MAKALA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS E

MAKALA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Toleransi Dalam Berkehidupan Agama

Tugas Mid Semester Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : H.Mukhlas,Lc,M.Pd
Disusun Oleh :
FADLINA ULFA
1701110082

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Al – Quran
A. Latar Belakang
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslim
diseluruh penjuru pelosok dunia. Yang menjamin kebahagiaan bagi setiap
penganutnya di dunia maupun di akhirat kelak. Ia mempunyai sendi yang sangat
esensial yaitu Al-Quran yang berfungsi untuk memberi petunjuk kepada jalan yang
sebaik-baiknya. Allah berfirman, “sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk
menuju jalan yang sebaik-baiknya” (QS. 17:19).

Tak dapat dipungkiri, bahwa apabila hendak bahagia bersama Islam,
penganutnya harus dekat dengan Al-Quran. Dalam artian yang lebih luas menegenal
Al-Quran.

Memperhatikan

dan

mempelajari

Al-Quran,

“tidaklah

mereka

memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup” (QS. 47:24).

B. Pembahasan
1. Pengertian Al – Quran

Para ulama berbeda pendapat, mengenai pengucapan kata Al-Quran dari sisi
derivasi (isytiqaq), cara melafalkan apakah memakai hamzah atau tidak, dan apakah
Al-Quran kata sifat atau kata jadian. Para ulama yang mengatakan cara melafalkan
dengan hamzah pun telah terpecah dalam dua pendapat, yaitu :
a. Sebagian dari mereka, di antaranya Al-Lihyani, berkata bahwa Al-Quran
merupakan kata jadian dari kata dasar qara’a (‫ ) قرأ‬yang artinya membaca,
sebagai mana kata rujhan dan ghufran. Kata ini kemudian dijadikan sebagai
nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penamaan ini dalam kategori “tasmiyah al-maf’ul bi al-mashdar” (penamaan
isim maf’ul dengan ism masdhar).
b. Sebagian dari mereka, di antaranya Az-Zujaj, menjelaskan bahwa kata AlQuran kata sifat, diambil dari kata dasar al-qar’ ‫ القرأ‬yang artinya menghimpun.
Kata ini kemudian dijadikaan nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang menghimpun surat, ayat kisah, perintah dan
larangan, atau menyimpan intisari dari kitab-kitab suci sebelumnya.Para
ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan Al-Quran tidak dengan
menggunakan hamzah pun terpecah dalam dua kelompok.
1. Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab
suci agama Islam.
2. Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam

membacanya.
3. Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung
mukjizat yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Rasul dengan
perantara malikat jibril. Mukjizat adalah sesuatu yang membuat laanna
lemah atau membujuk agar orang untuk beriman

Sebagian diantara mereka, di antaranya adalah Al-Asy’ari mengatakan bahwa
kata Al-Quran diambil dari kata kerja qarana (menyertakan) karena Al-Quran
menyertakan ayat, surat dan huruf-huruf.
Al-Farra’ menjelaskan bahwa kata Al-Quran dari kata dasar qara’in (penguat)
karena Al-Quran terdiri dari ayat-ayat yang saling menguatkan dan terdapat
kemiripan antara ayat satu dengan ayat yang lain.
Pendapat lainnya bahwa Al-Quran merupakan nama personal (al-‘alam assyakhsyi), bukan merupakan devirasi bagi kitab yang telah diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Para ulama menjelaskan bahwa penamaan itu menunjukkan bahwa
Al-Quran telah menghimpun intisari kitab-kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu
yang ada. Hal itu sebagaimana telah diisyratkan oleh firman Allah pada surat An-Nahl
:[2] . Artinya :
“ Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya
kepada


siapa

yang

Dia

kehendaki

di

antara

hamba-hamba-Nya,

yaitu:

"Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku "
Pengertian menurut Etimologi (bahasa).
Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab, yaitu qaraa-yaqrauquraanan yang berarti bacaan. Hal itu dijelaskan sendiri oleh Al-Quran dalam Surah

Al-Qiyamah ayat 17- 18. Artinya :
“ Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya “
Artinya :
“ Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu “
Al-Quran adalah firman Allah. Artinya :

“ Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) ”
Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah wahyu (bisikan dalam sukma
dan isyarat yang cepat yang bersifat rahasia disampaikan oleh Allah kepada Nabi dan
Rasul) yang diturunkan oleh Alla kepada nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa AlQur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima RasulullahSAW, sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab yang
mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai sekarang
masih terjaga keasliannya.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Al-Qur’ yaitu :
a) Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab suci

agama Islam.
b) Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam membacanya.
c) Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung
mukjizat yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Rasul dengan
perantara malikat jibril. Mukjizat adalah sesuatu yang membuat laanna lemah
atau membujuk agar orang untuk beriman
Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Mempunyai
dua pengertian, yaitu pengertian secara Etimologi ( bahasa ) dan pengertian menurut
terminology ( istilah )
Al-Qur’an menurut Etimologi ( bahasa ) yaitu bacaan atau yang dibaca. Kata
Al-Qur’an adalah bentuk mashddar dari fi’il qara’a yang diartikan dengan arti isim
maf’ul, yaitu ( yang dibaca atau bacaan ).

Menurut imam syarii Al-Qur’an bukan berasal dari qara’a karena Al-Qur’an
berasal dari sang pencipta atau allah yang menamai ciptaannya
Al-Qur’an menurut terminology ( istilah ) adalah nama bagi kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung kemukjizatan, yang
diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, melalui perantaraan malaikat Jibril,

ditulis dalam mushaf, dihafal di dalam dada, disampaikan kepada kita secara
mutawatir, membacanya memiliki nilai ibadah, (disusun secara sistematis) mulai dari
surat al-Fatihah sampai surat al-Nas”.
Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW. Maka tidak ada
seorangpun manusia atau jin, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang
sanggup membuat yang serupa dengan Al-Qur’an. mereka tidak akan mampu
membuatnya. Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu dalam ayat berikut :
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya untuk
memperkuat kerasulannya dan sebagai kemukjizatannya yang abadi, telah
diturunkannya itu mempunyai fungsi dan tujuan bagi umat manusia.
2.Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:
Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat,
rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodlo qodar, dan sebagainya.
Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak
salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaimanamenjalin hubungan kepada
Allah (hablun minallah, ibadah) dan kepada manusia (hablun minannas, mu’amalah).
Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa
bagi yang berbuat dosa (nadzir).Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para
kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada
Tuhan.Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan antara lain : astronomi,

fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi,
sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.Keutamaan Al Qur’an ditegaskan

dalam Sabda Rasullullah, antara lain:Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang
yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannyaUmatku yang paling mulia adalah
Huffaz (penghafal) Al Qur’an (HR. Turmudzi)Orang-orang yang mahir dengan Al
Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang
membaca Al Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka
baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).Bacalah Al
Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al Qur’an sebagai penolong bagai
pembacanya (HR. Turmuzi).Adapun pengertian al qur’an dari segi istilah dapat
dikemukakan berbagai pendapat berikut ini:Mana’ alqaththan, secara ringkas
mengutip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa al quran
adalah firman allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W dan dinilai
ibadah bagi pembacanya.[2] Kemudian Al-Zarqoniberpendapat bahwa al qur’an
adalah lafat yang diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W mulai dari surat alfatikhah sampai an-nas.[3] KemudianAl-Wahhab Al-Khallafberpendapat menurutnya,
al qur’an adalah firman allah S.W.T yang diturunkan kepada hati rosulullah S.A.W.
[4]

Dari beberapa kutipan tersebut dapat diketahui bahwa al qur’an adalah kitab
suci yang isinya mengandung firman allah, turunnya bertahap, melalui malaikat
jibril, susunannya dimulai dari surat al-fatikhah dan diakhiri dengan surat an-nas serta
bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah yang
kuat atas kerosulan nabi Muhammad SAW.Berkenaan dengan definisi tersebut maka
berkembanglah studi tentang Al Qur’an baik dari segi kandungan ajarannya, maupun
metode penafsirannya. Oleh sebab itu di kalangan ulama berpendapat bahwa Al
Qur’an lah sumber utama ajaran Agama Islam.
3. Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an
Al- Qur’an tidak

diturunkan secara sekaligus, Al-Qur’an turun secara

berangsu-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para ulama membagi masa

turunnya Al-qur’an ini di bagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan
perode Madinah.
Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun yaitu masa kenabian Rasulullah
SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat makkiyah. Sedangkan
periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah yang berlangsung selama 10

