Dampak Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Pinggiran Rel di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan menguji atau membuktikan hipotesis. Berdasarkan hasil analisis
data statistik inferensial akan diketahui apabila hipotesis yang dirumuskan
diterima atau ditolak, atau apakah anggapan yang ada dalam hipotesis penelitian
terbukti atau tidak secara empiris (Siagian, 2011:46).

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di daerah pinggiran rel Kelurahan Glugur Darat II
Kecamatan Medan Timur. Alasan dipilihnya lokasi tersebut karena daerah
tersebut adalah daerah pinggiran rel yang baru-baru ini mengalami revitalisasi
jalur kereta api dan dengan adanya revitalisasi tersebut menimbulkan berbagai
dampak yang dirasakan oleh keluarga yang tinggal dipinggiran rel tersebut.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek, benda,
peristiwa ataupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian (Siagian,
2011). Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah keluarga pinggiran rel di Keluarahan Glugur Darat II, berjumlah 174
KK (Kantor Lurah Glugur Darat II, 2017).

38

Universitas Sumatera Utara

39
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang bersifat representative dari populasi
yang diambil datanya secara langsung (siagian, 2011:156). Sampel dipergunakan
untuk menentukan sifat serta ciri yang ditentukan dari jumlah populasi (Siregar,
2013:30).
Teknik penarikan sampel berdasarkan rumus Taro Yamane yaitu:
�=

Keterangan:


�(�)2 + 1


n= Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d2= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Diketahui populasi 174 KK, maka penghitungannya yaitu:
�=

174
174(0.1)2 + 1
�=

174
27.4

� = 63.5 ���������� ������� 64 ��

Maka, peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 KK.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan
kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi untuk mencari fakta-fakta yang

Universitas Sumatera Utara

40
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam
rangka studi lapangan ini, yaitu:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadao objek yang diteliti untuk
mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.
b. Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara menyebar daftar
pertanyaan untuk dijawab atau diisi responden sehingga peneliti
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang
menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaan buku, jurnal dan
karya tulis ilmiah lainnya.

3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik inferensial yaitu melakukan kajian terhadap dua variabel dengan tujuan
mengetahui pengaruh atau hubungan yang ada diantara dua variabel-variabel
penelitian (Siagian, 2011:97).
Untuk melihat hubungan antara variabel-variabel penelitian, teknik pengujian
hipotesis korelasi yang digunakan adalah uji t. uji t dilakukan dengan mengambil
data 2 kali dan hanya pada keluarga pinggiran rel kelurahan glugur darat II. Data
yang dikumpulkan yaitu:
1. Perkembangan sosial ekonomi masyarakat sebelum adanya revitalisasi
jalur ganda oleh PT. Kereta Api Indonesia.
2. Perkembangan sosial ekonomi masyarakat setelah adanya revitalisasi jalur
ganda oleh PT. Kereta Api Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

41
Adapaun teknik pengujian hipotesis korelasi uji t dinyatakan dengan
rumus:

�=


∑D

2
2
�� ∑ � –(∑ � )

Keterangan:

� −1

t

= Nilai mean kelompok sampel

d

= Perbedaan skor antara subyek

D2 = Kuadrat perbedaan skor
N


= Sampel

Dimana:
ΣD : Jumlah keseluruhan nilai x1 (perlakuan pertama) dan x2 (perlakuan kedua).
ΣD2 : Jumlah keseluruhan selisih dari kuadrat perlakuan pertama dan perlakuan
kedua.
N

:Sampel.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Glugur Darat II
Kelurahan glugur darat II merupakan salah satu dari sebelas kelurahan di
Pemerintahan Kecamatan Medan Timur Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dan
merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Glugur yang diresmikan oleh Bapak
Gubernur Sumatera Utara Haji Raja Inal Siregar dan Bapak Walikota Medan Haji

Bahctiar Djafar pada hari selasa tanggal 21 Juli tahun 1992. Kelurahan Glugur
Darat II Kecamatan Medan Timur berjarak kurang lebih 3 km arah Timur dari
Kantor Pusat Pemerintahan Kecamatan dan kurang lebih 5 km arah Selatan dari
Ibukota Provinsi. Luas wilayah kerja Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan
Medan Timur lebih kurang 76 Ha. Dengan batas-batas:
Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Kelurahan Glugur Darat I

Sebelah Selatan

: Berbatasan dengan Kelurahan Durian

Sebelah Timur

: Berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan

Sebelah Barat

: Berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat


Penduduk Kelurahan Glugur Darat II berjumlah 13.864 jiwa dengan 3.363
Kepala Keluarga (KK), dimana jumlah laki-laki sebanyak 5.974 orang dan jumlah
perempuan sebanyak 7.264 orang. Kelurahan Glugur Darat II terbagi atas 12
lingkungan dan masing-masing memiliki kepala lingkungan. Penduduk yang ada
di Kelurahan Glugur Darat II mayoritas adalah suku Jawa. Kelurahan Glugur
Darat II Kecamatan Medan Timur terdiri atas Kantor Kelurahan yang berdiri
diatas tanah seluas 225 m2 dan luas bangunan 188 m2 dengan status tanah milik
Pemerintahan. Dan di dukung oleh tanah wilayah Kelurahan Glugur Darat II

42

Universitas Sumatera Utara

43
Kecamatan Medan Timur yang kurang lebih terdiri atas 75% daerah pemukiman,
15% pertokoan, 3% industri atau pabrik, 7% instansi pendidikan dan sarana
ibadah.
Secara umum Kelurahan Glugur Darat II terkenal dengan lingkungan tempat
tinggal yang padat dan kurang teratur dikarenakan warga di Kelurahan Glugur

Darat II ada yang menempati pinggiran rel kereta api sebagai tempat tinggal
mereka. Warga yang membangun rumah di pinggiran-pinggiran rel kereta api
tersebut masuk kedalam Kelurahan Glugur Darat II lingkungan III. Kondisi
pemukiman yang padat dan berada disekitaran rel kereta api menjadi penyebab
terlihat tidak teraturnya pemukiman di Kelurahan Glugur Darat II.

4.2 Keadaan Demografis
4.2.1

Gambaran penduduk berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kantor Kelurahan Glugur Darat II
Kecamatan Medan Timur diketahui bahwa jumlah penduduk pada tahun 2017
adalah 13.238 jiwa dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
5.974 orang sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 7.264 orang.
Secara umum jumlah penduduk perempuan di Kelurahan Glugur darat II lebih
banyak dari jumlah penduduk laki-laki dimana dapat dilihat dari sex ratio yang
nilainya di bawah 100. Artinya dalam 100 jumlah penduduk perempuan terdapat
82,24 penduduk laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Universitas Sumatera Utara

44

No.
1.
2.

