden yang dibutuhkan untuk realibilitas sebanyak 10 responden. Hasil uji
reliabilitas dari 15 pertanyaan yang diberikan kepada 10 responden yang memiliki
suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak dalah 0.85.

4.8

Proses Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian pada

Institusi

Pendidikan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, kemudian menyerahkan surat permohonan izin
kepada Kepala Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang
Hasundutan dan setelah mendapatkan izin, peneliti mulai mengumpulkan data.
Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat
sebelumnya. Mendapatkan responden dengan cara yaitu bertanya kepada kepala
desa satu orang yang sesuai untuk dijadikan responden sesuai kriteria yang
ditentukan, kemudian peneliti berkunjung ke rumah responden tersebut. Pertamatama peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta memberikan penjelasan
tentang tujuan kedatangan peneliti. Setelah responden menunjukkan sikap terbuka
yaitu menerima dengan senang hati, selanjutnya peneliti menjelaskan manfaat dan
cara pengisian kuesioner termasuk menjelaskan hak responden untuk menolak

Universitas Sumatera Utara

34

mengisi kuesioner sebelum pengisian kuesioner. Selanjutnya jika responden
menyetujui permohonan pengisian kuesioner, responden diberikan informed
consent untuk ditandatangani.
Selanjutnya, peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Peneliti mempersilahkan
responden untuk mengisi kuesioner dan diberi waktu 1 hari dengan pertimbangan
pengumpulan data berlangsung malam hari karena mayoritas masyarakat disana
pekerjaannya adalah petani serta dengan mengunjungi satu persatu rumah
responden, jadi untuk mempersingkat waktu dan memudahkan peneliti
mendapatkan responden lainnya. Untuk mendapatkan responden kedua, peneliti
bertanya kepada responden pertama untuk mendapatkan informasi responden
yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan, lalu berkunjung ke rumah responden
kedua dan melakukan tahap-tahap seperti responden pertama. Kemudian pada
responden selanjutnya peneliti melakukan hal yang sama yaitu bertanya ke
responden sebelumnya, sampai didapatkan jumlah sampel yang telah diteentukan.
Pengumpulan data ini dilakukan selama 8 hari yaitu mulai tanggal 8 sampai
dengan 15 Mei 2017, dimana setiap harinya peneliti memberikan kuesioner
kepada 15-20 responden. Kemudian peneliti datang kembali keesokan harinya
untuk mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden, serta memeriksa
kembali kelengkapan jawaban responden dan mulai menganalisis data yang
diperoleh.

Universitas Sumatera Utara

35

4.9

Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan
menjabarkan hasil penelitian dan untuk menganalisis data-data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian dengan mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden,
kemudian dicari frekuensi dan persentasenya (Idrus, 2009:163). Setelah itu
disusun dalam bentuk tabel tunggal dan dijelaskan dengan menggunakan
pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi, sikap
dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan dengan pengolahan data
terlebih dahulu.
Proses pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, dengan langkahlangkah sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah kegiatan melakukan pemeriksaan kembali kuesioner yang
telah diisi oleh responden, meliputi kelengkapan isian dan kejelasan jawaban dan
tulisan.
b.

Coding
Coding adalah proses merubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang

berbentuk angka. Hal utama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
memberikan kode untuk jawaban yang diberikan responden penelitian.

Universitas Sumatera Utara

36

c.

Processing
Processing yaitu memasukkan data ke dalam komputer untuk diproses.

d.

Cleaning
Cleaning yaitu melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data yang

telah dimasukkan. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada
kesalahan ketika memasukkan data.
e.

Komputerisasi
Komputerisasi digunakan untuk mengolah data dengan komputer.
Untuk

merumuskan

kesimpulan

hasil

penelitian,

khususnya

mengidentifikasi respon, penulis menggunakan skala likert yang digunakan untuk
mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang tentang dirinya atau
kelompoknya, atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal.
Subjek penelitian ini dihadapkan pada respon positif dan negatif.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

dari hasil pengumpulan data terhadap 100 istri yang memiliki suami dengan
kebiasaan mengonsumsi tuak. Pengumpulan data ini dilaksanakan pada tanggal 8
sampai dengan 15 Mei 2017 di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan. Penyajian data penelitian ini meliputi
karakteristik responden dan kuesioner respon istri tentang kebiasaan suami
mengonsumsi tuak di Desa Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan.
5.1.1 Karakteristik Istri
Pada penelitian ini jumlah istri sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik
istri yang akan dipaparkan mencakup usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan
penghasilan istri. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa rentang usia terbanyak
adalah 41 – 60 tahun (dewasa menengah) sebanyak 66 orang (66%). Kebanyakan
berlatar belakang pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 39 orang (39%),
sebagian besar pekerjaan istri yaitu petani sebanyak 48 orang (48%) dan
kebanyakan berpenghasilan < Rp. 1.587.000,- sebanyak 66 orang (66%), serta
dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini.

