T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word of Mouth di Kota Salatiga

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA
(Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth
Di Kota Salatiga)
Hari/Tanggal : Sabtu 15 Juli 2017
Waktu

: 12.00 WIB

Tempat

: Tegal Rejo, Agromulyo, Salatiga

Informan

: Addy Marsanto Ketua Komunitas SSV

Keterangan
P : Pewawancara

I : Informan
P : Oke mas Adi disini aku punya sekitar 14 pertanyaan yang bakal aku tanyain
terkait tentang dunia vaporizer, pertanyaan pertama itu gimanasih proses
terbentuknya komunitas vaporizer di Salatiga?
I : Awalnya itu kita vaporizer Salatiga yang namanya, kita beri nama Salatiga Super
Vape kita berasal dari sebenernya temen nongkrong, sebenernya kayak temen
ngevape temen nongkrong dari awalnya, jadi kita tu, sebenernya seperti saya, saya
nongkrongnya di vape store A, B, C, dulu kan ada namanya gap gapan ya, jadi kita
saling gak nyapa karena kamu nongkrongnya di vapestore A, aku di B, akhirnya
saya sama mas Bendot punya inisiatif gimana kalo kita bentuk namanya komunitas
vape Salatiga. Nah dari 2 orang saya dan mas Bendot akhirnya kita muter dari
vapesotre A B C D E F itu dulu kita door to door ke mereka kita minta kritik dan
saran bagaimana kalo kita bikin komunitas, akhirnya mereka support, support lah
komunitas kita, ada 1 namanya mas Dedi itu dari Salatiga Vape dia bener bener
support seratus persen, entah itu dari tenaga, dari e apa ya finansial dan semuanya
dia support akhirnya terbentuklah SSV. Pertama kita kumpul itu kalo nggak salah

61

tanggal 14 Agustus 2016, kita pertama kali kumpul itu di Godhong Pring dan

kebetulan hari pertama event pertama kumpul atau kopdar lah, itu kita menemukan,
o inilah ternyata vapor tidak direspect tidak dikasih tempat sama masyarakat, disitu
kita baru merasakan karena kita kan selama ini nongkrongnya di vapestore jadikan
pasti diterimakan, nah setelah di Godhong Pring itu kita baru merasakan, oya bener
ternyata orang itu sama vapor itu nggak seneng, karena kenapa ya mungkin itu tadi
asapnya banyak dan sebagainya. Nah itu kopdar pertama kita atau event pertama
kita di Godhong Pring itu secara nggak langsung kita diusir, dengan alasan
mengganggu, satu, kedua bikin tamunya pada pergi karena asapnya banyak, itulah
kesan pertama. Nah setelah itu sekitar satu bulanan, karena kebetulan saya punya
temen kuliah Mas Pii yang punya Waroeng Lawas dulu, saya WA dia, akhirnya
saya tanya-tanya kamu punya tempat nggak boleh nggak tak pake buat kopdar dan
lain sebagainya, akhirnya saya ketemu Mas Pii, akhirnya dia menyetujui, aku
dikasih tempat, dipake free, timbal baliknya feedbacknya ke Waroeng Lawas cuma
kita pesen minum atau pesen makan, nah itulah awalnya terbentuk dari SSV Itu,
jadi dari awal yang pahit akhirnya kita berubah manis gitu.
P : Iya, tapi lebih ininya berarti dari komunitas dulu gitu ya.
I : Iya, dari gap-gapanlah, awalnya kan kita e saya terus terang nongkrongnya di
vapestore A mas Bendot itu nongkrongnya di vapestore B. Cuma kita temen akrab
cuma nongkrongnya beda, dulukan gakmau kumpul bareng gitukan akhirnya yok
bikin bareng yok, akhirnya ya itu efek bagusnya berdirinya SSV ini adalah saya yg

biasanya nongkrong di vapestore A sekarang mau nongkrong di B, karena sudah
kenal, dulu kan mau masuk malu wah nggak kenal ek nggak kenal ek. Nah efeknya
cuma itu doang sih mas, awalnya.
P : Terus untuk yang kedua ni mas, bagaimana sih sebenernya struktur organisasi
komunitas vapor di Salatiga semenjak tanggal 14 Agustus itukan ada kopdar, udah
ketemu, mungkin ada proses pemilihan ketua atau yang lain lain, tapi untuk struktur
organisasinya yang jelas itu seperti apa?

62

I : Nah kalau untuk SSV, itu kalau saya bilang belum terbentuk sampai saat ini itu
fifty fifty ya mas karena untuk saat ini itu cuma ada 3 pengurus yang aktif, dalam
artian saya, e mas Bendot itu sama mas Dedi. Dulu kita punya prinsip kalau kita
terlalu banyak pengurus dikomunitas seperti ini pasti komunitasnya nggak bisa
berjalan karena jadi saling tunggu mas, jadi saling tunggu dalam artian gini, yok
kita bikin event A, aku mau berjalan, kamu bisanya kapan, kamu bisanya kapan,
nggak bisa, nggak bisa kan akhirnya nggak bisa berjalan, nah dengan kita
mempersempit kepengurusan, dengan ketua pengurus dan bendahara, akhirnya kita
berjalan, dalam artian seperti ini, peng dimana peng, aku nunggu si A, oke nunggu
si A, aku B, aku C, akhirnya kita bisa berjalan, jadi gak saling tunggu. Nah ternyata