Tabel 4.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase (%)
Laki-laki
Perempuan

5.974
7.264

45,1

54,8

Total
13.238
100,0
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
4.2.2

Gambaran penduduk berdasarkan usia
Tabel 4.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
No.
Kategori Usia
Frekuensi
Presentase(%)
1.
0-4 Tahun
1.043
7,8
2.
5-14 Tahun
2.963
22,3
3.
15-24 Tahun
2.807
21,4
4.
25-55 Tahun
5.611
42,3
5.
56 Tahun keatas
914
6,9
Total
13.238
100,0
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
Dari tabel 4.2 maka komposisi penduduk Kelurahan Glugur Darat II
berdasarkan usia dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok (dua) yaitu:
1. Kelompok usia belum produktif (usia 0-14 tahun)
2. Kelompok usia produktif (15-56)
Berdasarkan pengelompokkan usia tersebut dapat dilihat bahwa kelompok
usia produktif atau kelompok angkatan kerja merupakan golongan terbanyak di
Kelurahan Glugur Darat II.
4.2.3

Gambaran penduduk menurut pekerjaan

Pekerjaan merupakan sumber atau dasar dalam hal untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan data yang diperoleh, gambaran penduduk
menurut pekerjaannya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

45
Tabel 4.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Buruh
3.325
25,1
2.
Pegawai Swasta
1.963
14,8
3.
PNS
1.101
8,3
4.
Pensiunan PNS
464
3,5
5.
Pensiunan ABRI
325
2,4
6.
ABRI
47
0,3
7.
Lain-lain
6.013
45,4
Total
13.238
100,0
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
Dari tabel 4.3 dilihat bahwa mayoritas masyarakat Kelurahan Glugur Darat II
bekerja pada mata pencaharian lain-lain yaitu sekitar 45,4% yang berprofesi
sebagai tukang becak, montir, tukang botot, tukang bangunan, sopir, asisten
rumah tangga dan sebagai pedagang, selanjutnya diikuti yang bermata
pencaharian sebagai buruh. Kondisi wilayah Kelurahan Glugur Darat II yang
dekat dengan kampus UMSU dan kos-kosan mahasiswa mengakibatkan banyak
penduduk di daerah tersebut berprofesi sebagai pedagang, tukang becak dan
tukang cuci setrika pakaian (laundry).
Gambaran penduduk berdasarkan agama
Tabel 4.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
No.
Agama
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Islam
8.723
65,8
2.
Kristen Protestan
2.737
20,6
3.
Kristen Katolik
1.027
7,7
4.
Budha
577
4,3
5.
Hindu
174
1,3
Total
13.238
100,0
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan mayoritas penduduk di Kelurahan
Glugur Darat II adalah penganut agama islam dengan jumlah 9.040 orang
(65,8%). Agama islam menjadi mayoritas hal ini dapat dipahami karna
berdasarkan komposisi penduduk berdasarkan etnis, jumlah terbesar penduduknya

Universitas Sumatera Utara

46
yaitu etnis Jawa. Etnis ini dalam sejarahnya memang merupakan etnis dengan
sejarah perkembangan agama islam yang kuat. Hal ini juga dapat terlihat dengan
banyaknya tersebar masjid dan mushola di Kelurahan Glugur Darat II.
Tabel 4.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis
No.
Etnis
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Jawa
3.768
28,4
2.
Batak
2.455
18,5
3.
Mandailing
1.998
15,0
4.
Minang
910
6,9
5.
Simalungun
905
6,8
6.
Karo
736
5,5
7.
Cina
678
5,1
8.
Sunda
564
4,2
9.
Melayu
404
3,0
10.
India
182
1,3
11.
Lain-lain
644
4,8
Total
13.238
100,0
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa keberagaman etnis di
Kelurahan Glugur Darat II sangat beragam dengan mayoritas adalah etnis Jawa
yang berjumlah 28,4%. Banyaknya etnis Jawa tidak terlepas dari sejarah pada
jaman penjajahan Belanda dimana penduduk Jawa dibawa ke Sumatera untuk
membuka jalan ataupun membuka perkebunan. Setelah zaman penjajahan
berakhir mereka kemudian memilih mencari pekerjaan di daerah Sumatera dan
mulai bermukim disekitaran pusat kota ataupun di daerah pinggiran-pinggiran
kota. Lambat laun para pendatang dari Jawa tersebut mulai menyatu dengan
warga asli Kelurahan Glugur Darat II yang merupakan etnis Melayu.

Universitas Sumatera Utara

47
4.3 Sarana dan Prasarana di Kelurahan Glugur Darat II
4.3.1

Sarana ibadah

Tabel 4.6
Sarana Ibadah di Kelurahan Glugur Darat II
No.
Rumah Ibadah
Jumlah
1.
Masjid
6
2.
Gereja
5
3.
Musholla
3
4.
Vihara
1
Total
15
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana ibadah yang ada di Kelurahan
Glugur Darat II sudah tersedia dengan baik dimana dapat dilihat dari beberapa
tempat ibadah yang tersedia yaitu masjid, gereja, musholla dan vihara. Sejauh ini
kondisi seluruh bangunan rumah ibadah tersebut masih layak pakai sebagai
tempat untuk beribadah warga sekitar Kelurahan Glugur darat II dan itu menjadi
bukti kerukunan antar umat beragama di Kelurahan Glugur Darat II masih terjaga
dengan baik.
4.3.2 Sarana pendidikan
Tabel 4.7
Sarana Pendidikan di Kelurahan Glugur Darat II
No.
Sarana Pendidikan
Jumlah
1.
Taman Kanak-kanak
1
2.
Sekolah Dasar
2
3.
Sekolah Menengah Pertama
1
4.
Institut
1
Total
5
Sumber: Kantor Lurah Glugur Darat II, September 2017
Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Glugur Darat II sudah memenuhi
untuk pendidikan dasar bagi anak-anak seperti taman kanak-kanak dan sekolah
dasar. Untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama pun sarananya

Universitas Sumatera Utara

48
tersedia namun untuk ke jenjang sekolah menengah atas anak-anak harus
bersekolah diluar wilayah Glugur Darat II berhubung sarana pendidikan tingkat
menengah keatas belum tersedia.
4.3.3 Sarana kesehatan
Prasaran kesehatan yang ada di Kelurahan Glugur Darat II sudah tersedia
walaupun di daerah tersebut belum berdiri rumah sakit, poliklinik ataupun praktek
dokter. Namun dengan adanya Pos Pelayanan Terpadu sebanyak 10 buah sudah
memenuhi sarana kesehatan untuk warga. Posyandu ini aktif dalam melayani
seluruh warga Kelurahan Glugur Darat II bahkan juga ada posyandu khusus
lansia.
4.3.4 Sarana transportasi
Sarana transportasi yang ada di Kelurahan Glugur Darat II terdiri dari
angkutan umum yang melintas setiap 5 menit sekali dan ada juga becak yang
sering digunakan warga. Namun kebanyakan masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi mereka masing-masing dalam beraktivitas
sehari-hari.