tahun dan surat yang turun pada waktu itu disebut surat Madaniyah.
Al- Qur’an terdiri dari 114 surah, 30 juz, dan 6.236 ayat menurut hafsh, 6.262
ayat menurut riwayat Ad-dur, atau 6.214 ayat menurut riwayat Warsy. Ayat 0 ayat
yang turun pada periode mekkah ( ayat Makkiyah ) sekitar 4.780 ayat yang tercakup
dalam 86 surah. Ayat-ayat yang turun pada periode Madinah ( ayat Madaniyah )
sekitar 1.456 ayat yang tercakup dalan 28 surah
Al- Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara,
antara lain :
a. Malikat Jibril memasukkan wahyu itu kedalam hati Nabi Muhammad SAW
tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi saw tiba-tiba saja merasakan
wahyu itu telah berada didalam hatinya
b. Malikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan
mengucapkan kata-kata dihadapan Nabi SAW.
c. Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti gemerincing lonceng. Menurut Nabi
SAW cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW
mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun dimusim dingin yang sangat
dingin.
d. Malikat jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujud yang
aslinya. Setiap kali mendapat wahyu Nabi SAW lalu menghafalnya. Beliau
dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah

disampaikan jibril kepadanya.

Kodifikasi atau pengumpulan Al- Qur’an

sudah dimulai sejak zaman

Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur’an diturunkan setiap kali saat Nabi SAW
menerima wahyu, Nabi SAW langsung membacakannya dihaapan para sahabat.
Karena Nabi SAW memang diperintahkan untuk mengajarkan Al- Qur’an kepada
mereka.
Disamping itu Nabi SAW menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat
yang telah diajarkan, Nabi SAW juga memerintahkan para shabat utuk
menuliskannya diatas pelepah-pelepah kurma, lempeng-lempengan batu, dankepingkeping tulang.
Saat Rasulullah SAW masih hidup, ada beberapa orang yang ditunjuk untuk
menulis Al-Qur’an yaitu Zaid bin Zabit, Ali bin Abithalib, Muawiyah bin abu Sofyan,
Ubay bin Kaab. Nabi juga memerintahkan para sahabat utuk menuliskannya diatas
pelepah-pelepah kurma, lempeng-lempengan batu, dankeping-keping tulang.
Pengumpulan Al- Qur’an pada zaman Nabi Muhammad SAW terdapat dua
cara yaitu :
a. para sahabat langsung menghafalkannya setiap kali Rasulullah SAW
menerima wahyu.
b.

para sahabat menulis langsung wahyu yang diturunkan dari Allah SWT
kepada Nabi SAW selama kurun waktu kurang lebih 23 tahun
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pada masa kekhalifahannya terdapat

perang yang sangat besar ( perang Ridda ). Dan menewaskan para hafish yang
signifikan. Hal ini membuat Umar bin khatab sangat khawatir, ia menyuruh Abu
Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al- Qur’an.
Al- Qur’an yang pada saat itu tersebar kepada para sahabat Abu Bakar. Abu
Bakar menyuruh Zaid bin Zabit untuk mengkordinir. Setelah selesai, yang
menyimpan mushaf tersebut adalah Abu Bakar.

Pada masa Usman bin Affan terdapat keragaman dalam membaca Al- Qur’an,
yang menyebabkan adanya perbedaan dialek antara suku-suku yang berbeda-beda.
Usman bin Affan khawatir dengan perbedaan tersebut, ia ingin menyalin dan
membukukan Al-Qur’an atau menjadikan mushaf. Dalam melakukan pembukuan ini
Usman bin Affan menyuruh Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash,
Abdulrahman bin Al-harisi bin hysam. Hingga pada saat ini Al- Qur’an yang kita
pakai adalah hasil dari transformasi pada zaman Usman bin Affan.
Sehingga tidak lagi terjadi perbedaan pembacaaan Al- Qur’an

maka Al-

Qur’an diberi harakat. Pemberian harakat ini dilakukan karena banyak orang yang
masuk islam tidak paham dengan Al- Qur’an berbeda dengan orang arab yang sudah
mengenal Al- Qur’an, ang memberikan harakat pada Al- Qur’an

adalah Abu Al-

aswan Adwali namun belum sempurna sehingga disempurnakan oleh Nashir bin
Ashim dan Yahya bin Ya’mar.
4. Isi Pokok Ajaran Al-Qur’an
Al- Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW yang mengandung petujuk-petunjukbagi umat manusia. Al- Qur’an diturunkan
untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Al- Qur’an tidak hanya diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu
abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa. oleh karena itu,
luas ajaran-ajarannya sama dengan luasnya umat manusia.

Begitu luasnya objek ssasaran Al- Qur’an secara garis besar, pokok-pokok isi
Al- Qur’an itu meliputi :
a.