kepengurusan yang kita bikin persempit atau kita bikin minim itu akhirnya berjalan
dengan baik. Nah dibawah SSV ini, dengan struktur yang semakin berkembang
komunitas vapor itu akhirnya kita punya ada apa ya ada cabang gitulah kasarannya,
kita ada paguyuban bakul vapor terus 3 itu, dibawah SSV itu.
P : Tapi kalo mas Adi kan ketuanya, mas Bendot itu apa?
I : Kalau mas Bendot itu sekretaris, kalo mas Dedi itu merangkap, e apa ya seperti
pencari sponsor, nah sebagai humas, karena kan dia yang punya lebih banyak
channel dalam liquid dan lain sebagainya gitu.
P : Oh gitu, terus kalau dibawahnya itu ada paguyuban bakul. Terus kalau misalnya
dari awal sampai sekarang mungkin kalau yang tadi udah dapet yang pait-pait,
mungkin ada gak visi misi yang sebenernya jelas kita bikin vaporizer apa namanya
Salatiga Super Vaping?
I : O gini mas, sebenernya dari awal kita pengen nunjukan kalo vapor itu sehat,
lebih sehat dari rokok kenapa saya bilang seperti itu? Banyak orang berasumsi
bahwa vapor itu berbahaya, padahal tidak, karena mereka belum tau dan tidak tau
dan tidak mau tau, kenapa tidak mau tau, rokok itu yang bikin kita sakit adalah
tarnya, bukan nikotinnya, nah di liquid vapor ini itu tidak ada kandungan tarnya,
gitu, ada orang dulu kan pernah bilang, ada dokter yang bercerita kalau dia juga
pengguna vapor, setelah dua tahun dia menggunakan vapor, dia apa namanya, dia


63

cek paru-paru dia dia rontgen, kebetulan dia bersih, padahal sebelum dia berhenti
merokok itu paru-parunya rusak, jadi hitam-hitam, entah itu benar atau tidak karena
belum ada bukti, aku sendiri juga belum lihat, tapi aku merasakan adalah seperti
ini, satu setelah saya ngevape sekitar tiga tahun ini setelah bangun tidur saya
merasakan lebih enak, satu, kedua, dilingkungan khususnya dikeluarga mereka
menerima dengan baik, contoh anak-anak, mungkin sering ya lihat kalau kita
merokok bau dan sebagainya, e kalau vape ini kan enggak, diakan sekedar uap,
kalau kena muka ajakan dinginkan, baunya lebih enak, ketiga, kita jelas sulitnya
satu Cuma kita pas dilingkup umum, asap kan sebenernya Cuma asap kan, kalau
untuk saat ini tujuan saya vapeing adalah mengenalkan vapor itu adalah sehat
pengganti rokok, karena rata-rata perokok yang sudah menggunakan vapor itu lepas
dari rokok, hampir 75 persen itu lepas dari rokok dan tidak akan kembali merokok.
P : Jadi tujuannya, e bisa dibilang visi dan misinya itu untuk mensosialisasikan
kalau vapor lebih sehat?
I : Dan kita pengen intinya tu berusaha melegalkan, pokoknya itu, kita
kampanyekan biar vapor itu bisa dianggap legal.
P : Jadi, supaya bisa dilegalkan dibikin campaign kalau vapor lebih sehat?
I : Iya seperti itu, kalau kan seperti waktu kita kopdar, ketemuan saya selalu

mendatangkan narasumber, kemaren kebetulan kita ada terakhir itu mendatangkan
seorang dokter juga dia juga suka ngevape dia juga sering ngevape biar dia ngasih
tau ke kita intinya adalah emang kandungan vapor di liquid yang bener-bener liquid
aku bilang itu emang nggak ada tarnya, karena yang bikin sakit ketika ngerokok
adalah tar bukan nikotin. Saya selalu mendatangkan narasumber, edukasi edukasi.
P : Ke vapernya, supaya mungkin kalau dia lagi share ke temennya,
I : Nah minimal dia tau, dan kita edukasi o mungkin narasumbernya bener, ketika
dia di rumah atau di kampus atau ada orang tanya gini gini gini dia bisa menjelaskan
tapi jawabannya adalah sesuai kesehatan, nggak asal ngomong tidak ada
buktinyalah.

64

P : Wah keren keren, terus kalo misalnya sosialisasi yang dilakukan komunitas
terhadap masyarakat selama ini tu dari tahun 2016 sampai sekarang itu ada apa aja?
I : Oh jadi gini, yang jelas kita sosialisasinya adalah campaign, kedua dengan cara
kita bakti sosial ketiga kita bikin vapemeet, vapemeet itu untuk umum ya mas jadi
tidak hanya sekedar pengguna vapor, keempat kita bikin expo, karena expo itu
menarik orang, entah dia pemakai atau tidak dia penasaran pasti datang, entah
tujuan awalnya dia pengen liat-liat tapi dengan expo itu minimal dia jadi teredukasi

kan pasti kita bikin pamflet, pasti dia membacalah seperti itu.
P : Terus kalo event yang udah diselenggarakan?
I : Ini kalau kita sudah 3x bikin event, event kecil kecilannya itu ada, event besar
itu kita ada lomba. Pertama itu kita ada event pertama itu di cafe Lotus itu yg dateng
dari Jogjlo Semar itu dateng semua terus yang kedua itu di Waroeng Lawas itu kita
datangkan bintang tamu dari Solo namanya mas Andre sama mas Vincent. Terus
yang ketiga kita bikin event baru aja tanggal 1 kemaren, itu Joglo Semar di S3 vape,
itu joglo semar juga.
P : Terus kalo misalnya event yang udah diikutin sama SSV itu ada apa aja?
I : Banyak, satu itu ada Vape Island di Solo itu anniversary di Solo, terus invex di
Jogja, terus Java Vape Culture di Madiun terus kemaren Horok Vape di Boyolali
terus kemaren acara terakhir Semarang Vape Expo.
P : Lumayan banyak juga ya, terus abis itu menurut mas Adi sebagai ketua SSV
ngeliat masyarakat ke vapor sendiri e dari apa namanya minatnya ke vape itu
minatnya masyarakat Salatiga gimana?
I : Kalau minat masyarakat Salatiga saya kira cukup tinggi mas kenapa saya bilang
cukup tinggi, karena ternyata kebutuhan vapor itu meningkat seperti jenis liquid
sekarang tambah untuk vapestore juga bertambah, itukan karena minatnya terlalu
tinggi yakan kalau minat warga Salatiga kurang tentang vapor ini gak mungkin ada
berdirinya vapestore sampai sekarang yang terdaftar ada 20an lebih, yakan, itukan