37
Universitas Sumatera Utara

38

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Istri tentang Kebiasaan Suami
Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2017 (n = 100)
KARAKTERISTIK
FREKUENSI(f)
PERSENTASE(%)
Usia ( dalam tahun)
21 – 40
33
33
41 – 60
66
66
> 61
1
1
Pendidikan Terakhir
SD
10
10
SMP
15
15
SMA
36
36
Perguruan Tinggi
39
39
Pekerjaan
Petani
48
48
PNS
29
29
Wiraswasta
15
15
Lainnya (Honorer)
5
5
Pegawai Swasta
3
3
Penghasilan
< Rp. 1.587.000,66
66
> Rp. 1.587.000,34
34

5.1.2 Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak
Hasil pengumpulan data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah istri
yang memiliki respon negatif adalah 93 orang (93%), dan respon positif 7 orang
(7%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Respon Istri tentang Kebiasaan Suami
Mengonsumsi Tuak di Desa Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan (n=100)
Respon Istri
Frekuensi(f)
Persentase(%)
Negatif
93
93
Positif
7
7
Total
100
100

Universitas Sumatera Utara

39

5.2

Pembahasan

5.2.1 Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai respon istri
tetang kebiasaan suami mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada tanggal 8 sampai dengan 15
Mei 2017 didapati bahwa mayoritas istri sebanyak 93 orang (93%) memiliki
respon negatif. Hal ini menunjukkan bahwa istri tidak menyukai kebiasaan suami
mengonsumsi tuak. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa peminum tuak merasa tidak didukung oleh keluarganya untuk
mengonsumsi tuak (Panggabean,2015).
Mayoritas istri memiliki respon negatif kemungkinan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa tingkat
pendidikan istri kebanyakan adalah lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 39 orang
(39%). Baron (2008) menyatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu faktor
karena menurut, masing-masing pendidikan memiliki perbedaan pengetahuan dan
cara pandang dan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula
pengetahuannya, dalam hal ini pengetahuan tentang minuman tuak dan kebiasaan
mengonsumsi tuak.
Respon dapat menjadi positif apabila istri tersebut menanggapi sesuai
dengan penghayatan dan perasaannya dan dapat diterimanya secara rasional dan

Universitas Sumatera Utara

40

emosional. Sebaliknya, apabila istri tersebut menanggapinya tidak sesuai dengan
penghayatannya maka respon yang timbul adalah negatif. Hal yang mendukung
istri memiliki respon negatif yaitu kebanyakan istri berpandangan bahwa
minuman tuak itu mengandung alkohol dan memiliki dampak negatif, serta
kebanyakan istri menilai kurang setuju jika minuman tuak dikonsumsi.
5.2.1.1 Persepsi Istri tentang Minuman Tuak
Respon akan muncul ketika adanya persepsi, sikap, dan partisipasi
seseorang terhadap suatu objek. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik
lewat penglihatan, pandangan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
penerimaan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persepsi istri tentang
minuman tuak adalah negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian Hutagalung (2014)
bahwa persepsi masyarakat Suku Batak Toba terhadap kebiasaan mengonsumsi
tuak adalah mayoritas berpersepsi negatif.
Persepsi negatif dalam penelitian ini muncul karena adanya pandangan dari
para istri yang paling didominasi yaitu sebanyak 88% istri berpandangan bahwa
minuman tuak adalah minuman yang mengandung alkohol. Tuak adalah minuman
beralkohol khas Batak, yang terbuat dari batang kelapa atau batang aren yang di
ambil airnya kemudian dicampurkan dengan raru. Ada juga tuak tidak dicampur
dengan raru atau yang disebut dengan tuak tangkasan, tuak ini dahulu dipakai
untuk upacara adat (Ikegami, 1997). Kadar alkohol dalam tuak yang dibiarkan
lama sebanyak 10% (Mustafa, 1983) sedangkan menurut Sunanto (1993) kadar