Masalah akidah

b. Masalah ibadah

c. Masalah mu’amalah
d. Masalah akhlak
e. Masalah hokum
f. Masalah hokum
g. Masalah sejarah
h. Masalah sains

5. Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Al-Qur’an
Adapun fungsi dan tujuan Al- Qur’an diturunkan sebagai berikut
a. Sebagai petunjuk manusia
Sudah tidak diragukan lagi bahwa Al- Qur’an memberikan petunjuk dalam
persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak. Dan Allah SWT telah menugaskan
Rasul SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap.
b. Sumber pokok ajaran Islam
Allah SWT telah menjelaskan dengan firmannya, antara lain :
QS :Al-An’am:38. Artinya :

“ Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah
Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan “
Sudah tidak disangkal lagi bahwa didalam Al- Qur’an Allah telah
menerangkansegala sesuatu yang diperlukan manusia, baik didunia maupun di
akhirat.

Di dalam Al- Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan kaidah-kaidah syari’at
serta hokum-hukumnya yang cocok untuk diterapkan didalam disegala zaman dan
tempat, serta diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Tidak dibatasi untuk suatu
golongan atau suatu bangsa saja.
Dan didalam Al- Qur’an, Allah menerangkan hukumyang menyeluruh
( kully ), akidah yang tegas, dalil atau hujjah yang kuatdan akuratuntuk menyatakan
kebenaran agama Islam. Karena itulah, maka Al- Qur’an dapat berlaku sepanjang
zaman, hokum-hukumnya yang menyeluruh terus dijadikan sumber hokum bagi
hokum-hukum yang lain.
c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia
Di dalam Al- Qur’an , banyak terdapat kisah para Nabi atau Rasul
beserta umatnya. Ada yang mengungkapkan kebaikan-kebaikannya yaitu kepatuhan
dan ketaatan umat kepada Rasulnya, dan ada yang mengungkapkan keburukankeburukannya yaitu keingkarandan kesembongan umat kepada Rasulnya.
Kesemuanya itu merupakan peringatan an pelajaran bagi kita. Kisahkisah dalam Al- Qur’an

tidak hanya dimaksudkan untk menguraikan sejarah,

melainkan yang terpenting ialah menggambarkan bagaimana cara yang ditempuholeh
para Nabidan Rasul terdahuludalam mengembangkan dan menyeru kepada
kebenaran.
Dan bagaimana tantangan dan penderitaan yang mereka hadapi yang
merupakan peringatan dan pelajaranyang sangat berharga bagi para penegak agama
yang membawa kebenaran yang hakiki.
Adapun kedudukan Al- Qur’an dalam Islam
Bagi umat islam bahwa Al- Qur’an adalah sumber yang asasi bagi
syari’at ( hokum) islam. Dari Al- Qur’an
cabang-cabangnya digali.

lah dasar-dasar hokum islam beserta

Agama islam, agama yang dianut oleh ratusan juta jiwa diseluruh
dunia merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya didunia
dan di akhirat kelak.
Agama islam datang dengan Al- Qur’an membuka lebar-lebar mata
manusia, agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka dipentas
bumi ini. Dan juga mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga mereka tidak
menduga bahwa hdup merekahanya dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan
kematian.
Al- Qur’an

mengajak mereka berpikir tentang kekuasaan Allah,

untuk mencapai kebahagiaan hidup diakhirat kelak manusia memerlukan peraturanperaturan untuk mencapaihal tersebut.
d. Peranan dan Fungsi Al Qur’an
Berikut ini beberapa fungsi al qur’an dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya
1) Al-Qur’an sebagai Kalamullah
Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab
Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam
dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam induk AlKitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam
bahasa kaumnya (bahasa Arab).
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah suatu ilmu
yang dikhususkan untuk mereka. Kumpulan wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW disebut al Qur’an, yang merupakan pembawa rahmat bagi alam
semesta dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya.

Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau
menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
2) Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-Sunnah, dan
Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda Rasulullah
Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil pemikiran para ulama
mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga
fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan ilmu
(Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak tabir
alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33),
mengabarkan prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau
gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S
Al-Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. AlAn’am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. AnNaml:88) dan masih sangat banyak lagi.

3) Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Dalam Bahasa Arabmukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah,
kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan kelemahan.
Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah,
tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi
situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa
dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang
dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir
tersebut. Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai
puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya bahasa
tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada pada zaman itu.

Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas lainnya
yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt. dengan segala
kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan misalnya,
dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa Al-Quran adalah firmanfirman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad
saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632
M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14;
QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang
kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi
Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan
keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian
dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen,
dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari
Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya.
4) Al Quran sebagai Pedoman Hidup
Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok
serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan
Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan
seperti:beribadah langsung kepada Allah Swt, berkeluarga, bermasyarakat,
berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan pengajaran, pidana, dan aspekaspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. Dijamin dapat berlaku dan dapat
sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut
dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata nilai itu
dipandang Al Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa. Melaksanakannya dinilai
ibadah, memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan suci, mati karenanya dinilai

sebagai mati syahid, hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian
yang tinggi, dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.
5) Al-Quran sebagai Korektor
Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan
yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai
tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt.
Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum,
prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap
kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)
Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84)
Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)
Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya.

e. Pendekatan Memahami Al Qur’an
Dalam upaya menggali dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an,
terdapat dua term atau istilah, yakni Tafsir dan Takwil. Imam al-Alusi berpendapat,
bahwa menurutnya tafsir adalah pejelasan makna Al Qur’an yang zahir (nyata),
sedangkan takwil adalah penjelasan para ulama dari ayat yang maknanya tersirat,
serta rahasia-rahasia ketuhanan yang terkandung dalam ayat Al Qur’an. Dapat juga
dipahami bahwa Takwil mempunyai beberapa arti yang mendalam, yaitu berupa
pengertian-pengertian tersirat yang di istinbathkan (diproses) dari ayat-ayat Al
Qur’an, yang memerlukan perenungan dan pemikiran serta merupakan sarana
membuka tabir. Apabila mendapati ayat yang mempunyai kemungkinan beberapa
pengertian, para mufassir menentukan pengertian yang lebih kuat, lebih jelas dan
gamblang. Namun, hal tersebut sifatnya tidak pasti, sebab kalau makna atau arti
tersebut dipastikan berarti mufasir tersebut telah menguasai Al Qur’an, sedangkan hal
tesebut tidak dibenarkan sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur;an (Q.S Ali Imran :
7).

‫ك ٱللكتب منله هءايت محلك همت هم م‬
‫ل ع هل هيل ه‬
‫هموه ٱل نذ بيي هأنهز ه‬
‫مت ه ه‬
‫تت‬
‫ب وهأ م ه‬
‫نأ م‬
‫خمر م‬
‫ه ت‬
‫به ه ب م ه ت م‬
‫م ٱللك بت ه ب‬
‫شب بهه ت‬
‫ن‬
‫ه‬
‫ما ت ه ه‬
‫فتلن هةب وهٱبلت بهغاهء ت هتتألبويل بهبۦت‬
‫ه ٱبلت بهغاهء ٱلل ب‬
‫ه ب‬
‫ما ٱل ن ب‬
‫ن بفي قمملوب بهبمل هزيلتغ فهي هت نب بمعو ه‬
‫منل م‬
‫شب ه ه‬
‫ن ه‬
‫فهأ ن‬
‫ذي ه‬
‫ن بفي ٱللعبللم ب ي ه م‬
‫س م‬
‫متنل ب‬
‫عنتد ب‬
‫هۥۥ إ بنل ٱلل ن ههه وهٱلهنر ب‬
‫قوملو ه‬
‫خو ه‬
‫مننا ب بهبۦ ك متلل م‬
‫ن هءا ه‬
‫م ت هألبويل ه م‬
‫ما ي هعلل ه م‬
‫وه ه‬
‫ه‬
‫م‬
٧‫ب‬
‫هرب من هاه وه ه‬
‫ما ي هذ نك نمر إ بنل أواملوا ا ٱللأللب ه ب‬
Artinya : “ Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara
(isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur´an dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta
´wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta´wilnya melainkan Allah. Dan orangorang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil
pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal “
Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil tidak terdapat perbedaan
yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk menggali, mengkaji dan
memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an guna dijadikan sebagai pedoman dan
rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai macam persoalan dalam kehidupan di
dunia.
Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al Qur’an, obyek yang
dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah, maka dalam
konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai
kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-hukum
syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali yang amat kuat
dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia ataupun di
akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala ilmu agama,
sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat dibutuhkan oleh
manusia.
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode menafisirkan Al Qur’an dan
pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran Al Qur’an, pembahasan yang
berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat Al Qur’an disebut
Metodik, sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan tafsir tersebut
dinamakan teknik atau seni penafsiran. Metode penafsiran Al Qur’an, secara garis
besar dibagi dalam empat macam metode, namun hal tersebut tergantung pada sudut
pandang tertentu :
1) Metode penafsiran ditinjau dari cara penjelasannya.

2) Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan penjelasan.
3) Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.
4) Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-ayat
yang ditafsirkan.
Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab semua
persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat ini seakanakan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga belum mampu menjawab
semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru ini adalah akibat dari
”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami dan menafsirkan ayat Al
Qur’an. Metodologi tafsir Al Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji,
memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an.
Metode tafsir yang adapun sangat beragam model, bentuk dan pendekatannya.
suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami
macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada dengan berbagai macam
pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur’an semakin
hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang berkembang
begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah
yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua umat Islam.
a.

Ulumul Qur’an

Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri
dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari
kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al
Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah
ilmu yang berhubungan dengan Al Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al
Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di
dalamnya.
Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya,
adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang
berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya
dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmuilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di
dalamnya.

Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat AlQur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh
dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang
ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan
dengan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin
ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan
untuk membenahi Al Qur’an dari segi keberadaanya dan segi pemahamanya.
b.Tafsir Al-Qur'an
Tafsir Al Qur’an Adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan
yang bersangkutan dengan Al Qur'an dan isinya. Berfungsi sebagai mubayyin,
menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat
yang tidak dipahami dan samar artinya. Tafsir berasal dari kata al-fusru yang
mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan menyingkap sesuatu).
Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Al-Hafizh As-Suyuthi dari AlImam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan
hikmah dan hukum-hukumnya.
1) Perkembangan ilmu Tafsir
Ilmu tafsir Al Qur'an terus mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan
zaman. Perkembangan ini merupakan suatu keharusan agar Al Qur'an dapat bermakna
bagi umat Islam. Pada perkembangan terbaru mulai diadopsi metode-metode baru
guna memenuhi tujuan tersebut. Dengan mengambil beberapa metode dalam ilmu
filsafat yang digunakan untuk membaca teks Al Qur'an maka dihasilkanlah cara-cara
baru dalam memaknai Al Qur'an. Di antara metode-metode tersebut yang cukup
populer antara lain adalah Metode Tafsir Hermeneutika dan Metode Tafsir Semiotika.
2) Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir
a) ia Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata
AlQur'an. Mujahid rah.a., berkata, "Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhirat, tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al Qur'an
tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu

lughat tidak cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai
arti. Jadi hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat
terjadi, yang dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda.
b) Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena
sedikit saja i'rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata
tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang i'rab hanya di dapat dalam
ilmu nahwu.
c) Sharaf (perubahan bentuk kata) sama halnya dengan ilmu nahwu, ilmu
sharaf pun juga penting, karena sedikit saja beda hurufnya maka akaan
dapat mengubah arti, karenanya ilmu sharaf dan ilmu nahwu sangat
berkaitan erat.
d) Asbabun Nuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang latar
belakang turunnya suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang
menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat
diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat.
Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya. Seringkali
peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu,
bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya
suatu ayat. Atau bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang turun beberapa
kali, dengan motivasi kejadian yang berbeda. Dan masih banyak lagi
ilmu-ilmu yang lainnya.

C. Simpulan
Para ulama berbeda pendapat, mengenai pengucapan kata Al-Quran dari sisi
derivasi (isytiqaq), cara melafalkan apakah memakai hamzah atau tidak, dan apakah
Al-Quran kata sifat atau kata jadian. Para ulama yang mengatakan cara melafalkan
dengan hamzah terpecah dalam dua pendapat. Para ulama yang mengatakan bahwa
cara melafalkan Al-Quran tidak dengan menggunakan hamzah pun terpecah dalam
dua kelompok.Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab , yaitu qaraa-yaqrauquraanan yang berarti bacaan.Menurut Manna’ Al-Qhattan, Al-Quran secara istilah :
Artinya : kitab Allah yang diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang
membacanya memperoleh pahala

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
MUSHAF, L. P. (2010). AL QUR'AN DAN TERJEMAHNYA. BANDUNG: CV
PENERBIT DIPONOGORO.Hal-17-19
MUSHAF, L. P. (2010). AL QUR'AN DAN TERJEMAHNYA. BANDUNG: CV
PENERBIT DIPONOGORO.Hal-24-47

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BIMETAL (STAINLESS STEEL A 240 Type 304 DAN CARBON STEEL A 516 Grade 70) DENGAN ELEKTRODA E 309-16

10 133 86

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59