mereka menuruti daya belinya, kalau nggak ada daya beli yang tinggi mereka ndak

65

mungkin menuruti bikin vapestore, nah seperti itu karena ada peluang bisnis itu jadi
mereka bikin vapestore. Banyak vapestore baru mereka itu berawal cuma bisnis aja,
jadi mereka bukan pengguna, jadi mereka cuma mementingkan bisnis aja, nah
kesalahannya adalah ketika mereka bikin vapestore mereka bukan pengguna adalah
mereka sulit mencari coustemer, karena mereka ndak punya komunitas, ndak punya
kenalan, sulitnya disitu akhirnya dengan cara ya itu tadi mempekerjakan temanteman yang menggunakan vape.
P : Tapi kalau untuk masyarakatnya?
I : Bagus, saya bilang amat sangat bagus, peluang bisnisnya pun oke.
P : Terus kalau misalnya dalam acara penyelenggaraan komunitas ada nggak peran
perusahaan atau vapestore dalam mendukung acara tersebut?
I : Selalu ada, pasti ada, entah itu dalam bentuk fresh money, atau potongan
pembelanjaan pasti ada.
P: Tapi kadang lebih banyak dimana mas?
I : e saya bilang beda beda mas, karena gini setiap vapestore itu beda beda mas.
Seperti gini saya kasih contoh vapestore A dia ngasih barang nanti saya datang ke
vapestore B dia ngasih fresh money, jadi saya nggak bisa bilang yang mana, tapi

biasanya setiap event yang dulu selalu saya bikin, kalo dijadiin nominal ya dari
barang sampai uang itu kalau saya jumlah itu minimal sekitar 5jutaan dari vapetore
itu, kontribusi mereka itu sekitar 5 juta.
P : Tapi kalo yang untuk ngasih ke komunitas itu misalnya dari liquid dari vapestore
ada juga?
I : Oh ada, itu ketika kita mengadakan event dalam perlombaan, tapi kalo kita cuma
mengadakan vapemeet itu mereka nggak ngasih.
P : Jadi dari vapestore ngasihnya tapi kalo dari produsernya belum?

66

I : Nggak nggak kalo dari distributornya nggak ngasih, karena itu ada prosesnya
mas kayak kalo kita ngajuin proposal sponsor harus ada proposal harus ada lika
likunya gimana gitu nggak.
P : Terus abis itu kalau misalnya bentuk campur tangan perusahaan kalau dalam
mendukung acara yang diselenggarakan itu berarti tadi yang tadi tapi itu semua ada.
Bagaimana proses pemasaran vapestore dalam acara yang diselenggarakan? Kalau
udah gabung nih mas jadi udah ngasih doorprize atau buka booth atau gimana?
I : Jadi tergantung mas acaranya, satu ketika skalanya vapemeet, kalau skalanya
vapemeet adalah kita setiap ada acara pasti ada MC, kita disitu juga

memperkenalkan ini hadiahnya dipersembahkan dari A, hadiah dipersembahkan
dari B, sounding MC boleh, kalo nggak nanti di selebaran kan kita suka kalo setiap
kita promo di FB atau apa nanti ditulis nanti doorprize dipersembahkan oleh ini,
jadi kayak sekedar iklan ya.
P : Oh. Di undangan atau di posternya.
I : Nah gitu.
P : Kalau pemasaran fisik itu di vapemeet itu tidak ada?
I : Tidak ada kalau pemasaran di vapemeet itu hampir tidak pernah saya bilang
disitu cuma ajang promosi aja jadi jual beli kembali ke vapestore masing masing
kecuali di expo, kalau expo kan bikin booth ya jadi mereka bisa jualan di tempat,
tapi biasanya ketika di expo itu mereka bikin diskon sekitar 10-25%.
P : Oh jualan di tempat plus diskon 10-25% gitu ya.
I : Ya, sekitar segitu, entah itu device entah itu liquid itu pasti ada.
P : Terus abis itu kalau misalnya kerja sama antara perusahaan atau vapestore diluar
event yang diselenggarakan ada gak mas?
I : Ada sih mas khususnya saya bilang untuk kepengurusan ya mas, seperti saya
saya merasakan enak, contohnya seperti ini ketika saya belum berdiri dengan
komunitas ini, saya datang agak malu-malu, sekarang datang dengan Pdnya, wah

67


pak peng opo? Beli liquid ah, ndak mau dibayar, nah itu kan dapet keuntungan
jugakan, feedbacknya kayak gitu jugakan, entah dimana buat saya sendiri saya
merasakan itu gitu lho, nah enaknya lagi itu kalau buat anggota SSV, satu mereka
mendapat jaringan lebih mudah mendapatkan dan harganyapun kalau buat anakanak SSV mungkin dikasih keringanan entah biasanya berapa kita potong 5000
10000 itu mesti mereka dapet potongan, tapi bukan saya yang menentukan
potongan tapi dari mereka sendiri, tapi paling misalnya dia beli ini ini ini harganya
165, wes bayarnya 150 wae, nah itu lho.
P : Jadi kayak harga temenlah ya.
I : Nah harga temen cuma nggak ditulis nggak tersurat, tapi kalo keuntungan buat
saya sendiri, wah keuntungan buat saya sendiri enak banget mas lho jujur ini, saya
sejak berdiri SSV ini hampir jarang saya beli liquid beli kawat jarang saya lha setiap
dateng mau dibayar ndak mau padahal saya sendiri kan nggak enak ya cuma ya
bagaimana, pernah istri saya yang taksuruh mah belikke liquid, karena nggak enak
kan nggak mau dibayar, kan ada rasa rikuh pekewuh, kalo dalam hati saya seneng
tapi kan ada rasa ndak enak.
P : Cuman kalo kerjasama yang kayak dari perusahaan yang ada keuntungan
dikedua pihak gitu misalnya untuk e publikasiin produk kita atau vapestore kita di
setiap event atau sosialisasi ada?
I : O gini, ada, adanya seperti ini ketika kita ngikuti lomba di luar kota biasanya kan
kita itu punya kaos di event itu, misalnya kaosnya dari A, jadi ada lambang
vapestorenya dia tapi tetep SSV, depannya SSV tapi belakangnya lambangnya dari
dia, jadikan kita juga ikut memperkenalkan vapestore dia keluar, gitu.
P : Berarti proses pemasaran dari liquid kek atau vapestrore ini mungkin
sponsorship aja. Terus abis itu, jadi pernah nggak atas nama A satu doang gitu kan
dia atas nama produk dia kopdar, ada nggak atas nama satu komunitas misalnya
komunitas apa ya mereknya, ditunggangi sama?
I : Belum ada, untuk saat ini belum ada .