4.4 Sistem Pemerintahan
Untuk mengkoordinasikan jalannya pemerintahan agar dapat mencapai visi
dan misi, Kelurahan Glugur Darat II dipimpin oleh seorang Lurah yaitu Bapak
Nurianto dan Sekretaris Lurah yaitu Bapak Edi Saputra, SE dan didukung oleh
staff-staff keluarahan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
struktur pemerintahan Kelurahan Glugur Darat II berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kelurahan Glugur Darat II
LURAH
NURIANTO

SEKRETARIS LURAH

STAFF

EDI SAPUTRA, SE

SAKTI PUTRA Nst

KASI PEMERINTAHAN

KASI EKBANG

KASI TRANTIB

MARKASIONO, SE

SUMIEM

RINA RADANI, S.SOS

KEPLING

KEPLING

KEPLING

KEPLING

KEPLING

KEPLING

KEPLING

KEPLING

I

III

V

VI

VII

IX

X

XII

MARNI

TINI

ARDI

RASIM

UDIN

SANUSI

YETNO

ISMAIL

KEPLING II

KEPLING IV

KEPLING VIII

KEPLING XI

MUHAR

ADI

NUR

JAFAR

49

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian melalui penyebaran kuisioner dan wawancara kepada keluarga
pinggiran rel yang terkena dampak revitalisasi jalur ganda dengan jumlah
responden sebanyak 64 kepala keluarga. Menganalisis data merupakan suatu
upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian
tertentu menurut kelompok data jawaban responden. Analisis data yang dimaksud
ialah interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan. Adapun data-data yang dianalisis dalam bab ini adalah sebagai
berikut:

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
5.1.1 Jenis kelamin
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase
1.
Laki-laki
25
39,0
2.
Perempuan
39
60,9
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Sesuai dengan pembahasan bab sebelumnya bahwa yang menjadi responden
dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari setiap keluarga yang rumahnya
berada dipinggiran rel kereta api Kelurahan Glugur Darat II. Dalam hal ini tidak
dibatasi perempuan atau laki-laki yang mengisi kuisioner. Jadi, berdasarkan hasil
data dapat dilihat bahwa mayoritas yang menjadi responden peneliti adalah 60,9%
perempuan dan 39,0% laki-laki. Kebanyakan responden dalam penelitian ini

50

Universitas Sumatera Utara

51
merupakan perempuan, karena di daerah pinggiran rel tersebut memang mayoritas
yang tinggal berstatus janda atau sudah tidak memiliki suami. Sementara dalam
pengumpulan informasi penulis mendatangi rumah-rumah responden untuk
mengisi kuisioner.
5.1.2 Usia
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
Frekuensi
Presentase (%)
1.
41-45
4
6,2
2.
46-50
19
29,6
3.
51-55
18
28,1
4.
56-60
8
12,5
5.
61 keatas
15
23,4
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa usia semua responden diatas 46
tahun. Hal ini disebabkan karena mereka yang menjadi responden adalah mereka
yang sudah berkeluarga. Oleh karena itu, objek dari penelitian adalah kepala
keluarga yang tinggal di pinggiran rel Kelurahan Glugur Darat II dimana mereka
rata-rata sudah tinggal bertahun-tahun lamanya dikawasan tersebut.
5.1.3 Agama

No.
1.
2.
Total

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Agama
Frekuensi
Presentase (%)
Islam
62
96,8
Kristen Protestan
2
3,1
64
100,0

Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat responden mayoritas beragama Islam
dengan persentase 96,8%. Hal ini disebabkan karena memang pada awal mulanya
warga-warga di Kelurahan Glugur Darat II tersebut memeluk agama islam. Lalu

Universitas Sumatera Utara

52
seiring berjalannya waktu muncullah pendatang yang beragama selain Islam.
Namun walaupun begitu mereka tetap hidup rukun dan saling menghargai antara
agama yang satu dengan agama yang lain.
5.1.4 Suku
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Suku
No.
Suku
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Jawa
36
56,2
2.
Melayu
19
29,6
3.
Batak
4
6,2
4.
Mandailing
3
4,6
5.
Karo
2
3,1
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden mayoritas berasal dari
suku jawa yaitu dengan persentase 56,2%. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti
dengan salah seorang perangkat desa yaitu Ibu Sumiem bahwa mayoritas
penduduk di Kelurahan Glugur Darat II adalah Suku Jawa walaupun sebenarnya
Suku Jawa merupakan suku pendatang di Keluarahan Glugur Darat II. Sementara
itu yang merupakan suku asli daerah tersebut adalah Suku Melayu.
5.1.5 Pendidikan terakhir
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No.
Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Tamat SD
50
78,1
2.
Tamat SMP
14
21,8
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden masih
sangat minim karena rata-rata dari mereka hanya menyelesaikan pendidikan
sampai pada tingkat sekolah dasar. Dengan tingkat pendidikan yang minim ini
warga pinggiran rel hanya bisa bekerja dengan pendapatan yang rendah pula.

Universitas Sumatera Utara

53
Pendidikan mereka yang tergolong rendah yaitu rata-rata tamat SD membuat
mereka harus hidup dengan kemiskinan. Pendidikan yang rendah dan
keterampilan yang tidak memadai menjadikan mereka hanya bekerja sebagai
penarik becak, tukang cuci setrika pakaian dan buruh serabutan.
5.1.6 Pekerjaan
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Penarik becak
15
23,4
2.
Buruh cuci setrika
30
46,8
3.
Pedagang
7
10,9
4.
Lain-lain
12
18,7
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa seluruh responden bekerja pada
sektor informal. Keterampilan yang kurang serta pendidikan yang sangat minim
mengakibatkan mereka hanya bisa bekerja sebagai pedagang, tukang cuci setrika
pakaian, penarik becak dan buruh serabutan. Dari keterangan yang didapat dari
responden mereka hanya mendapatkan sedikit penghasilan yang hanya cukup
untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari sehingga untuk memenuhi kebutuhan yang
lain mereka mengaku belum mampu untuk memenuhinya. Untuk yang lain-lain
ada sekitar 18,7% profesinya adalah tukang botot dan tukang parkir liar.
5.1.7 Pendapatan
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
No.
Pendapatan
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Rp. 200.000-Rp. 499.000/bln
3
4,6
2.
Rp. 500.000-Rp. 799.000/bln
39
60,9
3.
Rp. 800.000-Rp. 1.000.000/bln
22
34,3
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017

