Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Peneliti memilih metode kualitatif untuk mengetahui secara mendalam bagaimana
penerapan manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan UMSU Medan
melalui ide, pandangan, pendapat, kejadian, serta pengalaman SDM Perpustakaan
UMSU Medan. Tujuannya agar dapat memahami secara mendalam permasalahan
yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.
Menurut Maleong (2007, 6) penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistik, dimana pada penelitian ini data dikumpulkan
berupa kata-kata tulisan serta prilaku yang dapat diamati.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, tepatnya di Jl. Kapten Muchtas Basri BA No.3 Medan.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanan pada bulan Mei 2017.
3.3 Data dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian adalah :
a.


Data primer diperoleh dari informasi yang bersumber dari hasil wawancara
dengan informan di Perpustakaan UMSU Medan.

55

Universitas Sumatera Utara

b.

Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, majalah dan dokumen yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1.

Mengidentifikasi Informan
Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang
akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Dalam

penelitian kualitatif, informan sangat memiliki posisi terpenting sebagai
narasumber dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah kepala
perpustakaan, pihak kepegawaian UMSU, pustakawan dan pegawai bagian
administrasi di perpustakaan UMSU Medan. Hal ini dilakukan dengan cara
mensurvei terlebih dahulu pada lokasi Perpustakaan UMSU Medan.

2.

Menentukan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purpouse
sampling yang merupakan salah satu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan teknik purpouse sampling
diharapkan setiap pertanyaan yang diajukan dapat dijawab oleh informan
secara benar dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Maka informan
dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan, satu orang pegawai bagian
administrasi dan dua orang pustakawan di Perpustakaan UMSU Medan.

3.

Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai
instrumen akan langsung terjun kelapangan untuk menjaring data ataupun

56

Universitas Sumatera Utara

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1.

Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang bersumber
dari percakapan dengan maksud tertentu. Tujuan wawancara adalah untuk
mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dan
terstruktur menggunakan pedoman wawancara, hal ini dimaksudkan agar
pertanyaan yang diajukan dapat dijawab oleh informan secara benar dan
sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti mewawancarai kepala

perpustakaan, pihak kepegawaian UMSU, pegawai bagian administrasi, dan
pustakawan Perpustakaan UMSU Medan. Adapun data yang akan diambil
pada informan adalah data mengenai pengadaan, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemutusan hubungan kerja SDM.
Selain itu, peneliti menggunakan alat bantu berupa perekam suara dan alat
tulis sebagai pendukung kegiatan wawancara.

2.

Observasi
Observasi berarti peneliti mengamati kesesuaian informasi yang ada di lapangan
dengan data yang diberikan oleh informan. Tujuannya adalah melihat apakah
informasi yang sudah diberikan oleh informan itu benar atau tidak. Observasi
yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan
langsung terhadap setiap

kegiatan SDM pada masing-masing bagian yaitu

57


Universitas Sumatera Utara

sirkulasi, pengadaan, admistrasi dan sikap kedisiplinan pegawai selama kegiatan
kerja berlangsung.

3.

Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan
tahunan dan kepustakaan. Selain itu peneliti juga mencatat seluruh hasil
pengamatan langsung yang dilakukan peneliti serta merekam suara informan
pada saat berlangsungnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

3.6 Analisis Data
Adapun tahapan dalam analisis data menurut Miles dan Huberman (1992) ,
sebagai berikut :

1.

Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu proses mengidentifikasi data mentah yang telah
diperoleh dengan melakukan langkah summary, pengkodean

dan

kategorisasi. Pada penelitian ini data yang telah di reduksi mengenai
manajemen SDM kemudian dikelompokan kedalam bagian yang terdiri dari
pengadaan,

pengembangan,

kompensasi,

integrasi,

pemeliharaan,

kedisiplinan, dan pemutusan hubungan kerja SDM.
2.


Display Data
Display data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada
penelitian ini peneliti menyajikan data yang telah diperoleh dari informan
menggunakan teks yang bersifat naratif dimana datanya berupa kegiatan
dalam penerapan manajemen SDM di Perpustakaan UMSU.

58

Universitas Sumatera Utara

3.

Keputusan dan Verifikasi
Pada penelitian ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil observasi,
wawancara

dan

dokumentasi


mengenai

pengadaan,

pengembangan,

kompensasi, integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemutusan hubungan
kerja SDM di perpustakaan UMSU. Untuk lebih menguji kebenaran dari data
tersebut, maka dilakukan verifikasi sehingga diperoleh data yang akurat dan
jelas mengenai penerapan manajemen SDM di Perpustakaan UMSU Medan.
3.7 Keabsahan Data
Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.

Triangulasi Data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi. Peneliti dalam hal ini mewawancarai informan
yakni kepala perpustakaan UMSU, pegawai administrasi dan juga
pustakawan perpustakaan UMSU untuk mendapatkan data yang lebih

lengkap.

2.

Triangulasi Teori
Penggunaan teori yang berlainan bertujuan untuk untuk memastikan bahwa
data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori yang telah dijelaskan pada bab II mengenai manajemen SDM di
perpustakaan akan digunakan untuk menguji data yang telah diperoleh,
kemudian diperkuat dengan artikel, jurnal, dan buku.

59

Universitas Sumatera Utara

3.

Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan informasi atau data
dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan

informasi atau data mengenai manajemen SDM di perpustakaan UMSU
menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

60

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data
a. Profil Perpustakaan
Perpustakaan UMSU Medan didirikan pada tahun 1994 yang beralamat di
jalan Kapten Muchtar Basri, BA No.3 yang merupakan unit pelayanan informasi
yang memberikan informasi kepada penggunanya yaitu sivitas akademika mulai
dari dosen, pegawai, dan mahasiswa UMSU Medan. Perpustakaan UMSU
memiliki 25.419 koleksi. Diantaranya koleksi bidang keguruan dan pendidikan
yang mempunyai buku sebanyak 20.939 , koleksi bidang agama islam memeliki
buku sebanyak 3.890, koleksi bidang ilmu sosial dan politik mempunyai buku
sebanyak 4.320, koleksi bidang pertanian memiliki buku sebanyak 3.200, koleksi

bidang ekonomi mempunyai buku sebanyak 3.870, koleksi bidang hukum
memiliki buku sebanyak 3.440, dan koleksi bidang teknik mempunyai buku
sebanyak 3.760.
Perpustakaan UMSU Medan memiliki Sumber Daya Manusia sebagai
pegawai perpustakaanya. Adapun sumber daya manusia yang ada di perpustakaan
tersebut terdiri dari satu orang kepala perpustakaan dengan latar belakang
pendidikan S2 Hukum dan untuk pegawainya terdiri atas 15 orang pegawai yang
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Diantaranya tiga orang lulusan
S1 ilmu perpustakaan yang disebut pustakawan, empat orang lulusan pendidikan