68

P : Belum ada ya, berarti kalau misalnya pemasarannya dilakukan sponsorship,
endorsement gitu?
I : Iya gitu.
P : O oke oke. Kalo ini mas, kan tadi ada misalnya e campaign, bakti sosial, gitu ya
sebenernya pesennya itu apa sih yang paling menonjol?
I : Kalau aku bilang e kita itu pengen stop smoking start vaping. Itu aja karena
pengen dilegalkan kita kan punya e icon diluar stop smoking start vaping karena
kita merasa vaping lebih sehat buat kita, nah aku pengennya buat orang-orang itu
tau kalo vaping itu lebih sehat dari merokok.
P : Jadi sebenernya pesannya dari SSV itu lebih ke kesehatannya ya. Terus abis itu,
media yang selalu digunakan oleh komunitas, mungkin yang mendominasi?
I : Untuk saat ini Facebook.
P : Jadi media online.
I : Media online, karena lebih banyak pembacanya kan, publiknya lebih banyak.
P : O di Facebook lebih banyak ya, kalo media sosial lain ada nggak mas?
I : Em paling ya IG, ya untuk semua media sosial lah mas kita pake.
P : Jadi paling utama Facebook terus Instagram ya.
I : Iya, iya.
P : Kalau media yang offlinenya mas?
I : Paling kita flyer, spanduk kita jaranglah, flyer lebih ke flyer lebih mengena kalau
flyer karena pasti minimal orang bacalah, kalau spanduk kan orang angin lalu lewat.
P : Oke, dalam mensosialisasikan produk vaporizer di Salatiga pesen yang
mengarahkan masyarakat mengonsumsi brand vapor tertentu ada nggak?
I : Nggak ada mas, karena gini entah itu device entah itu liquid itu orang punya
lidah masing-masing punya selera masing-masing, nggak bisa di paksain, seperti

69

saya sendiri udah mengalami mungkin sama teman lain saya terlalu beda, saya
paling nggak suka liquid yang pasaran, saya paling nggak suka, ada orang bilang
masa beli liquid US ndak kuat mas? Bukan masalah ndak kuat, saya ndak suka
liquid liquid yang orang pake itu saya ndak suka, saya lebih suka jadi diri saya
sendiri, kalo orang, itu temen-temen SSV bilang sama saya adalah kalo saya paling
penggemar liquid sampah, lho serius mas, kenapa liquid sampah, liquid saya paling
aneh pasti lha saya ndak bisa bilang bikin orang seneng sama liquid saya atau sama
device saya itu ndak bisa, itu selera seperti mase pake HP, ada yang ngejar Cuma
ke aplikasinya atau ke kameranya dan sebagainya kan ndak bisa kita suruh
kameranya bagus Samsung, ndak bagusan OPPO, padahal gitu kan, kalau masalah
itu kita nggak bisa menjanjikan orang beli A B itu ndak bisa jadi itu lebih ke selera
masing-masing.
P : Tapi kalo diarahin itu juga nggak pernah.
I : Nggak nggak nggak bisa mas nggak pernah hampir tidak pernah karena tidak
bisa, seperti e mungkin masnya juga ngevape kan mungkin saya bilang gini divice
kan banyak macem ada elektrikal ada mika untuk pengguna baru kan pakai
elektrikal dengan watt rendah, kita cuma menyarankan, nggak bisa mengarahkan
untuk ke device tertentu, nah kita hanya menyarankan misalnya baru belajar ya beli
elektrikal yang wattnya rendah, paling kita menyarankan gitu, kalau kita
menyarankan mas beli ini aja kan kita bukan jualan mas nggak bisa
P : Berarti komunitas visi misinya bukan memasarkan tertentu ya.
I : Menyarankan saja, seperti sekarang saya lihat kan banyak anak kecil SMP SMA
mereka pakai mika memang gagah kelihatannya, bagaimana bikin e apa ya kalo
orang jawa bilang mereka pakai mika belum pengalaman nanti mbledos dan
sebagainya kan mereka ndak tau mereka cuma keliatannya oh keren ya cuma gitu
doang ya, makanya yang saya lihat anak-anak seperti itu cuma bisa menyarankan
saja ya bolehlah pake cuma hati-hati aja karena kita nggak tau mas kapan ini
meletus kapan ini, lho jujur rata-rata yang pake meletus itu bukan orang yang
ajaran, malah rata-rata orang yang sudah suwi yang sudah profesional kenapa saya