Universitas Sumatera Utara

54
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pendapatan responden masih sangat
rendah, pendidikan yang rata-rata hanya sampai pada tingkat sekolah dasar dan
kurangnya keterampilan yang dimiliki responden mengakibatkan mereka bekerja
hanya pada sektor pekerjaan yang memiliki tingkat penghasilan rendah. Dengan
penghasilan yang rendah tersebut mereka hanya mampu memenuhi kebutuhan
konsumsi keluarga walaupun hanya dengan makanan yang seadanya. Melihat
kondisi yang ada dilapangan bisa dipastikan warga yang tinggal dipinggiran rel
kereta api tersebut tidak merasakan pemenuhan gizi yang tepat dan seimbang.
5.1.8 Jumlah anggota keluarga
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No.
Jumlah Anggota Keluarga
Frekuensi
Presentase (%)
1.
2 Orang
17
26,5
2.
3 Orang
21
32,8
3.
4 Orang
15
23,4
4.
5 Orang
9
9,3
5.
6 Orang
2
3,1
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 21 responden
memiliki jumlah anggota keluarga 3 orang yang tinggal bersama didalam rumah.
Biasanya mereka terdiri dari suami/istri, anak atau cucu dan menantu mereka.

5.2 Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia (Variabel X)
5.2.1 Tanggapan responden dengan adanya revitalisasi jalur ganda
Dari hasil kuisioner, menunjukkan bahwa responden kurang setuju dengan
adanya revitalisasi jalur ganda yang lakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang rata-rata menjawab kurang
setuju. Seperti yang dikatakan salah seorang warga saat dilakukan wawancara

Universitas Sumatera Utara

55
bahwasannya mereka merasa dirugikan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia,
mereka merasa orang-orang yang berada diatas tidak memikirkan kehidupan
orang-orang yang hidupnya susah dan menderita. Mereka sadar tanah tempat
mereka tinggal adalah tanah milik PT. Kereta Api Indonesia dan sudah menjadi
resiko mereka bila sewaktu-waktu pihak PT. Kereta Api Indonesia kembali
melakukan revitalisasi jalur kereta api dan mereka harus tergusur sepenuhnya dari
kawasan tersebut.
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Revitalisasi Jalur
Ganda Oleh PT. KAI
No.
Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Setuju
2.
Kurang setuju
49
76,5
3.
Tidak setuju
15
23,4
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel diatas, tentang tanggapan warga pinggiran rel mengenai
revitalisasi jalur ganda oleh PT. KAI, mereka tampak tidak setuju. Hal ini dapat
dilihat sebanyak 49 responden yang memilih kurang setuju dengan adanya
revitalisasi jalur ganda yang dilakukan oleh pihak PT. KAI. Saat peneliti bertanya
kepada responden, mereka mengatakan mereka nyaris kehilangan tempat tinggal
dengan adanya revitalisasi ini. Sekarang ini kondisi rumah-rumah mereka
terpotong separuh karena pihak PT. KAI mengambil 11 m sisi kanan dan sisi kiri
untuk revitalisasi tersebut, alhasil sekarang ini warga-warga pinggiran rel mau
tidak mau harus menempati kondisi rumah yang sudah tinggal separuh tersebut.
Pihak PT. KAI tidak menyediakan relokasi untuk mereka, pihak PT. KAI hanya
memberikan dana sebagai pengganti untuk rumah-rumah yang sudah dirobohkan
separuh tersebut sebesar RP. 1.500.000. Warga mengatakan mereka paham kalau

Universitas Sumatera Utara

56
tanah yang mereka tempati itu adalah tanah milik PT. KAI tapi mereka berharap
pihak PT. KAI memiliki rasa empati dan kasihan kepada mereka yang hidupnya
dibawah garis kemiskinan.
5.2.2 Tanggapan responden mengenai revitalisasi jalur ganda yang
dilakukan baik bagi pembangunan fisik transportasi kereta api
Berdasarkan hasil kuisioner, mengenai tanggapan responden mengenai
revitalisasi jalur ganda yang dilakukan baik bagi pembangunan fisik transportasi
kereta api atau tidak. Semua responden yang menjawab baik yakni sebanyak 64
orang. Jadi revitalisasi yang dilakukan oleh pihak PT. KAI ini dianggap baik oleh
responden, hal ini terkait dengan pembangunan fisik transportasi kereta api.
Namun menurut responden yang peneliti wawancarai alangkah lebih baiknya
apabila sebelum melakukan revitalisasi ini pihak-pihak yang terkait memikirkan
juga nasib warga yang tinggal dipinggiran rel, misalnya memberikan relokasi agar
mereka tidak merasa kehilangan tempat tinggal.
Senada dengan yang dikatakan Lurah Glugur Darat II Bapak Nurianto bahwa
mayoritas masyarakat Glugur Darat II yang tinggal dipinggiran rel kereta api
tersebut sebanyak 174 KK, mereka masuk kedalam Kelurahan Glugur Darat II
Lingkungan III. Mereka yang tinggal dikawasan pinggiran rel tersebut memang
hidup dibawah garis kemiskinan dimana pendapatan mereka yang tergolong
minim yaitu rata-rata hanya Rp. 500.000 s/d Rp. 799.000 per bulan. Jika
berdasarkan penggolongan BPS pendapatan warga pinggiran rel Keluarahan
Glugur Darat II masuk ke dalam golongan pendapatan rendah dimana hal ini
menjadikan mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tidak
pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak.

Universitas Sumatera Utara

57
5.2.3 Tanggapan responden mengenai cepat atau tidaknya proses revitalisasi
jalur ganda yang dilakukan
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Cepat atau Tidaknya Proses
Revitalisasi yang Dilakukan
No.
Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Cepat
34
53,1
2.
Kurang cepat
28
43,7
3.
Tidak cepat
2
3,1
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel diatas, mengenai tanggapan responden mengenai cepat
atau tidaknya proses revitalisasi yang dilakukan. Dapat dilihat bahwa responden
mengatakan proses revitalisasinya berjalan dengan cepat. Sesuai dengan hasil
wawancara peneliti dengan salah satu responden yang mengatakan cepat yaitu Ibu
Isa, beliau mengatakan proses pembangunan ini sudah berjalan mulai sejak awal
tahun 2017 dan terlihat sudah lumayan baik proses pembangunannya.ditambah
lagi pekerjanya yang memang berjumlah banyak. Sementara itu ada responden
yang mengatakan kurang cepat dan tidak cepat. Ketika peneliti melakukan
wawancara kepada salah satu responden yang mengatakan kurang cepat yaitu Ibu
Asna, beliau mengatakan proses pembangunan yang sedang berjalan tergolong
lama karena menurut Ibu Asna seharusnya dengan waktu yang sudah cukup lama
yaitu mulai awal tahun 2017 kemarin seharusnya hasil dari pekerjaan mereka
sudah lebih dari yang terlihat saat ini, saat ini yang masih terlihat masih beberapa
persen saja dan juga dengan jumlah pekerja yang banyak proses revitalisasi yang
dilakukan seharusnya sudah lebih dari yang sekarang.
Ketika peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Lingkungan III Ibu
Suhartini, beliau mengatakan proses revitalisasi yang dilakukan oleh pihak PT.