61

Universitas Sumatera Utara

agama islam, satu orang lulusan hukum, dua orang lulusan ekonomi, dan empat
orang lulusan sejarah.
b. Karakteristik Informan
Informan pada penelitian ini terdiri dari kepala perpustakaan, pustakawan,
dan pegawai bagian administrasi di perpustakaan UMSU Medan. Adapun
karakteristik dari informan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Informan
KODE

SUMBER

JABATAN
Kepala
Perpustakaan

I1

Informan 1

I2

Informan 2

Pustakawan

I3

Informan 3

Pustakawan

I4

Informan 4

I5

Informan 5

Pegawai Bagian
Administrasi
Bagian
kepegawaian
UMSU

LOKASI
Perpustakaan
UMSU
Perpustakaan
UMSU
Perpustakaan
UMSU
Perpustakaan
UMSU
Perpustakaan
UMSU

WAKTU
12 Juni 2017
12 Juni 2017
12 Juni 2017
12 Juni 2017
12 Juni 2017

Informan 1 yaitu kepala perpustakaan merupakan informan yang pertama
kali diwawancarai oleh peneliti dengan perkenalan dan pendekatan terlebih
dahulu. Topik yang di tanyakan kepada informan 1 mengenai kebijakan yang di
berlakukan dalam pengelolaan sumber daya manusia mulai dari kebijakan
rekrutmen, pengembangan, integrasi, kedisiplinan, dan pemberhentian SDM.
Informan 2 dan 3 adalah pustakawan maka topik yang di bahas yaitu mengenai
proses pelaksanaan manajemen SDM yang terdiri dari perekrutan, pengembangan,
integrasi, kedisiplinan, dan pemberhentian SDM. Selanjutnya informan 4 dan 5
yaitu pegawai bagian administrasi perpustakaan dan pihak kepegawaian UMSU
dengan topik yang ditanyakan mengenai pelaksanaan kegiatan manajemen SDM

62

Universitas Sumatera Utara

mulai dari perekrutan, pengembangan, integrasi, disiplin, dan pemberhentian
SDM.
Wawancara

berlangsung

secara

informal.

Wawancara

dilakukan

berdasarkan pada pedoman wawancara dengan teknik wawancara mendalam.
Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtansif, dimana wawancara dilakukan
tidak harus di suatu tempat tertentu. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa
adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga
dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal. Isi wawancara
berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.
c. Kategori
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara,
peneliti menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan. Dengan kerangka awal
ini, peneliti kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan
coding, yaitu melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan
dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian

yang diteliti

sehingga

menghasilkan beberapa kategori. peneliti dapat mengelompokan lima kategori
yang berkaitan dengan penerapan dan pengelolaan manajemen SDM di
Perpustakaan UMSU Medan. Adapun lima kategori tersebut adalah, sebagai
berikut:
1. Pengadaan SDM
2. Pengembangan SDM
3. Integrasi SDM
4. Disiplin SDM

63

Universitas Sumatera Utara

5. Pemutusan Hubungan Kerja SDM
4.2 Hasil Analisis
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada
orang lain dengan tahapan-tahapan yang dilakukan adalah reduksi data, display
data, mengambil keputusan dan verifikasi data. Adapun data atau kategori yang
berkaitan dengan penerapan manajemen SDM di perpustakaan UMSU Medan
adalah sebagai berikut :
4.2.1 Pengadaan
Kategori pertama yang di peroleh peneliti berdasarkan transkrip hasil
wawancara dengan keempat informan adalah mengenai pengadaan SDM yang
terdiri dari perekrutan, seleksi SDM.
a.

Rekrutmen dan Seleksi
Untuk memperoleh calon tenaga kerja yang kompeten dan sesuai dengan

kriteria yang di butuhkan harus melalui tahapan dan seleksi yang telah di tentukan
oleh masing-masing perpustakaan. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan
proses seleksi SDM di perpustakaan UMSU maka peneliti mewawancarai
informan 1, 2, 3, 4 dan 5.
P : Bagaimana kebijakan yang diberlakukan dalam proses perekrutan dan seleksi
SDM di perpustakaan UMSU Medan?
Berikut jawaban informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : “.... kalau misalnya kebijakan khusus dari perpustakaan sendiri mengenai
perekrutan dan selesksi pegawai tidak ada, karena perpustakaan kan berada di
64

Universitas Sumatera Utara

bawah rektorat dan biro umum universitas, jadi jadwal dan keputusan untuk
mengadakan perekrutan pegawai telah di tentukan oleh pihak UMSU itu sendiri,
kami pihak perpustakaan hanya tinggal melaporkan ke bagian biro jika
perpustakaan membutuhkan pegawai baru dan pihak perpustakaan juga harus
menentukan kualifikasi pegawai baru yang akan di rekrut, tetapi untuk beberapa
tahun ini perpustakaan UMSU tidak melakukan perekrutan pegawai baru karena
masih banyak pegawai yang masih aktif melaksanakan tugasnya, ya walaupun
kebanyakan pegawai disini tidak dari latar belakang ilmu perpustakaan ”
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1 dapat diketahui
bahwa perpustakaan UMSU tidak memiliki kebijakan tersendiri dalam penentuan
rekrutmen dan seleksi SDM, yang menentukan adalah oleh pihak UMSU yaitu
pada bagian biro umum universitas. Dan untuk pihak perpustakaan hanya
menentukan kriteria SDM yang dibutuhkan di perpustakaan dan kemudian
melaporkan ke bagian biro umum universitas.
Selanjutnya pustakawan juga menjelaskan bagaimana proses perekrutan
dan seleksi pada perpustakaanUMSU Medan, berikut pernyataan I2 dan I3.
P : Bagaimana proses pelaksanaan rekrutmen dan seleksi SDM di perpustakaan
UMSU Medan?
Berikut jawaban informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :
I2 : “.... kakak baru 5 bulan bekerja di perpustakaan ini dek, kemaren itu dapat
informasi kalau UMSU buka lowongan tenaga kerja bagian perpustakaan, trus
kakak masukin lamaran ke bagian umum, terus beberapa hari kemudian kakak di
telpon untuk mengikuti beberapa tes, diantaranya ujian tertulis, ujian psikologi,
setelah lulus ujian tersebut barulah masuk ke tahapan wawancara, setelah
mengikuti tes kalau tidak salah satu bulan kemudian barulah di umumkan lulus
apa enggak nya, ternyata kakak lulus, dan kalau untuk jumlah pustakawan disini
menurut kakak masih sangat kurang, kami disini cuma 3 orang yang latar