70

bilang gitu karena mereka teledor merasa mereka sudah bisa yakan, kadang kala
ada hal kecil yang kita luput dari pandangan kita kan banyak bahaya, batrei lecet,
lepas sedikit itu bikin bahaya kan tambah panas, dari lilitan juga bikin bahaya
makanya kan kita menyarankan ajalah mas nggak bisa kita nyuruh orang untuk A
B itu nngak bisa hanya kasih saran aja, o tolonglah pakai ini, jangan sekedar gaya
gayaanlah inikan buat, ya emang ini kan buat gaya hidup, cumakan kalau belum
mampu jangan bikin gaya hidup, liquid aja 100ribu, coba bayangin anak sekolah
100ribu mas, lho serius berat pasti, pasti endingnya gimana, uang sekolah dipake,
lho itu pasti kenyataan makanya. karena kalo anak kecil beli di vapestore A pasti
dia nggak ijin orang tua, saya yakin ketika orang tua tau anak ditanya pasti akan
kembali ke vapestore, nah kita kan menghindari hal itu. Nah tapikan ada vapestore
1 bener tidak mau masuk ke komunitas kita karena dia punya prinsip itu uang
uangku sendiri ok aku beli beli sendiri wong anak beli ok ndak boleh, pernah aku
tegur dia punya prinsip gini, mas ini seandainya kita ke pasar vapestore itukan pasar
mas mosok anak anak kecil gakentuk teko mas, coba masnya ke pasar sana ada anak
kecil ndak ada ibukibuk ndak, sulit to mas jawab sama orang pemikiran kolot gitu,
lha akhirnya mereka sendiri yang lepas, nanti kalau ada teguran dari polisi lah atau
apa entah kita nggak mau tanggungjawab.
P : Biar jadi urusannya dia lah.
I : Lha ya sulit to mas dia jawabnya gitu ok masa pasar didatengin anak kecil nggak
boleh, gimana repot to mas kalo dijawab gitu, dia bawa uang ok masa gak mau,
yaowes repot.
P : Iya.
I : Tapi nggak bisa seperti itu, gitu lho, karena satu kena kena semua imbasnya kan
orang banyak.
P : Kalau yang dilihat mas Adi selama ini e proses pemasaran yang seperti apasih
yang didominasi sebenernya?
I : Kalo saya di Salatiga lebih ke gethok tular mas jadi mulut ke mulut promosinya
lebih ke mulut ke mulut, jadi seperti ini misalnya ada teman bertanya mas aku mau
71

beli liquid ini mas, kebetulan saya pernah nongkrong di A, oh sana ada, lebih laris
gitu mas daripada iklan di media sosial, lebih laris.
P : Getok tular tapi yang secara langsung gitu ya.
I : Secara langsung lebih cepet gitu mas kalo yang saya lihat.
P : Kalo dari komunitas sendiri ada nggak getok tular yang dilakukan sama
masyarakat?
I : O enggak sih, kalo untuk saat ini nggak ada mas untuk vapestore nggak cuma
kita ya menyarankan ada orang beli, mas liquidku nggak enak ni mas, yang enak
yang apa mas, o ini mas, o belinya dimana mas, sana, nah paling gitu gitu doang,
cuma gitu tok.
P : Jadi yang itukan secara individu aja ya mas.
I : Kalo yang komunitas cuma gitu aja mas, kalo yang kita promosi paling pas event
gitu doang.
P : Oke mas Adi aku kira cukup untuk wawancara yang kali ini, makasih banyak
ya mas udah dibantu, ntar kalo misal ada apa-apa lagi aku kontak mas Adi.
I : Nanti kalo butuh narasumber tentang liquid aku ada temen nanti tanya-tanya aja
sama dia.
P : Oke mas siap, makasih ya mas Adi.

72

Lampiran 2

TRANSKRIP WAWANCARA
(Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth
Di Kota Salatiga)
Hari/Tanggal : Jumat/ 14 Juli 2017
Waktu

: 19.00 WIB

Tempat

: Warung Lawas, Jl Patimura No. 92

Informan

: Titus Bara

Keterangan
P : Pewawancara
I : Informan
P : oke selamat malam mas Titus, disini aku ada beberapa pertanyaan, totalnya
ada 11 nanti aku akan tanya, dan mas Titus bisa langsung jawab aja. Pertanyaan
pertama, sejak kapan mas Titus menggunakan produk vaporizer itu sendiri?
I : saya menggunakan vaporizer ini dari 3 tahun yang lalu
P : terus habis itu, selama 3 tahun sampai sekarang itu punya brand yang tetap
dipakai terus gak entah untuk device atau liquid nya?
I : itu kalo kita pribadi, kalau pertama pakai pengennya upgrade terus, pasti
produknya beda-beda, device, batre, RDA, itu mereknya macem-macem, jadi kita
harus upgrade terus, apalagi liquidnya juga macem-macem, kita mau pengen rasa
apa-apa dan tergantung selera.
P : tapi untuk brand yang stay terus sama mas Titus tuh apa aja?
I : kalau sekarang ini, Asmodus Minikin sama RDA Skill
P : terus untuk liquidnya?
I : liquidnya yang fresh itu buat fruity nya naga ada mint nya, kalo creamy nya,
strawberry, vanilla, crepes.