Universitas Sumatera Utara

58
KAI ini tergolong cepat. Proses revitalisasi baru dilakukan awal tahun 2017
namun bangunan untuk jalur baru sudah terlihat walaupun masih jauh dari kata
rampung. Beliau juga mengatakan pro dan kontra revitalisasi jalur ganda kereta
api ini terjadi sejak akhir tahun 2016 dan disitulah perobohan-perobohan rumah
warga dilakukan sehingga pada saat itu sering terjadi aksi-aksi demo yang
dilakukan warga pinggiran rel. Setelah masalah pro dan kontra itu dianggap sudah
selesai barulah pada awal tahun 2017 dilakukan proses pembangunanpembangunan tersebut dan diperkirakan akan selesai dalam jangka 2 tahun
kedepan.
5.2.4 Tentang kenyamanan responden dengan adanya revitalisasi jalur
ganda
Tabel 5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Nyaman atau Tidaknya dengan
Adanya Revitalisasi Jalur Ganda
No.
Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Nyaman
4
6,2
2.
Kurang nyaman
35
54,6
3.
Tidak nyaman
25
39,0
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel diatas, mengenai nyaman atau tidaknya responden selama
adanya proses revitalisasi jalur ganda banyak responden yang mengatakan kurang
nyaman. Hal ini dikarenakan sejak adanya proses revitalisasi jalur ganda banyak
tanah-tanah menggunung disekitar rumah mereka yang kalau hujan sudah pasti
menyebabkan becek dan sebagainya. Sementara itu ada sebanyak 25 responden
mengatakan tidak nyaman karena mereka merasa khawatir kalau sewaktu-waktu
selama proses revitalisasi dilakukan mereka kembali akan merobohkan rumah-

Universitas Sumatera Utara

59
rumah warga pinggiran rel dan responden yang mengatakan nyaman berpendapat
proses revitalisasi yang dilakukan sama sekali tidak menganggu aktivitas mereka.
Sementara itu berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan terlihat jelas
bahwa warga-warga pinggiran rel merasa tidak nyaman dengan adanya revitalisasi
yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api. Apalagi jarak rel kereta api yang
dibuat sangat dekat dengan rumah-rumah mereka, anak-anak kecil juga tidak
aman untuk keluar rumah.
5.2.5 Tanggapan responden mengenai kawasan sekitar sebelum dan sesudah
berjalannya proses revitalisasi jalur ganda
Tabel 5.12
Distribusi Responden Mengenai Kawasan Sekitar Lingkungan Menarik
dan Meningkatkan Kondisi Sosial Sebelum dan Sesudah Adanya
Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisas
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Setuju
64
100
Setuju
2.
Kurang setuju
Kurang setuju 19
29,6
3.
Tidak setuju
Tidak setuju
45
70,3
Total
64 100,0
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum adanya revitalisasi jalur
ganda responden merasa lingkungan disekitar mereka lebih terlihat menarik dan
kondisi sosial dikawasan tersebut terus meningkat. Hal ini disebabkan karena
mereka merasa lebih nyaman dengan kondisi lingkungan yang sebelumnya karena
sebelumnya mereka masih memiliki sedikit halaman di depan rumah untuk
sekedar menanam bunga-bunga dan itu menjadi salah satu yang membuat
lingkungan di kawasan pinggiran rel terlihat lebih menarik. Pada saat sebelum
adanya revitalisasi kondisi sosial di kawasan tersebut juga terus meningkat karena
warga sering berkumpul bercengkrama bersama.

Universitas Sumatera Utara

60
Namun selama adanya revitalisasi jalur ganda kondisi lingkungan dan sosial di
kawasan pinggiran rel tersebut semakin menurun. Hal ini terlihat dari banyaknya
responden yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Sebanyak 19 responden
mengatakan kurang setuju dan 45 responden mengatakan tidak setuju.
5.2.6 Tanggapan responden mengenai jalur kereta api menjadi lebih
dinamis
Berdasarkan hasil kuisioner, mengenai apakah dengan adanya revitalisasi jalur
ganda ini dapat menjadikan jalur kereta api menjadi lebih dinamis dan lebih baik
bagi transportasi kereta api, 64 responden (100%) mengatakan revitalisasi jalur
ganda ini dinilai mampu menjadikan jalur kereta api menjadi lebih dinamis dan
lebih baik bagi transportasi kereta api. Hal ini tidak dipungkiri oleh responden
karena revitalisasi yang dilakukan memang bertujuan untuk meningkatkan
pembangunan fisik.
Namun kembali lagi pada keluh kesah warga pinggiran rel yang rumahrumahnya sudah dirobohkan separuh oleh pihak PT. KAI. Walaupun mereka
mengakui revitalisasi ini baik untuk transportasi kereta api kedepannya mereka
tetap berharap pihak PT. KAI lebih berempati terhadap kehidupan mereka.
5.2.7 Tanggapan responden mengenai pemberian dana oleh pihak PT. KAI
Berdasarkan hasil kuisioner, mengenai dana yang diberikan pihak PT. KAI
untuk memperbaiki rumah-rumah mereka, 64 responden (100%) mengatakan
bahwa dana yang diberikan oleh pihak PT. KAI tidak mencukupi. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan responden dana yang diberikan oleh pihak PT.
KAI sebesar RP. 1.500.000,00 / rumah. Namun dana itu tidak mencukupi apabila

Universitas Sumatera Utara

61
digunakan untuk memperbaiki rumah-rumah mereka yang sudah dirobohkan
separuh atau pun untuk menyewa rumah diluar kawasan pinggiran rel tersebut.
Berawal dari tidak mencukupinya dana yang diberikan inilah terjadi demodemo yang dilakukan oleh para warga. Sebagian warga yang merasa tidak terima
dengan ganti rugi yang diberikan oleh pihak PT. KAI melakukan demo sampai ke
kantor walikota. Mereka meminta untuk diberikan relokasi karena tempat tinggal
mereka telah dihancurkan separuh oleh pihak PT. KAI sementara dana pengganti
yang mereka berikan tidak mencukupi. Selama perubuhan rumah-rumah
dilakukan pun banyak terjadi kericuhan antar warga, polisi dan pihak PT. KAI.