65

Universitas Sumatera Utara

belakang ilmu perpustakaan selebihnya latar pendidikan yang berbeda-beda, jadi
agak kesulitan dalam bekerja, pernah kakak dan teman kakak mengajukan untuk
merekrut pegawai baru dengan latar perpustakaan tetapi ditolak sama kepalanya
dengan alasan pegawai di perpustakaan masih memadai”
I3 : “.... kalau abang dulu dapat info dari teman dek, kalau misalnya UMSU buka
lowongan kerja, itukan banyak ada lowongan buat administrasi, pustakawan dll,
jadi karna abg lulusan ilmu perpustakaan jadinya abang ambil yang lowongan
pustakawan. Setelah masukin lamaran trus d telponlah buat ngikutin ujian tulis
dan psikologi, kemudian abang lulus ujian

tersebut di panggil lagi buat

wawancara, sehabis wawancara abang nunggu sekitar 3 minggu barulah keluar
hasilnya abang di terima di perpustakaan UMSU ini, ya kalau mengenai jumlah
pustakawan masih kurang lah dek, kami disini yang pustakawan hanya 3 orang,
untuk melaksanakan pekerjaan kami butuh tenaga pustakawan minimal 5 lah
supaya kami bisa berbagi dalam melaksanakan tugas, pernah abang mengajukan
ke bapak kepala untuk penambahan pegawai tetapi belum waktunua perekrutan
dan pegawai di sini masih memadai dalam melaksanakan pekerjaan walaupun
bukan pustakawan”
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 2 dan 3 dapat diketahui
bahwa proses rekrutmen dan seleksi di perpustakaan UMSU melalui beberapa
tahap yang meliputi : memasukan surat lamaran, tes ujian tulis, tes psikologi, tes
komputer dan tes wawancara. Dengan proses inilah akan didapat calon pegawai
yang berkualitas karena telah melalui beberapa tahapan ujian yang diadakan.
Kemudian pegawai administrasi sebagai informan 4 juga memberikan
pernyataan mengenai proses perekrutan dan seleksi di perpustakaan UMSU.
Berikut pernyataan dari I4 sebagai berikut :
P : Bagaimana proses perekrutan dan seleksi SDM yang diterapkan di
perpustakaan UMSU Medan?

66

Universitas Sumatera Utara

Berikut jawaban informan 4 mengenai pertanyaan diatas :
I4 : “.... ya kalau disini seleksi penerimaan pegawai berdasarkan kebijakan
UMSU, kita pihak perpustakaan hanya mengikuti kebijakan di atas dek, jika
sudah jadwalnya untuk melakukan perekriutan maka pihak kepegawaian UMSU
menanyakan bagaimana kriteria pegawai yang di butuhkan perrpustakaan dan
kitalah pihak perpustakaan yang menentukan kriteria yang sesuai dengan
lowongan yang dibutuhkan perpustakaan.

P : Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan perekrutan seleksi pegawai
terutama pegawai perpustakaan UMSU Medan?

I5 : untuk proses keegiatan perekrutan dan seleksi kita bagian kepegawaian
UMSU yang melakukan kegiatannya salah satunya perekrutan pegawai untuk
perpustakan. Proses perekrutan dahulunya belum ada kegiatan seleksi seperti
sekarang ini, calon pelamar hanya mengantarkan surat lamaran ke bagian umum
nantinya menunggu pengumuman di terima atau enggaknya. Tapi 5 tahun
belakangan ini kegiatan rekrutmen dan seleksi pegawai sudah berjalan sesuai
dengan mestinya. Untuk tahap awal diadakan ujian tertulis, setelah ujian tertulis
ada ujian psikologi, dan ujian komputer barulah nanti kalau misalnya dia lulus
ujian tersebut maka dia bisa lanjut ke tes wawancara, setelah wawancara barulah
di putuskan sesuai gak dia dengan kriteria yang diinginkan oleh UMSU
khususnya perpustakaan UMSU, setelah itu sekitar 3 sampai 4 minggu barulah
hasilnya di umumkan di terima atau tidak dia menjadi pegawai di perpustakaan
UMSU”
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 4 dan 5 maka dapat
diketahui bahwa kegiatan rekrutmen yang baru dan menyertakan beberapa ujian
dan tes wawancara ini sudah berlangsung sekitar 5 tahun di perpustakaan UMSU.
Sebelumnya perekrutan hanya di lakukan dengan memasukan surat lamaran saja,
tanpa adanya tahapan seleksi yang jelas. karena itulah pegawai di perpustakaan

67

Universitas Sumatera Utara

UMSU masih sedikit yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan karena
setiap lamaran yang masuk tidak diseleksi dengan baik. Tetapi walaupun proses
seleksi telah di perbaiki pustakawan di perpustakaan UMSU masih kurang, hal ini
dikarenakan kebijakan kepala perpustakaan UMSU yang belum mau untuk
melakukan perekrutan untuk pustakawan baru.
b. Evaluasi Tenaga Kerja
Evaluasi pegawai sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengadaan SDM, karena
perpustakaan akan mengetahui sampai dimana kemampuan masing-masing SDM
dalam melaksanakan pekerjaan di perpustakaan. Untuk mengetahui bagaimana
prosedur kegiatan evaluasi tenaga kerja di perpustakaan UMSU maka peneliti
mewawancarai informan 1 :
P : Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan evaluasi tenaga kerja di
perpustakaan UMSU Medan?
Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : ...“kalau evaluasinya ya keseharian, diamatilah bagaimana kerja semua
pegawai selama

jam kerja berlangsung, dan kita juga ada rapat semacam

meeting yang diadakan satu kali sebulan guna kita membahas tentang apa saja
yang perlu dibenahi mengenai pekerjaan, dan saling koreksi, disananalah kita
melakukan kegiatan evaluasi dari rapat yang diadakan sekali sebulan itu”
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1 diatas dapat diketahui
bahwa kegiatan evaluasi terhadap tenaga kerja dilakukan pada saat rapat yang
diadakan sebulan sekali, dan disanalah dilakukan kegiatan evaluasi dan
pembenahan mengenai kinerja pegawai dan hal yang berkaitan dengan
perpustakaan.

68

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Pengembangan
Kategori kedua yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara
dengan keempat informan adalah pengembangan SDM yang terdiri dari pelatihan
kepustakawanan, orientasi, dan penialain prestasi kerja di perpustakaan UMSU
Medan.
a.