73

P : terus motivasi utama mas Titus, buat apa sih sebenernya mengonsumsi
vaporizer?
I : kalau saya pribadi sih, awalnya saya dulu kan perokok, pengen berhenti
merokok terus ngevape, tapi ya itu, susah juga. Terus masuknya saya juga masuk
ke lifestyle atau gaya hidup.
P : gaya hidup yang seperti apa mas spesifiknya?
I : ya kalau saya bukan yang untuk gaya-gayaan, saya juga ngetrick, ada yang
dituju.
P : berarti unik juga ya karena ngetrick itu. Mas Titus ikut gabung gak sih sama
komunitas vaporizer salatiga?
I : gabung, itu namanya Salatiga Support Vaping “SSV” sama yang masuk trick
nya “PTS” Paguyuban Trickers Salatiga
P : oh gitu, dua-duanya gabung mas?
I : iya
P : terus alesannya gabung, untuk apa mas?
I : kalau yang SSV kalau diliat sendiri kan, dari semisal vaper, disini ada yang
ngevape, disana juga ada yang ngevape, kan gak kenal, kalau gabung acaranya
SSV kan kita jadi guyub, jadi satu, jadi kenal sama vaper-vaper di salatiga.
P : jadi ada komunikasi lah ya mas
I : iya, bisa sharing juga
P : lalu ada tambahan lagi nih mas, kira-kira sudah berapa kali ikut lomba atau
event? Sudah berapa prestasi yang mas Titus bikin di dunia vaporizer?
I : sejauh ini udah beberapa event, saya lupa. Di kalimantan 3 kali, waktu pertama
ikut yang trick. Puji Tuhan dapet juara 1, lalu event selanjutnya jadi juara favorit,
trick juga, yang kemarinnya gak dapet, trus yang kemarin disini juga dapet 1, trus
yang acara nasional “invex” Indonesia Vape Expo gak dapet, terus di eventnya
Solo kemarin belum dapet juga, sama di Semarang belum dapet.
P : berarti yang udah dapet di kalimantan sekali juara 1, juara favorit, terus sama
yang di Salatiga juara 1. Oke terus habis itu, dari vaporizer nya sendiri, mas Titus
tau dari mana tentang produknya vaporizer?
I : dulu pertama dari temen, disaranin ngevape aja daripada ngerokok, katanya
lebih murah. Trus coba coba, ya tergantung dari kita sendiri sih, pemakaian
liquidnya mau chain vape disedot terus kan cepet boros, kalo mau dijadikan
selingan juga bisa. Itu dari kita sendiri yang milih.

74

P : tapi yang jelas tau produk itu dari temen ya mas?
I : iya
P : terus habis itu, sepengamatannya mas Titus nih, selain dari temen, mungkin
ada media iklan apa aja yang pernah mas Titus lihat dalam proses pemasaran
vaporizer?
I : kalo iklan dari media sosial instagram, facebook, sama dari youtube
P : berarti media iklan yang berbayar dan kayak media massa seperti tv, radio,
koran itu belum ada?
I : belum ada
P : kalo lagi nongkrong, pernah ngajak temen, kerabat atau saudara untuk
berpaling ke vaporizer dari rokok konvensional?
I : itu udah banyak sih kalo temen, pasti diracunin buat mending ngevape aja
daripada ngerokok, kan ada juga baru-baru beritanya itu, rokok elektrik 97% lebih
baik daripada rokok konvensional
P : berarti alesannya karena dari sisi kesehatannya ya? Untuk beralih gitu ya?
I : iya
P : untuk proses pembelian produknya, lebih banyak didominasi lewat apa mas?
I : kalau saya seringnya beli langsung aja ke vape store, daripada online, kelamaan
nunggu, lebih baik mending langsung dapet barangnya
P : sekaligus bisa langsung lihat ya?
I : ya
P : mas Titus kan udah banyak prestasinya di dunia vape, di Kalimantan iya, di
Salatiga iya, nah pernah kerjasama dengan produk atau brand tertentu dalam
kegiatan pemasaran mereka?
I : nah, sampai sekarang itu, kalau di dunia vape itu endorse kan cuma sekali, kalo
saya itu sponsor, kita ada kerjasama sponsorin liquidnya itu, dikasih liquid
misalnya sebulan 4 atau 5, kita sebagai yang disponsori ngasih feedback buat
masarin dan bikin video sama liquidnya misalnya sebulan 2 kali atau 3 kali
P : jadi itu diposting secara online? Diposting dimana?
I : kalo aku di instagram
P : udah berapa produk?

75

I : yang di liquid itu? Kalo yang tetap, yang satu bikin liquid itu macem-macem
rasanya, kalo yang lainnya sih biasanya ngasih liquidnya random, kan ada yang
sponsorin dari vape store juga
P : kalau selain liquid misalnya device, pernah disponsorin?
I : kalau device belum, kalau kawat pernah.
P : berarti kalau kawatnya itu dari produsernya atau dari vape storenya mas?
I : kalau aku dapetnya dari vape store, dan dapet dari yang produser
P: berarti selain liquid juga ada vape store juga, jadi maksudnya ngiklan tapi lewat
instagram
I : iya
P : terus abis itu, tadi kan di instagram, pernah lihat dari luar mas Titus sendiri
misalnya diluar instagram, yang aktivitasnya sama, yang ngiklanin produk yang
berkaitan dengan vaporizer?
I : sejauh ini banyak sih, hampir semua media sosial iklannya banyak
P : biasanya itu didominasi sama orang yang suka ngetrick aja atau orang yang
followersnya banyak atau gimana?
I : kalau vaper sih kebanyakan misalnya ngetrick itu liquid, kan vaper ada yang
koil builder tuh bikin kawat, pasti yang sponsorinnya tukang kawatnya, terus ada
juga yang cloud chaser yang kebulnya banyak, panjang-panjangan itu juga hampir
sama kayak trick, tapi ya lebih mendominasi kalo vaper sih ke trick
P : jadi yang memang ngetricknya bagus, bisa ada potensi buat daya jualnya ntar
dia masukin kesitu. Oke mas terimakasih..

76

Lampiran 3

TRANSKRIP WAWANCARA
(Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth
Di Kota Salatiga)
Hari/Tanggal : Jumat/ 28 Juli 2017
Waktu

: 20.00 WIB

Tempat

: Jl Patimura No. 62

Informan

: Deddy

Keterangan
P : Pewawancara
I : Informan
P : Oke malam mas Deddy ada sekitar 12 pertanyaan yang aku akan tanyain k mas
Deddy seputar vapor di dalam kacamata bisnis dan usaha, jadi sebenernya pertama
kali buka usaha vaporizer ini alasan mas Deddy itu apa sih?
I : Dulu waktu pertama kali sekedar hobi, dulu kan cari vaporizer di Salatiga susah
belum ada toko, jadi dulu kalau mau order, ordernya by online. Selain lama juga
butuh banyak stok juga. Sebenernya pertama buat konsumsi pribadi, misalnya beli
liquid langsung 5 gitu ya buat konsumsi pribadi buat stok sendiri. Terus ada temen
juga yang barengan saya sama mas Adi, barengan. Akhirnya dari situ pengen nyoba
stok lebih banyak. Terus adalagi temen-yang minat nanya-nanya, itu apa sih itu kok
kaya rokok. Oh ini vaporizer.
P : Berarti alasannya sebenernya pertama dari hobi dan karena susah mendapatkan
barangnya ya mas. Terus abis itu baru mas Deddy akhirnya tertarik untuk buka
usahanya. Kalo proses perjalanan bisnisnya gimana mas, apa pernah pindah toko,
dsb?
I : Dulu aku berdua sama mas Adi. Mas Adi punya counter HP terus aku ada
barangnya dia juga sebenernya udah ada barangnya tapi gak komplit. Terus aku cari