5.3 Sosial Ekonomi Keluarga (Variabel Y)
5.3.1 Pendapatan
Tabel 5.13
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Sebelum dan Selama
Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Baik
9
14,0
Baik
2.
Kurang baik
53
82,8
Kurang baik
54
84,3
3.
Tidak baik
2
3,1
Tidak baik
10
15,6
Total
64
100,0
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa sebelum adanya revitalisasi jalur
ganda pendapatan responden kurang baik. Hal ini bisa dilihat dari 64 responden
sebanyak 53 responden menjawab kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan responden pendapatan yang mereka terima selama ini sangatlah
minim. Hal ini disebabkan pekerjaan yang mereka lakukan hanya seorang penarik
becak, tukang cuci setrika pakaian, pedagang kecil-kecilan dan lain-lain. Profesi

Universitas Sumatera Utara

62
yang mereka lakukan ini rata-rata hanya mendapat sekitar ratusan ribu
perbulannya.
Sementara itu 14,0% responden yang mengatakan sebelum adanya revitalisasi
pendapatan mereka baik ialah yang berprofesi sebagai pedagang kecil-kecilan.
Namun selama adanya revitalisasi kawasan pinggiran rel tersebut menjadi sepi
yang berpengaruh kepada dagangan para warga yang juga menjadi sepi pembeli.
Dengan sepinya pembeli pendapatan yang didapatkan pun semakin hari akan
semakin menurun.
Selama adanya revitalisasi jalur ganda yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta
Api pendapatan responden masih tetap sama yaitu kurang baik bahkan 10
responden menjawab tidak baik. Hal ini disebabkan revitalisasi jalur ganda yang
dilakukan sedikit menghambat pekerjaan mereka sehingga mereka mendapatkan
penghasilan yang berkurang. Biaya hidup yang semakin hari semakin tinggi
membuat mereka harus bekerja lebih keras lagi demi memenuhi kebutuhan rumah
tangga.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa sebenarnya tidak ada
pengaruhnya sama sekali antara pendapatan warga dengan adanya revitalisasi
yang dilakukan oleh pihak PT.Kereta Api. Pendapatan minim yang diterima oleh
para warga karena memang pendidikan mereka yang rata-rata hanya tamat SD dan
keterampilan yang kurang memadai.

Universitas Sumatera Utara

63
5.3.2 Sandang dan pangan
Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Sandang dan Pangan
Sebelum dan Selama Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No. Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Memenuhi
4
6,2
Memenuhi
2.
Kurang memenuhi 60 93,7
Kurang memenuhi 53
82,8
3.
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi 11
17,1
Total
64 100,0
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa sebelum adanya revitalisasi
jalur ganda pemenuhan sandang dan pangan responden kurang terpenuhi. Hal ini
dapat dilihat sebanyak 60 responden menjawab kurang memenuhi. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan responden, mereka mengaku selama ini
penghasilan yang mereka terima dari pekerjaan belum cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Mereka makan dengan lauk pauk seadanya, lauk pauk yang
tidak memenuhi gizi seimbang untuk pertumbuhan anak-anak mereka.
Senada dengan yang dikatakan Kepala Lingkungan dikawasan tersebut bahwa
warganya yang tinggal dipinggiran rel tersebut hidup dibawah garis miskin
sehingga untuk pemenuhan sandang dan pangan sehari-hari mereka masih merasa
kesusahan. Bahkan anak-anak mereka juga banyak yang tidak bersekolah karena
terkendala biaya. Sementara itu ada empat responden yang memilih jawaban
memenuhi. Hal ini karena beberapa responden tersebut memiliki penghasilan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang hanya memiliki sedikit
jumlah anggota keluarganya.
Setelah adanya revitalisasi jalur ganda responden yang memilih jawaban
kurang memenuhi menurun menjadi 53 orang dan yang menjawab tidak
memenuhi ada 11 orang. Ini berarti dengan adanya revitalisasi jalur ganda yang

Universitas Sumatera Utara

64
dilakukan oleh pihak PT. KAI pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan
responden terhadap keluarga tetap kurang memenuhi bahkan menjadi tidak
memenuhi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pemenuhan
kebutuhan warga pimggiran rel masih belum cukup memenuhi jika dilihat dari
tingkat pemenuhan gizi terkhusus untuk anak-anak bahkan selama adanya
revitalisasi pemenuhan kebutuhan tersebut semakin menurun. Warga yang
awalnya masih mampu untuk makan dengan lauk ikan namun selama adanya
revitalisasi mereka merasa kesusahan untuk membelinya, yang mereka konsumsi
hanyalah nasi dengan telur. ini terjadi karena mereka harus menyisihkan sedikit
pendapatan mereka untuk memperbaiki rumah. Pendapatan yang pas-pasan harus
bisa mereka bagi-bagi untuk kebutuhan pangan dan perbaikan rumah mereka.
5.3.3 Pekerjaan
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Usaha/Pekerjaan Sebelum dan
Selama Adanya Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Baik
64
100
Baik
2.
Kurang baik
Kurang baik 42
65,6
3.
Tidak baik
Tidak baik
22
34,3
Total
64
100,0
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum adanya revitalisasi jalur
ganda usaha/ pekerjaan sehari-hari responden dapat berjalan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat sebanyak 64 responden menjawab baik. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan responden, mereka mengatakan selama hidup
dikawasan pinggiran rel mereka melakukan aktivitas usaha/pekerjaan sehari-hari
tidak ada kendala, semua berjalan dengan baik seperti biasa.

Universitas Sumatera Utara

65
Selama adanya revitalisasi jalur ganda responden merasa usaha/pekerjaan
sehari-hari mereka menjadi kurang baik bahkan berjalan tidak baik. Ini dapat
dilihat dari 64 responden ada 42 responden menjawab kurang baik dan 22
responden menjawab tidak baik. Para responden mengatakan selama adanya
revitalisasi ini usaha/pekerjaan mereka menjadi terganggu karena untuk yang
berdagang sudah tidak memiliki lahan lagi membuka dagangannya sebab rumahrumah mereka sudah dirobohkan separuh. Dan bagi para bapak-bapak penarik
becak, mereka jadi lebih sulit untuk memarkirnya becaknya, sulit untuk keluar dan
masuk becak apalagi kalau sudah hujan kawasan pinggiran rel tersebut akan jadi
sangat

becek

dikarenakan banyak

tanah-tanah

yang

menumpuk

untuk

pembangunan jalur kereta api tersebut.
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa revitalisasi jalur ganda
yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia memberikan dampak yang
tidak baik bagi aktivitas usaha/pekerjaan warga pinggiran rel. Revitalisasi yang
dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia membuat usaha/pekerjaan seharihari mereka menjadi terhambat. Untuk para pedagang yang biasanya menjajakan
dagangannya di depan rumah masing-masing sekarang mereka sudah tidak
memiliki tempat lagi untuk berdagang dan itu juga berdampak pada penghasilan
yang mereka miliki.