Pelatihan
Pengembangan SDM dirasa masih kurang terkait dengan peningkatan

kualitas SDM melalui diklat atau pelatihan dibidang perpustakaan. Untuk
mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kegiatan pelatihan di perpustakaan
UMSU maka peneliti mewawancarai informan 1, 2, 3, dan 4.
P : Apakah ada kebijakan mengenai pengembangan SDM melalui kegiatan
pelatihan, terutama bagi pegawai yang bukan berlatar belakang ilmu
perpustakaan, jika ada bagaimana prosedur pelaksanaannya?
Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : ...”kalau untuk pelatihan kita kemaren cuma ikut dengan pustaka daerah,
tetapi pelatihan ini tidak semua kita ikutsertakan hanya dalam hal tertentu saja
baru kita libatkan, dan juga kita tergantung perpustakaan daerah kalau pihak
mereka meminta kita ikutsertakan, tetapi kalau secara khusus kita yang
mengadakan pelatihan itu belum ada”
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1 maka dapat
dinyatakan bahwa kegiatan pelatihan SDM di perpustakaan UMSU belum
maksimal, karena pelaksanaannya masih mengikuti perpustakaan daerah dan
belum pernah mengadakan sendiri bagi pegawai perpustakaan UMSU
terkhususnya.

69

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya pustakawan sebagai informan 2 dan 3 juga memberikan
pernyataan mengenai pelatihan di perpustakaan UMSU Medan sebagai berikut :
P : Apakah ada upaya pengembangan SDM melalui kegiatan pelatihan, dan jika
ada bagaimana prosedurnya?
Berikut jawaban dari informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :
I2 : ....”selama kakak disini sih gak ada ikut pelatihan kepustakawanan, dan
setau kakak para pegawai di sini juga gak pernah diikutsertakan dalam pelatihan
kepustakawanan juga”
I3 : ... “ kalau untuk mengikuti semacam pelatihan masih kurang kita dek,
palingan kita cuma ada sosialisasi antar sesama pustakawan ke pegawai yang
bukan pustakawan, agar mereka tidak monoton dalam melakukan setiap
pekerjaan”
Dari pernyataan yang dikemukakan informan 2 dan 3 dapat dinyatakan
bahwa kegiatan pengembangan melalui pelatihan di perpustakaan UMSU belum
terlaksana dengan baik, tetapi semua pihak perpustakaan selalu bekerjasama
umtuk membagi ilmu mereka terutama kepada yang bukan berlatar belakang ilmu
perpustakaan.
Kemudian pegawai administrasi sebagai informan 4 memberikan
pernyataan mengenai pelatihan di perpustakaan UMSU.
P : Bagaimana proses pelaksanaan pengembangan di perpustakaan UMSU Medan
dam bidang pelatihan SDM ?
Berikut jawaban dari informan 4 mengenai pertanyaan diatas :
I4 : .... “ disinilah kita lagi melakukan perubahan untuk pengembangan SDM,
walaupun bukan dalam bentuk pelatihan secara khusus seperti diklat atau
seminar tetapi seperti sekarang ini perpustakaan sedang melakukan stop op

70

Universitas Sumatera Utara

name, disinilah kita sekaligus mensosialisasikan bagaimana cara penataan buku
yang benar, sirkulasinya, termasuk bagaimana penelusuran informasi, jadi
semuanya kita coba berbagi ilmu untuk pengembangan SDM “
Berdasarkan

pernyataan

diatas

menunjukan

bahwa

kegiatan

pengembangan SDM melalui pelatihan ataupun diklat masih sangat kurang
terlaksana. Tetapi walaupun demikian, pihak perpustakaan tetap berusaha
mengembangkan SDM melalui cara sosialisasi dalam setiap pekerjaan yang
berkaitan dengan kepustakaan bersama dengan pegawai yang bukan latar
belakang ilmu perpustakaan, hal ini bertujuan agar setiap pegawai dapat
berkembang guna meningkatkan efektifitas dalam bekerja.
c.

Orientasi
Selain kegiatan pelatihan SDM juga terdapat kegiatan orientasi pegawai

baru yang harus dilakukan oleh perpustakaan guna memperkenalkan pegawai baru
dengan lingkungan kerja. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan
kegiatan orientasi di perpustakaan UMSU Medan maka peneliti mewawancarai
informan 2, 3, dan 4.
P : Apakah di perpustakaan UMSU Medan terdapat kegiatan orientasi terhadap
pegawai baru?
Berikut jawaban dari informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :
I2 : ...“kalau kegiatan orientasi sejauh ini sejak kakak pertama masuk ya gak aga
orientasi dek, waktu kemaren itu kakak di panggil trus langsung di tetapkan pada
bagian kakak gak ada orientasi nya”
I3 : .... “ setau abang belum ada dek orientasi kalau untuk pegawai baru, ya kalau
diterima di sini langsung aja di tentukan bagiannya di tempatkan dimana, apalagi

71

Universitas Sumatera Utara

zaman abang dulu dek ya gak ada lah, tapi abang kurang tau juga kalau untuk
tahun ini sudah di terapkan apa belum”
Berdasarkan pernyataan dari informan 2 dan 3 dapat diketahui bahwa
kegiatan orientasi terhadap pegawai baru yang bertujuan untuk pengenalan para
pegawai dengan lingkungan dan rekan-rekan kerja belum terlaksana di
perpustakaan UMSU Medan, yang nantinya akan membuat pegawai baru menjadi
canggung dalam bersosialisasi dengan lingkungan tempat dia bekerja.
P : Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan orientasi terhadap pegawai baru yang
diterapkan di perpustakaan UMSU Medan?
Berikut jawaban dari informan 4 mengenai pertanyaan diatas :
I4 : ... “ gimana ya dek, kalau untuk mengadakan kegiatan orientasi buat pegawai
baru sudah lama kami rencanakan, kalau untuk tahun sebelum-sebelumnyakan
pustakawan baru satu orang jadi kalau untuk pengenalannya ya sebatas apa yang
di dapat di perkuliahan dan di terapkan di tempat kerja, tapi seiring berjalannya
waktu mulai ada penerimaan lagi kita coba perbaiki itu semua, dengan
memberikan pemahaman tentang situasi di lingkungan kerja, walaupun belum
maksimal kegiatan orientasinya tapi kami sudah memulai lah sedikit demi sedikit
dek, ini sudah dimulai sejak awal tahun 2017 dek”
Berdasarkan pernyataan dari informan diatas mengenai kegiatan orientasi
di perpustakaan bahwa belum maksimalnya kegiatan orientasi yang di terapkan di
perpustakaan UMSU Medan. Sebelum adanya orientasi para pustakawan yang di
terima di perpustakaan UMSU tidak di berikan orientasi hanya saja mereka
mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari perkuliahan, tetapi mulai dari
tahun 2017 ini perpustakaan UMSU sudah mulai mengadakan orientasi dengan
memberikan pemahaman mengenai situasi dan kondisi lingkungan kerja walaupun
belum bisa di katakan maksimal.