77

barang yang lainnya terus aku titipin disana. Aku yang pegang pemasaran online
dia yang offline. Karena aku merasa kok aku Cuma kerjanya gini tok ya di rumah,
terus paling cuma bungkus terus kirim di JNE.
Terus aku mikir lagian kalau disana kan jauh. Terus aku mikir ada temen juga buka
cafe di Pancasila disitu aku coba tembusin tempat untuk apa ya, nyewa lapak, kecilkecilan buat aku sendiri istilahnya buat buka cabang. Biar aku yang jaga, jadi biar
seolah-olah sama-sama kerjanya, Mas Adi kerja di Tingkir, aku yang di Pancasila.
P : Oh gitu jadi sempet ada 2 vape store, tadinya di mas Adi kecil-kecilan aja,sama
mas Deddy di Pancasila nah berarti ini pindah dimana ni mas ?
I : Kalau ini di Sayangan jalan Patimura no. 62
P : Berarti riwayatnya ada dua toko dulu baru sekarang pindah kesini ya mas ?
P : Waktu itu pas masih dua toko namanya S3 Vape, karena emang yang bikin nama
aku. Terus mas Adi pengen buka sendiri, yaudah dia buka toko sendiri yang di
Tingkir itu, terus aku masih lanjut buka di Pancasila tapi sudah beda management.
Jadi udah sendiri-sendiri ownernya, pertamakali ownernya ada dua. Jadi mas Adi
ganti nama Vanila terus aku tetep S3. Karena temen-temen udah kenal aku di luar
Salatiga karena aku banyak ikut komunitas di Jogja, Semarang, area Joglosemar lah
P : Kalau sekarang ada cabangnya gak mas ?
I : kalau ini dari pancasila pindah kesini, belum sempet buka lagi. Tapi rencana
akan buka.
P : Oh gitu, Berarti kalau dari sudut pandang mas Deddy presiasi masyarakat
Salatiga untuk produk vaporizer gimana mas ?
I : Kalau dari awal sih banyak pro kontra, tapi setelah coba sendiri terus dari mulut
ke mulut juga dari temen, pakai, cobain, terus dia akhirnya beli terus dari temennya
lagi. Biasanya di komunitas seni, komunitas motor, komunitas pecinta bola, itu
cepat sekali. Jadi teman untuk tertarik antusias banyak sih. Nah sekarang gak kaya

78

dulu. Kalau dulu kita mau kenalin ke orang tu susah. Karena sudah semakin pesat
ya, dari karena sekarang di Facebook juga banyak, dari Instagram.
Bukan dari promosi toko ku sendiri tapi karena mereka tau dari artis di Instagram
ada fotonya make vapor. Mereka tertariknya dari situ. Terus akhirnya kesininya
banyak yang tertarik. Sekarang jadinya semakin banyak toko semakin banyak
pengguna
P : Oke erarti banyak konsumennya lah ya mas, sekarang kan sudah banyak toko,
mas Deddy istilahnya termasuk yang mempelopori buka Vape Store. sebelum mas
Adi buka vape store ada gak yang buka toko sebelum mas Deddy. Tapi secara fisik
ada counternya?
I : Belum ada, jadi emang pertama kali, sebenernya udah ada yang udah pakai jauh
lama, tapi dia cuma pengguna aja. Kalau untuk storenya sendiri ya yang pertama
kali aku sama mas Adi.
P : terus mas Deddy kan buka store, buka kantor buka toko ada onlinenya gak mas
? Proses penjualan untuk memasarkann produk vape store online itu ada apa aja
I : kalauu promosi online ya hampir tiap hari aku online untuk promosiin ini ada
barang baru ini ada liquid baru, terus kemarin barang-barang yang sudah habis aku
restok lagi. Terus oh ini ada baranag restock. Kalau offlinenya paling aku bikinbikin event, bikin turnamen-turnamen, datengin guest star
P : oh.. terus abis itu berarti ada online ada offline, dan offlinenya lebih banyak ke
event ya mas ?

I : kalau event gak banyak juga sih paling kalau event bikin paling nggak setahun 2
kali
P : Hmm.. Ok, kalau medianya yang lebih berpengaruh dalam proses penjualannya
baik offline atau online itu apa aja mas ?
I : Kalau medianya yang lebih berpengaruh dari online, karena dari awal aku
memang sudah pegang online, jadi online di Facebook dan Instagram