Universitas Sumatera Utara

41

alkohol (etanol) dalam tuak yang diperdagangkan dan dikonsumsi di Sumatera
Utara rata-rata 4%.
Akibat pandangan pertama istri bahwa minuman tuak mengandung alkohol
memunculkan pandangan berikutnya tentang minuman tuak yaitu sebanyak 97%
istri berpandangan bahwa minuman tuak memiliki dampak negatif bagi kesehatan.
Penerapan ilmu kesehatan, tuak yang merupakan salah satu minuman beralkohol
sampai saat ini belum ditemukan manfaat kesehatan dalam minuman tersebut,
apalagi jika dikonsumsi terlalu banyak (Sipahutar, 2009).
Minuman tuak memang sangat berarti kehadirannya bagi Suku Batak Toba.
Tuak merupakan minuman yang disediakan dalam acara keakraban, upacara adat,
dan sebagai ungkapan rasa terima kasih bagi Suku Batak Toba. Hal yang
menjadikan minuman tuak kurang baik dikonsumsi karena akan mengganggu
kesehatan sebagai asal mulanya munculnya penyakit. Namun menjadi dilema
karena minuman tuak adalah minuman tradisional yang sudah turun-temurun
menjadi kebudayaan dalam masyarakat khususnya di Desa Huta Gurgur
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal tersebut
dibuktikan dengan ditemukannya sebanyak 44% saja dimana istri berpandangan
bahwa minuman tuak kurang baik untuk dikonsumsi.
5.2.1.2 Sikap Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak
Persepsi yang kurang baik akan minuman tuak akan memperngaruhi sikap
istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak. Sikap adalah keadaan yang
memungkinkan timbulnya suatu perubahan atau tingkah laku dan cenderung untuk

Universitas Sumatera Utara

42

bertindak dan bereaksi terhadap rangsang. Sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak pada objek tersebut (Azwar, 2011).
Sikap istri dapat dilihat melalui penilaian berupa penolakan atau
penerimaan, dan mengharapkan atau menghindari. Dari hasil penelitian, dapat
dilihat bahwa sikap yang dominan ditunjukkan oleh istri yaitu sikap negatif yaitu
tidak

menyukai

sebagai

bentuk

penolakan

terhadap

kebiasaan

suami

mengonsumsi tuak.
Hal yang paling mendukung munculnya sikap tidak menyukai dapat
dibutikan dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 71% istri merasa tidak suka
setelah mengetahui suami memiliki kebiasaan mengonsumsi tuak. Hal ini
didukung oleh pernyataan bahwa keluarga tidak memberikan dukungan kepada
keturunannya untuk meminum tuak (Panggabean, 2015).
Adanya sikap ketidakterimaan istri akan kebiasaan suami mengonsumsi
tuak membuat kebanyakan istri juga beranggapan bahwa anggota keluarga lainnya
juga tidak dapat menerima kebiasaan suami mengonsumsi tuak. Hal itu lah yang
menjadikan rata-rata istri memberitahukan kepada keluarga lainnya bahwa suami
memiliki kebiasaan mengonsumsi tuak, dengan alasan supaya suami mendapat
nasehat dari keluarga supaya mengurangi kebiasaan mengonsumsi tuak.
5.2.1.3 Partisipasi Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak
Dari hasil data dan observasi yang diperoleh, peneliti juga menemukan
kondisi istri yang memiliki suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak cenderung
tidak mengikuti kebiasaan suaminya. Hal ini membuktikan adanya partisipasi
negatif dari istri akan kebiasaan suami mengonsumsi tuak. Hal yang menjadi

Universitas Sumatera Utara

43

pendukung munculnya partisipasi yang negatif dari para istri dapat dilihat yaitu
Sebanyak 92% istri keberatan apabila anak atau sanak saudara lainnya mengikuti
kebiasaan suami mengonsumsi tuak.
Kebiasaan suami mengonsumsi tuak ini akan mempengaruhi anak-anak
mereka untuk mengonsumsi tuak juga. Pada umumnya anak-anak mewarisi
perilaku orang tua dalam hal ini yaitu kebiasaan mengonsumsi tuak. Hal ini
didukung oleh pernyataan bahwa konsumsi tuak merupakan kebiasaan turuntemurun, yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya karena adanya
contoh tindakan konsumsi tuak yang diperoleh anak dari para orang tua
(Panggabean, 2015).
Pendukung lainnya yaitu dominan istri tidak pernah memberikan uang
kepada suami untuk mengonsumsi tuak, dengan alasan minuman tuak bukanlah
kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Meskipun harga dari minuman tuak
terbilang murah yaitu hanya Rp. 5000,- per teko. Suami sebagai kepala keluarga
yang bertugas mencari nafkah yang seharusnya memberikan uang kepada istri
guna memenuhi kebutuhan rumah tangga bukan malah menghabiskan uang untuk
mengonsumsi tuak.
Salah satu bentuk dari istri tidak berpartisipasi dapat dilihat bahwa
mayoritas istri tidak turut serta mengonsumsi tuak, kebanyakan dari mereka
mengambil sikap aktif dalam upaya menolak kebiasaan suami mengonsumsi tuak.
Mereka lebih kritis dalam hal mempertahankan kesehatan keluarga, salah satunya
yaitu selalu memberi motivasi kepada suami untuk berhenti mengonsumsi tuak.