72

Universitas Sumatera Utara

d. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian

prestasi

kerja

merupakan

suatu

tindakan

yang

dapat

meningkatkan produktifitas kerja pegawai dengan cara membandingkan
pekerjaan dengan standar yang telah di tetapkan guna memilih setiap karyawan
untuk di promosikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mengetahui bagaimana
proses pelaksanaan kegiatan orientasi di perpustakaan UMSU Medan maka
peneliti mewawancarai informan 1, 2, 3, dan 4
P : Untuk mengetahui kualifikasi kemampuan pegawai dalam setiap pekerjaan,
apakah ada dilaksanakan kegiatan penialain prestasi kerja di perpustakaan
UMSU Medan? Jika ada bagaimana prosedur pelaksanaannya?
Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : .... “kalau untuk masalah penialain prestasi kerja ini masih kita diskusikan
dengan pihak yang diatas, karena setiap kebijakan itu berasal dari atas juga,
seperti kita mengadakan kegiatan itu harus membuat laporan ke pusat, karena
setiap kegiatan kita itu sumber dananya dari pusat, jadi kalau mau melakukan hal
semacam pemberian reward atau penghargaan kepada pegawai itu masih belum
ada, tetapi itu bakalan kita diskusikan untuk kebaikan perpustakaan kedepannya”
Dari pernyataan informan 1 dapat dinyatakan bahwa kegiatan penilaian
prestasi kerja belum terlaksana dengan baik dan masih sebatas rencana dari
pimpinan perpustakaan, karena setiap kegiatan yang akan diadakan oleh
perpustakaan harus melalui persetujuan pihak pusat rektorat UMSU terlebih
dahulu.
Kemudian untuk lebih memperjelas tentang pelaksanaan penilaian prestasi
kerja di perpustakaan UMSU peneliti mewawancarai pustakawan dan peawai
administrasi sebagai informan 2,3, dan 4, sebagai berikut :

73

Universitas Sumatera Utara

P : Apakah terdapat kegiatan penilaian prestasi kerja di perpustakaan UMSU
Medan ?
Berikut jawaban dari informan 2, 3, dan 4 mengenai pertanyaan diatas :
I2 : ... “ sejauh ini kakak rasa belum ada penialain prestasi kerja dek, dan
katanya itu masih dalam rencana pimpinan perpustakaan dan belum di
realisasikan sampai sekarang”
I3 : ... “ sepengetahuan abang ya belum ada dek kegiatan semacam itu, kita di
sini ya bekerja trus nanti di gaji, ya kayak-kayak gitu aja dek”
I4 : ....”sampai saat ini belum ada cuman sekarang lagi proses pemantauan dari
pihak rektorat untuk para pegawai, dan hasilnya nanti akan ada nilai tambah
bagi pegawai yang dilihat berkompeten dan disinilah mungkin terdapat
peningkatan jabatan”
Berdasarkan pernyataan dari

informan 2, 3 dan 4 dapat diketahui

bahwasannya kegiatan penilaian prestasi kerja belum terlaksana di perpustakaa
UMSU Medan, walaupun sudah ada rencana pimpinan untuk menerapkan
kegiatan tersebut tetapi masih banyak kendala sehingga belum terealisasi sampai
sekarang.
4.2.3 Integrasi
Kategori ketiga yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah integrasi
yang terdiridari motivasi dan kepemimpinan.
a.

Motivasi
Seorang pemimpin yang baik harus bisa memberikan motivasi kepada

setiap pegawainya agar bekerja dengan baik guna memperoleh hasil yang

74

Universitas Sumatera Utara

maksimal. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk motivasi yang diberikan
oleh pimpinan perpustakaan UMSU Medan maka peneliti mewawancarai
informan 1, 2, 3, dan 4.
P : Apakah upaya yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan
semangat kerja pegawai perpustakaan UMSU Medan?
Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : .... “ya kalau motivasi itu penting buat para pegawai, saya selalu memberikan
motivasi buat pegawai-pegawai saya, ya karna saya kan pimpinan jadi harus bisa
memberikan motivasi lah ke semua karyawan, baik itu berupa kata-kata ataupun
dalam bentuk sebuah acara kegiatan yang bisa menambah semangat para
karyawan saya untuk bekerja”
Berdasarkan pernyataan dari informan 1 dapat dinyatakan bahwa pimpinan
perpustakaan UMSU telah memberikan motivasi kepada pegawai guna dalam
meningkatkan semangat kerja pegawai, baik dalam bentuk kata-kata disaat rapat,
ataupun dalam bentuk sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
semangat kerja pegawai perpustakaan.
Berbagai macam bentuk motivasi yang diberikan oleh pimpinan, untuk
mengetahui bentuk motivasi apa saja yang diberikan pimpinan berikut pernyataan
darin I2, I3, dan I4.
P : Bagaimana bentuk motivasi yang diberikan oleh pimpinan perpustakaan
kepada pegawai?
Berikut jawaban dari informan 2, 3 dan 4 mengenai pertanyaan diatas :
I2 : .... “jadi kalau untuk masalah motivasi ini kita perpustakaan setiap 3 bulan
sekali mengadakan rapat internal, dan disanalah pimpinan kami memberikan

75

Universitas Sumatera Utara

motivasi-motivasi supaya kami semua para pegawai bekerja lebih baik, lebih
produktif, lebih aktif pokoknya untuk kebaikan perpustakaan lah dek”
I3 : .... “kalau untuk masalah motivasi dari pimpinan itu beragam dek bentuknya,
bisa saja dalam sebuah rapat pimpinan kami selalu memberikan motivasi untuk
bekerja lebih baik, ada juga dalam kegiatan diskusi bersama”
I4 : .... “motivasi itu selalu ada disampaikan pimpinan kami untuk kebaikan dan
kebersamaan tim dalam bekerja, tapi berhubung karna disini kita banyak
karyawan yang berumur, jadi banyak yang lebih cendrung ke rumah atau
keluarga, tapi kita tetap mencoba untuk selalu menyemangati para pegawai,
bentuk motivasinya ya bukan hanya dari kata-kata sih dek, ada juga dalam bentuk
selving bareng, diskusi bareng maka disanalah pimpinan kami memberikan
semangat ataupun motivasi-motivasi meskipun belum sesuai dengan konteks
pustakawan”
Berdasarkan pernyataan yang di berikan informan 2, 3, dan 4 kepada
peneliti diatas dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam bentuk motivasi
yang diberikan pimpinan kepada karyawannya, seperti berupa kata-kata motivasi
pada saat rapat dan diskusi, dalam bentuk kegiatan-kegiatan, tetapi walaupun
dalam pelaksanannya masih belum terlalu maksimal.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan berarti bagaimana seorang pimpinan dalam menjalankan
tugasnya dan mengambil kebijakan dalam menentukan suatu keputusan. Untuk
mengetahui bagaimana bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU Medan
maka peneliti mewawancarai informan 2 dan 3.
P : Bagaimana bentuk kepemimpinan yang dilajankan oleh kepala perpustakaan
UMSU Medan?