79

P : Oh facebook dan instagram, terus habis itu kalau ciri khas promosi yang beda
dari vape store lainnya?
I : Promosi hampir sama ya, yaa biasa aja sih gak ada ciri khas tertentu. Tapi paling
ciri khasnya aku selalu cantumin harga. Jadi kalau toko atau vape store lain dia
cuma kasih liat foto, kalau aku pasti tak kasih harga. Biar orang gak tanya-tanya
kadang kadang sudah dikasih hargapun orang masih nanya, karena orang sekarang
males baca. Dia cuma liat foto, dan biasanya aku kasih harga di fotonya itu, itu
masih tanya harga berapa? Naah gitu, aku kan.. ya..
P : Ha ha ha rada sebel ya mas
I : iya sebenernya kau kasih harga kan biar orang gak banyak tanya, karena dulu
sebelum tak kasih harga tiap hari pasti balesin orang, gak sempet, kalau orang harus
slow respond juga kan gak enak. Jadi tak kasih harga gitu. Ya jadi ciri khasnya aku

disitu sih. Dan deskripsinya pun jelas jadi mereka gak banyak tanya.
P : Kalau dalam proses pemasaran mas Deddy dan S3 pernah gak kerjasama sama
pihak tertentu di luar dari S3?
I : Pernah kaya kasih endorse ke tricker-tricker, terus endorse ikut sponsor event
misalkan kaya kemarin event tatto.
P : Berarti endorse tricker sama ikut sponsor dari event-event gitu ya mas,terus
habis itu berarti masuknya online sam aoffline juga ada ya mas. Kira –kira worth it
gak mas dari online dan offline
I : kalau untuk promosi lebih worth it ke online sih, cuma mengarahnya kan emang
ke toko fisik, jadi mereka biar datang kesini sambil tambah kenalan, tambah temen
sambil nongkrong, sepert itu.
P : kalau misalkan endorsement yang online itu kan diarahin untuk menggiring
opini orang tentang suatu produk menurut mas Deddy lebih efektif yang mana mas
yang diarahin kaya endorsement atau yang lagi nongkrong-nongkrong
P : Berarti yang emang alami gitu aja ?

80

I : Kalau aku pribadi gak ada kampanye-kampanye, mungkin dulu kaya tementemen di Jogja itu mereka kampanye misal kaya di Sunday Morning, ngenalin apa
sih itu vaporizer ke masyarakat
P: Kampanyenya di ruang terbuka ?
I : Iya.. kalu aku sendiri selama ini belum pernah di Salatga seperti itu. Tapi itu
terjadi sendiri banyak orang yang tadi.. tertarik, penasaran sebenernya.
P : Oh.. Oke.. Oke. Jadi berarti yang gak di desain sama perusahaan yang malah
lebih efektif.
I : Iya
P : Kalau S3 sama komunitas SSV komunitas vapor di Salatiga ada hubungan
enggak yang lebih khusus ke mempromosikan S3 ke masyarakat dan anak-anak
komunitas?
I : Ada... karena emang salah satu pendiri SSV itu aku sama beberapa temen
komunitas, waktu itu waktu masih di Pancasila, aku mikir kok komunitas Salatiga
vakum ya, kok kalah sama komunitas-komunitas kota yang lain. Vakumnya itu
karena temen-temen komunitas yang dulu yang Ssalatiga . Ya sebenernya aku bikin
komunitas Salatiga vaporizer, nah disitu anggotanya kan beberapa pecinta
vaporizer tapi mereka Mereka pada mendirikan toko sendiri-sendiri, jadi udah
jarang omunikasi. Paling komunikasi ya Cuma soal dagangan. Jadi karena vakum
aku sama temen-temen bikin lagi sama temen-temen vaporizer yang emang bikin
toko, tapi beberapa ada yang masuk. Karena untuk majuin komunitas vapor di
Salatiga
Tapi aku gak mau jadi pengurus, aku di belakang ajalah. karena nanti kalau aku
yang ngurus SSV nih nanti orang-orang ngira oh.. ini SSV nih komunitas ku, nanti
gakk enak sama yang lain nanti dikirainikut promosiin
P : Jadi sekedar founder aja lah ya, oke.. tapi kalau buat promosi yang kaya bikin
acara atas nama komunitas tapi untuk promosi toko ada nggak mas ?

81

I : Kalau itu.. Aku sendiri dari awal ngomongSSV kalau bikin acara jangan bawa
nama toko. Aku sendiri yang bilang gitu
P : Oh.. biar nggak kaya ditunggangi ya mas ?
I : He em... Oh ini toko ini yang bikin sendiri, aku kalau bikin event mending pake
namaku sendiri, terus minta persetujuan mereka.
P : Oh..Atau ngundang malah ya mas ? Jadi kalau gitu malah mas Deddy yang
ngarahin jangan ada promosi toko di acara komunitas
I : Hm eh.. Kalau SSV bikin acara ya semua toko yang dipromosiin bukancCuma 1
toko
P : Berarti emang yang terkait ya mas ?
I : Semua toko yang ngasih endorse, dan ngasih dukungan SSV. Karena ada kan
beberapa toko yang gak support mereka ya ngapain dipromosiin gitu tap kalau
kemarin-kemarin SSV bikin acara ya jangan cuma 1 toko aja yang dipromosiin jadi
sekalian semua toko vapor di Salatiga temen-temen komunitas bisa bebas milih
maubeli dimana itu terserah mereka
P : Mas Deddy selain buka toko riwayatnya di vaporizer apa lagi nih mas
I : Gak ada sih paling ya ikut-ikut komunitas di luar Salatiga biar aku tau disana
seperti apa komunitasnya kalau ada event-event aku datang dan bisa tau kaya apasih
jadi bisa aku bawa ke Salatiga
P : Kalau ada event di luar mas Deddy suka ikut jadi peserta atau yang lainnya gak
mas ?
I : Ya.. beberapa kali ikut jadi peserta, jadi juri, terus.. buka stand.
P : Oh.. jadi juri dan buka stand ya biasanya. terus waktu itu kalau jadi peserta itu
ikutnya yang kelas apa tuh mas ?
I : Peserta cloudcasing(?)... kan biasanya kalau komuniti biasanya ada cloudcasing
(?)... dan vapetrick

82

P : Berarti waktu itu jadi juri cloud...(?)
I : Iya...
P : Oh gitu.. Okedeh mas, segitu aja pertanyaan dari aku, nanti kalau ada
pertanyaan-pertanyaan lagi dari aku, aku kontak lagi mas Deddy, makasih banyak
ya mas.
I : Oke.. sama-sama.

83

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Kuliah di PTN Kini Lebih Mahal

0 87 1