Universitas Sumatera Utara

66
5.3.4 Perumahan
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Bangunan Rumah Sebelum dan
Selama Adanya Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No. Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1. Permanen
Permanen
2. Semi permanen
64
100
Semi permanen
3. Permanen dan
Permanen dan
Dibongkar Separuh
Dibongkar Separuh
4. Semi Permanen dan Semi Permanen dan 64
100
Dibongkar Separuh
Dibongkar Separuh
Total
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017

64

100,0

Berdasarkan tabel 5.16 diatas, mengenai kondisi bangunan rumah dapat dilihat
bahwa bangunan rumah responden rata-rata semi permanen. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan tidak ada satu pun rumah responden
yang benar-benar permanen, mereka memiliki ukuran rumah yang kecil dan semi
permanen ditambah lagi rumah mereka berdempet-dempetan dengan rumahrumah yang lain. Ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal mereka
masih

kurang baik apalagi untuk pertumbuhan anak-anak mereka karena

berdempetan dengan rel kereta api.
Selama adanya revitalisasi jalur ganda rumah mereka yang semi permanen
tersebut dirobohkan separuh oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia, hal ini
disebebkan pihak PT. Kereta Api Indonesia memerlukan 11 m sisi kanan dan kiri
untuk proses revitalisasi yang dilakukan. Sekarang ini responden bertahan hidup
dengan kondisi rumah yang sudah terpotong separuh tanpa ada perbaikan sedikit
pun dan jarak antara pintu rumah mereka dengan rel kereta api menjadi sangat
dekat. Itu menyebabkan mereka tidak memiliki sedikit halaman pun. Mereka
mengatakan mau tidak mau harus tetap tinggal ditempat tersebut karena pihak PT.

Universitas Sumatera Utara

67
Kereta Api Indonesia tidak memberikan relokasi untuk mereka sementara uang
pengganti untuk rumah yang sudah dirobohkan separuh tidak mencukupi untuk
menyewa rumah ditempat lain.
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Sebelum dan
Selama Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1. Milik sendiri
64 100
Milik sendiri
64
100
2. Sewa/kontrak
Sewa/kontrak 3. Numpang
Numpang
Total
64 100,0
64 100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.17 diatas mengenai status kepemilikan rumah responden
dapat dilihat bahwa sebelum dan selama revitalisasi berlangsung status
kepemilkan rumah mereka ialah milik sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dulunya mereka hanya membeli tanah dikawasan tersebut
sebesar RP. 175.00 setelah itu tidak ada lagi pembayaran apa pun. Mereka yang
sudah tinggal berpuluh-puluh tahun lamanya di kawasan pinggiran rel tersebut
mengaku dulumya sudah mendapat izin dari pihak PT. Kereta Api Indonesia
untuk mendirikan rumah dikawasan pinggiran rel tersebut namun dengan syarat
rumah-rumah tersebut tidak boleh dibuat permanen.
5.3.5 Interaksi sosial
Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Berkumpul dengan Sesama
Warga Pinggiran Rel Sebelum dan Selama Adanya Revitalisasi
Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Sering
57
89,0
Sering
2
3,1
2.
Jarang
7
10,9
Jarang
62
96,8
3.
Tidak pernah Tidak pernah Total
64
100,0
64
100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017

Universitas Sumatera Utara

68
Berdasarkan tabel 5.18 diatas dapat dilihat frekuensi responden dalam
berkumpul/bercengkrama dengan sesama warga pinggiran rel sebelum adanya
revitalisasi jalur ganda sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden
yang mayoritas masih sering untuk berkumpul/bercengkrama dengan sesame
warga pinggiran rel. masih tingginya hubungan interaksi di dalam masyarakat
menyebabkan responden masih sering berkumpul dengan warga. Sedangkan ada
juga responden yang menjawab jarang berkumpul dengan sesama warga pinggiran
rel karena disebabkan kesibukan mereka dalam bekerja membuat mereka jarang
untuk berkumpul dengan tetangga.
Selama adanya revitalisasi jalur ganda peningkatan responden yang sering
berkumpul dengan sesama warga pinggiran rel menjadi jarang. Ini disebabkan
karena adanya hubungan tidak baik antar warga semenjak proses perubuhan
rumah yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia. Pada saat rumahrumah warga dirubuhkan dan diganti dengan uang sebesar RP. 1.500.000 tidak
semua warga menyetujuinya, sebagian warga ada yang lebih memilih berdemo
untuk diberikan relokasi sehingga terjadilah konflik antar warga. Warga yang
tidak mau ikut berdemo rumah-rumahnya dilempari bebatuan. Hal inilah yang
menjadikan warga tidak lagi memiliki hubungan sosial seharmonis sebelum
adanya revitalisasi jalur ganda.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti frekuensi berkumpul
warga selama adanya revitalisasi memang terlihat jarang. Warga lebih suka duduk
sendiri atau bersama anak-anak mereka di depan rumah masing-masing daripada
mendatangi tetangganya yang juga sedang duduk-duduk di depan rumah. Bahkan
pintu rumah-rumah warga terlihat ada yang tertutup rapat seperti halnya warga

Universitas Sumatera Utara

69
yang tinggal di sebuah perumahan. Kawasan pinggiran rel tersebut terlihat sepi
dari aktivitas berkumpul antar sesame warga.
Tabel 5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Tingkat Kepedulian Antar
Sesama Warga Pinggiran Rel
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No. Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Peduli
46 71,8
Peduli,
2.
Kurang peduli
18 28,1
Kurang peduli
3.
Tidak peduli
Tidak peduli
Total
64 100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017

60
93,7
4
6,2
64 100,0

Berdasarkan tabel 5.19 diatas mengenai frekuensi tingkat kepedulian antar
sesama warga pinggiran rel dapat dilihat bahwa sebelum adanya revitalisasi jalur
ganda warga pinggiran rel memilki tingkat kepedulian yang sangat baik. Dari
hasil wawancara yang dilakukan peneliti, mereka mengaku sering saling
membantu dan tolong menolong antar sesama warga pinggiran rel seperti
misalnya saling berbagi rezeki apabila ada salah satu warga yang pada hari itu
tidak memiliki lauk untuk makan dan sebagainya. Sedangkan beberapa warga
yang menjawab kurang peduli dengan alasan setiap warga hanya mau membantu
warga yang dianggapnya benar-benar dekat dengan mereka, rasa kepedulian itu
tidak dilimpahkan untuk seluruh warga.
Namun selama adanya revitalisasi jalur ganda yang dilakukan oleh pihak PT.
Kereta Api Indonesia tingkat kepedulian warga menjadi semakin menurun dari
yang awalnya mereka memiliki sikap peduli kini menjadi kurang peduli bahkan
tidak peduli sama sekali. Hal ini terjadi karena seperti yang sudah dikatakan diatas
konflik yang terjadi antar warga semenjak adanya perobohan rumah-rumah warga