76

Universitas Sumatera Utara

Berikut jawaban dari informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :
I2 : .... “ kalau menurut kakak sih sudah baik lah bentuk pimpinan yang di
jalankan oleh pimpinan sekarang, kalau dalam bentuk mengayomi para pegawai,
tetapi ya itulah karna mungkin juga bukan latar belakang pustakawan jadi agak
sering terjadi perbedaan pendapat anta kami dengan pimpinan dalam suatu
keputusan yang akan diambil, dan terkadang kamipun hanya bisa mengikuti saja
apa kata pimpinan, pernah sih kami beri beberapa masukan tapi ya kurang di
perhatikan sama pimpinan kami, jadinya kami ikut-ikut apa kata pimpinan
sekarang dek”
I3 : .... “bentuk kepemimpinan bapak sekarang sih bagus, bapak kepala ini tegas,
perhatian sama pegawainya, sangat mengayomi lah untuk semua pegawai, tapi ya
kalau itu saja kan belum cukup dek, pemimpin ini kan sangat penting dalam
mengambul kebijakan ataupun keputusan, nah inilah yang masih kurang sama
bapak ini, terkadang dalam mengambil keputusan ya serimg sepihak saja, dan
ide-ide kita sering gak di terima gitu lah dek, ya agak kurang maksimal gitu lah
dek jadinya dalam penentuan suatu kebijakan”
Berdasarkan pernyataan dari informan 2 dan 3 diatas dapat diketahui
bahwa bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU masih kurang maksimal
terutama dalam tindakan pengambilan keputusan dan kebijakan, yang seringkali
pengambilan keputusan dilakukan sepihak, dan ide-ide yang diberikan pegawai
seringkali kurang di terima oleh pimpinan guna perbaikan perpustakaan untuk
kedepannya.
4.2.4 Disiplin
Kategori keempat yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah
kedisiplinan yang diterapkan di perpustakaan UMSU Medan. Kedisiplinan sangat
penting di terapkan di perpustakaan, tetapi walaupun demikian masih ada saja

77

Universitas Sumatera Utara

pegawai yang melakukan penggaran terhadap kedisiplinan yang telah di terapkan
tersebut. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan yang diterapkan di
perpustakaan UMSU Medan maka peneliti mewawancarai informan 1dan 4.
P : Bagaimana sikap dan kedisiplinan para pegawai di perpustakaan UMSU?
Apakah sudah sesuai dengan aturan yang diberlakukan di perpustakaan
UMSU Medan?
Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : .... “ya disiplin kerja itu harus kita mulai dari sekarang, artinya kalau
disiplin kerja sudah di disiapkan maka mau tidak mau mereka harus patuh,
terutama tentang tatatertip kepegawaian karna saya juga selalu memantau dan
untuk semua karyawan diharapkan untuk selalu bersikap disiplin dalam
statiusnya sebagai pegawai karena itu juga ada sanksinya loh kita punya penegak
disiplin, kita punya scaner, finger, dan jika ada yang lalai kita akan ada teguran
dari atas, karena semua kegiatan pegawai inikan terpantau dan tersentralisasi,
nantinya ada juga tim monitoring akan mengawasi seperti masuk kerja pegawai
itu 07.30 wib tapi pegawai sudah harus datang jam 07.05 wib, tetapi terkadang
pegawai kita kan habis finger langsung keluar untuk beli sarapan dan mereka
akan selalu dipantau keberadaannya, tetapi kan ada juga yang melanggar, mere
habis sarapan baiknya jam 08.30, dan ada juga yang ada saat jam kerja keluar
tanpa ada alasan yang jelas dalam rentang waktu yang agak lama, ya begtulah
walaupun peraturan sudah di tegakkan, masih ada juga yang melanggar, itulah
yang menjadi tugas saya nantinya untuk mengatasi hal demikian”
Berdasarkan pernyataan dari informan 1 dapat dinyatakan bahwa
penerapan kedisiplinan di perpustakaan UMSU masih berjalan kurang baik, hal
ini dibuktikan dengan masih adanya pegawai yang tidak berada di tempat pada
saat jam kerja dengan tidak memberikan alasan yang jelas.

78

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya peneliti mewawancarai pegawai bagaian administrasi sebagai
informan 4, berikut ini pernyatan dari Informan 4 sebagai berikut :
P : Bagaimana sikap dan kedisiplinan pegawai, apakah sudah sesuai dengan
aturan yang berlaku di perpustakaan UMSU Medan?
Berikut jawaban dari informan 4 mengenai pertanyaan diatas :
I4 : .... “jika dikatan sudah disiplin ya kami disini sudah mematuhi peraturan dek,
seperti jam masuk yang setengah delapan ya sebelum jam setengah delapan kami
udah nyampe disini, tetapi kita disini kan beda-beda dek orangnya, yang mau
disiplin banyak dan yang melanggar ada juga dek, seperti kadang pada jam kerja
ada keperluannyakan langsung aja pergi gak nunggu jam istirahat dulu, dan
merekapun tidak izin dulu mau keluarnya ngapain, hal seperti itu lumayan sering
juga terjadi sini dek”
Berdasarkan pernyataan yang diberikan informan 4 diatas dapat diketahui
bahwa masih ada pegawai perpustakaan yang tidak disiplin selama jam kerja
berlangsung yang akan menyebabkan pekerjaan menjadi terbengkalai.
4.2.5 Pemutusan Hubungan Kerja
Kategori kelima yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah
proses kegiatan pemutusan hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU Medan.
Dalam proses pemutusan hubungan kerja setiap perpustakaan harus memiliki
kesepakatan yang diambil secara musyawarah antara pimpinan dan para pegawai
dan pihak-pihak yang terkait lainnya. Untuk mengetahui bagaimana prosedur
pemutusan hubungan kerja yang diterapkan di perpustakaan UMSU Medan maka
peneliti mewawancarai informan 1dan 4.
P : Bagaimana kebijakan yang diberlakukan dalam proses pemberhentian pegawai
perpustakaan UMSU Medan?