Universitas Sumatera Utara

44

Hal berbeda yang perlu disoroti yaitu istri tetap bersedia merawat suami
apabila mengalami penyakit akibat mengonsumsi tuak, dengan alasan suami
adalah teman/pasangan hidup. Partisipasi dari istri boleh saja negatif, tetapi dalam
hal merawat suami sakit tetaplah dilaksanakan, sebagai bagian dari fungsi
keluarga.
Pertengkaran antara suami-istri tidak jarang ditemui dalam keluarga yang
mengonsumsi tuak. Istri menjadi bulan-bulanan kekerasan baik fisik maupun
verbal dari suami yang pulang ke rumah dengan keadaan mabuk/tidak sadarkan
diri.
Respon negatif ini dianggap baik dalam artian kebiasaan mengonsumsi tuak
bukanlah perilaku yang didukung dalam keluarga. Dapat dilihat dari segi dampak
negatif dari mengonsumsi tuak yaitu dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan
kekerasaan dalam rumah tangga. Permasalahan keluarga yang menjadi pemicu
KDRT dalam keluarga adalah kurangnya komunikasi, ketidakharmonisan, alasan
ekonomi, ketidakmampuan mengendalikan emosi, ketidakmampuan mencari
solusi dalam rumah tangga, dan kondisi mabuk (suami) karena minuman
beralkohol (keras)/narkoba (Adilah, 2009).
Kegiatan mengonsumsi tuak pada zaman dahulu sudah berbeda dengan
zaman sekarang, dimana minuman tuak bukan lagi dikonsumsi pada saat upacara
adat melainkan menjadi minuman sehari-hari layaknya kebutuhan pribadi yang
harus terpenuhi dengan alasan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal
ini tidak sejalan dengan penelitian Pane (2007) yang menyatakan umumnya

Universitas Sumatera Utara

45

masyarakat Batak Toba mengonsumsi tuak karena sudah menjadi kebiasaan yang
turun-temurun yang diminum saat acara adat.
Pada akhirnya suami menghabiskan banyak waktu diluar rumah, sedangkan
waktu untuk keluarga kurang. Keluarga yang harmonis akan tercipta jika
komunikasi dalam keluarga terjalin baik, baik itu dari segi waktu bersama dalam
keluarga. Komunikasi yang baik diharapkan dapat terbangun dalam keluarga.
Penelitian Filus, dkk (2012) menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi
alkohol kemungkinan disebabkan karena adanya hubungan antara orang tua dan
anak yang bersifat tidak searah, sering menimbulkan kesalahpahaman dan
ketidakjelasan, sehingga muncul prasangka yang tidak baik.
Buruknya komunikasi pada keluarga berdampak pada beberapa hal, salah
satunya yaitu anggota keluarga cenderung akan lebih mudah mencari pelarian
dengan penyalahgunaan minum-minuman beralkohol. Adanya komunikasi yang
baik antar anggota keluarga akan menjaga keharmonisan keluarga dalam hal ini
dapat membantu suami atau anak untuk tidak menjadikan tuak sebagai pelarian
untuk melepaskan keletihan atau masalah (Panggabean, 2015).

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Respon Istri tentang
Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan maka dapat disimpulkan dan
saran sebagai berikut :
6.1

Kesimpulan
Dari 100 istri yang diteliti diketahui respon istri tentang kebiasaan suami

mengonsumsi tuak adalah mayoritas istri berespon negatif sebanyak 93% yang
berarti istri tidak menyukai kebiasaan suami mengonsumsi tuak karena kebiasaan
mengonsumsi tidak baik untuk kesehatan dan asal mula munculnya penyakit.
6.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai respon istri tentang

kebiasaan suami mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, peneliti memiliki saran sebagai
berikut :
6.2.1

Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan konsep bagi
perkembangan ilmu dan informasi mengenai respon istri tentang kebiasaan suami
mengonsumsi tuak sehingga mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan
pembelajarannya terkhusus di bidang keperawatan keluarga dan komunitas dan
mendukung dan mengembangkan pemberian penyuluhan kesehatan pada keluarga
yang memiliki kebiasaan mengonsumsi tuak.

46
Universitas Sumatera Utara

47

6.2.2

Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi
dan dasar bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya yang
berhubungan dengan respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak,
serta lebih mengembangkan penelitian berikutnya seperti pengaruh penyuluhan
kesehatan keluarga terhadap penurunan kebiasaan suami mengonsumsi tuak.
6.2.3

Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)

Perawat sebagai bagian dari tim kesehatan, menjadi sumber informasi yang
tepat

bagi

keluarga

tentang

pentingnya

menjaga,

memelihara

dan

mempertahankan kesehatan keluarga, seperti memberikan penyuluhan tentang
minuman tuak dan dampaknya terhadap kesehatan, serta dapat melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk berkontribusi dalam pengurangan
konsumsi minuman tuak. Petugas kesehatan juga sebaiknya melakukan
penanggulangan kepada masyarakat bahkan individu, yaitu dengan memeberikan
konseling saat para peminum datang untuk berobat.

Universitas Sumatera Utara