Universitas Sumatera Utara

70
yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api membuat hubungan sosial mereka juga
memburuk.
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa revitalisasi jalur ganda
yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia berdampak pada kondisi
sosial warga pinggiran rel terlihat dari sikap warga yang tadinya memiliki rasa
kepedulian tinggi terhadap sesama warga pinggiran rel menjadi kurang peduli
bahkan tidak peduli sama sekali. Dari hasil observasi peneliti juga menunjukkan
tingkat kepedulian warga pinggiran rel sangat rendah, selama peneliti melakukan
penelitian dikawasan tersebut beberapa warga pinggiran rel sempat berkeluh
kesah dengan kondisi yang terjadi pada saat ini. Mereka merasa seperti hidup
tidak bertetangga karena konflik yang terjadi. Dulu mereka selalu saling berbagi
informasi antar sesama warga namun sekarang hal itu sangat langka terjadi.
5.3.6 Aktivitas sosial
Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Dalam Bergotong Royong
Sebelum dan Selama Revitalisasi Jalur Ganda
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Aktif
55
85,9
Aktif
2.
Kurang aktif 9
14,0
Kurang aktif
3.
Tidak aktif
Tidak Aktif
64
100
Total
64
100,0
64 100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat bahwa sebelum adanya revitalisasi jalur
ganda terlihat bahwa hubungan responden dengan lingkungan sudah baik terlihat
dari keaktifan dalam kegiatan gotong royong, dimana mayoritas responden
menjawab aktif dalam kegiatan gotong royong di lingkungan mereka. Aksi bersihbersih lingkungan disekitar rumah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap
seminggu sekali. Sedangkan responden yang menjawab kurang aktif dalam

Universitas Sumatera Utara

71
kegiatan gotong royong di karenakan kesibukan mereka dalam bekerja, kurang
akrab dengan tetangga dan persepsi mereka yang beranggapan bahwa bekerja
lebih penting dari pada kegiatan tersebut.
Namun selama revitalisasi jalur ganda dilakukan mereka yang menjawab aktif
mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat bahwa 64 responden menjawab tidak
aktif. Ini dikarenakan mereka tidak tahu lagi apa yang harus dibersihkan
sementara mereka sudah tidak memiliki halaman, yang mereka punya hanyalah
setapak rumah untuk berlindung dari hujan dan panas. Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan revitalisasi jalur ganda yang di lakukan memberikan dampak yang
tidak baik terhadap keaktifan warga dalam bergotong royong.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama penelitian
dikawasan tersebut memang tidak pernah terlihat warga melakukan aktivitas
gotong royong. Warga hanya sibuk membersihkan rumah mereka masing-masing
tanpa adanya kesadaran atau kepedulian untuk bergotong royong. Dalam hal ini
memang terlihat jelas bagaimana menurunnya aktivitas sosial warga selama
adanya revitalisasi jalur ganda yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta api
Indonesia.
Tabel 5.21
Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Ibadah Warga Pinggiran
Rel Sebelum dan Selama Adanya Revitalisasi
Sebelum Revitalisasi
Selama Revitalisasi
No.
Kategori
F
(%)
Kategori
F
(%)
1.
Rajin
9
14,6
Rajin
8
12,5
2.
Kurang rajin 55
85,9
Kurang rajin 56
87,5
3.
Tidak pernah Tidak pernah Total
64
100,0
64 100,0
Sumber: Kuisioner penelitian, September 2017
Berdasarkan tabel 5.21 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan ibadah warga
pinggiran rel tampak kurang rajin. Hal ini dikarenakan lingkungan kawasan

Universitas Sumatera Utara

72
pinggiran rel yang memang kurang mendukung untuk perkembangan pendidikan
agama anak-anak. Orang-orang tua di kawasan pinggiran rel tersebut tampak tidak
perduli dengan masalah agama ataupun ibadah. Belum lagi jarak rumah ibadah
yang memang cukup jauh dari kawasan tersebut. Sementara itu beberapa
responden menjawab rajin ini dikarenakan memang mereka menyadari akan
pentingnya beribadah kepada sang maha pencipta.
Selamanya ada revitalisasi pun pelaksanaan ibadah warga pinggiran rel tidak
berubah, sama halnya dengan sebelum revitalisasi dilakukan. Ini menunjukkan
bahwa ada atau tidaknya revitalisasi tidak berpengaruh pada pelaksanaan ibadah.
Sementara itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terlihat bahwa
kesadaran warga pinggiran rel dalam hal beribadah memang masih sangat minim,
mereka kurang mendapatkan pendidikan agama. Orangtua ataupun anak-anak
sama-sama tidak peduli sama sekali ketika suara adzan berkumandang. Mereka
lebih memilih untuk santai sendiri ataupun main-main disekitar kawasan tersebut
tanpa adanya kepedulian dari orang tua menyuruh anak-ana

Dokumen yang terkait

Pola Permukiman Masyarakat di Pinggiran Rel Kereta Api (Studi Kasus : Permukiman Lingkungan XII Jalan Arteri Ringroad Medan)

47 311 77

Analisa Tingkat Kebisingan Kereta Api Pada Jalan Rel Segmen Medan – Tebing Tinggi

22 178 85

Respon Anak Jalanan Terhadap Program Kesejahteraan Sosial Anak Oleh Yakmi Di Pinggiran Rel Kereta Api Gaperta Kecamatan Medan Helvetia.

0 61 83

Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan Dengan Rel Kereta Api Terhadap Karakteristik Lalulintas (Studi Kasus: Perlintasan Kereta Api Jalan Sekip)

22 130 107

Dampak Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Pinggiran Rel di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur

0 0 18

Dampak Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Pinggiran Rel di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur

0 0 2

Dampak Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Pinggiran Rel di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur

0 1 7

Dampak Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Pinggiran Rel di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur

0 0 30

Dampak Revitalisasi Jalur Ganda PT. Kereta Api Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Pinggiran Rel di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur

0 0 2

Respon Anak Jalanan Terhadap Program Kesejahteraan Sosial Anak Oleh Yakmi Di Pinggiran Rel Kereta Api Gaperta Kecamatan Medan Helvetia.

0 0 31