79

Universitas Sumatera Utara

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :
I1 : .... “ kebijakan semua terletak di biro kepegawaian kita, jadi kita punya
masa pensiun 58 th, kalau untuk pemberhentian jika ada masalah sesuai dengan
prosedur yang dibuat oleh UMSU, jadi perpustakaan tidak memiliki wewenang
untuk melakukan pemberhentian, hanya saja memang di perpustakaan ini SDM
nya memenag sudah banyak yang tua-tua tapikan masa pensiunnya ada beberapa
tahun lagi jadi sebelum ada yang pensiun belum bisa dilakukan pengangkatan
kembali, jika sudah waktunya kita punya lembaga kepegawaian UMSU maka 3
bulan sebelum berhenti di beri aba-aba semacam surat pengantar bahwanya
pegawai ini akan di pensiun dan kemudian pihak kepegawaian lah yang
mengurus semuanya, perpustakaan tidak memilii kebijakan”
Berdasarkan pernyataan dari informan 1 dapat diketahui bahwa kegiatan
pemberhentian hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU diatur oleh pihak
kepegawaian UMSU, walaupun demikian pihak perpustakaan masih mempunyai
andil dalam kegiatan pemberhentian pegawai dengan prosedur yang pertama kali
pemberian surat pengantar yang diberikan tiga bulan sebulan pemberhentian.
P : Bagaimana prosedur kegiatan pemberhentian SDM di perpustakaan UMSU
Medan?
Berikut jawaban dari informan 4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas :
I4 : .... “kita pihak perpus gak ada dek punya kebijakan untuk pemberhentian
pegawai, itu semua pihak kepegawaian UMSU yang ngatur semua nya dek, jadi
kalau mau penambahan pegawai harus ada yang pensiun dulu dek, mankanya
kita agak kesusahan sekarang ini, karna pegawai disinikan sudah pada tua dan
gak berlatar belakang pustakawan juga, jadi kami disini mau melakukan
penambahan yang berlatar pustakawan tetapi gimana lah dek, karna belum
saatnya pensiun jadi pengangkatan pegawai baru juga belum bisa dilakukan,

80

Universitas Sumatera Utara

Dari pernyataan yang dikemukakan informan 4 dapat diketahui bahwa
yang mengatur kegiatan pemberhentian pegawai adalah pihak UMSU di bnagian
kepegawaian, dan perpustakaan tidak memiliki wewenang untuk mengatur
pemberhentian tersebut. hal tersebut menyebabkan pihak perpustakaan merasa
kesulitan karna semua kebijakan dari atas dan untuk melakukan penambahan
pegawai harus menunggu jadwal pegawai untuk pensiun terlebih dahulu,
sementara pihak perpustakaan sangat membutuhkan tambahan pegawai yang
berlatar belakang ilmu perpustakaan.
I5 : sama seperti perekrutan dan seleksi untuk pemberhentian pegawai juga
kamilah yang mengadakan kegiatan tersebut, karena kami pihak kepegawaian
UMSU mengatur segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan kepegawaian di
UMSU ini. Untuk prosedur pemberhentian pegawai ditetapkan umur pensiun 58
tahun nantinya 3 bulan sebelum diberhentikan dikasih surat pengantar dulu,
kemudian pihak kami kepegawaian mengadakan sebuah rapat dengan pihak
perpustakaan yang diwakili oleh kepala perpustakaan untuk membahas
pemberhentian salah satu pegawai perpustakaan, dan jika sudah sepakat maka
pemberhentian pegawai akan langsung di lakukan”
Berdasarkan penjelasan dari I5 diatas dapat diketahui bahwa kegiatan
pemberhentian pegawai di UMSU di laksanakan oleh pihak kepegawaian UMSU
dengan prosesdur diantaranya pegawai yang akan diberhentikan sudah berusia 58
tahun, nantinya 3 bulan sebelum diberhentikan dikasih surat pengantar dulu,
kemudian pihak kami kepegawaian mengadakan sebuah rapat dengan pihak
perpustakaan yang diwakili oleh kepala perpustakaan untuk membahas
pemberhentian salah satu pegawai perpustakaan, dan jika sudah sepakat maka
pemberhentian pegawai akan langsung di lakukan.

81

Universitas Sumatera Utara

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan yaitu I1, I2, I3,
dan I4 dan data yang diperoleh dari dokumentasi serta melalui proses triangulasi
data, maka dapat diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut berkaitan dengan
pengadaan, pengembangan, integrasi, kedisiplinan dan pemutusan hubungan kerja
SDM yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Penelitian
No
1.

Kategori
Pengadaan

Hasil Penelitian
Perekrutan dan seleksi
Proses pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi
SDM perpustakaan UMSU di tentukan oleh pihak
UMSU yaitu pada bagian biro umum universitas. Dan
untuk pihak perpustakaan hanya menentukan kriteria
SDM yang dibutuhkan di perpustakaan dan kemudian
melaporkan ke bagian biro umum universitas. Adapun
tahapan perekrutan dan seleksi calon pegawai baru
sebagai berikut : memasukan lamaran, tes ujian tulis,
tes psikologi, tes komputer dan tes wawancara.
Kegiatan rekrutmen seperti ini sudah berlangsung
sekitar 5 tahun di perpustakaan UMSU. Sebelumnya
perekrutan hanya di lakukan dengan memasukan surat
lamaran saja, dan berkas seperti ijazah tanpa adanya
tes dan tahapan seleksi yang jelas. karena itulah
pegawai di perpustakaan UMSU masih sedikit yang
berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan karena
setiap lamaran yang masuk tidak diseleksi dengan
baik. Tetapi walaupun proses seleksi telah di perbaiki
pustakawan di perpustakaan UMSU masih kurang, hal
ini dikarenakan kebijakan kepala perpustakaan UMSU
yang belum mau untuk melakukan perekrutan untuk
pustakawan baru.
Evaluasi Tenaga Kerja
Kegiatan evaluasi terhadap tenaga kerja dilakukan
pada saat rapat yang diadakan sebulan sekali, dan
disanalah dilakukan kegiatan evaluasi dan pembenahan
mengenai kinerja pegawai dan hal yang berkaitan
dengan perpustakaan.

82

Universitas Sumatera Utara

2.

Pengembang
an

Pelatihan
pengembangan SDM melalui pelatihan ataupun diklat
masih sangat kurang terlaksana. Adapun dilaksanakan
tetapi masih dalam frekuensi yang kecil dan pada
waktu tertentu. Tetapi walaupun demikian, pihak
perpustakaan tetap berusaha mengembangkan SDM
melalui cara sosialisasi dalam setiap pekerjaan yang
berkaitan dengan kepustakaan bersama dengan
pegawai yang bukan latar belakang ilmu perpustakaan,
hal ini bertujuan agar setiap pegawai dapat
berkembang guna meningkatkan efektifitas dalam
bekerja.
Orientasi
Kegiatan orientasi yang diterapkan di perpustakaan
UMSU
Medan
belum
maksimal
dalam
pelaksanaannya. Sebelum adanya orientasi para
pustakawan yang di terima di perpustakaan UMSU
tidak di berikan orientasi hanya saja mereka
mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari
perkuliahan, tetapi mulai dari tahun 2017 ini
perpustakaan UMSU sudah memulai mengadakan
orientasi walaupun belum di katakan maksimal dengan
memberikan pemahaman mengenai situasi dan kondisi
lingkungan kerja.
Penilaian Prestasi Kerja
kegiatan penilaian prestasi kerja belum terlaksana di
perpustakaa UMSU Medan, walaupun sudah ada
rencana pimpinan untuk menerapkan kegiatan tersebut
tetapi masih banyak kendala sehingga belum
terealisasi sampai sekarang.

3.

Integrasi

Motivasi
Terdapat berbagai macam bentuk motivasi yang
diberikan pimpinan kepada karyawannya, seperti
berupa kata-kata pada saat rapat dan diskusi, dalam
bentuk kegiatan-kegiatan, tetapi walaupun demikian
motivasi yang diberikan masih belum maksimal.
Kepemimpinan
Bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU masih
kurang
maksimal
terutama
dalam
tindakan
pengambilan keputusan dan kebijakan, yang sering
kali ide-ide yang di berikan karyawan kurang di
terima oleh pimpinan guna perbaikan perpustakaan

83

Universitas Sumatera Utara

untuk kedepannya.
4.

Disiplin

Perpustakaan UMSU sedah perupaya menegakan
kedisiplinan untuk para pegawainya, tetapi masih ada
yang melanggar peraturan mengenai kedisiplinan
tersebut, seperti kedatangan absen pagi yang
seharusnya sebelum pukul setengah delapan tetapi
mereka datang pukul setengah sembilan dengan alasan
sarapan pagi, para pegawai yang pada saat jam kerja
tidak berada di tempat tanpa memberikan alasan yang
jelas.

5.

Pemutusan
Hubungan
Kerja

Kegiatan pemberhentian hubungan kerja SDM di
perpustakaan UMSU diatur oleh pihak kepegawaian
UMSU, jadi pihak perpustakaan tidak memiliki
kebijakan mengenai hal tersebut. Walaupun demikian
pihak perpustakaan merasa kesulitan karna semua
kebijakan dari atas dan untuk melakukan penambahan
pegawai harus menunggu jadwal pegawai untuk
pensiun terlebih dahulu, sementara pihak perpustakaan
sangat membutuhkan tambahan pegawai yang berlatar
belakang ilmu perpustakaan.

84

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan yang berkaitan dengan
aspek pengadaan, pemgembangan, integrasi, disiplin, dan pemberhentian SDM
pada dasarnya menjadi aspek yang patut diperhatikan. Berdasarkan hasil
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.

Sebelumnya perekrutan dan seleksi calon pegawai dilaksanakan hanya
menyertakan ijazah saja tanpa melalui tes seleksi yang ketat, dan mulai tahun
2012 sudah dimulai kegiatan perekrutan dan seleksi

yang terbaru sesuai

dengan ketentuan dengan tahapan diantaranya memasukan surat lamaran
disertakan ijazah, surat keterangan riwayat hidup dan setelah itu dilakukan
seleksi diantaranya tes ujian tulis, tes psikologi, tes komputer, dan tes
wawancara.
2.

Pengembangan SDM
a. Pelatihan
Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kualitas SDM perpustakaan
melalui diklat dan pelatihan pada SDM Perpustakaan UMSU Medan
jumlah frekuensinya dinilai masih minim dan tidak merata keseluruh
SDM perpustakaan. Padahal masih banyak SDM perpustakaan yang
masih berpendidikan di luar ilmu perpustakaan. Seharusnya SDM yang
tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan ini bisa

85

Universitas Sumatera Utara

mendapat kesempatan untuk memperoleh diklat atau pelatihan bidang
ilmu perpustakaan. Tetapi walaupun demikian perpustakaan sudah
mengupayakan dalam peningkatan SDM melalui diskusi bersama
walaupun belum maksimal dalam pelaksanaannya.
b. Orientasi
Kegiatan orientasi pegawai baru di perpustakaan UMSU medan belum
terlaksana secara maksimal. Sebelum adanya kegiatan orientasi para
pustakawan yang di terima di perpustakaan UMSU langsung di tempatkan
pada posisi yang ditentukan tanpa ada orientasi terhadap lingkungan
kerja. tetapi mulai dari tahun 2017 ini perpustakaan UMSU sudah mulai
mengadakan orientasi dengan cara memberikan pemahaman mengenai
situasi dan kondisi lingkungan kerja walaupun belum bisa di katakan
maksimal dalam pelaksanaannya.
c. Penilaian Prestasi Kerja
Kegiatan penilaian prestasi kerja belum terlaksana di perpustakaa UMSU
Medan, walaupun sudah ada rencana pimpinan untuk menerapkan
kegiatan tersebut tetapi masih banyak kendala sehingga belum terealisasi
sampai sekarang.
3.

Integrasi
a. Motivasi
Dalam upaya meningkatkan semangat kerja para karyawan perpustakaan,
pimpinan perpustakaan selalu memberikan motivasi-motivasi kerja baik
berupa kata-kata pada saat rapat atau diskusi, maupun dalam bentuk

86

Universitas Sumatera Utara

kegiatan yang bertujuan untuk menjalin kekompakan semua karyawan
dan tentunya meningkatkan semangat bekerja karyawan perpustakaan
UMSU Medan.
b. Kepemimpinan
Bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU sudah dikatakan baik,
pimpinan perpustakaan selalu mengayomi semua pegawainya, tetapi
walaupun demikian juga terdapat sedikit kekurangan yaitu dalam tindakan
pengambilan keputusan dan kebijakan masih kurang maksimal dimana
ide-ide yang di berikan karyawan kurang di terima oleh pimpinan.
4.

Dalam menegakan kedisiplinan perpustakaan UMSU sudah melakukan
berbagai metode seperti pemberian sanksi yang tegas kepada pegawai yang
melanggar, tetapi walaupun demikian masih ada pegawai yang melanggar
kedisiplinan tersebut, seperti telat dalam melakukan absen pagi, dan tidak
berada di te,pat pada saat jam kerja.

5.

Kegiatan pemberhentian hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU diatur
oleh pihak kepegawaian UMSU, jadi pihak perpustakaan tidak memiliki
kebijakan mengenai hal tersebut. Walaupun demikian pihak perpustakaan
merasa kesulitan karna semua kebijakan dari atas dan untuk melakukan
penambahan pegawai harus menunggu jadwal pegawai untuk pensiun terlebih
dahulu, sementara pihak perpustakaan sangat membutuhkan tambahan
pegawai yang berlatar belakang ilmu perpustakaan.

87

Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan,
peneliti memberikan beberapa saran yang perlu dikemukakan untuk menjadi
motivasi bagi Perpustakaan UMSU Medan untuk menjadi lebih baik lagi, yaitu
sebagai berikut
1.

Untuk meningkatkan kualitas SDM di perpustakaan UMSU Medan
diharapkan agar kegiatan pengembangan SDM perlu ditingkatkan